NAMA ASISTEN:
1. NUR FADLI, S. Hut
2. SRI YUSMITASARI YUSUF
3. VERONIKA MASSENG
4. GINA MUTMAINNAH
5. EUNIKE CHRISTAFILIA RUBEN
6. GILANG RAMADHAN
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulilah senantiasa kami panjatkan kehadirat Allah SWT. yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan
laporan ini yang berjudul ”Pengambilan Sampel, Sterilisasi Alat dan Pembuatan
Media PDA (Manual)” guna memenuhi tugas untuk mata kuliah Praktek
Bioteknologi. Saya Menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus memberikan doa, saran dan kritik
sehingga makalah ini dapat terselesaikan. Saya menyadari sepenuhnya bahwa
laporan ini masih jauh dari sempurna, dikarenakan terbatasnya pengalaman dan
pengetahuan yang saya miliki.
Sebagai penulis, saya menyadari bahwa masih terdapat kekurangan, baik
dari penyusunan maupun tata bahasa penyampaian dalam laporan ini. Oleh karena
itu, kami dengan rendah hati menerima saran dan kritik dari pembaca agar kami
dapat menjadikan koreksi dalam pembuatan makalah selanjutnya. Kami berharap
semoga laporan praktikum yang kami susun ini memberikan manfaat dan juga
inspirasi untuk pembaca.
Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak-pihak yang
sangat berperan penting dalam proses kegiatan praktikum, terutama kakak asisten
kami yang selalu memberikan bimbingan kepada penulis. Semoga laporan
praktikum ini bermanfaat untuk praktikum selanjutnya,Penulis menyadari sebagai
manusia tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu,penulis mengucapakan terima
kasih kepada semua pihak yang sudah membantu selama penyusunan laporan ini .
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL.......................................................................................i
KATA PENGANTAR........................................................................................ii
DAFTAR ISI ii
i
DAFTAR GAMBAR......................................................................................... iv
BAB I............................................................................................................... 1
PENDAHULUAN............................................................................................. 1
1.1 Latar Belakang.................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat.........................................................................2
BAB II.............................................................................................................. 3
TINJAUAN PUSTAKA.....................................................................................3
2.1 Pengambilan Sampel.......................................................................3
2.1.1 Tristaniopsis Merguensis..................................................................3
2.2 Sterilisasi dan Pembuatan Media.....................................................5
2.2.2 Media Pertumbuhan.........................................................................6
BAB III............................................................................................................. 10
METODE PRAKTIKUM...................................................................................10
3.1 Waktu dan Tempat...........................................................................10
3.2 Alat dan Bahan.................................................................................10
3.3 Prosedur Kerja.................................................................................11
BAB IV............................................................................................................. 13
HASIL DAN PEMBAHASAN...........................................................................13
4.1 Hasil................................................................................................. 13
4.2 Pembahasan....................................................................................14
BAB V.............................................................................................................. 15
PENUTUP........................................................................................................ 15
5.1 Kesimpulan......................................................................................15
5.2 Saran............................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 16
LAMPIRAN...................................................................................................... 17
3
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1 Sampel tanah..............................................................................
Gambar 4.2 Sterilisasi panas kering menggunakan oven...............................
Gambar 4.3 Sterilisasi panas basah menggunakan autoklaf..........................
Gambar 4.4 Media Potato Dextrose agar (manual).........................................
4
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Data lingkungan pohon Tristaniopsis Merguensis..............................
5
6
BAB I
PENDAHULUAN
pembuatan media ini perlu untuk dilakukan agar dapat mengetahui dan
mempelajari pertumbuhan mikrobiologi dengan mempelajari teknik sterilisasi dalam
kerja mikrobiologi serta fungsi media pertumbuhan mikrobiologi (Suprapti dkk.,
2020).
1.2.1 Tujuan
Tujuan dari praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Mengetahui dan memahami metode pengambilan sampel tanah yang tepat.
2. Mengetahui karakteristik tanah yang tidak dapat diamati langsung
dilapangan.
3. Mengenal berbagai jenis media pertumbuhan mikroba.
4. Mempelajari cara-cara pembuatan media pertumbuhan mikroba.
5. Mengenal berbagai fungsi media pertumbuhan mikroba.
6. Mengetahui dan mempelajari macam-macam Teknik sterilisasi dalam kerja
mikrobiologi.
1.2.2 Manfaat
Manfaat dari Pengambilan Sampel, Sterilisasi Serta Pembuatan Media PDA
secara Manual, antara lain :
1. Manfaat dari Pengambilan Sampel adalah mengetahui cara pengambilan
sampel khususnya sampel tanah secara tepat.
2. Manfaat dari Sterilisasi Alat adalah mampu mengetahui cara untuk
mencegah terjadinya kontaminasi pada media PDA manual, selain itu
sterilisasi yang dilakukan sebagai salah satu syarat berhasilnya praktikum
pembuatan media (PDA) yang dilakukan sebagai media tanam jamur.
3. Manfaat dari Pembuatan Media PDA secara (Manual) adalah Mengetahui
jenis-jenis media pertumbuhan mikroba serta fungsi dari media tersebut.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
berbentuk tabung menyatu dengan bagian lobus yang tajam, berambut. Petal 5
berlekatan. Benang sari banyak, berhadapan dengan petal, 5 kelompok. Ovari
tenggelam atau setengah tenggelam dengan 3 ruang. Buah kapsul dengan 3 lokus,
sebagian tertutup kelopak (Akbarini, 2016).
Sampai saat ini masih belum ada data yang akurat tentang
perkembangbiakan dan pertumbuhan pohon Pelawan. Masyarakat saat ini mulai
membudidayakan pohon Pelawan dari anakannya. Pohon Pelawan dimanfaatkan
oleh masyarakat di Kepulauan Bangka Belitung sebagai kayu bakar karena
menghasilkan api yang bagus, panas lebih lama, dan abu sedikit. Selain itu, pohon
Pelawan mempunyai kayu yang sangat kuat sehingga dijadikan sebagai bahan
bangunan oleh masyarakat. Selain itu, pohon Pelawan merupakan tumbuhan yang
memegang peranan penting bagi masyarakat di Kepulauan Bangka Belitung
sebagai sumber ekonomi. Keberadaan pohon ini akan memicu kemanfaatan yang
sangat berarti bagi perekonomian masyarakat. Pada sistem perakaran pohon
Pelawan akan tumbuh jamur Pelawan jika selesai hujan yang disertai petir. Jamur
Pelawan merupakan jamur termahal yang ada di Provinsi Kepulauan Bangka
Belitung, bahkan mungkin di Indonesia. Berdasarkan hasil pengamatan, Penulis
mendapatkan informasi bahwa 1 kg jamur Pelawan bernilai 800 ribu rupiah, bahkan
jika sulit diperoleh dipasaran harganya mencapai 1,2 juta/kg. Hasil penelitian
Wardani pada tahun 2008, pohon Pelawan berpotensi sebagai bahan insektisida
dengan cara membakar pepagan pada malam hari sehingga asap yang dihasilkan
dapat mengusir hama padi di sawah (Akbarini, 2016).
2.1.2 Mikroba Tanah
Tanah yang terbentuk merupakan hasil kombinasi dari proses fisik, biologi
maupun kimia. Pada tanah baik didalam maupun di permukaan terdapat mikroba
yang berkembang biak secara beraneka ragam. Jenis mikroba tanah antara lain
dapat berupa bakteri, aktomisetes dan fungi. Adanya mikroba dalam tanah dapat
berperan sebagai penyubur tanah karena menghasilkan zat-zat nutrisi dalam tanah.
Selain itu mikroba juga berperan untuk menguraikan bahan-bahan organik dan
menghasilkan zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba sebagai hasil
metabolismenya (Banyak jasad renik yang diisolasi dari tanah ditemukan memiliki
kemampuan menghasilkan zat-zat antibiotik. Produksi antibiotika yang berasal dari
hasil metabolisme mikroba dilakukan secara fermentasi. Proses fermentasi ini
membutuhkan koloni mikroba sebagai stater dan media tertentu sebagai subtrat
(sumber nutrisi). Beberapa penelitian di Indonesia sudah membuktikan adanya
mikroba tertentu yang menghasilkan metabolit yang berpotensi sebagai antimikroba
(Puspadewi, 2020).
Mikroorganisme yang berada di permukaan maupun dalam tanah dapat
dijadikan sebagai koleksi untuk konservasi mikroba tanah. Salah satu tempat yang
menjadi habitat dari mikroba adalah kebun. Tanah kebun sangat berpotensi untuk
diambil dan digunakan sebagai bahan untuk mencari mikroba yang bermanfaat
(Puspadewi, 2020). Mikroba tanah adalah komponen utama biota tanah dan sangat
menentukan status kesuburan dan kesehatan tanah. Mikroba tanah dipelajari
dalam dalam kajian Mikrobiologi Tanah (Soil Microbiology) yaitu ilmu yang
10
organisme dalam proporsi tertentu. Yang mendasar ada sumber energi, berbagai
makro dan mikronutrien, vitamin dan lain-lain juga harus memiliki pH yang cocok.
Terlebih lagi harus steril, maka organisme yang dikembangbiakkan dapat
membantu media murni (Atmanto dkk., 2022).
Cara membuat media tanam adalah dengan mencampur semua bahan,
kemudian ditambah air hingga kandungan airnya 60% dan dimasukan kedalam
media tanam, Sambil dilakukan pemadatan pada media. Sebelum digunakan
sebagai media tumbuh jamur tiram putih, dahulu harus melalui proses sterilisasi.
Proses ini sangat penting dilakukan guna menghindari kontaminasi atau tumbuhnya
jamur liar yang tidak diinginkan. Sterilisasi bertujuan untuk mencegah pertumbuhan
semua jasad hidup yang berada dalam baglog (yang terbawa bersama bahan
baku),yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur yang ditanam (Sp, 2017).
Untuk penyimpanan stok bahan media maupun media yang sudah jadi perlu
diperhatikan suhu ruangan atau lemari pendingin yang sesuai dengan petunjuk
suhu penyimpanannya. Kesalahan-kesalahan yang terjadi akibat proses
pembuatan media (Suprapti dkk., 2020):
1. Kualitas akuades yang jelek (keruh, kotor, berbusa, pH terlalu rendah).
2. Wadah yang tercemar.
3. Salah dalam penimbangan dan volume akuades.
4. Terlalu panas pada proses pembuatannya.
5. Terlalu lama disimpan pada suhu 50°C.
6. Ph tidak cocok.
7. Tidak sempurnanya cara melarutkan.
8. Kesalahan penyimpanan media, baik bahan baku maupun media setelah
jadi.
Akibat dari kesalahan pembuatan media (Supraptip, 2020):
1. Terjadi kekeruhan/pengendapan.
2. Warna terlalu gelap (terkadang media gosong).
3. Media agar terlalu lembek.
4. Pertumbuhan kuman terhambat.
2.2.3 PDA (Potato Dextrose Agar)
PDA (Potato Dextrose Agar) adalah media yang umum untuk pertumbuhan
jamur di laboratorium karena memiliki pH yang rendah (pH 4,5 sampai 5,6)
sehingga menghambat pertumbuhan bakteri yang membutuhkan lingkungan yang
netral dengan pH 7,0, dan suhu optimum untuk pertumbuhan antara 25-30 °C
(Cappucino, 2014)(Aini dan Rahayu, 2015). Media PDA instan dibuat oleh pabrik-
pabrik atau perusahaan tertentu sudah dalam bentuk sediaan siap pakai, namun
harganya mahal, higroskopis, dan hanya dapat diperoleh pada tempat tertentu.
Mahalnya harga media instant yang mencapai Rp 500.000,- hingga Rp 1.500.000,-
setiap 500 g serta melimpahnya sumber alam yang dapat digunakan sebagai media
pertumbuhan mikroorganisme mendorong para peneliti untuk menemukan media
alternatif dari bahan-bahan yang mudah didapat dan tidak memerlukan biaya yang
mahal dan sekaligus dapat mengurangi keseluruhan biaya yang harus dikeluarkan
dalam penelitian. Bahan yang digunakan harus mengandung nutrisi yang
dibutuhkan untuk pertumbuhan seperti dari bahan yang kaya akan karbohidrat dan
protein (Wantini & Octavia, 2018).
14
Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan salah satu media yang digunakan
untuk pertumbuhan jamur Aspergillus flavus. Media PDA dibuat pabrik dalam
bentuk sediaan siap pakai, harganya mahal, higroskopis, dan hanya diperoleh pada
tempat tertentu. Melimpahnya sumber alam seperti singkong (Manihot esculenta
Crantz), dapat digunakan sebagai media alternatif pertumbuhan mikroorganisme.
Dilakukan modifikasi media pertumbuhan jamur Aspergillus flavus menggunakan air
rebusan singkong sebagai komposisi utama pengganti karbohidrat dari kentang.
Tujuan penelitian untuk mengetahui perbandingan pertumbuhan jamur Aspergillus
flavus pada media PDA dan media alternatif dari singkong. Penelitian ini
merupakan penelitian eksperimen dengan cara menginokulasikan Aspergillus flavus
dengan metode single dot. Pengamatan dilakukan selama tujuh hari secara
makroskopis dengan mengukur diameter koloni jamur menggunakan jangka sorong
dalam satuan mm serta dilakukan uji penegasan secara mikroskopis. Hasil
penelitian menunjukan bahwa rata-rata pertumbuhan diameter koloni pada media
PDA adalah 30,911 mm dengan standar deviasi 15,335 mm, sedangkan untuk
media singkong rata-rata diameter koloninya adalah 34,592 mm dengan standar
deviasi 15,219 mm. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,690 > 0,05, artinya
bahwa tidak ada perbedaan antara rata-rata diamater koloni pertumbuhan
Aspergillus flavus pada media PDA dan media singkong. Dapat disimpulkan bahwa
media kentang merupakan media alternatif yang cukup optimal sebagai pengganti
media PDA instan (Wantini & Octavia, 2018).
Pertumbuhan jamur pada biji dapat diketahui dengan menggunakan medium
pertumbuhan berbahan kentang dan agar-agar yang biasa disebut Potatoes
Dextrose Agar (PDA). Medium PDA dapat dijadikan sebagai medium alternatif
karena bahannya mudah diperoleh, murah, dan menghemat biaya penelitian.
Medium PDA adalah bahan semi sintetik yang mengandung bahan alami yaitu
kentang serta bahan sintesis yaitu agar-agar dan dextrose (Wantini & Octavia,
2018).
BAB III
METODE PRAKTIKUM
4. Bungkus semua alat (yang terbuat dari gelas kaca dan yang tahan terhadap
pemanasan) menggunakan kertas bekas.
5. Masukan semua alat yang sudah terbungkus rapat ke dalam oven
6. Nyalakan oven dan lakukan proses sterilisasi (dengan suhu 150ºC, selama 2
jam).
7. Keluarkan semua alat dan letakkan di tempat yang bersih
8. Tidak membuka pembungkus jika alat tersebut belum akan digunakan
(bungkus dibuka hanya apabila alat tersebut akan digunakan. Hal ini
dilakukan sebagai upaya untuk meminimalisir terjadinya kontaminasi
terhadap alat-alat yang sudah steril).
Prosedur dalam praktikum pembuatan media ini, adalah:
1. Cuci cawan, bungkus cawan petri dengan kertas bekas kemudian oven
dengan suhu 1500C selama 2 jam
2. Masukkan cawan yang telah di oven di laminary air flow untuk diberikan UV
3. Cuci kentang dan kupas hinggah bersih lalu potong menjadi bangian yang
kecil-kecil
4. Timbang Potato Dextrose Agar (PDA) (100 gram) atau kentang yang telah di
potong kecil-kecil, kemudian dimasukkan kedalam Erlenmeyer.
5. Tambahkan 500 ml aquades
6. Masukkan kedalam oven selama 20 menit (di bagi menjadi 4 sesi dengan 5
menit per sesinya, 5 menit ketiga Erlenmeyer di keluarkan dan kentang di
haluskan lalu dimasukkan kembali kedalam Erlenmeyer sambil
mengaduknya, kemudian masukkan lagi kedalam oven selama 5 menit)
7. Keluarkan Erlenmeyer dari oven
8. Timbang Sukrosa (10 gram), dan agar-agar (8,9 gram) dan dimasukkan ke
dalam Erlenmeyer, lalu tutup menggunakan aluminium foil
9. Panaskan Erlenmeyer di atas hot plate hingga mendidih sambil diaduk
dengan magnet stirer sampai homogen. Lalu tutup dengan aluminium foil.
10. Panaskan Erlenmeyer dalam autoklaf untuk disterilkan pada suhu 121ºC
dengan tekanan 2 atm selama 15 menit
11. Keluarkan Erlenmeyer dari autoklaf, tuang media PDA pada cawan petri.
12. Bungkus cawan petri dengan menggunakan plastik wrap,lalu simpan dalam
box.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
4.1.1 Pengambilan Sampel
Tabel 1. Data lingkungan pohon Tristaniopsis Merguensis
No. Sampel Diameter Ttot Tbc
1. Pohon TM 1 22 cm 26˚ 102 cm
2. Pohon TM 2 19 cm 18˚ 124 cm
3. Pohon TM 3 16 cm 21˚ 47 cm
18
Sterilkan 15 cawan petri dalam oven bersuhu 150º C selama 2 jam. Setelah
alat disterilkan, media disiapkan dan dipanaskan dalam autoklaf selama 2 jam pada
suhu 121°C dan tekanan 2 atm. Hasil yang diperoleh adalah media Potato
Dextrose Agar (PDA) sebanyak 400 ml cukup untuk mengisi 15 cawan petri yang
telah disterilkan.
4.2 Pembahasan
4.2.1 Pengambilan Sampel
Praktikum pengambilan sampel dilakukan untuk mengetahui dan
mempelajari keadaan tana yang ada di bawah tajuk dan smpel pohon Tristaniopsis
Merguensis. sampel tanah standa di ambil dari tiga pohon yang berbeda di Hutan
Pendidikan, Universitas Hasanuddin. Sampel tanah yang diambil adalah contoh
tanah terganggu (disturbed soil sample) pada kedalaman 0-20 cm. Sampel diambil
dalam keadaan steril dan langsung dimasukkan ke dalam box pendingin agar kadar
air dan mikroorganisme didalamnya tetap terjaga kondisinya. Kemudian bekteri
rhizosfer ajan diisolasi dan di identifikasi di Laboratorium Bioteknologi dan
Pemuliaan Pohon, Fakultas Kehutanan Universita Hasanuddin, Makassar.
Bakteri rizosfer memiliki berbagai peran seperti menyediakan nutrisi bagi
tanaman, melindungi tanaman dari infeksi bakteri patogen (terutama di daerah
perakaran) menghasilkan hormon pertumbuhan, seperti indol acetic acid, pelarut
fosfat, pengikat nitrogen, dan lain-lain. Selain itu, bakteri rizosfer dapat
20
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan mengenai praktikum sterilisasi dan media tanam yang dilakukan
adalah sebagai berikut:
1. Metode pengambilan sampel tanah yang tepat dilakukan sesuai dengan
prosedur praktikum dan dalam kondisi aseptik.
2. Karakteristik tanah yang tidak dapat diamati langsung dilapangan, tanah
dalam berbagai tempat memiliki banyak perbedaan dengan tempat lainnya
maka kita perlu melakukan praktikum praktikum sampel tanah dan
pembuatan media sehingga dapat lebih memahami keadaan tanah pada
suatu tempat yang dapat dijadikan sebagai lahan yang baik untuk
pertumbuhan tanaman.
3. Media pertumbuhan mikroba yang digunakan adalah Potato Dextrose Agar
(PDA), memberikan lingkungan yang cocok untuk pertumbuhan dan studi
mikroorganisme.
4. Mempelajari cara pembuatan media pertumbuhan mikroba melibatkan
pemahaman yang mendalam tentang komposisi media, teknik sterilisasi, dan
praktik kebersihan yang baik.
5. Media pertumbuhan mikroba memiliki fungsi untuk menumbuhkan
mikroorganisme.
6. Teknik sterilisasi adalah proses kunci dalam kerja mikrobiologi, terdapat
sterilisasi menggunakan autoklaf (sterilisasi basah) dan sterilisasi
nenggunakan oven (sterilisasi kering).
5.2 Saran
5.1.1 Saran untuk Laboratorium
Saran saya untuk laboratorium adalah agar tetap menjaga kebersihan dan
semoga kedepannya laboratorium sudah tidak padat praktikan lagi.
5.1.2 Saran untuk Asisten
Saran saya untuk kakak agar mempertahankan sifat dan cara
menjelaskannya dengan baik saat melaksanakan praktikum.
22
DAFTAR PUSTAKA
Aini, N., & Rahayu, T. (2015). Media alternatif untuk pertumbuhan jamur
menggunakan sumber karbohidrat yang berbeda. Doctoral dissertation,
Universitas Muhammadiyah : Surakarta.
Akbarini, D. (2016). Pohon Pelawan (Tristaniopsis Merguensis): Spesies Kunci
Keberlanjutan Hutan Taman Keanekaragaman Hayati Namang–Bangka
Tengah. Al-Kauniyah, 9(1), 66-73.
Atmanto, Y. K. A. A., Asri, L. A., & Kadir, N. A. (2022). Media Pertumbuhan
Kuman. Jurnal Medika Hutama, 4(01 Oktober), 3069-3075.
Enggiwanto, S., Istiqomah, F., Daniati, K., Roanisca, O., & Mahardika, R. G. (2018).
Ekstraksi daun pelawan (Tristaniopsis merguensis) sebagai antioksidan
menggunakan Microwave Assisted Extraction (MAE). Indonesian journal
of pure and Applied Chemistry, 1(2), 50-55.
Hermanto, S. P. (2017). Modifikasi Steam Boiler pada Alat Sterilisasi untuk Minimasi
Kontaminan Mikroba Media Tumbuh Jamur (Baglog). Indonesian Journal
of Industrial Research, 12(2), 131-138.
Hermanto, S. P. (2017). Modifikasi Steam Boiler pada Alat Sterilisasi untuk Minimasi
Kontaminan Mikroba Media Tumbuh Jamur (Baglog). Indonesian Journal
of Industrial Research, 12(2), 131-138.
Irawati, A. F. C., Mutaqin, K. H., Suhartono, M. T., Sastro, Y., Sulastri, N., & Widodo,
N. (2017). Eksplorasi dan pengaruh cendawan endofit yang berasal dari
akar tanaman cabai terhadap pertumbuhan benih cabai merah. Jurnal
Hortikultura, 27(1), 105.
Istini, I. (2020). Pemanfaatan plastik polipropilen standing pouch sebagai salah satu
kemasan sterilisasi peralatan laboratorium. Indonesian Journal of
Laboratory, 2(3), 41-46.
Khairani, K., Aini, F., & Riany, H. (2019). Karakterisasi dan identifikasi bakteri
rizosfer tanaman sawit jambi. Al-Kauniyah: Jurnal Biologi, 12(2), 198-206.
Pati, T. M. (2015). Ilmu Resep Teori Jilid I. Deepublish.
Puspadewi, R., Anugrah, R., Abdulbasith, A., & Yunita, I. (2019). Isolasi
Mikrobatanah Yang Berpotensi Menghasilkan Antimikroba. Jurnal Ilmiah
Manuntung, 6(1), 49-56.
Suprapti, L., Heruwati, A., Sukesi, A. D. B., Setiyono, H., Indahwati, T., &
Handayani, W. (2020). Pedoman Pembuatan Media Dan Reagensia
Racik. Deepublish.
Suprapti, L., Heruwati, A., Sukesi, A. D. B., Setiyono, H., Indahwati, T., &
Handayani, W. (2020). Pedoman Pembuatan Media dan Reagensia
Racik. Deepublish.
Sutarman, S. (2016). BIOFERTILIZER FUNGI: Trichoderma dan Mikoriza. UMSIDA
Press : Sidoarjo.
Wantini, S., & Octavia, A. (2018). Perbandingan pertumbuhan jamur Aspergillus
flavus pada media PDA (potato dextrose agar) dan media alternatif dari
singkong (Manihot esculenta Crantz). Jurnal Analis Kesehatan, 6(2), 625-
631.
23
Wulandari, S., Nisa, Y. S., Taryono, T., Indarti, S., & Sayekti, R. S. (2021). Sterilisasi
peralatan dan media kultur jaringan. Agrotechnology Innovation
(Agrinova), 4(2), 16-19.
24
LAMPIRAN
Lampiran 1. Dokumentasi kegiatan