Kami menyatakan bahwa laporan praktek kerja lapangan yang disusun oleh:
Diterima sebagai salah satu persyaratan guna menyelesaikan Studi Strata Satu
(S1) pada Fakultas Pertanian Universitas Borobudur.
Menyetujui,
Mengetahui,
Tanggal Persetujuan:
1
KATA PENGANTAR
2
7. Yesi Melanita, Ladayna Tawalani Melati Kusuma dan Nadia Rahma selaku
sahabat dunia dan akhirat (insyaAllah) yang senantiasa memberikan banyak
masukan ide, semangat, motivasi, serta do’anya selama melaksanakan
Praktek Kerja Lapangan ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan semuanya yang telah
membantu memberikan dukungan.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna baik dari
segi isi, maupun penulisan. Oleh karena itu, saran, kritik, dan masukan yang
bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan pembuatan
laporan selanjutnya. Penulis berharap laporan ini dapat bermanfaat bagi pembaca
pada umumnya dan dipergunakan dengan sebaik-baiknya.
3
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PENGESAHAN..................................................................................i
KATA PENGANTAR..........................................................................................ii
DAFTAR ISI......................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..............................................................................................vii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................viii
DAFTAR LAMPIRAN......................................................................................ix
BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1
2.2. Perkecambahan...............................................................................7
4
2.2.1. Tahapan Proses Perkecambahan.........................................8
2.5.1. Pertumbuhan.....................................................................16
2.5.2. Perkembangan..................................................................17
5
3.3.1. Bahan................................................................................28
3.3.2. Alat...................................................................................28
5.1. Kesimpulan..................................................................................44
5.2. Saran.............................................................................................44
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
6
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Indigofera sp.......................................................................................4
2. Daun (a), bunga (b), polong (c) dan biji dari Indigofera sp. (d).........5
6. Rockwool...........................................................................................20
7. Kapas.................................................................................................21
9. Penyemaian biji.................................................................................25
13. Penyemaian biji pada media rockwool (a) dan media kapas (b).......31
17. Serangan jamur pada media rockwool (a) dan serangan jamur
Dan larva lalat pada media kapas (b)................................................38
8
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
5. Kegiatan pendukung.......................................................................73
9
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
4
5
2.2. Perkecambahan
Perkecambahan merupakan tahap awal perkembangan suatu tumbuhan,
khususnya tumbuhan berbiji. Dalam tahap ini, embrio di dalam biji yang semula
berada pada kondisi dorman mengalami sejumlah perubahan fisiologis yang
menyebabkan biji berkembang menjadi tumbuhan muda. Tumbuhan muda ini
dikenal sebagai kecambah. (Mudiana, 2007).
Biji yang telah dibelah akan terlihat bagian-bagiannya berupa cadangan
makanan dan embrio atau calon individu baru yang disebut juga lembaga
tumbuhan. Embrio dari akar lembaga (radikula), daun lembaga (kotiledon) san
batang lembaga (kaulikulus).
8
masing-masing. Akar akan menyerap zat hara dari dalam tanah, sedangkan daun
akan melakukan proses fotosintesis (Mudiana, 2007).
Pertumbuhan dan perkembangan telah dimulai sejak biji terkena air.
Setelah terjadi proses imbibisi (masuknya air ke dalam biji), embrio di dalam biji
melakukan perbanyakan sel. Pada tahapan ini, sel-sel mengalami proses
penambahan jenis dan fungsi sel menjadi jelas. Tahap berikutnya adalah proses
pembentukan organ-organ yang disebut organogenesis. Proses perkecambahan
diawali dengan berubahnya struktur embrio biji menjadi tumbuhan kecil di dalam
biji yaitu terlihat daun kecil, calon batang dan calon akar.
Setelah biji menyerap air (imbibisi), biji membesar sehingga kulit biji
pecah. Secara umum, proses perkecambahan terjadi secara kimiawi. Dengan
masuknya air ke dalam biji, enzim akan bekerja dengan aktif. Jika embrio terkena
air, embrio menjadi aktif dan melepaskan hormon giberelin (GA). Hormon ini
memacu aleuron untuk membuat (mensintesis) dan mengeluarkan enzim. Enzim
yang dikeluarkan antara lain: enzim amilase, maltase dan enim pemecah protein.
Amilase merubah amilum (pati) menjai maltosa. Maltosa dihidrolisis
oleh maltase menjadi glukosa. Metabolisme glukosa menghasilkan energi dan
aatau senyawa-senyawa untuk menyusun struktur tubuh tumbuhan. Pembentukan
energi membutuhkan oksigen. Oleh sebab itu, proses perkecambahan
membutuhkan oksigen. Protein yang ada dipecah menjadi asam amino yang
berfungsi menyusun struktur sel dan enzim-enzim baru. Enzim-enzim di dalam
biji dapat bekerja dengan baik pada suhu tertentu, sedangkan suhu yang tinggi
dapat merusak enzim.
Cahaya pada proses perkecambahan dapat memengaruhi hormon
auksin. Hormon ini rusak atau terurai jika terkena intensitas cahaya yang tinggi.
Dengan demikian, pertumbuhan kecambah akan ke arah datangnya cahaya
(Rochmah et al., 2009).
1) Perkecambahan hipogeal
Pada perkecambahan ini, bakal batang tumbuh memanjang ke
permukaan tanah, kotiledon tetap berada di dalam tanah. Contoh: pertumbuhan
kacang kapri (Pisum sativum) dan jagung (Zea mays) (Gambar 5a).
2) Perkecambahan epigeal
Pada perkecambahan ini, hipokotil tumbuh menembus permukaan tanah
sehingga kotiledon terangkat ke permukaan tanah. Kemudian epikotil terangkat ke
atas kotiledon dan terbelah menjadi dua. Epikotil selanjutnya akan tumbuh
menjadi daun pertama, sementara kotiledon yang berisi cadangan makanan akan
menggugur dengan terbentuknya daun baru (Mudiana, 2007). Contoh:
perkecambahan kacang hijau (Phaseolus sp.) (Gambar 5b).
(a) (b)
Gambar 5. Perkecambahan hipogeal (a) dan perkecambahan epigeal (b)
(Sumber: Biohasanah, 2018)
tersebut yang diperoleh secara turun menurun, yang berupa gen dan hormon
sedangkan faktor luar meliputi faktor lingkungan (Rochmah et al., 2009).
A. Faktor dalam
Adapun faktor-faktor dalam yang memengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman sebagai berikut:
1. Gen
Ukuran batang, bentuk daun, biji dan bunga tanaman berbeda antara
satu tanaman dengan tanaman lainnya. perbedaan pertumbuhan dan
perkembangan tanaman dipengaruhi oleh faktor genetik. Antar jenis suatu
tanaman memiliki faktor genetik yang berbeda-beda pula. Faktor genetik banyak
digunakan dalam hal pemilihan bibit unggul. Gen pada tanaman berperan pada
pengaturan reaksi-reaksi kimia dalam sel (metabolisme sel).
2. Hormon
Hormon merupakan zat spesifik berupa zat organik yang dihasilkan
oleh suatu bagian tanaman untuk mengatur pertumbuhan dan perkembangannya.
Hormon juga dapat menghambat pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Hormon-hormon tanaman yang telah dikenal pada saat ini meliputi auksin,
giberelin, sitokinin, asam absisat, kalin, etilen dan asam traumalin. Berikut adalah
beberapa hormon yang berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan tanaman
yang disajikan pada Tabel 1.
B. Faktor luar
Faktor dalam dan luar membentuk suatu interaksi dalam hal
memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan. Faktor luar yang memengaruhi
pertumbuhan dan perkembangan tanaman meliputi faktor iklim, edafik dan
biologis.
1. Faktor iklim
Yang termasuk faktor iklim yaitu cahaya, oksigen, suhu udara dan
kelembaban.
Cahaya
Tumbuhan hijau membutuhkan cahaya untuk proses fotosintesis. Proses
fotosintesis menghasilkan zat-zat makanan bagi tumbuhan. Zat makanan yang
digunakan oleh tumbuhn sebagai sumber energi untuk melakukan kegiatan-
kegiatan hidupnya. Cahaya dapat memacu pembentukan klorofil, perkembangan
akar dan pembukaan daun. akan tetapi, intensitas cahaya yang terlalu tinggi dapat
merusak klorofil.
Oksigen
Oksigen diperukan oleh tanaman baik pada bagian tanaman yang ada di
permukaan tanah maupun bagian yang ada di dalam tanah, misalnya akar. Aerasi
tanah yang cukup, memberikan kesempatan sel-sel akar untuk melakukan
respirasi sehingga peredaran unsur-unsur hara dapat meningkat
Suhu udara
Beberapa proses yang terjadi di dalam tumbuhan sangat tergantung
kerja enzim. Enzim bekerja dipengaruhi oleh suhu. Proses respirasi, transpirasi
dan fotosintesis dipengaruhi oleh suhu. Pengaruh suhu pada fotosintesis lebih
banya pada kerja enzim-enzim fotosintetik.
Kelembaban
Kelembaban tanah dan kelembaban udara memengaruhi pertumbuhan
dan perkembangan tumbuhan. Tanah yang kaya humus mampu menyimpan air
lebih banyak, sehingga tanaman tumbuh lebih baik. Tanaman yang tumbuh
dengan baik menghasilkan seresah lebih banyak dan meningkatkan bahan organik
tanah. Kadar air yang ada di udara disebut kelembaban udara. Kadar air di udara
16
yang tinggi berpeluang untuk menjadi hujan. Air hujan masuk ke dalam tanah dan
akan disimpan dalam tanah.
2. Faktor edafik (tanah)
Ada banyak unsur yang diperlukan oleh tumbuhan. Tumbuhan
memerlukan nutrisi. Tumbuhan hijau mengambil nutrisi dari dalam tanah dalam
bentuk ion. Unsur-unsur yang telah tersedia dalam media tanam tidak segera dapat
dipergunakan oleh tumbuhan apabila fakto-faktor lain tidak terpenuhi, misalnya
adanya mikrobia dalam tanah.
3. Faktor biologis
Meliputi gulma, serangga, organisme penyebab penyakit, nematoda,
maupun mikroorganisme tanah seperti Rhizobium dan Mikorhiza (Rochmah et al.,
2009).
.
2.5.1. Pertumbuhan
Pertumbuhan merupakan resultan dari interaksi berbagai reaksi
biokimia, peristiwa biofisik dan proses fisiologis dalam tubuh tanaman bersama
dengan faktor luar. Titik awalnya adalah sel tunggal zigot, yang tumbuh dan
berkembang menjadi organisme multisel. Sintesis molekul yang besar dan
kompleks berlangsung terus menerus dari ion dan molekul yang lebih kecil,
pembelahan sel menghasilkan sel-sel baru, yang banyak dan diantaranya tidak
hanya membesar tapi juga berubah melalui proses yang lebih kompleks. Sehingga
tidak saja terjadi perubahan bentuk, pertumbuhan juga menyebabkan terjadinya
perubahan aktivitas fisiologi, susunan biokimia serta struktur dalamnya. Proses ini
disebut diferensiasi. Pertumbuhan serta diferensiasi sel menjadi jaringan, organ,
dan organisme disebut perkembangan. Perkembangan dinamakan juga
morfogenesis, karena melalui perkembangan tumbuhan mengubah bentuk dirinya
dari zigot menjadi sebatang pohon (Hasnunidah, 2011).
Pertumbuhan pada tanaman dibedakan menjadi pertumbuhan primer
dan sekunder (Rochmah et al., 2009).
a. Pertumbuhan Primer
Jaringan khusus yang mengalami pertumbuhan dengan cara
pembelahan dan pembesaran sel, disebut meristem. Selain membelah, sel juga
17
2.5.2. Perkembangan
Perkembangan tanaman merupakan suatu kombinasi dari sejumlah
proses yang kompleks yaitu proses pertumbuhan dan diferensiasi yang mengarah
pada akumulasi berat kering. Proses diferensiasi mempunyai tiga syarat: (1) hasil
asimilasi yang tersedia dalam keadaan berlebihan untuk dapat dimanfaatkan pada
kebanyakan kegiatan metabolik, (2) temperatur yang menguntungkan dan (3)
terdapat sistem enzim yang tepat untuk memperantarai proses diferensiasi.
Apabila ketiga persyaratan ini terpenuhi, salah satu atau lebih dari ketiga respon
18
diferensiasi ini akan terjadi: (1) penebalan dinding sel, (2) deposit dari sebagian
sel dan (3) pengerasan protoplasma.
Adanya pertumbuhan alometrik menyebabkan terjadinya morfogenesis.
Analisis morfogenesis menunjukkan bahwa bentuk suatu organ ditentukan oleh
arah pembelahan serta pembentangan selnya. Morfogenesis lebih tepat disebut
sebagai fisiologi dan biokimia perkembangan.
Perkembangan dapat didefinisikan sebagai suatu perubahan teratur dan
berkembang, seringkali menuju suatu keadaan yang lebih tinggi, lebih teratur atau
lebih kompleks, atau dapat pula dikatakan sebagai suatu seri perubahan pada
organisme yang terjadi selama daur hidupnya yang meliputi pertumbuhan dan
diferensiasi. Perkembangan dapat terjadi tanpa pertumbuhan dan demikian juga
halnya pertumbuhan dapat terjadi tanpa perkembangan, tapi kedua proses ini
sering bergabung dalam satu proses. Pada perkembangan tidak hanya perubahan
kuantitatif, tetapi juga menyangkut perubahan kualitatif di antara sel, jaringan dan
organ yang disebut diferensiasi. Diferensiasi menyangkut perubahan aktivitas
fisiologi, susunan biokimia serta struktur dalamnya (Hasnunidah, 2011).
Semakin besar diameter partikel suatu media, maka nilai bulk density semakin
rendah. Hal ini karena semakin kecilnya permukaan sentuh antar partikel suatu
media sehingga ruang pori yang terbentuk semakin besar dan besarnya ruang pori
akan berpengaruh pada aerasi suatu media (Oktafri et al., 2015).
Menurut Wibowo (2007), bahwa media tanam berfungsi sebagai tempat
tanaman meletakkan akarnya, sumber unsur hara bagi tanaman yang harus
didukung dengan drainase dan aerasi yang baik. Aerasi media dipengaruhi oleh
distribusi ukuran partikel penyusun, struktur (ruang pori) media, dan kandungan
air. Jika media memiliki ukuran partikel besar yang lebih banyak, maka total pori
sedikit dan media banyak memiliki pori berukuran besar. Sebaliknya jika partikel
penyusun suatu media berukuran halus maka total pori banyak dengan pori mikro
banyak (Sutanto, 2005). Kemampuan media dalam menyimpan air yang tinggi
belum tentu baik untuk menunjang pertumbuhan akar tanaman. Karena selain
membutuhkan air, akar tanaman juga membutuhkan oksigen, sehingga suatu
media harus memiliki aerasi yang baik.
beserta tanah dengan merobek terlebih dahulu polybag dan jarak tanam 1 × 1 m
diatur (Badan Litbang Pertanian, 2017).
5) Pemeliharaan bibit
Tempat pemeliharaan bibit Indigofera sp. berupa rak yang terbuat dari
bilah bambu atau besi. Pada rak pemeliharan bibit harus diupayakan adanya
ventilasi atau jalan angin di bawah rak bibit dan berfungsi untuk mencegah
penularan bibit penyakit dari tanah yang sering terlontar ke daun bila terkena
cipratan air hujan. Dengan adanya rak bibit, kelebihan air siraman atau hujan
dengan mudah menetes ke bawah, sehingga media tidak menjadi becek dan
kelembaban udara di sekitar bibit tidak terlalu tinggi. Hal ini penting untuk
menghindari pertumbuhan jamur dan bakteri penyebab penyakit (Nurwardani,
2008).
BAB III
METODE PELAKSANAAN
3.3.2. Alat
Alat-alat yang digunakan dalam kegiatan praktek kerja lapangan ini
adalah:
a. Timbangan digital untuk mengukur berat biji Indigofera sp. (g)
b. Mistar untuk mengukur tinggi tanaman (cm)
c. Nampan untuk menaruh media semai kapas dan rockwool
d. Mulsa hitam untuk membungkus tempat persemaian
e. Polybag
f. Alat penyiram tanaman (gembor)
g. Cutter untuk memotong rockwool
h. Tusuk gigi untuk melubangi rockwool saat penyemaian biji
i. Kertas label.
pada saat biji sudah muncul radikula dan plumula. Cahaya matahari yang masuk
ke dalam greenhouse berkisar 80 - 85%. Media tanam transplanting adalah tanah,
pupuk kandang ayam yang sudah dicampur dengan sekam mentah dan pupuk
kandang kelinci dengan perbandingan 1:1:1. Pemindahan bibit Indigofera sp.
dilakukan pada saat bibit berumur 10 hari setelah semai atau bibit yang sudah
memiliki hipokotil, epikotil dan berdaun empat. Pemindahan bibit Indigofera sp.
dilakukan pada sore hari dengan langkah-langkah sebagai berikut: lubang tanam
sedalam 5 cm dibuat dalam polybag, kemudian bibit beserta media rockwool
ditanam ke dalam lubang tanam kemudian disiram dengan air hingga jenuh.
Pemeliharaan bibit Indigofera sp. setelah dilakukan trasnplanting terdiri dari
penyiraman, penyiangan dan penyulaman.
(a) (b)
Gambar 12. Pemotongan rockwool (a) dan peletakan kapas ke dalam nampan (b)
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2018)
31
(a) (b)
Gambar 13. Penyemaian biji pada media rockwool (a) dan media kapas (b)
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2018)
(a) (b)
Gambar 14. Pemindahan bibit dari media kapas ke media rockwool dengan cara
dijepit (a) dan pemindahan bibit ke dalam polybag (b)
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2018)
2. Tinggi tanaman
Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada saat bibit Indigofera sp.
berumur 10 hari setelah semai sampai dengan 31 hari setelah semai. Tinggi
tanaman ditentukan dengan mengukur dari atas permukaan media tumbuh sampai
titik tumbuh tertinggi dengan menggunakan mistar.
3. Jumlah daun
Penghitungan jumlah daun dilakukan pada umur 10 hari setelah semai
sampai dengan 31 hari setelah semai bersamaan dengan mengukur tinggi tanaman.
Pengamatan dilakukan secara manual dengan menghitung jumlah helaian daun
tanaman.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Penyemaian
Pada waktu penyemaian, biji langsung disemai pada media tanam dan
tidak ada perlakuan khusus. Hal ini dilakukan karena media tanam yang
digunakan steril dari phatogen dan mikroorganisme yang membahayakan bagi
tanaman serta mampu menahan air dalam jangka waktu yang lama sehingga
kelembaban tetap terjaga dengan baik. Struktur media tanam yang mampu
menahan air dalam jangka waktu yang lama dipengaruhi oleh partikel suatu
media. Kemampuan mengikat air suatu media dipengaruhi oleh ukuran partikel,
bentuk dan porositasnya. Semakin kecil ukuran partikel semakin besar luas
permukaan sentuhnya, maka semakin besar kemampuan menahan air (Lingga,
2005).
Transplanting
Pemindahan tanaman dilakukan pada saat bibit berumur 10 hari setelah
semai, hal ini dilakukan karena pada umur tersebut cadangan makanan yang
tersimpan dalam biji sudah habis. Sehingga tanaman memerlukan nutrisi untuk
pertumbuhan dan perkembangannya.
Penanaman bibit dilakukan pada sore hari untuk menghindari layu pada
tanaman. Tanaman mengalami kelayuan apabila kondisi lingkungan tidak sesuai
dengan kondisi yang dibutuhkan seperti suhu tinggi yang terjadi pada siang hari.
suhu tinggi (diatas optimum) akan merusak tanaan dengan mengacau arus
respirasi dan absorsi air. Tingkat kerusakan akibat suhu tinggi lebih besar pada
jaringan yang lebih muda karena terjadi denaturasi protoplasma oleh dehidrasi
(Wiraatmaja, 2017). Penanaman pada sore hari akan memberikan kesempatan
pada tanaman untuk beradaptasi dengan lingkungan barunya dan waktu satu
malam cukup pada tanaman untuk menyesuaikan diri.
35
5 4.8
Persentase (%)
4 3.6
Rockwool
3
Kapas
2
1400
1175
1200 1122
Jumlah kecambah dan biji
1000
800
Rockwool
600 Kapas
400
200
61 47 48 39 38 44
0
KN KA BK BM
Gambar 16. Jumlah kecamabah normal, kecambah abnormal, biji keras, dan biji
mati pada media persemaian rockwool dan kapas
Keterangan:
KN = Kecambah Normal
KA = Kecambah Abnormal
BK = Biji Keras
BM = Biji Mati
jumlah biji mati sebanyak 1.122 biji, sedangkan pada media tanam kapas jumlah
biji mati sebanyak 1.175 biji.
Rendahnya persentase daya kecambah pada media tanam rockwool dan
kapas disebabkan oleh tingginya jumlah biji mati. Biji mati adalah biji yang
sampai pada akhir masa pengujian tidak keras, tidak segar dan tidak berkecambah
(Naemah, 2012). Biji mati dapat dilihat dari keadaan fisik benih yang telah
membusuk dan berwarna coklat kehitaman. Tingginya jumlah biji mati
disebabkan oleh beberapa faktor diantaranya: (1) jumlah air yang berlebihan
menyebabkan benih yang ada di dalam media tanam rockwool dan media kapas
meyerap air yang berlebihan, sehingga mencapai titik jenuh dan mengakibatkan
penurunan kemampuan berkecambah, (2) biji yang belum masak fisiologis pada
umumnya memiliki kandungan lemak yang tinggi. Dengan kandungan lemak
yang tinggi menyebabkan biji kehilangan viabilitas dan kemampuan berkecambah
(Balesevic et al., 2007) dan (3) meningkatnya kandungan lemak pada biji dapat
menyebabkan adanya serangan jamur (Worang et al., 2008). Menurut Justice dan
Bass (2002), serangan jamur dapat menyebabkan biji kehilangan viabilitas,
peningkatan asam lemak bebas, penurunan kadar gula, menimbulkan bau tidak
sedap dan perubahan warna. Jamur yang telah mampu masuk ke dalam biji akan
merusak embrio serta cadangan makanan biji.
Rendahnya persentase daya kecambah juga disebabkan banyaknya
jumlah biji keras. Gambar 16 menunjukkan bahwa jumlah biji keras Indigofera
sp. pada perlakuan media tanam rockwool sebesar 38 biji, sedangkan jumlah biji
keras pada perlakuan media tanam kapas sebesar 44 biji. Hal ini karena perlakuan
biji sebelum tanam merupakan tahapan penting mengingat biji Indigofera sp.
mempunyai kulit luar yang keras.
Biji keras karena mempunyai kulit biji yang keras dan strukturnya
terdiri dari lapisan sel-sel serupa palisade berdinding tebal terutama di permukaan
paling luar dan bagian dalamnya mempunyai lapisan lilin dan bahan kutikula
sehingga menjadi penghalang mekanis terhadap masuknya air atau gas-gas ke
dalam biji. Biji tersebut tidak mampu menyerap air atau gas terlihat dari besarnya
biji tidak mengembang dan jika dibandingkan dengan biji segar tidak tumbuh
ukuran biji keras lebih kecil.
38
Kulit biji yang keras dan kedap dapat menyebabkan resistensi mekanis
terhadap pertumbuhan embrio sehingga embrio tidak dapat menyobek kulit yang
berarti pula tidak dapat keluar untuk tumbuh sebagaimana mestinya dan
permeabilitas yang rendah dari kulit biji terhadap gas-gas sehingga suplai oksigen
yang terbatas tidak cukup untuk kegiatan respirasi embrio (Sutopo, 1985).
Kulit biji yang keras merupakan faktor pembatas terhadap masuknya air
atau gas-gas ke dalam biji. Padahal air yang sangat penting dalam proses
perkecambahan. Sehingga jika ditanam tanpa perlakuan maka daya
berkecambahnya akan rendah (Kartasapoetra, 1992). Hal ini sesuai dengan Hassen
et. al. (2014), bahwa pemberian perlakuan pada biji sebelum disemai dapat
meningkatan pemecahan dormansi biji pada kebanyakan Indigofera sp. yang diuji.
(a) (b)
Gambar 17. Serangan jamur pada media rockwool (a) dan serangan jamur dan
larva lalat pada media kapas (b)
(Sumber: Dokumentasi pribadi, 2018)
Tinggi Tanaman
Hasil perhitungan rata-rata tinggi tanaman hasil semai dari media tanam
rockwool dan hasil semai dari media tanam kapas dapat dilihat pada Tabel 2 dan
Gambar 18.
Tabel 2. Rata-rata tinggi tanaman Indigofera sp. hasil semai dari media tanam
rockwool dan hasil semai dari media kapas
Tinggi tanaman (cm)
Media tanam
10 HSS 17 HSS 24 HSS 31 HSS
Rockwool 4,9 6,6 8,42 10,5
Kapas 4,1 5,1 6,1 7,6
40
Keterangan:
10
8
6
Rockwool
4
Kapas
2
0
10 17 24 31
Hari setelah semai
rockwool yang sebagian sebagai tempat penyanggah tanaman yang disemai pada
media kapas telah mampu menyerap air dan unsur hara yang terkandung dalam
tanah. Menurut Syafruddin et al. (2012), tanaman membutuhkan unsur hara
dimana unsur hara sangat berperan dalam pertumbuhan tanaman secara umum
pada fase vegetatif.
Media rockwool yang tertanam dalam tanah mampu menyerap banyak
pupuk sekaligus udara yang membantu pertumbuhan akar dalam penyerapan
unsur hara, mulai dari tahap persemaian sampai pada fase prduksi (Efriyadi,
2018). Sehingga media rockwool yang tertanam dalam tanah masih dapat
menjalankan fungsinya untuk membantu akar tanaman menyerap unsur hara.
Rata-rata tinggi tanaman hasil semai dari media tanam kapas lebih rendah
dibandingkan nilai rata-rata tinggi tanaman hasil semai dari media tanam
rockwool. Hal ini disebabkan pada saat transplanting, kecambah tidak langsung
ditanam tetapi kecambah dipisahkan terlebih dahulu dari media tanam kapas
kemudian dijepit dengan rockwool. Perlakuan pemisahan kecambah dari kapas ini
beresiko perakaran menjadi tidak utuh atau pendek karena adanya bagian-bagian
akar yang terputus, sehingga pertumbuhan tanaman menjadi tidak optimal. Hal
ini sesuai dengan pendapat Azzamy (2016), bahwa bibit yang sudah memiliki
akar yang banyak dan ketika pindah tanam akar banyak yang rusak atau terputus
lebih banyak sehingga bibit mudah mengalami stres setelah pindah tanam. Bibit
yang mengalami stres pertumbuhan dan perkembangannya akan sedikit terhambat.
Kemudian Mulyadi (2009) menambahkan, bahwa sistem perakaran yang tidak
normal menyebabkan jaringan berkas pengangkut mengalami gangguan,
akibatnya tanaman sering menjadi kerdil dan pertumbuhan terhambat. Ketebalan
media tanam dapat mempengaruhi panjang akar kecambah. Semakin tebal media
tanam yang digunakan maka perakaran lebih mudah berkembang dan daya topang
media tanam terhadap tanaman lebih kuat dan kokoh. Hal ini sesuai dengan
pendapat Fikri (2012), bahwa ketebalan media tanam 8 liter mampu menjadikan
perakaran mudah berkembang dan daya topang tanah terhadap bibit kelapa sawit
lebih kuat dibandingkan ketebalan media tanam 6 liter dan 7 liter.
Jumlah Daun
42
Hasil perhitungan rata-rata jumlah daun pada hasil semai dari media
tanam rockwool dan hasil semai dari media tanam kapas dapat dilihat pada Tabel
3 dan Gambar 19.
Keterangan:
12
10
8
6 Rockwool
4 Kapas
2
0
10 17 24 31
Hari setelah semai
4, 6, 9 dan 14, sedangkan rata-rata jumlah daun Indigofera sp. hasil semai dari
media tanam kapas pada umur 10 HSS, 17 HSS, 24 HSS dan 31 HSS masing-
masing adalah 4, 6, 8, dan 11.
Faktor yang mempengaruhi jumlah daun disebabkan oleh unsur hara yang
diserap tanaman dalam bentuk vegetatif dan sinar matahari yang cukup dapat
memperbanyak percabangan sehingga jumlah helaian daun juga berpengaruh dari
banyaknya percabangan pada tiap batang. Menurut Lakitan (2001), bahwa
tersedianya unsur hara dalam jumlah yang cukup akan memperlancar metabolisme
tanaman dan akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan organ-organ seperti
batang, daun dan akar menjadi lebih baik. Akar akan menyerap unsur hara yang
diperlukan tanaman sehingga batang tanaman tumbuh tinggi dan mempengaruhi
jumlah daun dari tanaman.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat disimpulkan hal-hal sebagai
berikut:
1. Daya kecambah biji yang dihasilkan pada media tanam rockwool dan
kapas termasuk rendah. Media tanam rockwool menghasilkan nilai daya
kecambah sebesar 4.8%. Sedangkan pada media tanam kapas
menghasilkan nilai daya kecambah sebesar 3.6%
2. Rata-rata tinggi bibit dan jumlah daun hasil semai dari media tanam
rockwool lebih tinggi daripada rata-rata tinggi bibit dan jumlah daun
hasil semai dari media tanam kapas.
5.2. Saran
1. Biji yang digunakan dalam percobaan sebaiknya mempunyai viabilitas
yang tinggi.
2. Disarankan menggunakan media tanam rockwool untuk pembibitan
tanaman Indigofera sp, karena media tanam ini mempunyai aerasi dan
porositas yang baik bagi perkecambahan benih.
3. Untuk mencegah banyaknya biji yang tidak tumbuh selama proses
perkecambahan, sebaiknya biji Indigofera sp. diberikan perlakuan
direndam dalam air panas atau direndam dengan KNO 3 (perlakuan
kimia) atau diberikan perlakuan secara fisik misalnya dengan perlakuan
skarifikasi karena biji Indigofera sp. mempunyai kulit yang keras, dan
untuk mencegah serangan penyakit selama proses perkecambahan
sebaiknya benih diberikan fungisida.
4. Perlu dilakukan pengujian benih dengan parameter pengamatan yang
lebih lengkap, sehingga informasi yang diperoleh lebih sempurna.
Karena pada kegiatan praktek lapang ini data yang dikumpulkan dan
parameter pengamatan yang diamati masih kurang lengkap.
45
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, L., dan Suharlina. 2010. Herbage yield and quality of two vegetative
parts of Indigofera at different time of first regrowth defoliation. Med
Pet. 33: 44-49.
Astawan, Made. 2008. Sehat dengan hidangan hewani. Jakarta: Penebar Swadaya.
Azzamy. 2016. Cara agar bibit tidak stres setelah pindah tanam.
http://mitalom.com/13-cara-agar-bibit-tidak-stres-setelah-pindah-tanam/
Badan Litbang Pertanian. 2011. Tanaman Indigofera sp. untuk ternak kambing.
Agroinovasi. Edisi 14-20 Desember 2011 No. 3435. Diambil dari:
http://www.litbang.pertanian.go.id/download/one/218/file/Tanaman-
Indigofera-sp-untu.pdf. Diakses tanggal 15 September 2018.
Copeland, L.O., dan M.B. McDonald. 2001. Principles of seed science and
technology - fourth edition. Burgess Publishing Company. Minneapolis.
Minnesota.
Departemen Pertanian. 2009. Tanaman Indigofera sebagai pewarna alami.
[Online]. Diambil dari:
http://tipspetani.blogspot.co.id/2013/02/tanaman-indigofera-sebagai-
pewarna-alami.html. Diakses tanggal 28 Oktober 2018.
Dewi, A. F., Agus, S., dan Achyani. 2017. Pengaruh komposisi media tanam dan
aplikasi pupuk limbah cair nanas terhadap pertumbuhan tanaman Tin
(Ficus Carica L.) sebagai sumber belajar biologi. Jurnal Lentera
Penidikan Pusat Penelitan LPPM UM METRO. 2(2): 188-200.
Gandjar, Indrawati. 2006. Mikologi dasar dan terapan. Jakarta: Yayasan Obor
Indonesia.
Hardianti, P. S., Hanum, C., dan Charloq. 2014. Daya kecambah dan
pertumbuhan Mucuna bracteata melalui pematahan dormansi dan
pemberian zat pengatur tumbuh giberelin (ga3). Jurnal
Agroekoteknologi. 2:630-644.
Herdiawan, I., Abdullah, L., Sopandi, D., Karti, P., dan Hadiyati, N. 2012.
Producticity of Indigofera sp. at different drought stress level and
defoliation interval. J. Animaland Veterinary Sci. 17(2): 276-283.
Hidayati, E. 2013. Kandungan fosfor, c/n, dan pH pupuk cair hasil fermentasi
kotoran berbagai ternak dengan starter stardec. Skripsi. Fakultas
Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. IKIP PGRI
Semarang. Semarang.
Http://badungkab.go.id/instansi/diperpa/baca-artikel/529/Pakan-Indigofera-Untuk-
Ternak-Kambing.html. Diakses tanggal 16 Agustus 2018.
Http://bibitbunga.com/product/benih-indigofera-20-gram-non-retail/. Diakses
tanggal 16 Agustus 2018.
Https://biohasanah.wordpress.com/2015/01/13/pertumbuhan-dan-perkembangan/.
Diakses tanggal 16 Agustus 2018.
Http://www.biodiversityexplorer.org/plants/fabaceae/indigofera_arrecta.htm.
Diakses tanggal 16 Agustus 2018.
Http://keys.trin.or.au/key-server/data/0e0f0504-0103-430d-8004-
060d07080d04/media/Html/taxon/Indigofera_suffruticosa.htm. Diakses
tanggal 16 Agustus 2018.
Http://www.amazon.com/Rockwool-Seedling-Propagation-Rapidrooter-
replacement/dp/B019A3O508. Diakses tanggal 16 Agustus 2018.
Http://javawisata.co./skincare-tetap-aman-dengan-9-trik-packing-anti-ribet-
ini.html/kapas. Diakses tanggal 16 Agustus 2018.
Iqwal, Y., Rastina, H, Ferasyi, Al Azhar, dan Akmal, M. 2018. The effect of
Indigofera sp. leaf on the protein level of rabbit meat (Orictolagus sp.).
Jurnal Medika Veterinaria. 12(2): 97-102.
Kolo, E., dan Tefa. 2016. Pengaruh kondisi simpan terhadap viabilitas dan vigor
benih Tomat (Lycopersicum esculentum). Jurnal Pertanian Konservasi
Lahan Kering. Savana Cendana. 1(3): 112-115.
Leisolo, M. K., Riry, J., dan Matatula, E. 2013. Pengujian viabilitas dan vigor biji
beberapa jenis tanaman yang beredar di pasaran Kota Ambon. Jurnal
Agrologia. 2(1): 1-9.
Lubis, Y. A., Melya, R., dan Afif, B. 2014. Pengaruh lama waktu perendaman
dengan air terhadap daya berkecambah Trembesi (Samanea saman). J.
Sylva Lest. 2:25-32.
49
Naemah, Dina. 2012. Teknik lama perendaman terhadap daya kecambah benih
Jelutung (Dyera Polyphylla Miq. Steenisi). Laporan Penelitian. Fakultas
Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat. Banjarbaru.
Nurwardani, P. 2008. Teknik pembibitan tanaman dan produksi biji jilid 1 untuk
SMK. Jakarta: Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Kejuruan,
Direktorat Jenderal Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah,
Departemen Pendidikan Nasional.
Palupi, R., Abdullah, L., Astuti, D. A., dan Sumiati. 2014. Potensi dan
pemanfaatan tepung pucuk Indigofera sp. sebagai bahan pakan
substitusi bungkil keelai dalam ransum ayam petelur. JITV. 19: 210-
219.
Prakoso, D. H., Khanif, A. R., Khiftiyah, S., dan Miftahul, C. 2013. Pengaruh
media tanam terhadap petumbuhan tanaman kacang hijau (Vigna
radiata). Proposal Penelitian. SMA Negeri 1 Kepanjen. Malang.
Risva, Tohari, dan Sri N. H. U. 2014. Pengaruh takaran pupuk nitrogen dan silika
terhadap pertumbuhan awal (Saccharum officinarum L.) pada
inceptisol. Jurnal Vegetalika. 3(2): 35-44.
Rochmah, N. S., Siti, W., dan Mazrikhatul Miah. 2009. Biologi SMA/MA Kelas
XII. Jakarta: PT. Pustaka Insan Madani.
Sanon, H. O., C. K. Zoungrana, dan I. Ledin. 2008. Nutritive value and voluntary
intake by goats of three browse fodder species in Sahelian zone of West
Africa. Anim. Feed Sci. Technol. 44: 97-110.
50
Schmidt, L. 2002. Pedoman penanganan biji tanaman hutan tropis dan subtropis.
Buku. Direktorat Jenderal Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan Sosial
Departemen Kehutanan, Jakarta.
Sirait, J., Simanihuruk, K., dan Hutasoit, R. 2009. The potency of Indigofera sp.
as goat feed: production, nutritive value and palatability. Dalam:
Proceeding of International Seminar on Forage Based Feed Resources.
Bandung, 3-7 Agustus 2009. Taipei (Taiwan): Food and Fertilizer
Technology Centre (FFTC) ASPAC, Livestock Research Centre-COA,
ROC and IRIAP. p. 4-7.
Suharlina. 2012. Manfaat Indigofera sp. dalam bidang pertanian dan industri.
Pastura. 2(1) : 30-33.
Wibowo. 2007. Media tanam untuk tanaman hias. Jakarta: Penebar Swadaya.
Winarni, E., Ratnani, R. D., dan Riwayanti, I. 2013. Pengaruh jenis pupuk
organik terhadap pertumbuhan tanaman kopi. Universitas Wahid
Hasyim. Semarang.
Wiraatmaja, I Wayan. 2017. Suhu, energi matahari, dan air dalam hubungan
dengan tanaman. Bahan Ajar. Fakultas Pertanian Universitas Udayana.
Denpasar.
51
Worang, R. L., Dharmaputra, O. S., dan Syarief, R. 2008. The quality of physic
nut (Jatropha curcas L.) seeds packed in plastic material during
storage. Biotropia. 15(1): 25-36.
Zanzibar, M., Nanang, H, Insan, N., K. Rohani, E., Adang, M., Endang, I., Hasan,
R., dan Achamd, S. 2014. Pedoman uji cepat viabilitas benih tanaman
hutan. Badan Penelitian Teknologi Perbenihan Tanaman Hutan. Bogor.
LAMPIRAN
53
Lampiran 2. Tinggi tanaman Indigofera sp. umur 10 hari sampai dengan 31 hari
setelah semai
Tinggi Tanaman (cm)
Samp Rockwool Kapas
el ke- 10 17 24 31 10 17 24 31
HSS HSS HSS HSS HSS HSS HSS HSS
1 4,5 5,1 7,5 8,8 5 6,5 7,6 8,2
2 4,5 6,5 9,3 12,3 3 4 5,5 7,5
3 4 6 8 9,1 4 4,8 5,4 7,5
4 5,5 8,7 10 12,7 4,5 5 7 9
5 3 4,5 6 8 4 4,5 5,7 7,4
6 4,5 6 8 10,3 4,5 7,5 9 10
7 5,5 7,3 9 10 3 3,6 4,5 5,3
8 5 7,6 9 10,8 2,5 3,6 3,8 4
9 5,5 7,4 9,5 11,7 3 3,5 4,8 6
10 4 5,5 6,5 8 2,5 3,8 4,8 6
11 5,5 7,6 10 12,3 3,5 4,5 5,2 6,5
12 5 6,2 7,5 9,8 4 4,7 6 7,5
13 4 5,5 7,8 9,6 3 4 4,3 4,9
14 4 6,5 9 11 3,5 4 4,5 6
15 5,5 7,5 8,8 10,1 4 4,5 4,7 5
16 5 6,5 9,5 11,8 4 4,8 5 7
17 4,7 6,8 8,5 9,4 5 5,4 6,3 8,7
18 6,5 9,6 11,2 13,2 5 5,5 7 8,5
19 5,5 6,5 8 10,2 5,5 7,5 9 10
20 5,5 6,3 7,5 9,6 5,5 6 7,2 9
21 5,5 6 7 10 6 7,8 10,5 11,5
22 6,5 7,6 8 11 5,5 6 6,3 9,8
23 4,5 6 6,2 8,7 5 6,5 8 10
24 6 8 9,5 13,5 5 6,5 7,3 9
25 4,5 5 6 8 5 6,5 7 9
26 4,5 5,5 7,8 10,5 6 6,5 7,6 10
27 4 6,2 8 10,2 4 4,5 5 6,5
28 5,5 6,7 9,5 12,6 3,2 4 4,3 5,3
29 5,5 7 9,5 11,2 3,5 4,5 5 6
30 6 8,6 10,5 11,7 3,5 4,5 6,5 7,8
Σ 149,7 200,2 252,6 316,1 125,7 155 184,8 228,9
xx 4,9 6,6 8,42 10,5 4,1 5,1 6,1 7,6
55
Lampiran 3. Jumlah daun Indigofera sp. umur 10 hari sampai dengan 31 hari
setelah semai
Jumlah Daun (helai)
Rockwool Kapas
Samp
10 17 31 10 17 24 31
el ke- 24 HSS
HSS HSS HSS HSS HSS HSS HSS
1 4 6 12 16 4 5 9 16
2 4 6 11 14 4 4 5 7
3 4 4 5 9 4 5 6 10
4 4 5 8 14 4 4 5 7
5 4 4 8 17 4 7 10 12
6 4 5 10 18 4 5 7 11
7 4 5 7 12 4 6 7 13
8 4 5 7 11 4 6 7 12
9 4 5 8 13 4 5 7 12
10 4 5 8 19 4 6 7 10
11 4 7 9 19 4 4 5 8
12 4 5 9 20 4 5 9 11
13 4 6 7 9 4 4 9 11
14 4 5 10 13 4 4 9 12
15 4 7 11 14 4 5 10 17
16 4 6 6 18 4 7 11 15
17 4 9 9 14 4 8 10 13
18 4 9 9 11 4 8 12 21
19 4 5 7 9 4 5 5 8
20 4 8 9 14 4 5 7 9
21 4 8 8 10 4 10 11 15
22 4 7 10 12 4 6 7 9
23 4 10 10 17 4 5 7 8
24 4 7 11 13 4 7 9 11
25 4 6 7 14 4 4 5 7
26 4 10 11 21 4 7 9 12
27 4 7 11 15 4 5 5 7
28 4 8 10 10 4 5 7 11
29 4 6 6 13 4 5 6 7
30 4 5 7 11 4 5 7 10
Σ 120 191 261 420 120 167 230 332
xx 4 6 9 14 4 6 8 11
56
Hari,
Kegiatan Tujuan kegiatan Output/Pembahasan
Tanggal
Selasa, 03 Mengecek Menjaga volume air Menambah air pada
Juli 2018 volume air pada pada media media yang kering
media tanam persemaian agar Telah melakukan
Pengisian selalu lembab pembuatan media
media tanam ke Memberikan tanam dengan
dalam polybag ketersediaan unsur komposisi tanah,
hara yang cukup pupuk kotoran ayam
untuk mendukung dan pupuk kotoran
pertumbuhan sapi dengan
tanaman setelah perbandingan 1:1:1
transplanting ke
polybag
Rabu, 04 Mengamati biji Mengetahui Volume biji sudah
Juli 2018 pada media perkembangan biji membesar, sebagian
persemaian Menjaga volume air sudah ada yang pecah
rockwool dan pada media biji atau berkecambah
kapas persemaian agar (sprout)
Mengecek selalu lembab Menambah air pada
volume air pada Memberikan media yang kering
media tanam ketersediaan unsur Telah melakukan
Pengisian media hara yang cukup pembuatan media
tanam ke dalam untuk mendukung tanam dengan
polybag pertumbuhan komposisi tanah,
Memindahkan tanaman setelah pupuk kotoran ayam
seledri dari masa pindah tanam dan pupuk kotoran
media semai dari media sapi dengan
arang sekam ke persemaian ke perbandingan 1:1:1
media rockwool media tanam Telah melakukan
Menyemai biji polybag peemindahan bibit
packcoy hijau Mengadaptasikan seledri ke media
dan packcoy tanaman sebelum rockwool
putih pada dipindahkan ke Telah melakukan
media rockwool sistem hidroponik penyemaian terhadap
Menaruh dan Memberikan biji packcoy hijau dan
menyusun pertumbuhan secara putih
polybag pada maksimal Telah menata dan
rak meja Agar rapih dan menyusun polybag
memudahkan dalam pada rak meja
pindah tanam bibit
58
Hari,
Kegiatan Tujuan kegiatan Output/Pembahasan
Tanggal
Kamis, 05 Mengamati biji Mengetahui Sebanyak 23 dari
Juli 2018 yang sudah perkembangan dan 1269 biji yang sudah
berkecambah kondisi pada berkecambah pada
Pengisian media kecambah maupun media rockwool
tanam ke dalam biji yang belum sedangkan pada
polybag berkecambah media kapas sebanyak
Memberikan 29 dari 1305 biji yang
ketersediaan unsur sudah berkecambah
hara yang cukup Telah melakukan
untuk mendukung pembuatan media
pertumbuhan tanam dengan
tanaman setelah komposisi tanah,
masa pindah tanam pupuk kotoran ayam
dari media dan pupuk kotoran
persemaian ke sapi dengan
media tanam perbandingan 1:1:1
polybag
Jum’at, 06 Mengamati Mengetahui Biji berkecambah
Juli 2018 pertumbuhan pertumbuhan dan tidak seragam dan
dan perkembangan sebagian terjadi
perkembangan kecambah etiolasi pada
kecambah Menjaga volume air kecambah
Mengecek pada media Menambah air pada
volume air pada persemaian agar media yang kering
media tanam selalu lembab Telah melakukan
Pengisian media Memberikan pembuatan media
tanam ke dalam ketersediaan unsur tanam dengan
polybag hara yang cukup komposisi tanah,
untuk mendukung pupuk kotoran ayam
pertumbuhan dan pupuk kotoran
tanaman setelah sapi dengan
masa pindah tanam perbandingan 1:1:1
dari media
persemaian ke
media tanam
polybag
59
Hari,
Kegiatan Tujuan kegiatan Output/Pembahasan
Tanggal
Senin, 09 Memindahkan Agar kecambah Telah melakukan
Juli 2018 media semai ke mendapat sinar pemindahan media
dalam matahari dan semai ke dalam
greenhouse mengurangi etiolasi greenhouse pada pagi
Mengamati Mengetahui hari
pertumbuhan pertumbuhan dan Sebagian biji yang
dan perkembangan tidak berkecambah
perkembangan kecambah menjadi busuk,
kecambah Menjaga kadar air berjamur dan ada
Mengontrol pada media belatung di dalam biji
kadar air persemaian agar yang busuk
Pengemasan selalu lembab Menambah air pada
(packing) pelet Untuk disubsidikan media yang kering
dalam plastik ke acara bimbingan Pengemasan
untuk pakan teknologi (packing) pelet
kelinci Memberikan sebanyak 50 pack
Menyemai biji pertumbuhan secara dengan berat masing
packcoy hijau maksimal masing 800 gram
dan sawi pahit Telah melakukan
ke dalam media penyemaian terhadap
rockwool biji packcoy hijau dan
sawi pahit
60
Hari,
Kegiatan Tujuan kegiatan Output/Pembahasan
Tanggal
Selasa, 10 Mengamati Mengetahui Total biji yang
Juli 2018 pertumbuhan pertumbuhan dan berkecambah ada 109
dan perkembangan pada media rockwool
perkembangan kecambah sedangkan pada
kecambah Mengetahui jumlah media kapas sebanyak
Menghitung biji yang berjamur, 86 kecambah
jumlah biji yang mati, dan dormansi Telah melakukan
berjamur, mati, Memberikan pengamatan dan
dan dormansi ketersediaan unsur penghitungan jumlaah
Pengisian media hara yang cukup biji yang berjamur,
tanam ke dalam untuk mendukung mati dan dormansi
polybag pertumbuhan Telah melakukan
Mengontrol tanaman setelah pembuatan media
kadar air pada transplanting ke tanam dengan
media polybag komposisi tanah,
Menjaga kadar air pupuk kotoran ayam
pada media dengan perbandingan
persemaian agar 1:1
selalu lembab Menambah air pada
media yang kering
61
Hari,
Kegiatan Tujuan kegiatan Output/Pembahasan
Tanggal
Rabu, 11 Mengamati Mengetahui Telah mengamati
Juli 2018 pertumbuhan pertumbuhan dan pertumbuhan dan
dan perkembangan perkembangan
perkembangan kecambah kecambah
kecambah Menjaga kadar air Menambah air pada
Mengontrol pada media media yang kering
kadar air pada persemaian agar Telah memindahkan
media selalu lembab bibit kenikir ke dalam
Memindahkan Agar bibit dapat pot
bibit kenikir ke berkembang lebh Telah melakukan
dalam pot baik dan mendapat pembuatan media
Pengisian media unsur hara yang tanam dengan
tanam ke dalam cukup dari media komposisi tanah,
polybag dalam pot serta ada pupuk kotoran ayam
unsur estetika dalam dengan perbandingan
menatanya 1:1
Memberikan
ketersediaan unsur
hara yang cukup
untuk mendukung
pertumbuhan
tanaman setelah
transplanting ke
polybag
62
Hari,
Kegiatan Tujuan kegiatan Output/Pembahasan
Tanggal
Kamis, 12 Menyeleksi biji Transplanting hanya Membuang biji yang
Juli 2018 yang mati, menggunakan busuk dan abnormal
kecambah yang kecambah yang serta memanam
normal dan normal kembali biji yang
abnormal Agar tanaman dormansi ke dalam
Transplanting mendapat unsur hara talang persemaian
bibit ke polybag yang cukup untuk Telah melakukan
Mengukur pertumbuahan dan transplanting bibit ke
tinggi dan perkembangan polybag
jumlah daun Mengetahui tinggi Telah mengukur
pada bibit dan jumlah daun tinggi dan jumlah
Indigofera sp. pada umur 10 hari daun pada bibit
Mengukur sesudah semai beumur 10 hari
tinggi, lebar (HSS) sesudah semai (HSS)
daun, dan Mengetahui tinggi, Telah melakukan
banyakkan lebar daun dan pengukuran tinggi,
cabang pada banyaknya cabang lebar daun dan
bibit Indigofera pada bibit berumur 2 banyaknya bibit pada
sp. umur 2 bulan (HSS) umur 2 bulan
bulan
Jum’at, 13 Menyiram Melembabkan tanah, Menyiram tanaman
Juli 2018 tanaman agar tanaman dapat tiap pagi dan sore hari
Mengamati berfotosintesis, Telah mengamati
pertumbuhan untuk melarutkan pertumbuhan dan
dan nutrisi dalam tanah perkembangan
perkembangan agar mudah diserap kecambah
bibit Indigofera akar tanaman, dan Telah melakukan
sp. meningkatkan pindah tanam ke
Pindah tanam kualitas tanaman media rockwool
bibit selada ke Mengetahui
media rockwool pertumbuhan dan
perkembangan
kecambah
Pengadapdasikan
tanaman
63
Hari,
Kegiatan Tujuan kegiatan Output/Pembahasan
Tanggal
Senin, 16 Pindah tanam Agar tanaman Telah melakukan
Juli 2018 bibit dari media mendapat unsur hara pemindahan bibit
talang ke yang cukup untuk Indigofera sp. dari
polybag pertumbuahan dan media persemaian di
Pengisian media perkembangan talang ke dalam
tanam ke dalam Memberikan polybag
polybag ketersediaan unsur Telah melakukan
hara yang cukup pembuatan media
untuk mendukung tanam dengan
pertumbuhan komposisi tanah,
tanaman setelah pupuk kotoran ayam
masa pindah tanam dengan perbandingan
dari media 1:1
persemaian ke
media tanam
polybag
Selasa, 17 Menyemai biji Agar mendapatkan Telah menyemai biji
Juli 2018 secara langsung pemeliharaan yang secara langsung ke
ke dalam optimal dalam polybag yang
polybag Memberikan sudah terisi dengan
Pengisian media ketersediaan unsur media tanam tanah
tanam ke dalam hara yang cukup dan pupuk kotoran
polybag untuk mendukung ayam atau sudah terisi
pertumbuhan dengan kecukupan
tanaman setelah unsur hara
masa pindah tanam Telah melakukan
dari media pembuatan media
persemaian ke tanam dengan
media tanam komposisi tanah,
polybag pupuk kotoran ayam
dengan perbandingan
1:1
64
Hari,
Kegiatan Tujuan kegiatan Output/Pembahasan
Tanggal
Rabu, 18 Penyaringan/ Untuk memudahkan Telah melakukan
Juli 2018 penghalusan dalam proses penyaringan/
tepung beras selanjutnya dalam penghalusan tepung
yang sudah pembuatan pelet beras yang sudah
difermentasi untuk pakan kelinci difermentasi secara
Pemindahan Memberikan manual
bibit sawi, kersediaan unsur Telah melakukan
selada dan hara yang cukup pemindahan bibit
bayam merah ke bagi pertumbuhan sawi, selada dan
dalam netpot dan perkembangan bayam merah ke
Mengamati Indigofera sp. dalam netpot
pertumbuhan Mengetahui Telah mengamati
dan perbandingan warna warna daun,
perkembangan daun, pertumbuhan pertumbuhan dan
bibit Indigofera dan perkembangan perkembangan pada
sp. pada setiap setiap perlakuan
perlakuan terhadap terhadap bibit
bibit Indigofera sp. Indigofera sp.
65
Hari,
Kegiatan Tujuan kegiatan Output/Pembahasan
Tanggal
Kamis, 19 Mengukur Mengetahui tinggi Telah mengukur
Juli 2018 tinggi tanaman tanaman dan jumlah tinggi dan jumlah
dan jumlah daun pada bibit daun pada bibit
daun pada bibit Indigofera sp. beumur 17 hari
Indigofera sp. berumur 17 hari sesudah semai (HSS)
Penyiangan setelah semai (HSS) Mencabut gulma yang
gulma Memberikan ruang tumbuh disekitar
Pengisian media tumbuh pada tanaman utama
tanam ke dalam tanaman pokok yang Telah melakukan
polybag lebih baik dalam pembuatan media
upaya meningkatkan tanam dengan
pertumbuhan dan komposisi tanah,
presentase hidup pupuk kotoran ayam
tanaman dengan perbandingan
Memberikan 1:1
ketersediaan unsur
hara yang cukup
untuk mendukung
pertumbuhan
tanaman setelah
masa pindah tanam
dari media
persemaian ke
media tanam
polybag
66
Hari,
Kegiatan Tujuan kegiatan Output/Pembahasan
Tanggal
Jum’at, 20 Mengamati Mengetahui Telah mengamati
Juli 2018 pertumbuhan pertumbuhan dan pertumbuhan dan
dan perkembangan pada perkembangan pada
perkembangan setiap perlakuan setiap perlakuan
bibit Indigofera terhadap bibit terhadap bibit
sp. Indigofera sp. Indigofera sp.
Pengisan media Memberikan Telah melakukan
tanam ke dalam ketersediaan unsur pembuatan media
polybag hara yang cukup tanam dengan
Menyaring untuk mendukung komposisi tanah,
kompos yang pertumbuhan pupuk kotoran ayam
sudah jadi tanaman setelah dengan perbandingan
masa pindah tanam 1:1
dari media Telah melakukan
persemaian ke penyaringan kompos
media tanam yang sudah jadi
polybag
Agar menghasilkan
tekstur kompos yang
halus dan siap pakai
sebagai campuran
media tanam
67
Hari,
Kegiatan Tujuan kegiatan Output/Pembahasan
Tanggal
Senin, 23 Mengamati Mengetahui Telah mengamati
Juli 2018 pertumbuhan pertumbuhan dan pertumbuhan dan
dan perkembangan pada perkembangan pada
perkembangan setiap perlakuan setiap perlakuan
bibit Indigofera terhadap bibit terhadap bibit
sp. Indigofera sp. Indigofera sp.
Menyulam Untuk Telah mengganti/
tanaman menggantikan/ menyulam tanaman
Pengisian media menyulam tanaman yang mati di polybag
tanam ke dalam yang mati di dengan menggambil
polybag polybag tanaman yang baru
Memberikan dari media
ketersediaan unsur persemaian di talang
hara yang cukup Telah melakukan
untuk mendukung pembuatan media
pertumbuhan tanam dengan
tanaman setelah komposisi tanah,
masa pindah tanam pupuk kotoran ayam
dari media dengan perbandingan
persemaian ke 1:1
media tanam
polybag
68
Hari,
Kegiatan Tujuan kegiatan Output/Pembahasan
Tanggal
Selasa, 24 Mengamati Mengetahui Telah mengamati
Juli 2018 pertumbuhan pertumbuhan dan pertumbuhan dan
dan perkembangan pada perkembangan pada
perkembangan setiap perlakuan setiap perlakuan
bibit Indigofera terhadap bibit terhadap bibit
sp. Indigofera sp. Indigofera sp.
Menyulam Untuk Telah mengganti/
tanaman menggantikan/ menyulam tanaman
Pengisian menyulam tanaman yang mati di polybag
media tanam ke yang mati di dengan menggambil
dalam polybag polybag tanaman yang baru
Memindahkan Memberikan dari media
bibit kailan ke ketersediaan unsur persemaian di talang
dalam netpot hara yang cukup Telah melakukan
untuk mendukung pembuatan media
pertumbuhan tanam dengan
tanaman setelah komposisi tanah,
masa pindah tanam pupuk kotoran ayam
dari media dengan perbandingan
persemaian ke 1:1
media tanam Telah memindahkan
polybag bibit kailan ke dalam
Memberikan netpot
kersediaan unsur
hara yang cukup
bagi pertumbuhan
dan perkembangan
tanaman
69
Hari,
Kegiatan Tujuan kegiatan Output/Pembahasan
Tanggal
Rabu, 25 Mengamati Mengetahui Telah mengamati
Juli 2018 pertumbuhan pertumbuhan dan pertumbuhan dan
dan perkembangan pada perkembangan pada
perkembangan setiap perlakuan setiap perlakuan
bibit Indigofera terhadap bibit terhadap bibit
sp. Indigofera sp. Indigofera sp.
Pengisian media Memberikan Telah melakukan
tanam ke dalam ketersediaan unsur pembuatan media
polybag hara yang cukup tanam dengan
Menyaring untuk mendukung komposisi tanah,
kompos yang pertumbuhan pupuk kotoran ayam
sudah jadi tanaman setelah dengan perbandingan
masa pindah tanam 1:1
dari media Telah menyaring
persemaian ke kompos yang sudah
media tanam jadi
polybag
Agar menghasilkan
tekstur kompos yang
halus dan siap pakai
sebagai campuran
media tanam
70
Hari,
Kegiatan Tujuan kegiatan Output/Pembahasan
Tanggal
Kamis, 26 Mengamati Mengetahui Telah mengamati
Juli 2018 pertumbuhan pertumbuhan dan pertumbuhan dan
dan perkembangan pada perkembangan pada
perkembangan setiap perlakuan setiap perlakuan
bibit Indigofera terhadap bibit terhadap bibit
sp. Indigofera sp. Indigofera sp.
Penyiangan Memberikan ruang Mencabut gulma yang
gulma tumbuh pada tumbuh disekitar
Pengukuran tanaman pokok yang tanmaan utama
tinggi tanaman lebih baik dalam Telah mengukur
dan jumlah upaya meningkatkan Mengetahui tinggi
daun pertumbuhan dan tanaman dan jumlah
Pengisian media presentase hidup daun pada bibit
tanam ke dalam tanaman Indigofera sp.
polybag Mengetahui tinggi berumur 24 hari
Menyemai biji tanaman dan jumlah setelah semai (HSS)
sawi dengan daun pada bibit Telah menyemai biji
sistem Indigofera sp. sawi dengan sistem
vertiminaponik berumur 24 hari vertiminaponik
setelah semai (HSS)
Memberikan
ketersediaan unsur
hara yang cukup
untuk mendukung
pertumbuhan
tanaman setelah
masa pindah tanam
dari media
persemaian ke
media tanam
polybag
Mengetahui
persiapan media
tanam dengan sistem
vertiminaponik
71
Hari,
Kegiatan Tujuan kegiatan Output/Pembahasan
Tanggal
Jum’at, 27 Mengamati Mengetahui Telah mengamati
Juli 2018 pertumbuhan pertumbuhan dan pertumbuhan dan
dan perkembangan pada perkembangan pada
perkembangan setiap perlakuan setiap perlakuan
bibit Indigofera terhadap bibit terhadap bibit
sp. Indigofera sp. Indigofera sp.
Pengisian media Memberikan Telah melakukan
tanam ke dalam ketersediaan unsur pembuatan media
polybag hara yang cukup tanam dengan
untuk mendukung komposisi tanah,
pertumbuhan pupuk kotoran ayam
tanaman setelah dengan perbandingan
transplanting ke 1:1
polybag
Senin, 30 Mengamati Mengetahui Telah mengamati
Juli 2018 pertumbuhan pertumbuhan dan pertumbuhan dan
dan perkembangan pada perkembangan pada
perkembangan setiap perlakuan setiap perlakuan
bibit Indigofera terhadap bibit terhadap bibit
sp. Indigofera sp. Indigofera sp.
Mengikuti Mengetahui Telah mengikuti
proses pembuatan pupuk proses pembuatan
pembuatan AB mix untuk pupuk AB mix untuk
pupuk AB mix tanaman hidroponik tanaman hidroponik
untuk tanaman
hidroponik
72
Hari,
Kegiatan Tujuan kegiatan Output/Pembahasan
Tanggal
Selasa, 31 Mengamati Mengetahui Telah mengamati
Juli 2018 pertumbuhan pertumbuhan dan pertumbuhan dan
dan perkembangan pada perkembangan pada
perkembangan setiap perlakuan setiap perlakuan
bibit Indigofera terhadap bibit terhadap bibit
sp. Indigofera sp. Indigofera sp.
Menyulam Untuk Telah mengganti/
tanaman menggantikan/ menyulam tanaman
Pemindahan menyulam tanaman yang mati di polybag
bibit Indigofera yang mati di dengan menggambil
sp. dari talang polybag tanaman yang baru
ke dalam Untuk mendapatkan dari media
polybag ketersediaan unsur persemaian di talang
hara yang cukup Telah melakukan
pemindahan bibit
Indigofera sp. dari
talang ke dalam
polybag
Rabu, 01 Mengamati Mengetahui Telah mengamati
Agustus pertumbuhan pertumbuhan dan pertumbuhan dan
2018 dan perkembangan pada perkembangan pada
perkembangan setiap perlakuan setiap perlakuan
bibit Indigofera terhadap bibit terhadap bibit
sp. Indigofera sp. Indigofera sp.
Pemindahan Untuk mendapatkan Telah melakukan
bibit Indigofera ketersediaan unsur pemindahan bibit
sp. dari talang hara yang cukup Indigofera sp. dari
ke dalam Untuk mendapatkan talang ke dalam
polybag ketersediaan unsur polybag
Memindahkan hara yang cukup Telah memindahkan
bibit sawi ke bibit sawi ke dalam
dalam pot pot
73
Hari,
Kegiatan Tujuan kegiatan Output/Pembahasan
Tanggal
Kamis, 02 Mengamati Mengetahui Telah mengamati
Agustus pertumbuhan pertumbuhan dan pertumbuhan dan
2018 dan perkembangan pada perkembangan pada
perkembangan setiap perlakuan setiap perlakuan
bibit Indigofera terhadap bibit terhadap bibit
sp. Indigofera sp. Indigofera sp.
Penyiangan Memberikan ruang Mencabut gulma yang
gulma tumbuh pada tumbuh disekitar
Pengukuran tanaman pokok yang tanaman utama
tinggi tanaman, lebih baik dalam Telah mengukur
jumlah daun upaya meningkatkan tinggi tanaman,
dan mengamati pertumbuhan dan jumlah daun dan
perbandingan presentase hidup mengamati
warna daun tanaman perbandingan warna
pada perlakuan Mengetahui tinggi daun pada perlakuan
media kapas, tanaman, jumlah media kapas,
rockwool dan daun dan mengamati rockwool dan tanah
tanah perbandingan warna pada umur 31 hari
Menaman daun pada perlakuan setelah semai (HSS)
tanaman media kapas, Telah menanam
sayuran dengan rockwool dan tanah tanaman sayuran
sistem pada umur 31 hari dengan cara sistem
walkaponik setelah semai (HSS) walkaponik
Mengetahui cara
menanam tanaman
dengan sistem
walkaponik
74
Gambar 7. Menyemai bibit Indigofera sp. Gambar 8. Pemindahan bibit sawi ke media
langsung ke media tanah rockwool