Anda di halaman 1dari 70

PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT.

PERKEBUNAN
NUSANTARA IV UNIT USAHA KEBUN ADOLINA

LAPORAN

Oleh:

ARYA DARMA
2004290014
Agroteknologi

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA
MEDAN
2023
PRAKTIK KERJA LAPANGAN DI PT. PERKEBUNAN
NUSANTARA IV UNIT USAHA KEBUN ADOLINA

LAPORAN

Oleh:

ARYA DARMA
2004290014
Agroteknologi

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat untuk Menyelesaikan Studi S1


Pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Disetujui Oleh:

Dosen Pembimbing Pembimbing Lapangan

Ir. Aidi Daslin Sagala, M.S. Muhammad Fikri Ridho, S.P

Disahkan Oleh :
Dekan, Manager

Assoc. Prof. Dr. Dafni Mawar Tarigan, S.P., M.Si. Yudhi Hari Prabowo, ST

i
RINGKASAN

Pelaksaan praktik kerja lapangan (PKL) ini dilakukan pada 28 Agustus - 23


September 2023 di PTPN IV Unit Usaha Perkebunan Adolina, kecamatan
Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai Provinsi Sumatera Utara. Tujuan PKL
yaitu memberi pengalaman belajar bekerja dalam usaha perkebunan, memperluas
wawasan dan pengalaman sebagai sumberdaya manusia yang akan mempersiapkan
diri untuk memasuki dunia kerja, mendekatkan perguruan tinggi dengan dunia
usaha. Manfaat yang diperoleh selama pelaksanaan PKL ini adalah melatih disiplin
dan tanggung jawab mahasiswa dalam melaksanakan tugas di PT.Perkebunan
Nusantara IV Unit Usaha Adolina. PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Uaha
Adolina memiliki uraian tugas dan persyaratan jabatan karyawan pimpinan dalam
menjalankan tatalaksana pemeliharaan maupun produksi tanaman kelapa sawit
seperti Manajer bertanggung jawab terhadap semua kegiatan yang terjadi dalam
perkebunan Kebun Adolina, Asisten afdeling II dengan jumlah luas lahan yaitu 915
ha. Bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen pemeliharaan maupun
produksi yang meliputi pemeliharaan jalan, , tunasan, pemanenan, penyusunan
pelepah. Asisten tata usaha bertanggung jawab atas seluruh tugas pokok dan tugas
tambahan dalam rangka pengelolaan dinas tata usaha unit kebun adolina kepada
manajer unit kebun adolina. Asisten SDM umum dan keamanan bertanggung jawab
terhadap sumber daya manusia yang bekerja diunit kebun adolina. Asisten teknik
bertanggung jawab terhadap peralatan yang ada di unit kebun adolina, PAPAM
bertanggung jawab terhadap keamanan perkebunan. PT. Perkebunan Nusantara IV
Unit Usaha Adolina pada awalnya didirikan oleh Harun Kamil, SH, pada tahun
1996 yang bergrak dibidang tanaman kelapa sawit. Bentuk usaha dari usaha ini
milik negara. Lokasi PT. Perkebunan Nusantara IV terletak di Kecamatan
Perbaungan Kabupaten Serdang Bedagai yang memiliki luas areal budidaya
8.965,69 ha. PT. Perkebunan Nusantara IV memiliki pabrik yang biasanya
digunakan untuk pengolahan tandan buah segar (TBS). Sarana yang diberikan dari
pihak perkebuan salah satunya adalah Fasilitas kesehata, fasilitas pendidikan,
fasilitas keamanan dan banyk fasilitas lainnya yang membantu dalam segi
pemenuhan materi untuk karyawan. Gaji yang diberikan kepada karyawan sesuai
dengan ketetapan yang diberikan dari atasan. Kegiatan yang kami lakukan di
perkebunan pada awalnya itu perkenalan dan melakukan pendekatan dengan
masyarakat setempat untuk menjaga hubungan baik dengan masyarakat setempat,
selanjutnya kami melakukan pekerjaan yng telah ditentukan oleh pihak perkebunan,
pekerjaan yang diikuti itu melihat bagaimana cara pengendalian hama, pemanenan,
Penyemprotan, perawatan, pemupukan, dan pengolahan. Selama kami mengikuti
kegiatan disana kami banyak mendapatkan ilmu.

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT berkat Rahmat dan HidayahNya penulis
dapat menyelesaikan laporan PKL tepat pada waktunya. Laporan berisikan aktivitas
dalam melakukan PKL di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Kebun Adolina
yang dilaksanakan pada tanggal 28 Agustus- 23 September 2023.
Dengan selesainya laporan PKL ini tak lupa pula penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Ibu Assoc. Prof. Dr. Dafni Mawar Tarigan, S.P., M.Si., Dekan Fakultas
Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara.
2. Ibu Dr. Rini Sulistiani, S.P., M.P., Kepala Program Studi Jurusan
Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatra Utara.
3. Bapak Ir. Aidi Daslin Sagala, M.S., Dosen Pembimbing Praktik Kerja
Lapangan (PKL).
4. Bapak Yudhi Hari Prabowo, ST., Manager PT. Perkebunan Nusantara IV Unit
Usaha Kebun Adolina.
5. Bapak Mugianto, S.P., Asisten Kepala Rayon A PT. Perkebunan Nusantara IV
Unit Usaha Kebun Adolina.
6. Bapak Muhammad Fikri Ridho S.P., Asisten Afdeling II PT. Perkebunan
Nusantara IV Unit Usaha Kebun Adolina.
7. Bapak Bambang Sebagai Mandor I Afdeling II PT. Perkebunan Nusantara IV
Unit Usaha Kebun Adolina
8. Teman-teman sejawat, yakni mahasiswa PKL diantaranya Deni Alfiansyah,
Feni Ramadhani, Fitriana Pohan dan Sumitomo Hadi Syahputra yang telah
berkontribusi banyak dalam kesuksesan kegiatan PKL.
9. Kedua orang tua yang telah memberikan dukungan berupa doa, moral dan
material sehingga kegiatan PKL ini dapat terlaksana dengan baik.
Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi
kesempurnaan laporan dimasa mendatang.

iii
Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah memberikan dukungan dan bantuan baik selama kegiatan PKL hingga
penulisan laporan. Semoga laporan ini bermanfaat sebagai bidang ilmu
pengetahuan.

Medan, Agustus 2022

Penulis

iv
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN..................................................................... i
RINGKASAN ............................................................................................. ii
KATA PENGANTAR ................................................................................ iv
DAFTAR ISI ............................................................................................... vi
DAFTAR TABEL ....................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... x
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang PKL.......................................................................... 1
1.2. Ruang Lingkup PKL ......................................................................... 2
1.3. Tujuan dan Manfaat PKL .................................................................. 3
II. GAMBARAN UMUM PERKERBUNAN .......................................... 5
2.1. Sejarah Umum Perkebunan ............................................................... 5
2.2. Fasilitas Kebun. ................................................................................. 6
2.3. Gambaran Umum Teknik Budidaya ................................................. 7
2.3.1. Pembibitan ............................................................................. 7
2.3.1.1. Pre Nursery (PN) ....................................................... 7
2.3.1.2. Main Nursery (MN) ................................................... 10
2.3.2. Tanaman Belum Menghasilkan............................................... 17
2.3.3.1. Pemeliharaan Piringan dan Pasar Pikul...................... 17
2.3.3.2. Pemberatasan Hama dan Penyakit ............................. 17
2.3.3.3. Pemupukan ................................................................. 18
2.3.3.4. Kastrasi dan Sanitasi .................................................. 19
2.3.3.5. Inventaris Pokok ........................................................ 19
2.3.4. Tanaman Menghasilkan .......................................................... 19
2.3.4.1. Pemeliharaan Piringan/Pasar Pikul dan Gawangan ... 19
2.3.4.2. Pemeliharaan TPH ..................................................... 20
2.3.4.3. Pemangkasan/Manunas .............................................. 20
2.3.4.4. Inventarisasi Pohon .................................................... 21
2.3.4.5. Manajemen Panen Kelapa Sawit TM ......................... 21

v
2.3.4.6. Kriteria Matang Panen ............................................... 21
2.3.4.7. Sortasi Panen .............................................................. 22
2.3.4.8. Rotasi Panen ............................................................... 22
2.3.4.9. Pembagian Kapveld ................................................... 22
2.3.4.10. Ancak Panen............................................................. 23
2.3.4.11. Kebutuhan Tenaga Panen ......................................... 23
2.3.4.12. Cara Panen ............................................................... 23
2.3.5. Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas ........................... 24
2.3.5.1. Struktur Organisasi ............................................... 24
2.3.5.2. Deskripsi Tugas ..................................................... 25
III. PELAKSANAAN PKL........................................................................ 33
3.1. Kegiatan PKL .................................................................................... 33
3.1.1. Pembibitan ........................................................................... 33
3.1.1.1. Pre-Nursery ............................................................. 33
3.1.1.2. Main-Nursery .......................................................... 35
3.1.2. Tanaman Ulang .................................................................... 37
3.1.3. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) ............................... 38
3.1.4. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan ................................ 42
3.1.5. Panen dan Pengangkutan ..................................................... 44
3.2. Permasalahan yang Dihadapi Selama PKL ....................................... 46
3.3. Pembahasan ....................................................................................... 46
IV. KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 48
4.1. Kesimpulan ....................................................................................... 48
4.2. Saran .................................................................................................. 48
LAMPIRAN ................................................................................................ 50

vi
DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman


1. Jarak Tanam Yang dianjurkan ............................................................. 16

vii
DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

1. Kantor Afdeling II PTPN IV Unit Usaha Kebun Adolina ......................... 8


2. Taman Kanak-kanak (TK) Ade Irma Kebun Adolina .............................. 8
3. Sekolah Dasar (SD) Negri No.101936 Kebun Adolina .............................. 9
4. (MTS) AL-Hidaya Adolina ..................................................................... 9
5. Masjid Al-Muawana Kebun Adolina ........................................................ 10
6. Gereja (HKBP) Kebun Adolina ........................................................... 10
7. Lapangan Olahraga Bola Kaki Kebun Adolina ................................... 11
8. Puskesmas Kebun Adolina................................................................... 12
9. Perumahan Karyawan Kebun Adolina ................................................. 12
10. Pembuangan Limbah Sawit Kebun Adolina ........................................ 13
11. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Kebun
Adolina 2023 ........................................................................................ 28
12. Pembibitan Pre-Nurseri di Afdeling II Kebun Adolina ....................... 32
13. Penyiraman Main-Nurseri di Afdeling II Kebun Adolina ................... 33
14. Sanitasi Tanaman Pengganggu di Afdeling II Kebun Adolina .................... 35
15. Pelaksanaan Kastrasi Menggunakan Dodos di Afdeling II ................. 36
16. Penyemprotan Gulma Secara Kimiawi di Afdeling II Kebun
Adolina ................................................................................................. 37
17. Pngendalian hama (injeksi) di Afdeling II Kebun Adolina ................. 38
18. Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM) di Afdeling II Kebun
Adolina ................................................................................................. 38
19. Pemanenan TBS Tanaman Menghasilkan di Afdeling II Kebun
Adolina .................................................................................................. 40
20. Pengangkutan Buah dari TPH di Afdeling II Kebun Adolina ..................... 40
21. Penimbangan TBS di PKS Kebun Adolina.......................................... 42
22. Sortasi TBS di PKS Kebun Adolina .................................................... 43
23. Stasiun Penerimaan Buah di PKS Kebun Adolina .............................. 44
24. Sarana Perebusan TBS dengan Lori Kebun Adolina ........................... 45
25. Stasiun Perebusan TBS di PKS Kebun Adolina .................................. 46
26. Pemisahan Buah di Threser Drum di PKS Kebun Adolina ................. 46
27. Pemisahan Daging Buah di PKS Kebun Adolina ................................ 48
28. Pengepresan Daging Buah di PKS Kebun Adolina ............................. 49
29. Tangki Penyimpanan CPO di PKS Kebun Adolina ............................. 50

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Jadwal Kegiatan PKL di PT. Perkebunan Nusantara IV Unit


Usaha Kebun Adolina .......................................................................... 55
2. Struktur Organisasi Perusahaan ........................................................... 56
3. Daftar Penilaian Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan........................ 56

ix
1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang PKL

Perguruan tinggi memiliki peran untuk mendidik dan menciptakan sumber

daya manusia yang memiliki kualitas. Untuk mendapatkan ilmu dan kualitas yang

baik tidak hanya di perguruan tinggi saja tetapi bisa mencari pengalaman di luar

bangku perkuliahan yang berguna untuk mempermudah dalam mendapatkan

pekerjaan ke depannya. Tetapi dari fakta yang didapat saat ini hanya sedikit yang

mempunyai kriteria tersebut. Oleh karena itu perguruan tinggi di Indonesia

terutama Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara membentuk program Praktik

Kerja Lapangan (PKL) sebagai sarana pembelajaran dan memperkaya diri bagi

mahasiswa khususnya program studi Agroteknologi. Kegiatan ini diharapkan

membentuk mahasiswa memiliki kriteria berpengalaman di lapangan setelah

menyelesaikan studinya.

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara sebagai

salah satu lembaga pendidikan tinggi di Indonesia mempunyai tugas pokok yaitu,

Tri Dharma Perguruan Tinggi, yang terdiri dari Pendidikan dan Pengajaran,

Penelitian dan Pengembangan serta Pengabdian kepada Masyarakat. Terkait hal itu

Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara berusaha

menghasilkan lulusan yang mempunyai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

serta keterampilan yang mampu memenuhi kebutuhan pengembangan dan lapangan

kerja dalam bidang pertanian.

Target PKL Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

adalah memperoleh keterampilan yang harus dipenuhi sehingga sub sektor


2

pertanian khususnya di perkebunan menjadi salah satu sektor yang sangat penting

dipelajari sebagai salah satu penyumbang devisa negara.

Dalam kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL), mahasiwa dibimbing oleh

dosen pembimbing yang guna memberikan masukan dan mencari alterntif

pemecahan masalah yang di hadapi selama kegiatan ini berlangsung. Diharapkan

melalui Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini mahasiswa dapat memperoleh

pengalaman yang berguna dalam perwujudan pola kerja yang akan dihadapi

nantinya setelah mahasiswa menyelesaikan studi.

Praktik Kerja Lapangan (PKL) menuntut mahasiswa untuk menerapkan

ilmu pengetahuan yang didapat di perkuliahan sebagai suatu bentuk kegiatan nyata

dalam situasi lapangan. Melalui PKL mahasiswa diharapkan dapat menerapkan

teori-teori ilmiah di masa kuliah sehingga dapat memperoleh pengalaman-

pengalaman yang berguna dalam mewujudkan pola kerja yang akan dihadapi

nantinya setelah mahasiswa menyelesaikan perkuliahan. Menghadapi arus

globalisasi pada saat ini maka mahasiswa dituntut untuk lebih maju. Peningkatan

sumber daya manusia (SDM) sangat mutlak harus dimiliki oleh mahasiswa. Oleh

karena itu PKL dipandang sebagai dasar untuk menghasilkan SDM yang dapat

menangani suatu kegiatan yang sedang berlangsung ataupun suatu kegiatan yang

akan dihadapi di masa mendatang.

1.2. Ruang Lingkup PKL

Adapun ruang lingkup Praktik Kerja Lapangan meliputi :

a. Gambaran umum perkebunan yaitu mencakup sejarah perusahaan, visi dan misi

perusahaan, topografi, curah hujan, jenis tanaman yang diusahakan, lokasi dan
3

luas areal.

b. Organisasi dan manajemen perusahaan yaitu mencakup struktur organisasi,

manajemen perusahaan, jumlah tenaga kerja dan seksi kerja.

c. Aspek sosial ekonomi yaitu mencakup aspek produksi dan sistem upah/gaji.

d. Aspek budidaya yaitu mencakup bidang perkebunan, peternakan dan pertanian.

e. Sosial budaya mencakup di dalam perkebunan dan di luar perkebunan, serta

fasilitas karyawannya terdiri dari apotek hidup, kantor, perumahan karyawan,

rumah ibadah, dan lapangan olahraga.

1.3. Tujuan dan Manfaat PKL

Praktik Kerja Lapangan bertujuan untuk :

a. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman kerja

dan berinteraksi dengan para pekerja perkebunan dengan cara mengamati,

mengenal dan menganalisa permasalahan yang dijumpai di perusahaan atau

tempat PKL.

b. Meningkatkan wawasan dan kepribadian mahasiswa dalam menerapkan

pengetahuan akademis yang telah didapat.

c. Lebih dapat memahami konsep-konsep non akademis di dunia kerja nyata.

d. Memperoleh peluang untuk dapat bekerja di perusahaan/instansi tempat PKL

setelah memperoleh Ijazah S1 di Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah

Sumatera Utara.

e. Memperoleh wawasan tentang dunia kerja dan membandingkan antara teori dan

praktik.
4

Adapun manfaat dalam pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan yaitu:

a. Memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk memperoleh pengalaman kerja

dan berinteraksi dengan perusahaan.

b. Mendewasakan cara berpikir, membandingkan dan menerapkan pengetahuan

akademis yang telah didapat serta meningkatkan pengetahuan keterampilan ilmu

dan teknologi di bidang pertanian.

c. Melatih mahasiswa untuk belajar disiplin waktu dan bertanggung jawab dalam

melaksanakan tugas.

d. Memperoleh ilmu yang tidak diperoleh dalam bangku kuliah.


5

II. GAMBARAN UMUM PERKEBUNAN

2.1. Sejarah Umum PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina

Unit Usaha Adolina didirikan oleh pemerintah Belanda sejak tahun 1926

dengan nama “NV Cultuur Maatschappy Onderneming NV CMO” yang bergerak

dalam budidaya tembakau. Pada tahun 1938 budidaya tembakau dirubah menjadi

kelapa sawit dan karet dengan nama “NV Serdang Cultuur Maatschappy SCM”.

Sejak tahun 1973, budidaya karet diganti menjadi kakao, sedangkan kelapa sawit

tetap dipertahankan. Pada tahun 1942, Adolina diambil alih oleh pemerintah Jepang

dan diambil kembali oleh pemerintah Belanda pada tahun 1946 dengan nama tetap

“NV SCM”. Pada tahun 1958, perusahaan diambil alih oleh pemerintah Republik

Indonesia dengan nama Perusahaan Perkebunan Negara PPN. Nama PPN diganti

menjadi PPN Baru SUMUT V tahun 1960. Pada tahun 1963 PPN Baru SUMUT V

dipisah menjadi dua yaitu: 1. PPN Karet III Adolina Hulu, Kantor Kesatuan di

Tanjung Morawa 2. PPN Aneka Tanaman II Kebun Adolina Hilir, Kantor Kesatuan

di Pabatu. Tahun 1968, PPN Antan II diganti menjadi PNP VI, dengan

penggabungan kembali PPN Karet III Kebun Adolina Hulu dengan PPN Aneka

Tanaman II Kebun Adolina Hilir, lalu pada tahun 1978 PNP VI diubah menjadi

bentuk Persero dengan nama PT Perkebunan VI Persero. Tahun 1974 PTP IV, PTP

VII, dan PTP VIII, digabung dan dipimpin oleh Direktur Utama PTP VII. Sejak

tanggal 11 Maret 1996 sampai dengan saat ini gabungan PTP VI, PTP VII, dan PTP

VIII diberi nama Perkebunan Nusantara IV Persero.

Unit usaha Adolina merupakan salah satu Unit Usaha dari PT Perkebunan

Nusantara IV Persero dan merupakan Badan Usaha Milik Negara BUMN. Sesuai
6

Surat Keputusan Direksi PT. Perkebunan Nusantara IV Persero Nomor :

04.13KptsOrg93XII1998 tanggal 17 Desember 1998 memutuskan terhitung mulai

tanggal 01 Januari 1999 melebur Kebun Bangun Purba dan merubah statusnya

menjadi Afdeling Unit Adolina. Luas areal HGU Unit Adolina seluas 8.965,69 Ha,

dibagi menjadi tiga bagian yaitu kelapa sawit sebesar 8500 Ha, kebun benih kakao

sebesar 150 Ha dan lain lain 315,69 Ha emplasment, 41 pondok, pembibitan,

pabrik, dan lain-lain. Sesuai Surat Keputusan Direksi PT Perkebunan Nusantara IV

Persero Nomor: 04.12Kpts71XII2009 tentang rasionalisasi areal, maka Unit

Adolina yang selama ini berjumlah 14 Afdeling menjadi sembilan Afdeling.

Produksi tandan buah segar TBS kelapa sawit diolah di Pabrik Kelapa Sawit PKS

yang dimiliki oleh Unit Adolina sendiri. Pabrik kelapa sawit ini didirikan pada

tahun 1956 dengan kapasitas 26 ton TBS jam dan direnovasi pada tahun 2000

hingga kapasitas terpasang pabrik kelapa sawit adalah 30 ton TBSjam. Pabrik

kelapa sawit Adolina dipakai untuk mengolah TBS sendiri dan pembelian TBS dari

pihak ketiga. Pemasaran hasil produksi seluruh PT. Perkebunan Nusantara IV

dikelola oleh Kantor Pemasaran Bersama KPB. Pemasaran CPO yang diproduksi

oleh pabrik kelapa sawit Adolina masuk ke dalam Koordinator Wilayah I Korwil I

Medan yang dikelola oleh Kantor Pemasaran Bersama KPB. Jadi, semua hasil yang

dikirim ke konsumen harus melalui perintah dari Kantor Pusat Kanpus di Medan.

Daerah pemasaran CPO dari unit usaha Adolina ini diekspor ke beberapa negara

seperti Belanda, Jepang, Belgia, dan sebagian dikirim untuk pasar lokal, sedangkan

untuk produk inti diproses lebih lanjut ke pabrik pengolahan inti sawit di Pabatu.
7

Adapun Visi dan Misi dari PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina

adalah sebagai berikut:

Visi: Menjadi perusahaan agribisnis nasional yang unggul dan berdaya saing kelas

dunia serta berkontribusi secara berkesinambungan bagi kemajuan bangsa.

Misi: 1. Menghasilkan produk yang berkualitas tinggi bagi pelanggan.

2. Membentuk kapabilitas proses kerja yang unggul (operational excellence)

melalui perbaikan dan inovasi berkelanjutan dengan tata kelola perusahaan

yang baik. 3. Mengembangkan organisasi dan budaya yang prima serta SDM

yang kompeten dan sejahtera dalam merealisasi potensi setiap insani. 4.

Melakukan optimalisasi pemanfaatan aset untuk memberikan imbal hasil

terbaik. 5. Turut serta dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan

menjaga kelestarian lingkungan untuk kebaikan generasi masa depan.

2.2. Fasilitas Kebun

Dalam mendukung kegiatan operasional kerja dan memenuhi kebutuhan

karyawannya, PTPN IV Unit Usaha Kebun Adolina memiliki beberapa fasilitas di

dalamnya sebagai berikut.

3.2.1. Sarana Administrasi Afdeling

Untuk mengurus segala urusan yang berkataitan dengan kegiatan afdeling PTPN IV

Unit Usaha Balimbingan menyediakan kantor afdeling yang digunakan juga sebagai kantor

dari asisten. Yang di tunjukan Pada (Gambar 1). Segala kegiatan yang berhubungan dengan

administrasi di afdeling III dilakukan dikantor ini. Mulai dari administrasi tentang

perawatan tanaman,produksi tanaman,data pekerja dan lain-lain. Asisten afdeling III juga

berkantor pusat disini.


8

Gambar 1. Kantor Afdeling II PTPN IV Unit Usaha Kebun Adolina.

3.2.2. Sarana Pendidikan

Dalam usaha membangun pendidikan anak-anak karyawan, PTPN IV Unit

Usaha Adolina menyediakan sarana pendidikan seperti (Gambar 2, 3, dan 4).

Gambar 2. Taman Kanak-kanak (TK) Ade Irma Kebun Adolina


9

taman Kanak-kanak (TK) Ade Irma, Sarana pendidikan ini dapat sejajar

dengan Sekolah Dasar (SD) Negri No.101936, (MTS) AL-Hidaya Adolina pada

umumnya.

Gambar 3. Sekolah Dasar (SD) Negri No.101936 Kebun Adolina.

Gambar 4. (MTS) AL-Hidaya Adolina


10

3.2.3. Sarana Keagamaan

Dalam mendukung kegiatan keagamaan dan kerohanian, PTPN IV Afdeling

II Unit Usaha Adolina menyediakan rumah ibadah seperti Masjid dan Gereja bagi

para pekerja atau masyarakat sekitar yang ingin melakukan kegiatan keagamaan

dapat menggunakan masjid atau Gereja ini yang ditunjukan Pada (Gambar 5 dan 6)

Gambar 5. Masjid Al-Muawana Kebun Adolina

Gambar 6. Gereja (HKBP) Kebun Adolina


11

3.2.4. Sarana Olahraga

Dalam mendukung kegiatan olahraga, PTPN IV Unit Usaha Adolina

menyediakan lapangan sepakbola dan lapangan badminton untuk masyarakat

setempat. Lapangan bola banyak dimanfaatkan oleh masyarakat sekitar perkebunan

untuk bermain bola, bahkan tempat acara yang dibuat di daerah setempat. Lapangan

badminton juga sering digunakan oleh karyawan untuk berolahraga pertandingan

badminton yang di tunjukan pada (Gambar 7).

Gambar 7. Lapangan Olahraga Bola Kaki Kebun Adolina

3.2.5. Sarana Kesehatan

Dalam mendukung kesehatan Masyarakat, PTPN IV Unit Usaha Adolina

menyediakan Puskesmas untuk masyarakat setempat, puskesmas dimanfaatkan

oleh msyarakat sekitar perkebunan untuk sarana kesehatan bagi masyarakat

perkebunan yang di tunjukan pada (Gambar 8).


12

Gambar 8. Puskesmas Kebun Adolina

3.2.6. Sarana Tempat Tinggal

PTPN IV Unit Usaha Adolina menyediakan fasilitas rumah untuk

karyawannya seperti Manager, asisten kepala, asisten Afdeling , asisten Tata

Usaha dan Pekerja yang di tunjukan pada (Gambar 9).

Gambar 9. Perumahan Karyawan Kebun Adolina


13

3.2.7. Sarana Pembuangan Limbah

PTPN IV Unit Usaha Adolina menyediakan tempat pembuangan limbah,

tempat pembuangan limbah ini untuk sarana limbah-limbah pabrik atau limbah

kelapa sawit akan di buang ditunjukan pada (gambar 10).

Gambar 10. Pembuangan Limbah Sawit Kebun Adolina

2.3. Gambaran Umum Teknik Budidaya Tanaman

PT. Perkebunan Nusantar IV Kebun dan Pabrik adolina memiliki luasan

lahan pertanian yang ditanami kepa sawit sebanyak 7.786/ha yang terbagi menjadi

lima afdeling. Setiap afdeling ditanggung jawabkan oleh satu asisten dan dibantu

oleh beberapa mandor yang bergerak dibidangnya masing-masing. Teknis budidaya

tanaman di Kebun dan Pabrik adolina disana merupakan tanaman menghasilkan

(TM) yang berumur berkisar 6 tahun keatas. Kebun dan Pabrik adolina memiliki

pekerjaan yang dapat dikerjakan oleh pekerjanya diantaranya yaitu : 1. pemanenan,

2. penunasan, 3. pemupukan, 4. Chemis, 5. Sampel Daun, 6. Injeksi Batang dan

Pabrik Kelapa Sawit (PKS) yang digunakan untuk mengolah hasil yang didapatkan
14

dari setiap bloknya dan diolah menjadi CPO yang nantinya akan di jual. Selama

kami mengikuti PKL di Kebun dan Pabrik adolina kami banyak mendapatkan ilmu

dari mulai bagaimana cara mendapatkan dan mengendalikan tanaman dari

gangguan hama dan mengetahui cara mengangkut hasil produksi dengan bantuan

dumptruck dan cara pengangkutan sampai dengan kepabrik. Ilmu lainnya yaitu

bagaimana cara mengolah tandan buah segar (TBS) di pabrik kepala sawit sesuai

dengan kriteria buah dan standart yang dibutuhkan dalam pengolahan tandan buah

segar (TBS).

2.3.1. Pembibitan

2.3.1.1. Pre Nurseri (PN)

a. Persiapan Lokasi

Pemilihan lokasi untuk tempat pembibitan Pre-Nursery harus memenuhi

persyaratan seperti : areal harus rata, dekat dengan sumber air, dekat areal

penanaman, jauh dari sumber hama dan penyakit dan lainnya.

b. Bedengan

Bedengan dibuat dengan bata yang berukuran ± 20 cm dengan ukuran luas

bedengan 10 m x 1,20 m dan jarak antar bedengan 50 cm. Satu bedengan dapat diisi

dengan ± 1200 bibit dalam polybag. Bedengan diberi lapisan pasir setebal ± 5 cm

sebelum penyusunan polybag Untuk menjaga agar aerasi bedengan tetap terjaga.

c. Naungan

Pembuatan naungan bertujuan untuk mengurangi sinar matahari langsung

ke bibit yang baru tumbuh kecambah. Pembuatan naungan dari kerangka besi

dengan atap dari paranet. Ukuran naungan dapat dibuat per bedengan dengan tinggi

1.8- 2.0 m.
15

d. Polibag Pre Nurseri (PN)

Ukuran polybag yang digunakan yaitu 15 cm x 22 cm dengan ketebalaan

0,07 mm, berwarna hitam dengan 2 baris lubang drainase yang bejumlah 12-24

buah.

e. Pengisian Tanah

Tanah digunakan sebagai media tanam, sebelum digunakan sebaiknya

diayak terlebih dahulu untuk membuang kotoran yang tercampur didalamnya.

Setelah diayak tanah yang akan digunakan sebagai media tanam dicampur dengan

pupuk Dolomit 5 kg per ton tanah sebagai pupuk dasar.

Media tanam selanjutnya dimasukkan kedalam baby polybag yang

berukuran 15 x 22 cm. Pengisian tanah dilakukan 1 bulan sebelum penanaman

kecambah agar tanah padat dan rutin disiram seminggu sebelum kecambah ditanam.

f. Penyusunan Polibag

Polybag disusun didalam petak persemaian dengan posisi tegak dan

dilakukan penyiraman sebelum penanaman kecambah.

g. Penanaman Kecambah

Sebelum dilakukan penanaman kecambah, dilakukan seleksi pada

kecambah yang hendak ditanam kemudian tanah didalam polybag diratakan dan

disiram sebelum ditanam kecambah. Penanaman kecambah dilakukan dengan

kedalaman ± 1 cm . Plang dibuat berisi nomor persilangan, tanggal tanam dan

jumlah kecambah Untuk memudahkan proses monitoring.

h. Pemeliharaan

1. Penyiraman

Penyiraman dilakukan dua kali sehari yaitu pada pagi dan sore hari.
16

Penyiraman dilakukan menggunakan mikromist dengan kebutuhan air untuk setiap

1 baby polybag sebanyak 150 ml air. Penyiraman dilakukan sampai tanah didalam

polybag basah sampai kedasarnya.

2. Penyiangan

Penyiangan diareal pembibitan dilakukan secara manual yaitu dengan

mencabut rumput atau gulma yang tumbuh disekitar area polybag. Penyiangan

dilakukan sebanyak satu kali dalam 9 bulan.

3. Pemupukan

Pemupukan dilakukan seminggu sekali dengan menggunakan pupuk urea

dan NPK dengan dosis pemupukan 0,2 gr / 1 liter air yang dapat digunakan untuk

memupuk 100 bibit polybag. Setelah dilakukan penyemprotan pupuk tanaman

disiram kembali untuk menghindari agar daun tanaman tidak klorosis.

4. Pengendalian Hama dan Penyakit

Monitoring untuk hama dan penyakit dilakukan setiap hari. Pengendalian

hama dilakukan secara manual yaitu dengan pengutipan langsung (Hand Picking).

Hama yang biasa ada dipembibitan yaitu hama ulat tentara / ulat grayak

(Spodoptera litura ), ulat api ( Setora nitens WLK ) dan ulat kantung (Mahasena

corbetti). Untuk penyakit yang biasa menyerang pada pembibitan yaitu penyakit

busuk akar yang disebabkan oleh jamur Rhizoctona sp. Yang dikendalikan dengan

menggunakan fungisida Mancozeb 0,2-0,25% dan penyiraman yang cukup. Selian

itu juga penyakit bercak daun (Black Spot) yang disebabkan oleh jamur Culvularia

sp. yang menyebabkan muncul bercak-bercak kecil berwarna kuning kecoklatan di

areal daun. Pengendalian penyakit bercak daun pada tanaman sawit dapat

menggunakan fungisida amistrartop dengan cara dioleskan pada bagian daun yang
17

terserang penyakit.

5. Seleksi bibit

Seleksi bibit dilakukan untuk memisahkan bibit yang tumbuh abnormal

yang sebabkan oleh faktor genetis, kerusakan mekanis atau terserang hama atau

penyakit.

2.3.1.2. Main Nurseri (MN)

a. Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi Main-Nursery merupakan faktor penting yang harus

dipenuhi untuk mendapatkan bibit yang memnuhi kualitas dan memudahkan

pekerjaan selama pembibitan seperti :

1. Areal harus rata

2. Letak Pre-Nursery diusahakan dekat dengan lokasi Main- Nursery

3. Dekat dengan sumber air

Tiap petak disusun 5 baris polybag dengan isi 40-50 bibit dua petak dipisah

dengan membuang barisan keenam dari kelipatannya. Kebutuhan luas areal Main-

Nursery disesuaikan dengan jarak tanam yang ditentukan dan disesuaikan dengan

umur bibit yang akan ditanam agar bibit tidak mengalami etiolasi karena jarak yang

terlalu rapat.

b. Pemeliharaan Lahan

Lahan pembibitan yang digunakan harus bebas dari gulma dan sekeliling

polybag harus dibersihkan dari semak yang dapat menjadi sumber hama dan

penyakit

c. Kebutuhan air dan intensitas penyiraman

Penyiraman merupakan kebutuhan utama bibit kelapa sawit. Air yang


18

dibuthkan untuk kelangsungan hidup bibit setiap harinya bergantung pada kondisi

tanah didalam polybag. Kebutuhan air pada saat pembibitan Main-Nursery yaitu

sebanyak 2 liter perharinya. Penyiraman dilakukan sebanyak 2 kali yaitu dipagi

dan disore hari.

d. Penyiapan Tanah

Lokasi pengambilan tanah yang akan digunakan ditentukan oleh pimpinan

unit setempat. Tanah yang digunakan untuk pembibitan Main-Nursery diambil dari

daerah piasaulu yang masih terbebas dari infeksi ganoderma. Tanah yang

digunakan yaitu tanah bagian Top Soil yang kemudian diayak untuk mengaluskan

tanah dan membersihkan tanah dari batu, sisa akar.

e. Polybag

Polybag yang digunakan pada pembibitan Main-Nursery yaitu polybag

berwarna hitam dengan ukuran panjang 50 cm, lebar 40 cm dan tebal 0,20 mm dan

memiliki jumlah lubang ± 60-80 per polybag.

f. Pengisian Polybag

Tanah yang telah diayak diisi dengan tangan atau skop. Pengisian dimulai

setengah polybag dan dipadatkan lalu diisi sampai penuh kira-kira 1-2 cm dari bibir

atas polybag.

g. Memancang

Jarak tanam yang di gunakan adalah 90 cm x 90 cm segitiga sama sisi. Jarak

antara barisan 0,867 x 90 cm = 77,9 cm (78 cm). Jarak ini dapat lebih besar atau

lebih kecil di sesuaikan dengan keadaan dan keterbatasan areal yang memenuhi

syarat. Bila bibit direncanakan di pindah ke lapangan pada umur 12 bulan, jarak

tanam agar di pertahankan tetap 90 cm x 90 cm agar tidak terjadi etiolasi. Bibit


19

etiolasi akan berdampak pada “transplanting shock” yang relatif lebih lama, lingkar

batang yang lebih kecil dan penurunan produktivitas sampai 20%. Pancang lurus ke

semua arah bertujuan untuk keseimbangan pertumbuhan dan kemudahan

pemeliharaan. Pemancangan di pembibitan di lakukan secara beregu dan satu regu

terdiri dari 3 orang.

h. Penyusunan polybag

Polybag yang sudah diisi tanah diletakkan di atas titik pemancang sehingga

bekas titik pancang berada pada titik tengah atas polybag.

i. Penyiapan bibit

Pemindahan bibit dari penyemaian ke pembibitan utama dilakukan pada saat

bibit berumur ± 3 bulan yaitu pada saat bibit berdaun 2-3 helai. Bibit yang akan

dipindahkan telah melewati seleksi dan sehari sebelum pemindahan bibit kepolybag

besar, bibit di pre- nursery harus disiram dulu sampai basah.

Teknik penanaman bibit dalam polybag yaitu dari bibit pre-nursery ke

main-nursery yaitu :

1. Dibuat lubang tanam dengan menggunakan bor yang diputar dengan tangan.

2. Dasar baby polybag disayat tanpa mengenai akar.

3. Bibit dimasukkan kedalam lubang dan baby polybag yang sudah disayat

dilepaskan

4. Tanah dipadatkan dan diratakan sehingga permukaan baby polybag sama

dengan permukaan tanah polybag besar

5. Kemudian dibuat plang yang berisi nomer petak, tanggal tanam, jumlah bibit,

tanggal pindah tanam dan nomer persilangan.

j. Penyiangan
20

Secara garis besar penyiangan di pembibitan utama dibagi 2 bagian yaitu :

1) Penyiangan dalam polibag

Penyiangan dalam polibag meliputi mencabut gulma, menambah tanah,

menggemburkan tanah dengan kayu (Akar bibit jangan rusak). Kebutuhan

disesuaikan dengan norma dan standart fisik.

2) Penyiangan antar polibag

Dapat dilakukan dengan cara manual yaitu dilakukan dengan membersihkan

gulma yang tumbuh diantara polibag dengan memakai garuk. Kebutuhan tenaga

disesuaikan dengan norma dan standart fisik. Cara khemis digunakan dalam kondisi

kekurangan tenaga. Sebelum diadakan penyemprotan dengan herbisida, lapangan

harus kering atau tidak ada permukaan tanah tergenang atau becek. Pelaksanaan

cara khemis harus dilakukan ± 4 jam sebelum atau sesudah penyiraman bibit, agar

penyiangan cara khemis berhasil optimal petak-petak yang akan disemprot harus

diatur sebaiknya.

k. Pemupukan

Pemupukan pada polibag besar (Main-Nursery) adalah kelanjutan

pemupukan di pre nursery. Pupuk diberikan tepat pada waktunya sesuai dengan

dosis dan umur bibit. Pupuk ditabur melingkar diatas tanah polibag dengan jarak 4-

5 cm dari pangkal bibit. Alat takaran pupuk yang sesuai dengan dosis harus

disediakan. Satu takaran maksimum 2 kali tabur, agar pelaksanaannya mudah.

l. Seleksi Bibit

Seleksi bibit kelapa sawit dilakukan pada saat umur 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan

dan terakhir pada saat akan dipindahkan ke Main-Nursery. Jumlah seleksi di Main

Nursery adalah sekitar 15-20%.


21

2.3.3. Tanaman Belum Menghasilkan

TBM merupakan masa sebelum panen, yaitu dimulai dari tanam sampai

panen pertama. Periode waktu TBM pada tanaman kelapa sawit terdiri dari :

° TBM I : Tanaman pada tahun ke- I ( 0 – 12 bulan )

° TBM II : Tanaman pada tahun ke- II ( 13 – 24 bulan )

° TBM III : Tanaman Pada tahun ke – III ( 25 – 30 atau 36 bulan )

Pekerjaan yang urgent selama masa TBM yaitu :.

2.3.3.1. Pemeliharan Piringan dan Pasar Pikul

Pemeliharan di lakukan dengan cara chemis dan jenis herbisida yang

dipakai adalah gliposat dan metil medsulfurone. Adapun alat yang dipakai yaitu

knaakcaps yang mana 1 caps berisi 15 liter larutan. Adapun dosis gliposat untuk

per hektarnya yaaitu 600cc/ha dan dosis metil medsulfurone yaitu 10 gr/ha, untuk

mengerjakan chemis piringan dan pasar pikul dibutuuhkan tenaga kerja 1 us/ha.

2.3.3.2. Pemberantasan Hama dan Penyakit

Terdapat jenis hama yang kerap menimbulkan kerugian diareal TBM

yaitu Oryctes rhinoceros ( kumbang badak ). Oryctes menyerang pada bagian pupus

daun sehingga pertumbuhan pupus daun menjadi terhambat atau tidak tumbuh.

Pengendalian oryctes dapat dilakukan secara manual maupun dengan menggunakan

bahan kimia. Selain itu pengendalian juga dapat dilakukan dengan memasang jaring

fishnet yang dipasang dibatang sawit setinggi 20 cm dari permukaan tanah.

Penggunaan feromon juga merupakan pengendalian yang dilakukan secara kimiawi

yaitu bertujuan untuk merasang kumbang jantan

2.3.3.3. Pemupukan

Terdapat dua jenis pupuk yang diberikan pada tanaman kelapa sawit di
22

Unit Usaha Bah Jambi yaitu pupuk majemuk dan pupuk dolomit yang disebut

sebagai pupuk aplikasi. Pupuk aplikasi diberikan pada tanaman TBM III dengan

waktu pemberian sebulan sekali. Pada masa TBM I pemupukan dilakukan dengan

menggunakan pupuk umur yaitu pada umur 3 bulan dengan dosis 0,50 kg/pokok, 5

bulan dengan dosis 0,60 kg/pokok, 8 bulan dengan dosis 0,75 kg/pokok, dan 12

bulan dengan dosis 1,25 kg/pokok.

Pada saat pemupukan, hal yang harus diperhatikan ialah 5T yakni tepat dosis,

tepat cara, tepat waktu, tepat tempat dan tepat administrasi. Kelima hal ini

merupakan bagian yang sangat penting untuk diperhatikan karena sangat

berpengaruh terhadap buah yang akan dihasilkan. Pemupukan dilakukan dengan

tujuan menambah unsur hara yang dibutuhkan oleh tanaman. Rotasi pemupukan

bergantung dari umur tanaman. Tiap umur tanaman diaplikasian pupuk dan dosis

yang berbeda. Rekomendasi pemupukan berdasarkan dari PPKS yang telah

melakukan analisa daun untuk menentukan kebutuhan pupuk di tahun depan.

2.3.3.4. Kastrasi dan Sanitasi

Kastrasi merupakan kegiatan pembuangan bunga jantan dan bunga

betina yang membentuk dompet untuk mendukung pertumbuhan vegetatif tanaman

kelapa sawit. Kegiatan kastrasi dilakukan terakhir pada enam bulan sebelum panen

pertama, misalnya apabila dilakukan panen perdana pada umur tanam 30 bulan

maka trakhir melakukan kastrasi yaitu pada saat tanaman berumur 24 bulan. Alat

yang digunakan untuk melakukan kastrasi yaitu dengan menggunakan sortados

yang ukurannya disesuaikan dengan besarnya bunga dilapangan.

Sanitasi dilakukan yaitu dengan membuang buah busuk dan penunasan

pelepah kering sebagai persiapan panen. Seluruh daun dan pelepah yang paling
23

bawah sebanyak 1-2 lingkaran pertama dibuang.

2.3.3.5. Inventaris Pokok

Inventaris pokok adalah kegiatan menghitung jumlah pokok setiap

bloknya dengan tujuan untuk mengetahui berapa jumlah pokok yang mati, terserang

penyakit, dan jumlah pokok secara keseluruhannya.

2.3.4. Tanaman Menghasilkan

Tujuan utama dari pemeliharaan areal TM dilakukan untuk menggali

potensi produksi seoptimal mungkin. Beberapa hal penting yang harus dilakukan

didaerah TM yaitu :

2.3.4.1. Pemeliharaan Piringan/ Pasar Pikul dan Gawangan

Pemeliharaan piringan/ pasar pikul adalah kegiatan untuk

membersihkan tumbuhan pengganggu atau gulma, sampah yang ada disekitar areal

piringan/pasar pikul. Pemeliharaan piringan ini bertujuan untuk menghindari

terjadinya persaingan hara antara tanaman kelapa sawit dengan gulma dipiringan,

memudahkan pengutipan brondolan, mempermudah oprasional pemanenan dan

mempermudah dalam pengawasannya.

Dalam pemeliharaan gawangan dilakukan dengan wiping lalang yang

dikendalikan dengan menggunakan glyphosate dengan konsentrasi 0,75- 1,0 % dan

dilakukan sebanyak 4 kali dalam setahun. Selain itu juga dilakukan kegiatan

dongkel anak kayu yang dilakukan dengan mendogkel tukulan kelapa sawit sampai

akarnya terbongkar keluar yang dilakukan sebanyak 2 kali dalam setahun.

2.3.4.2. Pemeliharaan TPH

Pemeliharaan TPH dilakukan untuk membersihkan TPH dari gulma,

sampah, dan batu-batuan agar kebersihan tandan buah segar dan brondolan
24

terjamin. Pemeliharaan TPH bertujuan untuk mempermudah memuat dan

mengangkut buah kepabrik, kebersihan TBS dan brondolan terjamin. Pemeliharaan

TPH dilakukan sebnyak 6 kali dalam setahun.

2.3.4.3. Pemangkasan/Manunas

Pemangkasan dan penunasan dilakukan dengan maksud untuk membuang

pelepah yang tidak berguna bagi tanaman. Tujuan utama dari penunasan adalah

untuk mempertahankan luas permukaan daun untuk terjadinya proses fotosintesis

dan jumlah optimal yang dibutuhkan tanaman agar suplai unsur hara dapat

seimbang. Pemangkasan pelepah tergantung pada umur tanaman yang dikaitkan

dengan jumlah lingkaran pelepah yang ditinggal setiap rotasi.

2.3.4.4. Inventarisasi Pohon

Inventasrisasi pohon adalah kegiatan menghitung jumlah pohon dalam

priode tertentu yang dilakukan 2 kali setahun. Berdasarkan hasil dari inventarisasi

ini akan diperoleh informasi mengenai perubahan jumlah pohon yang berkurang

karena mati yang disebabkan serangan hama/ penyakit atau sebab lain dan

bertambahnya karena dilakukannya proses penyisipan. Adapun tujuan inventarisasi

yaitu memudahkan perhitungan peramalan produksi, perhitungan rata-rata

produksi/ha dan evaluasi terhadap pencapaian produksi serta untuk mengetahui

kebutuhan pupuk dan herbisida.

2.3.4.5. Manajemen Panen Kelapa Sawit TM

Panen adalah pemotongan tandan buah dari pohon sampai dengan

pengangkutan ke pabrik yang meliputi kegiatan pemotongan tandan buah matang,

pengutipan brondolan, pemotongan pelepah, pengangkutan buah ke TPH (Tempat

Pengutipan Hasil), dan pengangkutan hasil ke pabrik. Tujuan dari pemanenan


25

kelapa sawit yaitu memanen semua buah pada kematangan yang optimum, panen

hanya buah yang matang dan mengutip brondolan, mengirim TBS ke pabrik setelah

panen. Kriteria panen kelapa sawit dapat dipanen bila sudah memiliki kriteria

tingkat kematangan buah mencapai fraksi 1-3.

2.3.4.6. Kriteria Matang Panen

Kriteria matang panen yang diberlakukan di PTPN IV adalah jatuhya 5

brondolan per tandan di piringan. Brondolan yang masuk kriteria panen yaitu

brondolan yang normal dan segar.

2.3.4.7. Sortasi Panen

Sortasi panen dilakukan terhadap seluruh tandan yang dipanen di TPH

oleh petugas panen di afdeling untuk mendapatkan mutu panen yang baik. Data

mutu buah yang benar dapat digunakan sebagai dasar analisa masalah bila

rendemen tidak mencapai target adalah data sortasi yang dilakukan di TPH karena

seluruh buah disortasi sebelum dikirim ke pabrik.

2.3.4.8. Rotasi Panen

Rotasi panen adalah jumlah hari panen dalam seminggu dan jarak

waktu antar panen pertama disatu blok sampai panen berikutnya pada blok yang

sama. Rotasi panen biasanya dilakukan sebnyak 5 hari dalam seminggu hal ini

karena pada hari sabtu dipergunakan untuk perawatan pabrik, sehingga pemanenan

dilakukan hanya pada hari senin sampai jum’at. Namun dalam kenyataannya panen

bisa dilakukan bisa lebih 5 hari dalam satu minggu apabila buah bnyak dan tenaga

kerja tidak mencukupi untuk memanen 5 hari dalam seminggu.

2.3.4.9. Ancak Panen

Ancak panen adalah areal yang menjadi tanggung jawab pemanen pada
26

setiap hari yang ditentukan berdasarkan kerapatan tandan yang matang. Dalam

kegiatan sehari – hari dikenal dengan ancak tetap dan ancak giring. Penentuan

ancak panen didasarkan pada kerapatan buah matang, kapasitas pemanen, topografi

areal dan ketinggian pohon.

2.3.4.10. Kebutuhan Tenaga Panen

Tenaga panen harus dipersiapkan berdasarkan kebutuhan penen

puncak. Penentuan jumlah pemanen yang dibutuhkan pada saat panen, mandor

panen harus menghitung kerapatan di blok yang akan dipanen pada hari

sebelumnya. Berdasarkan jumlah tandan matang yang akan dipanen dan kapasitas

pemanen maka pada pagi harinya mandor panen dapat menentukan jumlah

pemanen yang diperlukan pada hari tersebut.

2.3.4.11. Cara Panen

Tandan yang telah memenuhi kriteria matang panen dipotong. Pelepah

dibawah tandan yang dipanen dipotong dengan ukuran kecil untuk tanaman dewasa

sedangkan pada tanaman muda pelepah daun tidak dipotong karena yang dipotong

hanya buahnya saja. Pelepah dipotong menjadi dua bagian dan disusun digawangan

mati. TBS disusun di tempat pengumpulan hasil sedangkan brondolan dipiringan

dikutip bersih dan dimasukkan karung dan dibawa ke tempat pengumpulan

brondolan, gagang TBS dibentuk cangkem kodok dan diberi nomer pemanen.

Ada 2 cara pemanenan yang umum dilakukan yaitu dengan menggunakan

alat dodos, untuk tanaman yang masih TM 1 dan 2 atau yang berumur kurang dari

7 tahun dan dengan menggunakan alat egrek untuk tanaman yang sudah tinggi dan

tidak bias lagi menggunakan dodos atau yang brumur 7 tahun/lebih.

2.3.5. Struktur Organisasi dan Deskripsi Tugas


27

2.3.5.1. Struktur Organisasi

Struktur organisasi dapat diartikan sebagai susunan dan hubungan antara

bagian dan posisi dalam perusahaan. Struktur organisasi menjelaskan pembagian

aktivitas kerja serta hubungan fungsi dan aktifitas tersebut sampai batas tertentu.

Struktur organisasi juga selain memperhatikan tingkat spesialisasi aktifitas tersebut,

juga menjelaskan hirarki dan susunan wewenang, serta hubungan pelapor dan

kepada siapa dia melapor. Dengan adanya struktur organisasi, stabilitas dan

komunikasi organisasi tetap dapat dilakukan.

Manajemen PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina terdiri dari 21

karyawan pimpinan yang terdiri dari: 1 Manajer Unit, 4 Asisten Kepala/Rayon, 1

Masinis Kepala Kebun, 1 Asisten Personalia, 10 Asisten Afdeling, 1 Asisten Teknik

, 1 Asisten Quality Assurance Teknik Dan Pengelolaan, dan 2 Asisten Pengelolaan.

Melalui struktur organisasi, manajemen melaksanakan pendelegasian wewenang

untuk melaksanakan tugas khusus kepada manajemen yang lebih bawah, agar dapat

dicapai pembagian pekerjaan yang lebih bermanfaat. Struktur organisasi terdiri dari

hubungan antara pekerjaan dan kelompok pekerjaan yang relatif tetap dan stabil

dengan tujuan mempengaruhi perilaku individu dan kelompok guna mencapai

prestasi yang efektif.


28

Struktur organisasi Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV Unit

Kebun Adolina 2023 dapat dilihat pada (Gambar 11).

Gambar 11. Struktur Organisasi PT. Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Kebun
Adolina 2023

2.3.5.2. Deskripsi Tugas

Pembagian wewenang, menyusun pembagian kerja, maupun tugas

merupakan suatu system komunikasi yang disusun secara teratur sehingga tujuan

usaha yang telah ditetapkan sebelumnya dapat tercapai dengan baik.

Adapun deskripsi tugas struktur PTPN IV UNIT USAHA ADOLINA dapat

dijelaskan sebagai berikut:

a. Manajer Kebun

1. Memastikan pelaksanaan Rencana Kerja Anggaran Perusahaan untuk setiap

urusan di Kebun kelapa sawit selaras dengan sasaran tahunan organisasi.

2. Memastikan pengelolaan risiko bagian Kebun kelapa sawit sesuai dengan

kebijakan dan prosedur yang berlaku untuk mendukung pencapaian sasaran yang

ditetapkan.
29

3. Merencanakan dan memastikan kinerja karyawan Kebun kelapa sawit selaras

dengan target yang ditetapkan melalui pengembangan, pelatihan dan pembinaan

yang berkelanjutan.

4. Memastikan permintaan kebutuhan dan pembelian barang maupun jasa untuk

aktivitas operasional Kebun kelapa sawit sesuai dengan persyaratan dan

kebijakan yang telah ditetapkan.

b. Asisten Kepala

1. Mengidentifikasi kebutuhan Rencana Kerja Operasional yang meliputi target

tanam, target panen, biaya produksi, dan sebagainya di Kebun berjalan selaras

dengan sasaran organisasi.

2. Menyusun dan memonitor pelaksanaan Rencana Kerja Operasional Bidang

tanaman untuk pencapaian target yang ditetapkan.

3. Mengelola risiko Bidang tanaman kelapa sawit melalui penyusunan skala

prioritas, penilaian dan mitigasi risiko yang selaras dengan sasaran yang

ditetapkan.

4. Mengevaluasi dan menilai kinerja karyawan Bidang tanaman kelapa sawit selaras

dengan target yang ditetapkan melalui pengembangan, pelatihan dan pembinaan

yang berkelanjutan.

5. Memastikan permintaan kebutuhan dan pembelian barang maupun jasa untuk

Bidang tanaman kelapa sawit di kebun sesuai dengan prosedur yang berjalan.

c. Asisten Kepala Tata Usaha

1. Mengidentifikasi kebutuhan Rencana Kerja Operasional yang meliputi

penggunaan anggaran, pengendalian arus kas dan pembukuan transaksi di Kebun

berjalan selaras dengan prosedur yang ditetapkan.


30

2. Menyusun dan memonitor pelaksanaan Rencana Kerja Operasional Bidang Tata

Usaha untuk pencapaian target yang ditetapkan.

3. Mengelola risiko Bidang Tata Usaha melalui penyusunan skala prioritas,

penilaian dan mitigasi risiko yang selaras dengan sasaran yang ditetapkan.

4. Mengevaluasi dan menilai kinerja karyawan Bidang Tata Usaha selaras dengan

target yang ditetapkan melalui pengembangan, pelatihan dan pembinaan yang

berkelanjutan.

5. Memastikan permintaan kebutuhan dan pembelian barang maupun jasa untuk

operasional Kebun sesuai dengan prosedur yang berlaku.

d. Asisten Afdeling

1. Merencanakan dan memastikan kinerja karyawan Afdeling selaras dengan target

yang ditetapkan melalui pengembangan, pelatihan dan pembinaan yang

berkelanjutan.

e. Asisten Personalia Kebun

1. Merencanakan dan memastikan kinerja karyawan pelaksana dinas SDM dan

Umum selaras dengan target yang ditetapkan melalui pengembangan, pelatihan

dan pembinaan yang berkelanjutan.

f. Asisten Teknik

1. Membantu ahli teknik dalam merencanakan, melaksanakan dan mengevaluasi

pekerjaan teknik.

2. Mendesain dan merancang pembuatan gambar kerja bangunan serta membuat

laporan harian, mingguan dan bulanan.


31

III. PELAKSANAAN PKL

3.1. Kegiatan PKL

Prosedur kerja atau kegiatan rutin yang dilakukan di PT Perkebunan

Nusantara IV Unit Usaha Adolina selama PKL yaitu mengikuti apel pagi bersama

asisten, mandor besar, serta mandor-mandor pada pukul 06.15 WIB. Mahasiswa

PKL terlebih dahulu diarahkan dan dibimbing oleh asisten mengenai kegiatan yang

akan dilaksanakan sebelum turun ke lapangan. Selanjutnya mahasiswa diarahkan

untuk ikut kepada mandor yang telah ditentukan oleh asisten.

Selama melakukan kegiatan di lapangan kepada mahasiswa PKL diberikan

pengarahan dan materi oleh mandor lapangan agar mahasiswa diharapkan mampu

menguasai ilmu dan terapannya di lapangan juga mengikuti prosedur-prosedur

kerja selama di lapangan sampai kegiatan tersebut selesai. Kegiatan PKL

dilaksanakan di PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina khususnya dari

tanggal 28 Agustus s/d 23 September 2023.

3.1.1. Pembibitan

3.1.1.1. Pre-Nurseri

a. Penanaman Benih

Penanaman benih dilakukan setelah media tanam yaitu tanah top soil, Pupuk

Dolomit sebaqgai pupuk dasar dan dimasukkan kedalam babybag pembibitan Pre-

Nursery (PN). Babybag disusun kedalam bedengan yang terbuat dari batu bata

dengan panjang 9 m x 1,5 m. Tanah yang telah dibuat lubang tanamnya

menggunakan bekas gagang sapu atau kayu lainnya dengan kedalaman 3 cm dan

lebar 2 cm lalu dimasukkan benih kelapa sawit. Benih dimasukan perlahan dengan

posisi radikula (akar) berada dibawah dan plumula (calon batang) berada diatas.
32

Benih yang digunakan oleh pembibitan Unit Kebun Adolina merupakan benih

unggul yang berasal dari PPKS, dan LONSUM.

Gambar 12. Pembibitan Pre-Nurseri di Afdeling II Kebun Adolina

b. Penyiraman

Penyiraman dilakukan 2 x sehari yaitu pagi dan sore dan dilakukan dengan

hati-hati agar kecambah tidak terbongkar atau akar bibit muda muncul ke

permukaan. Apabila hal tersebut terjadi maka setelah penyiraman selesai tutup

kembali dengan tanah. Penyiraman tidak dilakukan apabila curah hujan yang

terhitung ombrometer diatas 7 mm.

c. Pemupukan

Pemupukan pada pembibitan Pre-Nursery dilakukan 2 x dalam 1 bulan

menggunakan pupuk NPK dan urea cair dengan dosis 2 gram untuk 1 tanaman, lalu

penyiraman pupuk dilangsir menggunakan gembor 10 L.

d. Pengendalian Hama dan Penyakit

Jika ada serangan hama dan penyakit, pengendaliannya harus segera

dilakukan secara hati-hati dan tepat dosis karena bibit yang ditanam masih muda
33

dan rentan terhadap bahan kimia.

e. Penyiangan

Penyiangan terbagi dua yaitu, penyiangan atas dan penyiangan bawah.

Penyiangan atas adalah membuang atau mencabut semua gulma yang berada pada

polybag, sedangkan penyiangan bawah yaitu pencabutan gulma yang berada di

sekitaran ataupun diluar polybag biasanya penyiangan dilakukan 1 x dalam 9 bulan.

3.1.1.2. Main-Nurseri

a. Penanaman Bibit

Penanaman benih dilakukan setelah media tanam yaitu tanah top soil, puuk (RP)

sebagai pupuk dasar dan dimasukkan kedalam Polybag Ukuran 40x50 pembibitan

Main-Nursery. Bibit yang ditanaman berumur 3 bulan dari Pre-Nursery dengan

jumlah helaian 3-4 helai.

b. Penyiraman

Gambar 13. Penyiraman Main-Nurseri di Afdeling II Kebun Adolina

Penyiraman dilakukan 2 x sehari yaitu pagi dan sore dan dilakukan dengan
34

rutin. Penyiraman tidak dilakukan apabila curah hujan yang terhitung ombrometer

diatas 7 mm dan penyiraman dilakukan dengan menggunakan selang air yang di

tunjukan pada (Gambar 13).

c. Pemupukan

Pemupukan dilakukan pada saat 1 bulan setelah pindah tanam dari Pre-

Nursery ke Main-Nursery dan dilakukan di pagi hari dengan menggunakan pupuk

urea dan NPK . Pemupukan 3 minggu sekali untuk NPK dan kisrit 2 minggu sekali

dengan dosis 2,5 gram perpokok 1 lingkaran.

d. Pengendalian Hama dan Penyakit

Jika ada serangan hama dan penyakit, pengendaliannya harus segera

dilakukan dengan melakukan penyemprotan 2 seminggu sekali dengan

menggunakan obat scoud, percis dan amistatop.

e. Penyiangan

Penyiangan terbagi dua yaitu, penyiangan atas dan penyiangan bawah.

Penyiangan atas adalah membuang atau mencabut semua gulma yang berada pada

polybag, sedangkan penyiangan bawah yaitu pencabutan gulma yang berada di

sekitaran ataupun diluar polybag biasanya penyiangan dilakukan 2 x dalam 1 bulan.

f. Seleksi

Seleksi dilakukan 2 x yaitu setelah 3 bulan dan 9 bulan dari Main-Nusery

dengan ciri-ciri anak daun seperti ilalang, jarak anak daun sempit, pohon kerdil, anak

daun kedut, bercak daun besaran 15-20% dan anak daun rata.
35

3.1.2. Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)

a. Dongkel

Mendongkel adalah kegiatan mencabut anak kayu dan tanaman yang

mengganggu tanaman sawit di piringan dan pasar pikul menggunakan tangan dan

cangkul kecil. Kegiatan ini dilakukan untuk memberantas gulma yang dapat

merugikan tanaman kelapa sawit.

b. Sanitasi

Sanitasi gulma di pohon adalah kegiatan membersihkan mucuna yang sudah

menutupi tanaman kelapa sawit dengan pisau arit. Hal ini dilakukan agar mucuna

tidak menaungi tanaman kelapa sawit sehingga proses fotosintesis berjalan dengan

lancar di tunjukan pada (Gambar 14).

Gambar 14. Sanitasi Tanaman Pengganggu di Afdeling II Kebun Adolina

c. Kastrasi

Kastrasi adalah kegiatan pemotongan bunga jantan dan bunga betina yang

bertujuan agar pertumbuhan tanaman lebih sempurna karena proses fotosintesis

tanaman hanya untuk pertumbuhan batang. Kegiatan kastrasi dimulai pada umur 6
36

bulan dan alat yang digunakan adalah dodos kecil dan gancu yang di tunjukan pada

(Gambar 15).

Gambar 15. Pelaksanaan Kastrasi Menggunakan Dodos di Afdeling II


Kebun Adolina

3.1.4. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan

a. Prunning

Prunning (penunasan) adalah kegiatan memotong pelepah yang tidak lagi

produktif guna memudahkan proses pemanenan. Pelepah yang di potong adalah

pelepah yang mengganggu proses pemanenan. Prunning dilakukan 6 bulan sekali

atau 1 tahun sekali dan dilakukan menggunakan eggrek, dodos sesuai umur

tanamannya.

b. Pengendalian Gulma Piringan dan Pasar Pikul Secara Kimiawi

Pengendalian Gulma piringan dan pasar pikul adalah kegiatan

pemeliharaan yang dilakukan dengan cara penyemprotan menggunakan pestisida

untuk membersihkan gulma dari piringan dan pasar pikul kelapa sawit pada

(Gambar 16). Herbisida yang digunakkan adalah Glifosat (Konup), Metil


37

Metsulfuron (Ally) dan Metsulindo dengan dosis sebagai berikut:

1. Glifosat = 150cc / 15 L keep.

2. Ally = 5 gr / 15 L Jerigen.

3. Metsulindo = 10 gr / 20 L air.

Gambar 16. Penyemprotan Gulma Secara Kimiawi di Afdeling II Kebun Adolina

c. Pengendalian Hama

Hama yang banyak menyerang pada kebun Adolina yaitu ulat kantong maka

dari itu PTPN IV Unit Usaha Kebun Adolina mengendalikannya dengan cara

injeksi, injeksi dilakukan 1-2 tahun sekali tergantung pada tingkat serangan hama

tersebut ditunjukan pada (Gambar 17). Pestisida yang di gunakan yaitu Phostene

dengan bahan aktifnya asefat 97 % dan bahan campurannya yaitu Scoud dengan

bahan aktifnya Sipermetrin dengan dosis sebagai berikut:

a. Phostene = 1 kg / 1,4 L air

b. Scoud = 1,5 L / 40 L air

Dosis yang di berikan perpohon adalah 20 cc, adapun alat alat yang di

gunakan pada teknik injeksi yaitu:


38

a. Alat bor pohon = untuk mengebor pohon

b. Jarum suntik = untuk memasukan racun ke pohon

c. Tanah atau kayu = untuk menutup lubang bekas injeksi

Gambar 17. Pngendalian hama (injeksi) di Afdeling II Kebun Adolina

d. Pemupukan

Gambar 18. Pemupukan Tanaman Menghasilkan (TM) di Afdeling II Kebun Adolina


39

Pemupukan adalah kegiatan penambahan unsur hara pada tanah dan

tanaman guna mempertahankan kesuburan tanah agar tanaman tumbuh dengan

baik. Pemupukan di TM di aplikasikan menggunakan pupuk Urea dengan dosis

3kg per pokoknya. Pupuk di aplikasikan secara manual dan pemupukan dilakukan

dengan cara menabur pupuk di sekitaran piringan tanaman kelapa sawit di tunjukan

pada (Gambar 18)

3.1.5. Panen dan Pengangkutan

a. Sensus Panen (AKP)

Sensus hal yang dilakukan terlebih dahulu sebelum taksasi panen dibuat.

Sensus dilakukan sehari sebelum pemanenan dilaksanakan. Sensus bertujuan untuk

mengetahui Angka Kerapatan Panen (AKP) pada blok yang akan dipanen. Pada

umumnya AKP pada blok dengan tahun tanam yang sama maka AKP nya

cenderung sama.

Dihitung angka kerapatan panen dengan rumus :

Jumlah Buah Matang


𝐴𝐾𝑃 = 100%
Jumlah Pohon Diperiksa

Contoh perhitungan :

1) Jumlah pohon sampel : 140 tandan

2) Jumlah tandan matang : 35 tandan

3) Maka AKP = 140 / 35: 1 = 4 :1

Artinya dalam empat pohon di lapangan terdapat satu tandan buah matang panen.

b. Panen

Kegiatan pemanenan dilakukan menggunakan egrek dan dodos sesuai

dengan umur tanaman yang akan di panen yang ditunjukan pada (Gambar 19).
40

Kriteria buah yang dipanen adalah buah yang sudah mengalami Fraksi 0 (Buah

yang sudah membrondol 3-5). Buah yang sudah di panen akan dikumpulkan di

TPH (Tempat Pengumpulan Hasil), Lalu petugas pemeriksa buah masak (P2B)

memeriksa buah yang layak untuk di angkut yang di tunjukan pada (Gambar 20).

Gambar 19. Pemanenan TBS Tanaman Menghasilkan di Afdeling II Kebun


Adolina

Gambar 20. Pengangkutan Buah dari TPH di Afdeling II Kebun Adolina


41

Setelah itu buah yang berada di TPH, di hitung dan di catat jumlahnya

beserta dengan nomor pemanennya oleh mandor guna untuk mengetahui jumlah

tandan yang di panen oleh pemanen dan mengetahui jumlah premi yang diberikan

kepada pemanen. Hal ini juga berguna untuk memberi sanksi kepada pemanen jika

buah yang di panen adalah buah mentah.

3.1.6. Kegiatan Di Pabrik Kelapa Sawit (PKS)

a. Timbangan

Setiap truk yang mengangkut TBS ditimbang terlebih dahulu dijembatan

timbang untuk memperoleh berat isi kotor (bruto) dan sesudah dibongkar/kosong

(Gambar 21). Selisih bruto dengan tara adalah jumlah bersih (neto) TBS yang

diterima di PKS. Pada saat penimbangan, supir tidak dibenarkan berada dalam truk.

Kapasitas timbangan yang dipakai maksimal 30 ton. Timbangan yang digunakan

adalah timbangan manual dan digital.

Jembatan timbang digunakan untuk tujuan sebagai berikut :

1. Menimbang tandan buah segar yang masuk

2. Menimbang CPO atau palm kernel yang keluar

3. Menimbang janjangan kosong yang keluar, dll.

Ada beberapa hal yang harus diperhatikan di jembatan timbang, yaitu:

1. Kalibrasi dilakukan 2 kali dalam setahun.

2. Timbangan sangat berpengaruh terhadap capaian rendemen.

3. Timbangan harus bersih, tidak ada yang mengganjal timbangan dan load

cell.

4. Berat awal truk/mobil pengangkut TBS, Inti dan CPO.


42

5. Cermin pantulan untuk melihat isi truk agar tidak ada aksi penipuan

Gambar 21: Penimbangan TBS di PKS Kebun Adolina

b. Sortasi TBS

Sortasi TBS dilakukan di areal loading ramp dengan tujuan mengontrol,

mengawasi dan memeriksa TBS yang akan diolah guna mengetahui mutu TBS

yang masuk di tunjukan pada (Gambar 22). Pelaksanaan sortasi bertujuan untuk

mengetahui jumlah mutu TBS yang masuk ke pabrik, yang dikelompokan

berdasarkan klasifikasi yang telah ditetapkan. Sortasi berfungsi mengevaluasi

kualitas dan kuantitas hasil produksi yang diperoleh selama proses di pabrik.

Sortasi juga berfungsi sebagai acuan pembayaran terhadap buah yang dikirim dari

kebun. Pada kebun dan pabrik sawit Adolina, pelaksanaan sortasi dilakukan didua

tempat, pertama dilakukan di TPH kebun, yang kedua dilakukan di pabrik. Hasil

sortasi dimasukan kedalam chute loading ramp secara manual.


43

Tabel 6. Kriteria Kematangan TBS

Fraksi Derajat Buah Luar Komposisi Panen


00 Sangat mentah Tidak ada Tidak boleh ada
0 Mentah 0-12,5% Tidak boleh ada
1 Kurang matang 12,5-25% Max.20%
2&3 Matang 25-75% Min.68%
4&5 Lewat Matang 75-100%buah dalam Max.12%

Gambar 22. Sortasi TBS di PKS Kebun Adolina

c. Stasiun Penerimaan Buah (Loading Ramp)

Selesai ditimbang TBS dobawa kelantai Loading Ramp dan dituang ketiap

pintu (bays) Loading Ramp yang ditunjukan pada (Gambar 23). TBS yang akan

diproses dimasukkan ke dalam Lori yang berkapasitas 2,5 Ton TBS dengan cara

membuka pintu yang diatur dengan system pintu hidraulik. Lantai Loading Ramp

dibuat miring dan berkisi-kisi sehingga saat pembongkaran TBS dari truk maupun

pemasukkan TBS ke lori, sebagian besar kotoran tersaring melalui kisi-kisi

tersebut. PKS Pabatu memiliki 1 unit Loading Ramp, yang berisi 14 pintu, dimana

1 pintu (bays) berkapasitas 5 Ton TBS.


44

Gambar 23. Stasiun Penerimaan Buah di PKS Kebun Adolina

d. Lori

Lori adalah alat yang digunakan untuk menampung/membawa buah dari

loading ramp kerebusan untuk selanjutnya direbus yang di tunjukan pada (Gambar

24). Kapasitas rata-rata setiap lori adalah 2.500 Kg TBS. Pengisian buah dari

loading ramp ke lori tidak boleh terlalu penuh, karena jika terlalu penuh

dikhawatirkan TBS akan jatuh pada saat masuk kedalam rebusan sehingga akan

dapat menyumbat saringan pipa drain kondensat pada rebusan atau dapat juga

merusak steam distribution plate pada rebusan. Lori dilengkapi dengan lubang-

lubang pada dinding dan alasnya yang gunanya untuk memudahkan uap masuk ke

dalam, keluar masuknya lori dari rebusan dilakukan melalui capstand hydrolik dan

bolard. Pengisian lori dengan cara membuka pintu bays yang di atur dengan sistem

pintu hidraulik. Lantai loading ramp dibuat miring sekitar 15˚ dan berkisi-kisi

sehingga saat pembongkaran TBS dari truk maupun pemasukan TBS ke lori,

sebagian besar.
45

Gambar 24. Sarana Perebusan TBS dengan Lori Kebun Adolina

e. Stasiun Perebusan (Sterilizer)

Perebusan adalah bejana uap bertekanan yang digunakan untuk merebus

TBS dengan uap (steam) yang ditunjukan pada (Gambar 25) . Steam yang

digunakan adalah uap kering dengan tekanan 1,00-3,00 kg/cm2 dan suhu 119,91-

143,09 oC yang diinjeksi untuk mencapai suatu kondisi tertentu pada buah yang

dapat digunakan untuk pencapaian tujuan proses berikutnya. PKS Pabatu memiliki

3 unit stasiun perebusan (1 unit berisi 10 Lori ukuran 2,5 ton).

Proses perebusan dilakukan dengan tujuan :

a. Menghentikan aktifitas enzim lipase yang dapat menyebabkan kenaikan FFA.

Aktivitas enzim akan berhenti jika di berikan suhu minimum 50°C.

b. Memudahkan proses pelepasan buah pada proses penembahan (theresering).

c. Melunakan daging buah sehingga memudah proses pengepressan di stasiun press.

d. Mengurangi kadar air dalam buah dan inti, memudahkan proses pengutipan

minyak dan kernel. Sehingga kernel mudah pecah pada ripple mill.

e. Memudahkan proses pengutipan minyak di CST


46

Gambar 25. Stasiun Perebusan TBS di PKS Kebun Adolina


f. Stasiun Penemba (Threser Drum)

Setelah direbus, tandan buah dimasukan kedalam mesin pelepas buah, pada

thresher drum ada dua output yang dihasilkan yaitu brondolan dan janjangan,

brondolan akan dijatuhkan kebawah menuju ke mesin berikutnya yaitu under

threser yang ditunjukan pada (Gambar 26).

Gambar 26. Pemisahan Buah di Threser Drum di PKS Kebun Adolina


47

Threser drum terdiri dari tiga drum, drum satu dan dua berfungsi untuk

merontokan brondolan di perebusan sedangkan drum ke tiga untuk merontokan

kembali brondolan (finishing). Sedangkan janjangan akan dibawa ke bunch press,

fungsi bunch press adalah mengepress janjangan untuk mengambil minyak yang

tersisa dijanjangan. Pada threser drum ada dua produk yang dihasilkan yaitu

janjangan dan juice, juice adalah campuran antara minyak, kondensasi dan air.

g. Stasiun Press

Pengeluran minyak merupakan proses mengeluarkan minyak yang terdapat

didalam daging buah. Kapasitas dari stasiun press adalah 15 ton/ jam, dan produk

dari mesin pres adalah Crude Oil dan Cake ( Fibbber dan Nut). Untuk Crude Oil

akan dialirkan ke stasiun klarifikasi, sedangakn untuk Cake akan dimasukan ke cake

breaker conveyor yaitu alat untuk memisahkan fibber dari Nut dan akan dimasukan

ke Depericarper. Pada stasiun ini terjadi pemisahan daging buah (Mesocorp)

dengan biji (nut) dan proses pengambilan minyak kasar dari daging buah.

h. Digester (Pemisahan Daging Buah)

Digester adalah ketel tegak yang mempunyai dinding rangkap dan

pemutaran yang dilengkapi dengan pisau pengaduk. Jumlah pisau pengaduk dalam

1 unit digester terdiri dari 4 pasang pisau pengaduk yang bertingkat dan 1 pasang

pisau pelempar yang ditunjukan pada (Gambar 27). Untuk start up awal digester

diisi ¾ kemudian diputar selama 15-20 menit selanjutnya line press dibuka. Gambar

Kemudian Nut akan dimasukan ke Nut Polishing Drum yaitu alat untuk melepaskan

Fibber dari Nut, fibber akan terhisap ke atas dan Nut akan ke boiler.
48

Gambar 27. Pemisahan Daging Buah di PKS Kebun Adolina

Fungsi Digester antara lain :

1. Mengaduk brondolan masak/mass passing digester (MPD) sehingga menjadi

bubur (mash) untuk mempermudah proses pressing.

2. Memecah dinding sel dari ―oil bearing cell‖ untuk melepas minyak dari

mesocarp.

3. Men-drain minyak (pure oil) yang sudah terbentuk di digester.

4. Memanaskan brondolan untuk mempermudah proses pressing. Jika sel minyak

tidak pecah, akan menyebabkan hilang di sludge dan jika tidak diperas dari fibre

maka akan hilang di press cake.

i. Screw Press

Screw Press berfungsi untuk mengeluarkan minyak dari daging buah

dengan cara pengepresan. Feeding dari digester dialirkan ke screw press melalui

chute. Oleh tekanan screw yang ditahan oleh cone, daging buah dilepas sehingga

melalui lubang-lubang seicher minyak dipisahkan dari serabut dan biji. Screw Press

yang digunakan di PKS Pabatu berjumlah 4 buah.


49

Gambar 28. Pengepresan Daging Buah di PKS Kebun Adolina

j. Stasiun Pemurnian Minyak (Klarafikasi)

Pemurnian minyak merupakan proses memisahkan minyak dari bahan

bukan minyak seperti kotoran, pasir, serat dan air. Crude oil yang dihasilkan masih

kotor sehingga harus dimasukan kedalam sand trap untuk mengendapkan pasir,

setelah itu crude oil yang telah mengendap akan dimasukan kembali ke alat

bernama Continous Settling Tank (CST) dan akan terjadi pemisahan antara minyak

dan sludge, setelah itu minyak akan dimasukkan kembali ke Pure Oil Tank (POT)

atau minyak bersih, sedangkan untuk sludge akan dimasukan kedalam sludge tank,

sludge masih mengandung minyak sekitar 7-8 % yang akan diolah disludge

centrifuge yang berfungsi untuk mengepress sisa minyak yang ada disludge,

Minyak bersih yang masih mengandung air akan diturunkan kadar airnya dengan

alat vakum dryer dan didalam vakum dryer air akan menguap dan minyak akan

dimasukkan ke alat bernama Bulking Storage Tank (BST) atau tangki timbun untuk

menyimpan CPO yang ditunjukan pada (Gambar 29).


50

Gambar 29. Tangki Penyimpanan CPO di PKS Kebun Adolina

a. Permasalahan yang dihadapi Selama PKL

Adapun kendala yang dialami selama Praktik Kerja Lapangan (PKL) yaitu

di lokasi pembibitan dikarenakan musim hujan maka tidak dapat dilakukan

pemupukan dan penyiangan gulma yang akan mempengaruhi pertumbuhan bibit.

Selain itu kendala di lapangan masalah hama yang menyerang Tanaman

Menghasilkan (TM) yaitu Ulat api ( Setothosea asigna) dan Ulat kantong (Metisa

plana), karena jumlahnya yang terlalu banyak dan membuat daun kelapa sawit

menjadi rusak, solusi untuk pemberantasan hama tersebut di PT Perkebunan

Nusantara IV Kebun Adolina dengan cara Injeksi dengan melakukan pengeboran

pada batang kelapa sawit dan menyuntikkan insektisida dengan dosis 20cc/pokok

kemudian menutu menggunakan pelepah/tanah dengan tujuan agar insektisidanya

tidak menguap atau tercampur dengan cairan lain.

3.2. Permasalahan yang Dihadapi Selama PKL

1. Perasaan canggung, kaku dan berbagai ketakutan dalam berinteraksi dengan

karyawan, karena pada awal masuk praktik kerja lapangan penulis langsung
51

kerja tanpa sempat kenalan terlebih dahulu dengan seluruh karyawan yang ada

di lapangan.

2. Sulit menyesuaikan dengan tempat kerja dimana ketika hendak melakukan

aktivitas jadi kaku, ditambah pada saat musim hujan dimana tempat pelaksanaan

kegiat harus ditempuh dengan kendaraan dikarenakan jarak yang cukup jauh

serta kegiatan menjadi terhambat dikarenakan harus dihentikan sejenak hingga

hujan berhenti..

3. Ada beberapa kegiatan yang belum sempat diikuti dikarenakan keterbatasan

waktu pelaksanaan PKL

3.3. Pembahasan

Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan dengan metode orientasi (dengan

melihat langsung secara garis besar tentang keadaan perusahaan, mengenal

pimpinan karyawan yang berhubungan dengan kegiatan Praktik Kerja Lapangan

(PKL). Observasi (memahami, mengamati dan mengevaluasi secara langsung di

lapangan) dan Asistensi (mengumpulkan dan menganalisa data yang kemudian

dikoreksi oleh pembimbing lapangan).

Proses produksi yang dipelajari dalam perkuliahan memiliki banyak

kesesuaian dengan di lapangan, hanya saja pada materi pembelajaran selama kuliah

tidak bisa langsung direalisasikan atau dipraktikkan. Oleh sebab itu, materi yang

disampaikan di perkuliahan menjadi kemampuan dasar yang kami miliki sehingga

saat berada di lapangan kami sudah dapat mengikuti praktik secara langsung.

Berdasarkan kegiatan pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di perkebunan

PTPN IV Adolina dengan mempelajari secara langsung hingga dengan mengamati

segala aspek-aspek budidaya yang dilaksanakan oleh perkebunan PTPN IV Unit


52

usaha adolina secara teknis telah memenuhi standar dalam melakukan budidaya

tanaman kelapa sawit.


53

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

Dari hasil Praktik Kerja Lapangan yang telah dilakukan dapat diambil

kesimpulan bahwa :

1. PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina sangat baik, karena

kedisiplinan dari perusahaan ini masih sangat terjaga dan baik.

2. PT Perkebunan Nusantara IV Unit Usaha Adolina memiliki banyak peraturan

yang harus di patuhi.

3. Dalam kegiatan PKL harus mengikuti peraturan yang sudah diarahkan oleh

atasan untuk mempermudah kinerja yang dilakukan.

4. Metodologi yang digunakan dalam PKL ini dengan metode implentasi yaitu

dengan melaksanakan kegiatan langsung terjun ke lapangan tempat praktik

kerja.

5. Kegiatan Praktik Kerja Lapangan yang dilakukan di PT. Perkebunan Nusantara

IV Unit Usaha Bah Jambi adalah pembibitan, Tanaman Ulang (Replanting),

Tanaman Belum Menghasilkan, Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan dan

Panen serta Pengangkutan.

4.2. Saran

1. Seluruh staf dan karyawan hendaknya bekerja lebih keras dan berinovasi untuk

dapat meningkatkan mutu dan kualitas produksi.

2. Dalam proses pengolahan kebun perlu ketaatan dan konsistensi seluruh asisten

untuk menjalankan Standar Prosedur Operasional (SPO) sehingga standar mutu


54

3. Produksi buah kelapa sawit.

4. Penjagaan TBS yang sangat maksimal sehingga mengurangi pencuri TBS di

PTPN IV Unit Usaha Adolina.


55
LAMPIRAN

Lampiran 1. Laporan Mingguan Praktik Kerja Lapangan (PKL)


Lampiran 2. Struktur Organisasi Perusahaan
Lampiran 3. Daftar Penilaian Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan

Anda mungkin juga menyukai