LAPORAN
Oleh
RIKA HARIBTA
2004290037
AGROTEKNOLOGI 1
LAPORAN
Oleh:
RIKA HARBITA
2004290037
AGROTEKNOLOGI A1
Laporan Ini Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Mengikuti Mata Kuliah
Praktikum Kesuburan Tanah Tanaman Di Fakultas Pertanian
Muhammadiyah Sumatra Utara
Dikoreksi Oleh:
Diketahui Oleh :
2
RINGKASAN
Puji syukur saya ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunianya, sehinga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktikum
Kesuburan Tanah dan Pemupukan yang berjudul “Analisis Kadar Hara Tanah
N, P, K Dan pH Tanah Sawah Dengan Perangkat Uji Tanah Sawah (Puts)”.
Pada Kesempatan kali ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih
kepada:
1. Kedua orangtua dan sahabat yang telah memberikan dukungan dan masukkan
dalam menyelesaikan outline ini.
2. Prof. Dr., Asritarni Munar , M.P selaku Dosen Penanggung Jawab dan
Asisten Praktikum Kesuburan Tanah dan Pemupukan.
3. Abangda Fauzi Nur Azhari Pane S.P selaku Asisten Praktikum Kesuburan
Tanah dan Pemupukan
4. Abangda Dwiky Reza Sihotang selaku Asisten Praktikum Kesuburan Tanah
dan Pemupukan
5. Abangda Madan Fauzi selaku Asisten Praktikum Kesuburan Tanah dan
Pemupukan
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh
karena itu, penulis menerima saran dari pembaca untuk menyempurnakan laporan
ini.
Penulis
i
DAFTAR ISI
RINGKASAN
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
DAFTAR TABEL ii
DAFTAR GAMBARiv
DAFTAR LAMPIRAN v
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 2
Tujuan Praktikum 3
Kegunaan Praktikum 3
TINJAUAN PUSTAKA 4
Hipotesis Praktikum 6
BAHAN DAN METODE 8
Tempat dan Waktu 8
Bahan dan Alat 8
Pelaksaan Praktikum 8
HASIL DAN PEMBAHASAN 11
Hasil 11
Pembahasan 11
KESIMPULAN DAN SARAN 16
Kesimpulan 17
Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 19
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR LAMPIRAN
iv
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kebutuhan dan efisiensi pem upukan ditentukan oleh dua faktor yang saling
berkaitan yaitu: (a) ketersediaan hara dalam tanah, term asuk pasokan melalui air
irigasi dan sum ber lainnya, dan (b) kebutuhan hara tanam an. Oleh sebab itu,
rekomendasi pem upukan harus bersifat spesifik lokasi dan spesifik varietas. Cara
dan m etode yang dapat digunakan dalam m enentukan rekomendasi pem upukan
Tanah sawah dapat berasal dari tanah kering yang diairi kemudian
saluran-saluran drainase. Sawah yang airnya berasal dari air irigasi disebut sawah
irigasi, sedang yang menerima langsung dari air hujan disebut sawah tadah hujan.
dikembangkan di daerah rawa-rawa lebak disebut sawah lebak (Putra et. al, 2017).
daerah tropik basah dimana pada umumnya tingkat kesuburan tanahnya rendah
karena tingkat pelapukan dan pencucian hara yang tinggi. Pembatas pertumbuhan
tanaman yang umum dijumpai adalah rendahnya kandungan hara di dalam tanah
efisiensi pem upukan N, P, dan K untuk tanam an padi sawah, antara lain
antarlokasi dan belum optimal, rata-rata 4,7 t/ha sedangkan potensinya dapat
lahan sawah antara lain oleh efisiensi pemupukanyang rendahdan kahat hara
unsur makro maupun unsur mikro. Optimalisasi produktivitas padi dapat dicapai
jenis tanah, kesuburan kimiawi, organik dan fisik tanah, ketersedian air,
radiasi surya, dan curah hujan), varietas dan pengendalian hama dan penyakit
hingga 40% dan apabila disertai dengan pengelolaan tanaman yang tidak baik
3
Tujuan Praktikum
Kegunaan Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk Mengikuti Praktikum Kesuburan Tanah dan
Utara. .
TINJAUAN PUSTAKA
lapangan dengan relatif cepat, mudah, murah, dan cukup akurat. PuTS
rendah (R), sedang (S), dan tinggi (T), b) menentukan dosis rekomendasi
tanah, dan c)memilih jenis pupuk N yang sesuai dengan kondisi kemasaman
Satu unit PuTS terdiri atas: (1) satu paket bahan kimia dan alat untuk
ekstraksi kadar N, P, K, dan pH, (2) bagan warna untuk penetapan kadar
untuk padi Sawah, dan (4) Bagan Warna Daun (BWD). Rekomendasi
Prinsip kerja PuTS adalah mengukur kadar hara N, P, danK tanah dalam
bentuk tersedia, yaitu hara yang larut dan atau terikat lemah dalam kompleks
jerapan koloid tanah. Kadar atau status hara N, P, dan K dalam tanah
tanah. Oleh karena itu, pereaksi atau bahan kimia yang digunakan dalam
alat uji tanah ini terdiri atas larutan pengekstrak dan pembangkit warna
(Widowati, 2017).
5
Bentuk hara yang diekstrak dengan PUTS untuk nitrogen adalah NO3-
H2PO4 -) dan kalium adalah K+. Pengukuran kadar hara dilakukan secara
2015).
Pada tanaman, Nitrogen berperan dalam Pembentukan zat hijau daun atau
biasa disebut dengan klorofil, protein dan lemak. Klorofil sangat membantu dalam
prses pemasakan zat makan yang diserap oleh akar tanaman. Pemberian pupuk
Unsur fosfor (P) merupakan unsur hara yang diperlukan dalam jumlah
besar. Jumlah fosfor dalam tanaman lebih kecil dibandingkan Nitrogen dan
Kalium. Tetapi fosfor dianggap sebagai kunci kehidupan (key of life). Unsur ini
merupakan komponen tiap sel hidup dan cenderung terkonsentrasi dalam biji dan
titik tumbuh tanaman. Unsur P dalam phospat adalah fosfor sangat berguna bagi
Unsur hara kalium (K) merupakan unsur hara utama ketiga yang
diperlukan tanaman dalam jumlah besar. Unsur tersebut dalam bentuk mobil,
6
sehingga mudah hilang tercuci. Bila terjadi kekurangan unsur K tanaman menjadi
kualitas dan kuantitas produksi padi rendah. Sumber K berasal dari pupuk
anorganik seperti KCl dan NPK. Pada tanaman padi sebagian hara K dari pupuk
dapat digantikan oleh jerami padi yang dikembalikan sebagai pupuk organik.
Kadar K dalam jerami umumnya sekitar 1 % sehingga dalam 5 ton jerami terdapat
mengandung unsur K, jerami juga mengandung unsur hara lain seperti N, P, Ca,
Mg dan unsur mikro, hormon, pengatur tumbuh serta asam-asam organik yang
sangat berguna bagi tanaman. Selain itu dapat memperbaiki sifat fisik tanah dan
berakibat penimbunan hara P. Gejala seperti ini banyak terjadi di lahan sawah
yang sudah dikelola secara intensif yang selalu menggunakan pupuk. Hasil
Hipotesis Praktikum
maret 2022 hari rabu pada pukul 15.20 wib s/d selesai.
Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah tanah sawah, pereaksi N1,
pereaksi N2, pereaksi N3, pereaksi N4, pereaksi PH1, pereaksi PH2, pereaksi K1,
Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah tabung reaksi, sendok
stainless, pengaduk dari kaca, rak tabung reaksi, kertas tisu pengering, sikat
Pelaksanaan Praktikum
1. Contoh tanah uji sebanyak ½ sendok spatula contoh tanah uji atau 0,5 cm
reaksi, atau jumlah tanah sebanyak garis 0.5 ml yang tertera pada tabung
reaksi,
9
menit,
1. Contoh tanah uji sebanyak ½ sendok spatula contoh tanah ujiatau 0,5 cm
reaksi, atau jumlah tanahsebanyak garis 0.5 ml yang tertera pada tabung
reaksi.
pengaduk kaca
3. Tambahkan 5-10 butir atau seujung spatula Pereaksi P-2, dikocok1 menit,
1. Contoh tanah uji sebanyak ½ sendok spatula atau 0,5 cm yang diambil
pengaduk kaca,
10
D. Penetapan pH Tanah
1. Contoh tanah uji sebanyak ½ sendok spatula atau 0,5 cm yang diambil
Hasil
+ KCL Jerami 50
kg/ha+ 5
t jerami
12
4x = 12,5
x = 3,125 kg/ m2
Diketahui : Dosis pupuk N/ petakan = 300 kg/ petakan = 300.000 gr
Jumlah Tanaman = 333.333
300.0000
Hasil = = 0,9 gr/tanaman
333.333
dalam tanah dapat dilakukan dengan menggunakan Urea, ZA, DAP, pupuk
pemupukan untuk status hara N rendah pada tanah berpasir dengan liat < 20%
adalah 300 kg Urea/ha. Sedangkan pada status hara N sangat tinggi, rekomendasi
pemupukan pada tanah berpasir dengan liat < 20% tanah berliat adalah 200 kg
dengan pemupukan unsur lain. Kekurangan unsur N pada tanaman padi akan
menunjukkan gejala pertumbuhan kerdil dan menguning, daun lebih kecil jika
hingga kuning. Selain itu, anakan yang dihasilkan oleh tanaman yang kekurangan
N berkurang dan terlambat berbunga akan tetapi proses pemasakan bulir cepat
sehingga gabah kurang bernas serta gabah dari malai yang dihasilkan juga
kadar selulosa, tetapi sering menurunkan kadar sukrosa, polifruktosa dan pati.
Menurut Siregar dan Marzuki (2015), unsur N juga berpengaruh terhadap susunan
N pada tanaman padi akan menyebabkan panjang, lebar dan luas daun bertambah,
identifikasi sebagai unsur hara yang penting bagi kesehatan akar tanaman dan
unsur hara P pada tanaman padi akan menyebabkan pertumbuhan akar tanaman
lambat, tanaman kerdil, daun berwarna hijau gelap dan tegak, lama kelamaan
pembungaan terlambat sehingga tidak rata, umur tanaman atau panen lebih
panjang dan gabah yang terbentuk berkurang (Syam et al., 2017). Selain
unsur lain terutama unsur mikro seperti besi (fe), tembaga (Cu), dan seng (Zn)
terganggu. Namun gejalanya tidak terlihat secara fisik pada tanaman (Yuhendra,
2018).
status unsur hara K rendah adalah dengan penambahan pupuk KCl 100 kg/ha atau
unsur K pada tanah sawah di Kabupaten yang berada antara rendah, sedang dan
tinggi.
4. Penetapan pH
Pada penetapan kadar pH dapat dihasillkan dari sampel tanah sawah adalah :
dalam urea
mudah tidaknya ion-ion unsur hara diserap oleh tanaman (Anonymous, 2015).
Pada umumnya unsur hara akan mudah diserap tanaman pada pH 5-6,
karena pada pH tersebut sebagian besar unsur hara akan mudah larut dalam air
bersifat racun bagi tanaman. Pada kondisi tanah masam, akan banyak ditemukan
unsur alumunium (Al) yang selain meracuni tanaman juga mengikat phosphor
sehingga tidak bisa diserap tanaman, selain itu pada tanah masam juga terlalu
banyak unsur mikro yang bisa meracuni tanaman. Sedangkan pada tanah basa
– 7 jamur dan bakteri pengurai bahan organik akan tumbuh dengan baik.
Kesimpulan
1. Tanah sawah dapat berasal dari tanah kering yang diairi kemudian
3. Penetapan kadar Nitrogen pada tanah sawah oleh PUTS dari sampel tanah
sawah statusnya sangat tinggi dengan nilai 200 dan pada bagan warna
hijau tua.
4. Penetapan kadar Phospat pada tanah sawah oleh PUTS dari sampel tanah
sawah statusnya sedang dengan nilai 75 dan pada bagan warna biru muda.
5. Penetapan kadar Kalium pada tanah sawah oleh PUTS dari sampel tanah
sawah statusnya rendah dengan nilai 100 dan pada bagan warna kuning.
17
6. Penetapan kadar pH pada tanah sawah oleh PUTS dari sampel tanah
Saran
Pada kegiatan praktikum ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan
baik. Dan untuk para praktikan agar mempersiapkan diri materi-materi yang akan
dipraktekkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonymous. 2015. Mengatasi Tanah Masam dan Basa.. BPS Prov. Bengkulu.
2011. Provinsi Bengkulu Dalam Angka 2011. Badan Pusat Statistik Provinsi
Bengkulu.
Arifin, M. 2017. Kajian Sifat fisik tanah dan Berbagai Penggunaan Lahan Dalam
Hubungannya Dengan Pendugaan Erosi Tanah. Pertanian Mapeta, 12 (2) :
111.
Barus, J. dan Andarias. 2017. Status Hara Fosfor dan Kalium Lahan Sawah
Kabupaten Lampung Tengah. Jurnal Tanah dan Lingkungan, Volume 9 N0.
1 April 2017 : 16-19.
Husnain. 2019. Kehilangan Unsur Hara Akibat Pembakaran Jerami Padi dan
Potensi Pencemaran Lingkungan. Prosd. Seminar Nasional Sumberdaya
Lahan Pertanian. Bogor, 30 November-1 Desember 2019. BBSDLP. Bogor.
Indranada, H.K. 2018. Pengelolaan Kesuburan Tanah. Penerbit PT. Bina Aksara.
Jakarta.
Indriana, K. R., Hadi, R. A., & Juliana, D. (2020). PKM: Pengujian Unsur Hara
Dan PH Tanah Sawah Melalui Metode PUTS (Perangkat Uji Tanah Sawah)
Dikelompok Tani Medar Rahayu Desa Citaleus. TRIDARMA: Pengabdian
Kepada Masyarakat (PkM), 3(1, Mei), 129-135.
Nugroho. 2019. Analisis Sifat Fisik-Kimia dan Kesuburan Tanah pada Lokasi
Rencana Hutan Tanaman Industri P.T Prima Multibuwana. Hutan Tropis
Borneo. 10(27) : 222-229.
Prabowo, R., Bambang, A. N., & Sudarno, S. (2022). Analisa Sebaran Kesuburan
Tanah Lahan Sawah (Studi Kasus Daerah Pertanian Kota
Semarang). Cendekia Eksakta, 4(2).
Rosmanah, S., Wibawa, W., & Siagian, I. C. (2017). Status Hara Tanah Sawah di
Kabupaten Kepahiang berdasarkan hasil analisis Perangkat Uji Tanah
Sawah (PUTS). Prosiding BPTP Bengkulu.
Sari, A. N., Muliana, M., Yusra, Y., Khusrizal, K., & Akbar, H. (2022). Evaluasi
Status Kesuburan Tanah Sawah Tadah Hujan dan Irigasi di Kecamatan
Nisam Kabupaten Aceh Utara. Jurnal Ilmiah Mahasiswa
Agroekoteknologi, 1(2), 49-57.
Syam, M., Suparyono, Hermanto, dan D. Wuryani, S. 2017. Masalah Hama, Tri
mulya, T., Marpaung, I. S., & Arief, T. 2017. Penggunaan Perangkat Uji
Tanah Sawah (PUTS).
Widowati, L.R. 2017. Pengenalan perangkat uji tanah untuk analisis cepat
kandungan P dan K tanah. LPI dan APPI, Jakarta
LAMPIRAN