Anda di halaman 1dari 12

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN

TEKNOLOGI PENDIDIKAN TINGGI


POLITEKNIK NEGERI JEMBER
JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
LABORATORIUM TANAH

LAPORAN PRAKTIKUM

NAMA : CITRA FITRIANI

NIM : A44231554

PRODI : PENGELOLAAN PERKEBUNAN KOPI

GOLONGAN : A

MATA KULIAH : ILMU TANAH

JUDUL PRAKTIKUM : PEMBUATAN MOL EKSPLORASI TANAH

TUJUAN PRAKTIKUM :
Mahasiswa di harapkan mampu
1. Mempraktikkan pembuatan eksplorasi tanah untuk pupuk organik cair
2. Melaksanakan pengembangan eksplorasi tanah dengan baik dan benar
3. Mengamati keberhasilan pengembangan eksplorasi tanah

Hari, Tanggal : Senin, 04-12-2023


Tempat : Laboratorium Tanah.
Dosen pembimbing : Fandyka Yufriza Ali ,S.P,.M.P
Teknisi : 1. Edi Sucipto,S.P,M.M.
2. Agustin Jaka Putri,,A.Md.

LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN PERKEBUNAN KOPI


JURUSAN PRODUKSI PERTANIAN
POLITEKNIK NEGERI JEMBER
2023
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pertanian, sebagai pilar utama pangan dan sumber kehidupan, terus bertransformasi di era
modern ini. Indonesia, sebagai negara agraris yang subur, memiliki potensi besar untuk menjadi
pemimpin dalam produksi pangan dunia. Meskipun demikian, perkembangan pertanian di tanah
air masih dihambat oleh tantangan kompleks, terutama terkait dengan penggunaan pupuk kimia
yang berlebihan dan kurang terkendali.
Peningkatan produksi pangan melalui penggunaan pupuk kimia telah menjadi tren yang
dominan dalam beberapa dekade terakhir. Meski berhasil meningkatkan hasil pertanian,
penggunaan pupuk kimia seringkali tidak mempertimbangkan dampak jangka panjangnya
terhadap ekosistem tanah. Kondisi ini menciptakan kebutuhan mendesak akan pendekatan
pertanian yang lebih berkelanjutan dan memperhatikan keseimbangan lingkungan.
Selain itu, pemahaman tentang kompleksitas tanah dan peran mikroorganisme lokal
(MOL) dalam meningkatkan kesuburan tanah semakin diakui sebagai kunci keberhasilan
pertanian yang berkelanjutan. Dalam konteks ini, MOL Eksplorasi Tanah, sebagai produk
inovatif yang dihasilkan, menandai langkah penting dalam merespon dan mengatasi tantangan
pertanian modern.
Melalui latar belakang yang kompleks ini, laporan praktikum ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman yang mendalam tentang bagaimana eksplorasi tanah dan penerapan
MOL Eksplorasi Tanah dapat menjadi solusi cerdas dalam merancang pertanian yang tidak
hanya produktif tetapi juga berkelanjutan. Dengan demikian, diharapkan laporan ini dapat
memberikan kontribusi positif dalam merancang masa depan pertanian yang berdaya tahan dan
mengedepankan keseimbangan ekosistem tanah.
Demikian, latar belakang yang mengiringi praktikum ini mencerminkan dinamika dan
kompleksitas tantangan pertanian di era saat ini, sekaligus menjadi pijakan untuk memahami
urgensi eksplorasi tanah dan implementasi MOL dalam pertanian berkelanjutan.
1.2 Rumusan Masalah
1. Kurangnya kesadaran petani terhadap pentingnya penggunaan pupuk eksplorasi
tanahdalam pertanian.
2. Tingginya tingkat kesulitan dalam proses pembuatan pupuk eksplorasi tanah.
3. Keterbatasan pengetahuan mahasiswa pertanian mengenai penerapan pupuk eksplorasi
tanah dalam pertanian modern.
1.3 Tujuan
1. Mengimplementasi pupuk eksplorasi tanahuntuk meningkatkan produktivitas
pertanian.
2. Mengevaluasi faktor-faktor teknis dan praktis yang menjadi hambatan dalam
pembuatan pupuk eksplorasi tanah.
3. Mengidentifikasi tingkat pemahaman dan pengetahuan mahasiswa pertanian tentang
pupuk eksplorasi tanah.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Dasar Teori
Dasar teori untuk eksplorasi tanah dalam konteks aplikasi pupuk melibatkan pemahaman
mendalam tentang sifat-sifat tanah yang mempengaruhi ketersediaan nutrisi bagi tanaman serta
dampak aplikasi pupuk terhadap parameter kimia dan fisik tanah. Sifat tanah, seperti tekstur dan
struktur, memainkan peran penting dalam menentukan kapasitas tukar kation, retensi air, dan
aerasi tanah. Nutrisi tanaman, seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, dapat diberikan melalui pupuk
NPK, sedangkan pupuk organik seperti kompos dan pupuk kandang meningkatkan kesuburan
tanah. Aplikasi pupuk dapat mengubah parameter kimia dan fisik tanah, termasuk peningkatan
kandungan nutrisi dan perubahan struktur tanah. Selain itu, dampak lingkungan seperti
pencemaran air tanah dapat terjadi akibat overaplikasi. Dengan memahami dasar teori ini,
eksplorasi tanah dapat memberikan informasi vital untuk mengoptimalkan aplikasi pupuk,
memastikan keseimbangan nutrisi tanah, dan merancang strategi pertanian yang berkelanjutan.
Peranan MOL Eksplorasi Tanah sebagai salah satu materi yang berguna bagi pertanian perlu
mendapatkan perhatian dan adanya pengujian serta penelitian lebih lanjut. Sebagai Biofertilizer
berbasis mikroorganisme diharapkan mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah, biologi
tanah serta menyeimbangkan kembali ekosistem pertanian, baik lingkungan rhizosfer maupun
lingkungan di atas rhizosfer.
Masalah yang dihadapi dalam peningkatan produksi pertanian adalah semakin berkurangnya
lahan yang subur, penggunaan benih lokal yang terus menerus, serta serangan hama dan
penyakit. Hal ini disebabkan karena meningkatnya pencemaran akibat penggunaan bahan kimia
yang berlebihan. Akhir-akhir ini, pupukan organik semakin banyak digunakan. Hampir semua
petani menggunakan pupuk kimia seperti Urea, Za, dan KCL, sebagai nutrisi untuk tanaman
dalam kegiatan pertanian maupun perkebunan mereka. Pembatasan penggunaan bahan aktif
kimiawi pada proses produksi pertanian pada gilirannya akan sangat membebani pertanian
Indonesia yang tingkat ketergantungan petaninya pada pestisida kimiawi masih tinggi.
Ketergantungan tersebut akan melemahkan daya saing produk pertanian Indonesia di pasar
bebas. Menghadapi kenyataan tersebut, perlu segera diupayakan pengurangan penggunaan
pestisida kimiawi dan mengalihkannya pada jenis pestisida yang aman bagi lingkungan.Salah
satu alternative adalah penggunaan mikroorganisme lokal (MOL) yang biasa digunakan sebagai
starter dalam pembuatan bokashi dan kompos (Kalia et al., 2000; Cordeiro et al., 2004; Zhang et
al., 2013).
Salah satu alternatif untuk mempertahankan dan meningkatkan hasil tanaman adalah dengan
pemberian pupuk organik cair berbahan dasar MOL salah satunya dari bahan tanah subur. POC
mengandung unsur hara makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman. Selain unsur hara, pupuk
organik cair mengandung mikroorganisme yang tidak terdapat di dalam tanah tertentu misalnya
Azotobacter sp, Azospinillum sp, Lactobacillus sp, Pseudomonas sp, mikrob pelarut phospat, dan
mikrob seluloti. Fungsi dari pemakaian ini adalah untuk memperbaiki struktur tanah yang kurang
baik dengan cara mengambil sampel dari tanah yang subur. Salah satu bentuk pupuk organik cair
adalah mikroorganisme lokal (MOL) berbahan dasar tanah subur (Purwati 2018).
Banyak bahan baku disekitar kita yang dapat menghasilkan bahan organik dan
mikroorganisme yang dapat memperbaiki kesuburan tanah. Selain mudah didapatkan juga
murah, sehingga petani dapat menghasilkan pupuk sendiri dan tidak bergantung pada produsen
pupuk. MOL adalah kumpulan organism bermanfaat yang dapat digunakan sebagai dekomposer,
agens hayati dan pupuk mikroba bagi tanaman. Eksplorasi dan pengembangan Mol sangat
mudah dilakukan. Tanah yang subur pun bisa digunakan sebagai sumber biakan, dan
mikroorganisme yang mengembangkan bakteri pada tanah, ekologinya berasal dari sekitar
perakaran atau area tanaman yang subur.
Peranan MOL sebagai salah satu materi yang berguna bagi pertanian perlu mendapatkan
perhatian dan adanya pengujian serta penelitian lebih lanjut. Sebagai Biofertilizer berbasis
mikroorganisme diharapkan mampu memperbaiki struktur dan tekstur tanah, biologi tanah serta
menyeimbangkan kembali ekosistem pertanian, baik lingkungan rhizosfer maupun lingkungan di
atas rhizosfer. Penelitian-penelitian lanjutan diharapkan mampu mengungkap lebih dalam
tentang peranan MOL sebagai agen recovery ekosistem pertanian kita yang semakin tak
seimbang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui pengaruh jenis pupuk organik dan dosis MOL
Eksplorasi Tanah terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman perkebunan terutama kopi.
(Sapareng, 2016).
BAB III
METEDOLOGI
3.1 Waktu dan tempat
Hari/tanggal : Senin, 23 Oktober 2023
Tempat: Laboratorium tanah
3.2 Alat dan Bahan
No. Alat Bahan

1. Kompor gas Katul jagung

2. Dandang Terasi

3. Timba tutup rapat Nanas

4. Pengaduk Molase

5. Timba 5 l Babat

6. Pisau Kentang

7. Pengaduk bambu Air

8. Talenan

9. Saringan

10. Timbangan

3.3 Prosedur Kerja


1. Terasi dipotong dadu
2. Masukkan air ke dalam dandang sebanyak
3. Masukkan potongan terasi ke dalam air dandang dan ditambahkan molasis 1 kg dan
diaduk serta ditunggu hingga mendidih.
4. Kentang dikupas dan dipotong dadu.
5. Masukkan air ke dalam dandang sebanyak
6. Masukkan potongan kentang ke dalam air di dalam dandang, ditunggu hingga
mendidih.
7. Tiriskan atau pisahkan kentang dengan larutan ekstrak kentangnya.
8. Masukkan 4 Kg bekatul jagung ke dalam timba tutup rapat dan ditambahkan larutan
terasi + tetes serta larutan ekstra kentang.
9. Diaduk hingga merata dan ditutup. Jadilah media PDA untuk inokulasi
Mikroorganisme yang ada dalam babat sapi.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Tabel 4.1
Gambar Keterangan

Gambar 4.1 Persiapan media untuk berkembangnya


MOL, tutup rapat dan tunggu selama 24 jam

Gambar 4.2 Nanas dihaluskan dan dicampurkan sebagai


media fermentasi setelah PDA telah
didiamkan selama 24 jam
Gambar 4.3 Setelah memasukkan nanas, masukkan
tanah sampel sebanyak 2kg

Gambar 4.4 Aduk dan tutup rapat, serta lakukan


pengecekan secara berkala

Gambar 4.5 Hasil sudah siap dipanen cenderung


berwarna coklat dan beraroma seperti
fermentasi
4.2 Pembahasan
MOL Eksplorasi Tanah menjadi alternative meningkatkan kesuburantanah yang dilakukan secara
organic karena didalam produk ini terdapat berbagai mikroorganisme yang dapat berperan
memperbaiki sifat biologis tanah sehingga berpengaruh terhadap peningkatan kesuburan tanah.
Proses pembuatan MOL Eksplorasi Tanah sendiri menjalani proses pembuatan PDA dan
mencampurkan tanah subur, setelah itu di fermentasi selama 21 hari. Apabila MOL Eksplorasi
Tanah sudah jadi maka dapat diaplikasi di lahan pada pagihariatau sore hari. Sebaiknya MOL
Eksplorasi Tanah tidak terkena sinar matahari langsung pada waktu aplikasi di lapangan, agar
mikroorganisme tidak mati.
Bahan utama dalam larutan Mikro Organisme Lokal (MOL) Eksplorasi Tanah dari tiga
komponen yaitu :
1. Karbohidrat: Bahan yang dibutuhkan bakteri/mikroorganisme sebagai sumbe renergi.
karbohidrat dapat diperoleh antara lain dari air rebusan kentang, dedak/bekatul jagung dan lain-
lain.
2. Glukosa: Bahan yang dibutuhkan bakteri/mikroorganisme sebagai sumber energi yang bersifat
spontan (cepat digunakan oleh bakteri). Glukosa dapat diperoleh dari gula pasir, gula merah,
molase, air gula, air kelapa, dan lain-lain.
3. Sumberbakteri (mikroorganisme Lokal). Sumber bakteri dapat diperoleh antara lain dari buah-
buahan busuk, sayuran busuk, keong mas, nasi basi ,rebun bambu, bonggol pisang, urin sapi,
kotoran sapi .Bakteri dalam MOL tidak hanya mengandung satu jenis bakteri saja tetapi bisa
mengandung beberapa bakteri, seperti Rhizobium sp, Azospirillumsp, Azotobacter sp,
Pseudomonas sp, Bacillus sp dan sebagainya. Dalam memenuhi komponen bahan utama pada
larutan MikroOrganisme Lokal (MOL) maka bahan yang digunakan adalah bahan-bahan yang
mengandung komponen yang dibutuhkan dalam larutan MikroOrganisme Lokal (MOL) dengan
tambahan air sebagai pelarut.
Alur dalam pembuatan Mikroorganisme Lokal (MOL) Eksplorasi Tanah dimulai dari
persiapan alat dan bahan, lalu proses peralutan tetes tebu dan terasi ke dalam timba 10 liter air
dan direbus hingga mendidih. Setelah mendidih letakkan pada timba yang dapat ditutup rapat
dan campurkan bekatul jagung. Lalu rebus kentang dan ambil air rebusan kentang, lalu
campurkan pada larutan molase tersebut. Aduk hingga menjadi larutan homogen dan diamkan
selama 24 jam. Masukkan nanas sebagai fermentasi, dan sampel tanah agar bakteri pada tanah
tersebut dapat berkembangbiak dengan baik. Aduk hingga rata, dan tutup timba dengan rapat.
Lakukan pengecekan dengan membuka tutup timba secara berkala agar udara dapat keluar
masuk dengan baik.
Setelah proses fermentasiselama 21 hari, tutup timba dapatdibuka dan
diamatikondisilarutan MOL tanah. Mikroorganisme Lokal (MOL) tanah yang sudah jadi
mempunyai ciri-ciri seperti pada permukaan larutan terdapat spora berwarna putih, warna larutan
kecoklatan, dan memiliki bau khas seperti tape (Arifan dkk,2020)
Proses fermentasi dapat dinyatakan berhasil jika pada permukaan MOL Eksplorasi Tanah
terjadi pembentukan spora. Pembentukan spora dimulai dari tepi larutan yang akan membentuk
bulan sabit menandakan fermentasi berjalan 30%. Pada saat proses fermentasi yang berhasil 50%
maka pembentukan spora mulai melebar sampai menutup setengah larutan dan pada minggu
ketiga atau proses fermentasi berhasil 100% maka spora tersebut bisa menutup semua permukaan
MOL Eksplorasi Tanah. Berdasarkan pemeran pembimbing lapang, jika proses fermentasi tidak
berjalan atau gagal maka terdapat ciri-ciri pada permukaan larutan MOL Eksplorasi tanah tidak
terdapat spora, larutan MOL tanah berbau busuk, tidak mengeluarkan gas, serta warna larutan
menjadi kehitaman. Hal tersebut disebabkan oleh mikroorganisme yang tidak berkembang atau
mati didalam larutan serta tidak terjadi proses dekomposisi
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Secara umum, dapat disimpulkan bahwa MOL eksplorasi tanah merupakan pupuk yang
dapat digunakan dalam tanah. Praktikum ini memberikan kontribusi positif terhadap pemahaman
kami tentang aplikasi pupuk pada tanah. Praktikum ini telah meningkatkan keterampilan praktis
kami dalam membuat pupuk berbahan dasar tanah, dan diharapkan hasilnya dapat memberikan
manfaat pada tanah.

Anda mungkin juga menyukai