KANDUNGAN PUPUK
NO PARAMETER KADAR SATUAN
1 N 1.0 – 1.5 %
2 P2O5 0.8 – 1.2 %
3 K2O 1.0 – 1.5 %
4 C-Organik 13 – 18 %
5 C/N 13 – 16
6 pH 6.5 – 8
7 Kadar air 25 – 30 %
8 Bahan Ikutan Tidak terdeteksi %
9 E. Coli Tidak terdeteksi Koloni/gram
10 Salmonella sp. Tidak terdeteksi Koloni/gram
11 Aspergilus sp. 1.9 x 103 Koloni/gram
12 Trichoderma sp. 3 x 103 Koloni/gram
Sumber: Hasil Laboratorium Balai Penelitian Bioteknologi Perkebunan Indonesia.
Pembangunan pertanian yang selama ini merupakan adopsi dari keajaiban revolusi hijau dengan berbasis
unggulan yang mengacu pada sistem usaha tani berbasis kimia dan pestisida, secara instan telah memberikan
hasil pangan dunia. Namun disisi lain menimbulkan dampak negatif yang sangat besar. Terjadinya degradasi
lahan yang diakibatkan oleh penggunaan pupuk kimia yang berlebihan sudah mencapai pada tahap yang kritis.
Hal ini dapat terlihat dengan semakin tingginya kebutuhan pupuk kimia terhadap lahan sehingga untuk
mencapai produktivitas yang cukup petani harus mengeluarkan biaya produksi yang semakin bertambah,
sementara produksi yang dilakukan tidak mengalami peningkatan yang berarti, bahkan dilaporkan bahwa
kandungan bahan organik tanah di pilau Jawa pada umumnya kurang dari 2% dan sekitar 95% lahan pertanian
di indonesia mengandung lahan organik kurang dari 1%, pada hal kebutuhan minimum bahan organik untuk
pertanian adalah 4-5%.
Penyediaan hara bagi tanaman dapat dilakukan dengan penambahan pupuk baik organik maupun anorganik.
Pupuk anorganik dapat menyediakan hara dengan cepat, namun apabila hal ini dilakukan terus menerus akan
menimbulkan kerusakan tanah dan meningkatkan kemasaman tanah, hal ini tentu saja tidak menguntungkan
bagi pertanian yang berkelanjutan. Meningkatnya kemasaman tanah akan mengakibatkan ketersediaan hara
dalam tanah yang semakin berkurang dan dapat mengurangi umur produktif tanaman.
Penggunaan pupuk organik sangat baik karena dapat memberikan manfaat baik bagi tanah maupun tanaman.
Pupuk organik dapat menggemburkan tanah, meningkatkan sirkulasi udara dalan tanah , memperbaiki struktur
dan porositas tanah, serta meningkatkan komposisi mikroorganisme tanah, meningkatkan daya ikat tanah
terhadap air, menyimpan air tanah lebih lama, dan mencegah lapisan kering pada tanah. Pupuk organik juga
menyediakan unsur hara mikro bagi tanaman, memudahkan pertumbuhan akar tanaman, mencegah beberapa
penyakit akar, dan dapat menghemat pemakaian pupuk kimia.
Bahan organik memiliki peran penting dalam menentukan kemampuan tanah untuk mendukung tanaman,
sehingga jika kadar bahan organik tanah menurun, kemampuan tanah dalam mendukung produktivitas tanaman
juga menurun. Pupuk organik dengan kandungan C-Organik yang tinggi (>12%) akan mampu meningkatkan
kandungan bahan organik tanah yang akan meningkatkan kualitas fisik, kimia, dan biologi tanah dan berdampak
pada peningkatan produktivitas tanaman.
Gali lubang keliling pohon bentuk parit/saluran sedalam 30-50 cm dengan galian
jarak 40-60 cm dri pohon.
Masukkan campuran pupuk dengan tanah secukupnya.
Lakukan penyiraman, dan tutup lubang dengan tanah biasa setebal 5-10 cm.
3-4 kg perpohon
KOMMUS
KOMPOS BERBENTUK HUMUS
Kandungan Hara, Peran Mikroba dan
Kompos mengandung nutrisi tanaman yang lebih rendah dibanding dengan pupuk
mineral/kimia, tetapi kompos mempunyai kelebihan lain seperti mempunyai peran dalam
memperbaiki kondisi tanah baik secara fisik maupun mikrobiologis yang sangat berpengaru
pada nutrisi tanaman.
Dengan demikian jasad renik perombak selulosa merupakan salah satu faktor
keseimbangan di alam dan mempunyai kontribusi dalam kelanjutan kehidupan di
bumi ini.
Salah satu cara untuk mendapatkan kompos secara tepat adalah dengan
menggunakan aktivator yang berupa bahan yang mengandung nitrogen atau fosfor
atau juga berupa inokulan kapang unggul yang berperan memecah selulose dalam
proses pembuatan kompos, agar waktu pembuatan kompos lebih diperpendek.
Mengingat keadaan seperti tersebut di atas, maka kompos sebagai salah satu
pupuk alam akan merupakan bahan substitusi yang penting terhadap pupuk
kandang dan pupuk hijau. Ditambah pula bahwa bahan - bahan organik untuk
pembuatan kompos di lahan pertanian/perkebunan yang berupa jerami padi, pohon
jagung, rumput-rumput kering,serabut kelapa,limbah pabrik kelapa sawit,
penggilingan padi, eceng gondok dsb, cukup berlimpah dan belum banyak
dimanfaatkan. Di samping limbah cair yang berasal dari kotoran ternak, pabrik
tepung tapioka, pembuatan tahu, tempe dsb yang semestinya dapat digunakan
sebagai bahan pembuat kompos umumnya masih terbuang percuma. Dengan
demikian kompos diharapkan dapat diandalkan sebagai bahan penyubur di lahan
pertanian maupun perkebunan atau dapat digunakan dalam usaha reklamasi lahan
bekas galian tambang, atau penyubur di daerah rawa-rawa, peningkatan kadar pH
di daerah lahan asam.
Aktivitas mikrobiologis dalam tanah terjadi bukan saja oleh jasad renik yang
tumbuh dan berkembang dalam kompos tetapi kehadirannya dapat menstimulir
jasad renik yang telah ada dalam tanah. Pemberian kompos dapat menstimulir
aktivitas amonifikasi, nitrifikasi, fiksasi nitrogen dan fosforilisasi, yang disebabkan
oleh kerja berbagai jasad renik dalam tanah. Oleh karena itu pemberian kompos ke
dalam tanah akan meningkatkan produktivitas lahan secara permanen. Dan apabila
para petani di lahan kritis dapat membuat dan menggunakananya sebagai bahan
suplemen pupuk anorganik diharapkan produktivitas lahan tersebut akan
meningkat. Tentu saja penggunaan bahan limbah yang berlimpah sebagai bahan
pembuatan kompos, akan mengurangi penggunaan pupuk anorganik oleh para
petani setempat yang harganya relatif mahal.
Kompos sebagai penyedia unsur hara utama nutrien tanah (NPK) dan sebagai
penyedia mikronutrien yang mengalami degradasi apabila lahan tersebut digarap
secara intensif dengan sasaran produktivitas tinggi. Kompos yang berbentuk
koloidal dalam tanah dan bermuatan negatif dikoagulasikan oleh kation dan
partikel tanah sehingga berbentuk granular. Oleh karena itu kompos dapat
memperbaiki struktur, tekstur dan kelembutan tanah.
PENGGUNAAN KOMPOS
Penggunaaan kompos untuk pupuk tanaman banyaknya tergantung pada
jenis tanman itu sendirI dan unsur hara yang terkandung dalam tanah. Dengan
menggunakan kompos yang kandungan nutrisinya seperti tertera di atas banyaknya
kompos untuk setiap tanaman tertera pada tabel berikut ini.
Diketahui juga ada beberapa jenis mikroba yang dapat memecah fosfor
anorganik (dalam bentuk batuan) selama kompos berada dalam tanah, disamping
mengandung beberapa mikroba yang dapat mengikat fosfor kalau berinteraksi
dengan beberapa jenis tanaman tinggi tertentu. Kehadiran mikroba yang terdapat
dalam kompos yang diberi bibit unggul juga dapat menghasilkan antibiotic dalam
tanah, sehingga semakin lama tanah tersebut bebas dari sumber penyakit. Selain itu
ada juga mikroba yang dapat mengikat N dari udara selama penyimpanan dan juga
pada waktu berinteraksi dengan akar tumbuhan polongan apabila kompos berada
dalam tanah. Dalam pelaksanaannya, karena pengomposan akan berlansung pada
suhu yang akan mencapai 60-70 0C, beberapa mikroba ungul yang dapat mengiikat
N dari udara tanpa bekerja sama dengan tumbuhan tersebut harus dimasukkan ke
dalam kompos setelah proses pengomposan selesai. Mereka akan bekerja pasca
proses pengomposan.
KATALEK
Bibit Kompos KALATEK merupakan bibit pembuatan kompos yang diteliti
selama beberapa tahun akan keefektifan mikrobanya dalam merombak bahan-bahan
organik menjadi unsur hara yang berguna bagi tanah
Petunjuk Pembuatan Kompos :
Bagian
bahan
organik
yang telah
dicacah
ditumpuk
dahulu pada
areal
Keterangan :
Caranya adalah
sebagai berikut:
1. Apabila kompos hasil panen pembalikan ke-4 masih mempunyai bau berarti
kompos tersebut belum jadi.
2. Ambil sedikit kompos, celupkan ke dalam gelas/wadah yang berisi air jernih, lalu
diaduk dan dibiarkan beberapa saat. Apabila air adukan kompos akhirnya
berwarna jernih, berarti kompos sudah terbentuk dan apabila air tetap keruh,
maka kompos tersebut belum terbentuk. Langkah selanjutnya, tumpukan dibalik
dan disimpan lagi sampai kompos terbentuk
3. Warna kompos yang sudah jadi berwarna coklat kehitam-hitaman dan berbentuk
seperti tanah/humus.
100
0,97
= 11,598 ton
0,6x 0,5
33.333
100
0,97
= 12,758 ton
Jarak tanam : 60 x 70 cm
0,6 x 0,4
41.666
= 306 gram
100
b.2 % nitrogen
= 11,250 ton/ha
0,6x 0,5
MEGAMIKRO
Mengandung unsur mikro : S, Mg, Mn, Cu, Ca, Zn, Fe, Na, Mo, B
dilengkapi dengan unsur makro : N, P, dan K
SP - 27 Cap PADI KUNING (Kadar P2O5
sekitar 18%)
PUPUK SSP-18
(kandungan P2O5 ± 18,72% dan S ± 3,94%)
Ijin Deptan : G 506/DEPTAN-PPI/VII/2008
Pupuk Super Phospat (SSP-18) merupakan pupuk unggul saat ini dan
akan datang, toleransi yang luas dapat digunakan pada berbagai jenis
tanaman dengan tingkat kesuburan tanah. Dengan kandungan hara
utama Pospor (P) dalam bentuk P2O5 18% dan unsure makro lain Ca,
Mg, S, juga terdapat unsure mikro yang sangat dibutuhkan tanaman.
Manfaat dan Kegunaan Pupuk SSP-18 :
Kapasitas : Banyak
Pupuk organik Green Leaf merupakan pupuk organik yang berasal dari sisa hayati yang
familiar dan mudah didapat di lingkungan.
Fungsi:
Menyediakan fungsi makro dan mikro lengkap senyawa organik komplek (enzim dan asam
organik komplek) serta mikroorganisme yang menguntungkan.
Manfaat Produk:
Memperbaiki kesuburan fisik tanah dalam jangka panjang dan memacu aktivitas
makro organisme tanah
Menghemat pemakaian pupuk anorganik dan mengandung ekstrak pestisida hayati
Bebas sporacendawan/jamur, biji gulma, telur/parasit hama, bakteri phatogen,
termasuk gas beracun, bau, dan meningkatkan produksi tanaman
33.333
= 338 gram/tanaman
=169 g/tanaman
33.333