Anda di halaman 1dari 6

PEMBERDAYAAN KELOMPOK TANI MELALUI PELATIHAN

PEMBUATAN PUPUK KOMPOS DI BALAI PENYULUHAN PERTANIAN


KECAMATAN PANGKALAN LADA KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

SUTARYO, S.Pt
Dinas Pertanian Kabupaten Kotawaringin Barat
Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pangkalan Lada
Jl. Ahmad Yani km. 40 Kotawaringin Barat

ABSTRAK

Kegiatan pemberdayaan masyarakat berupa transfer teknologi tentang pembuatan kompos adalah
sebagai upaya memanfaatkan potensi lingkungan sekitar berupa sisa sampah organik. Kegiatan ini
dilaksanakan di Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Pangkalan Lada. Metode yang digunakan dalam
kegiatan ini yaitu pemberian materi dan demonstrasi. Pemberian materi tentang berbagai bahan sisa
sampah organik disekitar lingkungan Kecamatan Pangkalan Lada yang dapat digunakan sebagai sumber
bahan baku pembuatan pupuk kompos. Demonstrasi dilakukan dengan melakukan praktik pembuatan
pupuk kompos dengan menggunakan bahan baku hijauan/dedaunan, bonggol pisang, dan kotoran sapi
yang banyak terdapat disekitar Kecamatan Pangkalan Lada, kemudian ditambahkan dengan super
decomposer, sekam padi, gula pasir, dan air. Transfer teknologi pembuatan pupuk kompos memberikan
manfaat yang besar yaitu adanya peningkatan pengetahuan warga tentang manfaat bahan sisa sampah
organik sebagi bahan baku pembuatan pupuk kompos.

Kata kunci: pemberdayaan, pupuk, organik, kompos

ABSTRACT
Community development and transfer of technology on composting is an effort to exploit the potential of
the surrounding environment in the form of residual organic waste. This event was held in Balai
Penyuluhan Pertanian Pangkalan Lada district. The method used in this activity is the provision of
material and demonstrations. Provision of material on a variety of materials leftover organic waste
village Rejasa surrounding environment that can be used as a source of raw material for making compost.
Demonstrations conducted by practicing composting using forage raw material / foliage, banana weevil,
and cow dung that is widely available around the district, then added with a super decomposer, rice husks,
sugar, and water. Transfer composting technology provides great benefits that their increased knowledge
of citizens about the benefits of waste materials of organic waste as a raw material for making compost.

Key Word:empowerment, fertilizers, organic, compost

PENDAHULUAN serta cara agar pesan-pesan pertanian


tersampaikan kepada pelaku utama dan pelaku
Balai Penyuluh Pertanian Pangkalan usaha sehingga tujuan pembangunan pertanian
Lada merupakan unit kerja di bawah Satuan dapat segera terwujud.
Organisasi Perangkat Daerah Dinas Pertanian
Kabupaten Kotawaringin Barat sejak bulan Kecamatan Pangkalan Lada
Januari 2023. Balai Penyuluhan Pertanian mempunyai potensi untuk memanfaatkan
Kecamatan Pangkalan Lada mempunyai tugas lahan pekarangan sebagai salah satu sumber
melaksanakan penyusunan dan pelaksana mencapai kemandirian masyarakat dengan
kebijakan daerah di bidang penyuluhan budidaya tanaman organik.
pertanian di tingkat kecamatan diharapkan
mampu menyusun suatu perencanaan, taktik
Budidaya tanaman organik yang sekitar 5-10 cm sesuai untuk
akan dilakukan berbasis sumberdaya lokal pengomposan ditinjau dari aspek
dengan memanfaatkan potensi lingkungan sirkulasi udara yang mungkin terjadi.
sekitar. Penggunaan pupuk juga dengan 2. Suhu dan ketinggian bahan. Makin
memanfaatkan sampah organik, seresah tinggi volume timbunan makin mudah
daun tanaman sekitar serta sisa peternakan timbunan menjadi panas, sebaliknya
seperti kotoran sapi yang banyak terdapat di apabila terlalu dangkal akan kehilangan
Kecamatan Pangkalan Lada. Pemanfaatan panas dengan cepat. Dalam keadaan
sisa bahan organik yang dibuat pupuk suhu kurang optimum, bakteri-bakteri
kompos salah satunya sangat bermanfaat yang bekerja pada timbunan tersebut
untuk mengurangi pencemaran lingkungan. tidak akan berkembang secara wajar,
Penggunaan pupuk kompos dalam jangka akibatnya pembuatan kompos akan
panjang dapat memperbaiki sifat fisik, kimia berlangsung lebih lama, Sebaliknya
dan biologi tanah. Pupuk kompos mudah timbunan terlalu tinggi akan
dibuat dan teknologinya sederhana. mengakibatkan suhu menjadi tinggi.
Kompos adalah bahan-bahan 3. Nisbah C/N. Mikroba perombak bahan
organik (sampah organik) yang organik memerlukan karbon sebagai
telahmengalami proses pelapukan karena sumber energi untuk pertumbuhan dan
adanya interaksi antara nitrogen untuk pembentukan protein.
mikroorganisme(bakteri pembusuk) yang Rasio C/N 30 merupakan nilai yang
bekerja di dalamnya. Bahan-bahan organik diperlukan untuk proses pengomposan
tersebutseperti daun, rumput, jerami, sisa- yang efisien. Apabila C/N rasio terlalu
sisa ranting dan dahan, kotoran besar (>40) atau terlalu kecil (<20) akan
hewan,rerontokan kembang, air kencing, mengganggu kegiatan biologis proses
dan lain-lain (Murbandono, 2000). dekomposisi.
Selama ini sisa tanaman dan kotoran 4. Kelembaban. Timbunan kompos harus
hewan belum sepenuhnya dimanfaatkan selalu lembab, dengan kandungan
sebagai pengganti pupuk buatan. Kompos lengas 50-60% agar mikroba tetap
bisa terjadi dengan sendirinya, lewat proses beraktivitas. Kelebihan air akan
alamiah. Namun,proses tersebut mengakibatkan volume udara jadi
berlangsung lama sekali, dapat mencapai berkurang, sebaliknya bila terlalu
puluhan tahun. Bahan-bahanorganik tidak kering proses dekomposisi akan
dapat langsung digunakan tanpa terhenti.
dikomposkan terlebih dahulukarena bahan 5. Aerasi. Aktivitas mikroba aerob
organik yang masih mentah tidak dapat memerlukan oksigen selama proses
langsung dimanfaatkan olehtanaman. Bahan perombakan berlangsung. Pembalikan
organik itu harus diuraikan terlebih dahulu timbunan bahan kompos selama
agar tanaman dapatmenyerap unsur hara proses
yang dikandungnya. Menurut Prihandini
dan Purwanto (2007) proses pengomposan
adalah proses menurunkan C/N bahan
organik hingga sama dengan C/N tanah (<
20).
Menurut Setyorini et al (2006),
agar pembuatan kompos berhasil maka
syarat yang diperlukan antara lain:
1. Ukuran bahan mentah. Sampai batas
tertentu, semakin kecil ukuran potongan
bahan mentahnya, semakin cepat pula
waktu pembusukannya. Ukuran bahan
METODE
dekomposisi berlangsung sangat
dibutuhkan dan berguna untuk Kegiatan ini dilaksanakan pada
mengatur pasokan oksigen bagi tanggal 27 April 2023 di Balai Penyuluhan
aktivitas mikroba. Pertanian Kecamatan Pangkalan Lada.
6. Nilai pH. pH optimum berkisar 5,5- Peserta kegiatan yaitu Pengurus Kelompok
8,0. Pada pH tinggi terjadi kehilangan Tani dan Wanita Tani se Kecamatan
nitrogen akibat volatilisasi. Pada awal Pangkalan Lada. Metode yang digunakan
pengomposan umumny pH agak dalam kegiatan transfer teknologi ini yaitu
masam karena aktivitas bakteri pemberian materi dan demonstrasi. Peserta
menghasilkan asam. Namun menyimak paparan dari pemateri yang
selanjutnya pH akan bergerak menuju dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan
netral. kompos. Alat-alat yang digunakan dalam
pelatihan berupa hijauan/daun-
Selama ini masyarakat belum terlalu daunan/bonggol pisang, kotoran sapi, super
paham dengan manfaat kompos. Padahal decomposer, sekam padi, gula pasir, air,
kompos mempunyai manfaat diantaranya terpal, golok/pisau, ember dan cangkul.
adalah: 1) memperbaiki struktur tanah
berlempung sehingga menjadi ringan; 2) HASIL DAN PEMBAHASAN
memperbesar daya ikat tanah berpasir
sehingga tanah tidak berderai; 3) menambah Kegiatan pemberdayaan
daya ikat tanah terhadap air dan unsur-unsur masyarakat berupa transfer teknologi
hara tanah; 4) memperbaiki drainase dan tata tentang pembuatan kompos adalah sebagai
udara dalam tanah; 5) mengandung unsur upaya memanfaatkan potensi lingkungan
hara yang lengkap, walaupun jumlahnya sekitar berupa sisa sampah organik. Peserta
sedikit (jumlah ini tergantung dari bahan pelatihan yang mengikuti kegiatan ini
pembuat pupuk organik); 6) membantu memperoleh pengetahuan tentang
proses pelapukan bahan mineral; 7) pembuatan pupuk kompos.
memberi ketersediaan bahan makanan bagi Pada pembuatan kompos ini
mikrobia; serta 8) menurunkan aktivitas digunakan limbah bahan organik yang ada
mikroorganisme yang merugikan (Yovita, disekitar Pangkalan Lada, seperti
2001). hijaun/dedaunan, bonggol pisang, kotoran
sapi. Metode pengomposan yang dilakukan
Bahan untuk pembuatan kompos yaitu secara aerob dipermukaan tanah.
sangat mudah diperoleh karena tersedia Menurut Simanungkalit et al (2009)
disekitar kita, dan cara pembuatannya pun terdapat beberapa metode pengomposan
sangat mudah semua orang bisa membuat antara lain:
baik dalam skala besar maupun untuk
keperluan pekarangan rumah sendiri. Akan 1. Metode Indore.Pengomposan dilakukan
tetapi masih kurangnya pengetahuan dan di dalam lubang, yang dibuat dekat
keterampilan tentang pembuatan pupuk kandang ternak. Lubang berukuran
kompos berbahan sumber daya lokal, kedalaman 1 m, lebar 1,5-2 m, panjang
membuat masyarakat enggan untuk lubang tergantung dari ketersediaan
membuatnya, maka dari itu perlu adanya bahan. Bahan dasar yang digunakan
pelatihan pembuatan pupuk kompos. adalah campuran sisa/residu tanaman,
kotoran ternak, urine ternak, abu
bakaran kayu, dan air. Bahan yang keras
tidak
air.Kompos bisa dibuat secara alamiah
boleh melebihi 10%. Semua bahan yang namun proses ini memerlukan waktu yang
tersedia disusun menurut lapisan-lapisan lama, karena mikroorganisme pengurainya
dengan ketebalan masing-masing 15 cm, sedikit, oleh karena itu ditambahkan
dengan total ketebalan 1,0-1,5 m. Setiap dekomposer untuk mempercepat proses
lapisan disiram urine ternak secara pengomposan. Dekomposer akan
merata, kelembaban tumpukan dijaga mempengaruhi pembuatan kompos dengan
sekitar 90%. Pembalikan dilakukan 3 dua cara yaitu inokulasi strain
kali, yaitu pada 15, 30 dan 60 hari setelah mikroorganisme yang efektif dalam
kompos mulai dibuat. Metode ini juda menghancurkan bahan organik dan
disebut metode anaerob. meningkatkan kadar nitrogen yang
merupakan makanan tambahan bagi
2. Metode heap. Pengomposan dilakukan di mikroorganisme tersebut (Gaur, 1983).
permukaan tanah. Petak timbunan dibuat Dekomposer kompos bisa dibuat sendiri
berukuran lebar 2 m, panjang 2 m dan dengan memanfaatkan sumber daya
tinggi timbunan 1,5 m. Lapisan dasar alam/bahan –bahan organik yang ada
pertama adalah bahan yang kaya karbon disekitar kita seperti bonggol pisang, daun
setebal 15 cm (dedaunan, jerami, serbuk gamal, rebung, sisa buah-buahan dan lain-
gergaji, dan batang jagung), lapisan laian. Bahan-bahan ini mengandung
berikutnya adalah bahan yang kaya mikroorganisme sehingga disebut juga
nitrogen setebal 10-15 cm (residu sisa MOL ( mikroorganisme lokal). Akan tetapi
tanaman, rumput segar, kotoran ternak, sekarang sudah banyak dijual di kios-kios
dan sampah organik). Timbunan disusun pertanian dekomposer yang mengandung
hingga ketinggian 1,5 m. Kelembaban berbagai bakteri pengurai yang bisa sesuai
dijaga dengan dengan bahan dasar pembuatan kompos.
menambahkan air secukupnya.
Pembalikan dilakukan setelah 6 dan Pada pembuatan kompos ini juga
12minggu setelah proses pengomposan ditambahkan sekam padi. Sekam padi
berlangsung. berfungsi sangat baik untuk meningkatkan
kualitas kompos dari segi teksturnya selain
3. Metode Berkeley. Bahan dasar yang untuk mengurangi kelebihan air. Selain itu
digunakan adalah: dua bagian bahan juga ditambahkan gula pasir yang berfungsi
organik kaya selulosa dan satu bagian untuk sumber energi bagi mikroorganisme
bahan organik kaya nitrogen dengan nilai pengurai selama proses pembuatan
rasio C/N 30:1. Bahan disusun berlapis- kompos. Air juga dibutuhkan kehidupan
lapis hingga ketebalan berukuran 2,4 x mikroorganisme didalam dekompser
2,2 x 1,5 m. Setelah 2-3 hari proses kompos .
pengomposan berjalan terbentuk suhu
tinggi, secara berkala kompos harus Langkah selanjutnya dalam proses
dibalik. Setelah hari ke- 10, suhu mulai pembuatan kompos ini adalah bahan-bahan
menurun dan bahan berubah menjadi yang besar dipotong-potong atau dicincang
remah dan berwarna coklat gelap. dengan ukuran 2-4 cm. Pada pemotongan
Pengomposan selesai setelah 2 minggu. bahan tidak boleh terlau besar karena
mengakibatkan proses penguraian berjalan
Selain bahan utama sebagai bahan lambat sedangkan kalau terlalu kecil akan
dasar pembuatan kompos diperlukan bahan menyebabkan terurainya/hilangnya difusi
lain seperti dekomposer/aktivator, sekam oksigen sehingga akan terjadi aktivitas
padi/serbuk gergaji, gula pasir, serta bakteri anaerob. Bentuk bahan berpengaruh
terhadap kelancaran difusi oksigen yang
1997).
diperlukan serta karbondioksida yang
dihasilkan ( Suriawiria, 2002). Selanjutnya
bahan baku disusun berlapis, lapisan dasar Kompos ini dibolak-balik 2 hari
yang pertama adalah kotoran sapi kemudian sekali untuk mengontrol suhu agar tidak
berturut-turut potongan daun-daunan, terlalu panas. Jika terlalu kering bisa
bonggol pisang sekam padi, setelah itu siram ditambahkan air gula dan dekomposer
dengan air gula dan dekomposer bergantian apabila terlalu basah bisa ditambahkan
sedikit-sedikit sampai lembab. sekam padi/serbuk gergaji. Setelah itu
ditutup dengan terpal dan diletakkan
Kelembaban yang dibutuhkan ditempat yang teduh.
adalah sekitar 50-60% agar mikroba tetap
beraktivitas. Kelembaban yang lebih rendah Penggunaan hijauan/dedaunan,
atau lebih tinggi akan menyebabkan bonggol pisang dan kotoran sapi sebagai
mikroorganisme tidak berkembang atau bahan pembuatan kompos merupakan
mati. Selanjutnya dibuat lapisan lagi seperti pemanfaatan potensi lokal. Disekitar
lapisan pertama dan seterusnya sampai Pangkalan lada banyak terdapat sisa
ketinggian maksimal 1,5 m. Setelah Proses kotoran sapi yang belum termanfaatkan.
pengomposan juga sangat dipengaruhi Pengolahan kotoran sapi yang mempunyai
aerasi. Aerasi yang cukup akan kandungan N, P dan K yang tinggi sebagai
memperlancar proses pengomposan. Jika pupuk kompos dapat mensuplai unsur hara
aerasi terlalu tinggi maka penguapan air dan yang butuhkan tanah dan memperbaiki
kehilangan panas meningkat, sehingga struktur tanah menjadi lebih baik
memperlambat proses penguraian bahan (Setiawan, 2002). Dibawah ini adalah
organik. Sedangkan jika aerasi tidak cukup gambar kegiatan transfer teknologi beruapa
maka proses penguraian lambat ( Winarni, pemaparan materi dan pembuatan kompos.

Gambar 1. Pemaparan materi dan praktek pembuatan kompos

Pupuk kompos sangat berperan kompos ke dalam tanah akan memacu


dalam peningkatan produksi pertanian baik perkembangan mikroorganisme dalam
secara kualitas maupun kuantitas, tanah, gas CO2 yang dihasilkan
mengurangi pencemaran lingkungan, dan mikroorganisme akan dipergunakan untuk
meningkatkan kualitas lahan secara fotosintesis tanaman dan menghasilkan
berkelanjutan. Kompos banyak mengandung hormon-hormon pertumbuhan (
mikroorganisme, dengan ditambahkannya Matenggomena, 2013).
berbahan kotoran sapi. Pusat
Transfer teknologi pembuatan pupuk Penelitian dan Pengembangan
kompos memberikan manfaat yang besar Peternakan.
bagi peserta pelatihan yaitu adanya
peningkatan pengetahuan tentang manfaat
Setyorini D., Saraswati R.,Anwar EA.
bahan sisa sampah organik sebagi bahan
(2006). Kompos. Pupuk Organik
baku pembuatan pupuk kompos. Sehingga
diharapkan kedepannya peserta pelatihan dan Pupuk Hayati. Editor: RDM
bisa membuat sendiri pupuk kompos dari Simanungkalit., Didi Ardi
bahan-bahan organik yang ada disekitar Suridikarta., Rasti Saraswati,
mereka. Hal ini juga dalam rangka untuk Diah Setyorini dan Wiwik
mencapai kemandirian masyarakat untuk Hartatik. Balai Besar Litbang
memanfaatkan potensi yang ada disekitar Sumberdaya Lahan Pertanian
sebagai bahan baku pupuk organik untuk Badan Penelitian
mendukung mewujudkan ketahanan pangan dan Pengembangan
antara lain melalui pemanfaatan pekarangan Pertanian
dengan tanaman sayuran.
Setiawan, A.I. (2002). Memanfaatkan
SIMPULAN Kotoran Ternak. Cetakan ke tiga,
Peserta pelatihan memiliki Jakarta : Penebar Swadaya.
peningkatan pengetahuan dan keterampilan
tentang manfaat bahan sisa sampah organik Simanungkalit RDM., Suriadikarta D A.,
sebagi bahan baku pembuatan pupuk kompos Saraswati R., Setyorini D., dan
Hartatik W. (2009). Teknik
DAFTAR PUSTAKA pembuatan kompos. Informasi
Ringkas Bank Pengetahuan Padi
Gaur, AC. (1983). A Manual of Rural Indonesia
Composting FAO. Rome : United Suriwiria HU., (2002). Pupuk Organik
Nation. Kompos dari Sampah. Bioteknologi
Agroindustri.Bandung : Humaniora
Matenggomena MF. (2013). Pemanfaatan Utama Press.
sampah rumah tangga untuk
budidaya tanaman sayuran organik Winarni I. (1997). Kajian penggunaan
di pekarangan rumah. Agroinovasi, plastik lembarandan anyaman
17 -23, XLIII, ( 3503). bamboo sebagai penutup tumpukan
pada pengomposan sampah kota
Murbandono, L. HS. (2000). Membuat model Cina. Skripsi. Jurusan
Kompos. Jakarta : Penebar swadaya. Teknologi Industri Pertanian.
Fakultas Teknologi Pertanian IPB.

Yovita. 2001. Membuat Kompos Secara


Kilat. Jakarta : Penebar Swadaya
Prihandini, PW, dan Purwanto, T. (2007).
Petunjuk teknis pembuatan kompos

Anda mungkin juga menyukai