Kotoran ternak merupakan bahan pembuat pupuk organik yang sangat bagus,
karena merupakan limbah organik yang banyak mengandung protein.Limbah ternak
mengandung nutrisi yang baik untuk pertumbuhan tanaman.Dalam pembuatan pupuk
organik, terjadi proses fermentasi atau dekomposisi yang dilakukan oleh
mikroorganisme pengurai.Pupuk organik dari kotoran ternak mempunyai kandungan
unsur hara yang masih rendah yaitu 1.26% N, 1.03% P2O5, 1.07% K2O, sehingga
dalam pembuatan pupuk kompos diperlukan penambahan berupa limbah sisa
sayuran unyuk memperkaya dan menambah kandungan unsur hara.salah satu
kotoran ternak yang dapat diolah menjadi pupuk kompos yaitu kotoran sapi, kotoran
sapi merupakan bahan organik yang secara spesifik berperan meningkatkan
ketersediaan unsur N, P, k dan unsur-unsur mikro.Ketersediaan kotoran sapi ini
cukup melimpah di daerah saya, kotoran sapi yang melimpah itu karena sedikit yang
memanfaatkannya, padahal kotoran sapi itu cukup baik bagi tanaman jika di olah
menjadi pupuk organic kompos.Sedangkan dalam pembuatan pupuk organic kompos
pada kotoran sapi perlu di perkaya lagi bahannya berupa limbah sayuran ibu rumah
tangga atau bisa sampah organic lainnya , supaya kandungan unsur hara tinggi dalam
pembuatan pupuk organic kompos.Dalam proses pengomposan itu diperlukan
decomposer untuk mengurai bahan-bahan organik, jadi yang di sebagai bahan
bioaktivatornya itu campuran mikroorganisme yang digunakan untuk mempercepat
fermentasi dikenal sebagai effective microorganism (EM). Penggunaan EM 4 tidak
hanya mempercepat proses fermentasi tetapi juga menekan bau yang biasanya
muncul pada proses penguraian bahan organik.Penggunaan bahan sebagai
penyuplai decomposer itu menggunakan larutan gula pasir.gula pasir sendiri banyak
ditemukan di toko warung. Pemanfaatan kotoran sapi agar maksimal diperlukan
proses pembuatan pupuk organic terlebih dahulu agar kandungan unsur organic
dalam kotoran sapi bisa menghasilkan secara maksimal dan dapat dimanfaatkan
lebih baik bagi tanaman.Proses pembuatan pupuk organic itu menggunakan teknik
pengomposan karena pada kotoran sapi memiliki C/N rasio tinggi, agar C/N rasio
menurun dan menyesuaikan C/N rasio pada tanah yaitu (<20).
1.2 Tujuan
Pemanfaatan kotoran sapi dan juga sampah organic seperti sampah sisa
sayuran ibu rumah tangga itu untuk dijadikan sebagai bahan pembutan pupuk kompos
organic untuk mengoptimalkan kandungan unsur haranya dan C/N rasionya agar saat
diterapkan pada tanaman dan tanah bisa sesuai dengan baik.Limbah kotoran sapi
dan sampah organik yang relative banyak disekitar kita ini bisa jumlahnya dan
berguna jika dimanfaatkan dengan diolah menjadi pupuk kompos organic.Pupuk
kompos oragnik ini juga dalam ekologi pertanian itu berdampak suistainable dan tidak
membahayakan ekosistem lingkunagan.Pengaplikasian pupuk kompos pada lahan
pertanian jangka panjang jika dilakukan secara berkala, maka dampaknya untuk
pertnian diindonesia akan meningkatkan kulitas dan kuantitas produksinya pada
tanaman, tanah akan menjadi subur dimana tanah yang diberi pupuk kompos organic
secara berkala tanah tersebut bisa dilakukan beberapa kali siklus penanaman.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Oktober November
No Rancangan
Kegiatan 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
Peyiapan
1 bahan
kompos
Pembuatan
2
Kompos
3 Penyiraman
Pembalikan
4
Kompos
Pengecekan
5
Kompos
Pengukuran
6
Suhu
DAFTAR PUSTAKA
Anitasari, F., R. Sarwitri dan A. Suprapto. 2015. Pengaruh Pupuk Organik Dan
Dolomit Pada Lahan Pantai Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil
Kedelai. The 2nd University Research Coloquium, 2 (1) : 315 – 324.
Djaja, W., N.K. Suwardi dan L.B. Salman. 2010. Pengaruh imbangan kotoran sapi
perah dan serbuk gergaji kayu albizia terhadap kandungan nitrogen,
fosfor dan kalium serta nilai C:N ratio kompos. Jurnal Ilmu Ternak 6(2)
: 87 – 90.
Roidah, I.S. (2013), Manfaat Penggunaan Pupuk Organik Untuk Kesuburan Tanah,
Jurnal Univ. Tulungangung Bonorowo, 30-42.
Rohman Abdul dan Sudjadi. 2014. Analisis Obat dan Makanan, Pustaka Pelajar,
Yogyakarta.