MANAJEMEN AGROEKOSISTEM
Adi Setiawan
Tomy Marmadion
Muhammad Raditya Sowan
Vani Risky Ramadan
Agni Dhewangga
Adwar Ardhi Pradana
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS PERTANIAN
MALANG
2013
JADWAL KEGIATAN PRAKTIKUM MANAJEMAN AGROEKOSISTEM SEMESTER
GANJIL 2012-2013
N April Sasaran Keterangan
Kegiatan
o III IV
1 UTS Praktikan
Materi Tinjauan
Manajemen
2
Agroekosystem pada
aspek Produksi tanaman
Tugas penyusunan system
terpadu produksi tanaman
pada suatu wilayah
3 dengan memaparan Praktikan
konsep manajemen
agroekosytem untuk
menunjang produksi.
Materi penjelasan
kuisioner untuk
4 mengetahui mekanisme
manajemen
agroekosystem
Rekapitulasi nilai akhir
5 Asisten
praktikum
PERATURAN PRAKTIKUM MANAJEMEN AGROEKOSISTEM
Tahap 1. Mahasiswa mengetahui Proses budidaya yang ideal dan proses budidaya yang lebih
adaptif artinya sebuah proses manajemen lahan dimana praktek budidaya yang dilakukan dan
pengelolannya menyesuiakan dengan lingkunganya (dibangun secara sengaja dan sadar).
bertujuan melaksanakan praktek budidaya yang efisien dan berlanjut.
Tahap 2. Mahasiswa mampu menganalisis kondisi lingkungan yang sudah di manage
kemudian dikaji apakah sesui dan ideal berdasarkan pada aspek syarat tumbuh suatu
tanaman. Proses menganalisis kondisi lingkungan mengunakan alat-alat yang tersedia untuk
sejauh ini pada aspek kebutuhan cahaya/intensitas (lux Meter), unsur hara (BWD), air
(Humidity), ketinggian tempat (GPS), pH (pH meter).
Tahap 3. Mahasiswa mengetahui dan menterjemakan data dilapang dengan melakukan
wawancara atau dept interview berdasar kuisioner pada berbagai aspek. Ketidak sesuaian
suatu tanaman dengan syarat budidaya dan cara budidaya harus dibahas sebagi temuan yang
perlu dikaji dengan kesimpulan diarahkan untuk menjawab apa yang dilakukan oleh petani
dalam praktek budidaya merupakan proses budidaya yang adaptif atau ideal?
Materi I
TINJAUAN MANAJEMEN AGROEKOSYSTEM PADA ASPEK PRODUKSI
TANAMAN
Sub Materi I
PENGELOLAAN ELEMEN PENYUSUN AGROEKOSISTEM
Sub Materi II
PROSES MANAJEMEN PADA FAKTOR-FAKTOR LINGKUNGAN BIOTIS –
ABIOTIS LAHAN KERING DAN BASAH
2.1 Lahan Kering
Satari (1977)
Adalah lahan yang dalam keadaan alamiah,lapisan atas dan bawah tubuh tanah(topsoil
dan sub soil) sepanjang tahun tidak jenuh air dan tidak tergenang,serta kelembaban
tanah sepanjang tahun erada dibawah kapasitas lapang.
Muliadi (1977)
Adalah lahan yang hampir sepanjang tahun tidak tergenang secara permanen.
Ahli Tanah Indonesia
Adalah lahan dimana kebutuhan air tanaman tergantung sepenuhnya air hujan dan
tidak pernah tergenang secara tetap
Luas lahan kering di Indonesia 51,7 juta Ha sedang di Jawa 6,1 juta Ha. Ini berarti di
Indonesia 86,24 % lahan pertanian berupa lahan kering,sedang di Jawa 63,54% berupa lahan
kering.
Ciri-ciri lahan kering:
Terbatasnya air
Peka terhadap erosi
Makin menurunnya produktifitas lahan
Tingginya variabilitas kesuburan tanah
Macam species yang ditanam
Adopsi teknologi maju masih rendah
Ketersediaan modal sangat terbatas
Infrastruktur kurang baik
Manajemen Lahan Kering:
1. Alley cropping (Budidaya Lorong)
Adalah suatu sistem di mana tanaman pangan ditanam pada lorong (alley) di
antara barisan tanaman pagar yang sebenarnya alley cropping ini merupakan salah
satu sistem agroforestry yang menanam tanaman semusim atau tanaman pangan
diantara lorong-lorong yang dibentuk oleh pagar tanaman pohonan atau semak (Kang
et al., 1984) .
Sebagian besar lahan pertanian di Indonesia berupa lahan kering yang
umumnya tersebar di daerah aliran sungai (DAS) bagian hulu yang bentuk
wilayahnya berombak sampai berbukit dengan curah hujan yang tinggi. Hal ini akan
memicu terjadinya erosi, sehingga mengakibatkan penurunan produktivitas lahan.
Keuntungan alley cropping:
Dapat menyumbangkan bahan organik dan hara terutama nitrogen untuk
tanaman lorong
Mengurangi laju aliran permukaan dan erosi apabila tanaman pagar ditanam
secara rapat menurut garis kontur
2. Mulsa Vertikal
Merupakan upaya penyempurnaan teknik budidaya lorong, dikembangkannya paket
teknologi konservasi yang lebih tepat guna, yaitu secara teknik lebih sederhana, lebih
ekonomis, lebih efektif dalam mengendalikan aliran permukaan dan erosi serta dapat diterima
masyarakat yaitu mulsa vertikal.
Keuntungan mulsa vertikal:
Barisan tanaman pagar berperakaran dalam yang ditanam pada guludan dapat
memperkuat guludan untuk menahan aliran permukaan dan menyerap unsur
hara dari subsoil untuk pendaur-ulangan unsur hara yang lebih efisien
Saluran bermulsa sangat penting untuk menampung dan meresapkan air aliran
permukaan, sekaligus dapat membatasi persaingan air dan unsur hara oleh
perkembangan akar tanaman pagar ke bidang pertanaman budidaya
Saluran juga berfungsi untuk mengumpulkan sisa tanaman dan hasil
pangkasan tanaman pagar yang bermanfaat untuk : (1) sebelum mengalami
pelapukan sisa tanaman dapat mencegah longsornya dinding saluran serta
melindungi permukaan resapan dari tumbukan air hujan dan penyumbatan pori
oleh sedimen halus, (2) aktivitas organisme yang membantu proses pelapukan
sisa tanaman dapat memperbaiki kondisi fisik tanah sekitar saluran dan
meningkatkan daya resap saluran, (3) unsur hara yang dilepaskan selama
proses pengomposan akan diserap oleh tanaman pagar yang kemudian dapat
dikembalikan dalam bentuk sisa tanaman
1. Produktivitas (Productivity)
Def : produksi atau pendapatan bersih yang diperoleh setiap satuan sumberdaya
2. Stabilitas (Stability)
Kemantapan produktivitas akibat gangguan kecil yang disebabkan oleh gejolak
normal setiap waktu tertentu seperti iklim dan harga.
3. Keberlanjutan (Sustainability)
Kemampuan sistem mempertahankan produktivitas dalam jangka waktu panjang
meskipun mengalami goncangan seperti banjir, serangan hama atau erosi.
4. Kemerataan (Equitability)
Menggambarkan sejauh mana hasil suatu agroekosistem terbagi diantara orang-orang
dalam suatu sistem.
Kriteria yang digunakan dalam karakteristik agroekosistem :
1. Ekosistem
2. Ekonomi
3. Sosial
4. Teknologi konservasi yang sesuai
Jenis data
A. Data biofisik
1. Iklim : curah hujan, hari hujan, suhu
2. Hidrologi : sistem irigasi
3. Topografi : kemiringan dan panjang lereng
4. Vegetasi : tanaman budidaya dan non budidaya (didalam plot utama & plot
pendukung)
5. Sifat tanah : tekstur, struktur, kedalaman, permeabilitas
B. Data Sosial Ekonomi
1. Kependudukan (demografi & wilayah pertanian)
2. Latar belakang pendidikan & engalaman berusaha tani
3. Kelembagaan dan persepsi petani tentang teknologi konservasi
4. Produktivitas tenaga kerja, status lahan dan luas garapan
5. Pemahaman petani tentang pola usaha tani
6. Biaya input (teknologi,saprodi, tenaker) dan output (produksi)
7. Rata-rata penggunaan sarana produksi dan tenaga kerja
8. Rata-rata jenis tanaman pada lahan pengamatan
Contoh pola pergiliran tanaman dan penggunaan sarana prasarana pertanian
RINCIAN TUGAS
Pada praktikum ini mahasiwa menyusun sebuah rencangan kegiatan manajemen
agroekosistem dengan melaksanakannya di lokasi tempat tinggal atau lokasi yang secara
historis dikenal. Posisikan anda sebagai seorang pengembang suatu wilayah untuk praktek
produksi tanaman. Pahami semua aspek yang dilakukan untuk meningkatkan produksi
tanaman melaului manajeman agroekosystem.
PETUNJUK PENULISAN
Halaman sampul
Daftar isi
Ringkasan
Bab 1 Pendahuluan
Uraikan analisis situasi dimana anda akan melaksanakan kegiatan tersebut.
Bab 2. Problematikan wilayah
Rincikan atau diskripsikan permasalahan atau Kendal-kendala dalam praktek budidaya di
wilayah tersebut (jika mungkin analisis SWOT wilayah tempat tinggal dan spesifik pada
tinjauan Analisis Erosi Tanah, Analisis Kesesuaian lahan, Analisis Pendapatan, Usaha Tani,
Daya Dukung dan Analisis Agroteknologi)
Bab 3. Pelaksanan atau praktek budidaya
- Analisis kesesuian lokasi untuk tanaman yang akan ditanam berdasar komponen biotic
dan abiotik suatu kawasan
- Sertakan metode yang akan anda gunakan untuk paktek budidaya dan kemukanan alasan
mengapa anda mengunakan metode tersebut
- Bila ada kearifan local atau parktek budidaya yang anda anggap Khas dan Spesifik
ceritakan dan jelaskan.
Bab 4. Analisis Usahatani
Susun secara ringkas usahatani di wilayah yang anda kembangkan
Bab 5. Kesimpulan
Simpulkan visibelitas proses produksi tersebut
PERSENTASI
Mahasiwa menyampaikan tulisanya dalam bentuk persentasi setelah diberikan tugas
minggu sebelumnya dengan melakukan proses manajeman produksi tanaman di wilayah
tempat tinggalnya (memaparkan dengan jelas proses manajemen agroekositem sehingga
memunculkan output berupa penigkatan produksi, stabulitas produksi, keberlanjutan
lingkungan dan pemeratan produk)
Materi 2.
PENJELASAN KUISIONER UNTUK MENGETAHUI MEKANISME MANAJEMEN
AGROEKOSYSTEM
A. INDIKATOR PRODUKTIVITAS
Nama petani :
Luas lahan yang dikelola dalam satu hamparan :
Jenis tanah :
Isilah pertanyaan di bawah ini berdasarkan pengamatan di lapangan atau wawancara
dengan petani!
1. Sistem tanam yang digunakan:
a. Monokultur
b. Tumpangsari
c. Agroforestry
2. Apabila monokultur, isilah table di bawah ini:
No Uraian Keterangan
1. Varietas
2. Asal benih (produksi sendiri atau beli,
bersertifikat?)
3. Jarak tanam
4. Sistem tanam (jajar legowo, SRI, konvensional)
(khusus padi)
5. Jumlah benih/ha
6. Jenis pupuk yang digunakan
a. Pupuk organic (Nama kg/ha)
b. Pupuk N (Nama kg/ha)
c. Pupuk K (Nama kg/ha)
7. Umur panen (hst)
8. Cara panen
9. Hasil panen per ha
10. Harga jual
11. Harga pasaran rata-rata
12. Keuntungan petani (Rp/ha)
1. Varietas
2. Asal benih (produksi
sendiri atau beli,
bersertifikat?)
3. Jarak tanam
4. Jumlah benih/ha
5. Jenis pupuk yang
digunakan
a. Pupuk organic
(Nama kg/ha)
b. Pupuk N (Nama
kg/ha)
c. Pupuk K (Nama
kg/ha)
6. Umur panen (hst)
7. Produksi