Disusun Oleh :
AHLUN AHMAD
(2014610004)
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMADIYAH
JAKARTA
2015
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan kepada
Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun mampu menyelesaikan tugas
makalah ini yang berjudul Metode peningkatan hasil produksi serta peran sarjana
agroteknologi guna memenuhi tugas mata kuliah Dasar-dasar Agronomi.
Dalam penyusunan tugas atau materi ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi.
Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat
bantuan, dorongan, dan bimbingan dari berbagai pihak, sehingga kendala-kendala yang penulis
hadapi teratasi.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui tentang peran sarjana
Agroteknologi dalam meningkatkan swasembada pangan, yang kami sajikan berdasarkan
pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Semoga makalah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca
khususnya para mahasiswa Universitas Muhamadiyah Jakarta. Kami sadar bahwa makalah ini
masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kami mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca demi perbaikan kearah kesempurnaan.
Akhir kata penulis sampaikan terimakasih.
Wassalam.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Agroteknologi atau yang disebut Agronomi Teknologi merupakan salah satu cabang
ilmu terapan dalam biologi yang mempelajari pengaruh berbagai aspek biotik dan abiotik
terhadap suatu individu atau sekumpulan individu tanaman untuk dimanfaatkan bagi
kepentingan manusia
Bagian terbesar penduduk Indonesia bermata pencaharian dalam bidang-bidang di
lingkup pertanian. Sejarah Indonesia sejak masa kolonial sampai sekarang tidak dapat
dipisahkan dari sektor pertanian dan perkebunan, karena sektor - sektor ini memiliki arti yang
sangat penting dalam menentukan pembentukan berbagai realitas ekonomi dan sosial
masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.
Sektor pertanian merupakan sektor yang mempunyai peranan yang strategis dalam
struktur pembangunan perekonomian nasional, sektor ini merupakan sektor yang tidak
mendapatkan perhatian secara serius dari pemerintah dalam pembangunan bangsa, perjalanan
pembangunan pertanian Indonesia hingga saat ini masih belum dapat menunjukkan hasil yang
maksimal jika dilihat dari tingkat kesejahteraan petani dan kontribusinya pada pendapatan
nasional, pembangunan pertanian di Indonesia dianggap penting dari keseluruhan
pembangunan nasional.
1. Intensifikasi pertanian
Intensifikasi pertanian adalah pengolahan lahan pertanian yang ada dengan sebaik-baiknya
untuk meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan berbagai sarana. Intensifikasi
pertanian banyak dilakukan di Pulau Jawa dan Bali yang memiliki lahan pertanian sempit.
Pada awalnya intensifikasi pertanian ditempuh dengan program panca usaha tani, meliputi
kegiatan sebagai berikut :
2.2 Panca Usaha Tani
Panca usaha tani adalah salah satu upaya atau program yang bertujuan untuk meningkatkan
hasil pertanian. Dalam panca tani ada lima usaha yang harus dilakukan oleh petani untuk
menggarap lahan pertaniannya agar mendapat hasil yang maksimal.
Dinamakan dengan sebutan panca usaha tani karena kata panca berarti lima. Jadi dalam
usaha tani tersebut ada lima proses yang harus dilalui agar hasil jadi maksimal.
1. Pengolahan tanah yang baik
Setelah berhasil mendapatkan bibit unggul yang baik, hal yang harus dilakukan
kemudian adalah mengolah tanah agar siap pakai. Mengolah tanah bisa dengan dua macam
cara, yaitu menggunakan alat tradisional (cangkul) atau alat modern (traktor).
Pengolahan ini bertujuan agar tanah tidak padat dan bisa menyerap air lebih baik. Tanah
yang sudah diolah, tentu akan lebih mudah untuk ditanami. Tanaman pun akan lebih mudah
tumbuh dan mengambil zat-zat hara dalam tanah apabila sudah tidak padat.
2. Pengairan/irigasi yang teratur
Hal lain yang juga penting dalam intensifikasi pertanian adalah pengaturan pasokan air
ke lahan pertanian. Bagaimanapun tanaman adalah makhluk hidup yang sangat tergantung akan
air. Pasokan air yang cukup tentu akan sangat mempengaruhi pertumbuhan tanaman, dan tentu
saja produk yang akan dihasilkan nanti.
3. Pemilihan dan penggunaan bibit unggul
Sebelum mulai memanfaatkan lahan pertanian, Anda harus pintar-pintar memilih bibit
unggul, karena bibit yang unggul tentu akan menghasilkan produk pertanian yang berkualitas.
Jenis bibit unggul yang baik adalah bibit yang yang hampir tidak memiliki kekurangan.
Mulai dari ukuran dan kuantitas produk yang akan dihasilkan nanti, sampai pada ketahanan
bibit tersebut terhadap serangan hama. Contoh bibit unggul adalah IR 64, PB 5, atau Rajalele
(untuk bibit padi).
4. Pemupukan
Jika manusia butuh vitamin untuk menunjang kesehatan tubuh, maka tanaman akan
membutuhkan pupuk sebagai penunjang pertumbuhan. Pupuk sangat diperlukan walau
sebenarnya dalam tanah sendiri sudah terkandung banyak zat yang dibutuhkan oleh tanaman.
Pilihlah pupuk dengan tepat, apakah harus memakai pupuk alami (misal: kompos) atau
pupuk buatan (misal: NPK). Tak hanya jenis pupuk, tapi cara, dosis dan waktu pemberian
pupuk pun harus Anda perhatikan agar intensifikasi pertanian bisa sukses menghasilkan produk
yang berkualitas.
5. Pemberantasan hama dan penyakit tanaman
Pemeliharaan selanjutnya adalah memberantas hama pengganggu tanaman yang bisa
menurunkan kualitas maupun kuantitas produk pertanian. Tak hanya hama yang identik dengan
binatang pengganggu dan mikroorganisme penyebab tanaman sakit, Anda juga harus
menghilangkan tanaman pengganggu yang disebut gulma.
Cara pemberantasan hama ini juga bermacam-macam. Misalkan dengan melepas
predator hama (contoh: ular sebagai predator akan memangsa hama tikus). Jika diperlukan,
Anda bisa menggunakan bahan kimia seperti pestisida.
Seiring dengan perkembangan, Panca Usaha Tani kemudian berubah menjadi Sapta Usaha
Tani: dengan penambahan 6. Pasca Panen dan 7. Pemasaran.
2. Ektensifikasi pertanian
Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan cara memperluas lahan pertanian
baru,misalnya membuka hutan dan semak belukar, daerah sekitar rawa-rawa, dan daerah
pertanian yang belum dimanfatkan. Selain itu, ekstensifikasi juga dilakukan dengan membuka
persawahan pasang surut.
Ekstensifikasi pertanian banyak dilakukan di daerah jarang penduduk seperti di luar Pulau
Jawa, khususnya di beberapa daerah tujuan transmigrasi, seperti Sumatera, Kalimantan dan
Irian Jaya.
3. Mekanisasi pertanian
Adalah usaha meningkatkan hasil pertanian dengan menggunakan mesin-mesin pertanian
modern. Mekanisasi pertanian banyak dilakukan di luar Pulau Jawa yang memiliki lahan
pertanian luas. Pada program mekanisasi pertanian, tenaga manusia dan hewan bukan menjadi
tenaga utama.
4. Rehabilitasi pertanian
Adalah usaha memperbaiki lahan pertanian yang semula tidak produktif atau sudah tidak
berproduksi menjadi lahan produktif atau mengganti tanaman yang sudah tidak produktif
menjadi tanaman yang lebih produktif. Sebagai tindak lanjut dari program-program tersebut,
pemerintah menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
Membangun gudang-gudang, pabrik penggilingan padi dan menetapkan harga dasar gabah
Memberikan berbagai subsidi dan insentif modal kepada para petani agar petani dapat
meningkatkan produksi pertaniannya.
Menyempurnakan sistem kelembagaan usaha tani melalui pembentukan kelompok tani, dan
Koperasi Unit Desa (KUD) di seluruh pelosok daerah yang bertujuan untuk memberikan
motivasi produksi dan mengatasi hambatan-hambatan yang dihadapi para petani.
5. Diversifikasi pertanian
Adalah usaha penganekaragaman jenis usaha atau tanaman pertanian untuk menghindari
ketergantungan pada salah satu hasil pertanian. Diversifikasi pertanian dapat dilakukan dengan
dua cara, yaitu :
Memperbanyak jenis kegiatan pertanian, misalnya seorang petani selain bertani juga
beternak ayam dan beternak ikan. Memperbanyak jenis tanaman pada suatu lahan, misalnya
pada suatu lahan selain ditanam jagung juga ditanam padi ladang.
2.3 Metode Meningkatkan Produksi Dan Keterbatasan Lahan
Pekarangan merupakan lahan terbuka yang terdapat di sekitar tempat tinggal. Lahan ini
jika dipelihara dengan baik akan memberikan lingkungan yang menarik, nyaman dan sehat
serta menimbulkan kebetahan bagi empunya rumah. Selain itu pemanfaatan yang optimal
walaupun sebagai manifestasi penyaluran hobi akan mendatangkan beragam keuntungan.
Untuk pemenuhan kebutuhan dapur sehari-hari, estetika, hobi bahkan untuk keuntungan
materil yang komersil, penanaman pekarangan dapat dilakukan. Selain itu hal ini tak lain dan
tak bukan bermuara pada peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui kemandirian
masyarakat tani dengan pemberdayaan potensi yang ada termasuk pekarangan.
Lantas, bagaimana apabila lahan pekarangan atau di sekitar rumah sempit, bahkan yang
tersisa hanya halaman depan/ belakang yang minim atau juga berupa teras rumah dengan
ukuran yang tak seberapa luas yang telah dicor dengan semen. Lalu, dimana dan bagaimana
bisa menanam sementara dalam kondisi dalam keterbatasan seperti ini.
Ada beberapa teknik yang dapat dijadikan rujukan dalam pemanfaatan agar tetap
produktif di lahan sempit. Talampot dan vertikultur adalah dua diantaranya yang dapat
dipedomani. Teknik ini bisa menjadi solusi dalam masalah keterbatasan lahan.
1. Tampot/ Talampot
Tampot/ talampot dalam aplikasinya merupakan istilah untuk penanaman ragam tanaman
termasuk hortikultura yang dilakukan dalam pot. Hal ini memang sudah akrab sejak lama.
Selain tanaman hias, beberapa tahun silam misalnya tabulampot (tanaman buah dalam pot)
menjadi trend dengan bermacam komoditi buah seperti mangga, jambu biji, belimbing, jeruk
dan lain sebagainya. Bukan hanya sekedar menyalurkan hobi atau pemenuhan kebutuhan buah
di rumah, namun tak jarang hasil tabulampot juga menjadi penambah penghasilan (dijual).
Selain tanaman buah penanaman dalam pot/ polybag dengan komoditi sayuran juga kerap
dilakukan. Paling tidak demi mencukupi kebutuhan dapur rumah tangga. Jenis sayuran yang
dapat ditanam di pot atau polybag di antaranya bawang-bawangan, jahe, seldri, cabe, pakchoy,
bayam dan lain-lain.
2. Vertikultur
Sementara teknik kedua yakni vertikultur yang merupakan tampot/ talampot yang teknis
pemposisian pot/ polybag lebih diatur dengan tingkat produktivitas lebih tinggi daripada
penanaman di pot biasa untuk lahan sempit. Hal ini dikarenakan adanya pengaturan posisi dari
letak pot-pot tanaman secara vertikal agar lebih dapat memuat banyak tanaman pada lahan
yang terbatas.
Pada teknis vertikultur selain penggunaan pot, wadah penanaman sayuran juga bisa
dilakukan dengan mensubstitusinya dengan paralon atau memanfaatkan barang-barang bekas
seperti keranjang, bambu/ betung, kaleng-kaleng bekas biskuit dan bahan lainnya.
Vertikultur sendiri diambil dari bahasa Yunani. Kata vertical yang berarti ke atas/
bertingkat dan culture yakni bertanam. Jika diartikan sepenuhnya vertikultur adalah
penanaman bertingkat/ ke atas. Sebenarnya teknik ini hanya sebagai bentuk pengoptimalan
pengusahaan budidaya di tengah lahan yang terbatas.
Beberapa keunggulan dari penerapan teknik ini yaitu tetap bisa produktif meski lahan
terbatas, dapat memenuhi kebutuhan pangan tertentu secara mandiri, merangsang kreatifitas
dan inovasi serta membuat keindahan tersendiri karena vertikultur mengandung seni
pengaturan posisi tanaman agar bisa maksimal. Selain itu yang tak kalah penting, membuat
lingkungan yang asri yang konon katanya dapat memberikan sebuah lingkungan terapi
(healing) tersendiri dalam hal psikologis.
Teknik ini sendiri sangat fleksibel dan dapat dilakukan siapa saja dengan beragam usia
mulai dari anak sekolah sampai usia tua. Keaplikatifannya membuat teknik ini menjadi trend
dikalangan perkotaan yang notabene memang mengalami keterbatasan lahan untuk menanam
sayuran. Selain itu pemanfaatan ragam barang bekas dapat dilakukan misalnya saja paralon,
bambu (betung), bekas minuman gelas dan lain-lain. Pekakas yang dapat digunakan antara lain
gergaji, paku linggis dan bor.
Berikut salah satu contoh sederhana pembuatan :
1. Sediakan bambu (untuk lebih sederhana dan bermodal rendah bagi petani) berdiameter 10-15
cm sepanjang 1-2 m.
2. Pembatas bagian dalam antar ruas bambu (betung) dilobangi.Buat belahan pada masing-
masing ujung yang diberi bahan serupa kayu sebagai tegakan bagi bambu.
3. Buat lobang berdiameter + 2 cm secara bertingkat dan berselangan.
4. Atur jarak sedemikian rupa sehingga kita bisa mendapatkan jarak tanaman yang tak terlalu
rapat.
5. Hal ini disesuaikan dengan jenis sayur yang akan kita tanam.
6. Masukkan komposisi media pertanaman.
7. Media juga dapat kita sesuaikan dengan keinginan kita (organik atau konvensional).
8. Tanaman siap ditanam sesuai dengan pilihan kita.
Ctt : kita dapat mengkreasikan jenis dan model pertanaman sesuai dengan selera dan
estetika yang kita inginkan
Vertiding (vertikultur di dinding) yakni memanfaatkan dinding luar rumah dengan wadah
pot. Berbeda sedikit, vertirak (vertikultur rak) memanfaatkan dinding luar namun dengan
wadah rak. Teknik ini dapat dilakukan dengan menyusun tiga atau empat baris tanam dalam
rak. Rak sendiri dapat mempergunakan bambu, talang air atau paralon sebagai wadah. Selain
itu juga teknik vertikultur ini ada yang dimanfaatkan untuk tanaman merambat (vertitambat)
dengan memanfaatkan pagar sebagai fasilitas rambat tanaman dengan menjejerkan pot
tanaman sejajar dengan pagar.
Pengaturan posisi jarak antar tanaman ke atas bisa diatur sedemikian rupa tergantung
tanaman yang ditanam dengan batas ketinggian. Pengaturan ini menjadi seni tersendiri yang
akan mendatangkan kesan keindahan dalam tata letaknya.
Pemenuhan kebutuhan pupuk terhadap budidaya skala ini tidaklah sulit. Sampah organik
yang berasal dari dapur kita dapat diolah dan dijadikan nutrisi bagi tanaman. Mulai dari air
cucian beras, cangkang telur, sisa-sisa sayur dan buah, cucian daging/ ikan dan segala macam
sampah organik. Dengan memberdayakan bahan lokal tersebut, kebutuhan akan sarana
produksi juga tidaklah menjadi kendala dan menimbulkan biaya yang banyak. Sementara
hasilnya untuk kebutuhan dapur juga sudah dapat dinikmati tanpa merogoh kocek.
3.1 Kesimpulan
Metode dalam meningkatkan produksi pertanian ada beberapa macam. Yaitu,
intensifikasi pertanian, ekstensifikasi pertanian, mekanisasi pertanian, rehabilitasi pertanian,
dan diversifikasi pertanian. Intensifikasi pertanian meliputi panca usaha tani yang mencakup
lima proses yang harus dilakukan agar hasil produksi maksimal. Panca usaha tani tersebut
meliputi: pengolahan tanah yang baik, pengairan atau irigasi yang teratur, pemilihan dan
penggunaan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama dan penyakit tanaman.
Sedangkan ekstensifikassi pertanian meliputi: perluasan lahan pertanian dengan pembukaan
hutan baru, perluasan lahan pertanian dengan pembukaan lahan kering, dan perluasan lahan
pertanian dengan pembukaan lahan gambut.,
Metode untuk meningkatkan produksi pertanian dan keterbatasan lahan yaitu dengan
cara: tamplot atau penanaman tanaman dalam pot termasuk holtikultura, dan vertikultur.
3.2 Saran
Penulis mengharapkan agar pembaca dapat memahami lebih jauh tentang makalah ini.
Makalah ini belum sepenuhnya mencapai kesempurnaan, masih terdapat banyak kesalahan.
Kesalahan-kesalahan tersebut anatara lain mungkin perbedaan pendapat antar induvidu dalam
pembuatan makalah ini, dan mungkin dalam penulisan kata demi kata. Oleh sebab itu kritik
dan saran selalu penulis nantikan demi terbentuknya makalah ini agar lebih baik. Semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.academia.edu/10015312/Metode_meningkatkan_produksi_pertanian
Baidowidi Muhammad. Agribisnis Berlandaskan Pendewasaan Agorindustri sebagai Basis
Pertanian Dalam Rangka Mewujudkan Kemandirian Pangan
Bangsa.http://muhammadbaidowi.blogspot.com/2010/05/essay-solusi-pangan.html.
Diakses tanggal 18 Maret 2015.
Mei 2013. Meningkatkan Produktivitas Pertanian guna Mewujudkan Ketahanan Pangan dalam
Rangka Ketahanan Nasional. Jurnal Kajian Lemhannas RI. Edisi 15.
http://www.lemhannas.go.id. Diakses pada tanggal 25 Februari 2015.