Anda di halaman 1dari 11

TEKNIK PRODUKSI BENIH TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis

guiinensis Jacq ) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS)


MARIHAT, SUMATERA UTARA

USULAN PRAKTEK KERJA LAPANG

Oleh:

AYU RIBKA PASARIBU

PROGRAM STUDI S1 AGROEKOTEKNOLOGI


FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2017
TEKNIK PRODUKSI BENIH TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis
guiinensis Jacq ) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS)
MARIHAT, SUMATERA UTARA

Oleh:

Ayu ribka pasaribu


NIM : 23030114120016

Dosen Wali

Prof. Dr. Ir. Syaful Anwar, M.Si


NIP. 196005101990011002

Usulan PKL ini telah terdaftar


Di Program Studi S1 Agroekoteknologi
Nomor :
Tanggal :

Disetujui Oleh:

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing


S1 Agroekoteknologi

Ir. Karno, M.Appl.Sc., Ph.D. Dr. Ir. Yafizham, M.S


NIP. 196307061989021002 NIP. 196001011987031006
TEKNIK PRODUKSI BENIH TANAMAN KELAPA SAWIT (Elaeis
guiinensis Jacq ) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA SAWIT (PPKS)
MARIHAT, SUMATERA UTARA

Oleh :
Ayu Ribkapasaribu
NIM. 23030114120016

Disetujui Oleh:

Ketua Program Studi Dosen Pembimbing


S1 Agroekoteknologi

Ir. Karno, M.Appl.Sc., Ph.D. Dr. Ir. Yafizham, M.S


NIP. 196307061989021002 NIP. 196001011987031006

Ketua Laboratorium
Ekologi dan Produksi Tanaman

Dr. Ir. Eny Fuskhah, M.Si


NIP. 196904081993032002
JUDUL : TEKNIK PRODUKSI BENIH TANAMAN KELAPA SAWIT
(Elaeis guiinensis Jacq ) DI PUSAT PENELITIAN KELAPA
SAWIT (PPKS) MARIHAT, SUMATERA UTARA

LATAR BELAKANG

Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.) adalah salah satu jenis tanaman dari
famili Arecaceae yang menghasilkan minyak nabati yang dapat dimakan (edible
oil). Saat ini, kelapa sawit sangat diminati untuk dikelola dan ditanam. Daya tarik
penanaman kelapa sawit masih merupakan andalan sumber minyak nabati dan
bahan agroindustri (Sukamto, 2008). Kelapa sawit komoditas tanaman
perkebunan di Indonesia yang merupakan salah satu komoditas unggulan
penyumbang devisa terbesar dari sektor pertanian, kelapa sawit di Indonesia
merupakan komoditas primadona yang banyak diinginkan.Luas perkebunan ini
terus berkembang, seiring dengan banyaknya permintaan atau kebutuhan minyak
nabati dan perkembangan waktu. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu
jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting dalam sektor pertanian
umumnya, dan sektor perkebunan khususnya. Hal ini disebabkan karena dari
sekian banyak tananam yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang
menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Khaswarina, 2001).
Sejalan dengan perluasan daerah, produksi juga meningkat dengan laju 9,4% per
tahun. Pada awal 2001-2004 luas areal kelapa sawit dan produksi masing-masing
tumbuh dengan laju 3,97% dan 7,25% per tahun, sedangkan ekspor meningkat
13,05% per tahun.
Produksi benih merupakan aspek yang paling vital bagi seluruh kegiatan
pertanaman. Pemilihan benih yang berkualitas baik akan menentukan hasil, dan
hal ini akan menghasilkan hubungan yang berbanding lurus. Pemilihan benih di
awal penanaman selalu diawali dengan seleksi yang ketat. Pada komoditas
tanaman perkebunan, aspek benih merupakan aspek dimana pada periode ini harus
dijaga dengan baik, dikarenakan akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
produksi ke depan. Upaya peningkatan produksi dan mutu kelapa sawit terus
diusahakan sebaik mungkin untuk memenuhi tuntutan pasar. Salah satu alternatif
yang dilakukan pemerintah adalah dengan perluasan areal, penggunaan bibit
unggul, perbaikan teknik budidaya, penanganan pasca panen yang baik dan
pemupukan yang tepat sasaran. Tingginya peranan kelapa sawit dalam
perekonomian Indonesia telah mendorong pemerintah dan pihak swasta berlomba-
lomba untuk berperan dalam pengembangan kelapa sawit. Menurut Fauzi et al.
(2006) pembibitan merupakan kegiatan satu tahun sebelum pertanaman kelapa
sawit ke lapangan yang ditujukan untuk mempersiapkan bibit yang siap tanam.
Oleh karena itu, penentu keberhasilan pertanaman kelapa sawit ditentukan dalam
waktu satu tahun. Bibit yang baik akan dihasilkan dengan pengelolaan yang baik
dan terencana, karena produksi 25 tahun mendatang ditentukan oleh kualitas bibit
yang baik. Dengan demikian, pengelolaan pembibitan sangat penting untuk
dipelajari dengan melihat hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam kerja
aktualnya di lapangan. Investasi dari perkebunan merupakan bahan tanam yang
akan ditanam karena akan menjadi sumber keuntungan kelak, konsekuensinya
bahan tanam yang ditanam harus bermutu tinggi dan dapat dijamin oleh institusi
benih (Pahan, 2006).
Salah satu tempat pusat penelitian kelapa sawit (PPKS), melakukan teknik
benih pada kelapa sawit yang mengahasilkan benih kelapa sawit yang unggul,
diperlukan penanganaan dan pengolahan yang tepat. Melalui Praktek Kerja
Lapangan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS ) diharapkan peserta dapat
lebih memahami konsep dan cara teknik produksi benih kelapa sawit dengan
disesuaikan dengan ilmu serta aspek baik teori maupun praktek yang telah
dipelajari di program studi S1-Agroekoteknologi, Universits Diponegoro.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan akademis yang wajib
diikuti oleh setiap mahasiswa program studi Agroekoteknologi, Universitas
Diponegoro sebagai salah satu syarat kelulusan sarjana di Fakultas Peternakan dan
Pertanian. Selain itu, Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan peserta PKL dapat
mengenal dunia kerja, mengaplikasikan teori yang sudah dipelajari, lebih terampil
dan menambah wawasan di bidang pertanian.
TUJUAN DAN MANFAAT

Tujuan dari Praktik Kerja Lapangan ini adalah untuk mengetahui,


mempelajari, meninjau, dan melakukan secara langsung kegiatan teknik produksi
benih kelapa sawit, serta meningkatkan pengetahuan dan wawasan dalam
memberikan pengalaman kerja lapangan dengan menerapkan teori dan
pengetahuan yang diperoleh saat perkuliahan, agar dapat mengetahui dan
memahami proses produksi benih kelapa sawit, di pusat penelitian kelapa sawit
(PPKS) Marihat, Sumatera Utara.
Manfaat yang diperoleh dari kegiatan Praktek Kerja Lapangan ini adalah
dapat memperoleh gambaran nyata dunia kerja dalam teknologi pertanian,
menambah pengalaman kerja, menganalisis dan menemukan solusi dari
permasalahan yang muncul serta mampu menerapkan ilmu teknologi pertanian
yang telah diperoleh saat perkuliahan dengan segala aspek dalam bidang pertanian
dan mempelajari aspek-aspek teknik produksi benih. Mahasiswa juga dapat
memahami proses produksi benih kelapa sawit dan menambah pengetahuan
melalui ilmu yang diperoleh secara langsung, dengan ilmu dari di Pusat Penelitian
Kelapa Sawit (PPKS)

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Kelapa sawit (Elaeis guiinensis Jacq )

Kelapa sawit yang tumbuh tegak lurus dapat mencapai ketinggian 15 – 20


meter. Tanaman berumah satu (monoecious) karena bunga jantan dan bunga
betina terdapat pada satu pohon.Bunga kelapa sawit terdiri dari bunga jantan dan
bunga betina. Bunga jantan memiliki bentuk lancip dan panjang sementara bunga
betina terlihat lebih besar dan mekar (Setyamidjaja,.2006).Akar tanaman kelapa
sawit mempunyai sistem perakaran serabut. Jika aerasi cukup baik, akar tanaman
kelapa sawit dapat menembus kedalaman 8 m di dalam tanah, sedangkan yang
tumbuh ke samping dapat mencapai radius 16 m (Sastrosayono, 2003). Batang
tanaman diselimuti bekas pelepah hingga umur 12 tahun. Setelah umur 12 tahun
pelepah kelapa sawit yang mengering akan terlepas sehingga menjadi mirip
dengan tanaman kelapa. Daun kelapa sawit merupakan daun majemuk yang di
bagian pangkal pelepah daun terbentuk dua baris duri yang sangat tajam dan keras
di kedua sisinya. Anak-anak daun (foliage leaflet) tersusun berbaris dua sampai ke
ujung daun. Buah kelapa sawit terdiri atas beberapa bagian, yaitu eksokarp,
perikarp, mesokarp, endokarp, dan kernel. Mesokarp yang masak mengandung 45
– 50 % minyak dan berwarna merah kuning karena mengandung karoten. Buah
sawit mempunyai warna bervariasi dari hitam, ungu, hingga merah tergantung
bibit yang digunakan (Sunarko, 2007).
Kelapa sawit adalah tanaman penghasil minyak nabati yang dapat
diandalkan, karena minyak yang dihasilkan memiliki berbagai keunggulan
dibandingkan dengan minyak yang dihasilkan oleh tanaman lain. Keunggulan
tersebut diantaranya memiliki kadar kolesterol rendah, bahkan tanpa kolesterol.
Produksi minyak perhektarnya mencapai 6 ton per tahun, bahkan lebih. Seiring
dengan perkembangan luas arealnya, produksi kelapa sawit dalam wujud minyak
sawit (CPO) juga cenderung meningkat selama tahun 2000-2011. Jika tahun 2000
produksi minyak sawit Indonesia hanya sebesar 7,00 juta ton, maka tahun 2011
meningkat menjadi 22,51 juta ton. Peningkatan produksi minyak sawit terutama
terjadi pada PBS dan PR, sedangkan minyak sawit yang diproduksi oleh PBN
relatif konstan, bahkan cenderung menurun. Untuk tahun 2011 produksi minyak
sawit dari PBS mencapai 11,94 juta ton (53,06%), sedangkan PR dan PBS
masing-masing menghasilkan minyak sawit sebesar 8,63 juta ton (38,33%) dan
1,94 juta ton (8,61%) (Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian, 2013) Tanaman
kelapa sawit memiliki arti penting bagi pembangunan perkebunan nasional di
Indonesia. Selain mampu menciptakan kesempatan kerja yang mengarah kepada
kesejahteraan masyarakat, juga sebagai sumber perolehan devisa negara.
Konsumsi minyak kelapa sawit dunia yang sangat besar tidak mungkin terpenuhi
oleh produsen kelapa sawit tanpa diusahakan intensifikasi dan ekstensifikasi
(perluasan areal penanaman). Dengan memperhatikan hal-hal tersebut di atas
maka pemerintah memberi peluang dan kemudahan serta prioritas untuk
mengembangkan penanaman kelapa sawit (Fauzi dkk, 2008).
Perkembangan perkebunan kelapa sawit di Indonesia mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Pada tahun 2005 areal sawit mencapai 5.453.817 ha
dengan produksi Crude Palm Oil (CPO) sebaesar 11.861.615 ton dan mengalami
peningkatan luas areal menjadi 8.430.027 ha dengan prosuksi CPO 20.615.958
ton pada tahun 2010 , luas areal produksi tanaman kelapa sawit yang diusahakan
oleh perkebunan di suluruh Indonesia mengalamai peningkatan selama 5 tahun
terakhir (Direktorat Jendral Perkebunan, 2011). Produksi benih merupakan aspek
yang paling vital bagi seluruh kegiatan pertanaman. Pemilihan benih yang
berkualitas baik akan menentukan hasil, dan hal ini akan menghasilkan hubungan
yang berbanding lurus. Pemilihan benih di awal penanaman selalu diawali dengan
seleksi yang ketat. Pada komoditas tanaman perkebunan, aspek benih merupakan
aspek dimana pada periode ini harus dijaga dengan baik, dikarenakan akan
mempengaruhi pertumbuhan danhasil produksi ke depan, salah satu aspek yang
perlu mendapatkan perhatian secara khusus dalam menunjang program
pengembangan areal tanaman kelapa sawit adalah penyediaan bibit yang sehat,
potensinya unggul dan tepat waktu. Faktor bibit memegang peranan penting
dalam menentukan keberhasilan penanaman kelapa sawit. Kesehatan tanaman
masa pembibitan mempengaruhi pertumbuhan dan tingginya produksi
selanjutnya, setelah ditanam di lapangan. Oleh karena itu, teknis pelaksanaan
pembibitan perlu mendapat perhatian besar dan khusus (PPKS, 2006).

METODOLOGI

Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) akan dilaksanakan selama 8


minggu dari tanggal 18 Desember 2017 s/d 9 Februari 2018 di Pusat Penelitian
Kelapa sawit unit marihat, Sumatera Utara .
Metode Pelaksanaan

Metode yang digunakan dalam praktik kerja lapangan ini yaitu dengan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan produksi benih Pusat Penelitian Kelapa Sawit
(PPKS) unit marihat, Sumatera Utara.

Pengumpulan Data

Pelaksanaan kegiatan praktik kerja lapangan di Pusat Penelitian Kelapa


Sawit (PPKS) unit Marihat, Sumatera Utara ini dilaksanakan dengan
menggunakan beberapa metode antara lain studi pustaka, observasi, praktik kerja,
wawancara dan pencatatan.
1. Observasi dan Praktik Kerja
Observasi yang dilaksanakan pada saat kegiatan praktik kerja lapangan
adalah dengan mengamati secara langsung seluruh kegiatan budidaya, penangana
pasca panen, pengemasan kelapa sawit (Elaeis guineensis jaqc.) sesuai dengan
jadwal dan tahapan yang ditentukan. Praktik kerja yang dilaksanakan adalah
dengan mempraktikkan hal-hal yang sudah diamati sebelumnya pada saat
melakukan observasi.
2. Wawancara dan Pencatatan
Wawancara dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan yang
berkaitan dengan kelapa sawit (Elaeis guineensis jaqc.) kepada karyawan di Pusat
Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) unit marihat, Sumatera Utara. Pencatatan
dilakukan dengan mencatat data-data yang diperoleh dari hasil wawancara yang
telah dilaksanakan dan mengumpulkan dokumentasi untuk menunjang bukti-bukti
peserta dalam melakukan Praktek Kerja Lapangan.

Pengolahan Data
Metode pengolahan data yang digunakan dalam praktik kerja lapangan ini
adalah menganalisis setiap kegiatan yang dilakukan dalam budidaya kelapa sawit
dan analisis produksi benih kelapasawit serta mencari berbagai sumber yang
terkait budidaya tanaman kelapa sawit yang dapat menunjang dan melengkap
pengetahuan yang diperoleh serta dapat membandingkan materi dari teori dan
materi praktek secara langsung.
JADWAL KEGIATAN

Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama PKL dapat dilihat pada
Tabel 2.

Tabel 2. Rencana Kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Pusat Penelitian


Kelapa Sawit (PPKS), Unit marihat, Sumatera Utara.
No. Kegiatan Bulan I Bulan II Bulan III Bulan IV

1. Perencanaan

2. Pelaksanaan

3. Pengolahan Data

4. Penyusunan Laporan

5. Konsultasi

6. Ujian

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Jenderal Perkebunan. 2010. Luas Perkebunan dan Produksi kelapa


Sawit di Seluruh Indonesia. www.ditjenbun.deptan.go.id/index.php/ teknik-
budidaya.html. [15 februari 2012].

Fauzi Y, Widyastuti YE, Setyawijaya B. 2006. Seri Agribisnis Budi Daya,


pemanfaatan Hasil dan Limbah, Analisis Usaha dan Pemasaran Kelapa Sawit.
Yogyakarta (ID): Kanisius.

Fauzi, Y. 2008. Kelapa Sawit : Budi Daya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah,
Analisis Usaha dan Pemasaran. Cetakan 24. Jakarta: Penebar Swadaya.

Khaswarina, S., 2001. Jurnal Natur Indonesia Keragaman Bibit Kelapa Sawit
Terhadap Pemberian Berbagai Kombinasi Pupuk di Pembibitan Utama.
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Pahan, I., 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.

PPKS. 2006. Potensi dan Peluang Investasi Industri Kelapa Sawit di Indonesia.
Dalam Latif, S (Ed). Potensi dan Peluang Investasi Industri Kelapa Sawit di
Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.

Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian,2013. Informasi ringkas komoditi


perkebunan. Diakses dari http://pusdatin.setjen.deptan.go.id. pada tanggal 26
November 2013.

Sastrosayono, S., 2003. Budidaya Kelapa Sawit. Agromedia Pustaka, Jakarta.

Setyamidjaja, D. 2006. Budidaya Kelapa Sawit. Kanisius. Yogyakarta. 62 Hal.

Sunarko, 2007. Petunjuk Praktis Budidaya dan Pengolahan Kelapa Sawit.


Agromedia Pustaka, Jakarta.

Sukamto, 2008. 58 Kiat Meningkatkan Produktivitas dan Mutu Kelapa


Sawit.Penebar Swadaya, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai