Oleh:
Oleh:
Dosen Wali
Disetujui Oleh:
Oleh :
Ayu Ribkapasaribu
NIM. 23030114120016
Disetujui Oleh:
Ketua Laboratorium
Ekologi dan Produksi Tanaman
LATAR BELAKANG
Kelapa Sawit (Elaeis guinensis Jacq.) adalah salah satu jenis tanaman dari
famili Arecaceae yang menghasilkan minyak nabati yang dapat dimakan (edible
oil). Saat ini, kelapa sawit sangat diminati untuk dikelola dan ditanam. Daya tarik
penanaman kelapa sawit masih merupakan andalan sumber minyak nabati dan
bahan agroindustri (Sukamto, 2008). Kelapa sawit komoditas tanaman
perkebunan di Indonesia yang merupakan salah satu komoditas unggulan
penyumbang devisa terbesar dari sektor pertanian, kelapa sawit di Indonesia
merupakan komoditas primadona yang banyak diinginkan.Luas perkebunan ini
terus berkembang, seiring dengan banyaknya permintaan atau kebutuhan minyak
nabati dan perkembangan waktu. Tanaman kelapa sawit merupakan salah satu
jenis tanaman perkebunan yang menduduki posisi penting dalam sektor pertanian
umumnya, dan sektor perkebunan khususnya. Hal ini disebabkan karena dari
sekian banyak tananam yang menghasilkan minyak atau lemak, kelapa sawit yang
menghasilkan nilai ekonomi terbesar per hektarnya di dunia (Khaswarina, 2001).
Sejalan dengan perluasan daerah, produksi juga meningkat dengan laju 9,4% per
tahun. Pada awal 2001-2004 luas areal kelapa sawit dan produksi masing-masing
tumbuh dengan laju 3,97% dan 7,25% per tahun, sedangkan ekspor meningkat
13,05% per tahun.
Produksi benih merupakan aspek yang paling vital bagi seluruh kegiatan
pertanaman. Pemilihan benih yang berkualitas baik akan menentukan hasil, dan
hal ini akan menghasilkan hubungan yang berbanding lurus. Pemilihan benih di
awal penanaman selalu diawali dengan seleksi yang ketat. Pada komoditas
tanaman perkebunan, aspek benih merupakan aspek dimana pada periode ini harus
dijaga dengan baik, dikarenakan akan mempengaruhi pertumbuhan dan hasil
produksi ke depan. Upaya peningkatan produksi dan mutu kelapa sawit terus
diusahakan sebaik mungkin untuk memenuhi tuntutan pasar. Salah satu alternatif
yang dilakukan pemerintah adalah dengan perluasan areal, penggunaan bibit
unggul, perbaikan teknik budidaya, penanganan pasca panen yang baik dan
pemupukan yang tepat sasaran. Tingginya peranan kelapa sawit dalam
perekonomian Indonesia telah mendorong pemerintah dan pihak swasta berlomba-
lomba untuk berperan dalam pengembangan kelapa sawit. Menurut Fauzi et al.
(2006) pembibitan merupakan kegiatan satu tahun sebelum pertanaman kelapa
sawit ke lapangan yang ditujukan untuk mempersiapkan bibit yang siap tanam.
Oleh karena itu, penentu keberhasilan pertanaman kelapa sawit ditentukan dalam
waktu satu tahun. Bibit yang baik akan dihasilkan dengan pengelolaan yang baik
dan terencana, karena produksi 25 tahun mendatang ditentukan oleh kualitas bibit
yang baik. Dengan demikian, pengelolaan pembibitan sangat penting untuk
dipelajari dengan melihat hal-hal yang perlu dipertimbangkan dalam kerja
aktualnya di lapangan. Investasi dari perkebunan merupakan bahan tanam yang
akan ditanam karena akan menjadi sumber keuntungan kelak, konsekuensinya
bahan tanam yang ditanam harus bermutu tinggi dan dapat dijamin oleh institusi
benih (Pahan, 2006).
Salah satu tempat pusat penelitian kelapa sawit (PPKS), melakukan teknik
benih pada kelapa sawit yang mengahasilkan benih kelapa sawit yang unggul,
diperlukan penanganaan dan pengolahan yang tepat. Melalui Praktek Kerja
Lapangan di Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS ) diharapkan peserta dapat
lebih memahami konsep dan cara teknik produksi benih kelapa sawit dengan
disesuaikan dengan ilmu serta aspek baik teori maupun praktek yang telah
dipelajari di program studi S1-Agroekoteknologi, Universits Diponegoro.
Praktek Kerja Lapangan (PKL) merupakan kegiatan akademis yang wajib
diikuti oleh setiap mahasiswa program studi Agroekoteknologi, Universitas
Diponegoro sebagai salah satu syarat kelulusan sarjana di Fakultas Peternakan dan
Pertanian. Selain itu, Praktek Kerja Lapangan ini diharapkan peserta PKL dapat
mengenal dunia kerja, mengaplikasikan teori yang sudah dipelajari, lebih terampil
dan menambah wawasan di bidang pertanian.
TUJUAN DAN MANFAAT
TINJAUAN PUSTAKA
METODOLOGI
Metode yang digunakan dalam praktik kerja lapangan ini yaitu dengan
berpartisipasi aktif dalam kegiatan produksi benih Pusat Penelitian Kelapa Sawit
(PPKS) unit marihat, Sumatera Utara.
Pengumpulan Data
Pengolahan Data
Metode pengolahan data yang digunakan dalam praktik kerja lapangan ini
adalah menganalisis setiap kegiatan yang dilakukan dalam budidaya kelapa sawit
dan analisis produksi benih kelapasawit serta mencari berbagai sumber yang
terkait budidaya tanaman kelapa sawit yang dapat menunjang dan melengkap
pengetahuan yang diperoleh serta dapat membandingkan materi dari teori dan
materi praktek secara langsung.
JADWAL KEGIATAN
Rencana kegiatan yang akan dilaksanakan selama PKL dapat dilihat pada
Tabel 2.
1. Perencanaan
2. Pelaksanaan
3. Pengolahan Data
4. Penyusunan Laporan
5. Konsultasi
6. Ujian
DAFTAR PUSTAKA
Fauzi, Y. 2008. Kelapa Sawit : Budi Daya, Pemanfaatan Hasil dan Limbah,
Analisis Usaha dan Pemasaran. Cetakan 24. Jakarta: Penebar Swadaya.
Khaswarina, S., 2001. Jurnal Natur Indonesia Keragaman Bibit Kelapa Sawit
Terhadap Pemberian Berbagai Kombinasi Pupuk di Pembibitan Utama.
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara.
Pahan, I., 2006. Panduan Lengkap Kelapa Sawit Manajemen Agribisnis dari Hulu
hingga Hilir. Penebar Swadaya, Jakarta.
PPKS. 2006. Potensi dan Peluang Investasi Industri Kelapa Sawit di Indonesia.
Dalam Latif, S (Ed). Potensi dan Peluang Investasi Industri Kelapa Sawit di
Indonesia. Pusat Penelitian Kelapa Sawit. Medan.