Anda di halaman 1dari 47

AGROINPUT AGRIBISNIS

Fakultas Agribisnis dan Rekayasa Pertanian


Universitas Subang
Tipe Agroinput Agribisnis
Input Utama Input Penunjang Input Terabaikan
solar, bensin, oli motor, besi dan baja yang
Pupuk, obat- transmisi dan oli hidrolik
sewaktu-waktu
obatan kimia dibutuhkan untuk menjaga dibutuhkan untuk
(pestisida), dan traktor, truk, dan mesin pemeliharaan bangunan
pertanian tetap pertanian;
alat/mesin- berfungsi; bibit dan kapur
benih, tanaman, dan
mesin pertanian dibutuhkan oleh produsen
pohon dibutuhkan untuk
tanaman; dokter
tanaman dan produksi
hewan dibutuhkan untuk hutan;
menjaga kesehatan hewan
ternak; keranjang, tas, keperluan lain seperti
karung, krat dibutuhkan listrik, air, gas, telepon;
dalam pengemasan dan kredit, asuransi, dan
pengangkutan; kayu dan pelayanan jasa
bangunan dibutuhkan pemerintah dan swasta.
sebagai tempat berlindung
manusia, ternak, dan
tanaman.
PUPUK
• Pupuk merupakan bahan organik atau
anorganik, alami atau sintetis, yang menyuplai
tanaman dengan nutrisi untuk pertumbuhan
tanaman.
• Tiga nutrien utama yang dibutuhkan tanaman
adalah Nitrogen, Fosfor, dan Kalium. Untuk
menjadi pupuk, ketiga elemen utama ini
biasanya digabungkan dengan zat lain.
Berdasarkan unsur hara yang dikandungnya, kelompok pupuk
terbagi menjadi tiga sebagai berikut :

Pupuk tunggal adalah pupuk yang Pupuk majemuk adalah pupuk


hanya mengandung satu jenis unsur yang mengandung lebih dari
hara, misal urea (45%), TSP (45%
P2O5), SP-36 (36% P2O5), ZK (50%
satu unsur hara,
K2O) dan misal pupuk NPK, NP, PK, NK,
sebagainya; dan sebagainya;

Pupuk majemuk lengkap adalah


pupuk yang mengandung unsur
hara secara
lengkap baik unsur hara makro
maupun unsur hara mikro.
PESTISIDA
• Pestisida terbagi menjadi tiga tipe utama yaitu herbisida,
insektisida, dan fungisida.
• Pestisida terbukti sangat membantu meningkatkan produksi
hasil tanaman, namun di sisi lain karena pestisida adalah
bahan kimia beracun, pemakaian pestisida berlebihan dapat
menjadi pencemar bagi tanaman, air, dan lingkungan hidup.
Residu sejumlah bahan kimia yang ditinggalkan melalui
berbagai siklus, langsung atau tidak langsung, dapat sampai
ke manusia, terhirup melalui pernafasan, dan masuk ke
saluran pencernaan bersama makanan. Oleh karena itu
pestisida perlu ditangani dengan baik dan hati-hati.
• Seiring berkembangnya penggunaan pestisida, industri
pemasok pestisida juga semakin dibutuhkan. Dengan
demikian membuka lapangan kerja bagi masyarakat,
baik sebagai pekerja, distributor, pedagang, peneliti dan
lain-lain.
• Semua input agribisnis tersebut saat ini dapat diperoleh
di toko pertanian yang banyak tersebar di seluruh
daerah.
• Toko pertanian ini biasanya menyediakan berbagai
produk dan jasa pertanian. Jasa pertanian yang
dimaksud antara lain penyewaan alat penyemprot
pestisida, traktor, truk, dan jasa perbaikan alat
pertanian lainnya.
Toko pemasok input pertanian dapat dibagi
menjadi tiga kategori:

Toko milik
Koperasi Toko rantai Toko dengan tipe ini perseorangan
Petani pasok petani biasanya mampu melayani (Agen atau Toko dengan tipe ini
Lembaga yang paling
konsumen full time karena Pengecer) biasanya dikelola oleh
banyak menjual input produk yang ditawarkan keluarga sendiri dan/
beragam, dimulai dari atau pekerja pada saat
pertanian peralatan pertanian, musin-musim tertentu
pakaian, dan saja.
berbagai produk lain.

Produk yang biasanya


tersedia di koperasi Toko ini biasanya
petani adalah pupuk, Contoh dari toko jenis menyediakan pakan,
ini adalah WalMarti dan benih, pupuk dan
kapur tani, benih/ bibit, Kmart berbagai input
bensin, obat-obatan, pertanian lain.
dan pakan.
ALAT & MESIN PERTANIAN
• Alat mesin pertanian adalah susunan dari alat-alat yang
kompleks yang saling terkait dan mempunyai sistem
transmisi (perubah gerak), serta mempunyai tujuan
tertentu di bidang pertanian dan untuk
mengoperasikannya diperlukan masukan tenaga
(Soekirno, 1999).
• Alat mesin pertanian bertujuan untuk mengerjakan
pekerjaan yang ada hubungannya dengan pertanian,
seperti alat mesin pengolahan tanah, alat mesin
pengairan, alat mesin pemberantas hama, dan
sebagainya.
ERA TRAKTOR BERMESIN UAP
• Fase pertama dengan diperkenalkannya mesin uap adalah
penggunaan mesin untuk pertanian semakin banyak
• Fase kedua adalah berupa traktor bermesin uap portable
yang dapat dibawa ke lahan pertanian untuk mengerjakan
pekerjaan tertentu, contohnya mesin perontok gandum
• Fase ketiga disebut juga “mesin tarik” dimana mesin ini
paling disukai petani sebagai sumber tenaga
• Namun mesin ini juga memiliki beberapa masalah karena
mesinnya terlalu berat, memakan tempat, mahal dan
kegunaannya spesfik pada pekerjaan tertentu saja.
Mesin Bertenaga Pembakaran Internal

• Fase pertama adalah mesin yang diciptakan


berukuran kecil dan bersilinder satu tidak dapat
dipindahkan sehingga mesin ini digunakan
untuk pekerjaan sederhana
• Fase kedua, mesin berukuran besar, bersilinder
dua yang dipasangkan pada roda.
• Fase ketiga adalah mesin bersilinder dua yang
dipasangkan pada roda dan transmisi sehingga
dapat menarik mesin itu sendiri.
TRAKTOR
Pertama • Produksi traktor ini meluas cepat di awal
tahun 1990-an
– Roda • traktor jenis ini memiliki permasalahan yang
hampir sama dengan mesin uap, yaitu
3; mahal, sulit untuk dikendarai, besar,
memakan banyak tempat, dan kegunaan

bensin masih terbatas.

• Traktor jenis ini diperkenalkan antara tahun 1960 – 1970 dan


berbahan bakar solar
Modern • Keunggulan dari traktor jenis ini adalah penggunaan tenaga
lebih efisien, traksi dan flotasi baik, dan pemadatan tanah
sedikit
– Roda 4 • Saat ini, traktor empat roda ini merupakan standar traktor
yang biasa digunakan petani, baik dengan jenis traktor kecil,
sedang, dan besar.
Secara umum, macam alat dan mesin pertanian secara garis
besar dapat
dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:

1. Alat mesin pembukaan lahan


2. Alat mesin untuk produksi pertanian
- Alat mesin pengolahan tanah
- Alat mesin penanam
- Alat mesin pemeliharaan tanaman
- Alat mesin pemanen
3. Alat mesin processing hasil pertanian (pascapanen)
- Alat mesin pengering
- Alat mesin pembersih atau pemisah
- Alat mesin pengupas atau penyosoh atau reduksi
Penggunaan alat dan mesin pertanian (alsintan)
ini memiliki manfaat antara
lain :
1) meningkatkan efisiensi tenaga kerja dan produktivitas;
2) mengurangi kejerihan kerja petani dan meningkatkan
kenyamanan kerja di pedesaan;
3) meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani;
4) menjamin kuantitas, kualitas dan peningkatan kapasitas hasil;
5) mempercepat peralihan pertanian keluarga (subsistence
farming);
6) mempercepat transformasi ekonomi agraris ke ekonomi
industri;
7) mengurangi kehilangan hasil pasca panen.
INDUSTRI MESIN PERTANIAN
• jenis perusahaan yang mendominasi industri mesin
pertanian dan memiliki jumlah yang besar

Full-line • memiliki lingkup pasar yang luas yaitu pasar internasional


dengan memiliki perusahaan tanaman dan pusat distribusi
yang tersebar diseluruh dunia.

• memiliki lingkup pasar nasional


Long-line
Short- • memiliki lingkup pasar secara regional
dan lokal

line
AGRIBISNIS & PETANI

Fakultas Agribisnis dan Rekayasa Pertanian


Universitas Subang
DEFINISI & TIPE PETANI AGRIBISNIS

Petani adalah pelaku utama agribisnis,


Petani sebagai manusia yang bekerja
baik agribisnis monokultur maupun
memelihara tanaman dan atau hewan
polikultur dari komoditas tanaman
untuk diambil manfaatnya guna
pangan, hortikultura, peternakan,
menghasilkan pendapatan (Mosher,
perikanan dan atau komoditas
1987)
perkebunan(Deptan, 2002)

Kesimpulan secara umum pengertian


petani adalah seseorang yang bekerja
untuk memenuhi kebutuhan hidupnya
dari kegiatan usaha pertanian, baik
berupa usaha pertanian di bidang
tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan, peternakan, dan
perikanan.
PETANI & LAHAN
• Lahan/ tanah merupakan faktor alam yang memiliki peranan sangat
penting dalam pertanian, tanah memiliki fungsi dan kedudukan yang
paling utama dalam usaha pertanian, tanah dapat dikatakan juga sebagai
modal utama pertanian
• Berdasarkan luas lahan yang dimiliki petani, maka petani Indonesia
dapat digolongkan sebagai peasant atau subsistence farmers dan tribal
horticultural seperti halnya petani di Amerika Serikat dan Eropa Barat.
• Tribal hoticultural adalah masyarakat yang independen, bercocok tanam
nomaden, dan tidak berada di dalam hubungan asimetris dengan
kesatuan politik lebih besar
• Peasant adalah masyarakat yang hidup dalam hubungan asimetris
dengan kesatuan politik yang lebih besar, bercocok tanam dengan lahan
yang sempit, membuat keputusan sendiri tentang proses cocok tanam,
dan sebagian besar menggunakan hasil produksi pertaniannya untuk
kepentingan mereka sendiri (Wolf, 1966).
PETANI INDONESIA
• Salah satu ciri dari pertanian di Indonesia
adalah pemilikan lahan yang sempit, sehingga
pengusahaan pertanian di Indonesia dicirikan
oleh banyaknya rumah tangga tani yang
berusaha dalam skala kecil
• Jumlah rumah tangga pertanian di Indonesia
didominasi oleh petani yang mempunyai lahan
yang luasnya kurang dari 0,5 hektar
BPLPP mengemukakan bahwa
karakteristik petani kecil di Indonesia ialah sebagai
berikut :

Petani yang pendapatannya rendah, kurang dari 240 kg beras perkapita


pertahun

Petani yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih kecil dari 0,25 ha

Petani yang kekurangan modal dan memiliki tabungan terbatas

Petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamis


PERUBAHAN LAHAN PERTANIAN (KONVERSI
LAHAN)
Faktor yang menyebabkan konversi lahan pertanian ke non pertanian disebabkan
beberapa faktor sebagai berikut:
1. Faktor kependudukan: peningkatan jumlah penduduk telah meningkatkan
permintaan tambah untuk perumahan, jasa industri, dan fasilitas umum lainnya.
2. Faktor ekonomi : tingginya tingkat keuntungan (land rent) yang diperoleh sektor
non-pertanian dan rendahnya land rent dari sektor pertanian itu sendiri.
3. Faktor sosial budaya, antara lain keberadaan hukum waris yang dapat
menyebabkan terfragmentasinya tanah pertanian sehingga tidak memenuhi
skala ekonomi usaha yang menguntungkan.
4. Periaku myopic, yaitu mencari keuntungan jangka pendek namun kurang
memperhatikan kepentingan jangka panjang dan kepentingan nasional secara
keseluruhan.
5. Lemahnya sistem perundang-undangan dan penegakan hukum (law
enforcement) dari peraturan-peraturan yang ada.
Sihaloho (2004) menjelaskan bahwa konversi
lahan berimplikasi atau berdampak pada perubahan struktur
agraria. Perubahanperubahan
yang terjadi, yaitu:

1. Perubahan pola penguasaan lahan. Pola penguasaan


tanah dapat diketahui dari pemilikan tanah dan
bagaimana tanah tersebut diakses oleh orang lain.
Perubahan yang terjadi akibat adanya konversi yaitu
terjadinya perubahan jumlah penguasaan tanah.
Dalam hal ini dapat dijelaskan bahwa petani pemilik
berubah menjadi penggarap dan petani penggarap
berubah menjadi buruh tani. Implikasi dari
perubahan ini yaitu buruh tani sulit mendapatkan
lahan dan terjadinya prose marginalisasi.
2. Perubahan pola penggunaan tanah. Pola penggunaan tanah
dapat dari bagaimana masyarakat dan pihak-pihak lain
memanfaatkan sumber daya agraria tersebut. Konversi lahan
menyebabkan pergeseran tenaga kerja dalam pemanfaatan
sumber agraria, khususnya tenaga kerja wanita. Konversi
lahan mempengaruhi berkurangnya kesempatan kerja di
sektor pertanian. Selain itu, konversi lahan menyebabkan
perubahan pada pemanfaatan tanah dengan intensitas
pertanian yang makin tinggi. Implikasi dari berlangsungnya
perubahan ini adalah dimanfaatkannya lahan tanpa
mengenal sistem “bera”, khususnya untuk tanah sawah.
3. Perubahan pola hubungan agraria. Tanah yang makin
terbatas menyebabkan memudarnya sistem bagi hasil tanah
“maro” menjadi “mertelu”. Demikian juga dengan
munculnya sistem tanah baru yaitu sistem sewa dan sistem
jual gadai. Perubahan terjadi karena meningkatnya nilai
tanah dan makin terbatasnya tanah.
4. Perubahan pola nafkah agraria. Pola nafkah dikaji
berdasarkan sistem mata pencaharian masyarakat dari hasil-
hasil produksi pertanian dibandingkan dengan hasil non
pertanian. Keterbatasan lahan dan keterdesakan ekonomi
rumah tangga menyebabkan pergeseran sumber mata
pencaharian dari sektor pertanian ke sektor non pertanian.
5. Perubahan sosial dan komunitas. Konversi lahan
menyebabkan kemunduran kemampuan ekonomi
(pendapatan yang makin menurun)
KESEJAHTERAAN PETANI

• Tingkat kesejahteraan petani menjadi perhatian utama karena


tingkat kesejahteraan petani diperkirakan makin menurun
• Faktor yang diduga menjadi penyebab menurunnya tingkat
kesejahteraan petani adalah makin menyempitnya lahan yang
dimiliki petani, rendahnya harga gabah pada saat panen raya,
dan naiknya beberapa faktor input produksi usaha tani.
• Indikator tingkat kesejahteraan petani dapat dilihat dari nilai
tukar petani (NTP), tingkat pendapatan, dan pengeluaran. Nilai
tukar petani adalah rasio indeks yang diterima petani dengan
indeks yang dibayar petani
Secara umum
pengertian NTP adalah sebagai berikut :
• NTP > 100, menyatakan bahwa petani mengalami surplus. Harga
produksi naik lebih besar dari kenaikan harga konsumsinya.
Pendapatan petani tidak lebih besar dari pengeluarannya. Dengan
demikian tingkat kesejahteraan petani lebih baik dibanding tingkat
kesejahteraan petani sebelumnya
• NTP = 100, menyatakan petani mengalami impas/ break even.
Kenaikan/penurunan harga produksinya sama dengan persentase
kenaikan / penurunan harga barang konsumsinya. Dengan demikian
tingkat kesejahteraan petani tidak mengalami perubahan
• NTP < 100, menyatakan petani mengalami defisit. Kenaikan harga
barang produksinya relatif lebih kecil dibandingkan dengan kenaikan
harga barang konsumsinya. Dengan demikian tingkat kesejahteraan
petani pada suatu periode mengalami penurunan dibanding tingkat
kesejahteraan petani pada periode sebelumnya.
NTP, PENDAPATAN DAN PENGELUARAN PETANI

• Besar kecilnya kekuatan nilai tukar petani dipengaruhi oleh besar


kecilnya proporsi pendapatan rumah tangga petani. Besar
kecilnya NTP juga berkaitan erat dengan peran pertanian dalam
pemenuhan kebutuhan rumah tangga petani.
• Selain dipengaruhi dan terkait menurut kelompok masyarakat,
antara petani berlahan luas dan berlahan sempit dan buruh tani,
juga dipengaruhi oleh tingkat profitabilitas usaha pertanian,
kekuatan/kemampuan pasar dan kebijaksanaan pemerintah.
• Selain NTP dan pendapatan, tingkat kesejahteraan petani secara
utuh perlu dilihat juga dari perkembangan jumlah pengeluaran
petani, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk produksi.
Petani sebagai produsen dan juga
konsumen dihadapkan kepada pilihan dalam mengalokasikan
pendapatannya,
yaitu :
1. Memenuhi kebutuhan pokok (konsumsi) demi kelangsungan
hidup petani serta keluarganya.
2. Pengeluaran untuk budidaya pertanian yang merupakan ladang
penghidupannya yang mencakup biaya operasional produksi dan
investasi.

• Unsur kedua ini hanya mungkin dilakukan apabila kebutuhan pokok petani telah terpenuhi, dengan
demikian investasi dan pembentukan barang modal faktor penentu bagi tingkat kesejahteraan
petani.
• Peningkatan pendapatan antara lain dapat ditempuh melalui peningkatan produktivitas usahatani
dan intensitas tanam disertai peningkatan akses petani ke pasar input dan output yang efisien.
• Agar petani terlepas dari permasalahan diatas maka harus ada industri pengolahan dan jaminan
pemasaran, sehingga petani mampu menghasilkan produk produk yang bernilai dan berdaya saing
tinggi.
• Salah satu langkah strategis untuk membantu petani dalam meningkatkan daya saing produknya
dapat dilakukan melalui proses produksi dan jaminan pemasaran kemitraan atau contact farming.
KEMITRAAN KONTRAK KERJA
• Colin Kirk dalam White (1990) merumuskan Contract farming adalah
suatu cara mengatur produksi pertanian dimana para petani kecil di
beri kesempatan menyediakan produk pertanian untuk perusahaan inti
sesuai dengan syarat yang telah ditentukan dalam perjanjian
(contract).
• Perusahaan ini yang membeli hasil tersebut dapat menyediakan
bimbingan teknis, kredit, input produksi, serta menangani pengolahan
dan pemasaran.
• Di Indonesia konsep contract farming dikenal dengan istilah kemitraan.
• Kementerian pertanian mendefinisikan kemitraan usaha adalah jalinan
kerjasama usaha yang saling menguntungkan antara pengusaha kecil
dengan pengusaha menengah/besar (Perusahaan Mitra) disertai
dengan pembinaan dan pengembangan oleh pengusaha besar,
sehingga saling memerlukan, menguntungkan dan memperkuat.
UNSUR-UNSUR KEMITRAAN
• Adanya hubungan (kerjasama) antara dua pihak
atau lebih.
• Adanya kesetaraan antara pihak-pihak tersebut
(equality).
• Adanya keterbukaan atau trust relationship
antara pihak-pihak tersebut (transparancy).
• Adanya hubungan timbal balik yang saling
menguntungkan atau memberi manfaat (mutual
benefit).
TIPE KEMITRAAN DI INDONESIA
dicirikan tidak ada hubungan antara
pola hubungan organisasi fungsional diantara setiap
antara pelaku usaha yang satu sama tingkatan usaha hulu dan hilir, jaringan
sekali tidak memiliki ikatan formal yang agribisnis hanya hanya terikat pada
baik mekanisme pasar sedangkan antar
pelakunya bersifat tidak langsung
TIPE DISPARSIAL
Pihak pengusaha lebih kuat dari pihak
adanya ekspolitasi yang dilakukan produsen. Kesenjangan ini terjadi sebagi
pengusaha terhadap petani sehingga akibat dari informasi tentang mutu, harga
menyebabkan posisi tawar petani untuk dan tekhnologi dan akses permodalan
produk yang dihasilkan menjadi rendah. tidak dikuasi oleh petani.
TIPE KEMITRAAN DI INDONESIA

Sinergi yang dimaksudkan saling menguntungkan


kemitraan yang berbasis pada kesadaran dalam bentuk petanimenyediakan lahan, tenaga
saling kerja, sarana sedangkan pihak pengusaha
menyediakan modal, bimbingan teknis dalam hal ini
membutuhkan dan saling mendukung tekhnologi dan sebagai
pada masing-masing pihak yang bermitra penjamin pasar.

TIPE SINERGIS
adanya kontrak (contract) kerja yang Pada
disepakati
kenyataannya kemitraan pertanian memang
diantara pihak yang bermitra, adanya bermanfaat dalam meningkatkan
keterkaitan ini menimbulkan adanya akses petani kecil ke pasar, modal dan
hak tekhnologi serta mencegah terjadinya
dan kewajiban dari masing-masing diseconomics of scala.
pihak yang harus di penuhi.
Pola Kemitraan yang Banyak Diterapkan (SK
Menteri Pertanian)
• Inti Plasma
• Subkontrak
• Dagang Umum
• Keagenan
• Kerjasama Operasional Agribisnis
• Waralaba
• Modal Ventura
Pola Kemitraan Inti Plasma
• Hubungan antara petani, kelompok tani atau
kelompok mitra sebagai plasma dengan perusahaan
inti yang bermitra usaha
• Perusahaan inti menyediakan lahan, sarana produksi,
bimbingan teknis, manajemen, menampung dan
mengolah serta memasarkan hasil produksi
• Kelompok mitra bertugas memenuhi kebutuhan
perusahaan inti sesuai dengan persyaratan yang
telah disepakati
(+) (-)
Saling Pihak plasma
ketergantungan masih kurang
dan memahami hak &
menguntungkan kewajibannya

Peningkatan Komitmen inti masih


usaha & lemah dalam
memenuhi
perkembangan kesepakatan yg
ekonomi diharapkan plasma

Blm ada jaminan


komoditas  inti
mempermainkan
harga
Pola Kemitraan Subkontrak
• Pola kemitraan antara perusahaan mitra usaha dengan
kelompok mitra usaha yang memproduksi komponen
yang diperlukan perusahaan mitra sebagai bagian dari
produksinya.
• Ditandai adanya kesepakatan tentang kontrak bersama
yang mencakup: volume, harga, mutu dan waktu.
• Pola ini bermanfaat juga kondusif bagi terciptanya alih
teknologi, modal, keterampilan dan produktivitas serta
terjaminnya pemasaran produk pada kelompok mitra.
Kelemahan
Pola Kemitraan Dagang Umum
• Hubungan usaha dalam pemasaran hasil produksi.
• Pihak yang terlibat adalah pihak pemasaran
dengan kelompok usaha pemasok komoditas yang
diperlukan oleh pihak pemasaran tersebut.
• Misal: dalam kegiatan agribisnis khususnya
hortikultura yang tergabung dalam bentuk
koperasi atau badan usaha lainnya bermitra
dengan toko swalayan atau mitra usaha lain.
Kelemahan
Keunggulan
Pola Kemitraan Keagenan
• Terdiri atas pihak perusahaan mitra dan kelompok mitra atau
pengusaha kecil mitra.
• Pihak perusahaan mitra (perusahaan besar) memberi hak
khusus kepada kelompok mitra untuk memasarkan barang dan
jasa perusahaan yang dipasol oleh pengusaha besar mitra.
• Perusahaan besar bertanggungjawab atas mutu dan volume
produk, sedangkan usaha kecil mitra berkewajiban memasarkan
produk dan jasa tersebut.
• Terdapat kesepakatan tentang target yang harus dicapai dan
besarnya fee atau komisi yang diterima oleh pihak yang
memasarkan produk.
Usaha kecil mitra
Memungkinkan menetapkan harga produk
sepihak  harga tinggi di
dilaksanakan oleh tingkat konsumen. Selain itu,
pengusaha kecil yang usaha kecil sering
kurang kuat memasarkan produk dari
bbrp mitra saja sehingga
modalnya. kurang mampu membaca
segmen pasar & tidak
memenuhi target
Pola Kemitraan Kerjasama Operasional
Agribisnis (KOA)
• Pola hubungan bisnis yang dijalankan oleh kelompok mitra
dan perusahaan mitra.
• Kelompok mitra menyediakan lahan, sarana dan tenaga kerja,
sedangkan perusahaan mitra menyediakan biaya, modal,
manajemen dan pengadaan sarana produksi untuk
mengusahakan atau membudidaya suatu komoditas
pertanian.
• Perusahaan mitra jg sering berperan sebagai penjamin pasar
produk dengan meningkatkan nilai tambah produk melalui
pengolahan dan pengemasan
• Terdapat kesepakatan tentang pembagian hasil dan resiko
dalam usaha komoditas pertanian yang dimitrakan.
Pengambilan untung oleh
Sama dengan sistem perusahaan mitra yang
inti-pasma dan menangani pemasaran dan
banyak ditemukan di pengolahan produk terlalu
besar shg dirasa kurang adil
desa dengan usaha oleh kelompok usaha kecil.
rumah tangga dalam Perusahaan mitra cenderung
bentuk sistem bagi monopsoni sehingga
memperkecil keuntungan
hasil. kelompok usaha mitra.
Waralaba
• Hubungan kemitraan yang di dalamnya usaha
menengah atau usaha besar pemberi
waralaba memberikan hak penggunaan lisensi
merek dan saluran distribusi perusahaan
kepada usaha kecil penerima waralaba dengan
disertai bantuan dan bimbingan manajemen.
Modal Ventura
TUJUAN KEMITRAAN
• Aspek Ekonomi
– Meningkatkan pendapataan usaha kecil dan masyarakat
– Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku
kemitraan
• Aspek Sosbud
– Upaya pemberdayaan usaha kecil melalui peran serta
pengusaha besar
– Wujud tanggung jawab sosial pengusaha besar dapat
memberikan pembinaan dan bimbingan kepada
pengusaha kecil
TUJUAN KEMITRAAN
• Aspek Teknologi
– Pengusaha besar dapat memberikan bimbingan
teknologi yang berhubungan dengan teknik
berproduksi dengan tujuan peningkatan
produktivitasa dan efisiensi usaha kecil
• Aspek Manajemen
– Melalui kemitraan usaha diharapkan ada
pembenahan manajemen, peningkatan kualitas
sumber daya manusia serta pemantapan organisasi

Anda mungkin juga menyukai