Anda di halaman 1dari 55

LAPORAN PKL I

BUDIDAYA KOPI ARABIKA


D"PINAGAR KOPI DI DESA PERJUANGAN
KECAMATAN SUMBUL KABUPATEN DAIRI

Oleh:

GEBI WIDYA SITOHANG


NIRM. 01.04.18.049

PROGRAM STUDI TEKNOLOGI PRODUKSI TANAMAN


PERKEBUNAN
JURUSAN PERKEBUNAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
2020

1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) I

Judul : Budidaya kopi arabika


Nama : Gebi widya sitohang
NIRM : 01.04.18.049
Program Studi : Teknologi produksi tanaman perkebunan
Jurusan : Perkebunan

Menyetujui:

Pembimbing I Pembimbing II

Mawar Indah Perangin-angin,Stp,Msi Merlyn Mariana, Sp, Mp


NIP. 19801227 200312 2 004. NIP. 19800630 201101 2 010

Mengetahui :

Ketua Jurusan Ketua Program Studi

Arie Hapsan Hasan Basri,Sp ,Mp Dr.Iman Arman ,Sp,Mp


NIP.19840313 201101 2 009 NIP. 19711205 20112 1 001

2
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
dimana atas berkah rahmat dan karunia-Nya, penulis telah dapat menyelesaikan
penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I yang merupakan tugas guna
pemenuhan kurikulum yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Politeknik
Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan.
Selanjutnya penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ir.Yuliana Kansrini,MSi., selaku Direktur Pembangunan Pertanian
(Polbangtan) Medan
2. Dr. Iman Arman, SP. MM Selaku Ketua Jurusan Perkebunan Pobangtan
Medan
3. Kepada kedua Orang tua saya, yang sudah memberikan motivasi, doa serta
arahan selama saya menjalankan kegiatan Praktek Kerja Lapangan 1 (PKL1)
4. Mawar Indah RL.Perangin-angin, STP, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I
5. Merlyn Mariana, SP, MP., selaku Dosen Pembimbing II
6. Panitia Pelaksana Praktik Kerja Lapangan (PKL) I.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi penulis secara pribadi terlebih kepada para pembaca.

Medan, juli 2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL (COVER)


LEMBAR PENGESAHAN
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................... 1
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B. Tujuan ................................................................................................. 2
C. Manfaat ................................................................................................ 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................. 4


A Klasifikasi Tanaman Kopi ................................................................... 4
B. Morfologi Tanaman Kopi ....................................................................5
C.Jenis-jenis Kopi......................................................................................5
D.Pembibitan.............................................................................................7
E.Penanaman.............................................................................................8
F.Pemupukan.............................................................................................8
G.Pemangkasan........................................................................................11
H.Pengelolaan Tanaman Penaung............................................................16
I.Pengendalian Hama Terpadu(PHT)......................................................21
J.Panen dan Pasca Panen........................................................................ 22

BAB III METODE PELAKSANAAN........................................................ 28


A. Waktu dan tempat Pelaksanaan ......................................................... 28
B. Materi Kegiatan....................................................................................28
C. Prosedur Pelaksanaan...........................................................................28

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN......................................................29


A.Sejarah dan latar belakang D"pinagar kopi.........................................29

2
B.Pembibitan...........................................................................................29
C.Penanaman..........................................................................................33
D.Pemupukan..........................................................................................34
E.Pemangkasan.......................................................................................34
F.Pengolan Penaung................................................................................35
G.Pengendalian Hama dan Penyakit........................................................35
H.Panen dan Pasca Panen........................................................................36

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN........................................................40


DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 41
LAMPIRAN..................................................................................................42

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan sebagai
penyelengggara pendidikan tinggi vokasi bidang pertanian dalam berbagai
rumpun ilmu terapan untuk mendukung pembangunan pertanian.
Penyelenggaraan Pendidikan di Polbangtan bertujuan menghasilkan Job
Creator dan Job Seeker yang akan bermitra dengan dunia usaha/dunia
industri / dunia kerja.
Sistem pendidikan yang diberikan berbasis pada peningkatan
keterampilan sumber daya manusia dengan menggunakan ilmu pengetahuan
dan keterampilan dasar yang kuat, sehingga lulusannya mampu
mengembangkan diri untuk menghadapi perubahan lingkungan. Disamping
itu lulusan Polbangtan diharapakan dapat berkompetisi dunia industri dan
mampu berwirausaha secara mandiri
Sejalan tuntutan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang
handal, maka polbangtan dituntut untuk merealisasikan pendidikan akademik
yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan industri. Salah satu kegiatan
pendidikan akademik dimaksud adalah praktek kerja lapangan di desa
perjuangan plta desa dampingan pt. petrasa .
Pkl adalah kegiatan mahasiswa untuk belajar bekerja praktis pada dunia
usaha/ dunia industri/ dunia kerja yang diharapakan dapat menjadi sarana
penerapan keterampilan dan keahlian mahasiswa. Mahasiswa akan
memperoleh keterampilan yang tidak hanya bersifat kognitif dan afektif,
namun juga psikomotorik yang meliputi keterampilan fisik, intelektual, sosial
dan manajerial. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pengalaman
praktis kepada mahasiswa dengan cara ikut bekerja sehari-hari pada dunia
usaha/ dunia industri/ dunia kerja yang layak dengan representatif dijadikan
lokasi PKL .

4
Kegiatan ini harus diikuti oleh mahasiswa Polbangtan untuk
mendapatkan pengalaman dan keterampilan khusus dunia usaha/ dunia
industri/ dunia kerja sesuai bidang keahliannya, minimal 1 (satu) kali selama
proses pendidikan. Selama PKL mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu
yang diperoleh untk menyelesaikan serangkaian tugas sesuai dengan lokasi
PKL , PKL merupakan Prose Belajar Mengajar (PBM) yang dilaksanakan
didunia usaha/ dunia industri/ dunia kerja. Tingkat kedalaman dan keluasan
materi kegiatan MAGANG mengacu pada Permenristekdikti No. 44 tahun
2015 tentang Stadar Nasional Pendidikan tinggi yang menyatakan bahwa:
Rumusan capaian pembelajaran dan tingat kedalaman materi pembelajaran
untuk setiap programa pendidikan, dirmuskan dengan mengacu pada
deskripsi capaian pemeblajaran lulusan dari KKNI (Kerangka Kualifikasi
nasional Indonesia).
Oleh karena itu, berdasarkan kebijakan yang telah ditentukan
mengenai lokasi dan komiditinya, mahasiswa akan menjalani proses kegiatan
PKL di desa perjuangan plta desa bimbingan pt petrasa tentang budidaya
kopi organic dari hulu sampai hilir. Dan menggunakan bahan bahan organic
dan tidak menggunakan bahan kimia dalam perawatan kopi di desa
perjuangan.

B. Tujuan
Adapun tujuan pkl ini adalah, sebagai berikut :
1. Memahami perencanaan, proses perawatan kopi menggunakan bahan
organic.
2. Memahami pengaruh pupuk organic terhadap kopi
3. Memahami caraa pengaplikasan pupuk organic pada kopi dan cara
pembuatan nya.
4. Mengetahui budidaya kopi organic dari hulu sampai hilir.

C. Manfaat
Adapun manfaat PKL adalah, sebagai berikut :

5
1. Mahasiswa terlatih untuk mengerjakan pekerjaan lapangan, dan sekaligus
melakukan serangkaian keterampilan yang sesuai dengan komoditi kopi.
2. Mahasiswa memperoleh kesempatan untuk memantapkan keterampilan
dan pengetahuannya sehingga kepercayaan dan kematangan dirinya akan
semakin meningkat untuk terjun langsung di dunia usaha/ dunia industri/
dunia kerja.
3. Mahasiswa terlatih untuk berfikir kritis dan menggunakan daya nalarnya
dengan cara memberi komentar logis terhadap kegiatan yang dikerjakan
dalam bentuk laporan kegiatan yang dibakukan sehingga mahasiswa
dapat mengembangkan ide bisnis komoditi kopi .
4. Menumbuhkan jiwa wirausaha dan sikap kerja mahasiswa berkarakter
sehingga bisa menjadi Job creator dan Job Seeker yang handal.

6
BAB II

II. TINJAUAN PUSTAKA

Kopi (Coffea sp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk
dalam family Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya
tegak,bercabang,dan bila di biarkan tumbuh dalam mencapai tinggi 12 m. Daun
tumbuh berhadapan pada batang,cabang dan ranting-ranting nya . Kopi
mempunyai system percabangan yang berbeda dengan tanaman lain,tanaman ini
mempunyai beberapa jenis cabang yang bersifat dan fungsi nya agak berbeda.

Tanaman kopi merupakan komoditas ekspor unggulan yang di kembangkan di


Indonesia karena mempunyai nilai ekonomis yang relatif tinggi di pasaran dunia.
Permintaan koi robusta mempunyai keunggulan bentuk yang cukup kuat serta
kopi arabika mempunyai karakteristik cita rasa (acidity,aroma,flavor) yang unik
dan ekselen.

Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi diantara tanaman perkebunan yang lainnya dan
berperan penting sebagai sumber devisa Negara. Kopi tidak hanya berperan
penting sebagai sember devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan
bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia
(Rahardjo,2012).

Kopi termasuk kelompok tanaman semak belukar dengan genus Coffea.


Kopi termasuk ke dalam family Rubiaceae,subfamily Ixoroideae dan suku Coffea.
Seorang bernama Linneaeus merupakan orang yang pertama

A. Klasifikasi tanaman kopi


Kingdom : Plantae
Infra kingdom : strepthopyta
Sub kingdom :viridiplantae

7
Divisi :tracheopyta
Super ordo :asteranae
Sub divisi :spermatophytina
Ordo :gentianales
Kelas :magnoliopsida
Family : gentianales
Genus : coffea L.

B. Syarat tumbuh
Produktifitas tanaman menjadi lebih baik jika unsur hara dan air
tersedia dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Selain itu, tanaman kopi
membutuhkan intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi untuk
melakukan proses fotosintesis.

C. Morfologi Tanaman Kopi

Kopi merupakan tanaman perdu yang memiliki batang kokoh dan kuat
dengan tinggi tanaman bisa mencapai 8 - 12 meter. Tanaman kopi memiliki
sistem perakaran tunggang yang tidak mudah rebah dengan kedalaman akar utama
kurang dari 1 meter. Akar lateral tumbuh dan berkembang dipermukaan tanah
dengan panjang yang dapat mencapai 3 - 4 meter.

Tanaman kopi memiliki daun tunggal berbentuk memanjang (oblongus)


dengan ukuran panjang berkisar antara 20 - 30 cm dan lebar antara 10 - 16 cm.
Pangkal daun membulat atau berbentuk baji dengan ujung daun.

1. Akar
Umumnya kopi mempunyai perakaran yang dangkal dimana
kedalamanya hanya mencapai 0-30 cm. Oleh karena itu tanaman ini
mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila di daerah
perakarannya tidak di beri mulsa. Kopi merupakan tanaman yang memiliki
sistem perakaran tunggang sehingga tidak mudah rebah dengan

8
akar lateral tumbuh dan berkembang di permukaan tanah (Panggabean,
2011).
2. Batang

Batang tanaman kopi mempunyai dua tipe percabangan (dimorfisme)


yaitu cabang orthotrop dan plagiotrop, cabang orthotrop merupakan
cabang batang yang tumbuh tegak lurus, sedangkan cabang plagiotrop
merupakan cabang batang yang tumbuh kesamping atau horizontal dan
berfungsi sebagai tempat tumbuh bunga dan buah (Panggabean, 2011).
Batang yang tumbuh dari biji disebut batang pokok. Batang pokok
memiliki ruas-ruas yang tampak jelas pada saat tanaman itu masih muda.
Pada tiap ruas tumbuh sepasang daun yang berhadapan, selanjutnya
tumbuh dua macam cabang, yakni cabang orthotrop (cabang yang tumbuh
tegak lurus atau vertikal dan dapat menggantikan kedudukan batang bila
batang dalam keadaan patah atau dipotong) dan cabang plagiotrop (cabang
atau ranting yang tumbuh ke samping atau horizontal). Tanaman ini
tumbuhnya tegak, bercabang, dan bila dibiarkan tumbuh dapan mencapai
tinggi 12 m.

3. Daun

Kopi mempunyai daun bulat telur ujungnya agak meruncing sampai


bulat tumbuh pada batang, cabang dan ranting-ranting tersusun
berdampingan pada ketiak. Daun lebar, memanjang lebar, 20-30 cm
panjangnya, 10-16 cm lebarnya, urat daun tenggelam, sehingga permukaan
daun jelas berlekuk-lekuk. Pangkal daun membulat. Tangkai daun 1 cm,
tulang samping 10-12 pasang.

Tepi daunnya berombak dengan urat daun yang tenggelam. Akibatnya,


permukaan daun kopi nampak berlekuk-lekuk dan daun tanaman kopi
tumbuh berhadapan pada batang, cabang dan ranting (Van, 2008).

4. Bunga

Pada umumnya tanaman kopi berbunga setelah berumur sekitar dua


tahun. Bila bunga sudah dewasa, terjadi penyerbukan dengan pembukaan

9
kelopak dan mahkota yang akan berkembang menjadi buah. Kulit buah
yang berwarna hijau akan menguning dan menjadi merah tua seiring
dengan pertumbuhannya.

Waktu yang di perlukan dari bunga menjadi buah matang sekitar 6-11
bulan, tergantung jenis dan lingkungan. Kopi arabika membutuhkan
waktu 6-8 bulan, sedangkan kopi robusta 8-11 bulan. Bunga umumnya
mekar awal musim kemarau dan buah siap dipetik di akhir musim
kemarau. Di awal musim hujan, cabang primer akan memanjang dan
membentuk daun-daun baru yang siap mengeluarkan bunga pada awal
musim kemarau mendatang (Najiyati dan Danarti, 2004).

Bunga kopi berukuran kecil, mahkota berwarna putih dan berbau


harum. Kelopak bunga berwarna hijau, kemudian pangkalnya menutupi
bakal buah yang mengandung dua bakal biji. Benang sari terdiri dari 5-7
tangkai berukuran pendek. Bunga kopi biasanya akan mekar pada awal
musim kemarau. Bunga berkembang menjadi buah dan siap dipetik pada
akhir musim kemarau (Najiyati dan Danarti, 2004).

5. Buah

Ukuran panjang buah kopi Arabika sekitar 12–18 mm, sedangkan


kopi Robusta sekitar 8–16 mm. Buah kopi terdiri dari daging buah dan
biji. Buah kopi yang masih muda berwarna hijau, sedangkan yang masak
berarna merah. Daging buah terdiri dari 3 bagian, yaitu lapisan kulit luar
(eksokarp), lapisan daging (mesokarp), dan lapisan kulit tanduk
(endokarp) yang tipis tetapi keras (Ady Batra,2016).

Daging buah yang sudah masak akan berlendir dan rasanya agak
manis. Biji terdiri dari kulit biji dan lembaga atau endocarp yang keras
biasa disebut kulit tanduk (Najiyati dan Danarti, 2004).

10
D. Jarak tanam kopi
Jarak tanam untuk kopi memiliki variasi yang berbeda beda
tergantung kepada jenis kopi yang akan di tanam dan kondisi lahan yang
akan di tanam.
Jarak tanam kopi arabika tipe katai 2,9 X 1,5 m kartika satu dan kartika
dua, agak katai 2,5 X 2 m andung sari ( AS) 1, AS 2k , komposit andung
sari tiga ( komasti) dan sigararar utang dan jangkung 2,5 X 2,5 m atau 3,0
X 2,0 m gayo 1, gayo 2, kopyol, S795, Abessinia ( AB 3 ) , USDA 762.
Pada lahan miring , jarak tanam dalam teras untuk kopi arabika tipe katai
berkisar 2,00- 2,25 m sedangkan untuk tipe jangkung 2,50 – 2,75 m . jarak
tanam pada kopi robusta pada lahan datar 2,5 X 2,5 m, sedangkan pada
lahan miring 2,0 X 2,5 m. jarak tanam kopi liberika 3,0 X 3,0 m.

E. Lubang tanam
Lubang tanam untuk tanaman kopi sebaiknya dibuat 6 bulan
sebelum penanaman. Ukuran lubang tanam sesuai dengan kondisi tanah.
Lubang tanam yang baik untuk tanaman kopi berukuran 60 x 60 cm pada
bagian permukaan dan 40 x 40 cm pada bagian dasar dalam kedalaman 60
cm . pada lahan miring di buat lahan teras kontur , lubang tanam dibuat
dekat sisi mirin sebelah atasnya.
Tanah galian lapisan atas dengan kedalaman 20 cm dari permukaan tanah
di pisahkan dari tanah lapisan bawah.
Tanah bekas galian di biarkan minimal selama 1 bulan.

F. Faktor yang mempengaruhi jarak tanam pada tanaman kopi.


Secangkir kopi bisa menjadi teman kita untuk berbagai suasana,
aroma yang sangat menngoda dengan citarasa yang sangat berbeda dengan
minuman lain . tetsan kopi membasahi lidah mengirimkan rasa pada
syaraf. Kopi yang nikmat berasal dari prosese penanaman yang baik dan
benar. Ada dua factor yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman kopi,
yaitu factor internal dan eksternal.
a. Factor internal

11
Factor ini di pengaruhi oleh sifat bawaan tanaman kopi itu sendiri.
Factor ini tidak mudah di ubah dan sifat nya berbeda antara tanaman satu
tanaman kopi yang lain. Ada yang produksi nya tinggi atau rendah, ada
yang buah nya besar atau kecil ada pula yang getah buah nya manis atau
tidak.
b. Factor ekternal
Yang dimaksud dengan factor ini adaalah lingkangan, seperti : tanah,
iklim,pohon penenduh, pemeliharaan. Factor lingkungan sangat
memengaruhi factor eksternal, misalnya walaupaun tanaman kopi masuk
ke dalam sifta ungul jika tidak di dukung dengan lingkungan yang tepat
maka bisa menyebbana kegagalan.
1. Tanah
Factor yang memngaruhi pertumbuhan tanaman kopi secara
ekternal yang pertama adalah tanah. Tanaman kopi tidak dapat tumbuh
di sembarang tanah. Tanaman kopi akan tumbuh dengan baik jika di
tanama di tanah yang memiliki lapisan atas yang dalam dan subur.
Idealnya kondisi tanah mengandung nutrisi organic yang tinggi,
seperti tanah dari letusan gunung berapi
Tanaman kopi tidak cocok di tanam di tanah yang drainase nya jelek,
tanah liat, berat, dan tanah pasir. Karena tanah dengan kondisi tersebut
kurang dapat mengikat air dengan baik dan kandungan nitrogen
rendah. Sedangkan tanamna kopi sangat membutuhkan nitrogen.
Selain itu, menannam kopi lebih bagus di kondisi tanah dengan ph
sekitar 6-6,5.
2. Iklim
Iklim suatu daerah sangat memengaruhi pertumbuhan kopi. Iklim
yang baik untuk tanaman kopi adalah yang memiliki curah hujan
dalam satu tahun, tinggi tempat dan suhu, dan kondisi angin.
i.Ketinggian tempat dan kondisi suhu

Setiap jenis kopi memiliki syarat penanaman tanah di


ketinggian yang berbeda kopi arabika bisantumbuh di dataran
rendah dan dataran tinggi, tapi jika di tanam di ketingian

12
kurang dari 1000 mdpl arabika akan lebih mudah di serang
hama dan penyakit. Kopi arabika paling baik jika di tanam di
ketinggian antara 1000-1700 mdpl dengan suhu 16-20 derajat
celcius .
Sedangkan jenis kopi robusta bisa tumbuh di dataran rendah
anatara 0-1000 mdpl. Di ketinggian 600mdpl ke atas dengan
suhu 20 derajat celcius pertumbuhan robusta menjadi lebih
optimal. Suhu lingkungan berpengaruh terhadap cepat atau
lambat nya tanaman kopi berbuah. Sedangkan kondisi
ketinggian menentukan hujan dan panas sinar matahari.
Dataran lebih tinggi mendapatkan hujan lebih banyak, namun
jumlah sinar matahari nyslebih sedikit.
ii. Curah hujan
Indonesia memiliki pembagian curah hujan anatara 2000
sampai 3200 mm per tahun. Batas minimal curah hujan yang
baik untuk tanaman kopi adalah 1500 mm dan batas optimal
nya antara 2500 sampai 3000 mm. musim kering bisa
membantu tanaman kopi untuk dapat memproduksi tinggi.
Misalnya tanaman kopi robusta idela di tanam di daerah yang
memiliki musim kemarau 3 – 4 bulan dengan catatan pada
waktu tersebut tetap mendapatkan hujan yang cukup. Sebelum
berbunga, tanmaan kopi sebaiknya mendapatkan musim kering
paling banyak 1.5 bulan. Sedangkan sesudah berbunga
sebaiknya tidak lebih dari 2 minggu. Bunga kopi biasa nya
muncul diakhir musim kemarau. 2 minggu setelah hujan turun
bunga kopi akan bermekaran. Setlah bunga kopi mekar
tanaman kopi membutuhkan musim kering dengan curah hujan
yang cukup untuk menunjang perkembangan buah. Bila asupan
air cukup, buah kopi akan masak dalam waktu 4-5 bulan sejak
bunga mekar. Namun bila curah huja kurang , sebagian bunga
kopi akan layu dan rontok ( gagal berbuah ) bila curah hujan
terlaluntinggi, buah kopi akan lambat masak ( 6 sampe 7

13
bulan ) denggan kandungan nutrisi yang rendah akan
berpengaruh terhadap rasa.
iii. Kondisi angin
Tanman kopi tidak tahan dengan angina yang kencang
terutama ssat memasuki musim kemarau.

G. Jenis-Jenis Kopi

Ada beberapa jenis kopi yang di


budidayakan di Indonesia yaitu:
1. Kopi Arabika

Gambar 1. Kopi Arabika

Kopi ini ditanam pada dataran tinggi sekitar 1350-1850 m


daripermukaan laut, sedangkan di Indonesia kopi ini dapat tumbuh pada
ketinggian 1000 – 1750 m dari permukaan laut (Najiyati dan Danarti, 1997).
Kopi pada umumnya memiliki dua keping biji. Biji kopi arabika berbentuk
agak memanjang, bidang cembungnya tidak terlalu tinggi, celah tengah
dibagian datar tidak lurus memanjang kebawah tetapi berlekuk. Untuk biji
yang sudah dikeringkan, celah tengah terlihat putih (Panggabean, 2012).
a. Ciri –ciri Kopi Arabika
            Secara ringkas kopi arabika mempunyai sebagian ciri-ciri :
 Habitus perdu, tinggi 2 - 3 meter.
 Batang tegak, bulat, percabangan monopodial, permukaan kasar.
 Daun tunggal, berhadapan, lonjong, panjang 8-15 cmlebar 4-7 cm.
 Bunga majemuk, bentuk payung, kelopak lonjong, lima helai, panjang
3 mm, hijau, tangkai benang sari berlekatan.
 Biji berbentuk bola.
 Buah batu, bulat telur, diameter 0,5-1 cm, masih muda hijau setelah
tua merah.
 Akartunggang, kuning muda.

14
b. Habitat Tumbuh Kopi Arabika
            Habitat tanaman kopi arabika terletak di antara 20°LS dan 20°LU
bumi. Di daerah subtropis, tanaman ini bisa ditanam di dataran rendah.
Suhu udara sangat mempengaruhi pertumbuhan. Bila terlalu panas
pertumbuhan tanaman terlalu cepat dan bunga keluar terlalu awal.
Tanaman pun rentan terhadap serangan hama karat daun. Sedangkan bila
suhu terlalu rendah pertumbuhannya lambat, akan banyak cabang-cabang
sekunder dan tersier yang menganggu pertumbuhan buah.
Di Indonesia, tanaman kopi arabika hanya bisa tumbuh dengan baik
di ketinggian 1.000-2.000 mdpl. Tanaman tersebut masih bisa tumbuh di
dataran lebih rendah, hanya saja pertumbuhannya tidak optimal dan
mudah terserang penyakit karat daun. Secara umum kopi arabika
membutuhkan curah hujan 1.500-2.500 mm/tahun. Dengan bulan kering
tidak lebih dari 3 bulan dalam setahun. Suhu udara yang dikehendaki
tanaman ini ada pada kisaran 15-25°C.

2. Kopi Robusta
Kopi ini dapat tumbuh pada ketinggian 1.700 m dari permukaan laut
dan dapat juga tumbuh di ketinggian yang lebih rendah dibandingka dengan
lokasi perkebunan arabika. Jenis kopi ini berasal dari Afrika (Aak,
1980).Kopi robusta juga disebut kopi Canephora. Kopi robusta memiliki biji
yang agak bulat, lengkungan biji lebih tebal dibandingkan kopi arabika dan
garis tengah dari atas kebawah hampir rata (Panggabean, 2012).

Gambar 2. kopi Robusta


a. Ciri-ciri Kopi Robusta

15
            Secara ringkas kopi robusta mempunyai sebagian ciri-ciri :
 Habitus perdu, tahunan, tinggi 5 meter.
 Batang berkayu, keras, putih keabu-abuan.
 Daun tunggal, bulat telur, panjang 5-15 cm, lebar 4-6.5 cm.
 Bunga majemuk, mahkota berbentuk bintang.
 Buah diameter 5 mm, warna hijau setelah tua kemerahan.
 Biji bulat telur, berbelah dua, keras .
 Akar tunggang, kuning muda.

b. Habitat Tumbuh Kopi Robusta


            Kopi robusta tumbuh dengan baik pada ketinggian 0-900 mdpl.
Namun idealnya ditanam pada ketinggian 400-800 mdpl. Suhu rata-rata
yang dibutuhkan tanaman ini sekitar 26°C dengan curah hujan 2000-
3000 mm/tahun. Tanaman ini tumbuh dengan baik pada tanah yang
memiliki tingkat keasaman (pH) sekitar 5-6,5.

3. Kopi liberika
Kopi liberika berasal dari Angola dan masuk ke Indonesia sejak tahun
1965.Meskipun sudah cukup lama penyebarannya tetapi hingga saat ini
jumlahnya masih terbatas karena kualitas buah yang kurang bagus dan
rendemennya rendah (Najiyati dan Danarti, 2001). Jenis Liberika antara
lain: kopi abeokutae, kopi klainei, kopi dewevrei, kopi excelsa dan kopi
dybrowski. Diantara jenis-jenis tersebut pernah dicoba di Indonesia tetapi
hanya satu jenis saja yang diharapkan ialah jenis excels (Agri Akraris
Kanisius, 1988).

16
Gambar 3 Kopi Liberika

a. Ciri-ciri Kopi Liberika


Secara ringkas kopi liberika mempunyai sebagian ciri-ciri :
 Ukuran daun, cabang, bunga, buah serta pohon semakin besar
dibanding kopi Arabika serta robusta.
 Cabang primer bisa bertahan lebih lama serta dalam satu buku bisa
keluar bunga atau buah kian lebih satu kali.
 Agak sensitif pada penyakit HV.
 Kualitas buah relatif rendah.
 Produksi tengah, (4,5 kg/ha/th) dengan rendemen ± 12%.
 Berbuah sepanjang tahun.
 Ukuran buah tak rata/tak seragam.
 Tumbuh baik di dataran rendah.
b. Tempat Tumbuh Kopi Liberika
Kopi liberika tumbuh baik di daerah tropis dataran rendah dengan
ketinggian 400-600 mdpl. Namun masih tetap dapat tumbuh serta
berbuah sampai ketinggian 1200 mdpl. Suhu ideal pertumbuhannya ada
pada kisaran 27-30ºC dengan curah hujan 1500-2500 mm/tahun.
Tanaman ini dapat tumbuh dengan baik pada tempat yang tersinari
penuh maupun dibawah naungan pohon lain. Kopi liberika juga
mempunyai toleransi tinggi pada tanah yang kurang subur. Type tanaman
ini dapat tumbuh diatas tanah lempung sampai tanah berpasir dan tahan
pada kekeringan ataupun cuaca basah.

17
4. Kopi Excelsa
Kopi excelsa ditemukan pertama kali pada tahun 1905 oleh August
Chevalier, seorang botanis dan ahli taxonomi asal Perancis. Dia menemukan
kopi ini di sekitar aliran Sungai Chari tidak jauh dari Danau Chad di Afrika
Barat.Mulanya tanaman ini disebut Coffea excelsa, kadang-kadang disebut
juga sebagai Coffea dewevrei.
Dikemudian hari kopi ini tidak dianggap sebagai spesies tersendiri
melainkan digolongkan sebagai varietas kopi liberika dengan nama
ilmiah Coffea liberica var. dewevrei.  Hingga saat ini klasifikasi dan nama
ilmiah kopi excelsa masih diperdebatkan, tak heran bila kopi ini memiliki
banyak nama sinonim.

Gambar 4. Kopi Excelsa


Kopi excelsa tidak banyak diperdagangkan, dimana lebih dari 90%
perdagangan kopi dunia
didominasi
jenis arabika dan r obusta.
Sehingga
budidayanya juga dilakukan secara terbatas. Di Indonesia kopi excelsa bisa
ditemukan di perkebunan kopi dataran rendah seperti Jambi dan Kepulauan
Riau.

a. Ciri-ciri Kopi Excelsa


Untuk mengidentifikasi tanaman kopi, kita dapat melihat 3 bagian
utama, yaitu daun, cabang, dan buah. Berikut ini adalah ciri fisik dari
tanaman kopi jenis excelsa yang berasal Pulau Meranti, Kepulauan Riau:

18
 Daun tanaman excelsa memiliki panjang 15,2 hingga 24 cm dan
lebarnya 17,3 hingga 24 cm. Daunnya membulat denfan ujung tumpul
dan pangkal yang meruncing. Tepi daun nampak rata namun jika dilihat
dari permukaan akan bergelombang.
 Batang pohon kopi excelsa bercabang primen dan beragam jumlahnya,
yaitu sekitar 3 hingga 12 cabang. Akan tetapi rata-rata cabang tanaman
adalah 8 cabang. Cabang primer merupakan faktor penentu
produktivitas buah. Cabang primer yang semakin banyak maka
berpotensi menghasilkan buah yang banyak.
 Tumbuhan excelsa memiliki buah yang berukuran 2,9 hingga 3,5 cm
dengan diameter 1,9 hingga 2,1 cm. Biji yang terdapat dalam buah kopi
berukuran 2,1 hingga 2,3 cm dengan diameter 1,6 hingga 1,8 cm.
Tanaman excelsa berbuah bergerombol yang disebut dompol bagi setiap
gerombolan. Dalam satu dompol umumnya terdapat 4 sampai 17 buah
kopi. Pada satu cabang tanaman umumnya terdapat 10 dombol dengan
jarak 2,2 hingga 4,7 cm.
b. Habitat Tumbuh Kopi Excelsa
Tanaman kopi excelsa cocok dikembangkan pada ketinggian lahan
mulai 0-750 meter di atas permukaan laut. Idealnya ditanam di daerah
beriklim tropis dengan curah hujan sedang. Pada tingkat curah hujan
tinggi tanaman ini akan lebih mengembangkan kayunya dibanding
buahnya.
Untuk bisa berbunga excelsa memerlukan waktu satu hingga dua
bulan dengan curah hujan dalam setahun. Tanaman ini diketahui tahan
terhadap penyakit karat daun, Hemileia vastratrix (HV). Produktivitas
kopi excelsa mencapai 1,2 ton per hektar.

H. Pembibitan
a. Pembibitan secara generatif (benih)
a. Benih diperoleh dari produsen yang sudah mendapat SK
Menteri Pertanian sebagai produsen.

19
b. Pembuatan bedengan pesemaian
1) Tempat datar, berdrainase baik dan dekat sumber air. Tanah bebas
dari nematoda parasit dan cendawan akar kopi.
2) Dibuat arah Utara-Selatan, lebar bedeng 80-120 cm, panjang
disesuaikan menurut kebutuhan.
3) Tanah dicangkul kemudian dibersihkan dari sisa-sisa akar dan
rumput.
4) Bedengan ditinggikan + 20 cm menggunakan tanah subur dan
gembur, di atasnya ditambah lapisan pasir halus setebal 5 cm. Pinggirnya
diberi penahan dari bambu atau bata merah agar tanah tidak longsor.
5) Untuk mencegah nematoda parasit, dilakukan fumigasi dengan
Vapam 100 ml/10 lt air untuk setiap m2 bedengan. Bedengan ditutup
plastik selama 7 hari, kemudian benih boleh disemaikan.
6) Bedengan diberi atap/naungan berupa alang-alang, daun tebu,
kelapa, dll, tinggi sebelah Barat 120 cm, sebelah Timur 180 cm.
c. Penyemaian biji
1)Sebelum biji disemai, bedengan disiram air sampai jenuh.
2)Penyemaian benih dilakukan dengan membenamkan biji
sedalam + 0,5 cm; permukaan benih yang rata menghadap
ke bawah. Jarak tanam benih 3 cm x 5 cm.
3)Setelah benih tertata di atas bedengan, di atasnya ditaburi
potongan jerami atau alang-alang kering, agar terlindung
dari sengatan matahari maupun curahan air siraman.
d. Penanaman dalam polibeg
1) Ukuran kantong plastik 15 cm x 25 cm, tebal 0.08 mm,
diberi lubang 15 buah. Ukuran kantong ini cukup untuk
varietas Kartika. Untuk varietas lain ukuran kantong perlu
disesuaikan.
2) Kantong plastik di isi media dan disiram hingga basah,
kemudian diatur/ditata di bedengan dengan jarak antar
kantong + 7 cm, sehingga dengan lebar bedengan 120 cm
dapat diletakkan enam baris kantong plastik. 3) Pilih benih

20
yang tumbuhnya normal dan sehat, akarnya dipotong 5-7,5
cm dari pangkal.
3) Benih ditanam dalam polibeg dengan melubangi media
(ditugal) sedalam + 10 cm; tanah dipadatkan agar akar tidak
menggantung (tanah berongga). Diusahakan agar akar tidak
terlipat/bengkok.
e. Pemeliharaan benih
1) Intensitas cahaya di pembenihan + 25%. Secara bertahap
intensitas cahaya dinaikkan dengan membuka naungan sedikit
demi sedikit.
2) Penyiraman disesuaikan dengan kondisi kelembaban
lingkungan.
3) Media digemburkan setiap dua bulan sekali.
4) Pemupukan sesuai umur benih, pupuk dibenamkan atau
dilarutkan dalam air. Dosisnya, umur 1-3 bulan = 1 g Urea + 2
g TSP + 2 g KCl, umur 3-8 bulan = 2 g Urea. Urea diberikan 2
minggu sekali, apabila berupa larutan diberikan dengan
konsentrasi 0.2% sebanyak 50-100 ml/benih/2-minggu.
5) Pengendalian hama penyakit dan gulma dilakukan secara
manual atau kimiawi. Hama yang sering menyerang Benih
kopi yaitu ulat kilan, belalang dan bekicot. Penyakit yang
sering dijumpai yaitu penyakit rebah batang (Rizoctonia
solani).
6) Benih siap tanam umur 10-12 bulan dari penyemaian.

b. Pembibitan secara vegetatif


a. Pembenihan secara sambungan
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan sambungan,
yaitu ketegapan batang bawah, bahan entres, kebersihan sarana,
waktu dan keterampilan tenaga penyambung.
b. Sambungan fase serdadu

21
1) Batang bawah dan batang atas menggunakan benih stadium
serdadu atau kepelan.
2) Penyambungan dilakukan menggunakan metode celah. Pada
bagian atas dari batang bawah (+ 5 cm di leher akar) dibuat
celah + 1 cm. Bagian bawah dari batang atas (+ 4 cm dari
daun kepel) disayat miring pada kedua sisinya sehingga
membentuk huruf V. Batang disisipkan pada celah yang telah
dibuat pada batang bawah.
3) Bagian kambium batang atas dan batang bawah harus
bersatu. Setidaknya salah satu sisi dari bidang pertautan
batang atas dan batang bawah harus diusahakan lurus.
4) Penyambungan juga dapat dilakukan dengan cara menyayat
miring baik batang atas maupun batang bawah pada salah
satu sisinya kemudian dipertautkan.
5) Pengikatan dilakukan menggunakan parafilm sedemikian
hingga bagian sayatan tertutup rapat.
6) Sebelum penanaman akar tunggang yang terlalu panjang
ujungnya dipotong dengan gunting.
7) Setelah penanaman dilakukan penyungkupan secara kolektif
seperti pada praktek penyetekan kopi.
8) Frekuensi penyiraman 1-2 hari sekali tergantung keadaan.
Waktu penyiraman sebaiknya dilakukan pagi hari dengan
cara membuka salah satu sisi sungkup dan ditutup kembali,
sebaiknya penyiraman menggunakan knapsack sprayer.
9) Dua minggu setelah penyambungan dilakukan pemeriksaan
hasil sambungan. Sambungan jadi ditandai dengan tidak
layunya benih sambungan.
10) Setelah dua minggu dilakukan hardening (penjarangan)
secara bertahap. 11) Benih hasil sambungan yang telah
mengalami hardening dilakukan pemeliharaan sampai
dengan siap tanam seperti pada pemeliharaan benih pada
umumnya.

22
c. Sambungan fase benih
1) Menyiapkan entres untuk batang atas dan benih siap
sambung sebagai batang bawah. Kriteria benih siap sambung
ukuran batang sebesar pensil.
2) Penyambungan dilakukan dengan sistem celah.
3) Daun batang bawah tidak boleh dihilangkan, tetapi disisakan
1-3 pasang daun. Daun batang atas “dikupir” (dipotong
sebagian).
4) Usahakan batang bawah dan batang atas besarnya sama.
Apabila ukuran batang atas dan batang bawah tidak sama,
maka salah satu sisinya harus lurus.
5) Sambungan diikat dengan tali (rafia, benang goni, pelepah
pisang, mendong atau plastik).
6) Sambungan diberi sungkup kantong plastik transparan,
pangkal sungkup diikat agar kelembaban dan penguapan
terkendali serta air tidak masuk.
7) Penyambungan harus dilakukan dengan cepat, cermat dan
bersih.
8) Selama + 2 minggu setelah sambung harus dihindari dari
penyinaran matahari langsung.
9) Pengamatan hasil sambungan dilakukan setelah dua minggu,
apabila warna tetap hijau berarti sambungan berhasil dan
apabila berwarna hitam berarti gagal.
10) Sungkup dibuka/dilepas apabila tunas yang tumbuh cukup
besar.
11) Tali ikatan dibuka apabila pertautan telah kokoh dan tali
ikatan mulai mengganggu pertumbuhan batang.
12) Tunas yang tumbuh dari batang atas dipelihara satu yang
paling sehat dan kekar. Pemilihan dilakukan setelah tunas
tumbuh cukup besar.

23
I. Penanaman
1. Pembuatan lubang tanam
a. Ukuran lubang tanam yaitu 60 cm x 60 cm x 40 cm, berbentuk
trapesium.
b. Lokasi pembuatan lubang tanam pada ajir yang telah ditentukan
sesuai dengan jarak tanam.
c. Lubang tanam sebaiknya dibuat 6 bulan sebelum penanaman.
d. Tanah galian lapisan atas dan bawah dipisahkan. Tanah galian
lapisan atas ditempatkan di sebelah kiri dan tanah galian lapisan bawah
di sebelah kanan.
e. Tiga bulan sebelum tanam, lubang tanam ditutup 2/3 bagian
dengan tanah lapisan atas dicampur dengan bahan organik/pupuk
kandang/kompos.
f. Ajir di pasang kembali di tengah lubang tanam tersebut.
2. Pelaksanaan penanaman
a. Benih ditanam setelah pohon penaung berfungsi baik dengan kriteria
intensitas cahaya yang diteruskan 30-50% dari cahaya langsung.
b. Digunakan benih yang sudah siap salur, pertumbuhannya sehat
(kekar). Kriteria benih siap salur telah memiliki 6-8 pasang daun
normal dengan sepasang cabang primer.
c. Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, hindari penanaman
pada waktu panas terik.
d. Sebelum penanaman lubang tanam dipadatkan, kemudian tanah
dicangkul sedalam + 30 cm.
e. Akar tunggang yang terlalu panjang dipotong, sedangkan untuk
benih dalam polibeg dilakukan dengan memotong bagian dasar
polibeg + 2-3 cm dari bawah.
f. Benih ditanam sebatas leher akar, tanah dipadatkan kemudian
polibeg yang telah disobek dengan parang/arit ditarik keluar.
g. Penutupan lubang tanam dibuat cembung agar tidak terjadi genangan
air.

24
h. Tanaman yang mati segera dilakukan penyulaman selama musim
hujan.

J. Pemupukan

a. Manfaat pemupukan

a. Memperbaiki kondisi dan daya tahan tanaman terhadap


perubahan lingkungan yang ekstrim, seperti kekeringan dan
pembuahan terlalu lebat (over bearing).

b. Meningkatkan produksi dan mutu hasil.

c. Mempertahankan stabilitas produksi yang tinggi.

b. Kebutuhan pupuk

a. Kebutuhan pupuk dapat berbeda-beda antar lokasi, stadia


pertumbuhan tanaman/umur dan varietas.

b. Secara umum pupuk yang dibutuhkan tanaman kopi ada 2 jenis,


yaitu pupuk organik dan pupuk an-organik.

c. Pelaksanaan pemupukan harus tepat waktu, tepat jenis, tepat dosis


dan tepat cara pemberian.

d. Diutamakan pemberian pupuk organik berupa kompos, pupuk


kandang atau limbah kebun lainnya yang telah dikomposkan.

e. Dosis aplikasi pupuk organik yaitu 10-20 kg/pohon/tahun.

f. Pupuk organik umumnya memberikan pengaruh yang sangat


nyata pada tanah yang kadar bahan organiknya rendah (<
3,5%).

g. Pupuk organik tidak mutlak diperlukan pada tanah yang kadar


bahan organiknya > 3,5%.

25
h. Pupuk diberikan setahun dua kali, yaitu pada awal dan pada akhir
musim hujan. Pada daerah basah (curah hujan tinggi), pemupukan
sebaiknya dilakukan lebih dari dua kali untuk memperkecil resiko
hilangnya pupuk karena pelindian (tercuci air).

i. Jika digunakan pupuk tablet yang lambat tersedia (PMLT),


pemupukan dapat dilakukan sekali setahun.

j. Cara pemberian pupuk yaitu sebagai berikut : pupuk diletakkan


secara alur melingkar 75 cm dari batang pokok, dengan
kedalaman 2-5 cm.

k. Beberapa jenis pupuk dapat dicampur, sedangkan beberapa jenis


pupuk lainnya tidak dapat dicampur.

K. Pemangkasan

Ada beberapa jenis pangkasan, yaitu:

1. Pangkasan batang tunggal

Pemangkasan tanaman kopi Arabika maupun kopi Robusta di


Indonesia dapat menggunakan sistem batang tunggal maupun sistem
batang ganda. Namun saat ini di Indonesia hanya menerapkan sistem
pemangkasan batang tunggal, sehingga dalam pedoman ini hanya akan
membahas pemangkasan batang tunggal.

2. Pangkasan bentuk

Langkah-langkah yang perlu dilakukan dalam pangkasan bentuk, yaitu :

a. Batang tanaman TBM atau TM I yang mempunyai ketinggian + 1


m dipenggal dan tiga cabang primer dipotong/disunat pada ketinggian 80-
100 cm sebagai unit tangan “Etape I” pemotongan/sunat cabang dilakukan
pada ruas ke 2-3 dan pasangan cabang primer yang disunat dihilangkan.

26
b. Tunas yang tumbuh pada cabang primer yang telah disunat
dilakukan pemotongan/sunat ulang secara selektif (dipilih yang kokoh).

c. Semua wiwilan yang tumbuh pada batang dihilangkan agar


percabangan kuat.

d. Setelah batang dan dan cabang-cabang pada tangan “Etape I”


tumbuh kuat, satu wiwilan yang tumbuh di bagian atas dipelihara sebagai
“bayonet” dan 2-3 cabang plagiotrop terbawah dihilangkan, kemudian
dilakukan pembentukan calon tangan “Etape II” pada ketinggian 120-140
cm dengan cara sama seperti pada proses pembentukan tangan “Etape I”
tetapi arahnya berbeda.

e. Setelah tangan “Etape II” terbentuk, dibuat tangan “Etape III” pada
ketinggian 160-180 cm. Perlakuannya seperti pembentukan tangan-tangan
”Etape I” dan “Etape II”, sehingga terbentuk pangkasan jika dilihat dari
atas berbentuk seperti logo mobil merek Mercedes Benz (“Merci”).

L. Pengelolaan Penaung

1. Penaung sementara

a. Pada awal musim hujan penaung sementara dikurangi (dirempes)


agar tidak terlalu rimbun dan ditempatkan di sekeliling batang.

b. Moghania dapat dipelihara sebagai tanaman penguat teras atau


didongkel setelah tanaman kopi berumur empat tahun (mulai
menghasilkan).

c. Tephrosia sp. dan Crotalaria sp. akan mati sendiri setelah berumur
dua tahun.

d. Sebagai tanaman penguat teras Moghania harus dipangkas secara


periodik tiap empat bulan sekali.

2. Penaung tetap

27
a. Percabangan paling bawah penaung tetap, termasuk penaung
produktif, diusahakan 1-2 m di atas pohon kopi untuk memperlancar
peredaran udara dan masuknya cahaya. Agar percabangan segera
mencapai tinggi yang dikehendaki cabang-cabang di bagian bawah
harus sering dibuang.

b. Dilakukan penjarangan penaung secara sistematis apabila pohon


kopi telah saling menutup dan tumbuh baik. Populasi akhir
dipertahankan sebanyak 400-600 ph/ha.

M. Pengendalian Hama Terpadu (PHT)

1. Nematoda parasit (Pratylenchus coffeae dan Radopholus similis)

a. Gejala : tanaman kopi yang terserang kelihatan kerdil, daun


menguning dan gugur. Pertumbuhan cabang-cabang primer terhambat
sehingga hanya menghasilkan sedikit bunga, buah prematur dan banyak
yang kosong. Bagian akar serabut membusuk, berwarna coklat atau
hitam. Pada serangan berat tanaman akhirnya mati.

b. Pada pembukaan tanaman baru dan sulaman sebaiknya


menggunakan bahan tanam tahan berupa batang bawah BP 308.

c. Pada tanaman yang terserang dilapang diaplikasi dengan pupuk


kandang 10 kg/pohon/6 bulan dan jamur Paecilomyces lilacinus strain
251, sebanyak 20 g/pohon/6 bulan.

2. Penggerek Buah Kopi (PBKo) / Hypothenemus hampei

a. Pengendalian secara kultur teknis

Memutus daur hidup PBKo, meliputi tindakan:

1) Petik bubuk, yaitu mengawali panen dengan memetik semua buah


masak yang terserang PBKo 15-30 hari menjelang panen besar.

28
2) Lelesan, yaitu pemungutan semua buah kopi yang jatuh di tanah
baik terhadap buah terserang maupun buah tidak terserang.

3) Racutan/rampasan, yaitu memetik seluruh buah yang ada di pohon


pada akhir panen.

4) Semua buah hasil petik bubuk, lelesan dan racutan direndam dalam
air panas suhu 60 oC selama + 5 menit.

5) Pengaturan naungan untuk menghindari kondisi pertanaman terlalu


gelap yang sesuai bagi perkembangan PBKo.

b. Pengendalian secara biologi

Menggunakan parasitosid dan jamur patogen serangga (Beauveria


bassiana). Aplikasi B. bassiana dianjurkan dengan dosis 2,5 kg biakan
padat atau 100 g spora murni per hektar selama tiga kali aplikasi per
musim panen.

c. Penggunaan tanaman yang masak serentak

1) Arabika : Varietas dan USDA 762.

2) Robusta : Kombinasi klon BP 42, BP 288 dan BP 234 (dataran


rendah). Kombinasi klon BP 42, BP 358 dan BP 409 (dataran tinggi).

2. Penyakit karat daun pada kopi Arabika / Hemileia vastatrix

a. Pengendalian secara hayati, menanam varietas kopi Arabika yang


tahan atau toleran, misalnya lini S 795 , USDA 762 dan Andungsari 2K.

b. Pengendalian secara kultur teknik, dengan memperkuat kebugaran


tanaman melalui pemupukan berimbang, pemangkasan dan pemberian
naungan yang cukup.

29
N. Panen dan Pasca Panen

1. Panen

a. Biji kopi yang bermutu baik dan disukai konsumen berasal dari buah k
opi yang sehat, bernas dan petik merah.

b. Ukuran kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah tel
ah merah.

c. Buah kopi masak mempunyai daging buah lunak dan berlendir serta m
engandung senyawa gula yang relatif tinggi sehingga rasanya manis. S
ebaliknya, daging buah muda sedikit keras, tidak berlendir dan rasanya
tidak manis karena senyawa gula belum terbentuk secara maksimal, se
dangkan kandungan lendir pada buah yang terlalu masak cenderung be
rkurang karena sebagian senyawa gula dan pektin sudah terurai secara
alami akibat proses respirasi.

d. Pemanenan buah yang belum masak (buah warna hijau atau kuning) da
n buah lewat masak (buah warna hitam) atau buah tidak sehat akan me
nyebabkan mutu fisik kopi biji menurun dan citarasanya kurang enak.

e. Buah yang telah dipanen harus segera diolah, penundaan waktu pengol
ahan akan menyebabkan penurunan mutu secara nyata.

2. Penanganan Pascapanen

Ada dua cara pengolahan buah kopi, yaitu pengolahan cara kering
dan pengolahan cara basah, perbedaan kedua cara pengolahan tersebut terl
etak pada adanya penggunaan air yang diperlukan untuk kulit buah maupu
n pencucian. Pengolahan cara kering ada dua macam, yaitu tanpa pemecah
an buah dan dengan pemecahan buah. Demikian juga pada pengolahan bas
ah dibedakan dua macam, yaitu pengolahan basah giling kering dan pengol
ahan basah giling basah. Disarankan buah masak yang telah dipanen diola
h secara basah agar mutunya lebih baik.

30
BAB III
METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan Magang tentang budidaya kopi organic dari hulu sampai
hilir di desa perjuangan desa dampingan dari pt petrasa pada bulan juni .

B. Materi Kegiatan
1. Perencanaan Penelitian tentang budidaya kopi organic
2. Budidaya kopi organic
8. Pembibitan
9. Penanaman
10. Perawatan
3. Aspek teknologi dan manajerial
4. Aspek segmen dan pemasaran produk

C. Prosedur Pelaksanaan
Pelaksanakan PKL di lapangan dilakukan oleh mahasiswa sesuai perencanaan
di proposal. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah:

1. Identifikasi lokasi penelitian tentang budidaya kopi organic dari hulu


sampai hilir .
2. Melaksanakan budidaya tanaman kopi yang meliputi :
a. Mekanisme pembibitan tanaman kopi secara generatif secara baik dan
benar
b. Mekanisme tahapan penanaman tanaman kopi di lapangan
c. Melalukan proses pemeliharaan seperti :
1) Pemupukan dengan pupuk yang baik
d. Perawatan kopi
e. Melakukan penelitian pertumbuhan kopi organic
3. Menganalisis pemasaran penjualan biji kopi

31
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Sejarah Dan Latar Belakang D’’pinagar kopi


Kopi adalah salah satu minuman yang sangat banyak
penikmatnya , dari yang tua sampai yang muda. Selain kopi yang memiliki
ciri khas sendiri menjadi daya tarik masyarakat untuk menikmati segelas
kopi hangat yang di nikmati di bawah mentari pagi, yang mengukir sebuah
kengan bersama. Di Indonesia kopi sangat begitu popular bagi masyarakat
luas. Apalagi di daerah dairi kopi adalah minuman khas masyarakat dan
daerah dairi sangat lah cocok untuk bercocok tanam kopi, maka dari
kekayaan alam dairi sekelompok petani daerah laepinagar membentuk
kelompok dan menekuni budidaya kopi dari hulu sampai hilir. Karena
kecintaan mereka dengan kopi dairi yang telah hilang di makan oleh
zaman maka mereka bertekat untuk mengembalikan nama baik kopi dairi.
D’’pinagar kopi adalah kopi arabika yang di budidayakan dan diolah
langsung oleh petani desa laepinagar, sumbul yang berada di ketinggian
1460 mdpl.
Seperti nama desa nya yaitu desa perjuangan maka dari itu petani
desa perjuangan sangat mempertjuangankan tumbuh kembangnya kopi
dengan sangat tulus dan di lakukan secara organic. Dan kopi d’’pinagar ini
adalah salah satu kopi dairi yang memiliki kualitas yang baik.
Aroma kopi dairi tidak lagi di ragukan karena dari cara budidaya
hingga pengolahan di lakukan dengan sebaik baik nya. Dan para petani d
pinagar sangat berharap agar kopi dairi kembali muncul di kalangan
masyarakat. Karena perjuangan kami adalah bagian dari cerita anda.

B. Pembibitan kopi D’’pinagar


Keberhasilan budidaya tanaman kopi di tentukan oleh kualitas
benihnya. Oleh karena itu pilih benih dari tanaman yang sudah di seleksi

32
sehingga sifat unggulnya tidak tercemar. Tidak di sarankan untuk
mengambil benih dari tanaman kopi yang keunggulan nya masih di
ragukan.
Secara umum terdapat dua macam perbanyakan tanaman kopi,
yakni perbayakan generative dan vegetative. Perbanyakan yang di lakukan
di kopi D’’pinagar adalah
a. perbanyakan generative,
yaitu menyemaikan secara langsung benih kopi yang unggul.

1. Menyeleksi benih tanaman kopi


Pertama yang kita lakukan adalah memilih tanaman
induk yang produktif. Tanaman tersebut harus
dalam keadan sehat, tahan terhadap serangan hama
dan penyakit . tanaman induk sebaiknya diambil
dari hasil persilangan pertama.
Petik buah kopi yang berwarna merah dan telah
masak, lalu lakukan sortasi dengan hanya memilih
buah superior yang telah masak sempurna, mulus,
tidak cacat, tidak terserang hama dan penyakit dan
ukuran normal.

2. penanganan benih kopi


Kupas kulit buah tanpa mengupas kulit tanduk
lalu lakukan sortasi terhadap berat,bentuk, ukuran
benih. Kemudian keringkan dan angina anginkan
selama dua hari, hindari terkena matahari secara
langsung. Setelah itu rendam dengan fungisida
sekitar 5 menit.

3.perkecambahan benih kopi


Siapkan terlebih dahulu media persemaian, pilih
tempat yang ternaungi pohon peneduh. Buat

33
bedengan dengan lebar satu meter, panjang nya
menyesuakan. Lapisi bedengan dengan pasir halus
setebal 5cm. untuk menghindari jamur taburi
dengan furadam.
Benamkan kopi secara berbasis dengan
kedalaman 0,5-1cm. jarak tanam untuk benih kopi 5
cm antar larik 3 cm antar baris dalam larikan 3x5.
Benamkan benih kopi dengan bagian punggung
menghadap ke atas. Kemudian brikan potongan
jerami atau alang-alang sebagai mulsa untuk
menjaga kelembapan areal tanam. Siram bedengan
sebanyak dua kali sehari yaitu pagi dan sore. Benih
kopi erkecambah pada umur 4-8 minggu. Kecambah
baru bisa di pindahkan setelah masuk dalam fase
kepelan yaitu telah berdaun dua. Kepelan akan
keluar pada umur 2-3 bulan.

4. Pemindahan bibit ke polibag


Siapkan tempat pembibitan, buat naungan dari
paranet satu lapis untuk mencegah terik matahari
san air hujan secara langsung. Kemudian siapkan
polibag, isi dengan media tanam terdiri dari
pasir,kompos, dan tanah dengan perbandingan 1:2:1
letakkan polibag ke tempat pembibitan. pindahkan
kecambah yang sudah tahap kepelan ke dalam
polibag. Cara memindahkan kecambah adalah
dengan mencungkil beserta tanahnya, bukan
mencabut akarnya, pada saat ini bisa juga di
lakukan tahap sortasi, pilih benih yang berakar
lurus.tahap selanjutnya adalah perawatan bibit
tanaman kopi, lakukan penyiraman tanaman kopi
sebanyak dua kali tergantung kelembapan tanah.

34
Pupuk susulan minimal di lakukan pada bulan ke 3
dan ke 5. Bibit tanaman kopi bisa di tanam ke areal
perkebunan setelah berumur 8-9 bulan.

b. Pembibitan secara vegetatif


1. Pembenihan secara sambungan
Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberhasilan sambungan,
yaitu ketegapan batang bawah, bahan entres, kebersihan sarana,
waktu dan keterampilan tenaga penyambung.

2. Sambungan fase serdadu


a. Batang bawah dan batang atas menggunakan
benih stadium serdadu atau kepelan.

b. Penyambungan dilakukan menggunakan


metode celah. Pada bagian atas dari batang bawah
(+ 5 cm di leher akar) dibuat celah + 1 cm. Bagian
bawah dari batang atas (+ 4 cm dari daun kepel)
disayat miring pada kedua sisinya sehingga
membentuk huruf V. Batang disisipkan pada celah
yang telah dibuat pada batang bawah.

c. Bagian kambium batang atas dan batang


bawah harus bersatu. Setidaknya salah satu sisi dari
bidang pertautan batang atas dan batang bawah harus
diusahakan lurus.

d. Penyambungan juga dapat dilakukan dengan


cara menyayat miring baik batang atas maupun
batang bawah pada salah satu sisinya kemudian
dipertautkan.

e. Pengikatan dilakukan menggunakan parafilm


sedemikian hingga bagian sayatan tertutup rapat.

35
f. Sebelum penanaman akar tunggang yang
terlalu panjang ujungnya dipotong dengan
gunting.

g. Setelah penanaman dilakukan


penyungkupan secara kolektif seperti pada praktek
penyetekan kopi.

h. Frekuensi penyiraman 1-2 hari sekali


tergantung keadaan. Waktu penyiraman sebaiknya
dilakukan pagi hari dengan cara membuka salah
satu sisi sungkup dan ditutup kembali, sebaiknya
penyiraman menggunakan knapsack sprayer.

i. Dua minggu setelah penyambungan dilakukan


pemeriksaan hasil sambungan. Sambungan jadi
ditandai dengan tidak layunya benih sambungan.

j. Setelah dua minggu dilakukan hardening


(penjarangan) secara bertahap.

k. Benih hasil sambungan yang telah mengalami


hardening dilakukan pemeliharaan sampai dengan
siap tanam seperti pada pemeliharaan benih pada
umumnya.

C. PENANAMAN

Penanaman yang dilakukan di D" pinagar Kopi


 Jarak tanam budidaya kopi yang dianjurkan adalah 2,5×2,5 meter
untuk arabika. Jarak tanam ini divariasikan dengan ketinggian
lahan. Semakin tinggi lahan semakin jarang dan semakin rendah
semakin rapat jarak tanamnya.

36
 Lubang Tanam yang dibuat 3 bulan sebelum tanam. Ukuran lubang
anjuran yaitu 60 x 60 x 60 cm, Kemudian saat memasuki umur 2-3
minggu di berikan pupuk kandang.

D. Pemupukan

Pemupukan di D’’pinagar kopi hanya memakai pupuk organik karena


D’’pinagar kopi adalah petani kopi organik yang biasanya memakai pupuk
kandang dan membuat poc sendiri. pengkomposan di lakukan dua kali setahun
dengan dosis satu karung kompos untuk dua pohon kopi.

E. Pemangkasan

Pemangkasan D’’pinagar terbagi menjadi 2, yaitu pangkas bentuk dan pangkas


produksi :

1. Pangkas Bentuk

Pemangkasan bentuk dilakukan pada tanaman berumur 1-3 tahun.


Tinggi ideal tanaman yaitu 1,5-1,8 m. Pangkas bentuk di lakukan agar
memiliki tinggi ideal agar pengambilan biji kopi nantinya akan mudah.
Pemangkasan bentuk dilakukan dengan memotong bagian atas tumbuhan
miring dan bekas potongan menghadap matahari.

2. Pangkas Produksi

Prinsip dasar Pemangkasan produksi :


 Pembuangan tunas air (wiwilan) yang tumbuh keatas.
 Pembuangan cabang sumsang (cabang balik).
 Pembuangan cabang bintang.
 Pembuangan cabang gantung (cabang lidi)
 Pembuangan cabang mati (cabang yang terserang hama dan
penyakit)

37
 Pemangkasan Rejuvinasi (peremajaan)

Pangkas produksi bertujuan untuk mempertahankan keseimbangan


kerangka tanaman yang telah diperoleh pada pemangkasan bentuk dan
menyediakan cabang-cabang buah produktif dalam jumlah yang cukup.
Pangkas produksi dilakukan dengan memilih cabang produksi yang
produktif agar produksi dan tingkat kematangan buah baik, dengan
memotong dan memilih cabang nutrisi untuk menghasilkan buah kopi
seimbang sehingga tidak adanya persaingan antara batang.

F. Pengolaan Penaung

D’’pinagar kopi dalam proses pengelolaan penaungnya sudah cukup


baik. Penaung yang di gunakan adalah lamtoro gong. Dengan jarak yang di
gunakan adalah 6m. dan penaung di tanam sebelum penanaman kopi. Dan
penaung di lakukan pemangkasan setekah dua tahun agar tanah tidak
terlalu lembab dan sinar matahari dapat masuk ke dalam kopi.

G. Pengendalian Hama Dan Penyakit

Terdapat Beberapa Hama dan penyakit di D’’pinagar kopi berserta


Pengendalianya :
1. Hama
Hama adalah organisme yang merusak bagian dari tanaman, berikut
beberapa hama yang terdapat di D’’pinagar kopi
 Daun menjadi hitam
Kutu putih (Ferrisia virgata) menghisap cairan dari tanaman kopi
dengan mulut yang seperti jarum. Kototran kutu putih mengandung
gula dari tanaman, jika kotoran dibuang pada daun kopi maka jamur
tersebut muncul dan menjadi hitam, sehingga daun tertutupi oleh
jamur hitam tersebut. Gejala yang ditimbulkan adalah daun kopi sulit
melakukan proses fotosintesis sehingga pengambilan nutrisis dari

38
matahari terhambat. Pengendalian cukup dengan menggunakan
perangkap yang memanfaatkan predator alami.
c. Daun Berlubang
Daun yang diserang oleh ulat daun ini memakan dan menggerek
daun hingga berlubang dan meninggalkan bekas, sehingga proses
fotosintesis pada tanaman kopi menjadi terhambat. Maka tindakan
yang dilakukan adalah memotong daun tersebut yang terserang dan
mengutip hama ulat daun yang terlihat ditanaman kopi. Cara ini
cukup memberikan perubahan bagi tanaman kopi.

2. Penyakit

Terdapat beberapa penyakit yang terdapat diD’’pinagar kopi :

1. Penyakit Karat daun (Hemileia vastarix),


Penyakit karat daun disebabkan oleh parasit atau cendawan
Hemilaia vastarix pada daun ini sangat mengganggu metabolisme
tanaman dalam menyediakan fotosintat yang optimal melalui
pengrusakan daun. Pengendaliannya cukup pemeliharaan yang baik
dan pemangkasan yang rutin sehingga resiko penyebaran penyakit
karat daun menjadi kecil.
2. Penyakit Jamur Upas
Penyakit jamur upas disebabkan oleh Uposia salmonicolor, gejala
yang disebabkan oleh serangan jamur upas ini adalah cabang atau
ranting yang terserang layu mendadak. Serangan dapat terjadi pada
cabang yang di bawah, tengah, maupun di ujung pohon.
Pengendaliannya cukup memotong atau memangkas cabang yang
sakit dan mengurangi tingkat kelembapan dengan pemangkasan
tanaman kopi dan juga tanaman pohon penaung.

H. Panen dan Pasca Panen


1. Panen

39
Pemanenan dilakukan dengan memetik buah kopi yang sudah masak
ataupun sudah berwarna merah memiliki tingkat kemerahan 95 sampai
99 persen kemerahan pada buah kopi. Untuk menjaga produktivitas
tanaman kopi, pemetikan harus dilakukan dengan cara yang benar.
Cabut buah secara vertikal agar tidak merusak tangkai buah, sehingga
akan tumbuh kembali buah pada tangkai tersebut. Memetik buah kopi
dengan cara merampas tidak dianjurkan karena bisa merusak tangkai.

2. Pasca Panen
Pasca panen adalah proses setelah biji kopi di panen dan menuju
proses sampai untuk bisa di konsumsi oleh konsumen. Ada beberapa
proses pada tahap pasca panen ini antara lain :
a) Sortasi buah
Sortasi atau pemilihan biji kopi dimaksudkan untuk memisahkan
biji yang masak dan bernas serta seragam dari buah yang
cacat/pecah, kirang seragam dan terserang hama serta penyakit.
Sortasi juga dimaksudkan untuk pembersihan dari ranting, daun
atau kerikil dan lainnya. Buah kopi masak hasil panen disortasi
secara teliti untuk memisahkan buah superior (masak, bernas, dan
seragam) dari buah interior (cacat, hitam, pecah, berlubang, dan
terserang hama penyakit). Kotoran seperti daun, ranting, tanah
dan kerikil harus dibuang karena benda-benda tersebut dapat
merusak mesin pengupas. Buah merah terpilih (superior) diolah
dengan metode pengolahan secara basah atau semi basah supaya
diperoleh biji kopi HS (Haulk Snauk) kering dengan tampilan
yang bagus, sedang buah campuran hijau-kuning-merah diolah
dengan cara pengolahan kering.
b) Pengupasan kulit kopi
Sebelum dikupas, biji kopi sebaiknya dipisahkan berdasarkan
ukuran biji agar menghasilkan pengupasan yang baik jika
dilakukan dengan mesin pengupas kopi (mesin pulper).Selama
pengupasan, alirkan air secara terus menerus kedalam mesin

40
pengupas.Fungsi pengaliran air untuk melunakkan jaringan kulit
buah agar mudah terlepas dari bijinya.
c) Fermentasi Buah / Perendaman
Fermentasi diperlukan untuk menyingkirkan lapisan lendir pada
kulit tanduk kopi. Fermentasi dilakukan untuk mengurangi rasa
pahit dan mempertahankan citarasa kopi. Fermentasi dilakukan
dengan cara perendaman biji ke dalam air atau secara kering
dengan memasukkan biji kopi ke dalam kantong plastik dan
menyimpannya secara tertutup selama 12 sampai 36 jam. Setelah
tahapan ini dapat dilakukan pencucian dengan air untuk
menghilangkan sisa lendir setelah fermentasi.
d) Pencucian Biji
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan sisa lendir hasil
fermentasi yang masih menempel pada kulit tanduk. Untuk
kapasitas kecil, pencucian dapat dikerjakan secara manual di
dalam bak atau ember
e) Pengeringan/ Penjemuran kopi
Pengeringan biji kopi dilakukan dengan penjemuran dibawah
sinar matahari sampai tercapai kadar air biji maksimal sekitar
12,5%. Ada baiknya mengeringkan biji kopi jangan terlalu cepat,
umumnya sekitar 2-4 hari, sehingga biji kopi yang masih hijau
tadi optimal pengeringannya, dan karakter rasa yang terkandung
lebih kaya.
f) Pemisahan Gabah Kopi
Biji kopi kering atau kopi HS kering ditumbuk dengan Alat
tradisonal untuk mendapatkan biji kopi green bean atau kopi
beras. Penggilingan kopi diperlukan untuk memperoleh kopi
bubuk dan meningkatkan nilai jual kopi.

g) Sortasi Biji kopi

41
Biji kopi/Greanbean dilakukan sortir untuk mendapatkan GB
yang baik. Caranya di pilih biji rusak, bji muda, biji terserang
Hama (tusuk jarum).
h) Penyangraian kopi (roasting)
Penyangraian biji kopi merupakan suatu proses yang penting
dalam industry perkopian yang amat menentukan mutu minuman
kopi yang diperolehnya. Proses ini mengubah biji-biji kopi
mentah yang tidak enak menjadi minuman dengan aroma dan
citarasa lezat. Penyangraian biasanya dilakukan pada tekanan
atmosfer, sebagai media pemanas biasanya digunakan udara
pemanas atau gas-gas hasil pembakaran. Panas juga diperoleh
dengan mengadakan k ontak antara kopi beras dengan permukaan
metal yang panas.Setelah perlakuan pendahuluan untuk
menghilangkan kandungan air. Pengolahan biji kopi ini perlu
disesuaikan dengan permintaan dan kegemaran konsumen.
Tingkatan penyangraian terdiri dari: light roast (sangrai cukupan),
medium roast (sangrai sedang), dark roast (sangrai matang). Cara
penyangraian yang berlainan ini selain berpengaruh terhadap
citarasa, juga turut menentukan warna bubuk kopi yang
dihasilkan. Pada proses penyangraian kopi mengalami perubahan
warna dari hijau atau cokelat muda menjadi cokelat kayu manis,
kemudian menjadi hitam dengan permukaan berminyak. Bila kopi
sudah berwarna hitam dan mudah pecah (retak) maka
penyangraian segera dihentikan. Selanjutnya kopi segera diangkat
dan didinginkan. D’’pinagar kopi biasanya menerima jasa untuk
petani lain yang ingin meroasting greanbean nya.
Suhu sangria yang umum adalah sebagai berikut:
1. Light Roast (Sangrai cukupan, suhu 196C-205C)
2. Medium Roast (Sangrai sedang, suhu 210-219C)
3. Dark Roast (Sangrai hitam, suhu diatas 225C)

42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil dan pembahasan diatas, dapat di simpulkan :
1. Mahasiswa dapat pengalaman agribisnis kopi dengan kegiatan PKL 1
POLBANGTAN Medan mulai dari pembibitan, penanaman, perawatan,
panen, dan pascapanen (sortasi buah(Ceri), pengupasan kulit kopi
(pulper), fermentasi buah/biji kopi, pencucian, pengeringan/penjemuran
kopi, pengukuran kadar air, penggilingan gabah (huller), sortasi Grean
Bean kopi, penyangraian (Roasting) kopi, Grinding/pembubuk kopi,
dan Packing/Bungkus Kopi)
2. Agribisnis kopi dapat dijadikan pilihan karena memberikan peluang
besar bagi petani di zaman milenial seperti saat ini.
3. Perbedaan atau kesenjangan (gap) yang diperoleh di lapangan (praktik)
sangat berbeda dimana teori yang di dapatkan di kampus hanya berisi
penjelasan secara umum saja.Sedangkan mahasiswa lebih mendapatkan
pengalaman atau wawasan secara langsung melalui praktik di
lapamngan mengenai agribisnis tanaman kopi dari hulu sampai hilir.

B. Saran
Adapun Saran dalam Kegiatan PKL1 antara lain :
1. Pemerintah khususnya Pemerintah daerah seharusnya dapat
memberikan bantuan berupa subsidi kepada petani kopi untuk dapat
mengembangkan nilai kreativitas dalam Agribisnis Kopi
2. Instansi POLBANGTAN Medan, akademik dapat menjadikan lokasi
kegiatan PKL 1 menjadi lokasi PKL 2 agar kegiatan Agribisnis dan
Penyuluhan pertanian dapat terealisasikan untuk majunya pertanian
negri.

43
DAFTAR PUSTAKA

AAK (Aksi Agraris Kanisius)..1980. Budidaya Tanaman Kopi. Yayasan


kanisius: yogyakarta.

Anonim. 2016. Latar Belakang Kopi Robusta-sejarah, sumber :


http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/123456789/3670/skrips
i.pdf?sequence=4. Diakses pada tanggal 23 Mei 2019.

Batra, Ady.2016. Morfologi Tanaman Kopi, sumber : http://adybatra


.blogspot.com/2016/02/morfologi-tanaman-kopi.html. Diakses pada
tanggal 23 Maret 2019.

Mulato, Sri. 2002. Simposium Kopi 2002 dengan tema Mewujudkan perkopian
Nasional Yang Tangguh melalui Diversifikasi Usaha Berwawasan
Lingkungan dalam Pengembangan Industri Kopi Bubuk Skala Kecil
Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Usaha Tani Kopi Rakyat. Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.

Najiyati S, Danarti. 2012. Kopi, Budidaya dan Penanganan Lepas Panen.


Jakarta(ID): PT. Penebar Swadaya.

Panggabean, Edy. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta Selatan: PT Agro Media Pus
taka hlm 124-132

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 49/Permentan/OT.140/4/2014


tentang GAP (Good Agriculture Practice) pada tanaman kopi.
http://gap.kopi.com/2016/02/budidaya-GAP-tanaman-kopi.html. Diakses
pada tanggal 23 Mei 2019.

Rahardjo,Pudji.2012. Kopi Panduan Budidaya dan Pengolahan Kopi arabika dan


Robusta. Jakarta:Penebar Swadaya

Van. 2008, Morfologi Tanaman Kopi, sumber : http://adybatra


.blogspot.com/2016/02/morfologi-tanaman-kopi.html, Diakses pada
tanggal 23 Mei 2019.

Yahmadi M. 2007. Rangkaian Perkembangan dan Permasalahan Budidaya dan


Pengolahan Kopi di Indonesia. Surabaya(ID): Asosiasi Eksportir Kopi
Indonesia.

44
LAMPIRAN KEGIATAN

Penerimaan materi dari petrasa sebelum

Terjun ke lapangan

kumpul bersama pemilik d’’pinagar kopi

Melakukan sortir terhadap kopi yang telah di Roasting

45
Lampiran kegiatan

pemetikan kopi

berfoto dengan induk semang

produk kopi d’’pinagar kopi

46
latihan roasting kopi

membantu warga penanaman ubi Kayu

pembutan ekoenzim

47
merayakan ulang tahun anak induk semang

belajar sambung pucuk

hasil roasting kopi robusta

48
mencoba mesin pencacah rumput

gotong royong bersama warga untuk rumah kompos

pembuatan poc

49
santasi pembibitan kopi

pertemuan dengan kepala desa

pencobaan alat pemisah gabah dari biji kopi

50
pembuatan rorak

penanaman sayur kol

pemberian kompos pada rorak

51
kopi yang terserang hama dan penyakit

daun kopi yang di makan oleh ulat

kopi yang di proses fullwash

kopi yang di proses honey

52
panen jagung

53

Anda mungkin juga menyukai