Oleh:
1
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) I
Menyetujui:
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui :
2
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan Kepada Tuhan Yang Maha Kuasa
dimana atas berkah rahmat dan karunia-Nya, penulis telah dapat menyelesaikan
penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL) I yang merupakan tugas guna
pemenuhan kurikulum yang wajib dilaksanakan oleh mahasiswa Politeknik
Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan.
Selanjutnya penulis tidak lupa menyampaikan ucapan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Ir.Yuliana Kansrini,MSi., selaku Direktur Pembangunan Pertanian
(Polbangtan) Medan
2. Dr. Iman Arman, SP. MM Selaku Ketua Jurusan Perkebunan Pobangtan
Medan
3. Kepada kedua Orang tua saya, yang sudah memberikan motivasi, doa serta
arahan selama saya menjalankan kegiatan Praktek Kerja Lapangan 1 (PKL1)
4. Mawar Indah RL.Perangin-angin, STP, M.Si., selaku Dosen Pembimbing I
5. Merlyn Mariana, SP, MP., selaku Dosen Pembimbing II
6. Panitia Pelaksana Praktik Kerja Lapangan (PKL) I.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan ini
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih banyak terdapat kesalahan
dan kekurangan. Untuk itu, saran dan kritik yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan demi penyempurnaan laporan ini. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi penulis secara pribadi terlebih kepada para pembaca.
Penulis
DAFTAR ISI
2
B.Pembibitan...........................................................................................29
C.Penanaman..........................................................................................33
D.Pemupukan..........................................................................................34
E.Pemangkasan.......................................................................................34
F.Pengolan Penaung................................................................................35
G.Pengendalian Hama dan Penyakit........................................................35
H.Panen dan Pasca Panen........................................................................36
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) Medan sebagai
penyelengggara pendidikan tinggi vokasi bidang pertanian dalam berbagai
rumpun ilmu terapan untuk mendukung pembangunan pertanian.
Penyelenggaraan Pendidikan di Polbangtan bertujuan menghasilkan Job
Creator dan Job Seeker yang akan bermitra dengan dunia usaha/dunia
industri / dunia kerja.
Sistem pendidikan yang diberikan berbasis pada peningkatan
keterampilan sumber daya manusia dengan menggunakan ilmu pengetahuan
dan keterampilan dasar yang kuat, sehingga lulusannya mampu
mengembangkan diri untuk menghadapi perubahan lingkungan. Disamping
itu lulusan Polbangtan diharapakan dapat berkompetisi dunia industri dan
mampu berwirausaha secara mandiri
Sejalan tuntutan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang
handal, maka polbangtan dituntut untuk merealisasikan pendidikan akademik
yang berkualitas dan relevan dengan kebutuhan industri. Salah satu kegiatan
pendidikan akademik dimaksud adalah praktek kerja lapangan di desa
perjuangan plta desa dampingan pt. petrasa .
Pkl adalah kegiatan mahasiswa untuk belajar bekerja praktis pada dunia
usaha/ dunia industri/ dunia kerja yang diharapakan dapat menjadi sarana
penerapan keterampilan dan keahlian mahasiswa. Mahasiswa akan
memperoleh keterampilan yang tidak hanya bersifat kognitif dan afektif,
namun juga psikomotorik yang meliputi keterampilan fisik, intelektual, sosial
dan manajerial. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pengalaman
praktis kepada mahasiswa dengan cara ikut bekerja sehari-hari pada dunia
usaha/ dunia industri/ dunia kerja yang layak dengan representatif dijadikan
lokasi PKL .
4
Kegiatan ini harus diikuti oleh mahasiswa Polbangtan untuk
mendapatkan pengalaman dan keterampilan khusus dunia usaha/ dunia
industri/ dunia kerja sesuai bidang keahliannya, minimal 1 (satu) kali selama
proses pendidikan. Selama PKL mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu-ilmu
yang diperoleh untk menyelesaikan serangkaian tugas sesuai dengan lokasi
PKL , PKL merupakan Prose Belajar Mengajar (PBM) yang dilaksanakan
didunia usaha/ dunia industri/ dunia kerja. Tingkat kedalaman dan keluasan
materi kegiatan MAGANG mengacu pada Permenristekdikti No. 44 tahun
2015 tentang Stadar Nasional Pendidikan tinggi yang menyatakan bahwa:
Rumusan capaian pembelajaran dan tingat kedalaman materi pembelajaran
untuk setiap programa pendidikan, dirmuskan dengan mengacu pada
deskripsi capaian pemeblajaran lulusan dari KKNI (Kerangka Kualifikasi
nasional Indonesia).
Oleh karena itu, berdasarkan kebijakan yang telah ditentukan
mengenai lokasi dan komiditinya, mahasiswa akan menjalani proses kegiatan
PKL di desa perjuangan plta desa bimbingan pt petrasa tentang budidaya
kopi organic dari hulu sampai hilir. Dan menggunakan bahan bahan organic
dan tidak menggunakan bahan kimia dalam perawatan kopi di desa
perjuangan.
B. Tujuan
Adapun tujuan pkl ini adalah, sebagai berikut :
1. Memahami perencanaan, proses perawatan kopi menggunakan bahan
organic.
2. Memahami pengaruh pupuk organic terhadap kopi
3. Memahami caraa pengaplikasan pupuk organic pada kopi dan cara
pembuatan nya.
4. Mengetahui budidaya kopi organic dari hulu sampai hilir.
C. Manfaat
Adapun manfaat PKL adalah, sebagai berikut :
5
1. Mahasiswa terlatih untuk mengerjakan pekerjaan lapangan, dan sekaligus
melakukan serangkaian keterampilan yang sesuai dengan komoditi kopi.
2. Mahasiswa memperoleh kesempatan untuk memantapkan keterampilan
dan pengetahuannya sehingga kepercayaan dan kematangan dirinya akan
semakin meningkat untuk terjun langsung di dunia usaha/ dunia industri/
dunia kerja.
3. Mahasiswa terlatih untuk berfikir kritis dan menggunakan daya nalarnya
dengan cara memberi komentar logis terhadap kegiatan yang dikerjakan
dalam bentuk laporan kegiatan yang dibakukan sehingga mahasiswa
dapat mengembangkan ide bisnis komoditi kopi .
4. Menumbuhkan jiwa wirausaha dan sikap kerja mahasiswa berkarakter
sehingga bisa menjadi Job creator dan Job Seeker yang handal.
6
BAB II
Kopi (Coffea sp) adalah spesies tanaman berbentuk pohon yang termasuk
dalam family Rubiaceae dan genus Coffea. Tanaman ini tumbuhnya
tegak,bercabang,dan bila di biarkan tumbuh dalam mencapai tinggi 12 m. Daun
tumbuh berhadapan pada batang,cabang dan ranting-ranting nya . Kopi
mempunyai system percabangan yang berbeda dengan tanaman lain,tanaman ini
mempunyai beberapa jenis cabang yang bersifat dan fungsi nya agak berbeda.
Kopi merupakan salah satu hasil komoditi perkebunan yang memiliki nilai
ekonomis yang cukup tinggi diantara tanaman perkebunan yang lainnya dan
berperan penting sebagai sumber devisa Negara. Kopi tidak hanya berperan
penting sebagai sember devisa melainkan juga merupakan sumber penghasilan
bagi tidak kurang dari satu setengah juta jiwa petani kopi di Indonesia
(Rahardjo,2012).
7
Divisi :tracheopyta
Super ordo :asteranae
Sub divisi :spermatophytina
Ordo :gentianales
Kelas :magnoliopsida
Family : gentianales
Genus : coffea L.
B. Syarat tumbuh
Produktifitas tanaman menjadi lebih baik jika unsur hara dan air
tersedia dalam jumlah yang cukup dan seimbang. Selain itu, tanaman kopi
membutuhkan intensitas cahaya matahari yang cukup tinggi untuk
melakukan proses fotosintesis.
Kopi merupakan tanaman perdu yang memiliki batang kokoh dan kuat
dengan tinggi tanaman bisa mencapai 8 - 12 meter. Tanaman kopi memiliki
sistem perakaran tunggang yang tidak mudah rebah dengan kedalaman akar utama
kurang dari 1 meter. Akar lateral tumbuh dan berkembang dipermukaan tanah
dengan panjang yang dapat mencapai 3 - 4 meter.
1. Akar
Umumnya kopi mempunyai perakaran yang dangkal dimana
kedalamanya hanya mencapai 0-30 cm. Oleh karena itu tanaman ini
mudah mengalami kekeringan pada kemarau panjang bila di daerah
perakarannya tidak di beri mulsa. Kopi merupakan tanaman yang memiliki
sistem perakaran tunggang sehingga tidak mudah rebah dengan
8
akar lateral tumbuh dan berkembang di permukaan tanah (Panggabean,
2011).
2. Batang
3. Daun
4. Bunga
9
kelopak dan mahkota yang akan berkembang menjadi buah. Kulit buah
yang berwarna hijau akan menguning dan menjadi merah tua seiring
dengan pertumbuhannya.
Waktu yang di perlukan dari bunga menjadi buah matang sekitar 6-11
bulan, tergantung jenis dan lingkungan. Kopi arabika membutuhkan
waktu 6-8 bulan, sedangkan kopi robusta 8-11 bulan. Bunga umumnya
mekar awal musim kemarau dan buah siap dipetik di akhir musim
kemarau. Di awal musim hujan, cabang primer akan memanjang dan
membentuk daun-daun baru yang siap mengeluarkan bunga pada awal
musim kemarau mendatang (Najiyati dan Danarti, 2004).
5. Buah
Daging buah yang sudah masak akan berlendir dan rasanya agak
manis. Biji terdiri dari kulit biji dan lembaga atau endocarp yang keras
biasa disebut kulit tanduk (Najiyati dan Danarti, 2004).
10
D. Jarak tanam kopi
Jarak tanam untuk kopi memiliki variasi yang berbeda beda
tergantung kepada jenis kopi yang akan di tanam dan kondisi lahan yang
akan di tanam.
Jarak tanam kopi arabika tipe katai 2,9 X 1,5 m kartika satu dan kartika
dua, agak katai 2,5 X 2 m andung sari ( AS) 1, AS 2k , komposit andung
sari tiga ( komasti) dan sigararar utang dan jangkung 2,5 X 2,5 m atau 3,0
X 2,0 m gayo 1, gayo 2, kopyol, S795, Abessinia ( AB 3 ) , USDA 762.
Pada lahan miring , jarak tanam dalam teras untuk kopi arabika tipe katai
berkisar 2,00- 2,25 m sedangkan untuk tipe jangkung 2,50 – 2,75 m . jarak
tanam pada kopi robusta pada lahan datar 2,5 X 2,5 m, sedangkan pada
lahan miring 2,0 X 2,5 m. jarak tanam kopi liberika 3,0 X 3,0 m.
E. Lubang tanam
Lubang tanam untuk tanaman kopi sebaiknya dibuat 6 bulan
sebelum penanaman. Ukuran lubang tanam sesuai dengan kondisi tanah.
Lubang tanam yang baik untuk tanaman kopi berukuran 60 x 60 cm pada
bagian permukaan dan 40 x 40 cm pada bagian dasar dalam kedalaman 60
cm . pada lahan miring di buat lahan teras kontur , lubang tanam dibuat
dekat sisi mirin sebelah atasnya.
Tanah galian lapisan atas dengan kedalaman 20 cm dari permukaan tanah
di pisahkan dari tanah lapisan bawah.
Tanah bekas galian di biarkan minimal selama 1 bulan.
11
Factor ini di pengaruhi oleh sifat bawaan tanaman kopi itu sendiri.
Factor ini tidak mudah di ubah dan sifat nya berbeda antara tanaman satu
tanaman kopi yang lain. Ada yang produksi nya tinggi atau rendah, ada
yang buah nya besar atau kecil ada pula yang getah buah nya manis atau
tidak.
b. Factor ekternal
Yang dimaksud dengan factor ini adaalah lingkangan, seperti : tanah,
iklim,pohon penenduh, pemeliharaan. Factor lingkungan sangat
memengaruhi factor eksternal, misalnya walaupaun tanaman kopi masuk
ke dalam sifta ungul jika tidak di dukung dengan lingkungan yang tepat
maka bisa menyebbana kegagalan.
1. Tanah
Factor yang memngaruhi pertumbuhan tanaman kopi secara
ekternal yang pertama adalah tanah. Tanaman kopi tidak dapat tumbuh
di sembarang tanah. Tanaman kopi akan tumbuh dengan baik jika di
tanama di tanah yang memiliki lapisan atas yang dalam dan subur.
Idealnya kondisi tanah mengandung nutrisi organic yang tinggi,
seperti tanah dari letusan gunung berapi
Tanaman kopi tidak cocok di tanam di tanah yang drainase nya jelek,
tanah liat, berat, dan tanah pasir. Karena tanah dengan kondisi tersebut
kurang dapat mengikat air dengan baik dan kandungan nitrogen
rendah. Sedangkan tanamna kopi sangat membutuhkan nitrogen.
Selain itu, menannam kopi lebih bagus di kondisi tanah dengan ph
sekitar 6-6,5.
2. Iklim
Iklim suatu daerah sangat memengaruhi pertumbuhan kopi. Iklim
yang baik untuk tanaman kopi adalah yang memiliki curah hujan
dalam satu tahun, tinggi tempat dan suhu, dan kondisi angin.
i.Ketinggian tempat dan kondisi suhu
12
kurang dari 1000 mdpl arabika akan lebih mudah di serang
hama dan penyakit. Kopi arabika paling baik jika di tanam di
ketinggian antara 1000-1700 mdpl dengan suhu 16-20 derajat
celcius .
Sedangkan jenis kopi robusta bisa tumbuh di dataran rendah
anatara 0-1000 mdpl. Di ketinggian 600mdpl ke atas dengan
suhu 20 derajat celcius pertumbuhan robusta menjadi lebih
optimal. Suhu lingkungan berpengaruh terhadap cepat atau
lambat nya tanaman kopi berbuah. Sedangkan kondisi
ketinggian menentukan hujan dan panas sinar matahari.
Dataran lebih tinggi mendapatkan hujan lebih banyak, namun
jumlah sinar matahari nyslebih sedikit.
ii. Curah hujan
Indonesia memiliki pembagian curah hujan anatara 2000
sampai 3200 mm per tahun. Batas minimal curah hujan yang
baik untuk tanaman kopi adalah 1500 mm dan batas optimal
nya antara 2500 sampai 3000 mm. musim kering bisa
membantu tanaman kopi untuk dapat memproduksi tinggi.
Misalnya tanaman kopi robusta idela di tanam di daerah yang
memiliki musim kemarau 3 – 4 bulan dengan catatan pada
waktu tersebut tetap mendapatkan hujan yang cukup. Sebelum
berbunga, tanmaan kopi sebaiknya mendapatkan musim kering
paling banyak 1.5 bulan. Sedangkan sesudah berbunga
sebaiknya tidak lebih dari 2 minggu. Bunga kopi biasa nya
muncul diakhir musim kemarau. 2 minggu setelah hujan turun
bunga kopi akan bermekaran. Setlah bunga kopi mekar
tanaman kopi membutuhkan musim kering dengan curah hujan
yang cukup untuk menunjang perkembangan buah. Bila asupan
air cukup, buah kopi akan masak dalam waktu 4-5 bulan sejak
bunga mekar. Namun bila curah huja kurang , sebagian bunga
kopi akan layu dan rontok ( gagal berbuah ) bila curah hujan
terlaluntinggi, buah kopi akan lambat masak ( 6 sampe 7
13
bulan ) denggan kandungan nutrisi yang rendah akan
berpengaruh terhadap rasa.
iii. Kondisi angin
Tanman kopi tidak tahan dengan angina yang kencang
terutama ssat memasuki musim kemarau.
G. Jenis-Jenis Kopi
14
b. Habitat Tumbuh Kopi Arabika
Habitat tanaman kopi arabika terletak di antara 20°LS dan 20°LU
bumi. Di daerah subtropis, tanaman ini bisa ditanam di dataran rendah.
Suhu udara sangat mempengaruhi pertumbuhan. Bila terlalu panas
pertumbuhan tanaman terlalu cepat dan bunga keluar terlalu awal.
Tanaman pun rentan terhadap serangan hama karat daun. Sedangkan bila
suhu terlalu rendah pertumbuhannya lambat, akan banyak cabang-cabang
sekunder dan tersier yang menganggu pertumbuhan buah.
Di Indonesia, tanaman kopi arabika hanya bisa tumbuh dengan baik
di ketinggian 1.000-2.000 mdpl. Tanaman tersebut masih bisa tumbuh di
dataran lebih rendah, hanya saja pertumbuhannya tidak optimal dan
mudah terserang penyakit karat daun. Secara umum kopi arabika
membutuhkan curah hujan 1.500-2.500 mm/tahun. Dengan bulan kering
tidak lebih dari 3 bulan dalam setahun. Suhu udara yang dikehendaki
tanaman ini ada pada kisaran 15-25°C.
2. Kopi Robusta
Kopi ini dapat tumbuh pada ketinggian 1.700 m dari permukaan laut
dan dapat juga tumbuh di ketinggian yang lebih rendah dibandingka dengan
lokasi perkebunan arabika. Jenis kopi ini berasal dari Afrika (Aak,
1980).Kopi robusta juga disebut kopi Canephora. Kopi robusta memiliki biji
yang agak bulat, lengkungan biji lebih tebal dibandingkan kopi arabika dan
garis tengah dari atas kebawah hampir rata (Panggabean, 2012).
15
Secara ringkas kopi robusta mempunyai sebagian ciri-ciri :
Habitus perdu, tahunan, tinggi 5 meter.
Batang berkayu, keras, putih keabu-abuan.
Daun tunggal, bulat telur, panjang 5-15 cm, lebar 4-6.5 cm.
Bunga majemuk, mahkota berbentuk bintang.
Buah diameter 5 mm, warna hijau setelah tua kemerahan.
Biji bulat telur, berbelah dua, keras .
Akar tunggang, kuning muda.
3. Kopi liberika
Kopi liberika berasal dari Angola dan masuk ke Indonesia sejak tahun
1965.Meskipun sudah cukup lama penyebarannya tetapi hingga saat ini
jumlahnya masih terbatas karena kualitas buah yang kurang bagus dan
rendemennya rendah (Najiyati dan Danarti, 2001). Jenis Liberika antara
lain: kopi abeokutae, kopi klainei, kopi dewevrei, kopi excelsa dan kopi
dybrowski. Diantara jenis-jenis tersebut pernah dicoba di Indonesia tetapi
hanya satu jenis saja yang diharapkan ialah jenis excels (Agri Akraris
Kanisius, 1988).
16
Gambar 3 Kopi Liberika
17
4. Kopi Excelsa
Kopi excelsa ditemukan pertama kali pada tahun 1905 oleh August
Chevalier, seorang botanis dan ahli taxonomi asal Perancis. Dia menemukan
kopi ini di sekitar aliran Sungai Chari tidak jauh dari Danau Chad di Afrika
Barat.Mulanya tanaman ini disebut Coffea excelsa, kadang-kadang disebut
juga sebagai Coffea dewevrei.
Dikemudian hari kopi ini tidak dianggap sebagai spesies tersendiri
melainkan digolongkan sebagai varietas kopi liberika dengan nama
ilmiah Coffea liberica var. dewevrei. Hingga saat ini klasifikasi dan nama
ilmiah kopi excelsa masih diperdebatkan, tak heran bila kopi ini memiliki
banyak nama sinonim.
18
Daun tanaman excelsa memiliki panjang 15,2 hingga 24 cm dan
lebarnya 17,3 hingga 24 cm. Daunnya membulat denfan ujung tumpul
dan pangkal yang meruncing. Tepi daun nampak rata namun jika dilihat
dari permukaan akan bergelombang.
Batang pohon kopi excelsa bercabang primen dan beragam jumlahnya,
yaitu sekitar 3 hingga 12 cabang. Akan tetapi rata-rata cabang tanaman
adalah 8 cabang. Cabang primer merupakan faktor penentu
produktivitas buah. Cabang primer yang semakin banyak maka
berpotensi menghasilkan buah yang banyak.
Tumbuhan excelsa memiliki buah yang berukuran 2,9 hingga 3,5 cm
dengan diameter 1,9 hingga 2,1 cm. Biji yang terdapat dalam buah kopi
berukuran 2,1 hingga 2,3 cm dengan diameter 1,6 hingga 1,8 cm.
Tanaman excelsa berbuah bergerombol yang disebut dompol bagi setiap
gerombolan. Dalam satu dompol umumnya terdapat 4 sampai 17 buah
kopi. Pada satu cabang tanaman umumnya terdapat 10 dombol dengan
jarak 2,2 hingga 4,7 cm.
b. Habitat Tumbuh Kopi Excelsa
Tanaman kopi excelsa cocok dikembangkan pada ketinggian lahan
mulai 0-750 meter di atas permukaan laut. Idealnya ditanam di daerah
beriklim tropis dengan curah hujan sedang. Pada tingkat curah hujan
tinggi tanaman ini akan lebih mengembangkan kayunya dibanding
buahnya.
Untuk bisa berbunga excelsa memerlukan waktu satu hingga dua
bulan dengan curah hujan dalam setahun. Tanaman ini diketahui tahan
terhadap penyakit karat daun, Hemileia vastratrix (HV). Produktivitas
kopi excelsa mencapai 1,2 ton per hektar.
H. Pembibitan
a. Pembibitan secara generatif (benih)
a. Benih diperoleh dari produsen yang sudah mendapat SK
Menteri Pertanian sebagai produsen.
19
b. Pembuatan bedengan pesemaian
1) Tempat datar, berdrainase baik dan dekat sumber air. Tanah bebas
dari nematoda parasit dan cendawan akar kopi.
2) Dibuat arah Utara-Selatan, lebar bedeng 80-120 cm, panjang
disesuaikan menurut kebutuhan.
3) Tanah dicangkul kemudian dibersihkan dari sisa-sisa akar dan
rumput.
4) Bedengan ditinggikan + 20 cm menggunakan tanah subur dan
gembur, di atasnya ditambah lapisan pasir halus setebal 5 cm. Pinggirnya
diberi penahan dari bambu atau bata merah agar tanah tidak longsor.
5) Untuk mencegah nematoda parasit, dilakukan fumigasi dengan
Vapam 100 ml/10 lt air untuk setiap m2 bedengan. Bedengan ditutup
plastik selama 7 hari, kemudian benih boleh disemaikan.
6) Bedengan diberi atap/naungan berupa alang-alang, daun tebu,
kelapa, dll, tinggi sebelah Barat 120 cm, sebelah Timur 180 cm.
c. Penyemaian biji
1)Sebelum biji disemai, bedengan disiram air sampai jenuh.
2)Penyemaian benih dilakukan dengan membenamkan biji
sedalam + 0,5 cm; permukaan benih yang rata menghadap
ke bawah. Jarak tanam benih 3 cm x 5 cm.
3)Setelah benih tertata di atas bedengan, di atasnya ditaburi
potongan jerami atau alang-alang kering, agar terlindung
dari sengatan matahari maupun curahan air siraman.
d. Penanaman dalam polibeg
1) Ukuran kantong plastik 15 cm x 25 cm, tebal 0.08 mm,
diberi lubang 15 buah. Ukuran kantong ini cukup untuk
varietas Kartika. Untuk varietas lain ukuran kantong perlu
disesuaikan.
2) Kantong plastik di isi media dan disiram hingga basah,
kemudian diatur/ditata di bedengan dengan jarak antar
kantong + 7 cm, sehingga dengan lebar bedengan 120 cm
dapat diletakkan enam baris kantong plastik. 3) Pilih benih
20
yang tumbuhnya normal dan sehat, akarnya dipotong 5-7,5
cm dari pangkal.
3) Benih ditanam dalam polibeg dengan melubangi media
(ditugal) sedalam + 10 cm; tanah dipadatkan agar akar tidak
menggantung (tanah berongga). Diusahakan agar akar tidak
terlipat/bengkok.
e. Pemeliharaan benih
1) Intensitas cahaya di pembenihan + 25%. Secara bertahap
intensitas cahaya dinaikkan dengan membuka naungan sedikit
demi sedikit.
2) Penyiraman disesuaikan dengan kondisi kelembaban
lingkungan.
3) Media digemburkan setiap dua bulan sekali.
4) Pemupukan sesuai umur benih, pupuk dibenamkan atau
dilarutkan dalam air. Dosisnya, umur 1-3 bulan = 1 g Urea + 2
g TSP + 2 g KCl, umur 3-8 bulan = 2 g Urea. Urea diberikan 2
minggu sekali, apabila berupa larutan diberikan dengan
konsentrasi 0.2% sebanyak 50-100 ml/benih/2-minggu.
5) Pengendalian hama penyakit dan gulma dilakukan secara
manual atau kimiawi. Hama yang sering menyerang Benih
kopi yaitu ulat kilan, belalang dan bekicot. Penyakit yang
sering dijumpai yaitu penyakit rebah batang (Rizoctonia
solani).
6) Benih siap tanam umur 10-12 bulan dari penyemaian.
21
1) Batang bawah dan batang atas menggunakan benih stadium
serdadu atau kepelan.
2) Penyambungan dilakukan menggunakan metode celah. Pada
bagian atas dari batang bawah (+ 5 cm di leher akar) dibuat
celah + 1 cm. Bagian bawah dari batang atas (+ 4 cm dari
daun kepel) disayat miring pada kedua sisinya sehingga
membentuk huruf V. Batang disisipkan pada celah yang telah
dibuat pada batang bawah.
3) Bagian kambium batang atas dan batang bawah harus
bersatu. Setidaknya salah satu sisi dari bidang pertautan
batang atas dan batang bawah harus diusahakan lurus.
4) Penyambungan juga dapat dilakukan dengan cara menyayat
miring baik batang atas maupun batang bawah pada salah
satu sisinya kemudian dipertautkan.
5) Pengikatan dilakukan menggunakan parafilm sedemikian
hingga bagian sayatan tertutup rapat.
6) Sebelum penanaman akar tunggang yang terlalu panjang
ujungnya dipotong dengan gunting.
7) Setelah penanaman dilakukan penyungkupan secara kolektif
seperti pada praktek penyetekan kopi.
8) Frekuensi penyiraman 1-2 hari sekali tergantung keadaan.
Waktu penyiraman sebaiknya dilakukan pagi hari dengan
cara membuka salah satu sisi sungkup dan ditutup kembali,
sebaiknya penyiraman menggunakan knapsack sprayer.
9) Dua minggu setelah penyambungan dilakukan pemeriksaan
hasil sambungan. Sambungan jadi ditandai dengan tidak
layunya benih sambungan.
10) Setelah dua minggu dilakukan hardening (penjarangan)
secara bertahap. 11) Benih hasil sambungan yang telah
mengalami hardening dilakukan pemeliharaan sampai
dengan siap tanam seperti pada pemeliharaan benih pada
umumnya.
22
c. Sambungan fase benih
1) Menyiapkan entres untuk batang atas dan benih siap
sambung sebagai batang bawah. Kriteria benih siap sambung
ukuran batang sebesar pensil.
2) Penyambungan dilakukan dengan sistem celah.
3) Daun batang bawah tidak boleh dihilangkan, tetapi disisakan
1-3 pasang daun. Daun batang atas “dikupir” (dipotong
sebagian).
4) Usahakan batang bawah dan batang atas besarnya sama.
Apabila ukuran batang atas dan batang bawah tidak sama,
maka salah satu sisinya harus lurus.
5) Sambungan diikat dengan tali (rafia, benang goni, pelepah
pisang, mendong atau plastik).
6) Sambungan diberi sungkup kantong plastik transparan,
pangkal sungkup diikat agar kelembaban dan penguapan
terkendali serta air tidak masuk.
7) Penyambungan harus dilakukan dengan cepat, cermat dan
bersih.
8) Selama + 2 minggu setelah sambung harus dihindari dari
penyinaran matahari langsung.
9) Pengamatan hasil sambungan dilakukan setelah dua minggu,
apabila warna tetap hijau berarti sambungan berhasil dan
apabila berwarna hitam berarti gagal.
10) Sungkup dibuka/dilepas apabila tunas yang tumbuh cukup
besar.
11) Tali ikatan dibuka apabila pertautan telah kokoh dan tali
ikatan mulai mengganggu pertumbuhan batang.
12) Tunas yang tumbuh dari batang atas dipelihara satu yang
paling sehat dan kekar. Pemilihan dilakukan setelah tunas
tumbuh cukup besar.
23
I. Penanaman
1. Pembuatan lubang tanam
a. Ukuran lubang tanam yaitu 60 cm x 60 cm x 40 cm, berbentuk
trapesium.
b. Lokasi pembuatan lubang tanam pada ajir yang telah ditentukan
sesuai dengan jarak tanam.
c. Lubang tanam sebaiknya dibuat 6 bulan sebelum penanaman.
d. Tanah galian lapisan atas dan bawah dipisahkan. Tanah galian
lapisan atas ditempatkan di sebelah kiri dan tanah galian lapisan bawah
di sebelah kanan.
e. Tiga bulan sebelum tanam, lubang tanam ditutup 2/3 bagian
dengan tanah lapisan atas dicampur dengan bahan organik/pupuk
kandang/kompos.
f. Ajir di pasang kembali di tengah lubang tanam tersebut.
2. Pelaksanaan penanaman
a. Benih ditanam setelah pohon penaung berfungsi baik dengan kriteria
intensitas cahaya yang diteruskan 30-50% dari cahaya langsung.
b. Digunakan benih yang sudah siap salur, pertumbuhannya sehat
(kekar). Kriteria benih siap salur telah memiliki 6-8 pasang daun
normal dengan sepasang cabang primer.
c. Penanaman dilakukan pada awal musim hujan, hindari penanaman
pada waktu panas terik.
d. Sebelum penanaman lubang tanam dipadatkan, kemudian tanah
dicangkul sedalam + 30 cm.
e. Akar tunggang yang terlalu panjang dipotong, sedangkan untuk
benih dalam polibeg dilakukan dengan memotong bagian dasar
polibeg + 2-3 cm dari bawah.
f. Benih ditanam sebatas leher akar, tanah dipadatkan kemudian
polibeg yang telah disobek dengan parang/arit ditarik keluar.
g. Penutupan lubang tanam dibuat cembung agar tidak terjadi genangan
air.
24
h. Tanaman yang mati segera dilakukan penyulaman selama musim
hujan.
J. Pemupukan
a. Manfaat pemupukan
b. Kebutuhan pupuk
25
h. Pupuk diberikan setahun dua kali, yaitu pada awal dan pada akhir
musim hujan. Pada daerah basah (curah hujan tinggi), pemupukan
sebaiknya dilakukan lebih dari dua kali untuk memperkecil resiko
hilangnya pupuk karena pelindian (tercuci air).
K. Pemangkasan
2. Pangkasan bentuk
26
b. Tunas yang tumbuh pada cabang primer yang telah disunat
dilakukan pemotongan/sunat ulang secara selektif (dipilih yang kokoh).
e. Setelah tangan “Etape II” terbentuk, dibuat tangan “Etape III” pada
ketinggian 160-180 cm. Perlakuannya seperti pembentukan tangan-tangan
”Etape I” dan “Etape II”, sehingga terbentuk pangkasan jika dilihat dari
atas berbentuk seperti logo mobil merek Mercedes Benz (“Merci”).
L. Pengelolaan Penaung
1. Penaung sementara
c. Tephrosia sp. dan Crotalaria sp. akan mati sendiri setelah berumur
dua tahun.
2. Penaung tetap
27
a. Percabangan paling bawah penaung tetap, termasuk penaung
produktif, diusahakan 1-2 m di atas pohon kopi untuk memperlancar
peredaran udara dan masuknya cahaya. Agar percabangan segera
mencapai tinggi yang dikehendaki cabang-cabang di bagian bawah
harus sering dibuang.
28
2) Lelesan, yaitu pemungutan semua buah kopi yang jatuh di tanah
baik terhadap buah terserang maupun buah tidak terserang.
4) Semua buah hasil petik bubuk, lelesan dan racutan direndam dalam
air panas suhu 60 oC selama + 5 menit.
29
N. Panen dan Pasca Panen
1. Panen
a. Biji kopi yang bermutu baik dan disukai konsumen berasal dari buah k
opi yang sehat, bernas dan petik merah.
b. Ukuran kematangan buah ditandai oleh perubahan warna kulit buah tel
ah merah.
c. Buah kopi masak mempunyai daging buah lunak dan berlendir serta m
engandung senyawa gula yang relatif tinggi sehingga rasanya manis. S
ebaliknya, daging buah muda sedikit keras, tidak berlendir dan rasanya
tidak manis karena senyawa gula belum terbentuk secara maksimal, se
dangkan kandungan lendir pada buah yang terlalu masak cenderung be
rkurang karena sebagian senyawa gula dan pektin sudah terurai secara
alami akibat proses respirasi.
d. Pemanenan buah yang belum masak (buah warna hijau atau kuning) da
n buah lewat masak (buah warna hitam) atau buah tidak sehat akan me
nyebabkan mutu fisik kopi biji menurun dan citarasanya kurang enak.
e. Buah yang telah dipanen harus segera diolah, penundaan waktu pengol
ahan akan menyebabkan penurunan mutu secara nyata.
2. Penanganan Pascapanen
Ada dua cara pengolahan buah kopi, yaitu pengolahan cara kering
dan pengolahan cara basah, perbedaan kedua cara pengolahan tersebut terl
etak pada adanya penggunaan air yang diperlukan untuk kulit buah maupu
n pencucian. Pengolahan cara kering ada dua macam, yaitu tanpa pemecah
an buah dan dengan pemecahan buah. Demikian juga pada pengolahan bas
ah dibedakan dua macam, yaitu pengolahan basah giling kering dan pengol
ahan basah giling basah. Disarankan buah masak yang telah dipanen diola
h secara basah agar mutunya lebih baik.
30
BAB III
METODE PELAKSANAAN
B. Materi Kegiatan
1. Perencanaan Penelitian tentang budidaya kopi organic
2. Budidaya kopi organic
8. Pembibitan
9. Penanaman
10. Perawatan
3. Aspek teknologi dan manajerial
4. Aspek segmen dan pemasaran produk
C. Prosedur Pelaksanaan
Pelaksanakan PKL di lapangan dilakukan oleh mahasiswa sesuai perencanaan
di proposal. Adapun kegiatan yang dilakukan adalah:
31
BAB IV
32
sehingga sifat unggulnya tidak tercemar. Tidak di sarankan untuk
mengambil benih dari tanaman kopi yang keunggulan nya masih di
ragukan.
Secara umum terdapat dua macam perbanyakan tanaman kopi,
yakni perbayakan generative dan vegetative. Perbanyakan yang di lakukan
di kopi D’’pinagar adalah
a. perbanyakan generative,
yaitu menyemaikan secara langsung benih kopi yang unggul.
33
bedengan dengan lebar satu meter, panjang nya
menyesuakan. Lapisi bedengan dengan pasir halus
setebal 5cm. untuk menghindari jamur taburi
dengan furadam.
Benamkan kopi secara berbasis dengan
kedalaman 0,5-1cm. jarak tanam untuk benih kopi 5
cm antar larik 3 cm antar baris dalam larikan 3x5.
Benamkan benih kopi dengan bagian punggung
menghadap ke atas. Kemudian brikan potongan
jerami atau alang-alang sebagai mulsa untuk
menjaga kelembapan areal tanam. Siram bedengan
sebanyak dua kali sehari yaitu pagi dan sore. Benih
kopi erkecambah pada umur 4-8 minggu. Kecambah
baru bisa di pindahkan setelah masuk dalam fase
kepelan yaitu telah berdaun dua. Kepelan akan
keluar pada umur 2-3 bulan.
34
Pupuk susulan minimal di lakukan pada bulan ke 3
dan ke 5. Bibit tanaman kopi bisa di tanam ke areal
perkebunan setelah berumur 8-9 bulan.
35
f. Sebelum penanaman akar tunggang yang
terlalu panjang ujungnya dipotong dengan
gunting.
C. PENANAMAN
36
Lubang Tanam yang dibuat 3 bulan sebelum tanam. Ukuran lubang
anjuran yaitu 60 x 60 x 60 cm, Kemudian saat memasuki umur 2-3
minggu di berikan pupuk kandang.
D. Pemupukan
E. Pemangkasan
1. Pangkas Bentuk
2. Pangkas Produksi
37
Pemangkasan Rejuvinasi (peremajaan)
F. Pengolaan Penaung
38
matahari terhambat. Pengendalian cukup dengan menggunakan
perangkap yang memanfaatkan predator alami.
c. Daun Berlubang
Daun yang diserang oleh ulat daun ini memakan dan menggerek
daun hingga berlubang dan meninggalkan bekas, sehingga proses
fotosintesis pada tanaman kopi menjadi terhambat. Maka tindakan
yang dilakukan adalah memotong daun tersebut yang terserang dan
mengutip hama ulat daun yang terlihat ditanaman kopi. Cara ini
cukup memberikan perubahan bagi tanaman kopi.
2. Penyakit
39
Pemanenan dilakukan dengan memetik buah kopi yang sudah masak
ataupun sudah berwarna merah memiliki tingkat kemerahan 95 sampai
99 persen kemerahan pada buah kopi. Untuk menjaga produktivitas
tanaman kopi, pemetikan harus dilakukan dengan cara yang benar.
Cabut buah secara vertikal agar tidak merusak tangkai buah, sehingga
akan tumbuh kembali buah pada tangkai tersebut. Memetik buah kopi
dengan cara merampas tidak dianjurkan karena bisa merusak tangkai.
2. Pasca Panen
Pasca panen adalah proses setelah biji kopi di panen dan menuju
proses sampai untuk bisa di konsumsi oleh konsumen. Ada beberapa
proses pada tahap pasca panen ini antara lain :
a) Sortasi buah
Sortasi atau pemilihan biji kopi dimaksudkan untuk memisahkan
biji yang masak dan bernas serta seragam dari buah yang
cacat/pecah, kirang seragam dan terserang hama serta penyakit.
Sortasi juga dimaksudkan untuk pembersihan dari ranting, daun
atau kerikil dan lainnya. Buah kopi masak hasil panen disortasi
secara teliti untuk memisahkan buah superior (masak, bernas, dan
seragam) dari buah interior (cacat, hitam, pecah, berlubang, dan
terserang hama penyakit). Kotoran seperti daun, ranting, tanah
dan kerikil harus dibuang karena benda-benda tersebut dapat
merusak mesin pengupas. Buah merah terpilih (superior) diolah
dengan metode pengolahan secara basah atau semi basah supaya
diperoleh biji kopi HS (Haulk Snauk) kering dengan tampilan
yang bagus, sedang buah campuran hijau-kuning-merah diolah
dengan cara pengolahan kering.
b) Pengupasan kulit kopi
Sebelum dikupas, biji kopi sebaiknya dipisahkan berdasarkan
ukuran biji agar menghasilkan pengupasan yang baik jika
dilakukan dengan mesin pengupas kopi (mesin pulper).Selama
pengupasan, alirkan air secara terus menerus kedalam mesin
40
pengupas.Fungsi pengaliran air untuk melunakkan jaringan kulit
buah agar mudah terlepas dari bijinya.
c) Fermentasi Buah / Perendaman
Fermentasi diperlukan untuk menyingkirkan lapisan lendir pada
kulit tanduk kopi. Fermentasi dilakukan untuk mengurangi rasa
pahit dan mempertahankan citarasa kopi. Fermentasi dilakukan
dengan cara perendaman biji ke dalam air atau secara kering
dengan memasukkan biji kopi ke dalam kantong plastik dan
menyimpannya secara tertutup selama 12 sampai 36 jam. Setelah
tahapan ini dapat dilakukan pencucian dengan air untuk
menghilangkan sisa lendir setelah fermentasi.
d) Pencucian Biji
Pencucian bertujuan untuk menghilangkan sisa lendir hasil
fermentasi yang masih menempel pada kulit tanduk. Untuk
kapasitas kecil, pencucian dapat dikerjakan secara manual di
dalam bak atau ember
e) Pengeringan/ Penjemuran kopi
Pengeringan biji kopi dilakukan dengan penjemuran dibawah
sinar matahari sampai tercapai kadar air biji maksimal sekitar
12,5%. Ada baiknya mengeringkan biji kopi jangan terlalu cepat,
umumnya sekitar 2-4 hari, sehingga biji kopi yang masih hijau
tadi optimal pengeringannya, dan karakter rasa yang terkandung
lebih kaya.
f) Pemisahan Gabah Kopi
Biji kopi kering atau kopi HS kering ditumbuk dengan Alat
tradisonal untuk mendapatkan biji kopi green bean atau kopi
beras. Penggilingan kopi diperlukan untuk memperoleh kopi
bubuk dan meningkatkan nilai jual kopi.
41
Biji kopi/Greanbean dilakukan sortir untuk mendapatkan GB
yang baik. Caranya di pilih biji rusak, bji muda, biji terserang
Hama (tusuk jarum).
h) Penyangraian kopi (roasting)
Penyangraian biji kopi merupakan suatu proses yang penting
dalam industry perkopian yang amat menentukan mutu minuman
kopi yang diperolehnya. Proses ini mengubah biji-biji kopi
mentah yang tidak enak menjadi minuman dengan aroma dan
citarasa lezat. Penyangraian biasanya dilakukan pada tekanan
atmosfer, sebagai media pemanas biasanya digunakan udara
pemanas atau gas-gas hasil pembakaran. Panas juga diperoleh
dengan mengadakan k ontak antara kopi beras dengan permukaan
metal yang panas.Setelah perlakuan pendahuluan untuk
menghilangkan kandungan air. Pengolahan biji kopi ini perlu
disesuaikan dengan permintaan dan kegemaran konsumen.
Tingkatan penyangraian terdiri dari: light roast (sangrai cukupan),
medium roast (sangrai sedang), dark roast (sangrai matang). Cara
penyangraian yang berlainan ini selain berpengaruh terhadap
citarasa, juga turut menentukan warna bubuk kopi yang
dihasilkan. Pada proses penyangraian kopi mengalami perubahan
warna dari hijau atau cokelat muda menjadi cokelat kayu manis,
kemudian menjadi hitam dengan permukaan berminyak. Bila kopi
sudah berwarna hitam dan mudah pecah (retak) maka
penyangraian segera dihentikan. Selanjutnya kopi segera diangkat
dan didinginkan. D’’pinagar kopi biasanya menerima jasa untuk
petani lain yang ingin meroasting greanbean nya.
Suhu sangria yang umum adalah sebagai berikut:
1. Light Roast (Sangrai cukupan, suhu 196C-205C)
2. Medium Roast (Sangrai sedang, suhu 210-219C)
3. Dark Roast (Sangrai hitam, suhu diatas 225C)
42
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan Hasil dan pembahasan diatas, dapat di simpulkan :
1. Mahasiswa dapat pengalaman agribisnis kopi dengan kegiatan PKL 1
POLBANGTAN Medan mulai dari pembibitan, penanaman, perawatan,
panen, dan pascapanen (sortasi buah(Ceri), pengupasan kulit kopi
(pulper), fermentasi buah/biji kopi, pencucian, pengeringan/penjemuran
kopi, pengukuran kadar air, penggilingan gabah (huller), sortasi Grean
Bean kopi, penyangraian (Roasting) kopi, Grinding/pembubuk kopi,
dan Packing/Bungkus Kopi)
2. Agribisnis kopi dapat dijadikan pilihan karena memberikan peluang
besar bagi petani di zaman milenial seperti saat ini.
3. Perbedaan atau kesenjangan (gap) yang diperoleh di lapangan (praktik)
sangat berbeda dimana teori yang di dapatkan di kampus hanya berisi
penjelasan secara umum saja.Sedangkan mahasiswa lebih mendapatkan
pengalaman atau wawasan secara langsung melalui praktik di
lapamngan mengenai agribisnis tanaman kopi dari hulu sampai hilir.
B. Saran
Adapun Saran dalam Kegiatan PKL1 antara lain :
1. Pemerintah khususnya Pemerintah daerah seharusnya dapat
memberikan bantuan berupa subsidi kepada petani kopi untuk dapat
mengembangkan nilai kreativitas dalam Agribisnis Kopi
2. Instansi POLBANGTAN Medan, akademik dapat menjadikan lokasi
kegiatan PKL 1 menjadi lokasi PKL 2 agar kegiatan Agribisnis dan
Penyuluhan pertanian dapat terealisasikan untuk majunya pertanian
negri.
43
DAFTAR PUSTAKA
Mulato, Sri. 2002. Simposium Kopi 2002 dengan tema Mewujudkan perkopian
Nasional Yang Tangguh melalui Diversifikasi Usaha Berwawasan
Lingkungan dalam Pengembangan Industri Kopi Bubuk Skala Kecil
Untuk Meningkatkan Nilai Tambah Usaha Tani Kopi Rakyat. Pusat
Penelitian Kopi dan Kakao Indonesia.
Panggabean, Edy. 2011. Buku Pintar Kopi. Jakarta Selatan: PT Agro Media Pus
taka hlm 124-132
44
LAMPIRAN KEGIATAN
Terjun ke lapangan
45
Lampiran kegiatan
pemetikan kopi
46
latihan roasting kopi
pembutan ekoenzim
47
merayakan ulang tahun anak induk semang
48
mencoba mesin pencacah rumput
pembuatan poc
49
santasi pembibitan kopi
50
pembuatan rorak
51
kopi yang terserang hama dan penyakit
52
panen jagung
53