Anda di halaman 1dari 36

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN 1

AGRIBISNIS TANAMAN TERONG (Solanum melongena L.)


DI PT. EAST WEST SEED
KABUPATEN SIMALUNGUN

OLEH:
SUKRINALDI
NIRM.01.01.18.068

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN


BERKELANJUTAN
JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
I dengan judul agribisnis tanaman terong yang berlokasi di Kabupaten
Simalungun Provinsi Sumatera Utara.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) I yang merupakan salah satu dari mata
kuliah yang sesuai dengan kurikulum Tahun 2020 yang digunakan Politeknik
Pembangunan Pertanian Medan. PKL I ini wajib dilaksanakan oleh setiap
mahasiswa/i Program Diploma-IV Polbangtan Medan pada semester IV (II) guna
membekali mahasiswa/i dalam kegiatan praktik nyata dilapangan.
Laporan ini di buat sebagai syarat untuk mengikuti kegiatan PKL I yang
akan dilaksanakan pada 9 Maret s.d 07 April 2020. Pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas terselesainya laporan ini kepada:
1. Ir. Yuliana Kansrini, M Si selaku Direktur Polbangtan Medan
2. Tience Elizabeth Pakpahan, S.P, M.Si selaku Ketua Jurusan Penyuluhan
Pertanian Berkelanjutan
3. Tience Elizabeth Pakpahan, S.P, M.Si selaku Ketua Program Studi
Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
4. Tience Elizabeth Pakpahan, S.P, M.Si selaku Dosen Pembimbing I.
5. Mahmudah, M.P selaku Dosen Pembimbing II.
6. Panitia Pelaksana PKL I dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan laporan ini.
Demikian penyusunan laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk kebaikan laporan ini. Terima kasih.

Medan, Maret 2020

Penulis

1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 2
C. Manfaat................................................................................................. 2

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 4


A. Perencanaan Agribisnis Terong............................................................ 4
B. Proses Produksi Agribisnis Terong...................................................... 5
C. Teknologi Produksi Terong.................................................................. 8
D. Organsasi Management PT. East West Seed ....................................... 9
E. Pemasaran............................................................................................. 10
F. Analisis Usaha Tani Terong................................................................. 13

BAB III. METODE PELAKSANAAN......................................................... 16


A. Waktu dan Tempat................................................................................ 16
B. Materi Kegiatan.................................................................................... 16
C. Prosedur Pelaksanaan........................................................................... 16

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 20


A. Hasil...................................................................................................... 20
B. Pembahasan.......................................................................................... 29

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 33


A. Kesimpulan........................................................................................... 33
B. Saran..................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 34
LAMPIRAN.................................................................................................... 35

2
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) sebagai penyelenggara
pendidikan tinggi vokasi bidang pertanian dalam berbagai rumpun ilmu untuk
mendukung pembangunan pertanian. Penyelenggaraar terapan Pendidikan di
Polbangtan bertujuan menghasilkan Job Creator dan Job Seeker yang akan
berrmitra dengan dunia usaha/dunia industri/dunia kerja Sistem pendidikan yang
diberikan berbasis pada peningkatan keterampilan sumber daya manusia dengan
menggunakan ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar yang kuat, sehingga
lulusannya mampu mengembangkan diri untuk menghadapi perubahan
lingkungan. Disamping itu lulusan Polbangtan diharapkan dapat berkompetisi di
dunia industri dan mampu berwirausaha secara mandiri.
Sejalan tuntutan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang handal,
maka Polbangtan dituntut untuk merealisasikan pendidikan akademik yang
berkualitas dan relevan dengan kebutuhan industri. Salah satu kegiatan pendidikan
akademik dimaksud adalah Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan mahasiswa untuk belajar
bekerja praktis pada dunia usaha/dunia industri/dunia kerja yang diharapkan dapat
menjadi sarana penerapan keterampilan dan keahliarn mahasiswa. Mahasiswa
akan memperoleh keterampilan yang tidak hanya bersifat kognitif dan afektif,
namun juga psikomotorik yang meliputi keterampilan fisik, intelektual, sosial dan
manajerial. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pengalaman praktis
kepada mahasiswa dengan cara ikut bekerja sehari-hari pada dunia usaha/dunia
industri/dunia kerja yang layak dan representatif dijadikan lokasi PKL Kegiatan
ini harus diikuti oleh mahasiswa Polbangtan untuk mendapatkan pengalaman dan
keterampilan khusus di dunia usaha/dunia industri/dunia kerja sesuai bidang
keahliannya, minimal 1 (satu) kali selama proses pendidikan. Selama PKL
mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu - ilmu yang diperoleh di perkuliahan
untuk menyelesaikan serangkaian tugas sesuai dengan lokasi PKL.
Proses pembelajaran di Polbangtan terdiri atas kuliah klasikal dan praktik
mata kuliah. Selain praktik mata kuliah dilaksanakan juga Praktik Kerja Lapangan

3
(PKL). Praktik Kerja lapangan (PKL) I dirancang sebagai bagian dari kegiatan
proses pembelajaran di Polbangtan, PKL dilaksanakan secara mandiri pada
semester IV. Untuk PKL I dengan capaian pembelajaran tentang agribisnis.
Adapun syarat–syarat yang harus dilengkapi oleh mahasiswa sebelum melakukan
Praktik Kerja Lapangan I adalah menyusun laporan PKL I yang disusun
berdasarkan hasil survei calon lokasi, dan berdasarkan bimbingan dosen
pembimbing serta dengan sistematika laporan yang telah ditentukan.
Dan berdasarkan kebijakan yang telah ditentukan lokasi dan komoditinya
penulis akan menjalani proses kegiatan PKL I di binaan PT. East West Seed
Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara.
PT. East West Seed Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara ini
merupakan Unit Perusahaan mengenai subsector tanaman hortikultura. Dalam hal
ini penulis mendapatkan subsector tanaman hortikultura yaitu pada komoditas
tanaman Terong (Solanum melongena L.)
Terong sudah cukup popular di Indonesia. Terong (Solanum melongena L.)
adalah salah satu jenis sayuran yang banyak disukai masyarakat Indonesia. Terong
merupakan tanaman tropis (Firmanto, 2011). Terong memiliki potensi yang besar
untuk dikembangkan karena kebutuhan pasar yang tinggi. Menurut Pusat Data
dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian (2012), konsumsi terong
pada tahun 2010 dan 2011 yaitu 2.5 kg per kapita per tahun. Produksi terong
Indonesia dengan penanaman di lahan terbuka yaitu 545.646 ton, sedangkan
produktivitasnya sebesar 10.8 ton ha-1 (FAO, 2013). Produksi dan produktivitas
terong di Belanda dengan penanaman di dalam rumah kaca secara berturut-turut
yaitu 48 000 ton dan 480 ton ha-1 (FAO, 2013). Perbedaan produksi dan
produktivitas terong Indonesia dengan Belanda disebabkan oleh perbedaan
varietas tanaman, teknik budidaya, dan iklim.
Prospek pengembangan usaha tanaman terong bernilai tinggi, karena selain
mempunyai nilai gizi yang tinggi juga mempunyai nilai yang tinggi pula.
Tanaman terong juga dikenal sebagai tanaman yang banayak menghasilkan
(money maker). Pengenbangan budidaya tanaman terong tentu saja dapat
mendukung upaya petani dalam memperoleh hasil secara ekonomi yang
memuaskan, pengembangan argo bisnis, peningkatan gizi masyarakat, perluasan

4
tenaga kerja, serta peningkatan pendapata Negara dari pembatasan impor dan
memacu pertumbuhan ekspor.

B. Tujuan
Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 adalah sebagai berikut:
1. Memahami perencanaan, proses produksi dan kualitas produk yang
dihasilkan.
2. Memahami metode yang diterapkembangkan baik dari aspek teknologi
maup un organisasi dan atau manajerial.
3. Mengenal segmen pasar dari produk yang dihasilkan.
4. Memahami permasalahan yang dihadapi dan strategi atau cara mengatasi
permasalahan.
5. Mengembangkan sikap kreatif dan inovatif mahasiswa yang mengarah
pada penumbuhan budaya kewirausahaan.

C. Manfaat
Adapun manfaat dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa terlatih untuk mengerjakan pekerjaan lapangan, dam sekaligus
melakukan serengkaian keterampilan yang sesuai dengan bidang
keahliannya.
2. Mahasiswa memperoleh kesenpatan untuk memantapkan keterampilan dan
kemampuan sehingga kepercayaan dan kematangan diri akan semakin
meningkat.
3. Mahasiswa terlatih untuk berfikir kritis dan menggunakan daya nalarnya
dengan cara memberi komentar logis terhadap kegiatan yang dikerjakan
dalam bentuk laporan kegiatan yang sudah dibakukan.
4. Menumbuhkan jiwa wirausaha dan sikap kerja mahasiswa berkarakter.

5
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Perencanaan Agribisnis Terong


Sistem Agribisnis adalah semua aktivitas mulai dari pengadaan dan
penyaluran sarana produksi sampai kepada pemasaran produk-produk yang
dihasilakan oleh usaha tani dan agroindustri yang saling terkait satu sama lain.
Agribisnis memiliki 4 subsistem, terdiri dari :

Subsistem Pengadaan dan Subsistem Subsistem Produksi Subsistem


Distribusi Sarana PrasaranaPengolahan Pertanian Pemasaran
Hasil
Pertanian

Subsistem Penunjang

Adapun perencanaan dalam penerapan sistem Agribisnis pada tanaman terong


sebagai berikut:
a. Planning (Perencanaan)
Mempersiapkan persiapan dalam proses budidaya tanaman terong di PT.
East West Seed baik dari bahan maupun alat yang di butuhkan. Selain itu
di persiapkan juga kegiatan – kegiatan yang akan menunjang keberhasilan
proses budidaya tanaman terong yang di sinkronisasikan dengan waktu
yang tepat dan sumber referensi yang terpercaya.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Mengelompokkan pembagian tugas sesuai dengan hak dan tanggung
jawabnya masing - masing berdasarkan keputusan yang di tetapkan oleh
pemegang jabatan tertinggi di PT. East West Seed, sehingga proses
produksi terong dapat terlaksana dengan baik dan tersusun secara
sistematis sesuai dengan SOP perusahaan.
c. Actuating (Pelaksanaan)
Tindakan nyata dari perencanaan yang sebelumnya telah di sepakati dan di
laksanakan oleh pihak – pihak yang telah di beri tugas berdasarkan

6
keputusan yang sudah ada dan di sepakati sebelumnya oleh PT. East West
Seed.
d. Controlling (Pengawasan)
Kegiatan pengawasan yang mengarah pada pelaksanaan kegiatan yang
sesuai dengan perencanaan, efektif dan efesiensinya pihak – pihak yang
berperan dalam proses produksi di PT. East West Seed.

B. Proses Produksi Agribisnis Terong


1. Persiapan lahan
a. Proses pengolahan tanah yang pertama yaitu membersihkan gulma atau
tanaman lain yang dapat mengganggu proses perkembangan tanaman
terong, setelah itu tanah dicangkul untuk mendapatkan kondisi tanah yang
gembur sehingga dapat mempermudah pertumbuhan akar tanaman. Proses
pengolahan tanah ini dilakukan pada satu bulan sebelum penanaman
b. Setelah lahan dibersihkan tanah harus dihaluskan sambil membentuk
bedengan selebar 100 cm dengan jarak antar bedengan 50 cm. Lahan yang
telah dihaluskan tanahnya dipupuk kandang sebanyak 15 -20 ton / ha dan
dicampur merata dengan tanah.
2. Persiapan Benih
Dalam budidaya terong ungu hal utama yang harus diperhatikan selain cara
menanam terong ungu yang baik dan benar adalah saat pemilihan benih terong
yang harus tepat. Untuk memperoleh bibit terong ungu yang bagus pilihlah benih
terong yang berkualitas. Agar memperoleh hasil produksi yang tinggi dan tahan
penyakit, pilihlah benih terong hibrida. Kebutuhan benih untuk budidaya terong
dalam satu hektar sekitar 300-500 gram, tergantung jarak tanam yang dipakai.
Benih terong akan tumbuh kurang lebih 25 hari setelah disemai.
3. Penanaman
Sebelum penaman bibit terong dilakuan pembuatan lubang tanam dengan
jarak 70 x 70 cm. Kemudian dilakukan pemberian pupuk dasar pada lubang tanam
dengan dosis campuran 300 kg ZA/ha + 220 - 250 kg TSP/ha + 200 kg KCL /ha.
Setiap lubang tanam diberi 10 gram campuran pupuk tersebut. Setelah dilakukan
pemupukan bibit terong siap ditanam, sangat disarankan untuk memilih bibit yang

7
subur dan normal. Pada saat bibit dditanam tekan sedikit tanah disekeliling
batang, kemudian siram tanah secukupnya.
4. Pemeliharaan
a. Penyulaman
Bibit yang tumbuh tidak baik ataupun mati harus segera di ganti atau
disulam dengan bibit yang baru. Waktu penyulaman maksimum 15 hari
setelah tanam.
b. Penyiangan
Penyiangan tanaman bersamaan dengan pemupukan susulan atau keadaan
gulma. Pada saat proses penyiangan dilakukan pula penggemburan pada
tanah yang menggumpal secara hati-hati.
c. Penyiraman
Penyiraman pada tanah dilakukan sesuai kebutuhan dan keadaan.
Penyiraman pada fase awal pertumbuhan dilakukan setiap hari, seteah
melewati fase pertumbuhan penyiraman hanya dilakukan sesuai
kebutuhan.
d. Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan pada saat tenaman berumur 15 hari setelah
tanam dan 60-75 hari setelah tanaman. Setiap tanaman diberikan sebanyak
10 gr campuran pupuk dengan pengampikasian yaitu dilarikan pada
tanaman sejauh 20 -21cm dari batang tanaman.
Adapun jenis dan dosis pupuk dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Jenis Pupuk(kg)
No Pemupukan Waktu(hst)
ZA KCL
1 Susulan 1 15 150 150
2 Susulan 2 60-75 150 150

Table 1. Dosis Pemupukan


e. Pengendalian HPT
Prinsip pokok hama dan penyakit meliputi pengelolaan ekosistem
pertanian dengan cara bercocok tanam yaitu meliputi : pemakaian bibit
sehat dan varetas resisten, sanitasi kebun, pemupukan berimbang dan
tumpangsari.

8
 Penerapan pengendalian non kimiawi seperti secara fisik mekanik,
genetisdan lain-lainnya.
 Penggunaan pestisida secara selektif berdasarkan hasil pemantauan dan
analisis ekosistem
5. Panen
Masa panen tanaman terong berkisar antara 3-4 bulan setelah tanam, Buah
terong yang siap dipanen tentunya adalah buah yang tidak terlalu muda dan tidak
terlalu tua. Hal ini bisa dilihat dari ukuran Buah dan tingkat kekerasan saat
dipencet. Budidaya terong ungu yang baik dapat menghasilkan 10-30 ton buah
terong per hektar. Panen dilakukan 1-2 kali per minggu. Buah terong yang layak
dikonsumsi adalah buah yang padat dan permukaan kulitnya mengkilat.
6. Pasca panen
Buah terong tidak dapat disimpan lama sehingga harus dipasarkan segera
setelah tanam. Pengelompokan dilakukan berdasarkan ukuran dan warna. Pe-
nanganan selama pengemasan harus dilakukan secara berhati-hati untuk
mencegah kerusakan kulit.
a. Pre-sorting biasanya dilakukan untuk mengeliminasi produk yang luka,
busuk atau cacat lainnya sebelum pendinginan atau penanganan
berikutnya. Pre-sorting akan menghemat tenaga karena produk-produk
cacat tidak ikut tertangani. Memisahkan produk busuk akan
menghindarkan penyebaran infeksi ke produk-produk lainnya, khususnya
bila pestisida pascapanen tidak dipergunakan.
b. Kebanyakan buah dan sayuran membutuhkan pembersihan untuk
menghilangkan kotoran seperti debu, insekta atau residu penyemprotan
yang dilakukan sebelum panen. Pembersihan dapat dilakukan dengan sikat
atau melalukan pada semprotan udara. Namun lebih umum digunakan
dengan penyemprotan air atau mencelupkan ke dalam air. Bila kotoran
agak sulit dihilangkan maka dapat ditambahkan deterjen
c. Pengemasan, karena proses pemasaran produk mengupayakan buah segar
maka pengemasan dilakukan dengan standart menggunakan plastik.
Sehingga produk tidak disarankan untuk dijual dalam jangka waktu

9
panjang. Penjualan produk juga dilakukan saat panen, sehingga tidak ada
penumpukan produk yang tidak terjual.

1. Teknologi Produksi Terong


Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk menghasilkan produk
yang berkualitas. Tujuan dari penerapan metode dalam berbisnis terong adalah
untuk meningkatkan hasil produksi terong. Selain itu, metode atau teknik ini juga
meningkatkan mutu dan kualitas berdasarkan metode yang digunakan. Adapun
metode yang diterapkan dalam agribisnis terong dilihat dari aspek sebagai berikut.
1. Teknologi yang Diterapkan dalam Agribisnis Terong
Metode yang diterapkan dalam produksi terong pun dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan cara manual atau tradisional dan dengan
menggunakan teknologi.
a. Penggunaan Benih Bersertifikat
Benih bersertifikat adalah benih yang proses produksinya melalui tahap
system sertifikasi benih dan telah memenuhi standar mutu, baik standar
lapangan maupun laboraturium untuk masing-masing komoditi dan kelas benih
yang ditentukan. Benih yang disebar ke petani merupakan benih berlabel biru.
Pada kemasan akan tertera berapa daya kecambah, masa berlaku benih, dll.
Adapun kelas-kelas benih dalam sertifikasi benih meliputi:
1. Benih Penjenis
Benih penjenis (BS) adalah benih yang diproduksi oleh dan dibawah
pengawasan Pemulia Tanaman yang bersangkutan atau Instansinya. Benih
ini merupakan Sumber perbanyakan Benih Dasar.
2. Benih Dasar
Benih Dasar (BD) adalah keturunan pertama dari Benih Penjenis. Benih
Dasar diproduksi di bawah bimbingan yang intensif dan pengawasan yang
ketat sehingga kemurnian varietas dapat terpelihara. Benih dasar
diproduksi oleh Instansi/Badan yang ditunjuk oleh Direktorat Jenderal
Tanaman Pangan dan produksinya disertifikasi oleh Balai Pengawasan dan
Sertifikasi benih.
3. Benih Pokok

10
Benih Pokok (BP) adalah keturunan dari Benih Penjenis atau Benih Dasar
yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga indetitas dan
tingkat kemurnian varietas yang ditetapkan dapat dipelihara dan
memenuhi standart mutu yang di tetapkan dan harus disertifikasi sebagai
Benih Pokok oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih.
4. Benih Sebar
Benih Sebar (BR) adalah keturunan dari Benih Penjenis, Benih Dasar atau
Benih Pokok yang diproduksi dan dipelihara sedemikian rupa sehingga
identitas dan tingkat kemurnian varietas dapat dipelihara, memenuhi
standart mutu benih yang ditetapkan serta harus disertifikasi sebagai Benih
Sebar oleh Balai Pengawasan dan Sertifikasi Benih.
Ketentuan pemakaian label adalah sebagai berikut :
1. Benih Penjenis (BS)/Breeder Seed (BS) warna label putih
2. Benih Dasar (BD)/Foundation Seed (FS) warna label putih.
3. Benih Pokok (BP)/Stock Seed (SS) warna label ungu.
4. Benih Sebar (BR) /Extension Seed (ES) warna label biru.

2. Organisi Management PT. East West Seed


Organisasi adalah suatu orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.
Secara sederhana organisasi dapat diartikan sebagai suatu kesatuan yang
merupakan wadah atau sarana untuk mencapai berbagai tujuan atau sasaran
organisasi memiliki banyak komponen yang melandasi diantaranya terdapat
banyak orang, tata hubungan kerja, spesialis pekerjaan dan kesadaran rasional dari
anggota sesuai dengan kemampuan dan spesialisasi mereka masing-masing.
Menurut Ferland (1985:3) ciri-ciri organisasi sebagai berikut :
1. Adanya suatu kelompok orang yang dapat dikenal
2. Adanya kegiatan yang berbeda-beda tetapi satu sama lain saling berkaitan
(interdependent part) yang merupakan kesatuan usaha / kegiatan.
3. Tiap-tiap anggota memberikan sumbangan usahanya / tenaganya
4. Adanya kewenangan, koordinasi dan pengawasan

Beberapa organisasi di bawah PT. East West Seed :

11
1. CV (Comanditer Vennotschap) adalah suatu bentuk badan usaha
persekutuan yang didirikan oleh seorang atau beberapa orang yang
mempercayakan uang atau barang kepada seorang atau beberapa orang
yang menjalankan perusahaan dan bertindak sebagai pemimpin untuk
mencapai tujuan bersama dengan tingkat keterlibatan yang berbeda-beda
di antara anggotanya.
2. UD (Usaha Dagang) adalah bentuk usaha yang paling sederhana karena
pengusahanya hanya satu orang,yang di maksud pengusaha disini adalah
orang yang memiliki perusahaan.
3. Kelompok Tani adalah beberapa orang petani atau peternak yang
menghimpun diri dalam suatu kelompok karena memiliki keserasian
dalam tujuan,motif dan minat. Kelompok tani dibentuk berdasarkan surat
keputusan dan dibentuk dengan tujuan sebagai wadah komunikasi
antarpertani.

E. Pemasaran
1. Segmentasi Pasar
Segmantasi pasar adalah pembagian kelompok konsumen atau pembeli yang
memiliki kebutuhan, karakteristik, dan perilaku yang berbeda-beda (heterogen) di
dalam pasar tertentu sehingga nantinya menjadi satuan pasar yang homogen dan
dijadikan sasaran pasar dengan strategi marketing mix tersendiri. segmenatsi pasar
dilakukan untuk mengetahui hal apa yang disukai dan dijadikan sebagai
kebutuhan bagi konsumen, sehingga perusahaan dapat menciptakan suatu produk
yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Dilihat dari analisis survey pasar yang sudah dilakukan, produksi terong tidak
dapat dipasarkan di beberapa pasar yang telah disurvey. Sehingga pemasaran akan
dilakukan langsung kepada konsumen. Target konsumen antara lain rumah
makan, pecel lele, burjo, ibu rumah tangga, dan lain-lain.

Terdapat lembaga-lembaga pemasaran yang sering terlibat dalam


pemasaran terong sederhana, yaitu:

12
1. Pedagang pengumpul
Pedagang pengumpul merupakan pedagang yang mengambil terong secara
langsung kepada petani. pedagang pengumpul terbagi kembali kedalam
beberapa jenis menurut tempat dan cakupan pasokan komoditi yang
dipasarkan, yaitu pedagang pengumpul tingkat desa, pedangang pengumpul
tingkat kecamatan, pedangang pengumpul tingkat kabupaten, dan
pedagang pengumpul tingkat provinsi.
2. Pedagang pengencer
Pedangang pengencer merupakan pedagang yang membeli cabai merah
dari pedangang pengumpul. Keuntungan dari pedagang pengencer adalah tida
k perlu mengeluarkan biaya transportasi untuk pengangkutan terong,
Sementara kekurangannya adalah harga terong yang dibeli dari pedagang
pengumpul lebih besar dibandingkan terong yang dibeli langsung dari petani.
Berdasarkan lembaga-lembaga yang terlibat didalamnya, dapat dibuat jenis-
jenis saluran pemasaran yang mungkin dalam pemasaran terong, sebagai
berikut:
a. Saluran pemasaran I
Pada saluran pemasaran I terong yang berasal dari petani langusng dibeli
oleh konsumen tingkat akhir.
b. Saluran pemasaran II
Pada saluran pemasaran II terong dari petani dibeli langsung
oleh pedagang pengecer dan pedagang pengecer menjualnya kepada konsu
men. .
c. Saluran pemasaran III
Pada saluran pemasaran III terong dari petani dibeli oleh
pedagang pengumpul, dari pedagang pengumpul dibeli oleh pedagang pen
gecer, danoleh pedagang pengencer dijual kepada konsumen.

a. Persaiangan Produk

13
Persaingan produk terong sangat ketat karena banyak kelompok penjual yang
menjual tanaman sejenis. Persaingan produk yang dihadapi dapat di minimalkan
dengan mengetahui kelemahan pesaing sehingga tahu peluang yang ada.
Mengetahui kekuatan dan kelemahan dari pesaing merupakan kunci dari
penyusunan strategi dengan mengembangkan kekuatan perusahaan untuk
menutupi kelemahan pesaing.
d. Strategi Pemasaran
Beberapa usaha pemasaran yang dilakukan kegiatan usaha kami yaitu dengan
menyusun strategi pemasaran yang meliputi produk, harga, distribusi, dan
promosinya sehingga alurnya sudah terarah. Adapun penerapan strategi
pemasaran yang kami lakukan yaitu sebagai berikut :
a. Penggunaan Sosial Media
Sosial media merupakan alat pem.asaran paling efektif dan terccepat di masa
sekarang. Karen apada saat ini hampir semua orang merupaka pengguna dari
sosial media. Dengan adanya sosial media perusahaan dapat melakaukan
interaksi secara luas. Sosial media yang dapat digunakan sebagai wadah
pemasaran yaitu seperti whatsaap, facebook, ataupun instagram.
b. Tempat yang strategis
Dalam pemasaran tempat yang strategis akan menentukan angka penjualan.
Kriteria tempat yang strategis yaitu dengan mempertimbangkan sasaran serta
kemudahan untuk menjangkau.
c. Menjalin hubungan baik dengan konsumen
Pelanggan merupakan hal penting dalam proses usaha. Transaksi berulang kali
yang dilakukan dengan konsumen harus tetap terjaga, hal inilahyang
menjadikan perlu adanya hubungan yang baik antar konsumen dan
perusahaan. Pelanggan yang loyal dapat diberikan suatu award, sehingga
pelanggan merasa senang terhadap perusahaan, sehingga kerjasama akan tetap
berlangsung.

F. Analisis Usaha Tani Terong

14
Usaha tani adalah suatu organisasi produksi dimana petani sebagai pelaksana
mengorganisasi alam, tenaga kerja dan modal ditunjukkan pada produksi di sektor
pertanian, baik berdasarkan pada pencarian laba atau tidak.
Ilmu usaha tani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani memperoleh
dan memadukan sumber daya(lahan, kerja, modal, waktu, pengolahan) yang
terbatas untuk mencapai tujuannya, maka disiplin induknya adalah ilmu ekonomi.
Beberapa elemen dalam teori ekonomi yang mungkin sangat penting dan relevan
terhadap penelitian usaha tani mencakup prinsip keunggulan komparatif, kenaikan
hasil yang berkurang, subsitusi, analisis biaya, biaya yang diluangkan, pemilihan
cabang usaha dan pertimbangan tujuan.
a. Biaya Produksi
Biaya Produksi Biaya produksi adalah semua pengeluaran ekonomis yang
harus dikeluarkan untuk memproduksi suatu barang. Berikut rumus untuk
menghitung biaya produksi.
TC = TFC + TVC
Keterangan:
TC = Total biaya dari usaha (Rp).
TFC = Total biaya tetap dari usaha (Rp).
TVC = Total biaya variabel dari usaha (Rp).
b. Pendapatan
Pendapatan adalah jumlah uang yang diterima oleh pengrajin usaha home
industri kerupuk opak. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung
pendapatan adalah sebagai berikut.
TR = P x Q
Keterangan:
TR = Total pendapatan dari usaha (Rp)
P = Harga produk dari usaha (Rp)
Q = Total penjualan dari usaha (Rp)
c. Keuntungan
Keuntungan usaha merupakan pengurangan pendapatan total dengan biaya
total dari usaha. Secara matematis dapat ditulis sebagai berikut.
π = TR – TC

15
Keterangan:
π = Keuntungan dari usaha (Rp)
TR = Total pendapatan (Rp)
TC = Total biaya dari usaha (Rp)
d. Break Even point atau BEP
Break Even point atau BEP adalah suatu analisis untuk menentukan dan
mencari jumlah barang atau jasa yang harus dijual kepada konsumen pada
harga tertentu untuk menutupi biaya-biaya yang timbul serta mendapatkan
keuntungan / profit. Berikut rumus untuk menghitung BEP.

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝑅𝑝)


Break event (BEP) Produksi (Kg) =
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 (𝑅𝑝)

𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝑅𝑝)


Break event (BEP) Harga (Rp) =
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 (𝑅𝑝)

Kriteria BEP Produksi adalah sebagai berikut :


a. Jika BEP Produksi < Jumlah Produksi, maka usaha berada pada posisi
menguntungkan.
b. Jika BEP Produksi = Jumlah Produksi, maka usaha berada pada posisi
titik impas atau tidak laba/tidak rugi.
c. Jika BEP Produksi >Jumlah Produksi maka usaha berada pada posisi
yang tidak menguntungkan.

Sementara untuk BEP Harga kriterianya adalah sebagai berikut :


a. Jika BEP Harga < Harga Jual, maka usaha berada pada posisi yang
menguntungkan.
b. Jika BEP Harga = Harga Jual, maka usaha berada pada posisi titik impas
atau tidak laba/tidak rugi.
c. Jika BEP Harga > Harga Jual, maka usaha berada pada posisi yang tidak
menguntungkan.

e. Analisis Return On Investment (ROI)

16
Analisis Return On Investment (ROI) dalam analisa keuangan mempunyai
arti yang sangat penting sebagai salah satu teknik analisa keuangan yang
bersifat menyeluruh/ komprehensif. Return On Investment (ROI)
merupakan rasio yang mengukur kemampuan perusahaan secara
keseluruhan didalam menghasilkan keuntungan dengan jumlah keseluruhan
aktiva yang tersedia didalam perusahaan.

(ROI) = x 100% 𝐿𝑎𝑏𝑎 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 (𝑅𝑝)


𝑀𝑜𝑑𝑎𝑙 𝑈𝑠𝑎ℎ𝑎 (𝑅𝑝)

Revenue Cost Ratio Revenue/ Cost Ratio merupakan perbandingan antara


total penerimaan dengan total biaya dengan rumusan sebagai berikut.

𝑇𝑅
Revenue Cost Ratio (R/C) =
𝑇𝐶

Jika R/C Ratio > 1, maka usaha yang dijalankan mengalami keuntungan
atau layak untuk dikembangkan. Jika R/C Ratio < 1, maka usaha tersebut
mengalami kerugian atau tidak layak untuk dikembangkan. Selanjutnya jika
R/C Ratio = 1, maka usaha berada pada titik impas (Break Event Point).

III. METODE PELAKSANAAN

17
A. Waktu dan Tempat
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) I dilaksanakan di PT. East West
Seed Kabupaten Simalungun. Praktik Kerja Lapangan (PKL) I ini dilaksanakan
pada tanggal 9 Maret - 7 April 2020.

B. Materi Kegiatan
1. Perencanaan, proses produksi dan kualitas produk yang dihasilkan.
2. Metode yang diterap kembangkan baik dari aspek teknologi maupun
organisasi dan atau manajerial.
3. Segmen pasar dari produk yang dihasilkan.
4. Permasalahan yang dihadapi dan strategi atau cara mengatasi permasalahan..

C. Prosedur Pelaksanaan
1. Pembekalan
a. Pembekalan PKL I dimaksudkan agar mahasiswa dalam melaksanakan
PKL I `dapat mewujutkan capaian pembelajaran yang ditetapkan.
Pembekalan diberikan kepada mahasiswa dan dilaksanakan di kampus
Polbangtan. Pembekalan dimaksudkan untuk menginformasikan kepada
mahasiswa tentang gambaran lokasi PKL I yang telah ditetapkan,
pemberian materi PKL I, dan menyamakan persepsi pelaksanaan PKL I.
b. Pembekalan diberikan oleh dosen yang kompetensinya relevan dengan
materi. Materi pembekalan disesuaikan dengan bidang pada setiap
program studi.
2. Penyusunan laporan
Mahasiswa wajib menyusun laporan PKL I yang disusun berdasarkan hasil
survei calon lokasi, dan di bimbingan dosen pembimbing. Sistematika laporan
PKL sebagaimana disajikan pada lampiran.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan PKL I di unit agribisnis sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan oleh Direktur Polbangtan, di bawah bimbingan dosen pembimbing

18
internal dan pembimbing eksternal. Alokasi waktu pelaksanaan PKL disesuaikan
dengan kebutuhan program studi.
4. Penyusunan Laporan
Mahasiswa wajib menyusun laporan PKL I dengan bimbingan dosen.
Konsultasi mahasiswa kepada pembimbing internal dan eksternal di lakukan di
lokasi PKL dan di kampus Polbangtan Medan. laporan PKL I dibuat rangkap 5
(lima), diserahkan kepada pembimbing internal dan eksternal, program studi, dan
arsip mahasiswa.

19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil
Adapun hasil dari Praktek Kerja Lapang (PKL) yang telah dilaksanakan di PT.
East West Seed Resort adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Agribisnis Terong di Desa Binaan PT. East West Seed
Indonesia.
Desa Silnduk binaan PT. East West Seed Indonesia terletak di Kabupaten
Simalung, Provinsi Sumatera Utara. PT East West Seed Indonesia merupakan
perusahaan benih hortikultura terpadu pertama di Indonesia yang
berkomitmen untuk mengembangkan, menghasilkan, serta menjual benih
hortikultura bermutu tinggi di Indonesia. Perusahaan ini berkantor pusat di
Desa Benteng, Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.
Tempat ini sekaligus berfungsi sebagai unit pengolahan benih dan pusat
penelitian dan pengembangan tanaman dataran rendah. Pusat penelitian dan
pengembangan tanaman dataran menengah terdapat di Wanayasa, Kabupaten
Purwakarta dan penelitian dan pengembangan tanaman dataran tinggi terdapat
di Cisarua-Lembang.
Benih-benih yang diproduksi PT EWSI berasal dari divisi Seed Operation
yang terletak di Jember, Jawa Timur. Khusus untuk benih yang tidak dapat
diproduksi di Indonesia, diproduksi di luar negeri. Selain divisi Produksi dan
R and D, di PT EWSI juga terdapat Divisi Marketing and Finance, Quality
Control (QC), Quality Assurance (QA), dan divisi Personal and Office.
PT East West Seed Indonesia memproduksi benih tanaman hortikultura
yang bernilai ekonomi tinggi di Indonesia dan mampu tumbuh baik di dataran
rendah, menengah, dan tinggi. Benih-benih yang dihasilkan tersebut
diantaranya adalah Tomat, Timun, Cabai, Oyong, Caisin, Kembang kol, Paria,
Kol, Kangkung, Bayam, Terong, dll. Benih-benih produksi PT East West
lebih dikenal dengan nama “benih cap panah merah”. Benih-benih yang
diproduksi PT. EWSI disalurkan langsung ke petani.

20
2. Proses Produksi Agribisnis Terong
a. Persiapan Lahan
Penyiapan dan pengolahan lahan secara intensif melalui beberapa tahap
yaitu:
Tahap pertama, perencanaan awal dari kegiatan pengolahan tanah yang
meliputi penentuan arah bedengan, terutama pada lahan berbukit seperti di
desa Silinduk, selanjutnya pembuatan parit, pemeliharaan dan pemupukan.
Tahap kedua, pengaolahan tanah yaitu dengan cara dibajak atau di cangkul
agar tanah gembur dengan kedalaman 30 cm. Kemudian tanah dibiarkan
selama 1-2 minggu, selanjutnya pembuatan bedengan secara membujur searah
timur barat, agar penyebaran matahari dapat merata mengenai seluruh
tanaman. Bedengan berukuran lebar sekitar 100-120 cm, tinggi 30 cm, jarak
antar bedengan 50 cm dan panjang sekitar 19-20 meter atau disesuaikan
dengan kondisi lahan.
Tahap kegita, pengapuran yaitu memberikan kapur pada setiap bedengan
yang telah disediakan agar keadaan tanah netral, kemudian bedengan ditutupi
dengan mulsa. Selanjutnya mulsa dilubangin sesuai dengan yang diinginkan
petani untuk ditanami terong. Budidaya terong bisa mengunakan ajirataupun
tidak, pengunaan ajir dilakukan agar tanaman terong tidak mudah rebah.
Tahap keempat, pemberian pupuk organik, setelah diberikan kapur dan
dan ditutupi dengan mulsa didiamkan selama 1 minggu baru diberikan pupuk
kandang di setiap lubang yang akan ditanami terong, pupuk kandang yang
digunakan yaitu dari kotoran ayam didapatkan dari kota paya kumbuh.
Kebutuhan pupuk mencapai 15-20 ton/ha.
b. Persiapan Benih
Berdasarkan yang dikerjakan di desa Silinduk, Benih tidak diberikan
perlakuan sama sekali, setelah benih dibeli ditoko pertanian sekitar, benih
langsung di sebar ke bedengan persemaian menurut barisan yang telah
disiapkan, jarak antara benih 10-15 cm. Varietas benih yang digunakan yaitu
varietas Yuvita F1. Bedengan tempat persemaian juga diberikan pupuk
kandang, sebelum benih di sebar, tanah di semprot dengan insektisida terlebih
dulu agar hama dan penyakit yang terdapat didalam tanah mati. Kemudian

21
benih ditutup dengan tanah yang tipis dan penutup diatasnya seperti karung
ataupun daun pisang. Bibit disiram pada pagi dan sore hari, agar bibit tidak
terserang hama dan penyakit maka dilakukan penyemprotan dengan pertisida
kimia. Setelah bibit berumur 25 hari-1 bulan bibit siap dipindahkan.
kebutuhan benih kurang lebih 500 gram/ha.
c. Penanaman
Jarak tanam hendaknya teratur dengan jarak 70 x 70 cm, agar tanaman
memperoleh ruang tumbuh yang seragam dan mudah disiangi. Tiap lubang
ditanami dua benih yang sehat dan kuat (Karim, 2013). Penanaman bibit
terong dengan membuat tugalan sedalam 5 cm sambil ditekan ke bawah
sambil di timbun dengan tanah yang ada disekitar mulsa sebatas leher akar
(pangkal batang). Selanjutnya Benih yang telah disemai selama 25 hari-1
bulan dapat dipindahkan ke bedengan yang telah disediakan. Ciri dari bibit
yang telah siap ditanam adalah munculnya atau keluar 3 helai daun sempurna
dan bibit sehat serta normal atau mencapai tinggi 7,5 cm . penanaman
sebaiknya dilakukan pada sore hari. Terong bisa ditanam satu baris dalam
setiap satu bedengan ataupun dua baris per bedengan. Setelah ditanam disiram
agar keadaan tanah tetap lembab.
d. Penyulaman
Bibit yang tumbuh tidak baik ataupun mati harus segera di ganti atau
disulam dengan bibit yang baru. Waktu penyulaman maksimum 15 hari
setelah tanam. Penyulaman dilakukan dengan cara mengambil bibit yang mati
kemudian diganti dengan bibit yang baru, penyulaman baik dilakukan pada
pagi taupun sore hari.
e. Penyiangan
Penyiangan dilakukan segera setelah terlihat adanya gulma (rumput) yang
tumbuh disekitar tanaman terong yang bisa menganggu proses pertumbuhan
tanaman terong. Waktu penyiangan umumnya dilakukan setelah tanaman
berumur 15 hari, penyiangan dilakukan dengan hati-hati, sebaiknya
menggunakan kater untuk menyiang gulma yang besar agar perakaran
tanaman terong tidak rusak. Proses penyiangan dilakukan terus menerus
selama 15 hari sekali sampai tanaman terong mati.

22
f. Pengairan
Dilakukan rutin tiap hari, terutama pada fase awal pertumbuhan dan cuaca
kering, penyiraman dapat dilakukan dengan mengunakan selang saluran air
ataupun gembor.
g. Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan 25-30 hari setelah tanam yaitu dengan
memberikan pupuk organik yaitu NPK PHONSKA, KCL, SP36, ZA.
Pemberian pupuk secara rutin yaitu saat tanaman berumur, 15 hari, 25 hari, 35
hari dan 45 hari setelah tanam, dengan dosis yang sama. Pupuk tunggal seperti
Urea, SP36, dan KCl mengandung unsur hara tunggal yaitu unsur hara makro,
masing-masing adalah nitrogen, fosfor, dan kalium Penambahan pupuk
sumber N, P, dan K (50 kg N, 75 kg, P2O5 dan 75 kg K2O per hektar) dapat
meningkatkan tinggi tanaman, diameter batang dan bobot buah total per petak
pada tanaman (Mega, 2008 )
Pemupukan merupakan salah satu upaya yang dapat ditempuh dalam
memaksimalkan hasil tanaman. Pemupukan dilakukan sebagai upaya untuk
mencukupi kebutuhan hara tanaman agar tujuan produksi dapat dicapai (Doni,
2015).
Memelihara dan memperbaiki kesuburan tanah dengan memberikan unsur
atau zat hara ke dalam tanah dapat menyumbangkan bahan makanan pada
tanaman. Pemupukan juga akan memperbaiki pH tanah dan memperbaiki
lingkungan tanah sebagai tempat tumbuh tanaman (Karim, 2013).
h. Pengendaliah HPT
Pengendalian hama dan penyakit pada tanaman terong dilakukan dengan
penyemprotan pestisida, fungisida, insektisida dan bahan kimia lainya,
penyakit pada tanaman terong tidak terlalu banyak ditemukan jika tanaman
masih muda tetapi, hama dan penyakitnya akan banyak pada saat tanaman
telah mengalami berkali-kali masa panen. Adapun hama dan penyakit yang
ditemui pada tanaman terong ungu di desa Silinduk sebagai berikut:
1. Kutu aphid hijau (Myzus persicae sulz)
Kutu aphid hijau menyebabkan daun menjadi kuning, rapuh dan kerdil.
Kotoranya dapat mengundang semut dan jamur sehingga menyebabkan

23
daun bewarna hitam. Kondisi seperti ini dapat menghambat proses
fotosintesis.
i. Panen
Tanaman terong mulai berbunga sekitar umur 1 bulan, dan buahnya bisa di
panen pada umur 2 bulan. Buah metang tidak secara bersamaan sehingga
panen dilakukan 2 kali seminggu. Panen dilakukan saat buah berukuran
maksimal, tapi belun tua, buah yang sudah tua memiliki rasa yang kurang
enak dan bijinya sudah mulai keras.
Panen bisa dilakukan pagi maupun sore hari. Buah yang dipanen pun harus
disertakan dengan tangkai agar buah tidak mudah busuk. Pemanenan
dilakukan dengan manual yaitu mengunakan gunting panen atau pisau yang
tajam agar mudah memotong tangkai.
j. Pascapanen
Buah yang telah dipanen di masukan ke dalam keranjang baru di angkut ke
tempat penyortiran buah terong.
Buah yang telah di sortir bagus dikumpulkan kepada pengumpul dan
kemudian di jual kepasar. Harga buah terong per kilo 3500 rupiah dari petani
sedangkan di pasar dijual 5000 rupiah per kilonya. Buah bisa diolah menjadi
sayur, di sambal dan digulai sesuai selera.

3. Teknologi Produksi Terong


a. Teknologi yang Diterapkan dalam Agribisnis Terong
Di desa Silinduk petani terong sudah mengunakan teknologi dalam
berbudidaya seperti dalam penyiraman menggunakan mesin.
b. Penggunaan Benih Bersertifikat
Benih bersertifikat adalah benih yang proses produksinya melalui tahap
system sertifikasi benih dan telah memenuhi standar mutu, baik standar
lapangan maupun laboraturium untuk masing-masing komoditi dan kelas
benih yang ditentukan. Benih yang disebar ke petani merupakan benih
berlabel biru. Pada kemasan akan tertera berapa daya kecambah, masa berlaku
benih, dll.

24
Di desa Silinduk petani pada umumya sudah menggunakan benih
bersertifikat seperti benih dari PT.EWSI dan PT. Bintang Asia.

4. Organisi Management PT. East West Seed


Managing Director

Reseach and HRD Finance Seed Operation Sales and


Development Marketing

Farm Crop Breeding

PT EWSI merupakan perusahaan swasta yang menggunakan fasilitas


Penanaman Modal Asing (PMA). Perusahaan ini dipegang oleh Managing
Director yang berkedudukan di Belanda. Managing Director ini membawahi
seluruh kegiatan baik produksi maupun manajemennya. Managing Director ini
dibantu 5 divisi yang terdiri dari Reseach and Development, Finance, Seed
Operation, Sales and Marketing, serta HRD.
Divisi Research and Development (R&D) terdiri dari farm dan crop
breeding. Divisi ini bertugas melakukan penelitian, pemuliaan, dan penemuan
varietas baru yang sesuai dengan permintaan pasar. Farm merupakan tempat
menanam benih dari breeder, lahan penelitian breeder, serta lahan pengujian
tanaman yang sedang diteliti. Selain itu, di dalam farm juga diproduksi benih
tanaman yang tidak bisa diproduksi di divisi Seed Operation.

5. Pemasaran
a. Segmentasi Pasar
Terdapat lembaga-lembaga pemasaran yang sering terlibat dalam
pemasaran terong di desa Silinduk sederhana, yaitu:
1. Pedagang pengumpul
Pedagang pengumpul merupakan pedagang yang mengambil terong
secara langsung kepada petani. pedagang pengumpul terbagi kembali
kedalam beberapa jenis menurut tempat dan cakupan pasokan komoditi

25
yang dipasarkan, yaitu pedagang pengumpul tingkat desa, pedangang
pengumpul tingkat kecamatan, pedangang pengumpul tingkat kabupaten,
dan pedagang pengumpul tingkat provinsi.
Di desa Silinduk yang terlibat dalam pemasaran adalah pedagang
pengumpul tingkat desa dan tingkat kecamatan.
b. Persaiangan Produk
Persaingan produk terong sangat ketat karena banyak kelompok penjual
yang menjual tanaman sejenis. Persaingan produk yang dihadapi dapat di
minimalkan dengan mengetahui kelemahan pesaing sehingga tahu peluang
yang ada. Mengetahui kekuatan dan kelemahan dari pesaing merupakan kunci
dari penyusunan strategi dengan mengembangkan kekuatan perusahaan untuk
menutupi kelemahan pesaing.
c. Strategi Pemasaran
Beberapa usaha pemasaran yang dilakukan petani di desa binaan PT.
EWSI yaitu dengan menyusun strategi pemasaran yang meliputi produk,
harga, distribusi, dan promosinya sehingga alurnya sudah terarah. Adapun
penerapan strategi pemasaran dilakukan di desa Sinduk yaitu sebagai berikut :
1. Tempat yang strategis
Desa Silinduk merupakan tempat yang strategis sebagai salah satu
tempat pemasok sayur-sayuran untuk kota Siantar. Karena geografisnya
dekat dengan kota Siantar. Dalam pemasaran tempat yang strategis akan
menentukan angka penjualan. Kriteria tempat yang strategis yaitu dengan
mempertimbangkan sasaran serta kemudahan untuk menjangkau.
2. Menjalin hubungan baik dengan konsumen
Pelanggan merupakan hal penting dalam proses usaha. Transaksi
berulang kali yang dilakukan dengan konsumen harus tetap terjaga, hal
inilah yang menjadikan perlu adanya hubungan yang baik antar konsumen
dan perusahaan. Pelanggan yang loyal dapat diberikan suatu award,
sehingga pelanggan merasa senang terhadap perusahaan, sehingga
kerjasama akan tetap berlangsung. Hal ini diterapkan oleh petani-petani di
desa Silinduk.

26
6. Analisis Usaha Tani Terong
a. Biaya Produksi

27
1
Biaya Persemaian
.
No Harga
1 Benih 2pcs Rp 3,000,000 Rp 150,000
2 Pupuk kandang 1 karung Rp 10.000 Rp 10,000
Pestisida (Insektisida &
3 Rp 112,000
Fungisida)
4 Sekam padi 1 karung Rp 3000 Rp 3,000
5 Seedbet 5 Rp 100,000
Total Biaya Rp 375,000

2
Biaya Persiapan Lahan
.
No Harga
Pengolahan lahan dan
1 Rp 1,000,000
pembuatan bedengan
2 Penanaman(8 HOK) Rp 70.000 Rp 560,000
Rp 1,560,000

3
Biaya Pemeliharaan dan Pemanenan
.
No Harga
Penyiraman
1 (menggunakan mesin 60 Rp 4,200,000
spray)
2 Pemupukan(5 HOK) 5 Rp 1,200,000
Penyemprotan Pestisida(1
3 20 Rp 1,400,000
HOK)
4 Penyiangan (5 HOK) 7 Rp 2,450,000
5 Pemanenan(5 HOK) 21 Rp 7,350,000
Total Biaya Rp 16,600,000

4
Biaya SAPROTAN
.
No Harga
1 Pupuk kandang Rp 3,000,000
2 Kaptan Rp 3,000,000
3 Pupuk NPK (16:16:16) Rp 9,600,000
4 Pestisida Rp 5,000,000
Total Biaya Rp 15,605,000

5
Biaya Tambahan (sewa lahan dan alat)
.
No Harga
1 Sewa lahan Rp 25,000,000
2 Drum Rp 1,200,000
3 Hand traktor Rp 28,000,000
4 Power Sprayer Rp 3,000,000
5 Cangkul (5 unit) Rp 925,000
Gembor & ember (@ 5
6 Rp 972,500 28
unit)
8 Lain-Lain Rp 2,000,000
9 Bbm Rp 2,332,750
Total Biaya Rp 63,430,250
b. Pendapatan
TR = P x Q
Keterangan:
TR = Total pendapatan dari usaha (Rp)
P = Harga produk dari usaha (Rp)
Q = Total penjualan dari usaha (Rp)
TR = 65000 KG × RP 3500 = RP 227,500,000
c. Keuntungan
π = TR – TC
Keterangan:
π = Keuntungan dari usaha (Rp)
TR = Total pendapatan (Rp)
TC = Total biaya dari usaha (Rp)
π = RP 227,500,000 – 34,140,000 = RP 193,360,000
d. Break Even point atau BEP
Break event (BEP) Produksi (Kg) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝑅𝑝)
ℎ𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 (𝑅𝑝)

Break event (BEP) Produksi (Kg) = Rp 34,140,000 = 9.754 Kg


Rp 3,500

Break event (BEP) Harga (Rp) = 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐵𝑖𝑎𝑦𝑎 (𝑅𝑝)


𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 (𝑅𝑝)

Break event (BEP) Harga (Rp) = Rp 34,140,000 = 525 Rupiah


65.000 Kg

Artinya, untuk mencapai titik balik modal jumlah produksi 9.754 Kg dan
harga jual 525 Rupiah. Jika jumlah produksi kurang dari itu, maka sudah
pasti rugi. Begitu juga dengan harga jual, jika produk di jual dibawah harga
525 rupiah maka akan rugi.
e. Analisis Return On Investment (ROI)

𝑇𝑅
Revenue Cost Ratio (R/C) =
𝑇𝐶

29
Revenue Cost Ratio (R/C) = 227,500,000 6,66
34,140,000

Artinya, setiap penambahan modal 1 rupiah akan mendapatkan untung 6,66


rupiah, maka usaha yang dijalankan mengalami keuntungan atau layak
untuk dikembangkan.

B. Pembahasan
Adapun pembahasan dari hasil Praktek Kerja Lapang (PKL) yang telah
dilaksanakan di PT. EWSI adalah sebagai berikut :
1. Perencanaan Agribisnis Terong di Desa Binaan PT. East West Seed
Indonesia.
Perencanaan merupakan hasil pemikiran yang mengarah kemasa depan,
menyangkut sarangkaian tindakan berdasarkan pemahaman yang mendalam
terhadap semua faktor yang terlibat dan yang diarahkan kepada sasaran khusus
(Sri Ayu Andayani,2017). Kemudian agribisnis dalam arti sempit yaitu
perdagangan hasil pertanian, dan konsep agribisnis adalah suatu konsep yang
utuh, mulai dari proses produksi hingga pemasaran. Dengan demikian perlu
adanya perencanaan dalam menjalankan usaha agribisnis untuk mencapai
suatu hasil yang dituju.
Dalam hal perencanaan usaha agribisnis budidaya tanaman terong di desa
binaan PT. EWSI menggunakan perencanaan usaha agribisnis dari subsistem
hulu sampai subsistem hilir.
Ada beberapan faktor yang mendukung perencanaan usaha agribisnis di
desa binaan PT. EWSI tersebut yaitu lahan atau areal cukup luas, dalam
mendukung genjotan produksi tanaman terong, dan tempat yang baik untuk
berbudidaya tanamn terong mengingat letak gepgrafis desa binaan di dataran
menengah.
Kemudian perencanaan usaha agribisnis terong di desa binaan PT. EWSI
adalah dengan menerapkan metode budidaya memanfaatkan pupuk kandang
dari ternak petani di desa tersebut, mengingat petani rata-rata memiliki ternak
sapi.

30
2. Proses Produksi Agribisnis Terong
Petani di desa binaan PT. EWSI melakukan budidaya Terong mulai dari
proses penanaman, pemupukan, pemangkasan, Pengendalian Hama Terpadu
(PHT) hingga proses panen dan pasca panen.
a. Penanaman
Dalam hal proses penanaman Terong di PT. EWSI, lokasi untuk
penanaman terong adalah di daerah dataran menengah yang cukup datar
sehingga terong cocok di tanam di daerah tersebut dan jarak tanam yaitu 70 x
70 cm, dan jarak tanaman sesuai dengan pedoman teknis budidaya terong
dengan baik untuk jenis terong yuvita sehingga hasil penanaman mencapai 65
ton/ha.
b. Pemupukan
Proses pemupukan yang dilakukan di desa binaan PT. EWSI adalah
pemupukan secara organik dan kimia. Pemupukan secara organik inilah yang
menjadi daya tarik konsumen untuk terong yuvita. Pemupukan secara organik
ini memiliki banyak kelebihan diantaranya nutrisi berkelanjutan yang
dihasilkan dari pupuk organik membuat buah segar dan sehat. Kemudian
petani di desa binaan PT. EWSI ini juga memproduksi pupuk sendiri sehingga
kebutukan pupuk dapat terpenuhi dan cakupan pendistribusian pupuk hanya
sekitar kawasan desa tersebut.
Jika petani di desa binaan PT. EWSI memproduksi pupuk yang lebih dari
kebutuhan pokok, ini bisa menjadi peluang bisnis lagi yaitu dengan
mendistribusikan pupuk-pupuk organik untuk konsumen lain diluar wilayah
yang membutuhkan pupuk organik, karena sekarang lagi tren yang namanya
sayuran organik atau yang hal-hal berbau tentang organik lainnya, dan pupuk
ini bisa dipromosikan baik secara online maupun tidak.
c. Panen dan pasca panen
Proses pemanenan kopi di PT. Simalem resort cukup baik dengan kriteria
panen buah warna Ungu terang dan buah besar.
d. Pengendalian Hama Terpadu (PHT)
Hama yang sering menyerang tanaman terong di desa binaan PT. EWSI
adalah Kutu aphid hijau menyebabkan daun menjadi kuning, rapuh dan kerdil.

31
Kotoranya dapat mengundang semut dan jamur sehingga menyebabkan daun
bewarna hitam. Kondisi seperti ini dapat menghambat proses fotosintesis.
Dalam pengendalian hama tersebut petani di desa binaan PT. EWSI
melakukan penyemprotan menggunaka insektisida Pegasus.
3. Teknologi Produksi Terong
a. Teknologi yang Diterapkan dalam Agribisnis Terong
Dalam aspek teknologi, desa binaan PT. EWSI menerapkan teknologi ilmu
pengetahuan yaitu dalam penerapan metode budidaya yang baik yang
diarahkan oleh PT. EWSI. Metode budidaya ini yang menjadi penunjang
yang membuat konsumen memiliki ketertarikan terhadap terung yuvita yang
ada di desa binaa PT.EWSI.
4. Organisi Management PT. East West Seed
Dalam aspek organisasi PT. EWSI berdasarkan bentuk struktur organisasi
termasuk kedalam bentuk organisasi fungsional. Organisasi fungsional adalah
organisasi yang pembagian tugas atas para pejabatnya disesuaikan dengan
bidang keahliannya. Ciri-ciri organisasi fungsional adalah pembidangan tugas
secara tegas dan jelas dapat dibedakan, dalam hal ini dapat dilihat bahwa
setiap anggota yang tergabung dalam struktur organisasi di PT. EWSI
memiliki tugas masing-masing yaitu ada yang khusus untuk bagian dilapangan
(Agro) dan ada juga yang dikantor atau didalam ruangan sebagai staf.
Kemudian ciri-ciri yang selanjutnya adalah pengawasan ketat, hal ini juga
dapat dilihat dibagian lapangan (Agro) yaitu adanya yang bertugas dilapangan
sebagai pengawas lapangan agar pekerjaan yang ditargetkan dapat tercapai.
Oleh karena itu bentuk struktur organisasi fungsioonal yang diterapkan di PT.
EWSI merupakan bentuk struktur organisasi yang banyak diterapkan di
Indonesia.
5. Pemasaran
Dalam aspek produk dan pemasaran sudah sangat baik karena
menggunakan strategi bauran pemasaran (marketing mix), dan strategi ini
dilaksanakan oleh prtani di desa binaan PT. EWSI karena mulai dari kualitas
produk, harga, hingga tempat dalam pemasarannya sangat baik.

32
Harga terong yang ditawarkan terbilang fluaktif. Disebabkan perintaan
pasar yang tidak menentu. Harganya mulai dari 3500-7000 rupiah.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Kegiatan budidaya tanaman terung Yuvita F1 di desa binaan PT. EWSI di
lakukan secara rinci mulai dari persiapan bibit, pengolahan lahan, penentuan jarak
tanam dan lubang tanam, pemupukan, pemeliharaan tanaman, sampai panen.

33
Untuk benih dibeli langsung oleh petani kepada PT. EWSI, benih yang di gunakan
varietas YUVITA F1.
Proses pemanenan terung dilakukan setelah 2 bulan setelah tanam, panen
terung ungu dilakukan 2 kali seminggu. Tanaman terung ungu bisa tumbuh
sampai 1 tahun lebih. Jika budidaya dilakukan dengan baik maka hasil yang
didapatkan akan maksimal dan menyukupi kebutuhan masyarakat di sekitar desa
tersebut.

B. Saran
Pembudidayaan tanaman terung ungu sebaiknya lebih di perbanyak dan di
perluas lagi di desa binaan PT EWSI. Serta pemeliharan harus dilakukan dengan
baik dan tepat, agar produksi yang dihasilkan mampu mencukupi kebutuhan
masyarakat disekitar desa tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Asnidar, Asrida. 2017. Analisis Kelayakan Usaha Home Industry Kerupuk Opak
Di Desa Paloh Meunasah Dayah Kecamatan Muara Satu Kabupaten Aceh
Utara. Jurnal S. Pertanian 1 (1) : 39 – 47.

34
Fahri Karim, Musa Hikmah, Jamin , Fitriah Suryani. 2013. Respon Pertumbuhan
Dan Produksi Tanaman Terung (Solanum Melongena L.) Terhadap
Perlakuan Pupuk Phonska. Kabupaten Bone Bolango.
Firmanto, B. 2011. Sukses bertanaman terong secara organic. Angkasa.
Bandung.
Sahid, O. T. Murti, R, dan Trisnowati, S., 2014. Hasil dan mutu enam galur
terong (Solanum melongena L.). Jurnal Vegetalika Vol.3(2): 45-58.
Setiyaningrum, Ari., J. Udaya, dan Efendi. 2015. Prinsip-prinsip Pemasaran.
Andi. Yogyakarta.
Shinta, Agustina. 2011. Manajemen Pemasaran. UB Press. Malang.
Sholikah, M., H. Suyono. dan Wilkandari, P. R. 2013. Efektivitas kandungan
unsur hara n pada pupuk kandang hasil fermentasi kotoran ayam terhadap
pertumbuhan tanaman terong (Solanum melongena L.). Journal
Sriyanto Doni, Astuti Puji, Sajalu Akas Pinaringan.2015. Pengaruh Dosis Pupuk
Kandang Sapi Terhadap Pertumbuhan Dan Hasil Tanaman Terung Ungu
Dan Terung Hijau (Solanum Melongena L .). Universitas 17 Agustus 1945.
Samarinda. Volume XIV. Hal 40.

35

Anda mungkin juga menyukai