Anda di halaman 1dari 39

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN (PKL) I

AGRIBISNIS TANAMAN JAGUNG MANIS (Zea Mays Saccharata)


DI BINAAN PT. EAST WEST SEED INDONESIA
KABUPATEN SIMALUNGUN PROVINSI SUMATERA UTARA

Oleh :

MONALISA
NIRM. 01.01.18.020

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


JURUSAN PENYULUHAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan
karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan Praktik Kerja Lapangan (PKL)
I dengan judul agribisnis tanaman jagung manis yang berlokasi di Kabupaten
Simalungun Provinsi Sumatera Utara.
Praktik Kerja Lapangan (PKL) I yang merupakan salah satu dari mata
kuliah yang sesuai dengan kurikulum Tahun 2020 yang digunakan Politeknik
Pembangunan Pertanian Medan. PKL I ini wajib dilaksanakan oleh setiap
mahasiswa/i Program Diploma-IV Polbangtan Medan pada semester IV (II) guna
membekali mahasiswa/i dalam kegiatan praktik nyata dilapangan.
Laporan ini di buat sebagai syarat untuk menyelesaikan kegiatan PKL I
yang telah dilaksanakan pada 9 Maret s.d 23 Maret 2020. Pada kesempatan ini
penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan atas terselesainya laporan ini
kepada:
1. Ir. Yuliana Kansrini, M Si selaku Direktur Polbangtan Medan
2. Tience Elizabeth Pakpahan, S.P, M.Si selaku Ketua Jurusan Pertanian
3. Tience Elizabeth Pakpahan, S.P, M.Si selaku Ketua Program Studi
Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan
4. Tience Elizabeth Pakpahan, S.P, M.Si selaku Dosen Pembimbing I.
5. Mahmudah, M.P selaku Dosen Pembimbing II.
6. Panitia Pelaksana PKL I dan semua pihak yang telah membantu dalam
penyusunan proposal ini.
Demikian penyusunan laporan ini, penulis mengharapkan kritik dan saran
yang membangun untuk kebaikan laporan ini. Terima kasih.

Medan, April 2020

Penulis

2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................... ii

BAB I. PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang...................................................................................... 1
B. Tujuan................................................................................................... 3
C. Manfaat................................................................................................. 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA................................................................... 4

A. Perencanaaan Agribisnis Tanaman Jagung.......................................... 4


B. Proses Produksi Agribisnis Tanaman Jagung....................................... 4
C. Teknologi dan Manajerial .................................................................... 8
D. Analisis Usaha tani.............................................................................. 13
E. Pemasaran............................................................................................. 14
F. Permasalahan Dalam Agribisnis Jagung Manis................................... 16

BAB III.METODE PELAKSANAAN.......................................................... 18

A. Waktu dan Tempat................................................................................ 18


B. Materi Kegiatan.................................................................................... 18
C. Prosedur Pelaksanaan........................................................................... 18

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN....................................................... 20


A. Hasil...................................................................................................... 20
B. Pembahasan.......................................................................................... 29

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 33


A. Kesimpulan........................................................................................... 33
B. Saran..................................................................................................... 33

DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 34

3
LAMPIRAN.................................................................................................... 35
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Politeknik Pembangunan Pertanian (Polbangtan) sebagai penyelenggara
pendidikan tinggi vokasi bidang pertanian dalam berbagai rumpun ilmu untuk
mendukung pembangunan pertanian. Penyelenggaraar terapan Pendidikan di
Polbangtan bertujuan menghasilkan Job Creator dan Job Seeker yang akan
berrmitra dengan dunia usaha/dunia industri/dunia kerja Sistem pendidikan yang
diberikan berbasis pada peningkatan keterampilan sumber daya manusia dengan
menggunakan ilmu pengetahuan dan keterampilan dasar yang kuat, sehingga
lulusannya mampu mengembangkan diri untuk menghadapi perubahan
lingkungan. Disamping itu lulusan Polbangtan diharapkan dapat berkompetisi di
dunia industri dan mampu berwirausaha secara mandiri.
Sejalan tuntutan peningkatan kompetensi sumber daya manusia yang handal,
maka Polbangtan dituntut untuk merealisasikan pendidikan akademik yang
berkualitas dan relevan dengan kebutuhan industri. Salah satu kegiatan pendidikan
akademik dimaksud adalah Praktik Kerja Lapangan (PKL).
Praktik Kerja Lapangan (PKL) adalah kegiatan mahasiswa untuk belajar
bekerja praktis pada dunia usaha/dunia industri/dunia kerja yang diharapkan dapat
menjadi sarana penerapan keterampilan dan keahliarn mahasiswa. Mahasiswa
akan memperoleh keterampilan yang tidak hanya bersifat kognitif dan afektif,
namun juga psikomotorik yang meliputi keterampilan fisik, intelektual, sosial dan
manajerial. Kegiatan ini dilaksanakan untuk memberikan pengalaman praktis
kepada mahasiswa dengan cara ikut bekerja sehari-hari pada dunia usaha/dunia
industri/dunia kerja yang layak dan representatif dijadikan lokasi PKL Kegiatan
ini harus diikuti oleh mahasiswa Polbangtan untuk mendapatkan pengalaman dan
keterampilan khusus di dunia usaha/dunia industri/dunia kerja sesuai bidang
keahliannya, minimal 1 (satu) kali selama proses pendidikan. Selama PKL
mahasiswa dapat mengaplikasikan ilmu - ilmu yang diperoleh di perkuliahan
untuk menyelesaikan serangkaian tugas sesuai dengan lokasi PKL.

4
Proses pembelajaran di Polbangtan terdiri atas kuliah klasikal dan praktik
mata kuliah. Selain praktik mata kuliah dilaksanakan juga Praktik Kerja Lapangan
(PKL). Praktik Kerja lapangan (PKL) I dirancang sebagai bagian dari kegiatan
proses pembelajaran di Polbangtan, PKL dilaksanakan secara mandiri pada
semester IV. Untuk PKL I dengan capaian pembelajaran tentang agribisnis.
Adapun syarat–syarat yang harus dilengkapi oleh mahasiswa setelah melakukan
Praktik Kerja Lapangan I adalah menyusun laporan PKL I yang disusun
berdasarkan hasil survei lokasi, dan berdasarkan bimbingan dosen pembimbing
serta dengan sistematika laporan yang telah ditentukan.
Dan berdasarkan kebijakan yang telah ditentukan lokasi dan komoditinya
penulis akan menjalani proses kegiatan PKL I di binaan PT. East West Seed
Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara.
PT. East West Seed Kabupaten Simalungun Provinsi Sumatera Utara ini
merupakan Unit Perusahaan mengenai subsector tanaman hortikultura. Dalam hal
ini penulis mendapatkan subsector tanaman hortikultura yaitu pada komoditas
tanaman jagung manis (Zea Mays Saccharata)
Budidaya jagung manis bisa dilakukan di banyak daerah, hal ini karena sifat
dari tanaman ini yang sangat mudah beradaptasi lahan baru.
Di Indonesia budidaya jagung manis dilakukan di daerah datara rendah sampai
dataran tinggi dengan ketinggian mencapai 1.500 meter di atas permukaan laut.
Bahkan di luar negeri ada yang menanam jagung di daerah dengan ketinggian
mencapai 3.000 di atas permukaan laut.
Jenis jagung manis yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah jenis dent
dan flint. Jenis tanaman ini memiliki rasa yang cukup manis, penyebabnya adalah
terjadinya proses mutasi gen resesif yang menghambat perubahan gula menjadi
pati. Kadar gula pada jagung manis akan mulai meningkat ketika memasuki hari
ke 5 sampai hari ke 15. Suhu lingkungan yang baik untuk menanam jagung ini
berkisar di antara 21 sampai 27 derajat celsius. Sedangkan kadar ke asaman tanah
yang baik untuk budidaya tanaman ini sekitar 5-8 pH.
Agar mendapatkan hasil yang maksimal dari tanaman ini pastikan kebutuhan
unsur hara pada tanaman tercukupi. Selain itu tumbuhan ini juga memerlukan zat
nitrogen dalam jumlah yang besar. Agar tanaman bisa tumbuh dengan subur,

5
pemberian pupuk sebaiknya perhatikan keseimbangan antara nitrogen, kalium (K)
dan pospat (P).

B. Tujuan
Adapun tujuan dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 adalah sebagai berikut:
1. Memahami perencanaan, proses produksi dan kualitas produk yang
dihasilkan.
2. Memahami metode yang diterapkembangkan baik dari aspek teknologi
maupun organisasi dan atau manajerial.
3. Mengenal segmen pasar dari produk yang dihasilkan.
4. Memahami permasalahan yang dihadapi dan strategi atau cara mengatasi
permasalahan.
5. Mengembangkan sikap kreatif dan inovatif mahasiswa yang mengarah
pada penumbuhan budaya kewirausahaan.

C. Manfaat
Adapun manfaat dari Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 adalah sebagai berikut:
1. Mahasiswa terlatih untuk mengerjakan pekerjaan lapangan, dam sekaligus
melakukan serengkaian keterampilan yang sesuai dengan bidang
keahliannya.
2. Mahasiswa memperoleh kesempatan untuk memantapkan keterampilan
dan kemampuan sehingga kepercayaan dan kematangan diri akan semakin
meningkat.
3. Mahasiswa terlatih untuk berfikir kritis dan menggunakan daya nalarnya
dengan cara memberi komentar logis terhadap kegiatan yang dikerjakan
dalam bentuk laporan kegiatan yang sudah dibakukan.
4. Menumbuhkan jiwa wirausaha dan sikap kerja mahasiswa berkarakter.

6
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Perencanaan Agribisnis Jagung Manis


Perencanaan agribisnis adalah usaha sistematis untuk mencari alternatif-
alternatif baru disertai dengan penghitungan konsekuensi finansial terhadap hasil
dan biayanya. Perencanaan usahatani adalah proses pengambilan Keputusan
tentang segala sesuatu yang akan dilakukan dalam usahatani dan pendataan
tertulis yang memuat segala sesuatu yang akan dikerjakan pada periode waktu
tertentu untuk tujuan tertentu, sehubungan dengan usahataninya.
Agribisnis merupakan suatu kegiatan yang utuh dan tidak dapat terpisah
antara satu kegiatan dan kegiatan lainnya, mulai dari proses produksi, pengolahan
hasil, pemasaran dan aktifitas lain yang berkaitan dengan kegiatan pertanian.
Agribisnis adalah suatu kesatuan sistem yang terdiri dari beberapa subsistem yang
saling terkait erat, yaitu subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi
(subsistem agribisnis hulu), subsistem usahatani atau pertanian primer, subsistem
pengolahan, subsistem pemasaran, serta subsistem jasa dan penunjang.
Dalam arti luas agribisnis adalah kegiatan usaha yang menunjang kegiatan
pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan pertanian.
Dalam budidaya jagung manis ini langkah pertama yang harus dilaksanakan
adalah dengan melakukan perencanaan budidaya jagung manis.
Adapun perencanaan yang termasuk dalam budidaya ini adalah :
a. Siapkan lahan dan sistem pengolahan
b. Pilih benih varietas unggul
c. Tentukan musim/waktu tanam
d. Penanaman, pemeliharaan dan panen
e. Tentukan arah pemasaran

Sistem Agribisnis adalah semua aktivitas mulai dari pengadaan dan


penyaluran sarana produksi sampai kepada pemasaran produk-produk yang
dihasilakan oleh usaha tani dan agroindustri yang saling terkait satu sama lain.
Agribisnis memiliki 4 subsistem, terdiri dari :

7
Subsistem
Pengadaan Subsistem Subsistem
Subsistem
Barang dan Pengolahan Pemasaran
Usahatani
Sarana Hasil Pertanian Hasil Pertanian
Produksi

Subsistem Jasa Layanan Pendukung


(Koperasi, Bank, Dsb)

Gambar 1. Subsistem Agribisnis

B. Proses Produksi Agribisnis Jagung Manis


Dalam upaya budidaya jagung manis, perusahan menggunakan bibit jagung
manis varietas secada. Varietas secada ini Jagung manis hibrida, bisa ditanam di
dataran rendah sampai menengah, ukuran tongkol tanpa klobot 17 x 4,3 cm,
silindris dan terisi penuh, warna bulir kuning, manis dan enak. Bobot dengan
klobot 280 g, panen umur 70 - 76 HSS. Hal ini diupayakan agar perusahaan
mendapatkan hasil panen yang memuaskan dan memberikan produk dengan mutu
terbaik kepada konsumen. Proses budidaya jagung manis yang dilakukan yaitu
sebagai berikut :
1. Persiapan Lahan
Untuk menanam jagung manis Anda bisa menanam jagung pada lahan bekas
sawah atau membuat lahan baru dengan membuat bedengan. Apabila
menggunakan lahan bekas sawah, usahakan agar lahan tidak tergenang air,
kemudian bersihkan tanaman-tanaman gulma yang tersisa. Bedengan bisa dibuat
dengan ukuran lebar sekitar 1 meter dengan tinggi 20-30 cm, jarak antar bedengan
30 cm dan dalam satu bedengan terdapat 2 larikan untuk ditanami jagung.
Untuk pemupukan awal bisa menggunakan pupuk kandang yang berasal dari
kotoran ayam dan kotoran sapi atau kambing. Campurkan kedua jenis pupuk
tersebut dengan perbandingan 1:1. Pada pupuk dari kotoran ayam banyak

8
mengandung unsur nitrogen yang cepat terurai, sedangkan pupuk kandang dari
kotoran sapi atau kambing banyak mengandung unsur kalium (K) dan pospat (P).
Dengan kombinasi keduanya akan memberikan banyak asupan unsur hara yang
dibutuhkan oleh jagung untuk bisa tumbuh dengan subur.
2. Persiapan Benih
Benih juga merupakan biji tanaman jagung yang tumbuh menjadi tanaman
muda.Tanaman muda tersebut menjadi tanaman dewasa yang dapat menghasilkan
bunga dan berbuah.Mutu benih yang bersifat kualitas memegang peranan penting
dan peningkatan produksi, mutu benih meliputi mutu fisik, genetik fisiologis
benih.
3. Pembuatan Lobang Tanam
Pembuatan lubang Komoditas untuk tanaman jagung, jarak tanaman 60 – 75
cm. Setelah itu dilakukan penunggalan sedalam 2 - 3 cm.
4. Penanaman
Setelah lahan tanam selesai disiapkan selanjutnya adalah melakukan persiapan
untuk menanam jagung manis. Cara menanam jagung yang paling efektif adalah
dengan cara di tugal. Buatlah lubang pada larikan dengan kedalaman 2-3 cm,
kemudian masukan 1 butir bibit jagung. Setelah itu tutup lubang dengan
menggunakan kompos dan siram dengan air agar kelembaban tanah terjaga.
Dalam satu hektar lahan memerlukan bibit jagung manis sekitar 8 kg. Untuk
jarak tanam jagung manis yang baik sekitar 60-75 cm, jarak tersebut adalah jarak
ideal untuk mengatur jumlah populasi jagung di lahan. Jagung manis akan
berkembang dengan baik bila dalam satu hektar lahan hanya ditumbuhi sekitar
34.000-37.000 tanaman jagung.
5. Pemupukan
a. Pemupukan dasar
Pada pemupukan dasar, dosis pupuk yang tepat untuk tanaman jagung manis
terdiri dari 500 kg petroganik, 150 kg phonska, dan 75 kg urea untuk setiap
hektare. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugali persis di samping benih
dalam barisan tanaman dengan jarak sekitar 10-15 cm. Tujuan dari pemupukan
ini, yakni menyediakan unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan benih jagung
manis.

9
b. Pemupukan susulan tahap pertama
Proses pemupukan susulan kali pertama ini dapat dikerjakan ketika umur
tanaman jagung manis sudah mencapai 15 HST (Hari Setelah Tanam). Adapun
pupuk-pupuk yang digunakan antara lain 150 kg phonska dan 75 kg urea masing-
masing per hektare.
Dengan memberikan kedua pupuk ini, diharapkan pertumbuhan tanaman
jagung manis akan semakin subur. Selain itu, tanaman jagung manis juga
mempunyai daya tahan yang lebih kuat dari serangan hama dan penyakit.
c. Pemupukan susulan tahap kedua
Untuk pemupukan susulan tahap kedua, pekerjaannya dilaksanakan pada
waktu tanaman jagung manis telah menginjak usia 30 HST (hari setelah tanam).
Proses ini mengandalkan beberapa pupuk yang berguna untuk mendukung
pertumbuhan tanaman seperti urea sebanyak 150 kg per hektare.
6. Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari yang bertujuan mencegah
tanaman layu. Apabila musim kemarau penyiraman dilakukan setiap hari.
7. Penyiangan
Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma di sekitar tanaman yang
dilakukan sebanyak 3 kali. Penyiangan pertama dilakukan pada umur 21 hst
dengan cara mencabut gulma. Penyiangan ke 2 dilakukan umur 42 hst dengan
menggunakan kored. Yang dimaksud penyiangan adalah membrantas atau
membuang gulma bagi tanaman yang dibudidayakan. Akibatnya daun menjadi
berimbang, cara pengendalian yaitu dengan mencabut rumput-rumput yang
tumbuh di sekitar tanaman guna mengatasi persaingan unsur hara pada tanaman.
8. Penjarangan dan Penyulaman
Penjarangan dilakukan 7 hst dengan cara meninggalkan satu tanaman yang
pertumbuhannya baik. Sedangkan penyulaman dilakukan apabila tanaman pada
lubang tanam tidak ada yang tumbuh atau mati.
9. Pembumbunan
Pembumbunan dimaksudkan untuk memperkokoh berdirinya tanaman dan
mendekatkan unsur hara. Pembumbunan dilakukan secara bersamaan dengan
penyiangan ke 2 yaitu pada umur 42 HST.

10
10. Pengendalian Hama dan Penyakit
Untuk mencegah serangan hama pada awalnya pertumbuhan dan tanaman
diberikan insektisida Furadan 3G pada saat tanam sebanyak 20 kg/ha (9 gr/petak)
yang di berikan pada lubang tanam. Pengendalian hama selanjutnya dengan
menyemprotkan insektisida decis 2,5 EC dengan konsentrasi 2 ml/liter, larutan
yang diberikan pada umur 20 hst, 27 hst dan 33 hst.
11. Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 60 hst yang ditandai
dengan kelobot sudah bewarna kuning, bijinya sudah cukup keras dan mengkilap,
apabila ditusuk dengan kedua ibu jari biji tersebut tidak berbekas, kadar air biji
sekitar.
12. Pasca Panen
Kelobot jagung di bagian terluar dibuang sebanyak dua lapis lalu jagung
kemudian dikemas. Pengemas jagung manis digunakan dan disesuaikan dengan
tujuan pasar. Jika dijual di pasar tradisional, pengemasan biasanya menggunakan
karung plastik, goni, dan keranjang. Sementara, untuk pasar supermarket, jagung
manis biasa dikemas menggunakan plastik transparan.
Jagung sebaiknya disimpan di tempat dingin dengan temperatur 1-5°C untuk
mempertahankan kandungan gulanya agar bisa tahan lebih lama.

C. Teknologi, Organisasi dan Manajerial dalam Agribisnis Jagung Manis


Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk menghasilkan produk
yang berkualitas. Tujuan dari penerapan metode dalam berbisnis jagung manis
adalah untuk meningkatkan hasil produksi jagung manis. Selain itu, metode atau
teknik ini juga meningkatkan mutu dan kualitas berdasarkan metode yang
digunakan. Adapun metode yang diterapkan dalam agribisnis jagung manis dilihat
dari aspek sebagai berikut.
1. Teknologi yang Diterapkan dalam Agribisnis Jagung Manis

11
Metode yang diterapkan dalam produksi terung pun dapat dilakukan dengan
dua cara yaitu dengan cara manual atau tradisional dan dengan menggunakan
teknologi.

a. Penggunaan Benih Bersertifikat


Benih bersertifikat adalah benih yang proses produksinya melalui tahap
sistem sertifikasi benih dan telah memenuhi standar mutu, baik standar lapangan
maupun laboraturium untuk masing-masing komoditi dan kelas benih yang
ditentukan. Benih yang disebar ke petani merupakan benih berlabel biru. Pada
kemasan akan tertera berapa daya kecambah, masa berlaku benih, dll.
Penggunaan benih bermutu merupakan langkah awal menuju keberhasilan
dalam usahatani jagung. Gunakan benih bersertifikat dengan vigor tinggi.
Sebelum ditanam hendaknya dilakukan pengujian daya kecambah benih. Benih
yang baik adalah yang mempunyai daya tumbuh lebih dari 90%. Hal ini penting
karena dalam budidaya jagung tidak dianjurkan melakukan penyulaman tanaman
yang tidak tumbuh dengan menanam ulang benih pada tempat tanaman yang tidak
tumbuh. Pertumbuhan tanaman sulaman biasanya tidak normal karena adanya
persaingan untuk tumbuh, dan biji yang terbentuk dalam tongkol tidak penuh
akibat penyerbukan tidak sempurna, sehingga tidak akan mampu meningkatkan
hasil.
Benih yang bermutu, jika ditanam akan tumbuh serentak pada saat 4 hari
setelah tanam dalam kondisi normal. Penggunaan benih bermutu akan lebih
menghemat jumlah benih yang ditanam.
Persiapan benih jagung dapat dilakukan dengan membuat sendiri maupun
dibeli dari penjual benih. Bila benih jagung dibuat sendri sebelum ditanam,
hendaknya diberi perlakuan benih (seed treatment) dengan metalaksil (umumnya
berwarna merah) sebanyak 2 gr (bahan produk) per 1 kg benih yang dicampur
dengan 10 ml air. Larutan tersebut dicamur dengan benih secara merata, sesaat
sebelum tanam. Perlakuan benih ini dimaksudkan untuk mencegah serangan
penyakit bulai yang merupakan penyakit utama pada jagung.Benih jagung yang
dibeli dari penjual benih pada umumnya sebelum dikemasan biasanya sudah

12
diperlakukan dengan metalaksil (warna merah) sehingga tidak perlu lagi diberi
perlakuan benih.
Empat kelas benih yaitu benih penjenis (BS), benih dasar (FS), benih pokok
(SS), dan benih sebar (ES) umumnya dikenal dalam sertifikasi benih di Indonesia.
Benih bersertifikat yang diproduksi harus berasal dari benih bersertifikat dengan
kelas-kelas yang lebih tinggi. Tetapi dalam produksi benih berlabel merah jambu
dapat menggunakan benih bersertifikat atau benih berlabel sebagai sumber benih.
Sumber benih yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut : (1) diketahui
asal-usulnya dan murni varietasnya, apakah benih bersertifikat atau tidak, dan (2)
harus bebas dari benih varietas lain, biji gulma dan penyakit terbawa benih.
b. Varietas Unggul Jagung
Varietas Unggul Jagung Varietas unggul baik hibrida maupun komposit,
berperan besar dalam peningkatan produksi, pengendalian hama dan penyakit,
sesuai dengan lingkungan serta keinginan petani. Makin banyak varietas yang
tersedia ditingkat petani, makin besar peluang mereka memilih varietas yang akan
dikembangkan. Varietas jagung yang ditanam perusahaan adalah varietas secada.
Ini Jagung manis hibrida, bisa ditanam di dataran rendah sampai menengah,
ukuran tongkol tanpa klobot 17 x 4,3 cm, silindris dan terisi penuh, warna bulir
kuning, manis dan enak. Bobot dengan klobot 280 g, panen umur 70 - 76 HSS.
c. Jarak Tanam
Populasi tanaman adalah salah satu cara untuk mendapatkan hasil optimum.
Kepadatan tanaman anjuran adalah 66.667 tanaman/ha, yang dapat dicapai dengan
jarak tanam antar baris 75 cm dan 20 cm dalam barisan dengan satu tanaman per
lubang atau 40 cm dalam baris dengan dua tanaman per lubang.
d. Dosis Pupuk
Dosis Pupuk Pemupukan secara berimbang dan rasional merupakan kunci
utama keberhasilan peningkatan produktivitas jagung. Dalam praktek pemupukan,
yang perlu diperhatikan adalah jenis pupuk dan takaran optimum pada jenis tanah
dan lingkungan tertentu.
2. Organisasi dan Manajerial dalam Agribisnis Jagung Manis
Organisasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam produksi atau
dalam agribisnis yang merupakan upaya dan harus dilakukan untuk menciptakan

13
hasil produksi yang baik. Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan
yang dikerjaan baik dari segi pembudidayaan hingga pemasaran. Organisasi ini
berarti serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi dan setiap unit
kegiatan memiliki satu kepala/pemimpin yang akan bertanggung jawab dalam unit
kegiatan tersebut selama proses produksi berlangsung.
Untuk melaksanakan kegiatan disuatu perusahaan, terdapat struktur
organisasi dan tata cara kerja yang menghubungkan kerja sama antara satu bagian
dengan bagian yang lain. Sehingga jelas kedudukan, wewenang dan tanggung
jawab masing-masing bagian melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan
perusahaan, supaya berjalan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan.
Adapun struktur organisasi PT. East West Seed Indonesia Farm Lembang
dipimpin oleh seorang Manajer, dalam melaksanakan tugasnya, Manager dibantu
oleh seorang Administration dan Farm Kordinator yang membawahi beberapa
Farm Supervisor, yaitu :
1. Supervisor General
2. Supervisor Tanaman
3. Supervisor Laboratorium
4. Dan. Ru. Security
Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan
dalam membangun sebuah usaha yang salah satunya di bidang pertanian atau
agribisnis. Manajemen dalam usaha jagung manis meliputi beberapa aspek yaitu
sebagai berikut.
a. Planning (Perencanaan)
Mempersiapkan persiapan dalam proses budidaya tanaman jagung manis di
PT. East West Seed baik dari bahan maupun alat yang di butuhkan. Selain itu di
persiapkan juga kegiatan – kegiatan yang akan menunjang keberhasilan proses
budidaya tanaman jagung manis yang di sinkronisasikan dengan waktu yang tepat
dan sumber referensi yang terpercaya.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Mengelompokkan pembagian tugas sesuai dengan hak dan tanggung
jawabnya masing-masing berdasarkan keputusan yang di tetapkan oleh pemegang
jabatan tertinggi di PT. East West Seed, sehingga proses produksi jagung manis

14
dapat terlaksana dengan baik dan tersusun secara sistematis sesuai dengan SOP
perusahaan.

c. Actuating (Pelaksanaan)
Tindakan nyata dari perencanaan yang sebelumnya telah di sepakati dan di
laksanakan oleh pihak – pihak yang telah di beri tugas berdasarkan keputusan
yang sudah ada dan di sepakati sebelumnya oleh PT. East West Seed.
d. Controlling (Pengawasan)
Kegiatan pengawasan yang mengarah pada pelaksanaan kegiatan yang sesuai
dengan perencanaan, efektif dan efesiensinya pihak – pihak yang berperan dalam
proses produksi di PT. East West Seed.
Kesungguhan PT. EAST WEST SEED INDONESIA dalam manajement
mutu yang paripurna, telah mengantar PT EAST WEST SEED INDONESIA
mendapat sertifikat ISO 9001:2000 pada tahun 2004 dan menjadi salah satu
perusahaan pertanian pertama yang mengdapat sertifikat ISO 9001:2000 dan yang
pertama untuk industry benih di Indonesia.
Sertifikat ISO 9001:2000 yang sangat ini telah di upgrade menjadi ISO
9001:2008 semakin mengokohkan PT EAST WEST SEED INDONESIA pemain
utama produsen benih sayuran di Indonesia yang mengutamakan mutu tinggi dan
kepuasan konsumen, dengan penggunaan plasma nutfah asli Indonesia dalam
sebuah proses yang bersih dan bertanggung jawab. Mutu hari ini adalah reputasi
di kemudian hari, itulah semboyan tim Quality Assurance dalam melakukan
pengujian benih. Cermat dalam mengamati, teliti dalam menganalisa dan hati-hati
dalam penyimpulan adalah tugas rutin sehari-hari. Dengan dukungan fasilitas
yang lengkap dan lingkungan yang nyaman menjadikan karyawan bahagia
menjalankannya.

D. Analisis Usaha Tani


Ilmu usaha tani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani memperoleh
dan memadukan sumber daya (lahan, kerja, modal, waktu, pengolahan) yang

15
terbatas untuk mencapai tujuannya, maka disiplin induknya adalah ilmu ekonomi.
Beberapa elemen dalam teori ekonomi yang mungkin sangat penting dan relevan
terhadap penelitian usaha tani mencakup prinsip keunggulan komparatif, kenaikan
hasil yang berkurang, subsitusi, analisis biaya, biaya yang diluangkan, pemilihan
cabang usaha dan pertimbangan tujuan.

1. Analisis Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan Usaha


Analisis finansial usaha dilakukan dengan tahapan menetapkan rencana atau
skala produksi, menghitung biaya (cost) usaha, menghitung penerimaan (revenue)
usaha, menghitung pendapatan (income) usaha dan menghitung kelayakan usaha.
a. Rencana produksi
Yang dimaksudkan dengan rencana produksi dalam hal ini adalah skala
(volume) usaha dan jenis usaha yang akan dikerjakan.  Hal ini penting untuk dasar
dalam perhitungan finansial lebih lanjut, semakin besar skala (volume) usaha akan
semakin besar pula kebutuhan modal dan biaya usaha serta semakin komplek
pengelolaan usaha dan resiko kecenderungan semakin besar.  Oleh karena itu
penetapan rencana skala usaha dibutuhkan banyak pertimbangan baik secara
teknis maupun ekonomis.
b. Biaya Usaha
Biaya usaha adalah seluruh pengeluaran dana (korbanan ekonomis) yang
diperhitungkan untuk keperluan usaha.  Dalam praktek di agribisnis oleh
masyarakat, yang dimaksud dengan biaya usaha hanyalah biaya yang secara riel
atau cash dikeluarkan oleh pelaku usaha, sedangkan biaya yang tidak riel/cash
dikeluarkan seperti biaya tenaga kerja rumah tangga, gaji petani selaku pengelola
usaha, nilai sewa lahan usaha, dll tidak dihitung sebagai biaya usaha. Cara
pandang seperti tersebut adalah tidak tepat karena akan mengakibatkan laba atau
keuntungan usaha yang didapat oleh pelaku usaha hanyalah laba kotor. Demikian
juga akan mengakibatkan hasil analisis kelayakan usaha (secar finansial) menjadi
tidak benar. Oleh karena itu dalam analisis finansial dalam rangka kelayakan
usaha, biaya usaha haruslah dihitung seluruhnya, baik yang riel (cash/kontan)
maupun yang tidak dikeluarkan petani.
c. Penerimaan Usaha (Revenue = R)

16
Penerimaan usaha yaitu jumlah nilai uang (rupiah) yang diperhitungkan dari
seluruh produk yang laku terjual. Dengan kata lain penerimaan usaha merupakan
hasil perkalian antara jumlah produk (Q) terjual dengan harga (P). Hal ini dapat
dimengerti bahwa produk yang dihasil oleh suatu usaha tidak semua dapat atau
laku dijual yang dikarenakan misalnya Rusak atau cacat, dikonsumsi sendiri.
2. Analisis Kelayakan Usaha
Analisis kelayakan usaha penting dilakukan oleh seorang produsen guna
menghindari kerugian dan untuk pengembangan serta kelangsungan usaha. Secara
finansial kelayakan usaha dapat dianalisis dengan menggunakan beberapa
indikator pendekatan atau alat analisis, seperti menggunakan Titik Pulang Pokok
(Break Event Point/ BEP), Revenue-Cost ratio (R/C ratio) dan Benefit-Cost
ratio (B/C ratio) dll.
Pada usaha skala kecil (mikro) disarankan paling tidak menggunakan BEP
dan R/C ratio atau B/C ratio sebagai alat analisis kelayakan agribisnis.
a. Titik Pulang Pokok (Break Event Point/BEP)
BEP adalah situasi dimana suatu usaha tidak mendapatkan keuntungan tetapi
juga tidak menderita kerugian usaha.
Ditinjau dari sisi pengelola, situasi BEP bukan berarti merugi secara
keuangan, hanya saja dari segi waktu mereka rugi karena waktu selama produsi
(usaha) tidak memperoleh pendapatan lebih sebagai keuntungan usaha.
Ada 2 (dua) pendekatan penetapan BEP, yaitu :
1. BEP Unit
Yaitu jumlah produksi (unit) yang dihasilkan dimana produsen pada posisi
tidak rugi dan tidak untung. Dengan kata lain BEP satuan menjelaskan jumlah
produksi minimal yang harus dihasilkan oleh produsen.
2. BEP Harga
Yaitu tingkat atau besarnya harga per unit suatu produk yang dihasilkan
produsen pada posisi tidak untung dan tidak rugi.  Dengan kata lain BEP harga
menjelaskan besarnya harga minimal perunit barang yang ditetapkan
produsen.  Dari pengertian ini maka besaran BEP harga besaran nilainya sama
dengan besaran HPP.
3. R/C Ratio

17
R/C ratio adalah besaran nilai yang menunjukan perbandingan antara
Penerimaan usaha (Revenue = R) dengan Total Biaya (Cost = C). Dalam batasan
besaran nilai R/C dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak
menguntungkan. Secara garis besar dapat dimengerti bahwa suatu usaha akan
mendapatkan keuntungan apabila penerimaan lebih besar dibandingkan dengan
biaya usaha.
4.   B/C Ratio
B/C ratio adalah besaran nilai yang menunjukan perbandingan antara Laba
Bersih (Benefit = B) dengan Total Biaya (Cost = C).  Dalam batasan besaran nilai
B/C dapat diketahui apakah suatu usaha menguntungkan atau tidak
menguntungkan.
Oleh karena adanya unsur keuntungan sebesar 0,3 maka analisis kelayakan
dari B/C ratio adalah :
a. B/C > 0,3 = Layak / Untung
b. B/C = 0,3 = BEP
c.  B/C < 0,3 = Tidak Layak / Rugi.

E. Pemasaran
Tingginya permintaan akan jagung manis saat ini, menjadikan beberapa petani
mulai beralih untuk membudidayakannya. Namun, sebelum melakukan budidaya
tersebut, petani terlebih dahulu harus mengetahui pasar utama yang dapat
digunakan untuk menampung hasil panennya nanti.
Berikut merupakan beberapa contoh pembeli potensial yang bisa menjadi
alternatif untuk membeli hasil panen petani jagung manis :
1. Jagung Konsumsi Pasar Lokal dan Regional

Kebutuhan pasar lokal biasanya terbatas pada jagung konsumsi di mana


dibutuhkan jagung yang memiliki bentuk yang seragam, serta rendemen atau bulir
muda yang penuh. Kebutuhan ini biasanya digunakan untuk konsumsi langsung
seperti pedagang sayur, jagung rebus, jagung bakar dan lainnya. Selain itu, juga
dibutuhkan jagung muda (baby corn) untuk masak tumis dan keperluan masak
lainnya.

18
Untuk konsumsi pasar ini, petani bisa menggunakan pola tanam standar
dimana mereka bisa melakukan panen secara bertahap. Pada label bibit biasanya
akan tertulis jenis jagung yang memiliki dua tongkol. Namun pada kenyataannya,
yang sering terjadi di lapangan adalah dalam satu batang bisa muncul tiga tongkol.
Nah, tongkol ketiga ini bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pasar baby
corn.
Panen tongkol yang ketiga dalam budi daya jagung manis akan memberikan
keuntungan dengan adanya pemasukan sebelum panen utama. Selain itu, panen
tongkol ketiga juga akan membuat tongkol jagung pertama dan kedua tumbuh
lebih baik dengan bulir penuh karena asupan nutrisi untuk tanaman akan hanya
digunakan oleh dua tongkol. Hasil panen secara langsung di jual ke pasar local
dan regional.
2. Jagung Permintaan Pabrik

Pabrik yang membutuhkan pasokan jagung biasanya adalah pabrik mie,


pabrik maizena, dan pabrik gula jagung. Apabila ada permintaan dari pabrik,
sebaiknya perhatikan keinginan pabrik secara spesifik, apakah pabrik
menginginkan jagung lokal atau jagung manis hibrida.
Bila pabrik menginginkan jagung manis, biasanya pihak pembeli akan
meminta jagung dengan kuantitas tertentu tanpa harus melihat bentuk yang
seragam dan menarik karena hanya akan digiling.
Untuk menyediakan keperluan tersebut, maka Petani tidak perlu memanen
tongkol jagung ketiga yang tumbuh. Selain itu, jagung yang tumbuh tidak
sempurna, seperti ompong dan dengan ukuran yang tidak maksimal pun tetap bisa
digunakan untuk menambah bobot jagung.
Sementara itu, petani juga harus meminta spesifikasi yang diinginkan oleh
pabrik agar Petani bisa melakukan panen tepat waktu dan memperoleh hasil yang
optimal.
Demikian penjelasan tentang strategi pemasaran jagung manis, semoga Anda
segera menemukan pembeli potensial jagung manis yang tepat.

F. Permasalahan Dalam Agribisnis Jagung Manis

19
Adapun permasalahan yang dihadapi petani pada saat beragribisnis jagung
manis adalah :
1. Cara budidaya jagung manis yang kurang optimal, seperti halnya petani
tidak memperhatikan jenis tanah yang tidak sesuai dengan syarat tumbuh.
Maka dari itu solusinya ialah harus mencari informasi terkait syarat tumbuh
jagung manis agar nantinya para petani dapat meningkatkan hasil
panennya.
2. Pada umumnya petani kurang memperhatikan ketersediaan air bagi
tanaman sehingga saat tidak ada hujan dalam waktu yang cukup panjang
tanaman akan kekurangan air. Maka solusi nya petani menyiapkan sumur
atau sumber air untuk mempermudah penyiraman.
3. Tidak tepatnya pengendalian hama yang sesuai dengan tahapan-tahapan
pengendaliannya. Maka solusinya adalah penyuluh menganjurkan agar
lebih memperhatikan tahapan pengendalian hama yang sudah ditetapkan.

20
III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan Praktik Kerja Lapang (PKL) I dilaksanakan di PT. East West
Seed Kabupaten Simalungun. Praktik Kerja Lapangan (PKL) I ini dilaksanakan
pada tanggal 9 Maret - 9 April 2020.

B. Materi Kegiatan
1. Perencanaan, proses produksi dan kualitas produk yang dihasilkan.
2. Metode yang diterap kembangkan baik dari aspek teknologi maupun
organisasi dan atau manajerial.
3. Segmen pasar dari produk yang dihasilkan.
4. Permasalahan yang dihadapi dan strategi atau cara mengatasi permasalahan.

C. Prosedur Pelaksanaan
1. Pembekalan
a. Pembekalan PKL I dimaksudkan agar mahasiswa dalam melaksanakan
PKL I dapat mewujutkan capaian pembelajaran yang ditetapkan. Pembekalan
diberikan kepada mahasiswa dan dilaksanakan di kampus Polbangtan.
Pembekalan dimaksudkan untuk menginformasikan kepada mahasiswa tentang
gambaran lokasi PKL I yang telah ditetapkan, pemberian materi PKL I, dan
menyamakan persepsi pelaksanaan PKL I.
b. Pembekalan diberikan oleh dosen yang kompetensinya relevan dengan
materi. Materi pembekalan disesuaikan dengan bidang pada setiap program
studi.

21
2. Penyusunan proposal
Mahasiswa wajib menyusun proposal PKL I yang disusun berdasarkan hasil
survei calon lokasi, dan di bimbingan dosen pembimbing. Sistematika proposal
PKL sebagaimana disajikan pada lampiran.
3. Pelaksanaan
Pelaksanaan PKL I di unit agribisnis sesuai dengan persyaratan yang
ditetapkan oleh Direktur Polbangtan, di bawah bimbingan dosen pembimbing
internal dan pembimbing eksternal. Alokasi waktu pelaksanaan PKL disesuaikan
dengan kebutuhan program studi.
4. Penyusunan Laporan
Mahasiswa wajib menyusun Laporan PKL I dengan bimbingan dosen.
Konsultasi mahasiswa kepada pembimbing internal dan eksternal di lakukan di
lokasi PKL dan di kampus Polbangtan Medan. Laporan PKL I dibuat rangkap 5
(lima), diserahkan kepada pembimbing internal dan eksternal, program studi, dan
arsip mahasiswa.

22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum

PT EAST WEST SEED INDONESIA (EWINDO) adalah perusahaan benih


sayuran terpadu pertama di Indonesia yang memiliki komitmen sebagai Sahabat
Petani yang paling baik.  EWINDO menghasilkan benih sayuran berkualitas
terbaik melalui kegiatan pemuliaan tanaman yang didukung oleh teknologi yang
canggih dan mumpuni untuk meningkatkan pendapatan petani.
Dalam pengembangan benih EWINDO menempatkan tenaga ahli profesional
yang telah berpengalaman di bidang pemuliaan tanaman dan perbenihan. Hasil
penelitian dan pengembangan benih sayuran ini diproduksi, diproses dan dikemas
serta dipasarkan untuk petani Indonesia dengan merek dagang Cap Panah Merah.
Lebih dari tiga dekade EWINDO selalu menyediakan benih yang sehat
dengan kemurnian genetika tinggi serta daya kecambah yang baik untuk
mendapatkan hasil yang tinggi sesuai dengan permintaan konsumen dan menjadi
kunci sukses petani Indonesia.
EWINDO mempunyai wilayah binaan yang terdiri dari beberapa daerah.
Termasuk Desa Silinduk Kab. Simalungun. Adapun komuditi di dalamnya yang
dtermasuk adalah jagung manis varietas secada.
Metode dalam budidaya adalah Non Organic sehingga petani masih
menggunakan pupuk kimia dan penyemprotan menggunakan pestisida. Luas lahan
pertanaman adalah 2 rante. Harga Jagung manis berkisar RP.2000-3000 /kg dan
panen 70 HST.

B. Hasil Kegiatan

23
Adapun hasil kegiatan yang telah dilakukan selama PKL I adalah sebagai berikut:

1. Perencanaan Agribisnis Jagung Manis


Adapun perencanaan yang termasuk dalam budidaya ini adalah :
a. Siapkan lahan dan sistem pengolahan
b. Pilih benih varietas unggul
c. Tentukan musim/waktu tanam
d. Penanaman, pemeliharaan dan panen
e. Tentukan arah pemasaran

Sistem Agribisnis adalah semua aktivitas mulai dari pengadaan dan


penyaluran sarana produksi sampai kepada pemasaran produk-produk yang
dihasilakan oleh usaha tani dan agroindustri yang saling terkait satu sama lain.
Agribisnis memiliki 4 subsistem, terdiri dari :

Subsistem
Pengadaan Subsistem Subsistem
Subsistem
Barang dan Pengolahan Pemasaran
Usahatani
Sarana Hasil Pertanian Hasil Pertanian
Produksi

Subsistem Jasa Layanan Pendukung


(Koperasi, Bank, Dsb)

Gambar 1. Subsistem Agribisnis

2. Proses Produksi Agribisnis Jagung Manis


Proses budidaya jagung manis yang dilakukan yaitu sebagai berikut :
a. Persiapan Lahan
Dalam persiapan lahan pertanaman jagung manis usahakan lahan tidak
tergenang air. Bersihkan tanaman-tanaman gulma yang tersisa, kemudian
melakukan pengolahan tanah menggunakan handtractor.

24
Untuk menanam jagung manis Anda bisa menanam jagung pada lahan bekas
sawah atau membuat lahan baru dengan membuat bedengan. Apabila
menggunakan lahan bekas sawah, usahakan agar lahan tidak tergenang air,
kemudian bersihkan tanaman-tanaman gulma yang tersisa. Lakukan pengolahan
tanah menggunakan handtractor setelah selesai selanjutnya adalah membuat
bedengan. Bedengan bisa dibuat dengan ukuran lebar sekitar 1 meter dengan
tinggi 20-30 cm, jarak antar bedengan 30 cm dan dalam satu bedengan terdapat 2
larikan untuk ditanami jagung.
Untuk pemupukan awal menggunakan pupuk kandang yang berasal dari
kotoran ayam dan kotoran sapi atau kambing. Campurkan kedua jenis pupuk
tersebut dengan perbandingan 1:1. Pada pupuk dari kotoran ayam banyak
mengandung unsur nitrogen yang cepat terurai, sedangkan pupuk kandang dari
kotoran sapi atau kambing banyak mengandung unsur kalium (K) dan pospat (P).
Dengan kombinasi keduanya akan memberikan banyak asupan unsur hara yang
dibutuhkan oleh jagung untuk bisa tumbuh dengan subur.
b. Persiapan Benih
Mutu benih yang bersifat kualitas memegang peranan penting dan
peningkatan produksi, mutu benih meliputi mutu fisik, genetik fisiologis benih.
Benih yang digunakan adalah benih cap panah merah sebanyak 1 kg varietas
secada.
c. Pembuatan Lobang Tanam
Pembuatan lubang Komoditas untuk tanaman jagung, jarak tanaman 70 x 25
cm. Setelah itu dilakukan penunggalan sedalam 2 - 3 cm.
d. Penanaman
Setelah lahan tanam selesai disiapkan selanjutnya adalah melakukan persiapan
untuk menanam jagung manis. Cara menanam jagung yang paling efektif adalah
dengan cara di tugal. Buatlah lubang pada larikan dengan kedalaman 2-3 cm,
kemudian masukan 1 butir bibit jagung. Setelah itu tutup lubang dengan
menggunakan kompos dan siram dengan air agar kelembaban tanah terjaga.
Dalam dua rante lahan memerlukan bibit jagung manis sekitar 1 kg. Untuk
jarak tanam jagung manis yang baik sekitar 60-75 cm, jarak tersebut adalah jarak
ideal untuk mengatur jumlah populasi jagung di lahan. Jagung manis akan

25
berkembang dengan baik bila dalam satu hektar lahan hanya ditumbuhi sekitar
34.000-37.000 tanaman jagung.
e. Pemupukan
Pada pemupukan terdapat beberapa tahap. Adapun tahapan dalam pemupukan
adalah sebagai berikut :

1. Pemupukan dasar
Pada pemupukan dasar, dosis pupuk yang tepat untuk tanaman jagung manis
terdiri dari 500 kg petroganik, 150 kg phonska, dan 75 kg urea untuk setiap
hektare. Pemberian pupuk dilakukan dengan cara ditugali persis di samping benih
dalam barisan tanaman dengan jarak sekitar 10-15 cm. Tujuan dari pemupukan
ini, yakni menyediakan unsur hara yang cukup bagi pertumbuhan benih jagung
manis.
2. Pemupukan susulan tahap pertama
Proses pemupukan susulan kali pertama ini dapat dikerjakan ketika umur
tanaman jagung manis sudah mencapai 15 HST (Hari Setelah Tanam). Adapun
pupuk-pupuk yang digunakan antara lain 7 kg phonska, 5 kg urea dan 10 kg
mutiara masing-masing per dua rante .
Dengan memberikan ketiga pupuk ini, diharapkan pertumbuhan tanaman
jagung manis akan semakin subur. Selain itu, tanaman jagung manis juga
mempunyai daya tahan yang lebih kuat dari serangan hama dan penyakit.
3. Pemupukan susulan tahap kedua
Untuk pemupukan susulan tahap kedua, pekerjaannya dilaksanakan pada wakt
tanaman jagung manis telah menginjak usia 30 HST (hari setelah tanam).
f. Penyiraman
Penyiraman dilakukan pada pagi dan sore hari yang bertujuan mencegah
tanaman layu. Apabila musim kemarau penyiraman dilakukan setiap hari.
Penyiraman menggunakan selang air apabila tidak ada hujan dan air berasal dari
bendar.
g. Penyiangan

26
Penyiangan dilakukan untuk mengendalikan gulma di sekitar tanaman yang
dilakukan sebanyak 3 kali. Penyiangan pertama dilakukan pada umur 21 hst
dengan cara mencabut gulma. Penyiangan ke 2 dilakukan umur 42 hst dengan
menggunakan kored. Yang dimaksud penyiangan adalah membrantas atau
membuang gulma bagi tanaman yang dibudidayakan. Akibatnya daun menjadi
berimbang, cara pengendalian yaitu dengan mencabut rumput-rumput yang
tumbuh di sekitar tanaman guna mengatasi persaingan unsur hara pada tanaman.

h. Penjarangan dan Penyulaman


Penjarangan dilakukan 7 hst dengan cara meninggalkan satu tanaman yang
pertumbuhannya baik. Sedangkan penyulaman dilakukan apabila tanaman pada
lubang tanam tidak ada yang tumbuh atau mati.
i. Pembumbunan
Pembumbunan dimaksudkan untuk memperkokoh berdirinya tanaman dan
mendekatkan unsur hara. Pembumbunan dilakukan secara bersamaan dengan
penyiangan ke 2 yaitu pada umur 42 HST.
j. Pengendalian Hama dan Penyakit
Untuk mencegah serangan hama pada awalnya pertumbuhan dan tanaman
diberikan insektisida Furadan 3G pada saat tanam sebanyak 20 kg/ha (9 gr/petak)
yang di berikan pada lubang tanam. Pengendalian hama selanjutnya dengan
menyemprotkan insektisida decis 2,5 EC dengan konsentrasi 2 ml/liter, larutan
yang diberikan pada umur 20 hst, 27 hst dan 33 hst.
k. Pemanenan
Pemanenan dilakukan pada saat tanaman berumur 70 hst yang ditandai dengan
kelobot sudah bewarna kuning, bijinya sudah cukup keras dan mengkilap, apabila
ditusuk dengan kedua ibu jari biji tersebut tidak berbekas.
l. Pasca Panen
Kelobot jagung di bagian terluar dibuang sebanyak dua lapis lalu jagung
kemudian dikemas. Pengemas jagung manis digunakan dan disesuaikan dengan
tujuan pasar. Jika dijual di pasar tradisional, pengemasan biasanya menggunakan
karung plastik, goni, dan keranjang. Sementara, untuk pasar supermarket, jagung

27
manis biasa dikemas menggunakan plastik transparan. Jagung sebaiknya disimpan
di tempat dingin dengan temperatur 1-5°C untuk mempertahankan kandungan
gulanya agar bisa tahan lebih lama.

3. Teknologi, Organisasi dan Manajerial dalam Agribisnis Jagung Manis


Metode adalah prosedur atau cara yang ditempuh untuk menghasilkan produk
yang berkualitas. Tujuan dari penerapan metode dalam berbisnis jagung manis
adalah untuk meningkatkan hasil produksi jagung manis. Selain itu, metode atau
teknik ini juga meningkatkan mutu dan kualitas berdasarkan metode yang
digunakan. Adapun metode yang diterapkan dalam agribisnis jagung manis dilihat
dari aspek sebagai berikut.
a. Teknologi yang Diterapkan dalam Agribisnis Jagung Manis
Metode yang diterapkan dalam produksi jagung manis pun dapat dilakukan
dengan dua cara yaitu dengan cara manual atau tradisional dan dengan
menggunakan teknologi.
2. Penggunaan Benih Bersertifikat
Benih bersertifikat adalah benih yang proses produksinya melalui tahap
sistem sertifikasi benih dan telah memenuhi standar mutu, baik standar lapangan
maupun laboraturium untuk masing-masing komoditi dan kelas benih yang
ditentukan. Benih yang disebar ke petani merupakan benih berlabel biru. Pada
kemasan akan tertera berapa daya kecambah, masa berlaku benih, dll.
Penggunaan benih bermutu merupakan langkah awal menuju keberhasilan
dalam usahatani jagung. Gunakan benih bersertifikat dengan vigor tinggi.
Sebelum ditanam hendaknya dilakukan pengujian daya kecambah benih. Benih
yang baik adalah yang mempunyai daya tumbuh lebih dari 90%. Hal ini penting
karena dalam budidaya jagung tidak dianjurkan melakukan penyulaman tanaman
yang tidak tumbuh dengan menanam ulang benih pada tempat tanaman yang tidak
tumbuh. Pertumbuhan tanaman sulaman biasanya tidak normal karena adanya
persaingan untuk tumbuh, dan biji yang terbentuk dalam tongkol tidak penuh
akibat penyerbukan tidak sempurna, sehingga tidak akan mampu meningkatkan
hasil.

28
Benih yang bermutu, jika ditanam akan tumbuh serentak pada saat 4 hari
setelah tanam dalam kondisi normal. Penggunaan benih bermutu akan lebih
menghemat jumlah benih yang ditanam.
Persiapan benih jagung dapat dilakukan dengan membuat sendiri maupun
dibeli dari penjual benih. Bila benih jagung dibuat sendri sebelum ditanam,
hendaknya diberi perlakuan benih (seed treatment) dengan metalaksil (umumnya
berwarna merah) sebanyak 2 gr (bahan produk) per 1 kg benih yang dicampur
dengan 10 ml air. Larutan tersebut dicamur dengan benih secara merata, sesaat
sebelum tanam. Perlakuan benih ini dimaksudkan untuk mencegah serangan
penyakit bulai yang merupakan penyakit utama pada jagung.Benih jagung yang
dibeli dari penjual benih pada umumnya sebelum dikemasan biasanya sudah
diperlakukan dengan metalaksil (warna merah) sehingga tidak perlu lagi diberi
perlakuan benih.
Empat kelas benih yaitu benih penjenis (BS), benih dasar (FS), benih pokok
(SS), dan benih sebar (ES) umumnya dikenal dalam sertifikasi benih di Indonesia.
Benih bersertifikat yang diproduksi harus berasal dari benih bersertifikat dengan
kelas-kelas yang lebih tinggi. Tetapi dalam produksi benih berlabel merah jambu
dapat menggunakan benih bersertifikat atau benih berlabel sebagai sumber benih.
Sumber benih yang digunakan harus memenuhi persyaratan berikut : (1) diketahui
asal-usulnya dan murni varietasnya, apakah benih bersertifikat atau tidak, dan (2)
harus bebas dari benih varietas lain, biji gulma dan penyakit terbawa benih.
3. Varietas Unggul Jagung
Varietas Unggul Jagung Varietas unggul baik hibrida maupun komposit,
berperan besar dalam peningkatan produksi, pengendalian hama dan penyakit,
sesuai dengan lingkungan serta keinginan petani. Makin banyak varietas yang
tersedia ditingkat petani, makin besar peluang mereka memilih varietas yang akan
dikembangkan. Varietas jagung yang ditanam perusahaan adalah varietas secada.
Ini Jagung manis hibrida, bisa ditanam di dataran rendah sampai menengah,
ukuran tongkol tanpa klobot 17 x 4,3 cm, silindris dan terisi penuh, warna bulir
kuning, manis dan enak. Bobot dengan klobot 280 g, panen umur 70 - 76 HSS.
4. Jarak Tanam

29
Populasi tanaman adalah salah satu cara untuk mendapatkan hasil optimum.
Kepadatan tanaman anjuran adalah 66.667 tanaman/ha, yang dapat dicapai dengan
jarak tanam antar baris 75 cm dan 20 cm dalam barisan dengan satu tanaman per
lubang atau 40 cm dalam baris dengan satu tanaman per lubang.
5. Dosis Pupuk
Dosis Pupuk Pemupukan secara berimbang dan rasional merupakan kunci
utama keberhasilan peningkatan produktivitas jagung. Dalam praktek pemupukan,
yang perlu diperhatikan adalah jenis pupuk dan takaran optimum pada jenis tanah
dan lingkungan tertentu.
b. Organisasi dan Manajerial dalam Agribisnis Jagung Manis
Organisasi adalah serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam produksi atau
dalam agribisnis yang merupakan upaya dan harus dilakukan untuk menciptakan
hasil produksi yang baik. Kegiatan yang dilakukan sesuai dengan tahapan-tahapan
yang dikerjaan baik dari segi pembudidayaan hingga pemasaran. Organisasi ini
berarti serangkaian kegiatan yang dilakukan dalam proses produksi dan setiap unit
kegiatan memiliki satu kepala/pemimpin yang akan bertanggung jawab dalam unit
kegiatan tersebut selama proses produksi berlangsung.
Untuk melaksanakan kegiatan disuatu perusahaan, terdapat struktur
organisasi dan tata cara kerja yang menghubungkan kerja sama antara satu bagian
dengan bagian yang lain. Sehingga jelas kedudukan, wewenang dan tanggung
jawab masing-masing bagian melaksanakan tugasnya untuk mencapai tujuan
perusahaan, supaya berjalan lancar dan sesuai dengan yang diharapkan. Adapun
struktur organisasi EWINDO adalah sebagai berikut

Managing Director

Reseach and HRD Finance Seed Operation Sales and


Development Marketing

Farm Crop Breeding

Gambar 2. Struktur Organisasi Ewindo

30
PT EWSI merupakan perusahaan swasta yang menggunakan fasilitas
Penanaman Modal Asing (PMA). Perusahaan ini dipegang oleh Managing
Director yang berkedudukan di Belanda. Managing Director ini membawahi
seluruh kegiatan baik produksi maupun manajemennya. Managing Director ini
dibantu 5 divisi yang terdiri dari Reseach and Development, Finance, Seed
Operation, Sales and Marketing, serta HRD.
Divisi Research and Development (R&D) terdiri dari farm dan crop breeding.
Divisi ini bertugas melakukan penelitian, pemuliaan, dan penemuan varietas baru
yang sesuai dengan permintaan pasar. Farm merupakan tempat menanam benih
dari breeder, lahan penelitian breeder, serta lahan pengujian tanaman yang sedang
diteliti. Selain itu, di dalam farm juga diproduksi benih tanaman yang tidak bisa
diproduksi di divisi Seed Operation
Manajemen adalah sebuah proses untuk mengatur sesuatu yang dilakukan
dalam membangun sebuah usaha yang salah satunya di bidang pertanian atau
agribisnis. Manajemen dalam usaha jagung manis meliputi beberapa aspek yaitu
sebagai berikut.
a. Planning (Perencanaan)
Mempersiapkan persiapan dalam proses budidaya tanaman jagung manis di
PT. East West Seed baik dari bahan maupun alat yang di butuhkan. Selain itu di
persiapkan juga kegiatan – kegiatan yang akan menunjang keberhasilan proses
budidaya tanaman jagung manis yang di sinkronisasikan dengan waktu yang tepat
dan sumber referensi yang terpercaya.
b. Organizing (Pengorganisasian)
Mengelompokkan pembagian tugas sesuai dengan hak dan tanggung
jawabnya masing-masing berdasarkan keputusan yang di tetapkan oleh pemegang
jabatan tertinggi di PT. East West Seed, sehingga proses produksi jagung manis
dapat terlaksana dengan baik dan tersusun secara sistematis sesuai dengan SOP
perusahaan.
c. Actuating (Pelaksanaan)
Tindakan nyata dari perencanaan yang sebelumnya telah di sepakati dan di
laksanakan oleh pihak – pihak yang telah di beri tugas berdasarkan keputusan
yang sudah ada dan di sepakati sebelumnya oleh PT. East West Seed.

31
d. Controlling (Pengawasan)
Kegiatan pengawasan yang mengarah pada pelaksanaan kegiatan yang
sesuai dengan perencanaan, efektif dan efesiensinya pihak – pihak yang berperan
dalam proses produksi di PT. East West Seed.
Kesungguhan PT. EAST WEST SEED INDONESIA dalam manajement
mutu yang paripurna, telah mengantar PT EAST WEST SEED INDONESIA
mendapat sertifikat ISO 9001:2000 pada tahun 2004 dan menjadi salah satu
perusahaan pertanian pertama yang mengdapat sertifikat ISO 9001:2000 dan yang
pertama untuk industry benih di Indonesia.
Sertifikat ISO 9001:2000 yang sangat ini telah di upgrade menjadi ISO
9001:2008 semakin mengokohkan PT EAST WEST SEED INDONESIA pemain
utama produsen benih sayuran di Indonesia yang mengutamakan mutu tinggi dan
kepuasan konsumen, dengan penggunaan plasma nutfah asli Indonesia dalam
sebuah proses yang bersih dan bertanggung jawab. Mutu hari ini adalah reputasi
di kemudian hari, itulah semboyan tim Quality Assurance dalam melakukan
pengujian benih. Cermat dalam mengamati, teliti dalam menganalisa dan hati-hati
dalam penyimpulan adalah tugas rutin sehari-hari. Dengan dukungan fasilitas
yang lengkap dan lingkungan yang nyaman menjadikan karyawan bahagia
menjalankannya.

C. Analisis Usaha Tani


Ilmu usaha tani pada dasarnya memperhatikan cara-cara petani memperoleh
dan memadukan sumber daya (lahan, kerja, modal, waktu, pengolahan) yang
terbatas untuk mencapai tujuannya, maka disiplin induknya adalah ilmu ekonomi.
Beberapa elemen dalam teori ekonomi yang mungkin sangat penting dan relevan
terhadap penelitian usaha tani mencakup prinsip keunggulan komparatif, kenaikan
hasil yang berkurang, subsitusi, analisis biaya, biaya yang diluangkan, pemilihan
cabang usaha dan pertimbangan tujuan.

1. Biaya Produksi
Biaya produksi sangat berpengaruh dalam agribisnis, pada tabel dibawah ini
akan dijelaskan biaya produksi dari budidaya jagung manis.

32
Tabel 1. Biaya Produksi / Hektar
Kegiatan Harga (Rp)
A. Biaya Tetap
1 Sewa Lahan 3.450.000
2 Semprotan 1.000.000
3 Alat Pertanian 2.000.000
4 Biaya Tambahan 500.000
Total Biaya Tetap 6.950.000
B. Biaya Tidak Tetap
5 Benih 8 kg 1.600.000
6 Pupuk 5.000.000
7 Pestisida 600.000
8 Biaya Perawatan 5.000.000
9 Biaya Transportasi 2000.000
10 Biaya Pengemasan 2000.000
11 Biaya Panen 2.000.000
Total Biaya Tidak Tetap 18.200.000
Total Biaya Produksi (A + B) 25.150.000
Produksi 14 Ton x 4000/Kg 56.000.000
Keuntungan 30.850.000

Dari tabel diatas kitab dapat mengetahui total biaya produksi dan keuntungan
dalam budidaya jagung manis.

2. Analisis Finansial Usaha

Untuk menilai kelayakan usahatani digunakan analisis titik impas (break


event point). Adapun break event point dari jagung manis adalah :

a. BEP Pendapatan = Biaya Tetap


1 – Biaya Tidak Tetap / Pendapatan

= Rp. 6.950.000
1 – RP. 18.200.000 / Rp. 56.000.000

= Rp. 6.950.000
0,6

= 11.583.000

a. BEP Produksi = Total Biaya Produksi


Harga Jual

33
= Rp. 25.150.00 0
4000/kg

= 6.287 kg

= 6,3 Ton

b. BEP Harga = Total Biaya Produksi


Total Produksi

= Rp. 25.150.00 0
14.000 Kg

= 1.800/kg

Dengan mengetahui break event point maka usahatani dalam budidaya jagung
manis akan lebih menguntungkan.

D. Pemasaran
Tingginya permintaan akan jagung manis saat ini, menjadikan beberapa petani
mulai beralih untuk membudidayakannya. Namun, sebelum melakukan budidaya
tersebut, petani terlebih dahulu harus mengetahui pasar utama yang dapat
digunakan untuk menampung hasil panennya nanti.
Berikut merupakan beberapa contoh pembeli potensial yang bisa menjadi
alternatif untuk membeli hasil panen petani jagung manis :
1. Jagung Konsumsi Pasar Lokal dan Regional
Kebutuhan pasar lokal biasanya terbatas pada jagung konsumsi di mana
dibutuhkan jagung yang memiliki bentuk yang seragam, serta rendemen atau bulir
muda yang penuh. Kebutuhan ini biasanya digunakan untuk konsumsi langsung
seperti pedagang sayur, jagung rebus, jagung bakar dan lainnya. Selain itu, juga
dibutuhkan jagung muda (baby corn) untuk masak tumis dan keperluan masak
lainnya.
Untuk konsumsi pasar ini, petani bisa menggunakan pola tanam standar
dimana mereka bisa melakukan panen secara bertahap. Pada label bibit biasanya
akan tertulis jenis jagung yang memiliki dua tongkol. Namun pada kenyataannya,
yang sering terjadi di lapangan adalah dalam satu batang bisa muncul tiga tongkol.

34
Nah, tongkol ketiga ini bisa dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan pasar baby
corn.
Panen tongkol yang ketiga dalam budi daya jagung manis akan memberikan
keuntungan dengan adanya pemasukan sebelum panen utama. Selain itu, panen
tongkol ketiga juga akan membuat tongkol jagung pertama dan kedua tumbuh
lebih baik dengan bulir penuh karena asupan nutrisi untuk tanaman akan hanya
digunakan oleh dua tongkol. Hasil panen secara langsung di jual ke pasar local
dan regional.
2. Jagung Permintaan Pabrik
Pabrik yang membutuhkan pasokan jagung biasanya adalah pabrik mie,
pabrik maizena, dan pabrik gula jagung. Apabila ada permintaan dari pabrik,
sebaiknya perhatikan keinginan pabrik secara spesifik, apakah pabrik
menginginkan jagung lokal atau jagung manis hibrida.
Bila pabrik menginginkan jagung manis, biasanya pihak pembeli akan
meminta jagung dengan kuantitas tertentu tanpa harus melihat bentuk yang
seragam dan menarik karena hanya akan digiling.
Untuk menyediakan keperluan tersebut, maka Petani tidak perlu memanen
tongkol jagung ketiga yang tumbuh. Selain itu, jagung yang tumbuh tidak
sempurna, seperti ompong dan dengan ukuran yang tidak maksimal pun tetap bisa
digunakan untuk menambah bobot jagung.Sementara itu, petani juga harus
meminta spesifikasi yang diinginkan oleh pabrik agar Petani bisa melakukan
panen tepat waktu dan memperoleh hasil yang optimal. Demikian penjelasan
tentang strategi pemasaran jagung manis, semoga Anda segera menemukan
pembeli potensial jagung manis yang tepat.

E. Permasalahan Dalam Agribisnis Jagung Manis


Adapun permasalahan yang dihadapi petani pada saat beragribisnis jagung
manis adalah :
1. Cara budidaya jagung manis yang kurang optimal, seperti halnya petani tidak
memperhatikan jenis tanah yang tidak sesuai dengan syarat tumbuh. Maka
dari itu solusinya ialah harus mencari informasi terkait syarat tumbuh terung
agar nantinya para petani dapat meningkatkan hasil panennya.

35
2. Pada umumnya petani kurang memperhatikan ketersediaan air bagi tanaman
sehingga saat tidak ada hujan dalam waktu yang cukup panjang tanaman akan
kekurangan air. Maka solusinya petani menyiapkan sumber air, sumur atau
bendar untuk mempermudah proses penyiraman.
3. Tidak tepatnya pengendalian hama yang sesuai dengan tahapan-tahapan
pengendaliannya. Solusinya adalah Penyuluh menganjurkan untuk lebih
memperhatikan tahapan pengendalian hama yang sudah ditetapkan.

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) 1 yang Mahasiswa laksanakan
di binaan PT. East West Seed Indonesia diperoleh kesimpulan sebagai berikut :
1. Dalam kegiatan budidaya jagung manis yang dilakukan mahasiswa telah
mendapatkan ilmu dan keterampilan dimulai dari perencanaan persiapan
lahan tanam, penggunaan benih bersertifikat, penanaman, pemupukan,
pengendalian hama dan penyakit, pemanenan, Usaha budidaya jagung manis
merupakan usaha yang memiliki peluang dan nilai ekonomis yang tinggi
sehingga memberikan dorongan dan minat mahasiswa untuk
mengembangkannya.
2. Keberhasilan budidaya jagung manis sangat ditentukan oleh teknologi,
oraganisasi dan manajerial yang sesuai dengan syarat tumbuh jagung manis.
3. Mahasiswa telah mengetahui segmen pasar dari produksi jagung manis,
segmen pasar yang di tuju oleh binaan PT. East West Seed Indonesia adalah
masyarakat Kabupaten Simalungun dan Kota Medan.
4. Mahasiswa memahami permasalahan yang terjadi di binaan PT. East West
Seed Indonesia yaitu SDM yang masih rendah dalam keterampilan mengatasi
hama dan penyakit. Mengatasinya memberikan pelatihan kepada petani dan
mendatangkan tenaga ahli.
5. Dengan adanya kegiatan PKL 1 memberikn motovasi kepada mahasiswa
untuk melakukan kegiatan wirausaha,mahasiswa telah mengenali lingkungan

36
dan seitem pertanian di binaan PT. East West Seed Indonesia, serta inovasi
yang digunakan.

B. Saran
1. Usaha budidaya jagung manis harus lebih ditingkatkan guna mewujudkan
kebutuhan pasar yang semakin meningkat dan mengurangi penggangguran
saat ini.
2. Dalam usaha budidaya jagung manis lebih baik dikembangkan dalam skala
besar karena dapat menekan biaya produksi karena untuk biaya tetap usaha
ini dalam skala kecil maupun skala besar tidak jauh berbeda.
3. Dalam usaha budidaya jagung manis, diharapkan dapat membuka jasa
pelatihan yang terbuka bagi mahasiswa dan masyarakat umum.
4. Dalam usaha budidaya jagung manis ini, diharapkan dapat membuka cabang
di kota - kota lainnya dimulai dari sistem pembibitan hingga pengolahan
pasca panen, hal ini dikarenakan prospek keuntungan yang didapat cukup
menjanjikan.

37
DAFTAR PUSTAKA

Eka Prihantin, 2011. Manajemen Peserta Didik. Bandung: Alfabeta.


Gaspersz, Vincent, 2014. Sistem Informasi Manajemen. Bandung: Armico.
George R, Terry, 2001. Dasar‐dasar Manajemen Jakarta : Bumi Aksara.
Sunarjono, 2013. Pedoman Bertanam Kubis. Bandung : Nuansa Mulia
Nurul, risa 2012 Budidaya tanaman jagung manis. Tersedia:http://www.bbpp-
lembang.info/index.php/arsip/artikel/artikel-pertanian/515
budidayatanaman-jagung-manis-diakses pada tanggal 28 Februari 2020
pukul 20.00
PT. DuPont Indonesia 2017 Ciri-ciri tanaman jagung.
Tersedia:https://www.pioneer.com/web/site/indonesia/Berita-Umum/ciri-
ciri-tanaman-jagung diakses pada tanggal 28 Februari 2020 pukul 20.25
Pertanianku.com 2019 Karakter unggul jagung manis yang disukai konsumen.
Tersedia : https://www.pertanianku.com/karakter-unggul-jagung-manis-
yang-disukai-konsumen/diakses pada tanggal 28 Februari 2020 pukul
20.47
Dediarta, Wendi Irawan. 2011 Teknologi budidaya jagung. Tersedia :
https://www.scribd.com/doc/76422956/Teknologi-Budidaya-Jagung
diakses pada tanggal 28 Februari 2020 pukul 20.55

38
39

Anda mungkin juga menyukai