Anda di halaman 1dari 7

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP MINAT PETANI DALAM

MELAKSANAKAN USAHATANI LEBAH MADU


(Studi Kasus di Desa Banjaranyar Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis)

IKA JULIANA DEWI*1, IWAN SETIAWAN 2, AGUS YUNIAWAN ISYANTO1


1
2
Fakultas Pertanian, Universitas Galuh
Fakultas Pertanian, Universitas Padjadjaran
*E-mail: ikajulianacms@gmail.com

ABSTRAK
Minat petani lebah di Desa Banjaranyar sangat tinggi, sehingga perbedaan produksinya sangat
mencolok dengan petani lebah lainnya di Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui: (1) Tingkat minat petani dalam melaksanakan usahatani lebah madu di
Desa Banjaranyar Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis, dan (2) Faktor-faktor yang berpengaruh
terhadap minat petani dalam melaksanakan usahatani lebah madu di Desa Banjaranyar Kecamatan
Banjaranyar Kabupaten Ciamis. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei
pada kelompok KTH Bina Lestari di Desa Banjaranyar Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis.
Anggota kelompok KTH Bina Lestari sebanyak 60 orang diambil seluruhnya sebagai sampel
penelitian atau dilaksanakan sensus. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan
sekunder. Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Tingkat minat petani untuk menjalankan usahatani
lebah madu masih rendah dimana 90% petani memiliki tingkat minat yang rendah dengan skor 10,00-
25,00, dan (2) Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap minat petani dalam melaksanakan usahatani
lebah madu adalah jumlah stup, pendapatan, dan jumlah tanggungan keluarga. Sedangkan umur,
pengalaman, dan harga jual tidak berpengaruh signifikan.

Kata kunci : usahatani lebah madu, minat petani

ABSTRACT
Banjaranyar Village is the largest honey production center village and has the potential for honey
development in Banjaranyar Subdistrict, Ciamis Regency, in order to improve the standard of living of
farmers. This study aims to determine: (1) The level of interest of farmers in implementing honey bee
farming in Banjaranyar Village, Banjaranyar District, Ciamis Regency, and (2) The factors that
influence farmers' interest in implementing honey bee farming in Banjaranyar Village, Banjaranyar
District, Ciamis Regency. The method used in this research is a survey method in the KTH Bina
Lestari group in Banjaranyar Village, Banjaranyar District, Ciamis Regency. 60 members of the KTH
Bina Lestari group were taken entirely as research samples or carried out a census. The data used in
this study are primary and secondary data. The results showed that: (1) The level of interest of
farmers in running honey bee farming is still low where 90% of farmers have a low level of interest
with a score of 10.00-25.00, and (2) the factors that influence the interest of farmers in executing
honey bee farming is the number of stups, income, and number of family dependents. Meanwhile, age,
experience and selling price did not have a significant effect.

Keywords : Honey bee farming, farmer interest

PENDAHULUAN ini ditunjukkan dari banyaknya penduduk


Indonesia merupakan negara agraris, atau tenaga kerja yang bekerja pada sektor
artinya pertanian memegang peranan pertanian dan perhutanan. Sektor pertanian
penting bagi perekonomian Indonesia. Hal merupakan bagian dari sektor yang

207
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 8, Nomor 1, Januari 2021 : 207-213

berpotensi untuk menunjang kebutuhan meningkatkan kecepatan pertumbuhan


masyarakat (Wardana dan Alzarliani, jaringan baru (Wineri, 2014).
2019). Produksi lebah madu di Kabupaten
Lebah madu merupakan salah satu Ciamis dilaksanakan pada 10 kecamatan
sumberdaya hutan yang potensial untuk dengan jumlah stup sebanyak 1.540 buah
pengembangan dalam pembudidayaannya. dan produksi lebah madu sebanyak 470,57
Hal ini disebabkan sumber pakan lebah kg. Rata-rata jumlah stup sebanyak 154
yang melimpah (hampir semua tumbuhan buah dan rata-rata produksi lebah madu
yang menghasilkan bunga dapat dijadikan sebesar 47,06 kg.
sebagai sumber pakan), baik yang berasal Desa Banjaranyar merupakan desa
dari tanaman hutan, tanaman pertanian sentra produksi madu terbesar di
maupun tanaman perkebunan. Usaha Kecamatan Banjaranyar dengan jumlah
ternak lebah madu merupakan usaha stup paling banyak, yaitu sekitar 1.168
pengembangan dan penjualan produk hasil buah, dan produksi mencapai 392,118 kg.
ternak lebah madu. Usaha tersebut Desa Banjaranyar cukup potensial untuk
dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pengembangan madu di Kecamatan
produk madu yang terus meningkat Banjaranyar Kabupaten Ciamis guna
(Setiawan dkk, 2016). meningkatkan taraf hidup petani.
Madu merupakan cairan alami yang Karakteristik dan persepsi petani ikut
umumnya mempunyai rasa manis yang menentukan dalam mengambil minat
dihasilkan oleh lebah madu dari sari bunga dalam berusahatani. Menurut Rahman
tanaman (floral nektar) atau bagian lain (2004) dalam Aisyah (2013), persepsi
dari tanaman (ekstra floral nektar) atau merupakan pengalaman belajar tentang
ekskresi serangga (Gebremariam and obyek peristiwa atau hubungan-hubungan
Brhane, 2014). yang diperoleh dengan menyimpulkan
Masyarakat Indonesia menggunakan informasi dan menafsirkan pesan, serta
madu sebagai campuran pada jamu bentuk komunikasi intrapersonal yang
tradisonal untuk meningkatkan khasiat terjadi dalam diri seseorang, dan
penyembuhan penyakit seperti infeksi pada mempengaruhi seseorang dalam berfikir,
saluran cerna dan pernafasan, serta bertindak, serta berkomunikasi dengan
meningkatkan kebugaran tubuh. Madu pihak lain.
juga memiliki kemampuan untuk

208
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 8, Nomor 1, Januari 2021 : 207-213

Minat petani dalam melakukan Kecamatan Banjaranyar Kabupaten


usahatani diperkirakan akibat adanya Ciamis.
pengaruh dari karakteristik berbagai faktor. Teknik penarikan sampel lokasi
Faktor-faktor tersebut dapat berupa faktor penelitian dilakukan dengan cara purposive
internal yang ada dalam diri petani masing- sample (disengaja) yaitu Desa Banjaranyar
masing maupun faktor eksteral yang Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis
berasal dari luar diri petani. Karakteristik dengan pertimbangan bahwa desa tersebut
perilaku, persepsi petani dalam merupakan sentra produksi lebah madu
menjalankan usahataninya berbeda-beda. terbesar di Kabupaten Ciamis.
Hal ini tentu akan mempengaruhi minat Teknik penarikan sampel responden
petani dalam menemukan usahatani yang ditentukan dengan cara sensus yaitu
akan dijalankan. Berdasarkan uraian di dengan mengambil seluruh anggota
atas, maka peneliti tertarik untuk kelompok tani KTH Bina Lestari di Desa
melakukan penelitian terkait faktor-faktor Banjaranyar Kecamatan Banjaranyar
yang berpengaruh terhadap minat petani Kabupaten Ciamis yang berjumlah 60
dalam melaksanakan usahatani lebah orang.
madu. (1) Dari latar belakang penelitian Model regresi logistik ini dianggap
maka tujuan yang ingin dicapai dari sebagai alat yang tepat karena model ini
penelitian untuk mengetahui: (1) Tingkat dapat menganalisis data yang terdapat
minat petani dalam melaksanakan dalam penelitian dengan variabel dependen
usahatani lebah madu di Desa Banjaranyar dalam penelitian ini adalah minat petani
Kecamatan Banjaranyar Kabupaten dalam berusahatani yang bersifat dikotomi.
Ciamis. (2) Faktor-faktor yang Analisis regresi logistik merupakan
berpengaruh terhadap minat petani dalam analisis yang dapat menjelaskan suatu efek
melaksanakan usahatani lebah madu di dari variabel bebas terhadap variabel
Desa Banjaranyar Kecamatan Banjaranyar terikat, dengan variabel bebas merupakan
Kabupaten Ciamis. data kualitatif maupun kuantitatif dan
variabel terikat memiliki data dengan tipe
METODE PENELITIAN
berupa dikotomi maupun polikotomi
Penelitian ini menggunakan metode
(Kuncoro, 2001). Regresi logistik tidak
penelitian survei dengan jenis penelitian
memerlukan asumsi normalitas,
kuantitatif studi kasus di Desa Banjaranyar
homoskedastisitas, dan hanya memiliki

209
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 8, Nomor 1, Januari 2021 : 207-213

sedikit asumsi yang ketat (Yamin, dkk, dalam penelitian ini secara matematis
2011). dapat dituliskan sebagai berikut:
Menurut Winarno (2007) dalam
Trisnata, dkk. (2017), model persamaan
Pi = F (Zi) = F (α + β1 X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + β5 X5 + δ1 D1 + e)

Dimana untuk menghitung Zi dengan rumus:


= (α + β1X1 + β2 X2 + β3 X3 + β4 X4 + δ1 D1 + e )

Keterangan: Μ = Kesalahan Pengganggu


Pi =Peluang petani lebah madu untuk Minat petani dalam berusahatani
menentukan tingkat minat lebah madu dianalisis menggunakan
Zi =Peluang petani lebah madu ke-i kuesioner dengan menggunakan skala
untuk menentukan tingkat minat, ordinal yang berpedoman pada Likert’s
Dimana: Summated Rating Scale (LSRS) dimana
P1 =Peluang petani lebah madu untuk setiap pilihan diberikan skor yang terdapat
berada pada tingkat minat tinggi dalam beberapa daftar pertanyaan tertutup.
P0 =Peluang petani lebah madu untuk Minat petani dalam melaksanakan
berada pada tingkat minat rendah usahatani lebah madu terdiri atas 5
α =Koefisien regresi indikator dengan 9 pertanyaan dimana
β0 =Intersep masing-masing pertanyaan bernilai: 1
β1– β5 = Koefisien variable bebas (tidak setuju), 2 (netral) dan 3 (setuju).
X1 =Jumlah stup
HASIL DAN PEMBAHASAN
X2 =Usia petani (Tahun)
Tingkat Minat Petani
X3 =Pengalaman berusahatani (Tahun)
Slameto (2010), menyatakan bahwa
X4 =Tingkat pendapatan (Rp)
minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa
X5 =Jumlah anggota keluarga petani
ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas,
(orang)
tanpa ada yang menyuruh.
D1 = Harga Komoditi (bernilai 1 jika
menarik (harga jual madu tinggi,
bernilai 0 jika lainnya)

210
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 8, Nomor 1, Januari 2021 : 207-213

Tabel 1. Tingkat minat petani dalam melaksanakan usahatani lebah madu di Desa
Banjaranyar Kecamatan Banjaranyar Kabupaten Ciamis
No Minat petani Kisaran Nilai Jumlah
1 Rendah 10,00 - 25,00 54
2 Tinggi 25,01 -40,00 6
Sumber: Analisis Data Primer, 2020
Tingkat minat petani di Desa melakukan usahatani lebah madu
Banjaranyar Kecamatan Banjaranyar membutuhkan modal yang besar.
Kabupaten Ciamis dapat dilihat pada Tabel
1. yang menunjukkan bahwa minat petani Faktor-faktor yang Berpengaruh
untuk melaksanakan usahatani lebah madu Terhadap Minat Peternak dalam
tergolong masih rendah. Rendahnya Melaksanakan Usaha Ternak Lebah
tingkat minat petani disebabkan karena Madu
kurangnya pengetahuan dan informasi Faktor yang berpengaruh terhadap
tentang usahatani lebah madu yang minat petani lebah madu yaitu jumlah stup,
menguntungkan walaupun dengan podusi umur, pengalaman, pendapatan, dan
dan jumlah stupnya banyak namun belum jumlah tanggungan keluarga. Sedangkan
optimal dalam penanganan usahatani yang signifikan adalah jumlah stup,
madu, sehingga produksi madu rendah. pendapatan, dan jumlah tanggungan
Petani juga berfikir bahwa untuk keluarga, bisa di lihat pada tabel 2.

Tabel 2. Faktor-Faktor yang Berpengaruh Terhadap Minat Petani Lebah Madu


Variabel Exp (B) S.E Sig.
Jumlah Stup 4.417E4 5.823 .066**
Umur 117.868 7.854 .544ns
Pengalaman 1.612 3.758 .899ns
Pendapatan 14.336 1.783 .135*
Jumlah tanggungan keluarga 6.032E5 8.311 .109*
Harga jual 1.755E5 1.589E4 .999ns
F-Hitung 0,625**
Keterangan : ** : nyata pada a 10%
*: nyata pada a 15%
ns: tidak sigifikan
Sumber: Analisis Data Primer, 2020

211
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 8, Nomor 1, Januari 2021 : 207-213

F-Hitung sebesar 0,625 atau 625%. faktor pendidikan yang rendah dan
Hal ini menunjukan bahwa variabel pengalaman usahatani yang belum
independen yaitu jumlah stup, umur, mumpuni dalam menjalankan usahatani
pengalaman, pendapatan, jumlah madu. Makmun Khairani (2013)
tanggungan keluarga, harga jual mampu mengemukakan bahwa minat bahwa
menjelaskan sebesar 625% variabel yang bentuk minat seseorang dipengaruhi oleh
signifikan yaitu jumlah stup, pendapatan latar belakang lingkungan, tingkat
dan jumlah tanggungan keluarga . ekonomi, status sosial, dan pengalaman
Untuk mengetahui hubungan antara serta pendidikan.
variabel bebas dengan maka dilakukan KESIMPULAN
pengujian statistik baik keseluruhan (Uji F) 1. Tingkat minat petani untuk
yaitu untuk mengetahui pengaruh variabel menjalankan usahatani lebah madu
bebas secara bersama-sama terhadap masih tergolong rendah. Sebagian besar
variabel tidak bebas. Uji F dilakukan untuk 54 orang (90 persen) petani lebah
mengetahui apakah variabel-variabel menampilkan tingkat minat rendah
independen (X) secara simultan (kisaran nilai 10,00 - 25,00).
berpengaruh pada variabel dependen (Y), 2. Jumlah stup, pendapatan, dan jumlah
dari hasil uji F menunjukan bahwa nilai tanggungan keluarga diidentifikasi
Fhitung > Ftabel pada tingkat kepercayaan sebagai faktor yang berpengaruh
95% yaitu 0,625 dengan signifikansi 0,000 terhadap minat petani lebah yang
lebih kecil dari taraf signifikan yang rendah terhadap usaha ternak lebah
digunakan dalam penelitian ini yaitu 0,05 madu. Sedangkan umur, pengalaman,
atau 5%. Dengan demikian dapat dan harga jual tidak berpengaruh
disimpulkan bahwa variabel jumlah stup, signifikan.
umur, pengalaman, pendapatan jumlah
SARAN
tanggungan keluarga, harga jual secara
Perlu dilakukan upaya peningkatan
simultan berpengaruh secara signifikan
jumlah stup dalam rangka meningkatkan
terhadap minat usahatani lebah madu di
pendapatan peternak lebah madu. Selain
Desa Banjaranyar Kecamatan Banjaranyar
itu, diperlukan regenerasi petani lebah,
Kabupaten Ciamis.
sehingga dapat menambah tenaga kerja
Faktor-faktor yang berpengaruh
yang dibutuhkan untuk mengelola usaha
terhadap minat rendah diakibatkan dari
ternak lebah.

212
Jurnal Ilmiah Mahasiswa AGROINFO GALUH
Volume 8, Nomor 1, Januari 2021 : 207-213

DAFTAR PUSTAKA Slameto. 2010. Belajar dan faktor-faktor


Aisyah, S. 2013. Analisis Persepsi dan yang mempengaruhinya. Jakarta:
Sikap Serta Faktor-faktor yang Rineka.
Mempengaruhi Minat Petani Untuk
Menggunakan Sumber Pembiayaan Trisnata, D.P., Ismono, R.H. dan
Formal Usaha Tani di Kabupaten Soelaiman, A. 2017. Analisis
Asahan. Tesis. Fakultas Pertanian. Kelayakan Finansial dan Faktor-
Universitas Sumatera Utara. faktor yang Mempengaruhi
Keputusan Penangkar dalam
Gebremariam, T. and Brhane, G. 2014. Mengusahakan Bibit Karet
Determination of Quality and Bersertifikat di Kecamatan Abung
Adulteration Effects of Honey From Semuli Kabupaten Lampung Utara.
Adigrat And Its Surrounding Areas. Jurnal Ilmu-Ilmu Agribisnis, 5(1):
International Journal Of Technology 40-47.
Enchancements And Emerging
Engineering Research, 2(10): 71-76. Wardana dan Alzarliani, W.O. 2019.
Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Kuncoro, A. 2001. Cara Menggunakan Minat Petani Menerapkan Teknologi
dan Memaknai Analisis Asumsi Pengolahan Buah Tomat di Desa
Klasik, Cetakan Pertama. Bandung: Wakuli Kecamatan Kapontori
Alfabeta. Kabupaten Buton. Agrikan: Jurnal
Ilmiah Agribisnis dan Perikanan,
Makmun Khairani. 2013. Psikologi 12(1): 145-151.
Belajar. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo. Mubyarto. 1994. Wineri, E,. 2014. Perbandingan Daya
Pengantar Ekonomi Pertanian. Hambat Madu Alami dengan Madu
Jakarta: LP3S. Kemasan Secara In Vitro terhadap
Streptoccus beta hemoliticus Group
Setiawan, A., Rudianda, S., dan Arlita, T. A sebagai Penyebab Faringitis.
2016. Strategi Pengembangan Usaha Jurnal Kesehatan Andalas, 3(13):
Lebah Madu Kelompok Tani Setia 376-380.
Jaya di Desa Rambah Jaya
Kecamatan Bangun Purba Yamin, S., dkk. 2011. Regresi Dan
Kabupaten Rokan Hulu. JOM Kolerasi Dalam Genggaman Anda.
Faperta Unri, 3(1): 1-9. Jakarta: Salemba Empat.

213

Anda mungkin juga menyukai