Anda di halaman 1dari 7

IV.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A.Perencanaan proses produksi dan kualitas produksi dan kualitas produk jamur tiram

UD. Jamur Arya adalah salah suatu tempat usaha yang bergerak di bidang agribisnis jamur tiram
yang berlokasi di Lingkungan I No. 116 Desa Siumbut Baru Kecamatan Kisaran Timur
Kabupaten Asahan. UD. Jamur Arya di dirikan oleh Bapak Rofii.

Perencanaan dilakukan untuk menentukan secara keseluruhan tujuan pengusaha (agripreneur)


dan upaya untuk memenuhi tujuan tersebut. Adapun perencanaan yang dibuat dalam usaha jamur
tiram di UD Jamur Arya adalah perencanaan dari hulu (on farm) sampai hilir (off farm).

UD Jamur Arya menggunakan perencanaan dari hulu sampai hilir karena berdasarkan dengan
pengalaman pak Rofii (pemilik UD Jamur Arya) perlu adanya keterampilan dan perencanaan
yang baik dalam usaha jamur tiram, mulai dari budidaya, perawatan, pengolahan hasil hingga
pemasarannya.

Dalam budidaya jamur tiram perlu adanya keterampilan dan kemauan sehingga dapat
meminimalisir kegagalan dan kerugian. Dilakukannya pengolahan hasil dikarenakan apabila
langsung dijual kekonsumen, keuntungan yang diperoleh akan sangat sedikit berbeda dengan
menjualnya sebagai olahan makanan seperti jamur krispy, sup jamur dan lainnya, keuntungan
yang didapat bisa lebih besar.

Adapun proses produksi meliputi :

Pembuatan baglog
Pengayakan
Serbuk kayu hasil penggergajian perlu diayak agar mendapatkan serbuk kayu yang halus
karena serbuk kayu yang lebih halus mudah terurai dan mempercepat pengomposan, ukuran
ayakan yang digunakan sama dengan ayakan untuk mengayak pasir.

Bahan-bahan yang diperlukan : serbuk kayu gergajian, bekatul, kapur gamping, air, plastik tahan
panas, karet pengikat, pipa paralon, botol. Serbuk kayu bisa diganti dengan ampas kopi, ampas
tebu atau ampas teh, namun media yang paling baik adalah serbuk kayu serta lebih mudah
mendapatkannya dalam jumlah yang banyak. Kayu yang sering digunakan adalah kayu sengon
maupun mahoni. Bekatul atau dedak berfungsi sebagai substrat serta penghasil kalori untuk
pertumbuhan jamur. Pemberian kapur yaitu untuk mengatur keasaman media tanam juga
berfungsi sebagai sumber mineral, sehingga pemberian kapur pada media tanam sangat
diperlukan untuk mengoptimalkan panen.

Cara pembuatan :

Perbandingan antara serbuk kayu : dedak : gypsum / kapur = 100 : 10 : 1 (jika menggunakan
serbuk kayu 100 kg, maka dedaknya 10 kg dan kapur/ gypsum 1 kg).Siram dengan air sampai
serbuk rata (jika dikepal sudah tidak hancur berarti air sudah cukup). Peram semalaman serbuk
dan masukkan ke dalam plastik dan ketuk pakai botol sampai padat atau menggunakan mesin
bogging. Pasangkan leher dan tutup pakai penutup khas atau plastik. Sterilisasi baglog

Sterilisasi menggunakan tabung boiler dengan suhu 85-100 derajat celcius dan tekanan 2
atmosfer. Sterilisasi dilakukan agar mencegah tumbuhnya jamur liar dan hewan yang ada
didalam baglog yang mungkin terbawa bersama bahan baku yang dapat mengganggu
pertumbuhan jamur yang ditanam.
Inokulasi dan inkubasi media tanam
Bahan diinokulasi (diberi bibit jamur) menggunakan inokulum (bibit) yang telah disiapkan
sebanyak 2% yang dilakukan dengan cepat dan di ruangan yang bersih dari jamur lainnya.
Dalam inokulasi ini dilakukan ditempat yang bersih agar terhindar dari jamur lain yang mungkin
bisa masuk kedalam baglog.
Setelah diinokulasi, bibit diinkubasi di tempat gelap selama sebulan. Setelah sebulan, bibit harus
dipindah ke tempat terang dengan penerangan 10-12 jam per hari. Proses inkubasi berhasil jika
tumbuh miselium putih pada baglog setelah satu bulan proses inkubasi. Inkubasi dilakukan
ditempat gelap karena jamur suka dengan keadaan lembab tanpa cahaya/penerangan sehingga
jamur akan cepat berkembang biak.
Perawatan jamur tiram
Sebelum baglog dimasukkan, seharusnya bagian dalam kumbung sudah disterilkan atau
dibersihkan, proses sterilisasi umumnya dilakukan dengan cara menaburi kapur dan insektisida
di lantai 1-2 hari sebelum baglog dimasukkan. Setelah sekitar setengah atau ¾ bagian permukaan
media ditumbuhi miselium jamur, baglog siap disusun di rak dengan posisi tidur dan diatur
bolak-balik, kemudia dibuat lubang di ujung baglog dengan menyobek platik baglog berbentuk
X atau V sebagai tempat tumbuhnya bauh jamur. Apabila menggunakan baglog yang sudah
berlubang, semprot halus baglog dengan air 3 kali sehari sampai terbentuk calon badan buah,
setelah terbentuk badan buah, penyemprotan dikurangi menjadi 2 kali sehari, pada saat musim
hujan, penyemprotan hanya perlu dilakukan 1 atau 2 kali sehari. Kumbung harus sering
dibersihkan agar terhidar dari jamur lain serta serangga yang dapat merusak baglog dan jamur
yang dibudidayakan. Penyemprotan dilakukan dengan rutin karena dapat mempengaruhi
pertumbuhan jamur tiram. Apabila baglog kekeringan, maka jamur tidak akan berproduksi
dengan optimal.
Panen dan pascapanen
Panen
Pemanenan dapat dilakukan apabila jamur telah mekar dan membesar. Tepatnya bila ujung-
ujungnya telah meruncing namun tudungnya masih berwarna putih bersih dan tidak pecah.
Pemanenan jamur sebaiknya dilakukan di pagi hari agar kesegaran jamur dapat dipertahankan
karena jika dipanen di siang hari, jamur cenderung lebih cepat layu. Pemanenan jamur dilakukan
dengan mencabut seluruh tanaman jamur yang ada sampai ke akarnya.
Pasca panen
Pemasaran jamur dilakukan dengan menggunakan kemasan (dapat menggunakan styrofoam dan
ditutup dengan plastik, kotak plastik atau kemmasan lainnya). Pemasaran tak hanya dengan
memasarkan produk mentah jamur tiram ini saja, dapat juga memasarkan produk olahan jamur
seperti jamur krispi dll. Pengolahan hasil jamur tiram seperti jamur krispy dan lain-lain dianggap
lebih menguntungkan karena pendapatan yang dihasilkan lebih besar dan peminatnya yang lebih
banyak.
Jamur tiram putih yang dibudidayakan di UD. Jamur Arya adalam jenis jamur tiram putih
(Pleurotus ostreatus), dengan tangkai bercabang dan tudungnya bulat berukuran 3-15 cm.
Kualitas produk jamur tiram di UD Jamur Arya terbilang cukup baik karena tidak menggunakan
bahan kimia meskipun belum bisa dikatakan organic.

Pemasaran Jamur Tiram


Strategi yang digunakan dalam pemasaran jamur tiram menggunakan strategi bauran
pemasaran(marketing mix), sebagai berikut.
Produk jamur tiram yang dihasilkan oleh UD. Jamur Arya adalah jamur tiram organik, sehingga
bebas dari bahan kimia dengan kualitas yang baik dan banyak diminati di pasaran. Pengemasan
pada jamur tiram tergantung pada permintaan pelanggan. Pada jamur tiram mentah pengemasan
menggunkan plastik. Pada jamur tiram pengolahan yang disajikan di warung rumah jamur milik
UD. Jamur Arya dihidangkan menggunakan piring dan mangkuk. Sedangkan untuk orderan
melalui online menggunakan bahan sterofoam. Digunakannya sterofoam karena dianggap lebih
menarik dan lebih rapi dalam pengemasannya.
Harga untuk produk jamur tiram adalah kompetitif (samadengan yang lain) dan terbilang stabil
yaitu jamur tiram mentah Rp. 28.000/kg. Sedangkan untuk yang sudah diolah berkisar mulai
dariRp. 10.000 – Rp. 30.000/porsi.
Promosi yang dilakukan untuk memperkenalkan produk jamur tiram di UD Jamur Arya dinilai
lebih efektif karena menggunakan media cetak (pemasangan iklan di koran), aplikasi go food,
facebook, instagram, website, media elektronik seperti pamplet , juga dengan metode face to
face.
Adapun analisis usaha jamur tiram adalah sebagai berikut :
a. Peralatan
Tabel.1 Peralatan yang dibutuhkan

No. Nama Alat Harga

1 Steamer Rp. 15.000.000


2 Rumah pembibitan Rp. 3.500.000
3 Pisau Rp. 50.000
4 Gunting Rp. 50.000
5 Angkong Rp. 400.000
6 Mesin pengayak Rp. 6.000.000
7 Mesin bagging Rp. 30.000.000
8 Peralatan tambahan Rp. 200.000
JUMLAH Rp. 55.200.000
b. Biaya Operasional Per Bulan
1. BiayaTetap
Tabel 2. Biaya Tetap

No. Nama Peralatan Periode pengunaan Penyusutan/ bulan

1. Alat sterilisasi baglog 10 tahun Rp. 67.000


2. Mesin pengayak 10 tahun Rp. 6.000.000
3. Kumbung 5 tahun Rp. 58.500
4. Pisau 3 tahun Rp. 1.500
5. Gunting 4 tahun Rp. 1. 000
6. Angkong 5 tahun Rp. 7.000
7. Mesin bagging 10 tahun Rp. 30.000.000
8. Peralatan tambahan 3 tahun Rp. 6.000
JUMLAH Rp. 36.141.000

2. Biaya Variabel

No. Nama Bahan Kebutuhan Harga satuan Harga


1. Bibit jamur 50 btl Rp. 25.000 Rp.1.250.000

2. Serbuk kayu 20 krg Rp. 20.000 Rp. 400.000

3. Dedak 40 kg Rp. 5.000 Rp. 200.000

4. Dolomit 4 kg Rp. 12.500 Rp. 50.000

5. Karet 1 bks Rp. 10.000 Rp. 10.000 Tabel 3.

6. Plastik pp 5 pack Rp. 40.000 Rp. 200.000 Biaya

7. Koran 1 kg Rp. 5.000 Rp. 5.000 Variabel

8. Pipa paralon 1,5 inch 25 m Rp. 25.000 Rp. 625.000


Listrik, air, dan kebutuhan Produksi Rp. 50.000 Rp. 50.000
9.
lainnya
Jumlah Rp. 2.790.000
c. Total Biaya Operasional
Untuk produksi 1000 baglog / minggu dibutuhkan biaya operasional sebesar :
Biaya tetap + biaya variabel = (Rp. 145.500/4 minggu) + (Rp. 2.790.000/ 1 minggu) = Rp.
36.375 + Rp. 2.790.000
= Rp. 2.826.375
Keuntungan per produksi = (Jumlahbaglog x harga/ baglog) - Biayaoperasional
= (1000 baglogxRp. 5000) - Rp. 2.826.375
= Rp. 5.000.000 - Rp. 2.826.375
= Rp. 2.173.625/ produksi

Adapun dilakukannya analisis usaha agar mengetahui apakah usaha di UD Jamur Arya ini layak
untuk dijalankan atau tidak.
E.Permasalahan Dan Pemecahannya Dalam Usaha Jamur Tiram Permasalahan yang
dihadapi dalam bisnis jamur tiram sebagian besar berada di proses budidaya. Adapun
permasalahan yang ada selama proses budidaya diantaranya adalah sebagai berikut.
Banyak baglog yang pecah dalam pengemasan
Benih jamur banyak yang gagal
Terjadi pembusukan pada baglog yang sudah diinokulasi
Hama ulat
Jamur kering
Adapun penyebab timbulnya masalah dalam proses produksi terutama budidaya adalah sebagai
berikut.
Kurang hati-hati dalam pengisian baglog
Pembibitan dilakukan pada saat baglog masih panas
Proses sterilisasi yang tidak maksimal
Kurangnya perawatan terhadap kumbung jamur atau kumbung jamur dalam keadaan kotor
Penyiraman (pengembunan) yang tidak sesuai dengan kebutuhan jamur
Stategi dalam mengatasi permasalahan dalam agribisnis jamur tiram mulai dari pembudidayaan,
pengolahan, dan pemasaran. Caranya sebagai berikut :
Selalu menjaga kualitas hasil panen
Untuk bisa memaksimalkan hasil penjualan. Kita harus mampu menjaga kualitas produk agar
tetap bagus dan segar, sehingga konsumen pun akan setia mengkonsumsi produk kita. Untuk itu
sebaiknya jamur tiram di panen sekitar 3-4 jam sebelum dipasarkan dan kemudian dikemas
menggunakan plastic kedap udara agar jamur bisa bertahan lebih dari 24 jam.
Perhatian terhadap hama dan penyakit
Secara umum jamur tiram telah berproduksi tidak ada hama berupa jamur liar. Akan tetap,
dikarenakan jamur mengandung protein, maka apabila baglog telah berumur lebih dari 60 hari,
biasanya terdapat hama ulat. Ulat ini bukan berasal dari baglog atau jamurnya, tetapi berasal dari
lingkungan.
Buat kerja sama dengan petani jamur lain
Segala sesuatu bisa saja terjadi termasuk pada budidaya jamur adakalanya cuaca dan kelebaban
yang tidak seimbang menyebabkan panen tidak bisa optimal dan untuk menyiasati itu pasokan
kepada para pedagang agar tetap stabil, kita dapat melakukan kerja sama dengan petani jamur
tiram lain.

Sikap Kreatif Dan Inovatif Dalam Penumbuhan Budaya Kewirausahaan Jamur Tiram.
Setelah melaksanakan PKL I di UD Jamur Arya hendaknya mahasiswa dapat mencontoh Bapak Rofii,
dimana dari kisah beliau dapat dijadikan inspirasi dan dapat memotivasi mahasiswa dalam
berwirausaha jamur tiram dikampus POLBANGTAN Medan. Sehingga mahasiswa dapat belajar baimana
caranya menjadi pengusaha jamur tiram dan diharapkan agar mahasiswa mendalami usaha jamur tiram
ini sehingga mampu menciptakan lapangan kerja untuk orang lain

Anda mungkin juga menyukai