Anda di halaman 1dari 14

BUDIDAYA SEMANGKA

Bagi petani, budidaya semangka mampu memberikan keuntungan cukup besar


karena produktivitas tanaman semangka tinggi, apalagi masa budidaya buah
semangka juga singkat. Semangka merupakan salah satu jenis buah berkadar air
tinggi serta banyak digemari oleh masyarakat karena buah semangka memiliki cita
rasa khas serta cara penyajiannya juga mudah. Kemajuan teknologi yang semakin
berkembang pesat membuat kualitas dan daya adaptasi tanaman semangka terus
meningkat. Disamping bentuk buah beragam, baik warna maupun ukuran buah
semangka juga semakin bervariasi. Selain itu, sekarang bahkan sudah banyak
dibudidayakan varietas semangka nonbiji, harganya pun relatif terjangkau sehingga
membuat buah semangka semakin digemari oleh semua lapisan masyarakat.

TEKNIK DAN CARA BUDIDAYA SEMANGKA


Teknik dan cara menanam semangka yang baik merupakan kunci utama
keberhasilan budidaya, untuk itu sebagai seorang petani tentunya petunjuk
mengenai teknik dan cara budidaya tanaman terutama tanaman hortikultura
menjadi syarat dasar yang harus dipenuhi. Penguasaan teknik budidaya semangka
menentukan tingkat keberhasilan petani selama proses penanaman semangka
berlangsung, meskipun faktor harga juga berperan dominan. Setidaknya
keberhasilan budidaya mampu meninimalkan tingkat kerugian saat harga jual
sedang jatuh di pasaran.

SYARAT TUMBUH TANAMAN SEMANGKA

Tanaman semangka memerlukan curah hujan antara 40-50 mm/bulan, ketinggian


tempat optimal 300 mdpl. Selain itu, tanaman semangka membutuhkan intensitas
sinar matahari penuh sepanjang hari tanpa naungan untuk membantu proses
fotosintesis. Agar diperoleh kualitas buah tinggi, penanaman semangka
membutuhkan suhu optimal berkisar 25-30 derajat C. Kelembaban udara terlalu
tinggi akan mendorong perkembangan penyakit, terutama cendawan patogen.

Sebelum budidaya semangka berlangsung, juga perlu diperhatikan jenis tanahnya,


tanaman semangka membutuhkan tanah gembur serta subur untuk menopang
pertumbuhan serta berproduksi optimum, seperti tanah bertekstur lempung
berpasir serta kaya akan kandungan bahan organik. Oleh karena itu, pengolahan
tanah secara intensif disertai penambahan pupuk organik dalam jumlah cukup
merupakan faktor penting dalam menentukan keberhasilan budidaya semangka.
Jika budidaya semangka dilakukan di tanah berat, maka akan menekan laju
pertumbuhan, kualitas buahnya pun rendah, buah semangka pecah-pecah.
Usahatani semangka membutuhkan air dalam pemeliharaannya karena 90%
kandungan buah semangka terdiri dari air.

Lokasi budidaya semangka sebaiknya dipilih bukan bekas lahan penanaman


semangka atau tanaman sefamili. Usahakan lahan telah diberakan (tidak ditanami
tanaman sefamili) selama 2 tahun agar diperoleh hasil optimal.

PERSIAPAN TEKNIS

Pengukuran pH tanah diperlukan dalam menentukan pengapuran, terutama pada


tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pengukuran nilai pH ini dapat
berbagai cara, yaitu dengan pH meter, kertas lakmus, atau cairan pH tester.
Penentuan titik sampel dilakukan secara zigzag dan diusahakan sudah mewakili
keseluruhan lokasi budidaya semangka.

PELAKSANAAN BUDIDAYA SEMANGKA

Persiapan Lahan
Persiapan lahan sebelum melakukan budidaya semangka, diantaranya pembajakan
tanah dilanjutkan penggaruan, pembuatan bedengan, pemberian kapur pertanian
sebanyak 1,5 ton/ha untuk pH tanah di bawah 6, pemberian pupuk kandang
fermentasi 40 ton/ha serta pupuk NPK 15-15-15 sebanyak 1,5 ton/ha. Kemudian
dilakukan pengadukan/pencacakan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur
dengan tanah.

Pembuatan bedengan pada saat budidaya semangka dilakukan dengan cara


mencangkul tanah di bagian parit kemudian menaikkan tanah tersebut ke bagian
atas bedengan sehingga permukaan bedengan menjadi lebih tinggi. Bedengan
dibuat selebar 5 meter, jarak antar bedengan 60 cm serta tinggi bedengan 40-60
cm. Langkah selanjutnya, tanah di bagian tengah bedengan dibagi menjadi dua
bagian lalu diangkat ke masing-masing tepi bedengan sehingga kedua tepi
bedengan akan membentuk bedengan tanam dengan lebar 1 meter. Cara budidaya
sistem ini, dalam satu bedengan selebar 5 meter terdapat dua bedengan tanam
selebar 1 meter. Kedua bedengan tanam tersebut dibuat miring ke arah tengah,
pada titik tengah pertemuan kedua bedengan dibuat saluran air selebar 20 cm,
kedalaman 10 cm.
Setelah bedengan siap, persiapan selanjutnya adalah pemasangan mulsa PHP
(Plastik Hitam Perak). Mulsa PHP dipasang pada bedengan tanam yang berada di
masing-masing tepi bedengan, sedangkan pada bagian yang miring ke arah tengah
bedengan ditutup rapat menggunakan jerami. Maksud dari perlakuan ini untuk
menekan pertumbuhan gulma. Mulsa PHP berukuran lebar 120 cm, sisi berwarna
perak menghadap ke atas, sedangkan sisi berwarna hitam menghadap ke tanah.
Pemasangan mulsa dilakukan saat terik matahari agar mulsa PHP mudah ditarik
serta lebih hemat pemakaian. Setelah mulsa terpasang dilakukan pembuatan
lubang tanam di bagian tepi luar bedengan, jarak antartanaman 60 cm. Masing-
masing bedengan tanam terdapat satu baris lubang tanam.
Persiapan Pembibitan dan Penanaman Semangka
Persiapan pembibitan untuk budidaya tanaman semangka membutuhkan rumah
atau sungkup pembibitan untuk melindungi bibit muda. Kemudian menyediakan
media semai dengan komposisi 10 ltr pupuk kandang, 20 ltr tanah, 150 g NPK
halus. Setelah itu masukkan media campuran tersebut ke dalam polibag semai.
Benih semangka yang akan ditanam harus dipersiapkan secara benar sehingga
setelah ditanam di lahan, tanaman semangka memiliki pertumbuhan optimal dan
menghasilkan buah semangka berkualitas. Jumlah bibit semangka dengan cara
budidaya seperti ini kurang lebih 8.000 tanaman/ha termasuk cadangan bibit
penyulam. Kebutuhan benih kurang lebih 500-600 gram. Sebelum penyemaian,
benih semangka direndam dalam larutan simokanil atau metalaksil,
dosis/konsentrasi ½ dari dosis terendah sesuai anjuran di kemasan selama 6 jam.
Untuk mempercepat perkecambahan benih, tutup permukaan media dengan kain
goni (bisa juga menggunakan mulsa PHP) serta usahakan kondisi tanahnya tetap
dalam keadaan lembab.
Pembukaan penutup kain goni atau mulsa dilakukan ketika terlihat benih sudah
mulai berkecambah, kemudian diganti dengan sungkup plastik transparan. Buka
sungkup setiap pagi hari, pukul 07.00 dan ditutup pukul 09.00, dibuka sore harinya
pukul 15.00 dan ditutup pukul 17.00. Buka sungkup secara penuh menjelang
tanam, kira-kira 5-7 hari sebelum penanaman. Selama di pembibitan, bibit perlu
disiram setiap hari agar kelembaban tanahnya tetap terjaga, tetapi penyiraman
jangan terlalu basah. Penyiraman yang baik dilakukan setiap pagi saja, perkirakan
kelembabannya selalu terjaga sampai keesokan harinya. Jika sore hari tanah
terlihat kering, bisa disiram lagi secukupnya. Tetapi jika kondisi tanahnya masih
lembab, penyiraman cukup satu kali saja. Pada umur 8 hss (hari setelah semai)
semprot bibit semangka menggunakan bahan aktif simoksanil (fungisida) dan
berbahan aktif imidakloprid untuk insektisidanya. Penyemprotan jangan terlalu
pekat, cukup setengah dosis terendah sesuai anjuran kemasann.
Bibit berdaun sejati 4 helai siap dipindah tanam ke lahan. Penanaman sebaiknya
dilakukan saat pagi hari sebelum jam 10.00 atau sore hari setelah jam 15.00 untuk
menghindari tanaman mengalami stress tinggi akibat sengatan terik matahari. Cara
penanamannya mula-mula lepaskan bibit semangka beserta medianya dari polybag
semai. Lakukan secara hati-hati agar media tidak pecah, setelah itu masukkan bibit
ke dalam lubang tanam yang sudah dipersiapkan hingga leher akar tertutup tanah.
Kemudian tanah di sekitar bibit sedikit dipadatkan menggunakan tangan. Usahakan
posisi bibit setelah ditanam dalam keadaan tegak supaya tidak ada bagian bibit
tanaman semangka yang menyentuh mulsa. Untuk memudahkan pemeliharaan,
pastikan bibit semangka berukuran sama ditanam pada satu lokasi tertentu.

PEMELIHARAAN TANAMAN SEMANGKA

Perawatan tanaman harus dilakukan secara rutin semenjak setelah selesai


penanaman hingga buah semangka dipanen. Upaya pemeliharaannya antara lain
penyulaman, pemangkasan dan pembentukan tajuk, sanitasi lahan dan pengairan,
pemupukan susulan, pemeliharaan buah, serta pengendalian hama penyakit
tanaman.
Penyulaman Tanaman Semangka
Penyulaman tanaman semangka paling lambat dilakukan umur 3 hari setelah
tanam (HST) sampai umur tanaman 10 hari. Tanaman semangka yang sudah
terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhannya menjadi
tidak seragam, hal ini akan berpengaruh terhadap perawatan tanaman semangka
serta pengendalian hama penyakit ketika berumur dewasa.
Pemangkasan dan Pembentukan Tajuk
Pemangkasan merupakan kegiatan membuang cabang tidak produktif untuk
membentuk percabangan optimum. Kegiatan ini bertujuan menyeragamkan
pertumbuhan tanaman semangka, menjamin proses produksi berlangsung
maksimal, menekan resiko serangan hama penyakit, serta merangsang tumbuhnya
tunas-tunas produktif.
Umur 10-12 HST tanaman semangka mulai membentuk 5-6 helai daun sejati.
Tahap ini merupakan waktu paling baik untuk melakukan pemangkasan bentuk.
Pemotongan titik tumbuh dilakukan dengan menggunting sekitar 2 cm bagian
paling pucuk menggunakan gunting, sebelumnya gunting dicelupkan ke dalam
larutan fungisida. Tujuan pencelupan gunting ke dalam larutan fungisida untuk
menghindari infeksi penyakit setelah pemotongan, terutama serangan cendawan.
Sisa pemotongan jangan sampai berserakan di lahan karena berpotensi menjadi
penular penyakit, sisa potongan tersebut harus dikumpulkan dan dimusnahkan
segera setelah kegiatan pemangkasan selesai. Pemangkasan pucuk atau titik
tumbuh jangan sampai terlambat karena akan berdampak terhadap produktivitas.
Tunas baru akan muncul 4-5 hari setelah pemotongan pucuk. Setelah tunas baru
membentuk 4-5 ruas, lakukan pemilihan 3 tunas dengan pertumbuhan cepat dan
seragam, tunas-tunas ini terus dipelihara menjadi tunas produktif. Ketiga tunas
produktif tersebut diatur membentuk huruf W berjarak antarcabang 15-20 cm.
Arahkan menjalar sesuai arah kemiringan bedengan. Tunas atau cabang yang tidak
terpilih dipotong menggunakan gunting, gunting potong sebelumnya dicelupkan
terlebih dahulu ke dalam larutan fungisida. Sisa potongan tunas tersebut
dikumpulkan lalu segera dimusnahkan.
Agar hasil fotosintesis tidak digunakan untuk membentuk tunas tidak produktif,
maka seluruh cabang sekunder di bawah ruas atau daun ke-14 dipotong, sebaiknya
proses pemotongan dilakukan secara periodik.
Sanitasi Lahan dan Pengairan
Sanitasi lahan merupakan kegiatan membersihkan areal budidaya semangka,
meliputi : pengendalian air genangan saat terjadi hujan, penyiangan
gulma/rumput, pemusnahan ranting atau cabang bekas pemangkasan, serta
pencabutan dan pemangkasan bagian tanaman semangka terserang hama
penyakit. Kegiatan sanitasi lahan pada budidaya semangka bertujuan menjamin
proses produksi berlangsung secara maksimal dengan menekan resiko serangan
organisme pengganggu tanaman (OPT) serta menekan persaingan dengan gulma
untuk mendapatkan sinar matahari dan unsur hara.
Budidaya semangka pada dasarnya tidak membutuhkan air yang terlalu banyak.
Walaupun demikian proses fotosintesis sangat membutuhkan air. Oleh karena itu,
pemberian air yang tepat seefisien mungkin akan membantu menekan biaya
sekaligus menghasilkan produksi optimal. Pengairan atau irigasi adalah kegiatan
memberi air sesuai kebutuhan tanaman di daerah perakaran dengan air yang
memenuhi standar. Proses pengairan dilakukan pada waktu, cara, dan jumlah yang
tepat untuk menjamin kebutuhan air bagi tanaman sehingga pertumbuhan dan
proses produksinya berjalan dengan baik.
Saat sebelum tanam dan setelah tanam, bibit semangka disiram cukup basah agar
bibit tidak stress kekeringan sehingga dapat segera beradaptasi dengan kondisi di
lahan. Tiga hari setelah tanam lakukan pengontrolan, jika terjadi kekeringan maka
tanaman semangka yang baru dipindah ke lahan harus segera diairi. Hal ini perlu
diperhatikan karena fase-fase ini akar tanaman semangka belum tumbuh dan
masih dalam tahap penyesuaian diri dengan lingkungan barunya. Ketika musim
kemarau pengairan dilakukan dua hari sekali sampai menjelang berbunga, atau
sekitar 21 HST. Menjelang pembungaan atau sebelum bunga mekar perlu dilakukan
penggenangan lahan setiap hari, hal ini bertujuan menjaga kerontokan bunga.
Setelah memasuki proses pembungaan sebaiknya lahan tidak diairi dulu agar
pembentukan buah semangka tidak terganggu serta buahnya tidak mudah pecah.
Sewaktu buah semangka sudah sebesar telur ayam perlu dilakukan pengairan, hal
ini bertujuan menjaga kelembaban lahan agar tetap stabil serta ukuran buah bisa
optimal. Setelah dilakukan seleksi buah semangka, kelembaban lahan perlu dijaga
sampai sekitar 23 hari dari bunga mekar. Fase ini merupakan fase pembentukan
buah, apabila kekurangan air maka kulit buah semangka akan mengeras, kemudian
setelah diairi kembali buah semangka akan banyak yang pecah kemudian
membusuk. Setelah 24 hari semenjak pembungaan, pengairan sedikit demi sedikit
harus dikurangi. Hingga 10 hari menjelang panen, pengairan dihentikan agar lahan
menjadi kering, hal ini dimaksudkan untuk memperoleh kadar gula tinggi dalam
buah semangka, serta memudahkan pemanenan semangka.
Pemupukan Susulan
Tanaman semangka merupakan tanaman berumur pendek. Disamping itu,
pertumbuhan tanaman semangka juga sangat cepat. Pemberian pupuk dasar saat
persiapan lahan masih belum mencukupi untuk pencapaian produksi optimal. Oleh
karena itu, pemupukan susulan selama budidaya semangka perlu dilakukan,
bertujuan memberikan unsur hara tambahan pada tanaman semangka agar nutrisi
tanaman terpenuhi sehingga menjamin pertumbuhan secara optimal serta
menghasilkan produksi semangka bermutu sesuai standar kualitas produk.
Pupuk akar diberikan dengan cara pengocoran. Pupuk susulan pertama diberikan
umur 5 hst menggunakan pupuk NPK 15-15-15 dan ZK, dosis 3 kg NPK dan 1 kg
ZK dilarutkan ke dalam air sebanyak 1 drum (200lt air), larutan ini untuk 1000
tanaman, tiap tanaman dikocor 200 ml.
Pupuk susulan kedua diberikan umur 15 hst menggunakan pupuk NPK 15-15-15,
dosis 4kg NPK 15-15-15, 2kg ZK dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman,
tiap tanaman diberikan 200ml.
Pupuk susulan ketiga diberikan setelah seleksi buah (25-30 hst) menggunakan
pupuk NPK 15-15-15, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk
1000 tanaman, tiap tanaman diberikan 200ml.
Pupuk susulan keempat diberikan 7-10 hari setelah pemupukan ketiga
menggunakan pupuk NPK 15-15-15, dosis 4kg NPK 15-15-15 dilarutkan dalam
200lt air, untuk 1000 tanaman, tiap tanaman diberikan 200ml.
Pemeliharaan Buah Semangka
Buah semangka yang sudah terbentuk perlu diseleksi dan dipelihara agar
pertumbuhan ukurannya maksimal sesuai deskripsi varietas serta mencapai standar
mutu yang ditetapkan oleh pasar tujuan. Langkah pemeliharan buah semangka
mencakup seleksi buah dan pembalikan buah. Seleksi buah semangka ditunjukan
untuk mendapatkan buah semangka dengan pertumbuhan paling optimum dan
berbentuk sempurna. Untuk tujuan memilih buah semangka berukuran besar,
sebaiknya dipilih 1 buah semangka yang memiliki pertumbuhan paling baik. Seleksi
buah dilakukan ketika buah semangka yang terbentuk sudah berukuran sebesar
telur ayam. Pilih satu diantara buah semangka yang terbentuk pada 3 cabang.
Kriteria buah semangka pilihan adalah buah yang memiliki pertumbuhan paling
bagus. Bila pertumbuhan buah semangka seragam, pilih dari cabang yang paling
vigor. Untuk varietas berbobot buah kecil (kurang dari 2 kg), pada satu tanaman
dapat dibesarkan 2-3 buah. Buah semangka dipelihara dipilih yang berada di
cabang yang berbeda dengan posisi ruas yang seragam, yaitu pada ruas 13-15
agar keseragaman buah semangka dapat terpenuhi.
Pemotongan terhadap buah semangka yang tidak lolos seleksi dilakukan saat cuaca
panas setelah pukul 09.00. Hal ini dimaksudkan agar menghindari infeksi penyakit
pada bekas potongan buah. Buah semangka yang tidak dipilih dipotong
menggunakan gunting, sebelumnya gunting direndam terlebih dahulu dalam
larutan fungisida. Buah semangka hasil potongan dikumpulkan untuk segera
dimusnahkan.
Pembalikan buah semangka merupakan kegiatan membalik buah agar bagian buah
semangka di bawah bertukar posisi dengan bagian buah yang berada di atas. Hal
ini bertujuan mengurangi kelembaban berlebihan pada salah satu sisi buah
semangka serta memberikan penyinaran berimbang di seluruh bagian buah.

CARA PENGENDALIAN HAMA DAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA


SEMANGKA

PENGENDALIAN HAMA TANAMAN SEMANGKA

Hama Gangsir
Hama menyerang bagian batang tanaman muda terutama tanaman semangka baru
saja ditanam. Serangan hama gangsir dilakukan di malam hari, dengan cara
memotong batang tanaman semangka tetapi tidak memakannya. Hama ini
bersembunyi di dalam tanah dengan membuat liang dalam tanah, keberadaan
gangsir dicirikan terdapat onggokan tanah pada muka liang. Cara pengendalian
hama gangsir adalah dengan pemberian pestisida insektisida karbofuran sebanyak
1 gram per tanaman.
Hama Ulat Tanah
Hama ulat tanah jenis ini juga menyerang tanaman semangka di malam hari, siang
harinya bersembunyi dalam tanah atau di balik mulsa PHP. hama ulat ini senag
sekali memakan batang tanaman muda hingga terputus, sehingga sering
dinamakan juga ulat pemotong. Cara pengendalian hama ulat tanah dalam
budidaya semangka adalah dengan pemberian pestisida insektisida karbofuran
sebanyak 1 gram per tanaman.
Hama Ulat Grayak
Hama ulat grayak menyerang daun tanaman semangka bersama-sama dalam
jumlah sangat banyak, hama ulat jenis ini biasanya menyerang tanaman semangka
di malam hari. Pengendalian serangan ulat grayak selama budidaya semangka
dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif deltametrin, metomil,
profenofos, sipermetrin, klorpirifos, kartophidroklorida, atau dimehipo.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.
Hama Ulat Jengkal
Gejala serangan ulat jengkal ditandai di bagian tepi daun muda ada bekas gigitan
serangga, namun semakin lama semakin ke tengah dan hanya tersisa tulang
daunnya. Pengendalian serangan hama ulat jengkal selama budidaya semangka
dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif deltametrin, metomil,
profenofos, sipermetrin, klorpirifos, kartophidroklorida, atau dimehipo.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.
Hama Thrips
Serangan thrips pada daun tanaman semangka ditandai adanya bercak keperakan,
terutama di permukaan bawah daun. Hama thrips memakan dengan cara
menghisap cairan daun semangka muda, yang akhirnya menyebabkan daun
mengeriting dan kerdil. Pengendalian hama thrips selama budidaya semangka
dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif tiametoksam, abamektin,
sipermetrin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, atau lamdasihalotrin.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.
Hama Kutu Daun
Kutu daun juga menyerang dengan menghisap cairan tanaman, terutama daun
semangka muda. Kotoran dari hama kutu jenis ini rasanya manis sehingga disukai
semut. Daun semangka terserang mengalami klorosis (warna hijau daun
memudar), menggulung, mengeriting, akhirnya tanaman semangka menjadi kerdil.
Pengendalian serangan hama kutu daun selama budidaya semangka dilakukan
penyemprotan insektisida berbahan aktif tiametoksam, abamektin, sipermetrin,
imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, atau lamdasihalotrin. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk di kemasan.
Hama Kutu Kebul
Kutu kebul memiliki warna putih, bersayap, serta seluruh tubuhnya berselimut
serbuk putih seperti lilin. Hama kutu kebul menyerang dengan cara menghisap
cairan daun semangka sehingga mengakibatkan kerusakan pada jaringan maupun
sel-selnya. Pengendalian serangan hama kutu kebul selama budidaya semangka
dilakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif tiametoksam, abamektin,
sipermetrin, imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, atau lamdasihalotrin.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.
Hama Tungau
Tungau seringkali bersembunyi di balik daun semangka kemudian menghisap
cairan daunnya. Daun semangka terserang terpelintir, berwarna coklat, pada
permukaan bawah daun terlihat benang halus biasanya berwarna merah atau
kuning. Pengendalian serangan hama tungau dilakukan penyemprotan insektisida
akarisida berbahan aktif dikofol, propargit, tetradifon, klofentezin, piridaben,
amitraz, abamektin, atau fenpropatrin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di
kemasan.
Hama Kumbang Daun
Hama kumbang daun dikenal dengan nama oteng-oteng. Serangan oteng-oteng
membentuk guratan memusat pada daun semangka, selain itu juga ditandai
adanya bekas gigitan serangga. Selain merusak daun tanaman, kumbang daun
juga merusak bunga semangka sehingga menyebabkan kerontokan bunga.
Pengendalian serangan hama kumbang daun adalah dengan cara penyemprotan
insektisida berbahan aktif deltametrin, metomil, profenofos, sipermetrin, klorpirifos,
kartophidroklorida, atau dimehipo. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.
Hama Lalat Buah
Lalat buah betina dewasa menyerang semangka dengan cara meletakkan telur-
telurnya ke dalam daging buah, selanjutnya telur berubah menjadi larva dan
memakan bagian dalam buah semangka, akibat lebih lanjut menyebabkan busuk
buah. Cara mengendalikanlalat buah adalah menggunakan perangkap
(sexpheromone), yaitu dengan memasang perangkap yang telah diberi metil
eugenol. Metil eugenol dimasukkan pada botol aqua, kemudian diikat kuat pada ajir
atau bambu. Atau dapat juga menggunakan buah-buahan dicampur metomil
seperti buah nangka atau timun yang aromanya lebih disukai lalat buah. Jika
serangan tidak terkendali, semprot insektisida berbahan aktif deltametrin,
sipermetrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.
Hama Tikus
Serangan hama tikus terjadi sewaktu malam hari, sedangkan saat siang hari
bersembunyi dalam sarang. Cara pengendalian serangan tikus dapat dengan
memberikan umpan tikus. Umpan dicampur rodentisida, ditaruh pada lubang tikus
aktif. Lubang aktif ditandai masih jelas terlihat bekas dilalui tikus atau terkadang
ada sisa-sisa makanan baru. Cara lainnya, beri karbit pada lubang aktif, lalu siram
air secukupnya, tutup lubang tikus dengan tanah untuk mengantisipasi gas yang
ditimbulkan tidak keluar.
Hama Nematoda
Hama nematoda menyerang bagian akar tanaman. serangannya ditandai adanya
bintil-bintil. Nematoda bersifat parasit, berupa cacing tanah yang sangat kecil.
Cacing tanah menggigit bagian akar tanaman, sehingga berpotensi munculnya
penyakit sekunder, seperti penyakit busuk phytopthora, layu fusarium, layu bakteri,
ataupun cendawan lainnya. Cara pengendalian serangan hama nematoda dengan
pemberian pestisida insektisida karbofuran sebanyak 1 gram per tanaman.

CARA MENGENDALIKAN PENYAKIT PADA BUDIDAYA SEMANGKA

Penyakit Rebah Semai


Penyakit rebah semai biasa menyerang tanaman semangka pada fase pembibitan.
Cara pengendalian serangan penyakit ini menggunakan penyemprotan fungisida
sistemik berbahan aktif simoksanil, propamokarb hidroklorida, asam fosfit,
kasugamisin, atau dimetomorf. Dosis/konsentrasi ½ dari dosis terendah sesuai
anjuran di kemasan.
Penyakit Layu Bakteri
Penyakit layu bakteri sering menggagalkan budidaya semangka, serangannya
disebabkan oleh bakteri. Upaya pengendalian layu bakteri antara lain melakukan
penggiliran tanaman, memusnahkan tanaman terserang, meningkatkan pH tanah,
serta penyemprotan secara kimiawi dengan bakterisida dari golongan antibiotik
berbahan aktif asam oksolinik, streptomisin sulfat, validamisin, kasugamisin, atau
oksitetrasiklin, dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan. Sebagai pencegahan,
secara biologi berikan trichoderma saat persiapan lahan, ketika tanaman semangka
berumur 20 hst dan 35 hst dilakukan pengocoran menggunakan pestisida organik
pada tanah, contoh wonderfat. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.
Penyakit Layu Fusarium
Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit layu fusarium hampir sama dengan penyakit
layu bakteri, yang membedakan hanyalah penyebabnya. Penyakit layu fusarium
disebabkan oleh serangan jamur. Upaya pengendalian serangan penyakit layu
fusarium antara lain sedini mungkin memusnahkan tanaman terserang,
meningkatkan nilai pH, penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi
menggunakan fungisida berbahan aktif metalaksil, benomil, atau propamokarb
hidroklorida. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan. Sebagai pencegahan,
secara biologi berikan trichoderma ketika sedang persiapan lahan, dilanjutkan
kocoran pada tanah saat semangka berumur 20 hst dan 35 hst. Pengocoran
menggunakan pestisida organik seperti wonderfat, super glio, dll. Dosis/konsentrasi
sesuai petunjuk di kemasan.
Penyakit Busuk Phytopthora
Serangan hama ini dapat terjadi di semua bagian tanaman semangka dan dapat
mengakibatkan tanaman layu jika serangannya mengganas, terutama di musim
hujan. Batang tanaman terserang berwarna coklat kehitaman serta kebasah-
basahan. Serangan pada daun tampak perubahan warna dan bentuk seperti
tersiram air panas. Buah semangka yang busuk berwarna coklat kehitam-hitaman
melunak. Pengendalian serangan penyakit busuk phytopthora secara kimiawi
menggunakan fungisida sistemik berbahan aktif metalaksil, propamokarb
hidrokloroda, simoksanil atau dimetomorf dan fungisida kontak berbahan aktif
tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram. Dosis/konsentrasi sesuai
petunjuk di kemasan.
Penyakit Gummy Stem Blight
Penyakit ini bermula dari bagian bawah batang tanaman semangka nampak seperti
tercelup minyak, selanjutnya mengeluarkan cairan berwarna merah cokelat,
akhirnya tanaman semangka mati. Daun terserang ditandai bercak bundar melekuk
ke dalam berwarna cokelat kehitaman lama kelamaan daun semangka akan
mengering. Pengendalian serangan penyakit gummy stem blight secara kimiawi
menggunakan fungisida sistemik berbahan aktif benomil, metil tiofanat,
karbendazim, tridemorf, difenokonazol, atau tebukonazol dan fungisida kontak
berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb. Dosis/konsentrasi sesuai
prtunjuk di kemasan.
Penyakit Powdery Mildew
Gejala penyakit powdery mildew diawali adanya bercak bulat kecil berwarna
keputihan pada permukaan bagian bawah daun semangka. Kemudian bercak akan
menyatu dan berkembang ke permukaan daun bagian atas sehingga daun seperti
diselimuti tepung. Pengendalian penyakit powdery mildew secara kimiawi
menggunakan fungisida sistemik berbahan aktif benomil, karbendazim,
difenokonazol, metil tiofanat, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan
aktif klorotalonil, mankozeb atau azoksistrobin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk
di kemasan.
Penyakit Downy Mildew
Terdapat bercak berwana kuning muda pada permukaan daun semangka yang
dibatasi oleh tulang daun, sedangkan permukaan bagian bawahnya terdapat massa
spora berwarna kehitaman. Serangan parah menyebabkan pembusukan tulang
daun, akhirnya menyebabkan tanaman semangka mati. Pengendalian penyakit
downy mildew secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik berbahan aktif
benomil, karbendazim, difenokonazol, metil tiofanat, atau tebukonazol, dan
fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil, mankozeb atau azoksistrobin.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.
Penyakit Patek (Antraknosa)
Penyakit antraknosa atau patek merupakan salah satu jenis penyakit serius yang
dapat menyerang semua bagian tanaman semangka. Serangannya ditandai adanya
bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu berubah menjadi cokelat tua sampai
kehitaman. Semakin lama bercak melebar, menyatu akhirnya daun semangka
mengering. Gejala lain adalah bercak bulat memanjang berwarna kuning atau
cokelat. Buah semangka terserang akan nampak bercak agak bulat serta berlekuk
berwarna cokelat tua, di sini cendawan akan membentuk massa spora berwarna
merah jambu. Pengendalian serangan penyakit patek secara kimiawi menggunakan
fungisida sistemik berbahan aktif benomil, karbendazim, difenokonazol, metil
tiofanat, atau tebukonazol, dan fungisida kontak berbahan aktif klorotalonil,
mankozeb atau azoksistrobin. Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.
Penyakit Bercak Daun
Penyakit bercak daun selama budidaya tanaman semangka disebabkan oleh
serangan bakteri, bakteri berkembang pesat terutama saat musim hujan. Serangan
penyakit bercak daun ditandai adanya bercak putih dan bersudut karena dibatasi
tulang daun. Kemudian bercak berubah menjadi cokelat kelabu serta bagian bawah
daun semangka mengeluarkan cairan, akhirnya daun semangka mengering.
Pengendalian serangan penyakit bercak daun dengan bakterisida dari golongan
antibiotik berbahan aktif asam oksolinik, streptomisin sulfat, validamisin,
kasugamisin, atau oksitetrasiklin, atau golongan anorganik tembaga.
Dosis/konsentrasi sesuai petunjuk di kemasan.
Penyakit Virus
Penyakit momok ini merupakan penyakit yang sering mengakibatkan gagal panen
ketika musim kemarau. Gejala serangan umumnya menunjukkan pertumbuhan
yang mengerdil, daun semangka menjadi keriting serta terdapat bercak kebasah-
basahan berwarna kuning. Penyakit virus ditularkan oleh penular atau vektor, baik
serangga maupun manusia. Ada banyak jenis hama yang berpotensi menjadi
penular virus jika tidak dikendalikan, diantaranya hama kutu daun, thrips, kutu
kebul, maupun tungau. Penularan virus melalui perantara manusia seringkali terjadi
melalui alat-alat pertanian ataupun penanganan pada tanaman, terutama ketika
sedang melakukan pemangkasan tajuk atau pengurangan buah semangka.
Meskipun hingga saat ini penyakit virus belum juga ditemukan vaksinnya, namun
ada upaya untuk meninimalisir serangan, diantaranya selalu melakukan sanitasi
lahan, mengendalikan serangga perantara, mencabut tanaman yang terinfeksi virus
sedini mungkin, menjaga kebersihan alat-alat budidaya serta berhati-hati saat
melakukan penanganan tanaman, terutama jika terjadi pelukaan.

Strategi Pengendalian Hama dan Penyakit

Pengendalian hama gangsir, hama ulat tanah, maupun nematoda dilakukan


bersamaan, cukup sekali saja, yaitu 1 gram per lubang tanam satu minggu
sebelum penanaman.

Pengendalian hama ulat grayak, ulat jengkal, thrips, kutu daun, kutu kebul, tungau,
kumbang daun, lalat buah dan penyakit secara kimiawi dengan penyemprotan
pestisida harus dilakukan berseling atau penggantian bahan aktif yang tertera di
atas setiap kali melakukan penyemprotan (jangan menggunakan bahan aktif yang
sama secara berturut-turut).

PENYAKIT FISIOLOGIS YANG SERING DIJUMPAI PADA BUDIDAYA


SEMANGKA

Penyebab dari penyakit fisiologis adalah iklim yang ekstrim, ketidakseimbangan


unsur hara, serta kandungan mineral berbahaya. Beberapa penyakit fisiologis yang
sering dialami budidaya semangka antara lain seperti di bawah ini:
Busuk Ujung Buah (blossom-end rot)
Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan kalsium. Serangan penyakit akan lebih
berat apabila budidaya semangka dilakukan di daerah berudara panas, kering,
serta berangin yaitu ketika terjadi kondisi kekurangan air. Gejala akibat
kekurangan kalsium ditandai adanya gugur buah maupun terdapat busuk berwarna
cokelat di ujung buah semangka. Pengendalian masalah busuk ujung buah dapat
dilakukan dengan pemberian pupuk berkandungan kalsium tinggi.
Pecah Daging Buah
Masalah ini disebut juga internal cracking, disebabkan oleh pertumbuhan labil
(tidak stabil), yaitu pertumbuhan terlalu cepat pada satu fase serta terlalu lambat
pada fase selanjutnya atau sebaliknya. Gejala serangan ditandai adanya buah
semangka berbentuk tidak normal serta berasa hambar, daging buah tidak
sempurna bahkan sampai retak-retak. Pengendalian masalah pecah daging buah
dilakukan dengan perlakukan tanaman secara tepat sesuai teknik budidaya (telah
diuraikan di atas, mulai dari pengairan, pemangkasan, pemupukan, sampai
pengendalian hama dan penyakit tanaman).
Rasa Buah Tidak Manis
Pada kondisi tertentu buah semangka berasa hambar. Hal ini biasanya terjadi
karena kekurangan berbagai unsur hara, terutama unsur kalium, magnesium,
maupun boron. Pengendalian masalah ini dapat dilakukan dengan pemupukan
berimbang sesuai cara pemupukan di atas.
Tanaman Kerdil
Jika selama proses budidaya semangka menemui masalah seperti antara lain
tanaman semangka tampak kerdil beruas pendek, batang tanaman menjadi kaku,
terdapat beberapa luka/retakan yang mengeluarkan lendir berwarna cokelat
kekuningan, batang semangka mudah patah, menunjukkan pertumbuhan tanaman
semangka tidak normal, kemungkinan besar kandungan unsur boron di dalam
tanah kurang tersedia atau tidak dapat diserap dengan baik oleh akar tanaman.
Jika serangan berlanjut hingga tanaman dewasa, tanaman semangka sulit akan
menghasilkan buah, kalaupun berbuah bentuknya menjadi kurang sempurna.
Pengendalian masalah ini dilakukan dengan memberikan pupuk mikro
berkandungan boron tinggi, seperti pupuk borate. Dosis/konsentrasi 2 g/tanaman.
Daun Menguning Dimulai dari Bagian Tepi
Penyakit ini disebabkan oleh kekurangan unsur kalium. Gejala penyakit fisiologis
akibat kekurangan unsur kalium ditandai terjadinya perubahan warna daun
semangka menjadi kuning muda dimulai dari bagian tepi daun. Semakin lama
warna kuning berubah menjadi cokelat serta salah satu sisinya robek sehingga
daun nampak bergerigi. Tanaman kekurangan unsur kalium memiliki daya tahan
rendah terhadap serangan hama dan penyakit maupun kekeringan. Selain itu, rasa
buah semangka juga kurang manis. Pengendalian masalah ini dapat dilakukan
dengan pemupukan berimbang seperti cara pemupukan di atas, bila perlu
tambahkan pupuk berkandungan kalium tinggi, seperti KNO3 saat melakukan
pemupukan susulan.
Klorosis pada Tulang Daun
Penyebab penyakit ini adalah kekurang unsur hara magnesium. Unsur magnesium
berfungsi dalam membentuk klorofil (zat hijau daun) serta mengaktifkan enzim-
enzim dalam proses metabolisme. Gejala kekuarangan unsur magnesium ditandai
adanya klorosis diantara tulang daun semangka, warna daun menguning, terdapat
bercak merah kecoklatan, sedangkan tulang daun semangka tetap berwarna hijau.
Untuk mengatasi kekurangan unsur magnesium dapat dilakukan pengapuran
ataupun penyemprotan pupuk daun berkandungan magnesiun tinggi, misal
magnesium sulfat.

PANEN SEMANGKA
Panen merupakan kegiatan memetik buah semangka siap panen atau mencapai
kematangan optimal sesuai standar permintaan pasar. Tujuan pemanenan adalah
untuk memperoleh hasil sesuai tingkat kematangan buah. Umumnya produk
hortikultura merupakan produk yang cepat sekali rusak. Meskipun kualitasnya
bagus, namun jika pemanenan dilakukan secara tidak benar maka dapat
menurunkan kualitas buah semangka secara signifikan. Penentuan saat panen
didasarkan pada umur ketika terjadi penyerbukan. Panen buah semangka dilakukan
sekitar 27-30 hari setelah penyerbukan. Selain itu, panen juga dapat ditentukan
dengan melihat ciri-ciri fisik buah sebagai berikut :
 Warna maupun tekstur kulit buah semangka terlihat bersih, jelas, serta
mengkilap.
 Sulur kecil di belakang tangkai buah telah berubah warna menjadi cokelat tua
serta mengering.

 Bila buah semangka diketuk menggunakan jari terdengar suara agak berat.

 Tangkai buah semangka mengecil hingga terlihat tidak sebanding dengan


ukuran buah itu sendiri.

 Bagian buah semangka yang terletak di atas landasan berubah warna dari
putih menjadi kuning tua.

Untuk menjaga kualitas buah semangka yang dicapai selama masa produksi, buah
siap panen harus segera dipetik tepat waktu. Hal-hal di bawah ini perlu
diperhatikan antara lain :
 Panen sebaiknya dilakukan di pagi hari agar buah semangka berasa lebih
manis serta tahan penyimpanan. Panen saat sore hari juga dapat dilakukan asal
tidak hujan atau sehabis hujan.
 Tangkai buah semangka dipotong sekitar 3-5 cm dari pangkal buah.

 Buah semangka hasil pemanenan dikumpulkan dalam keranjang, diberi alas


lalu diletakkan di tempat teduh. Hindari terkena sinar matahari langsung.

MATERI PENYULUHAN >> HORTIKULTURA


Pemangkasan Pada Tanaman Semangka

Sumber Gambar: http://htysite.com

Pertumbuhan tanaman yang baik akan menghasilkan pembuahan yang baik pula. Apabila tanaman
tumbuh leluasa dan tidak berdesakan, maka hasil yang diperoleh pun bisa optimal. Oleh karena itu, perlu
dilakukan penjarangan, pada setiap lubang disisakan 2-3 tanaman saja. Penjarangan ini biasanya
dilakukan setelah tanaman tumbuh kuat, setelah mempunyai 2-3 helai daun. Pembentukan tanaman atau
pemangkasan cabang-cabang tanaman semangka sebaiknya tidak dilakukan. Selain menambah
pekerjaan, juga akan menimbulkan kerusakan bila tidak dilakukan secara benar.
Luka pemangkasan ini dapat merupakan tempat infeksi penyakit. Para petani semangka di Jepang,
dalam usahanya mendapatkan buah yang besar, melakukan pemangkasan cabang tanaman. P
emangkasan ini akan mengurangi pertumbuhan vegetatif yang berlebihan serta memudahkan lebah
melakukan penyerbukan bunga semangka. Pemangkasan dilakukan bila cabang utama telah tumbuh
sepanjang 40-60 cm. Dipilih 3-A cabang lateral yang kuat untuk ditinggalkan, selebihnya dipangkas.
Kemudian cabang- cabang sisa pangkasan diatur pertumbuhannya: ke segala arah, kedua arah atau ke
satu arah saja.
Tanaman semangka mulai berbunga pada umur ± 40 hari. Bunga betina pertama biasanya muncul di
antara ruas ke-8 dan ke-13 pada batang utama. Bunga ini sebaiknya dibuang (tidak dijadikan buah)
dengan cara memangkasnya karena tumbuhnya kurang bagus dan batangnya belum kuat. Pembuahan
pada batang utama sebaiknya diatur mulai ruas ke-20. Pada cabang lateral, pembuahan dapat dimulai
pada ruas ke-15 sampai ruas ke-18. Bunga semangka akan mekar pada pagi hari antara pukul 05.00-
06.00 dan akan layu pada siang hari antara pukul 11.00-13.00. Penyerbukan bunga dilakukan oleh lebah.
Bila semua bunga dijadikan buah, maka akan diperoleh buah-buah yang berukuran kecil. Untuk
mendapatkan buah-buah yang berukuran besar, pembuahan di setiap pohon hams diatur. Bila di setiap
pohon dipelihara satu buah saja, maka beratnya bisa mencapai 8-10 kg. Sebaiknya di setiap pohon
dipelihara 4-6 buah, calon-calon buah lainnya dipangkas atau dibuang saja.
Pemangkasan buah ini dilakukan pada saat tangkai buah dalam keadaan kening. Pisau yang digunakan
hams tipis dan tajam serta dijaga supaya tidak melukai batang tanaman. Pembuahan yang terjadi pada
ketiak daun yang lebih awal maupun ketiak daun yang lebih ujung kurang baik (bentuk buahnya kurang
sempuma). Sebab, pembuahan yang terjadi pada ketiak daun yang lebih awal, berarti tanaman masih
muda dan belum kuat. Sedangkan bila terjadi pada ketiak daun yang lebih ujung, berarti tanaman sudah
tua dan berpenyakit
Para petani semangka di Jepang biasanya hanya memelihara satu buah saja pada setiap cabang. Jadi,
dari setiap pohon hanya akan diperoleh 3-4 buah. Pembuahannya diatur pada ketiak daun yang sama,
kira-kira 1,5 m dari lubang tanam. Apabila buah sudah mulai terbentuk, sebaiknya dialasi jerami kering.
Alas jerami ini untuk menghindari percikan air hujan sebab bila buah terkena air menjadi mudah busuk.
Buah yang dihasilkan oleh semangka bervarietas baik mencapai 8-10 ton buah setiap hektar.

TEKNIK BUDIDAYA
SEMANGKA

IKLIM DAN TANAH

Butuh iklim hangat, dan untuk pertumbuhannya membutuhkan lebih banyak panas
daripada tanaman hortikultura lainnya.
Suhu perkecambahan 25 - 30 °C untuk yang berbiji, sedang non biji 28 - 30 °C. Suhu
pertumbuhan 20 - 25 °C, untuk pembuangaan dan penyerbukan 25°C. Untuk
pengisian dan pemasakan buah 30°C.
Butuh cuaca kering dan cukup sinar matahari. Perakarannya dalam sehingga tahan
kering, sebaliknya tidak tanah keadaan basah. Hujan terus menerus atau cuaca
berawan terus menyebabkan tanaman kerdil, jumlah bunga dan buah berkurang.
Tumbuh baik di tanah berpasir atau geluh pasiran dengan pengatusan yang baik. Tidak
baik ditanam terus menerus pada tanah yang sama. Bekas tanaman padi, jagung atau
tebu adalah yang paling baik untuk semangka. PH tanah 6 -7 (netral). kembali ke atas

PERSIAPAN LAHAN DAN TANAM

PENGOLAHAN TANAH
Pengolahan tanah dapat dilakukan hanya pada tempat yang akan ditanami selebar ± 1m. Untuk tanah yang tidak
berpasir harus diolah sampai menjadi remah (gembur), kemudian dibentuk bedengan penanaman (lihat bentuk
bedengan dan sistim tanam). Setelah bedengan penanaman jadi, selanjutnya dapat disebari dulu dengan pupuk
kandang secara rata. Kalau menggunakan sistim koakan, pupuk kandang dapat diberikan pada koakan-koakan.
Untuk keperluan 1 tanaman pupuk kandangnya 3 kg
Catatan :
Bila menanam pada musim hujan, maka jarak tanam maupun tinggi bedengan harus diambil yang paling besar.
Terutama untuk tanah yang tak berpasir. Jarak antar tanaman minimal 100 cm, dengan lebar bedengan 3 m (tanam
tunggal) dan 6-7 m (tanam ganda) dengan tinggi bedengan minimal 50 cm.

PERSEMAIAN
Semangka lebih baik disemaikan dulu sebelum dipindah tanam (lihat cara menyemai).

PINDAH TANAM
Setelah keluar 2-3 daun (dipersemaikan ± 12-14 hari) bibit telah siap dipindah ke lapang. Waktu pemindahan yang
terbaik adalah sore hari dan plastik polybag harus dibuang (jangan ikut ditanam).

JARAK TANAM

Sistem Tunggal : Sistem Ganda :


90-100 cm x 300 cm 90-100 cm x 6-7 m
(2 baris tanaman)

kembali ke atas

PEMUPUKAN
Penanaman dengan menggunakan plastik hitam perak
Bila memakai mulsa plastik hitam perak, pupuk dapat diberikan secara total (sekaligus) sebelum pindah tanam.

Caranya :
Setelah bedengan betul-betul siap dan telah disebari pupuk kandang, maka bedengan dapat diairi (sebaiknya dileb),
tapi jangan terlalu basah. Selanjutnya pupuk buatan (jenis dan dosis lihat tabel) disebar secara rata pada bedengan
kemudian diaduk rata. Setelah itu bedengan dibentuk semulus mungkin agar plastik dapat menempel secara
sempurna pada bedengan, selanjutnya bedengan ditutup dengan plastik hitam-perak. Warna hitam menghadap ke
bawah sedang warna peraknya menghadap ke atas. Untuk mendapatkan hasil yang baik, plastik dipasang pada waktu
mendapatkan sinar matahari secara penuh (09.00 - 14.00) dan plastik ditarik sampai benar-benar rapat.

Dosis pemupukan dengan mulsa plastik hitam perak (gr/tanaman)

Semangka Berbiji: Semangka Non Biji:

Pupuk kandang 3000 gr Pupuk kandang 3000 gr


ZA 130 gr ZA 130 gr
Urea 60 gr Urea 60 gr
TSP 80 gr TSP 40 gr
KCl 100 gr KCl 130 gr
Total pupuk buatannya 370 gr/tan Total pupuk buatannya 360 gr/tan

Catatan :
•Pupuk kandang yang digunakan harus sudah matang (jadi), sebab kalau masih
mentah tanaman akan kerdil atau bahkan layu.
•Pemupukan di atas adalah untuk tanah berpasir, maka bila digunakan pada tanah jenis
lain (agak liat) pupuk dapat diberikan 80-90% dari dosis tersebut.

Semangka berbiji :
Pupuk kandang diberikan sekali sebagai pupuk dasar. Per tanaman 3 kg.
Dasar : ZA = 30 TSP = 45 : KCl = 40 : Urea = 15 Total = 130 gr
Sus I : ZA = 10 TSP = 10 : KCl = 10 : Urea = 5 Total = 35 gr
Sus II : ZA = 50 TSP = 25 : KCl = 35 : Urea = 25 Total = 135 gr
Sus III : ZA = 65 TSP = - : KCl = 15 : Urea = - Total = 80 gr
Sus IV : ZA = 15 TSP = - : KCl = - : Urea = - Total = 15 gr
Total : ZA = 170 TSP = 80 : KCl = 100 : Urea = 45 Total = 395 gr(gr/tan)

Semangka non biji :


Pupuk kandang diberikan sekali sebagai pupuk dasar. Per tanaman 3 kg.
Dasar : ZA = 30 TSP = 25 : KCl = 40 : Urea = 15 Total = 110 gr
Sus I : ZA = 10 TSP = - : KCl = 10 : Urea = 5 Total = 25 gr
Sus II : ZA = 50 TSP = 15 : KCl = 35 : Urea = 25 Total = 125 gr
Sus III : ZA = 65 TSP = - : KCl = 25 : Urea = - Total = 90 gr
Sus IV : ZA = 15 TSP = - : KCl = 20 : Urea = - Total = 35 gr
Total : ZA = 170 TSP = 40 : KCl = 130 : Urea = 45 Total = 385 gr/tan
(gr/tan)
Waktu pemupukan :
Pupuk dasar 3 hari sebelum tanam, diaduk rata pada bedengan penanaman, kalau
sistim koak diaduk sampai rata pada koakan.
Susulan I 7-10 hari setelah pindah tanam diberikan di sisi kiri dan kanan tanaman atau
sekitar tanaman (setengah lingkaran) dengan jarak ± 10-15 cm dari pangkal batang
Susulan II 14 hari setelah pupuk susulan I. Diberikan pada bagian depan dari tanaman
(arah menjalarnya tanaman) Jarak ± 20 cm.
Susulan III 14 hari setelah pupuk susulan II, diberikan di belakang tanaman (dekat
selokan) Jarak ± 20 cm.
Susulan IV 10-14 hari setelah pupuk susulan III. Diberikan di sekitar tanaman. Jarak ±
20 cm.
Catatan :
Waktu pemberian pupuk sebaiknya setelah melakukan pengairan. Jadi ketika keadaan
tanah masih agak basah dan setelah melakukan pemupukan, selanjutnya pupuk ditutup
lagi dengan tanah.
Pemupukan di atas adalah untuk tanah berpasir, maka bila digunakan pada tanah jenis
lain (agak liat) pupuk dapat diberikan 80-90% dari dosis tersebut. kembali ke atas

KEUNTUNGAN PENGGUNAAN PLASTIK HITAM-PERAK

Pemberian pupuk dapat dilakukan secara total (sekali pupuk).


Warna hitam pada plastik dapat menimbulkan kesan gelap, sehingga rumput-rumput
pengganggu dapat ditekan pertumbuhannya, sedang warna perak dapat memantulkan
sinar matahari sehingga dapat mengurangi hama Aphids, Trips, Tungau. Dengan
demikian akan mengurangi juga serangan Virus.
Menjaga tanah tetap gembur, merangsang pertumbuhan akar, dapat dipanen lebih
awal.
Menjaga suhu tanah, sehingga dapat membantu pertumbuhan tanaman.
Menjaga kelembaban tanah (waktu hujan dapat menahan agar tanah tidak terlalu
basah, bila musim kering dapat menahan penguapan air sehingga penyiraman tak
terlalu sering).
Untuk tanaman yang berumur pendek seperti semangka ini, mulsa plastik hitam perak
dapat digunakan 2 kali masa tanam.

Pemupukan bila tanam tanpa mulsa plastik hitam-perak :


Pemupukan dilakukan 5 kali kembali ke atas

PEMELIHARAAN

Menyulurkan ranting
Setelah ranting memanjang, ranting disulurkan agar merambat membentuk siku-siku
dengan baris tanaman. Bila ranting terlalu berhimpitan mudah menimbulkan penyakit,
juga bunganya mudah rontok

Mendangir
Bila tidak memakai mulsa plastik Hitam-Perak, maka pendangiran harus dilakukan
untuk membuang rumput pengganggu disekitar tanaman.

Pemberian seresah
Diberikan pada tempat dimana buah, batang dan ranting semangka berada. Ranting
yang sudah disulurkan harus dialasi dengan jerami, demikian juga pada buahnya juga
harus dialasi dengan jerami. Semakin tebal seresah semakin bagus. Waktu mulai
memberi seresah paling lambat ketika panjang tanaman ± 50 cm.

Pengairan dan Pengatusan


Kelembaban tanah harus diperhatikan selama pertumbuhan awal guna mendapatkan
tanaman yang baik. Bila bunga betina telah keluar, dianjurkan untuk mengurangi
pengairan guna memperbaiki pembentukan buah. Bila buah mulai berkembang,
pengairan perlu ditambah untuk mendapatkan buah dengan ukuran yang optimal. Dan
selama pemasakan buah yaitu setelah buah mencapai ukuran maksimum pengairan
dikurangi untuk mendapatkan kadar gula yang baik.

Penyerbukan
Penyerbukan dapat dibantu oleh serangga, tapi bila menanam semangka non biji harus
dibantu oleh manusia supaya hasilnya lebih sempurna. Waktu penyerbukan adalah
pagi hari. Semakin pagi semakin bagus (asal bunga betina semangka non biji yang
akan diserbuki sudah mekar). Yang perlu diperhatikan serbuk sari semangka non biji
steril (mandul) sehingga harus dilakukan penyerbukan silang dengan semangka biasa
(berbiji) agar dapat membentuk buah. Karena itu bila menanam semangka non biji,
maka harus pula menanam semangka berbiji, dengan perbandingan 1:10, artinya
untuk 1 tanaman semangka berbiji sebagai penyerbuk untuk 10 tanaman semangka
non biji.

Cara menyerbuki semangka non biji :


Ambil bunga jantan dari semangka berbiji, lalu diserbukkan pada bunga betina
semangka non biji yang sudah mekar. Penyerbukan harus merata agar buah yang
dihasilkan bagus bentuknya.

Membuang ranting
Bila semangka tumbuh normal (tidak terlalu subur), kita boleh memelihara 3 cabang
tanpa melakukan pemotongan ranting sekunder, tapi kalau ranting semangka tumbuh
terlalu subur ada gejala tumbuh memanjang, maka ujung cabang sekunder dipangkas
dan ditinggalkan 2 daun. Sedang pada ruas yang ada buahnya dan ditumbuhi cabang
sekunder, maka cabang tersebut harus secepatnya dibuang.

Perempelan buah
Buah yang ada di dekat pangkal batang harus dibuang. Buah yang dijadikan paling
baik ± 1 m dari pangkal batang (di atas daun ke-13). Untuk 1 tanaman dipelihara 1-2
buah saja (untuk jenis besar). Untuk jenis kecil 3-4 buah.

Pemberantasan Hama dan Penyakit


Untuk mendapatkan hasil yang baik, maka tanaman harus diusahakan bebas dari hama
dan penyakit. Pengendalian yang intensif sangat diperlukan bagi jenis tanaman
ini. kembali ke atas

PANEN

Untuk dataran rendah buah semangka dapat dipanen ± 65-70 hari setelah pindah tanam.
Untuk dataran sedang buah semangka dapat dipanen ± 70-75 hari setelah pindah tanam.
Hasil tiap Ha ± 25-30 ton. kembali ke atas

Anda mungkin juga menyukai