Anda di halaman 1dari 17

MANAJEMEN AGRIBISNIS

PANGAN DAN HORTIKULTURA

PROPOSAL USAHA BUDIDAYA TANAMAN TERONG UNGU


(Solanum melongena)

Oleh :

Afif M. F. Mubin 20170210004


Ahmad Asil Shidiq Ismail 20170210011
Sayyid Rozan 20170210019
Khaerun Nabila 20170210020
Aby Yahya Zakaria 20170210035
Riski Mahfiroh 20170210036

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
2019
HALAMAN PENGESAHAN

“USAHA BUDIDAYA TANAMAN TERONG UNGU (Solanum melongena)”

Dengan ini menyatakan bahwa Proposal Project Manajemen Agribisnis Tanaman


Pangan Dan Hortikultura Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta dengan judul “Usaha Budidaya Tanaman TERONG UNGU (Solanum
melongena)”

Yang disusun oleh:

Afif M. F. Mubin 20170210004


Ahmad Asil Shidiq Ismail 20170210011
Sayyid Rozan 20170210019
Khaerun Nabila 20170210020
Aby Yahya Zakaria 20170210035
Riski Mahfiroh 20170210036

Telah disetujui dan disahkan pada tanggal Desember 2019

Yogyakarta, Desember 2019


Menyetujui,
Dosen Pembimbing

(Ir. Sukuryati S. Dewi, M.S)


I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kebutuhan pangan di Indonesia memang cukup besar, salah satunya
adalah buah terong yang dikonsumsi sebagai sayur. Terung sudah cukup popular
di Indonesia. Terung (Solanum melongena L.) adalah salah satu jenis sayuran
yang banyak disukai masyarakat Indonesia. Terung merupakan tanaman tropis
(Firmanto, 2011). Terung memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan
karena kebutuhan pasar yang tinggi. Menurut Pusat Data dan Sistem Informasi
Pertanian Kementerian Pertanian (2012), konsumsi terung pada tahun 2010 dan
2011 yaitu 2.5 kg per kapita per tahun. Produksi terung Indonesia dengan
penanaman di lahan terbuka yaitu 545.646 ton, sedangkan produktivitasnya
sebesar 10.8 ton ha-1 (FAO, 2013). Produksi dan produktivitas terung di Belanda
dengan penanaman di dalam rumah kaca secara berturut-turut yaitu 48 000 ton
dan 480 ton ha-1 (FAO, 2013). Perbedaan produksi dan produktivitas terung
Indonesia dengan Belanda disebabkan oleh perbedaan varietas tanaman, teknik
budidaya, dan iklim.
Prospek pengembangan usaha tanaman terung bernilai tinggi, karena
selain mempunyai nilai gizi yang tinggi juga mempunyai nilai yang tinggi pula.
Tanaman terung juga dikenal sebagai tanaman yang banayak menghasilkan
(money maker). Pengenbangan budidaya tanaman terung tentu saja dapat
mendukung upaya petani dalam memperoleh hasil secara ekonomi yang
memuaskan, pengembangan argo bisnis, peningkatan gizi masyarakat, perluasan
tenaga kerja, serta peningkatan pendapata Negara dari pembatasan impor dan
memacu pertumbuhan ekspor.
B. Tujuan
1. Memperjelaskan teknik budidaya terong secara rinci sebagai dasar atau
bahan pertimbangan yang akan dilaksanakan saat budidaya terong.
2. Menyediakan informasi mengenai analisis serta kelayakan dari usaha tani
tanaman terong.
3. Sebagai bahan pertimbangan dalam upaya mendapatkan modal usaha
terong.
II. PROFIL PERUSAHAAN
A. Nama Perusahaan
PT. Aakashi Solanum Group, filosofi dari nama perusahaan ini yaitu
Akashi yang memiliki arti kaki merah dengan nama ini diharapkan perusahaan
kami bisa berjalan dengan semangat yang membara semerah api. Sedangkan
Solanum kami ambil dari nama latin terong.
B. Lokasi Perusahaan
Lokasi perusahaan yaitu di Geblagan, Taman Tirto, Kecamatan Kasihan,
Bantul – Yogyakarta 55184.

C. Visi/Misi Perusahaan
Visi :
Menyediakan kebutuhan terong dengan kualitas yang baik dan bermutu
bagi masyarakat Indonesia.
Misi :
 Mengembangkan usaha tani yang berkualitas guna memperoleh
keuntungan secara optimal
 Memproduksi terong dengan kualitas dan mutu terbaik
 Menjalin kerjasama dengan komunitas pedang
D. Kegiatan Perusahaan
Fokus kegiatan perusahaan yaitu bergerak pada bidang produksi terong
segar. Kegiatan yang dilakukan mencakup proses budidaya, panen, pasca panen,
sampai ke tahap pemasaran.

III. ASPEK MANAJEMEN/SUMBER DAYA MANUSIA


A. Manajemen perusahaan
PT. Aakhasi bertanggung jawab dalam mengelola perusahaan termasuk
dalam budidaya tanaman terong dari mulai tanam hingga pasca panen. Perusahaan
menyediakann sumber daya dalam melakukan serangkaian pengembangan dan
pemeliharaan tanaman terong hingga akan dipasarkan. Sumber daya tersebut
meliputi sumber daya manusia, peralatan, keuangan, teknologi dan fasilitas kerja.
B. Strukur Organisasi

DIREKTUR
AFIF MUBIN

MANAJER ADM MANAJER


RISKI MAFIROH KEUANGAN
KHAERUN NABILA

PEMASARAN PRODUKSI SDM


SAYYID ROZAN ABY YAHYA .Z ASHIL SIDIQ

IV. ASPEK PRODUKSI


A. Tempat dan Waktu
Tempat penanaman akan dlakukan di lahan budidaya di daerah Bantul. Waktu
produksi diperkirakan pada saat musim hujan mulai yaitu kisaran bulan Januari –
April 2020.
B. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan dalam proses produksi yaitu bibit tanaman terong
varietas yuvita, pupuk oganik, urea, kcl, sp-36, dan mutiara 25.
Alat yang digunakan dalam proses produksi yaitu yaitu cangkul, shower,
ember, mulsa, ajir, pita kaset, sabit, gunting potong, dan karung.
C. Teknik Budidaya Tanaman

Dalam upaya budidaya terong ungu, perusahan menggunakan bibit terong


varietas yuvita. Varietas yuvita ini merupak bibit unggul yang merupakan salah
satu tanaman transgenik karena terong varietas yuvita telah disisipi gen yang
resisten terhadapat penyakit yang biasa menyerang terong. Hal ini diupayakan
agar perusahaan mendapatkan hasil panen yang memuaskan dan memberikan
produk dengan mutu terbaik kepada konsumen. Proses budidaya terong yang
dilakukan yaitu sebagai berikut :
1. Persiapan lahan
a. Proses pengolahan tanah yang pertama yaitu membershkan gulma atau
tanaman lain yang dapat mengganggu proses perkembangan tanaman
terong, setelah itu tanah dicangkul untuk mendapatkan kondisi tanah yang
gembur sehingga dapat mempermudah pertumbuhan akar tanaman. Proses
pengolahan tanah ini dilakukan pada satu bulan sebelum penanaman
b. Setelah lahan dibersihkan tanah harus dihaluskan sambil membentuk
bedengan selebar 100 cm dengan jarak antar bedengan 50 cm. Lahan yang
telah dihaluskan tanahnya dipupuk kandang sebanyak 15 -20 ton / ha dan
dicampur merata dengan tanah.
2. Penanaman
Sebelum penaman bibit terong dilakuan pembuatan lubang tanam dengan
jarak 60 x 60 cm. Kemudian dilakukan pemberian pupuk dasar pada lubang
tanam dengan dosis campuran 300 kg ZA/ha + 220 - 250 kg TSP/ha + 200 kg
KCL /ha. Setiap lubang tanam diberi 10 gram campuran pupuk tersebut.
Setelah dilakukan pemupukan bibit terong siap ditanam, sangat disarankan
untuk memilih bibit yang subur dan normal. Pada saat bibit dditanam tekan
sedikit tanah disekeliling batang, kemudian siram tanah secukupnya
3. Pemeliharaan
a. Pemangkasan
Patahkan tunas liar dengan tangan atau gunting atau pisau tajam. Selain
tunas liar, perempelan juga dilakukan terhadap bunga pertama.
b. Penyiangan
Penyiangan tanaman bersamaan dengan pemupukan susulan atau keadaan
gulma. Pada saat proses penyiangan dilakukan pula penggemburan pada
tanah yang menggumpal secara hati-hati.
c. Pengairan
Penyiraman pada tanah dilakukan sesuai kebutuhan dan keadaan.
Penyiraman pada fase awal pertumbuhan dilakukan setiap hari, seteah
melewati fase pertumbuhan penyiraman hanya dilakukan sesuai
kebutuhan.
d. Pemupukan
Pemupukan susulan dilakukan pada saat tenaman berumur 15 hari setelah
tanam dan 60-75 hari setelah tanaman. Setiap tanaman diberikan sebanyak
10 gr campuran pupuk dengan pengampikasian yaitu dilarikan pada
tanaman sejauh 20 -21cm dari batang tanaman.
Adapun jenis dan dosis pupuk dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

Gambar 1. Dosis Pupuk

e. Pengendalian HPT
Prinsip pokok hama dan penyakit meliputi pengelolaan ekosistem
pertanian dengan cara bercocok tanam yaitu meliputi : pemakaian bibit
sehat dan varetas resisten, sanitasi kebun, pemupukan berimbang dan
tumpangsari.
- Penerapan pengendalian non kimiawi seperti secara fisik mekanik,
genetisdan lain-lainnya.
- Penggunaan pestisida secara selektif berdasarkan hasil pemantauan
dan analisis ekosistem
4. Panen
Masa panen tanaman terong berkisar antara 3-4 bulan setelah tanam, Buah
terong yang siap dipanen tentunya adalah buah yang tidak terlalu muda dan
tidak terlalu tua. Hal ini bisa dilihat dari ukuran Buah dan tingkat kekerasan
saat dipencet. Budidaya terong ungu yang baik dapat menghasilkan 10-30 ton
buah terong per hektar. Panen dilakukan 1-2 kali per minggu. Buah terong
yang layak dikonsumsi adalah buah yang padat dan permukaan kulitnya
mengkilat.
5. Pasca panen
Buah terong tidak dapat disimpan lama sehingga harus dipasarkan
segera setelah tanam. Pengelompokan dilakukan berdasarkan ukuran dan
warna. Pe-nanganan selama pengemasan harus dilakukan secara berhati-
hati untuk mencegah kerusakan kulit.
a. Pre-sorting biasanya dilakukan untuk mengeliminasi produk yang luka,
busuk atau cacat lainnya sebelum pendinginan atau penanganan
berikutnya. Pre-sorting akan menghemat tenaga karena produk-produk
cacat tidak ikut tertangani. Memisahkan produk busuk akan
menghindarkan penyebaran infeksi ke produk-produk lainnya,
khususnya bila pestisida pascapanen tidak dipergunakan.
b. Kebanyakan buah dan sayuran membutuhkan pembersihan untuk
menghilangkan kotoran seperti debu, insekta atau residu penyemprotan
yang dilakukan sebelum panen. Pembersihan dapat dilakukan dengan
sikat atau melalukan pada semprotan udara. Namun lebih umum
digunakan dengan penyemprotan air atau mencelupkan ke dalam air.
Bila kotoran agak sulit dihilangkan maka dapat ditambahkan deterjen
c. Pengemasan, karena proses pemasaran produk mengupayakan buah
segar maka pengemasan dilakukan dengan standart menggunakan
plastik. Sehingga produk tidak disarankan untuk dijual dalam jangka
waktu panjang. Penjualan produk juga dilakukan saat panen, sehingga
tidak ada penumpukan produk yang tidak terjual.

V. ASPEK PEMASARAN
A. Segmentasi Pasar
Segmantasi pasar adalah pembagian kelompok konsumen atau pembeli
yang memiliki kebutuhan, karakteristik, dan perilaku yang berbeda-beda
(heterogen) di dalam pasar tertentu sehingga nantinya menjadi satuan pasar yang
homogen dan dijadikan sasaran pasar dengan strategi marketing mix tersendiri.
segmenatsi pasar dilakukan untuk mengetahui hal apa yang disukai dan dijadikan
sebagai kebutuhan bagi konsumen, sehingga perusahaan dapat menciptakan suatu
produk yang sesuai dengan kebutuhan konsumen.
Dilihat dari analisis survey pasar yang sudah dilakukan, produksi terong
tidak dapat dipasarkan di beberapa pasar yang telah disurvey. Sehingga pemasaran
akan dilakukan langsung kepada konsumen. Target konsumen antara lain rumah
makan, pecel lele, burjo, ibu rumah tangga, dan lain-lain.
B. Persaiangan Produk
Persaingan produk terong sangat ketat karena banyak kelompok penjual
yang menjual tanaman sejenis. Persaingan produk yang dihadapi dapat di
minimalkan dengan mengetahui kelemahan pesaing sehingga tahu peluang yang
ada. Mengetahui kekuatan dan kelemahan dari pesaing merupakan kunci dari
penyusunan strategi dengan mengembangkan kekuatan perusahaan untuk
menutupi kelemahan pesaing.
C. Strategi Pemasaran
Beberapa usaha pemasaran yang dilakukan kegiatan usaha kami yaitu
dengan menyusun strategi pemasaran yang meliputi produk, harga, distribusi, dan
promosinya sehingga alurnya sudah terarah. Adapun penerapan strategi
pemasaran yang kami lakukan yaitu sebagai berikut :
a. Penggunaan Sosial Media
Sosial media merupakan alat pem.asaran paling efektif dan terccepat di
masa sekarang. Karen apada saat ini hampir semua orang merupaka
pengguna dari sosial media. Dengan adanya sosial media perusahaan dapat
melakaukan interaksi secara luas. Sosial media yang dapat digunakan
sebagai wadah pemasaran yaitu seperti whatsaap, facebook, ataupun
instagram.
b. Tempat yang strategis
Dalam pemasaran tempat yang strategis akan menentukan angka
penjualan. Kriteria tempat yang strategis yaitu dengan mempertimbangkan
sasaran serta kemudahan untuk menjangkau. Dari survey yang sudah
dilakukan, kami menemukan beberapa tempat strategis yang dapat
dijadikan tempat pemasaran, yaitu pada area sekitar kampus Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta. Tempat strategis dalam penjualan yaitu pada
saat ahad morning yang di area Universitas Muhammadiyah Yogyakarta
dan pada saat sunday morning di area Universitas Gadjah Mada.
c. Menjalin hubungan baik dengan konsumen
Pelanggan merupakan hal penting dalam proses usaha. Transaksi berulang
kali yang dilakukan dengan konsumen harus tetap terjaga, hal inilahyang
menjadikan perlu adanya hubungan yang baik antar konsumen dan
perusahaan. Pelanggan yang loyal dapat diberikan suatu award, sehingga
pelanggan merasa senang terhadap perusahaan, sehingga kerjasama akan
tetap berlangsung.
VI. ASPEK FINANSIAL
A. Analisis Usaha Tani
URAIAN VOL SAT HARGA/SAT MT JUMLAH
A. Sewa lahan 400 M2 1.500 400 600.000
B. Bahan : - Benih/bibit 3 Kotak 80.000 3 240.000
- Pupuk : - kandang 400 kg 1.500 400 600.000

- Urea 0
- ZA 11 kg 8.500 93.500
- SP-36 11 kg 5.000 55.000
- KCl/ZK 11 kg 20.000 220.000

Lain-lain: 11 kg 9.000 99.000


- ZPT
- Pestisida :
- Herbisida
- Insektisida:
- Fungisida
- Bakterisida 0
- Nematisida 0
- Lainnya 0
0
C. Alat 0
- Cangkul 2 buah 75.000 2 150.000
- Sabit 2 buah 25.000 2 50.000
- Sprayer 1 buah 20.000 2 20.000
- Ajir 5 buah 15.000 5 75.000
- Lain-lain: sewa (Mulsa) 247 meter 2.000 494.000
0
D. Tenaga Kerja 0
- Pengolahan tanah 2 1/2 HOK 60.000 2 120.000
- Pembuatan bedeng/gulud 2 1/2 HOK 60.000 2 120.000
- Pembibitan 0 0 - - 0
- Penanaman 2 1/2 HOK 60.000 2 120.000
- Pemeliharaan : 0
- pemupukan 1 1 1/2 HOK 60.000 1 60.000
- penyulaman 1 1/2 HOK 60.000 1 60.000
- penyiangan 1 2 3/4 HOK 60.000 1 60.000
- pembumbunan
- penyemprotan
- lain-lain
- Panen 1 1/2 HOK 40.000 40.000
- Pasca panen : 0
- pembersihan 1 1,5 HOK 60.000 90.000
- sortir/grading 1 1,5 HOK 60.000 90.000
- angkut 1 1,5 HOK 60.000 90.000
- lain-lain 0

TOTAL biaya 3.546.500


0
E. Hasil : - utama 2.448 Kg 300 7.399.000
- sampingan
TOTAL
1. Profit (Keuntungan)
Total Revenue (TR) = Quantity (Q) x Price (P)
= 2.448 x Rp. 3000,00
= Rp. 7.334.000,00
Totas Cost (TC) = Variabel Cost (VC) + Fixed Cost (FC)
= Rp. 2.137.000,00 + Rp. 1.399.000,00
= Rp. 3.536.000,00
𝜋 = TR – TC
= Rp.7.344.000,00 – Rp. 3.536.000,00
= Rp. 3.808.000,00
 karena 𝜋 > 0 maka usaha ini layak diusakan.

2. Review Cost Ratio


𝑅 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑅𝑒𝑣𝑒𝑛𝑢𝑒 (𝑇𝑅)
=
𝐶 𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡 (𝑇𝐶)
𝑅𝑝. 7.344.000,00
=
𝑅𝑝. 3.536.000,00
= 2, 08
 Karena R/C > 0 maka usaha ini layak diusakan.

3. Produktivitas Modal
𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
Modal = x 100%
𝑇𝑜𝑡𝑎𝑙 𝐶𝑜𝑠𝑡 (𝑇𝐶)
𝑅𝑝.3.808.000,00
= x 100%
𝑅𝑝.3.536.000,00
= 107%
 Karena Modal > Bunga pinjaman (4%) maka usaha ini layak
diusakan.

4. Produktivitas Tenaga Kerja


𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
Tenaga Kerja =
𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝐻𝐾𝑂
𝑅𝑝.3.808.000,00
= 1
12
4
12,25

= Rp.310.857,00/HKO
5. Produktivitas Lahan

𝐾𝑒𝑢𝑛𝑡𝑢𝑛𝑔𝑎𝑛
Lahan = x 100%
𝐿𝑢𝑎𝑠 𝐿𝑎ℎ𝑎𝑛

𝑅𝑝.3.808.000,00
=
400 𝑚2
= Rp.9.520,00 / m2
 Karena Produktivitas lahan > Sewa lahan maka usaha ini layak
diusakan.

6. Break Event Point (BEP) Penjualan

𝐹𝐶 𝑅𝑝. 1.399.000,00 𝑅𝑝. 1.399.000,00


= =
𝑉𝐶 𝑅𝑝. 2.137.000,00 1 − 0,29
1− 𝑆 1 − 𝑅𝑝. 7.244.000,00
𝑅𝑝. 1.399.000,00
=
0,71
= 𝑅𝑝. 1.970.000,00

𝑅𝑝.1.970.000,00
𝑃𝑒𝑛𝑗𝑢𝑎𝑙𝑎𝑛 = = 656,8 𝑘𝑔
𝑅𝑝.3000,00

7. Break Event Point (BEP) Harga


𝑇𝐶 𝑅𝑝. 3.536.000,00
𝐵𝐸𝑃 𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 = = = 𝑅𝑝. 1.178,00
𝐻𝑎𝑟𝑔𝑎 𝐽𝑢𝑎𝑙 𝑅𝑝. 3000,00

 Karena BEP Harga < Harga Jual maka usaha ini layak diusakan.

8. Break Event Point (BEP) Produksi


𝑇𝐶 𝑅𝑝. 3.536.000,00
𝐵𝐸𝑃 𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 = = = 𝑅𝑝. 1.444
𝑃𝑟𝑜𝑑𝑢𝑘𝑠𝑖 (𝑆) 2.448 𝑘𝑔

 Karena BEP Produksi < Hasil Produksi maka usaha ini layak
diusakan.

B. Aspek Finansial
Aspek finansial dalam kegiatan usaha tani ini dilakukan dengan melihat
peluang pasar, angka pasokan, dan angka permintaan. Analisis finansial dilakukan
untuk mengetahui faktor-faktor lingkungan yang dapat membantu ataupun
menghambat proses usaha. Data dari survey yang telah perusahaan kami lakukan
dalam beberap jenis pasar yaitu sebagai berikut :

Perminata Penwara Harga harga Rata-Rata


Lokasi
an n Maximum Minimum Harga
Pasar Induk
Gamping 750 kg 800 kg Rp. 4,000 Rp. 1,500 Rp. 2,750
Giwangan 1000 kg 1500 kg Rp. 5,000 Rp. 2,000 Rp. 3,500
Pasar Antara
Beringharjo 300 kg 250 kg Rp. 4000 Rp. 2,000 Rp. 3,000
Bantul 300 kg 250 kg Rp. 4,000 Rp. 1,500 Rp. 2,750
Sarangan 250 kg 200 kg Rp. 5,000 Rp. 1,500 Rp. 3,250

Dengan data diatas mengenai permintaan dan penawaran ini dapat


dikatakan sebuah cara dalam mencari peluang pasar. Jika dilihat dari data yang
ada pada pasar induk Gamping dan Giwangan jelas kita tidak memiliki peluang
untuk menjual produk ke dalam pasar tersebut, karena dari hasil survey
didapatkan bahwa permintaan yang ada sudah ditutupi oleh penawaran. Bahkan
angka penawaran lebih besar dari angka permintaan. Kedua pasar ini memang
memiliki sistem pemasok tersendiri, biasanya pemasok produk pada pasar ini
yaitu langsung dari pengepul yang berskala besar. Sehingga kecil kemungkinan
atau bahkan tidak bisa bagi perusahaan memasarkan produk ke dalam dua pasar
tersebut.
Selanjutnya pada pasar Beringharjo, Bantul, dan Sarangan yang
merupakan jenis pasar antara didapatkan hasil bahwasanya angka penawaran tidak
dapat menutupi angka permintaan yang ada. Pemasok pasar ini biasanya langsung
dari petani atau dari pengepul dengan skala kecil. Dilihat dari angka penawaran
dan permintaan ini dapat diketahui bahwa usaha kami memungkinkan untuk
masuk dan dijual di dalam pasar tersebut.
VII. JADWAL PELAKSANAAN

No Bulan 1 Bulan 2 Bulan 3 Bulan 4


Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persiapan Alat dan Bahan
2 Persiapan Lahan
3 Penanaman
4 Pemeliharaan dan Pengamatan
5 Panen
6 Pemasaran
LAMPIRAN
Layout Lapangan

20 meter

20 meter
Layout Bedenngan

50 cm 50 cm

50 cm 50 cm

60 cm
60 cm

19 m

100 cm 100 cm

Anda mungkin juga menyukai