Oleh:
FAKULTAS PERTANIAN
YOGYAKARTA
2018
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Persyaratan Benih
Benih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat.
Benih harus bebas hama dan penyakit.
Benih harus murni, artinya tidak tercampur dengan biji-biji
atau benih lain serta bersih dari kotoran.
Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat.
Mempunyai daya kecambah 80% sehingga untuk satu hektar
kebun diperlukan 100-250gram tergantung pada ukuran benih
Benih yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air
2. Persiapan Benih
Penyiapan benih dimaksudkan untuk mempercepat
perkecambahan benih dan meningkatkan daya tahan tanaman
terhadap serangan penyakit. Cara-cara penyiapan adalah sebagai
berikut:
a. Sterilisasi benih, dengan merendam benih dalam
larutan fungisida dengan dosis yang dianjurkan atau
dengan merendam benih dalam air panas 55 derajat
C selama 15-30 menit.
b. Penyeleksian benih, dengan merendam biji dalam
air, dimana benih yang baik akan tenggelam.
c. Rendam benih selama ± 12 jam atau sampai benih
terlihat pecah agar benih cepat berkecambah.
d. Benih harus disemai dan dibumbun sebelum
dipindahtanam ke lapangan. Penyemaian dapat
dilakukan di bedengan atau langsung di bumbung
(koker). Bumbung dapat dibuat dari daun pisang,
kertas makanan berplastik atau polybag kecil.
3. Persemaiaan Benih Bunga Kol
Benih kubis bunga harus disemai dulu sebelum ditanam.
Persemaian dilakukan didalam kotak pesemaian (tray), media
persemaian adalah campuran tanah, arang sekam, dan pupuk
kandang kuda dengan perbandingan 1:1:1. Benih ditanamkan
kedalam kotak pesemaian (tray), benih dipelihara hingga umur 25-
30 hari setelah semai. Beberapa persyaratan cara pelaksanaan
pesemaian yang baik adalah:
a. Yang disemaikan biasanya tanaman yang lemah, tidak kuat
kalau langsung ditanam di tempat yang tetap
b. Tempat menyemai berupa bedengan khusus, diberi atap
peneduh untuk mencegah curahan hujan jangan sampai
merusak benih yang masih lemah
c. Tempat pesemaian harus aman dari gangguan binatang
d. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan Hand Sprayer.
e. Sebaiknya tanaman baru dipindahkan ke tempat
penanamannya di lapang setelah cukup kuat
f. Ada baiknya apabila bibit terlebih dahulu dipindahkan ke
polibag, menunggu saat ditanam di tempat penanamannya
4. Persiapan Lahan
Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki kondisi
tanah menjadi gembur, sehingga pertumbuhan akar tanaman
maksimal. Pengolahan tanah juga akan memperbaiki tekstur tanah.
Adapun tahapan dari pengolahan tanah, yaitu:
a. Membuat bedengan dengan lebar 1 m, jarak bedengan 30 m
dan panjangnya sesuai dengan lahan.
b. Penggemburan ke tanah dengan kedalaman 30-40 cm
c. Pemupukan Organik dan Non Organik.
d. Pemberian pupuk kandang diberikan sebelum pemasangan
mulsa dan diratakan diatas tanah bedengan. Pemberian pupuk
Organik SP 36, ZA, Kcl dengan perbandingan 1: 1: ½
berfungsi untuk penyanter tanaman vegetatif, cara pemupukan
dengan meratakan diatas bedengan dengan jarak per 1 m dan
diberikan 100 g.
e. Pemupukan
Pada saat pembuatan bedengan berlangsung, campurkan
12,5-17,5 ton/ha pupuk kandang matang ditambahkan dengan
asumsi populasi tanaman per hektar antara 25.000-35.000. Selain
itu juga diberikan pupuk dasar berupa ZA, urea, SP-36 dan KCl
dengan dosis masing-masing 250 kg disebar merata dan dicampur
dengan tanah di bedengan. Setelah itu lubang tanam dibuat dengan
menggunakan cangkul.
f. Pemasangan Mulsa
Mulsa adalah plastik untuk bedengan, ada 2 warna yang
berwarna perak berada diatas, sedangkan warna hitam dibawah,
fungsi mulsa antara lain:
a. Untuk menekan tumbuhnya gulma
b. Menahan/menjaga kelembaban
c. Mencegah/mengurangi penguapan air
d. Menghemat biaya tenaga kerja dalam penyiangan
e. Memblokir pantulan untuk mengusir hama
f. Fotosintesis lewat pantulan sinar matahari
i. Pemeliharaan
Penyulaman
Jika ada tanaman yang rusak atau mati, penyulaman dapat
dilakukan sampai sebelum tanaman berumur kira-kira 2
minggu.
Penyiangan
Penyiangan yang bersamaan dengan penggemburan
dilakukan bersama-sama dengan pemupukan susulan yaitu
pada 7-10 hari setelah tanam (hst), 20 hst dan 30-35 hst.
Penyiangan dan penggemburan harus dilaksanakan dengan
hati-hati dan jangan terlalu dalam agar tidak merusak akar
kubis bunga yang dangkal. Pada akhir pertumbuhan vegetatif
(memasuki masa berbunga) penyiangan dihentikan.
Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan secara rutin di pagi atau sore hari.
Pada musim kemarau penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari
terutama pada saat tanaman berada pada fase pertumbuhan
awal dan pembentukan
Pemupukan
Selama masa pertumbuhan tanaman diberi pupuk susulan
sebanyak 3 kali. Pupuk susulan I diberikan 7-10 hst terdiri atas
ZA 150 kg/ha, Urea 75 kg/ha, SP-36 150 kg/ha dan KCl 75
kg/ha di sekeliling tanaman sejauh 10-15 cm dari batangnya
lalu ditimbun tanah. Pupuk susulan II diberikan 20 hst terdiri
atas ZA 150 kg/ha, Urea 75 kg/ha, SP-36 75 kg/ha dan KCl 150
kg/ha di larikan sejauh 20 cm dari batangnya lalu ditimbun
tanah. Pupuk susulan III diberikan 30-35 hst terdiri atas ZA
150 kg/ha, Urea 100 kg/ha, dan KCl 150 kg/ha di larikan
sejauh 25 cm dari batangnya lalu ditimbun tanah.
Penyakit
- Busuk hitam
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris
Dows. Penyakit ini bersifat tular benih (seed born)
yang menyerang semua fase pertumbuhan kubis bunga.
Infeksi di lapangan melalui bekas gigitan serangga atau
luka. Gejala: terdapat bercak coklat kehitam-hitaman
pada daun, batang, tangkai, bunga maupun massa
bunga. Batang dan massa bunga menjadi busuk
sehingga tidak dapat dipanen.
- Busuk lunak
- Akar bengkak
k. Panen
Panen bunga kubis bunga dilakukan setelah umurnya
mencapai 60-90 hari sejak ditanam, sebelum bunganya mekar, dan
sewaktu kropnya masih berwarna hijau. Jika bunganya mekar,
tangkai bunga akan memanjang dan keluarlah kuntum-kuntum
bunga berwarna kuning.
B. Manajemen Agribisnis
1. Aspek Manajemen
Pemahaman tentang manajemen agribisnis harus diawali
dengan batasan dari pengertian manajemen. Batasan tentang
manajemen telah banyak dikemukakan oleh para pakar yaitu
manajemen merupakan seni untuk melaksanakan suatu rangkaian
pekerjaan melalui orang-orang. Secara khusus manajemen
diperlukan pada setiap kegiatan yang melibatkan penggunaan
sumberdaya alam, manusia maupun modal untuk mencapai hasil
tertentu yang diinginkan. Seorang petani harus mengatur kegiatan
usaha tani mulai dari menanam apa, kapan akan menanam, siapa
saja yang akan dilibatkan, berapa banyak buruh tani yang akan
dipekerjakan, akan ke mana produk yang dihasilkan akan dijual
dan lain sebagainya. Hal tersebut memerlukan pengelolaan
sedemikian rupa agar dapat berjalan sesuai harapan.
a. Planning (Perencanaan)
b. Organizing (Pengorganisasian)
c. Directing (Pengarahan)
d. Coordinating (Pengkoordinasian)
e. Controling (Pengawasan)
f. Evaluasi
2. Aspek finansial
3. Aspek Pemasaran
Segmentasi pasar untuk sayuran bunga kol sendiri masih
terbuka, hal ini didapat dari survey pasar-pasar di sekitar jogja
bahwa ketersediaan bunga kol masih belum memenuhi permintaan
yang ada. Konsumen yang dapat dituju untuk menjual bunga kol
ini seperti pedagang sayur dipasar, warung makan disekitar UMY
dan ibu rumah tangga yang sekiranya mau membeli bunga kol ini.
Persaingan dalam penjualan bunga kol ini dapat dikatakan cukup
tinggi karena banyaknya suplier yang mengambil kembang kol dari
petani-petani dalam jumlah banyak yang kemudian dijual ke
pengecer yang ada dipasar. Namun, karena pemintaan yang cukup
tinggi bunga kol yang akan dijual masih akan dibeli untuk
memenuhi permintaan tersebut.
4. Aspek Lain-Lain
Kendala yang mungkin terjadi pada usaha bunga kol ini
datang dari aspek budidaya dan pascapanen. Kendala dari aspek
budidaya dapat berupa serangan hama dan penyakit yang
berdampak pada turunnya kualitas bunga kol atau bahkan jumlah
produksinya. Alternatif pemecahan masalahnya adalah
mengendalikannya dengan pestida jika hama melebihi ambang
batas ekonomi. Selain itu kendala dari aspek budidaya adalah
terjadinya hujan atau panas matahari yang berlebih. Hal ini dapat
menyebabkan tanaman mati jika tergenang air atau kekeringan.
Maka alternatif solusi jika panas matahari berlebih adalah
melakukan penyiraman dengan frekuensi tinggi. Sedangkan jika
hujan berkepanjangan maka pembuatan bedengan harus sesuai dan
memastikan sistem drainase berjalan dengan baik. Untuk aspek
pascapanen sendiri kendala yang mungkin ada adalah bunga kol
yang layu atau kering karena terlalu lama dipenyimpanan dan
belum dibeli. Maka alternatif solusinya adalah menemukan
pembeli setidaknya 1 hari sebelum panen agar pembeli
mendapatkan bunga kol segar dan harga jualnyapun tidak turun.
Hal ini juga dapat menjadi alternatif pemecahan masalah
persaingan karena pembeli sudah pasti, jadi persainganpun tidak
terlalu tinggi dan bunga kol pasti akan laku.
III. METODELOGI
Usaha ini memerlukan alat seperti cangkul, sabit, sprayer, dan lain-
lain. Sedangkan bahan yang diperlukan antara lain, yaitu: lahan, pupuk
(kendang, urea, TSP, SP-36, KCL/ZA, lainnya), ZPT, dan pestisida
(fungisida, bakterisida, insektisida, nematisida, lainnya).
C. Metode
1. Metode Deskriptif Analisis
Metode ini berusaha memberi arti terhadap data dengan
menggambarkannya sesuai keadaan teraktual. Data tersebut
disusun, dianalisis, dijelaskan kemudian diambil kesimpulannya.
2. Tabulasi Data
Tabulasi data dimaksudkan sebagai pengelompokkan data-
data berdasarkan kriteria tertentu, sehingga data yang dikumpulkan
menjadi tidak rancu. Data ini didapatkan dari penerimaan usahatani
dalam semusim panen.
3. Pendapatan
Perhitungan pendapatan diperoleh dari penerimaan
usahatani dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan.
4. Analisis R/C
Analisis R/C rasio dilakukan untuk mengetahui efisiensi
usahatani yang diperoleh dari perbandingan antara penerimaan
usahatani dengan biaya usahatani.
Pembudidayaan tanaman kol yang akan dilaksanakan
mempunyai metode kerja dengan melibatkan seluruh bagian di
dalam organisasi. Berdasarkan job description yang telah
dirumuskan, metode yang dilakukan untuk budidaya tanaman
tanaman kol, yaitu:
4. Pemeliharaan Tanaman
a. Penyulaman
Jika ada tanaman yang rusak atau mati, penyulaman dapat
dilakukan sampai sebelum tanaman berumur kira-kira 2 minggu.
b. Penyiraman
Bunga kol mempunyai sistem perakaran yang dangkal
sehingga perlu pengairan yang rutin, terutama dimusim kemarau.
Hal yang terpenting adalah menjaga agar tanah tidak kering atau
kekurangan air. Waktu pemberian air sebaiknya pagi atau sore hari.
Pada musim kemarau, pengairan perlu dilakukan 1 – 2 kali sehari,
terutama pada fase awal pertumbuhan dan pembentukan bunga
(Rukmana, 1994).
c. Penyiangan
Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman
menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil
menggemburkan tanah, juga dapat melakukan pencabutan rumput-
rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai
merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 1
kali seminggu (Anonim. B, 2009). Untuk membersihkan tanaman
liar berupa rerumputan seperti alang - alang hampir sama dengan
tanaman perdu, mula - mula rumput dicabut kemudian tanah
dikorek dengan gancu. Akar - akar yang terangkat diambil,
dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah
kering rumput kemudian dibakar (Sugeng, 1981).
d. Pemupukan Susulan
5. Pengendalian OPT
Organisme pengganggu tanaman (OPT) khususnya hama dan
penyakit merupakan salah satu faktor pembatas dalam peningkatan
produksi kubis-kubisan di Indonesia. Misalnya saja, kehilangan hasil
akibat serangan hama ulat tritip (Plutella xylostella L.) , ulat grayak
(Spodoptera sp.) dan kutu daun (Aphis brassicae). Untuk penyakit yang
banyak menyerang tanaman kubis bunga antara lain, penyakit akar
bengkak (Plasmodiopora brassicae), penyakit bercak hitam, penyakit
busuk lunak (busuk basah) (Tjahjadi, 1996).
6. Pemanenan
Pemanenan merupakan kegiatan memetik hasil produksi tanaman
yang dilakukan pada umur yang tepat. Pada tanaman kubis bunga bagian
tanaman yang dipetik sebagai hasil panen yang utama adalah massa
bunganya. Pada pemanenan kubis bunga harus diperhatikan umur panen
tanaman, umumnya pada umur 50 – 60 HST. Cara pemanenan massa
kubis bunga sangat sederhana, yaitu dengan memotong tangkai bunga
bersama dengan batang dan daun - daunnya dengan menggunakan sabit
atau pisau. Pemotongan sebagian batang dan daun - daunnya hendaknya
dilakukan jangan terlalu dekat dengan tangkai bunganya, yaitu sepanjang
kurang lebih 25 cm atau mendekati permukaan tanah (pangkal batang).
Waktu pemanenan kubis bunga yang baik adalah pagi atau sore hari saat
cuaca yang cerah (tidak mendung atau hujan) (Cahyono, 2001).
7. Pasca Panen
1. Keuntungan
TR= 2.715.000 FC = 150.000 VC= 921.000
TC= VC+FC
= 150.000+921.000
= 1.071.000
Keuntungan = 2.715.000-1.071.000= 1.644.000
Layak, karena keuntungan lebih dari 0
3. Produktvitas modal
Keuntungan/ TC x 100%
= 1.644.000/ 1.071.000 x 100%
= 1,53 x 100% = 153%
Bunga pinjaman bank sebesar 24/ tahun, 4% per 2 bulan. Usaha ini dikatakan
layak karena produktivitas modalnya lebih besar dari 2 bulan bunga pinjaman
bank.
4. Produktivitas tenaga kerja
Keuntungan/ ∑ Tenaga kerja (HKO)
= 1.644.000/ 14
= 117,428 HKO
Usaha ini dinyatakan layak karena produktivitas tenaga kerja lebih besar dari
UMS (50.000)
5. Produktifitas lahan
= 20.000.000/ 10.000(Ha per meter)
= 2.000/ tahun
= 1.644.000/ 2.000
= 822 per 2 bulan
6. BEP harga
TC/Q = 1.071.000/245= 4.371
Layak karena BEP lebih besar dari harga jual
7. BEP produksi
TC/P= 1.071.000/ 11.000= 97
Jadi untung mendapat keuntungan maka produksi ahrus lebih besar dari 97 kg
A. Profil Perusahaan
B. Struktur Organisasi
Direktur
Rizal Dean A.
A. Peluang Komersial
Produk dari bunga kol ini sangat diminati atau memiliki peluang pasar
yang baik khususnya pasar di daerah Bantul dan sekitarnya, namun di daerah
Bantul sendiri masih sedikit sekali petani yang membudidayakan bunga kol.
B. Peluang Patent/Haki
Produk hortikultura khususnya bunga kol ini banyak dicari oleh para
konsumen sebagai bahan olahan segala macam masakan, karena mempunyai
kandungan gizi yang banyak. Sehingga bunga kol ini memiliki peluang besar
untuk mempunyai hak patent.
C. Peluang Legalitas
Peluang untuk mendapatkan legalitas usaha sangat tinggi karena produk
hortikultura khususnya bunga kol ini, di budidayakan yang memenuhi syarat GAP
(Good Agricultural Practices).
Layout Lapangan
Keterangan :
1. Luas lahan : 100 m2
2. Lebar Bedengan : 2 m
3. Panjang bedengan : 9 m
4. Jarak antar bedengan : 50
cm
Daftar Pustaka
Anonim. A, 2009. Teknologi Budi Daya Tanaman Pangan.
http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.phd?id=203. Diakses
tanggal 9 Desember 2018.
B, 2009. Budidaya Kubis Bunga. http://www.budidaya furniture.blogshot.com.
Diakses pada tanggal 9 Desember 2018.
Balai Pertanian dan Perkebunan. 2016. Statistik Hortikultura Provinsi Jawa
Tengah 2016. http://statistika.holtikultura.go.id. Diakses tanggal 9
Desember 2018.
Cahyono, B. 2001. Kubis Bunga dan Broccoli. Kanisius. Yogyakarta.
Ditjen Hortikultura. 2009. Panen dan Pasca Panen Kembang Kol
http://www.google.co.id,blogs.unpad.ac.id. Di Akses Tanggal 12
Desember 2018.
Downey, W.D dan Erickson. 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi
Kedua.Terjemahan R
Ganda dan A Sirait. Erlangga. Jakarta.Hasibuan, Malayu. 1996. Manajemen,
Dasar, Pengertian, dan Masalah. Toko Gunung. Agung. Jakarta.
Indonesia Jakarta.Sutarya. 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah.
Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta.
Kementrian Pertanian Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pertanian. 2017. Meraih Keuntungan dari Tanaman Bunga Kol Dataran
Rendah. http://cybex.pertaniian.go.id. Diakses tanggal 10 Desember
2018.
Libang. 2018.Budidaya Tanaman Sayuran.
http://jambi.litbang.pertanian.go.id/eng/images/PDF/bookletsayuran10.pd
f. Di akses Tanggal 12 Desember 2018.
Nur. 1996. Hama dan penyakit tanaman. Kanisius. Yogyakarta.
Pracaya, 2000. Kol alias kubis. Penebar swadaya. Jakarta. Rukmana, R. 1994.
Budidaya Kubis Bunga dan Broccoli. Kanisius. Yogyakarta. Sugeng,
1981. Bercocok tanam sayuran. Aneka ilmu. Semarang.
Said G, Rachmiyanti dan M Z Muttaqin. 2001. Manajemen Teknologi Agribisnis.
Ghalia.
Suteja, M. 2002. Pupuk dan cara pemupukan. PT. Rineka cipta. Jakarta. Tjahjadi,