Anda di halaman 1dari 39

MANAJEMEN AGRIBISNIS TANAMAN HOLTIKULTURA

PROPOSAL MANAJEMEN AGRIBISNIS TANAMAN HOLTIKULTURA

TANAMAN BUNGA KOL

Oleh:

1. Retno Dwi Kuntari 20160210125


2. Arief Rahman P. 20160210127
Anisa Puji A. 20160210137
4. Aziz AlKautsar 20160210140
5. Hasian Khairunisa 20160210150
6. Miranda Ajeng P. 20160210154
7. Rizal Dean A. 20160210162
8. Wafa Sakti H. 20160210164
9. Diyah Dwi A. 20160210166

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERTAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2018
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Negara agraris yang menjadi ciri negara Indonesia, yang memiliki


kekayaan alam dan hayati yang sangat beragam yang jika dikelola dengan baik
dapat mendukung perkembangan agribisnis. Hal ini dikarenakan Indonesia
memiliki potensi sumber daya lahan petani yang menyebar dari dataran rendah
hingga dataran tinggi dengan kondisi agroekosistem dan petani yang memiliki
keahlian di bidang usaha budidaya sayuran. Sayuran memiliki keragaman
yang sangat banyak baik dari jenis tanaman dan produk yang dikonsumsi.
Sayuran berperan sebagai sumber protein nabati, vitamin, mineral, dan
bernilai ekonomi tinggi.
Salah satu tanaman sayuran yang dikembangkan di Indonesia adalah
tanaman kol. Tanaman kol merupakan jenis sayuran yang masuk dalam family
Brassicaceae (jenis kol dengan bung autih kecil). Masyarakat Indonesia biasa
menyebutnya dengan kubis bunga atau blum bunga (berasal dari Bahasa
belanda Bloemkool). Tanaman bunga kol memiliki permintaan pasar yang
cukup tinggi mengingat pengolahan hasil yang sangat beragam serta
kandungan pemenuhan kebutuhan vitamin dan mineral.
Menurut Badan Penyuluhan dan Pengembangan Pertanian menyatakan
bahwa budidaya kembang kol tidak butuh biaya terlalu besar. Satu kantong
bibit seberat 15gram bisa didapat seharga Rp 85.000-Rp 90.000. Bibit itu bisa
menghasilkan 1.800 tanaman kembang kol. Biaya itu sudah mencakup
pembelian bibit, pengolahan tanah, dan biaya operasional. Dari jumlah itu, ia
bisa mengantongi laba bersih berkisar 60%-80%. Meskipun nilai jual yang
cukup tinggi harga jual kembang kol di pasaran fluktuatif, petani harus pintar-
pintar melihat kondisi sebelum memulai penanaman. Biasanya mendekati hari
raya atau libur panjang, harga jualnya tinggi. Pasalnya, permintaan melejit,
sementara stok normal. Dengan permasalahan tersebut perlu adanya
manajemen agribismin yang akan memperhitungkan tingkat pengeluaran dan
hasil pada suatu bisnis.
Menurut analisis usaha tani tanaman kol memiliki prospek usaha tani
yang sangat menjanjikan mengingat teknologi budidaya yang cukup mudah
dan mendapatkan hasil produksi yang cukup banyak. Komoditi ini memiliki
prospek yang cerah karena tanaman kol cukup diminati masyarakat (Rizki,
2014).

Pembudidayaan kembang kol dengan kubis hampir sama. Akan tetapi


berbeda dengan produksi kubis yang turun, produksi kembang kol pada tahun
2016 ini mengalami kenaikan bila dibandingkand dengan tahun 2015.
Kenaikan produksi dikarenakan luas panen dan produktivitas yang naik.
Selain kondisi iklim yang sesuai untuk pertanaman kembang kol, harga yang
stabil juga mengakibatkan petani banyak yang berminat menanam kembang
kol dan membudidayakan denngan intensif. Berikut adalah tren produksi
kembang kol Jawa Tengah (Dinas Pertanian dan Perkebunan, 2017).
Dari data tersebut, tanaman kol memiliki prospek yang cukup baik
untuk dikembangkan di Indonesia. Dari sudut pandang masyarakat petani
maupun badan pemerintahan, tanaman kol merupakan komoditas yang
memiliki banyak keuntungan tetapi memiliki kendala pengelolaan
agribisnisnya. Sehingga perlu adanya manjemen agribisnis yang baik sehingga
laba yang di dapat tinggi.
B. Tujuan
1. Mengetahui kelayakan analisis usahatani tanaman hortikultura
tanaman kol.
2. Mengetahui prospek usahatani tanaman hortikultura tanaman kol.
3. Sebagai informasi dan pertimbangan dalam pengembangan
usahatani tanaman hortikultura tanaman
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Teknologi Budidaya Tanaman (Aspek Produksi)

1. Persyaratan Benih
Benih yang baik harus memenuhi syarat sebagai berikut:
 Benih utuh, artinya tidak luka atau tidak cacat.
 Benih harus bebas hama dan penyakit.
 Benih harus murni, artinya tidak tercampur dengan biji-biji
atau benih lain serta bersih dari kotoran.
 Benih diambil dari jenis yang unggul atau stek yang sehat.
 Mempunyai daya kecambah 80% sehingga untuk satu hektar
kebun diperlukan 100-250gram tergantung pada ukuran benih
 Benih yang baik akan tenggelam bila direndam dalam air
2. Persiapan Benih
Penyiapan benih dimaksudkan untuk mempercepat
perkecambahan benih dan meningkatkan daya tahan tanaman
terhadap serangan penyakit. Cara-cara penyiapan adalah sebagai
berikut:
a. Sterilisasi benih, dengan merendam benih dalam
larutan fungisida dengan dosis yang dianjurkan atau
dengan merendam benih dalam air panas 55 derajat
C selama 15-30 menit.
b. Penyeleksian benih, dengan merendam biji dalam
air, dimana benih yang baik akan tenggelam.
c. Rendam benih selama ± 12 jam atau sampai benih
terlihat pecah agar benih cepat berkecambah.
d. Benih harus disemai dan dibumbun sebelum
dipindahtanam ke lapangan. Penyemaian dapat
dilakukan di bedengan atau langsung di bumbung
(koker). Bumbung dapat dibuat dari daun pisang,
kertas makanan berplastik atau polybag kecil.
3. Persemaiaan Benih Bunga Kol
Benih kubis bunga harus disemai dulu sebelum ditanam.
Persemaian dilakukan didalam kotak pesemaian (tray), media
persemaian adalah campuran tanah, arang sekam, dan pupuk
kandang kuda dengan perbandingan 1:1:1. Benih ditanamkan
kedalam kotak pesemaian (tray), benih dipelihara hingga umur 25-
30 hari setelah semai. Beberapa persyaratan cara pelaksanaan
pesemaian yang baik adalah:
a. Yang disemaikan biasanya tanaman yang lemah, tidak kuat
kalau langsung ditanam di tempat yang tetap
b. Tempat menyemai berupa bedengan khusus, diberi atap
peneduh untuk mencegah curahan hujan jangan sampai
merusak benih yang masih lemah
c. Tempat pesemaian harus aman dari gangguan binatang
d. Penyiraman dilakukan dengan menggunakan Hand Sprayer.
e. Sebaiknya tanaman baru dipindahkan ke tempat
penanamannya di lapang setelah cukup kuat
f. Ada baiknya apabila bibit terlebih dahulu dipindahkan ke
polibag, menunggu saat ditanam di tempat penanamannya
4. Persiapan Lahan
Pengolahan tanah bertujuan untuk memperbaiki kondisi
tanah menjadi gembur, sehingga pertumbuhan akar tanaman
maksimal. Pengolahan tanah juga akan memperbaiki tekstur tanah.
Adapun tahapan dari pengolahan tanah, yaitu:
a. Membuat bedengan dengan lebar 1 m, jarak bedengan 30 m
dan panjangnya sesuai dengan lahan.
b. Penggemburan ke tanah dengan kedalaman 30-40 cm
c. Pemupukan Organik dan Non Organik.
d. Pemberian pupuk kandang diberikan sebelum pemasangan
mulsa dan diratakan diatas tanah bedengan. Pemberian pupuk
Organik SP 36, ZA, Kcl dengan perbandingan 1: 1: ½
berfungsi untuk penyanter tanaman vegetatif, cara pemupukan
dengan meratakan diatas bedengan dengan jarak per 1 m dan
diberikan 100 g.

e. Pemupukan
Pada saat pembuatan bedengan berlangsung, campurkan
12,5-17,5 ton/ha pupuk kandang matang ditambahkan dengan
asumsi populasi tanaman per hektar antara 25.000-35.000. Selain
itu juga diberikan pupuk dasar berupa ZA, urea, SP-36 dan KCl
dengan dosis masing-masing 250 kg disebar merata dan dicampur
dengan tanah di bedengan. Setelah itu lubang tanam dibuat dengan
menggunakan cangkul.

f. Pemasangan Mulsa
Mulsa adalah plastik untuk bedengan, ada 2 warna yang
berwarna perak berada diatas, sedangkan warna hitam dibawah,
fungsi mulsa antara lain:
a. Untuk menekan tumbuhnya gulma
b. Menahan/menjaga kelembaban
c. Mencegah/mengurangi penguapan air
d. Menghemat biaya tenaga kerja dalam penyiangan
e. Memblokir pantulan untuk mengusir hama
f. Fotosintesis lewat pantulan sinar matahari

g. Pembuatan Lubang Tanaman


Pembuatan lubang tanam untuk tanaman kubis bunga, jarak
tanaman yang digunakan adalah 50x50 cm., dengan bedengan yang
sudah ditutupi dengan mulsa, yang sudah dilubangi. Setelah itu
dilakukan penunggalan sedalam 2-3 cm.
h. Penanaman
Bibit di dalam bumbung daun pisang ditanam langsung
tanpa membuang bumbungnya. Jika digunakan bumbung kertas
berplastik atau polibag, bibit dikeluarkan dengan cara
membalikkan bumbung dan mengeluarkan bibit dengan hati-hati
tanpa merusak akar. Satu bibit di tanam di dalam lubang tanam dan
segera disiram sampai tanah menjadi basah benar

i. Pemeliharaan
 Penyulaman
Jika ada tanaman yang rusak atau mati, penyulaman dapat
dilakukan sampai sebelum tanaman berumur kira-kira 2
minggu.
 Penyiangan
Penyiangan yang bersamaan dengan penggemburan
dilakukan bersama-sama dengan pemupukan susulan yaitu
pada 7-10 hari setelah tanam (hst), 20 hst dan 30-35 hst.
Penyiangan dan penggemburan harus dilaksanakan dengan
hati-hati dan jangan terlalu dalam agar tidak merusak akar
kubis bunga yang dangkal. Pada akhir pertumbuhan vegetatif
(memasuki masa berbunga) penyiangan dihentikan.
 Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dilakukan secara rutin di pagi atau sore hari.
Pada musim kemarau penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari
terutama pada saat tanaman berada pada fase pertumbuhan
awal dan pembentukan
 Pemupukan
Selama masa pertumbuhan tanaman diberi pupuk susulan
sebanyak 3 kali. Pupuk susulan I diberikan 7-10 hst terdiri atas
ZA 150 kg/ha, Urea 75 kg/ha, SP-36 150 kg/ha dan KCl 75
kg/ha di sekeliling tanaman sejauh 10-15 cm dari batangnya
lalu ditimbun tanah. Pupuk susulan II diberikan 20 hst terdiri
atas ZA 150 kg/ha, Urea 75 kg/ha, SP-36 75 kg/ha dan KCl 150
kg/ha di larikan sejauh 20 cm dari batangnya lalu ditimbun
tanah. Pupuk susulan III diberikan 30-35 hst terdiri atas ZA
150 kg/ha, Urea 100 kg/ha, dan KCl 150 kg/ha di larikan
sejauh 25 cm dari batangnya lalu ditimbun tanah.

j. Hama dan Penyakit


 Hama
- Ulat Plutella (Plutella xylostella L.)
Ulat yang berwarna hijau ini memakan permukaan
daun bagian bawah dengan meninggalkan tulang-tulang
daun sehinggn daun berlubang.
- Ulat Croci (Crocidolomia binotalis Zeller)

Ulat berwarna hijau bergaris punggung hijau


muda dan berwarna kuning di sisi perut. Akibat
serangan ulat ini, massa bunga atau daun
disekelilingnya menjadi bolong-bolong.

- Ulat tanah (Agrotis ypsilon Hufn.)

Ulat menyerang tanama kubis dengan cara


memotong titik tumbuh atau pangkal batang tanaman
sehingga tangkai daun atau batang rebah dan layu
terutama di siang hari.

- Kutu daun (Aphis brassicae)

Kutu daun menghisap cairan sel sehingga daun


menguning dan massa bunga berbintik-bintik kotor.
Biasanya, kutu ini hidup berkelompok di permukan
bawah daun atau pada massa bunga. Serangan yang
hebat biasanya terjadi di musim kemarau.
- Ulat jengkal (Trichoplusiana sp.) dan ulat grayak
(Spodoptera sp.)

Ulat jengkal berukuran 4 cm, hijau pucat dan


berpita merah muda pada tiap sisi badannya sedangkan
ulat grayak memiliki bintik-bintik segitiga berwarna
hitam dan bergaris-garis kekuning-kuningan pada
sisinya. Keduanya menyerang daun pada musim
kemarau sehingga daun rusak, bolong-bolong
meninggalkan tulang daunnya saja. Ulat grayak
menyerang tanaman beramai-ramai dalam satu
kelompok besar.

Pengendalian hama dilakukan dengan cara


terpadu: melakukan pergiliran tanaman dengan tanaman
selain famili Cruciferae, menyebarkan mikroba yang
menjadi musuh alami dan menggunakan pestisida baik
yang biologis maupun kimiawi

 Penyakit
- Busuk hitam
Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris
Dows. Penyakit ini bersifat tular benih (seed born)
yang menyerang semua fase pertumbuhan kubis bunga.
Infeksi di lapangan melalui bekas gigitan serangga atau
luka. Gejala: terdapat bercak coklat kehitam-hitaman
pada daun, batang, tangkai, bunga maupun massa
bunga. Batang dan massa bunga menjadi busuk
sehingga tidak dapat dipanen.
- Busuk lunak

Penyebab: bakteri Erwinia carotovora Holland.


Penyakit ini menyebabkan busuk lunak pada tanaman
di kebun dan pasca panen. Infeksi terjadi setelah busuk
hitam melalui luka pada pangkal bunga yang hampir
dipanen atau melalui akar yang terluka. Gelaja:
busuknya batang atau pangkal bunga dengan tiba-tiba.

- Akar bengkak

Penyebab: jamur Plasmodiophora brassicae


Wor. Gejala: tanaman layu seperti kekurangan air dan
segar kembali di malam hari, lama-lama pertumbuhan
terhambat dan kerdil serta tidak bisa berbunga. Selain
akar tanaman membengkak terlihat pula ada bercak
hitam di akar tersebut.

Pengendalian hama dilakukan dengan cara


terpadu: melakukan pergiliran tanaman dengan
tanaman selain family jamur tersebut, menyebarkan
mikroba yang menjadi musuh alami dan menggunakan
pestisida baik yang biologis maupun kimiawi

k. Panen
Panen bunga kubis bunga dilakukan setelah umurnya
mencapai 60-90 hari sejak ditanam, sebelum bunganya mekar, dan
sewaktu kropnya masih berwarna hijau. Jika bunganya mekar,
tangkai bunga akan memanjang dan keluarlah kuntum-kuntum
bunga berwarna kuning.

B. Manajemen Agribisnis

1. Aspek Manajemen
Pemahaman tentang manajemen agribisnis harus diawali
dengan batasan dari pengertian manajemen. Batasan tentang
manajemen telah banyak dikemukakan oleh para pakar yaitu
manajemen merupakan seni untuk melaksanakan suatu rangkaian
pekerjaan melalui orang-orang. Secara khusus manajemen
diperlukan pada setiap kegiatan yang melibatkan penggunaan
sumberdaya alam, manusia maupun modal untuk mencapai hasil
tertentu yang diinginkan. Seorang petani harus mengatur kegiatan
usaha tani mulai dari menanam apa, kapan akan menanam, siapa
saja yang akan dilibatkan, berapa banyak buruh tani yang akan
dipekerjakan, akan ke mana produk yang dihasilkan akan dijual
dan lain sebagainya. Hal tersebut memerlukan pengelolaan
sedemikian rupa agar dapat berjalan sesuai harapan.

a. Planning (Perencanaan)

Perencanaan (planning) adalah fungsi dasar dari suatu


manajemen karena kegiatan pelaksanaan, pengarahan,
pengorganisasian, pengawasan pun harus terlebih dahulu
direncanakan. Perencanaan ini adalah dinamis. Perencanaan
ditujukan pada masa depan yang penuh dengan ketidakpastian
karena adanya perubahan kondisi dan situasi (Hasibuan, 1996).
Fungsi perencanaan mencakup semua kegiatan yang ditujukan
dalam menyusun program kerja selama periode tertentu pada masa
yang akan datang berdasarkan visi, misi, tujuan, dan sasaran suatu
organisasi atau suatu perusahaan. Beierlein, Schneeberger, dan
Osburn (1986) menyebutkan bahwa perencanaan dapat dilakukam
pada bidang keuangan, pemasaran, produksi, persediaan, dan lain
sebagainya. Tujuan dari perencanaan ini adalah untuk
menempatkan suatu perusahaan pada posisi yang terbaik
berdasarkan kondisi bisnis dan permintaan konsumen pada masa
yang akan datang (Said dan Intan, 2001).

b. Organizing (Pengorganisasian)

Organisasi pada hakikatnya mempunyai tiga komponen


yaitu fungsi, personalia, dan faktor sarana fisik. Dalam prosesnya
organisasi akan berusaha mempersiapkan ketiga komponen
tersebut sedemikian rupa untuk mencapai tujuan dari perusahaan
atau organisasi. Organisasi merupakan kelompok orang yang
mempunyai kegiatan dan bekerja bersama dalam mencapai tujuan
tertentu dan organisasi ini merupakan suatu alat untuk mencapai
tujuan. Fungsi pengorganisasian merupakan upaya manajemen
untuk mengorganisasikan semua sumber daya perusahaan untuk
mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Efektivitas sebuah organisasi sangat tergantung pada


kemampuan manajemennya untuk menggerakkan semua sumber
daya perusahaan guna mencapai tujuannya. Sumber daya manusia
sebagai penggerak utama sumber daya perusahaan lainnya harus
memiliki kemampuan prima dan kerja yang professional serta
ditempatkan pada posisi yang tepat. Semboyan yang paling
terkenal untuk penempatan manusia pada posisi yang tepat guna
mencapai efektivitas organisasi adalah the right man on the right
place. Fungsi pengorganisasian sangat terkait dengan alokasi
optimal sumber daya perusahaan sehingga diperoleh keterpaduan
tugas-tugas dan peranan masing-masing sumber daya yang optimal
dalam aktivitas organisasi.

c. Directing (Pengarahan)

Pengarahan merupakan pemberian instruksi resmi dari


manajer kepada bawahan agar mau melaksanakan tugasnya.
Bentuk pengarahan yang diberikan oleh manajer dapat berupa
orientasi, perintah maupun delegasi wewenang. Seorang manajer
harus mampu membuat para bawahannya untuk selalu
melaksanakan tugas sesuai dengan instruksi yang diberikan. Fungsi
pengarahan (directing = actuating = leading = penggerakan)
merupakan fungsi manajemen terpenting dalam proses manajemen.
Fungsi pengarahan seringkali diartikan bagian dari fungsi
pelaksanaan. Fungsi pengarahan baru dapat diterapkan jika setelah
rencana, organisasi dan karyawan ada. Jika fungsi pengarahan ini
diterapkan maka proses manajemen dalam merealisasi tujuan
dimulai. Fungsi pengarahan ini merupakan gerak pelaksanaan dari
kegiatan-kegiatan fungsi perencanaan dan pengorganisasian.

Fungsi pengarahan meliputi usaha untuk memimpin,


mengawasi, memotivasi, mendelegasikan, dan menilai para
karyawan yang ada dalam organisasi. Pengarahan ditujukan untuk
menetapkan kewajiban dan tanggungjawab setiap karyawan dalam
organisasi, menetapkan hasil yang harus dicapai, mendelegasikan
wewenang kepada setiap karyawan, menciptakan hasrat untuk
berhasil, serta mengawasi agar pekerjaan benar dilaksanakan sesuai
dengan yang seharusnya. Fungsi pelaksanaan sendiri lebih
menekankan pada proses pelaksanaan kegiatan organisasi sesuai
dengan yang telah direncanakan.

d. Coordinating (Pengkoordinasian)

Koordinasi merupakan suatu upaya dalam mensinkronkan


beberapa tindakan karyawan atau kelompok orang dalam suatu
organisasi atau perusahaan dalam mewujudkan pencapaian tujuan
yang telah ditetapkan. Dapat dikatakan pula bahwa
pengkoordinasian adalah suatu kegiatan untuk membuat
keselarasan beberapa pendapat dari berbagai orang atau unit dan
merupakan bagian untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Agar kegiatan koordinasi ini lebih mudah dalam pelaksanaannya
maka sebuah organisasi atau perusahaan harus dibentuk dengan
struktur yang jelas, tugas dan fungsinya, serta menyusun stafnya
dengan tepat disesuaikan keahlian dari jenis pekerjaannya.
Koordinasi ini merupakan bidang keahlian dari manajemen.

e. Controling (Pengawasan)

Pengawasan perlu dilakukan pada setiap tahap dari fungsi


manajemen sehingga memudahkan diadakan perbaikan jika ada
penyimpangan. Seorang manajer perlu mempelajari perencanaan
terlebih dahulu untuk mencari kekurangan-kekurangan dan
memastikan apa yang telah terjadi dan segera mencari
penyebabnya untuk melakukan perbaikan-perbaikan. Pengawasan
merupakan penilaian terhadap sebuah pekerjaan atau kegiatan yang
sedang dikerjakan maupun yang sudah selesai dikerjakan sehingga
jika terjadi penyimpangan akan segera dapat diketahui kemudian
dilakukan perbaikan dalam mecapai tujuan yang telah ditetapkan.

Said dan Intan (2001) menjelaskan bahwa fungsi


pengawasan menekankan pada bagaimana membangun sistem
pengawasan dan melaksanakan pengawasan terhadap pelaksanaan
rencana yang telah dibuat agar tetap berjalan pada rel yang telah
ditetapkan. Fungsi pengawasan ini dapat terus dilaksanakan untuk
menjamin agar pelaksanaan sesuai dengan rencana dan berjalan
dengan baik. Pengawasan berbeda dengan supervisi dan
pengawasan ini lebih menekankan pada bagaimana suatu sistem
pengawasan dapat berjalan sebagaimana mestinya sedangkan
supervisi menekankan pada bagaimana individu-individu bekerja
sesuai dengan prosedur yang ada. Perlu ditekankan pula bahwa
pengawasan dapat dilaksanakan oleh individu, sistem, dan
lingkungan tetapi kalau supervisi hanya dapat dilakukan oleh
seorang supervisor yang mempunyai kewenangan.

f. Evaluasi

Evaluasi ini adalah menekankan pada suatu upaya untuk


menilai suatu proses pelaksanaan rencana, mengenai ada atau tidak
adanya suatu penyimpangan, dan tercapai atau tidak tercapainya
sasaran yang telah ditetapkan dengan berdasarkan rencana yang
telah dibuat. Fungsi evaluasi ini ditujukan pada suatu objek tertentu
dan dalam periode tertentu pula. Misalnya diadakan proses
evaluasi dalam pelaksanaan proyek agribisnis yang dilaksanakan
selama satu tahun. Pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab
dalam fungsi evaluasi ini diantaranya adalah hambatan-hambatan
apa saja yang dihadapi dalam pelaksanaannya dan bagaimana
hasilnya? (Said dan Intan, 2001).

2. Aspek finansial

Aspek keuangan atau finansial merupakan aspek yang


digunakan untuk menilai keuangan perusahaan secara keseluruhan.
Aspek keuangan memberikan gambaran yang berkaitan dengan
keuntungan perusahaan, sehingga merupakan salah satu aspek yang
sangat penting untuk diteliti kelayakanya.
a. Kebutuhan Dana Dan Sumbernya
Dana diklasifikasikan atas dasar aktiva tetap
berwujud seperti tanah, bangunan, pabrik dan mesin-mesin serta
aktiva tetap tidak berwujud seperti paten, lisensi, biaya-biaya
pendahuluan dan biaya-biaya sebelum operasi. Disamping aktiva
tetap, dana juga dibutuhkan untuk modal kerja, yang diartikan
sebagai modal kerja bruto (menunjukkan semua investasi yang
diperlukan untuk aktiva lancar).

Beberapa sumber dana yang penting antara lain:

1) Modal pemilik usaha yang disetorkan.


2) Saham yang diperoleh dari penerbitan saham dipasar
modal.
3) Obligasi yang diterbitkan oleh perusahaan dan diterbitkan
dipasar modal.
4) Kredit yang diterima dari bank.
5) Sewa guna (leasing) dari lembaga non-bank.
b. Aliran Kas (Cash Flow)

Penerimaan dan pengeluaran kas ada yang bersifat rutin dan


adapula yang bersifat insidential. Sumber -sumber penerimaan kas
dapat berasal dari:
1) Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap, atau
adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan
penerimaan kas.
2) Adanya emisi saham maupun penambahan modal oleh pemilik
dalam bentuk kas.
3) Pengeluaran surat tanda bukti utang serta bertambahnya utang
yang diimbangi dengan penerimaan kas.
4) Berkuarangnya aktiva lancar selain kas yang diimbangi dengan
adanya penerimaan kas, misalnya berkurangnya peersediaan
barang dagangan karena adanya penjualan secara tunai.
5) Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga, atau deviden.

Sedangkan pengeluaran kas dapat disebabkan oleh


transaksi-transaksi berikut:

a) Pembelian saham atau obligasi dan aktiva tetap lainnya.


b) Penarikan kembali saham yang beredar dan pengembalian kas
perusahaan oleh pemilik perusahaan.
c) Pembayaran angsuran atau perluanasan utang.
d) Pembelian barang dagangan secara tunai.
e) Pengeluaran kas untuk membayar deviden, pajak, denda, dan
lain sebagainya.

Transaksi yang tidak mempengaruhi uang kas anatara lain


adalah:

1) Adanya pengakuan atau pembebanan depresiasi, amortisasi,


dan deplesi terhadap aktiva tetap, 'intangible assets' dan
'warting assets'.
2) Adanya pengakuan kerugian piutang baik dengan membentuk
cadangan piutang maupun tidak dan adanya penghapusan
utang tak tertagih.
3) Adanya penghapusan atau pengurangan nilai buku dari aktiva
yang dimiliki serta penghentian penggunaan aktiva tetap
karena telah habis susut atau sudah tidak dapat dipakai lagi.
4) Adanya pemabyaran deviden dalam bentuk saham (stock
devidend), adanya pembatasn penggunaan laba serta adanya
penilaian kembali aktiva tetap yang ada.

c. Biaya Modal (Cost of Capital)


1. Biaya Utang.
Biaya utang untuk jangka panjang maupun jangka pendek
dapat dihitung misalnya dengan menggunakan konsep present
value.
2. Biaya Modal sendiri
a. Biaya Saham Preferen. Saham preferen memberikan
penghasilan berupa deviden yang tetap kepada pemiliknya
yang diambilkan dari laba bersih setelah pajak.
b. Biaya Saham Biasa. merupakan suatu tingkat keuntungan
minimal yang harus diperoleh suatu investasi yang
dibelanjaioleh saham biasa.
c. Biaya Laba ditahan. Pada prinsinya sama dengan biaya dari
saham biasa. Bedanya, untuk biaya saham biasa
memilikifloatation cost, yaitu biaya yang dikeluarkan untuk
melaksanskan proses saham, sedangkan menggunakan dana
dari laba yang ditahan tidak memerlukan baiaya.
a. Initial dan Operational Cash Flow
1. Initial Cash Flow adalah arus kas yang digunakan untuk
membeli aktiva tetap pada saat bisnis pertama kali dijalankan.
Contoh : membeli peralatan dan bahan untuk budidaya bunga
kol.
2. Operational Cash Flow adalah arus kas yang terjadi pada saat
dijalankan seperti terdapat Aktiva lancar, CIF dan COF.
Contoh : biaya operasional, bensin atau bahan bakar untuk
pengangkutan, makan pekerja.
b. Analisis Kepekaan (Sensitivity Analysis)
Pada saat kita menganalisis perkiraan arus kas di masa datang,
kita berhadapan dengan ketidakpastian. Akibatnya, hasil perhitungan
dapat menyimpang jauh dari kenyataanya. Ketidakpastian itu dapat
menyebabkan berkurannya kemampuuan suatu proyek bisnis dalam
beroperasi untuk menghasilkan laba bagi perusahaan.

c. Penilaian dan Pemilihan Investasi


1. Metode penilaian investasi
Metode Payback Period (PP) adalah suatu periode yang
diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi (initial
cahs investment) dengan menggunakan aliran kas.
Metode Internal Rate of Return (IRR). Metode ini
digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau
penerimaan kas, dengan pengeluara investasi awal.
Metode Net Present Value (NPV). yaitu selisih
anatara Present Value dari investasi dengan nilai sekarang dari
penerimaan-penerimaan kas bersih (aliran kas operasional maupun
aliaran kas terminal) di masa yang akan adatang.
Metode Profitability Index (PI). Pemakain metode PI ini
caranya adalah dengan menghitung melalui perbandinngan antara
nilai sekaarang (present value) dari rencana penerimaan-
penerimaan kas bersih di masa yang akan datang dengan nilai
sekarang (present value) dari investasi yang telah dilakukan.

2. Pilihan Leasing atau Beli


Apabila dijumpai suatu kondisi untuk menjawab apakah
untuk pengadaan sesuatu, misalnya mesin produksiakan dilakukan
melalui leasing atau beli, bagaimana menentukannya? dari
kepentingan penyewa (lessee), biaya untuk leasing dapat dihitung
dengan Net Adventage of Leasing (NAL)
3. Urutan Prioritas
Proses pengurutan prioritas ini memiliki beberapa skenario.
Lima diantanya dipaparkan berikut ini:
a. Skenario Mutually Exclusive (saling meniadakan). Skenario
inidipakai jikasuatu proyek A dipilih, maka proyek lain harus
tidak di pilih.
b. Skenario Contigency (saling terkait). Skenario ini dipakai jika
suatu proyek A yang dipilih, maka proyek B (atau mungkin ada
proyeklain) harus diikutsertakan pula.
c. Skenario Independence (saling bebas). Skenario ini, walaupun
jarang dijumpai, digunakanjika suatu proyek A dianggap yang
paling layak direalisasikan, tidak ada hubugan dengan proyek
B (atau proyek lainnya) yang juga layak direalisasikan.
d. Skenario Capital Budget Constrain (keterbatasan finansial).
Jika, ada beberapa proyek yang layak untuk di bangun tetapi
dana tidak mmencukupi untuk membangun seluruh proyek,
tentunya yang akan direalisasikan hanya satu atau beberapa
proyek yang memenuhi syarat saja, seperti: ketiga persyaratan
diatas, ketersediaan dana, rencana sisa dana yang terkecil, dan
nilai NPV proyek yang paling baik.
e. Skenario Cost Effectiveness (Biaya Efektif). Pengurutan
proyek-proyek dengan cara didasarkan padasumber daya yang
mendesak untuk segera dimanfaatkan, seperti misalnya tenaga
kerja yang menganggur.

3. Aspek Pemasaran
Segmentasi pasar untuk sayuran bunga kol sendiri masih
terbuka, hal ini didapat dari survey pasar-pasar di sekitar jogja
bahwa ketersediaan bunga kol masih belum memenuhi permintaan
yang ada. Konsumen yang dapat dituju untuk menjual bunga kol
ini seperti pedagang sayur dipasar, warung makan disekitar UMY
dan ibu rumah tangga yang sekiranya mau membeli bunga kol ini.
Persaingan dalam penjualan bunga kol ini dapat dikatakan cukup
tinggi karena banyaknya suplier yang mengambil kembang kol dari
petani-petani dalam jumlah banyak yang kemudian dijual ke
pengecer yang ada dipasar. Namun, karena pemintaan yang cukup
tinggi bunga kol yang akan dijual masih akan dibeli untuk
memenuhi permintaan tersebut.

4. Aspek Lain-Lain
Kendala yang mungkin terjadi pada usaha bunga kol ini
datang dari aspek budidaya dan pascapanen. Kendala dari aspek
budidaya dapat berupa serangan hama dan penyakit yang
berdampak pada turunnya kualitas bunga kol atau bahkan jumlah
produksinya. Alternatif pemecahan masalahnya adalah
mengendalikannya dengan pestida jika hama melebihi ambang
batas ekonomi. Selain itu kendala dari aspek budidaya adalah
terjadinya hujan atau panas matahari yang berlebih. Hal ini dapat
menyebabkan tanaman mati jika tergenang air atau kekeringan.
Maka alternatif solusi jika panas matahari berlebih adalah
melakukan penyiraman dengan frekuensi tinggi. Sedangkan jika
hujan berkepanjangan maka pembuatan bedengan harus sesuai dan
memastikan sistem drainase berjalan dengan baik. Untuk aspek
pascapanen sendiri kendala yang mungkin ada adalah bunga kol
yang layu atau kering karena terlalu lama dipenyimpanan dan
belum dibeli. Maka alternatif solusinya adalah menemukan
pembeli setidaknya 1 hari sebelum panen agar pembeli
mendapatkan bunga kol segar dan harga jualnyapun tidak turun.
Hal ini juga dapat menjadi alternatif pemecahan masalah
persaingan karena pembeli sudah pasti, jadi persainganpun tidak
terlalu tinggi dan bunga kol pasti akan laku.
III. METODELOGI

A. Tempat dan Waktu


Usaha ini dilaksanakan di Sewon karena lahan tersebut milik
Bapak Wahid yang lahannya dapat di sewa untuk melakukan usaha
budidaya Kembang Kol. Usaha ini dilaksanakan selama 2 bulan yaitu
dimulai bulan Februari sampai bulan April terhitung sejak dikeluarkannya
surat turun penelitian dari Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah
Yogyakarta.
B. Bahan dan Alat

Usaha ini memerlukan alat seperti cangkul, sabit, sprayer, dan lain-
lain. Sedangkan bahan yang diperlukan antara lain, yaitu: lahan, pupuk
(kendang, urea, TSP, SP-36, KCL/ZA, lainnya), ZPT, dan pestisida
(fungisida, bakterisida, insektisida, nematisida, lainnya).

C. Metode
1. Metode Deskriptif Analisis
Metode ini berusaha memberi arti terhadap data dengan
menggambarkannya sesuai keadaan teraktual. Data tersebut
disusun, dianalisis, dijelaskan kemudian diambil kesimpulannya.
2. Tabulasi Data
Tabulasi data dimaksudkan sebagai pengelompokkan data-
data berdasarkan kriteria tertentu, sehingga data yang dikumpulkan
menjadi tidak rancu. Data ini didapatkan dari penerimaan usahatani
dalam semusim panen.
3. Pendapatan
Perhitungan pendapatan diperoleh dari penerimaan
usahatani dikurangi dengan biaya yang dikeluarkan.
4. Analisis R/C
Analisis R/C rasio dilakukan untuk mengetahui efisiensi
usahatani yang diperoleh dari perbandingan antara penerimaan
usahatani dengan biaya usahatani.
Pembudidayaan tanaman kol yang akan dilaksanakan
mempunyai metode kerja dengan melibatkan seluruh bagian di
dalam organisasi. Berdasarkan job description yang telah
dirumuskan, metode yang dilakukan untuk budidaya tanaman
tanaman kol, yaitu:

a. Pembuatan strategi kerja mulai dari produksi hingga penjualan


produk tanaman kol
b. Perencanaan finansial dan sumber daya manusia untuk
optimalisasi produksi dan keuntungan.
c. Persiapan kebutuhan produksi, pengolahan dan alat pemasaran.
d. Proses produksi.
e. Pengolahan hasil produksi.

D. Pelaksanaan / Tata Cara


1. Persiapan Lahan
Pengolahan pada tanah hendaknya tanah disterilisasi dari rumput-
rumput liar maupun sisa-sisa perakaran tanaman. Penggemburan tanah
dilakukan dengan cara mencangkul tanah supaya tanah-tanah yang padat
bias menjadi longgar, sehingga pertukaran udara dalam tanah menjadi
baik, oksogen dapat masuk ke dalam tanah dan gas-gas yang meracuni
akar dapat teroksidasi. Selain itu dengan longgarnya tanah maka akar
tanaman dapat bergerak dengan bebas menyerap zat - zat makanan di
dalamnya (Anonim. A, 2009). Tanah yang telah diolah selanjutnya dapat
dibentuk menjadi bedengan - bedengan dan parit. Bedengan - bedengan
tersebut berfungsi sebagai tempat penanaman bibit yang telah disemai,
sedangkan parit atau selokan berfungsi sebagai saluran irigasi dan
drainase. Sistem budidaya dengan menggunakan mulsa plastik hitam
perak, dapat memberikan hasil yang lebih tinggi dan lebih baik
dibandingkan dengan yang tidak menggunakan mulsa plastik hitam perak.
Adapun keuntungannya penggunaan mulsa tersebut adalah:
a. Apabila penanaman dilakukan pada musim hujan, maka mulsa
plastik tersebut dapat melindungi tanah dari curah hujan sehingga
tanah tidak terlalu basah dan dapat menghindarkan terjadinya
pemadatan tanah akibat curahan air hujan
b. Dapat menjaga keadaan suhu tanah dan kelembabannya, sehingga
dapat meningkatkan pertumbuhan dan pembentukan massa bunga
c. Dapat mengurangi penguapan air, sehingga dapat mencegah
terjadinya kekeringan pada tanaman
d. Dapat mencegah tumbuhnya gulma atau rumput - rumputan sehingga
tanaman tidak terganggu pertumbuhannya, dapat memantulkan sinar
matahari sehingga dapat mencegah perkembangan hama. Dapat
menjaga dan mempertahankan kegemburan tanah, sehingga akan
dapat tumbuh dengan baik, demikian pula organisme tanah yang
bermanfaat juga dapat tumbuh dan berkembang. (Anonim. A, 2009).

2. Pengadaan Benih dan Pembibitan


Pengadaan benih dapat dilakukan dengan cara membuat sendiri atau
membeli benih yang telah siap tanam. Pengadaan benih dengan cara
membeli akan lebih praktis, petani tinggal menggunakan tanpa jerih payah.
Sedangkan pengadaan benih dengan cara membuat sendiri cukup rumit. Di
samping itu, mutunya belum tentu terjamin baik (Cahyono, 2003). Kubis
bunga diperbanyak dengan benih. Benih yang akan diusahakan harus
dipilih yang berdaya tumbuh baik. Benih kubis bunga sudah banyak dijual
di toko-toko pertanian. Untuk mendapatkan kubis yang baik maka biji
disemaikan terlebih dahulu hingga dewasa baru dipindah ke lapangan.
Setelah benih disebar (disemai), biasanya pada umur 4 – 5 hari kemudian
sudah tumbuh menjadi bibit kecil. Pada umur 10 – 15 hari setelah sebar
benih, bibit telah berdaun 1 – 2 helai dapat segera dipindahkan ke dalam
polibag. Kubis bunga yang siap dipindahkan ke lahan adalah bibit yang
sudah berdaun 3 – 4 helai.
Pesemaian dibuat dengan maksud membantu tanaman muda yang
masih lemah agar lebih mudah dirawat. Sinar matahari yang terik, hujan
lebat, kekurangan air dan lain sebagainya relatif dapat dihindari (Sutarya,
1995).
3. Penanaman

Penanaman Bibit kubis bunga yang disemai dapat langsung


dipindahkan pada lahan setelah umur 10 – 15 hari setelah tanam dan
ditanam dengan jarak tanam 50 x 50 cm. Waktu tanam yang baik adalah
pagi hari pukul 06.00 – 10.00 atau sore hari antara pukul 15.00-17.00 saat
penguapan air oleh pengaruh sinar matahari dan temperatur udara tidak
terlalu tinggi. Bibit di dalam bumbung daun pisang ditanam langsung
tanpa membuang bumbungnya. Jika digunakan bumbung kertas berplastik
atau polibag, bibit dikeluarkan dengan cara membalikkan bumbung dan
mengeluarkan bibit dengan hati-hati tanpa merusak akar. Satu bibit di
tanam di dalam lubang tanam dan segera disiram sampai tanah menjadi
basah benar. Selesai penanaman, segera diairi sampai basah benar, baik
dengan cara disiram (Cahyono, 2001).

4. Pemeliharaan Tanaman

Kegiatan pokok pemeliharaan dalam budidaya tanaman kubis


bunga meliputi tahapan penyulaan, penyiraman, penyiangan dan
penggemburan tanah, pemupukan, penutupan massa bunga (curd),
pengendalian hama dan penyakit, serta pemanenan.

a. Penyulaman
Jika ada tanaman yang rusak atau mati, penyulaman dapat
dilakukan sampai sebelum tanaman berumur kira-kira 2 minggu.
b. Penyiraman
Bunga kol mempunyai sistem perakaran yang dangkal
sehingga perlu pengairan yang rutin, terutama dimusim kemarau.
Hal yang terpenting adalah menjaga agar tanah tidak kering atau
kekurangan air. Waktu pemberian air sebaiknya pagi atau sore hari.
Pada musim kemarau, pengairan perlu dilakukan 1 – 2 kali sehari,
terutama pada fase awal pertumbuhan dan pembentukan bunga
(Rukmana, 1994).
c. Penyiangan
Biasanya setelah turun hujan, tanah di sekitar tanaman
menjadi padat sehingga perlu digemburkan. Sambil
menggemburkan tanah, juga dapat melakukan pencabutan rumput-
rumput liar yang tumbuh. Penggemburan tanah ini jangan sampai
merusak perakaran tanaman. Kegiatan ini biasanya dilakukan 1
kali seminggu (Anonim. B, 2009). Untuk membersihkan tanaman
liar berupa rerumputan seperti alang - alang hampir sama dengan
tanaman perdu, mula - mula rumput dicabut kemudian tanah
dikorek dengan gancu. Akar - akar yang terangkat diambil,
dikumpulkan, lalu dikeringkan di bawah sinar matahari, setelah
kering rumput kemudian dibakar (Sugeng, 1981).

d. Pemupukan Susulan

Pemupukan adalah pemberian zat - zat makanan yang


diperlukan oleh tanaman untuk pertumbuhan dan pembentukan
hasil. Pemupukan susulan ini merupakan pemupukan yang kedua
setelah pemupukan dasar yang dilakukan pada saat pengolahan
tanah. Sehingga pemupukan tahap ini dikenal sebagai pemupukan
susulan yang besifat memberikan makanan tambahan berupa zat
makanan (hara) atas kekurangan pada pemupukan dasar, dan
berupa pemberian zat makanan (pupuk) yang disesuaikan dengan
tingkat pertumbuhan tanaman (Suteja, 2002). Jenis pupuk yang
diberikan adalah NPK ini sangat perlu diberikan karena dapat
menambah kekurangan unsur hara NPK yang terdapat pada pupuk
kandang dan di dalam tanah, sedangkan jumlah pupuk NPK dalam
jumlah yang cukup untuk tanaman baik bagi pertumbuhan dan
pembentukan hasilnya (Cahyono, 2001).
e. Penutupan Massa Bunga (Curd)

Kegiatan penutupan massa bunga dilakukan khusus pada


budidaya tanaman kubis bunga. Massa bunga ditutup dengan
daunnya, penutupan massa bunga ini bertujuan untuk menghindari
massa bunga dari pengaruh sinar matahari secara langsung,
sehingga massa bunga tetap berwarna putih bersih dan berkualitas
baik. Massa bunga yang tidak ditutup dan terkena sinar matahari
secara langsung akan berkualitas rendah, yaitu berbercak - bercak
atau berbintik - bintik coklat kehitaman dan mudah rusak
(Rukmana, 1994).

5. Pengendalian OPT
Organisme pengganggu tanaman (OPT) khususnya hama dan
penyakit merupakan salah satu faktor pembatas dalam peningkatan
produksi kubis-kubisan di Indonesia. Misalnya saja, kehilangan hasil
akibat serangan hama ulat tritip (Plutella xylostella L.) , ulat grayak
(Spodoptera sp.) dan kutu daun (Aphis brassicae). Untuk penyakit yang
banyak menyerang tanaman kubis bunga antara lain, penyakit akar
bengkak (Plasmodiopora brassicae), penyakit bercak hitam, penyakit
busuk lunak (busuk basah) (Tjahjadi, 1996).

6. Pemanenan
Pemanenan merupakan kegiatan memetik hasil produksi tanaman
yang dilakukan pada umur yang tepat. Pada tanaman kubis bunga bagian
tanaman yang dipetik sebagai hasil panen yang utama adalah massa
bunganya. Pada pemanenan kubis bunga harus diperhatikan umur panen
tanaman, umumnya pada umur 50 – 60 HST. Cara pemanenan massa
kubis bunga sangat sederhana, yaitu dengan memotong tangkai bunga
bersama dengan batang dan daun - daunnya dengan menggunakan sabit
atau pisau. Pemotongan sebagian batang dan daun - daunnya hendaknya
dilakukan jangan terlalu dekat dengan tangkai bunganya, yaitu sepanjang
kurang lebih 25 cm atau mendekati permukaan tanah (pangkal batang).
Waktu pemanenan kubis bunga yang baik adalah pagi atau sore hari saat
cuaca yang cerah (tidak mendung atau hujan) (Cahyono, 2001).

7. Pasca Panen

Beberapa kegiatan Pasca Panen antara lain adalah ( Ditjen, 2009):


a. Pembersihan dengan cara menyingkirkan/membuang kotoran dan
menyingkirkan komoditas lain yang tidak penting terbawa.
b. Sortasi dilakukan untuk memisahkan, penggolongan berdasarkan
kualitas dan keseragaman dengan berdasarkan prinsip keseragaman
ukuran berat, bentuk, sifat permukaan, warna dan tingkat
kematangan.
c. Penyimpanan dilakukan dengan pendinginan untuk mempertahan
kualitas produk, memperpanjang umur pengendalian, laju
transpirasi, resprasi, infeksi penyakit/jamur serta mempertahankan
produk dalam keadaan yang paling berguna bagi konsumen. Selain
itu penyimpanan bertujuan untuk menghindari anjloknya harga
akibat melimpahnya sayuran kembang kol dipasaran hingga
harganya kembali stabil.Kemasan dilakukan untuk melindungi atau
untuk mengawetkan produk sayuran (kembang kol), tempat atau
wadah yang digunakan pengemasan terdiri dari peti kayu atau
keranjang, baik yang terbuat dari anyaman bambu atau dari bahan
Styofoam dan Plastik Wrapping. Pengemasan ini sangat penting,
karena merupakan penunjang bagi tramsportasi, distribusi, dan
merupakan bagian dari usaha untuk mengatasi persaingan dalam
pemasaran. Syarat-syarat pengemasan diantaranya adalah:
 Bahan yang dipakai tidak mengandung zat yang dapat
mengganggu kesehatan manusia.
 Cocok dengan jenis sayuran yang akan di kemas (kembang
kol)
 Menjamin sanitasi dan syarat-syarat kesehatan
8. Pemasaran
Pemasaran merupakan kegiatan penting yang dilakukan dalam
proses usahatani, karena hasil dari budidaya pertanian pada akhirnya akan
dipasarkan untuk mendapatkan hasil atau keuntungan. Strategi pemasaran
dilakukan dengan mengikuti beberapa kegiatan, yaitu pengumpulan,
pengembangan dan penyebaran.
Kegiatan pemasaran produksi pertanian yang dilakukan PT.
Sumber Makmur dilakukan dengan menjual langsung ke pedagang pasar
lokal dan langsung ke konsumen. Penjualan tanaman bunga kol dilakukan
dengan menjualnya ke pasar, warung makan dan konsumen lainnya
dengan harga Rp 11.000/kg. Penjualan tanaman bunga kol dilakukan
dengan menjual ke pasar, yaitu pasar gamping dan pasar niten yang dijual
ke beberapa pedagang. Selain menjual ke pasar, tanaman kol dijual
langsung ke konsumen seperti warga UMY dan warung makan.
E. Variabel Pengamatan
1. Hasil Utama
Hasil utama dari bunga kol adalah bunga yang dapat
dimanfaatkan sebagai bahan masakan. Dari hasil survey dan
wawancara beberapa narasumber bunga kol per kilogramnya dijual
dengan harga Rp. 11.000/kg dengan perkiraan produksi dari bunga
kol yaitu 245 kg satu kali panen. Jadi, 245 kg dengan harga Rp.
11.000/kg memperoleh perhitungan dari hasil utama Rp.
2.695.000.
2. Hasil Sampingan
Produk samping adalah satu atau beberapa produk yang
bernilai total relatif kecil dan diproduksi secara berbarengan
dengan produk yang mempunyai nilai lebih besar. Limbah
pertanian biasanya hanya dibuang sia-sia, padahal limbah pertanian
seperti daun dari bunga kol ini jika dijual di daerah Bantul dapat di
manfaatkan untuk bahan masakan dari makanan khas jogja yaitu
gudeg. Sesuai hasil survey lahan dan hasil wawancara yaitu daun
dari bunga kol di jual per kilogramnya dengan harga Rp. 2.000/kg
dengan perkiraan produksi hasil sampingan/daun yaitu 10 kg satu
kali panen. Jadi, 10 kg dengan harga Rp. 2000/kg memperoleh
perhitungan dari hasil sampingan Rp. 20.000.
3. Perkiraan Harga Input & Output
Harga input yang mempengaruhi per satu kali panen yaitu
tenaga kerja, benih, jumlah penyiangan per meter, pempupukan
dan lain-lain. Untuk menentukan harga output yang mempengaruhi
per satu kali panen yaitu penjualan hasil utama dan sampingan.
 Hasil utama diperkirakan memperoleh 245 kg per satu kali
panen dengan harga Rp. 11.000/kg
245 kg x Rp. 11.000 = Rp. 2.695.000, -
 Hasil sampingan diperkirakan memperoleh 20 kg daun bunga
kol dengan harga Rp. 2.000/kg
10 kg x Rp. 2.000 = Rp. 20.000,-
F. Analisis Finansial

Uraian Vol Sat Harga/sat Jumlah


Sewa lahan 36 m2 2.000 120.000
Bahan: - Benih 3 Pack 18.000 54.000
-Pupuk: -Kandang 40 Kg 6.000/kg 48.000
- Urea
-TSP 1 Kg 2000 2000
- SP-36 1 Kg 2000 2000
- KCL/ZA 1 Kg 6000 6000
- Lainya
- ZPT 250 Ml 42.000 42.000
- Pestisida:- Insektisida: 50 Ml 30.000 30.000
- fungisida 50 Ml 25.000 25.000
- Bakterisida
- Nematisida
- Lainnya
Alat : - Cangkul 3 Buah 55.000/buah 15.000
- Sabit 2 Buah 60.000/buah 10.000
- Sprayer 2 Buah 25.000/buah 3.400
- Sekop 2 Buah 10.000/buah 1.600
- lain-lain 2 Buah 15.000/buah 10.000
Tenaga Kerja : - Penanaman 1 HKO 50.000/HKO 50.000
- Pengolahan Tanah 1 HKO 50.000/HKO 50.000
- Pembuatan bedeng / 1 HKO 50.000/HKO 50.000
- Pembibitan 1 HKO 50.000/HKO 50.000
- Pemeliharaan 3 HKO 50.000/HKO 150.000
- Pemupukan
- Penyiangan
- Pembumbunan
- Penyemprotan
- Penyulaman
- Panen 3 HKO 50.000/HKO 150.000
- Pasca Panen: 3 HKO 50.000/HKO 150.000
- Sortir/ grading
- Angkut 1 Angkut 60.000 60.000
- Pembersihan
Total 1.424.500
Hasil - Utama 245 Kg 11.000/kg 2.695.000
- Sampingan: 10 Kg 2.000/kg 20.000
Total 2.715.000

Kelayakan Usaha Hortikultura

1. Keuntungan
TR= 2.715.000 FC = 150.000 VC= 921.000
TC= VC+FC
= 150.000+921.000
= 1.071.000
Keuntungan = 2.715.000-1.071.000= 1.644.000
Layak, karena keuntungan lebih dari 0

2. Revenue cost ratio (R/C)


TR/TC= 2.715.000/1.071.000
= 2,53
Layak, karena R/C lebih besar dari 1

3. Produktvitas modal
Keuntungan/ TC x 100%
= 1.644.000/ 1.071.000 x 100%
= 1,53 x 100% = 153%
Bunga pinjaman bank sebesar 24/ tahun, 4% per 2 bulan. Usaha ini dikatakan
layak karena produktivitas modalnya lebih besar dari 2 bulan bunga pinjaman
bank.
4. Produktivitas tenaga kerja
Keuntungan/ ∑ Tenaga kerja (HKO)
= 1.644.000/ 14
= 117,428 HKO
Usaha ini dinyatakan layak karena produktivitas tenaga kerja lebih besar dari
UMS (50.000)

5. Produktifitas lahan
= 20.000.000/ 10.000(Ha per meter)
= 2.000/ tahun
= 1.644.000/ 2.000
= 822 per 2 bulan

6. BEP harga
TC/Q = 1.071.000/245= 4.371
Layak karena BEP lebih besar dari harga jual

7. BEP produksi
TC/P= 1.071.000/ 11.000= 97
Jadi untung mendapat keuntungan maka produksi ahrus lebih besar dari 97 kg

8. BEP volume penjualan


FC 921.000
= =
1− VS⁄S 1− 150.000⁄2.715.000

= 921.000/ 0,995= 925,628


= 925,628/ 11.000= 84,15
IV. JADWAL PELAKSANAAN

Februari Maret April


Kegiatan I II III IV I II III IV I II III IV

Persiapan Alat dan Bahan


Pengolahan Lahan
Pembuatan Bedengan dan Pemasangan
Mulsa
Pembibitan
Penanaman
Pemeliharaan :
- Pemupukan
- Penyulaman
- Penyiangan Gulma
- Penyiraman
- Pengendalian OPT
Panen
Pasca Panen
Pemasaran
V. ORGANISASI PELAKSANA

A. Profil Perusahaan

Nama Perusahaan : PT. Sumber Makmur


Jenis Tanaman Budidaya : Tanaman Kol
Lokasi : Gamping, Sleman, Yogyakarta
Luas Lahan : 100 m2

B. Struktur Organisasi

Manajemen sumber daya manusia (SDM) didefinisikan sebagai pendekatan


strategis dan koheren dengan pengelolaan orang-orang yang bekerja secara
individu dan kolektif berkontribusi pada pencapaian tujuannya. Tujuan
manajemen sumber daya manusia adalah untuk memastikan bahwa organisasi
mampu mencapai keberhasilan melalui orang yang bekerja di dalam organisasi.
Penempatan tiap bagian dalam struktur organisasi dilakukan dengan pertimbangan
manajemen modal manusia yang berkaitan dengan kemampuan dan keterampilan
orang yang ditempatkan di dalam struktur organisasi. Struktur organisasi yang
diajukan yaitu :

Direktur
Rizal Dean A.

Manajer SDM Manajer


Manajer Manajer
Produksi Hasian Pemasaran Keuangan
Khoirunisa Wafa Sakti H.
Diyah Dwi A. Miranda Ajeng
Aziz Alkautsar Retno Dwi
Annisa Puji A Arief Rahman
Kuntari
C. Deskripsi Pekerjaan

Tiap bagian di dalam struktur organisasi mempunyai wilayah kerja masing-


masing. Wilayah kerja dibagi untuk efektifitas dan efisiensi kerja dalam
menjalankan perusahaan. Deskripsi wilayah kerja dan fungsi pada tiap bagian di
dalam struktur organisasi adalah :
a. Direktur sebagai kepala perusahaan merupakan jabatan paling tinggi di
perusahaan. Mempunyai fungsi sebagai sumber pemberi keputusan dalam
perusahaan, mengkoordinasi seluruh bagian yang berada dibawahnya, serta
merencanakan program kerja secara keseluruhan di dalam perusahaan mulai
dari proses produksi hingga pemasaran.
b. Bagian Produksi mempunyai wilayah kerja sebagai pengelola kegiatan
produksi atau menghasilkan barang. Proses produksi ini mulai dari
pengolahan lahan, pemeliharaan dan pemanenan. Fungsi bagian produksi
yaitu menghasilkan barang yang merupakan komoditas yang diusahakan
perusahaan. Bagian produksi mengusahakan jumlah produk yang optimal.
c. Manajer Sumber Daya Manusia (SDM) berfungsi untuk mengatur berbagai
topik seperti manajemen kinerja, kesehatan karyawan, kompensasi,
pengembangan organisasi, keamanan, komunikasi karyawan dan hal-hal lain
yang berkaitan dalam keberlangsungan usaha.
d. Bagian Pemasaran melaksanakan penjualan produk ke konsumen. Bagian
pemasaran mempunyai wilayah kerja menentukan target konsumen, serta
mengusahakan produk terjual dengan keuntungan maksimal.
e. Keuangan mempunyai lingkup kerja yaitu pengelolaan keuangan perusahaan.
Keuangan dilakukan saat pengelolaan dan pencatatan transaksi keluar-masuk
uang yang mengalir diseluruh bagian di perusahaan.
VI. POTENSI KHUSUS

A. Peluang Komersial
Produk dari bunga kol ini sangat diminati atau memiliki peluang pasar
yang baik khususnya pasar di daerah Bantul dan sekitarnya, namun di daerah
Bantul sendiri masih sedikit sekali petani yang membudidayakan bunga kol.

B. Peluang Patent/Haki
Produk hortikultura khususnya bunga kol ini banyak dicari oleh para
konsumen sebagai bahan olahan segala macam masakan, karena mempunyai
kandungan gizi yang banyak. Sehingga bunga kol ini memiliki peluang besar
untuk mempunyai hak patent.

C. Peluang Legalitas
Peluang untuk mendapatkan legalitas usaha sangat tinggi karena produk
hortikultura khususnya bunga kol ini, di budidayakan yang memenuhi syarat GAP
(Good Agricultural Practices).
Layout Lapangan

Keterangan :
1. Luas lahan : 100 m2
2. Lebar Bedengan : 2 m
3. Panjang bedengan : 9 m
4. Jarak antar bedengan : 50
cm
Daftar Pustaka
Anonim. A, 2009. Teknologi Budi Daya Tanaman Pangan.
http://www.iptek.net.id/ind/teknologi_pangan/index.phd?id=203. Diakses
tanggal 9 Desember 2018.
B, 2009. Budidaya Kubis Bunga. http://www.budidaya furniture.blogshot.com.
Diakses pada tanggal 9 Desember 2018.
Balai Pertanian dan Perkebunan. 2016. Statistik Hortikultura Provinsi Jawa
Tengah 2016. http://statistika.holtikultura.go.id. Diakses tanggal 9
Desember 2018.
Cahyono, B. 2001. Kubis Bunga dan Broccoli. Kanisius. Yogyakarta.
Ditjen Hortikultura. 2009. Panen dan Pasca Panen Kembang Kol
http://www.google.co.id,blogs.unpad.ac.id. Di Akses Tanggal 12
Desember 2018.
Downey, W.D dan Erickson. 1992. Manajemen Agribisnis. Edisi
Kedua.Terjemahan R
Ganda dan A Sirait. Erlangga. Jakarta.Hasibuan, Malayu. 1996. Manajemen,
Dasar, Pengertian, dan Masalah. Toko Gunung. Agung. Jakarta.
Indonesia Jakarta.Sutarya. 1995. Pedoman Bertanam Sayuran Dataran Rendah.
Universitas Gajah Mada Press. Yogyakarta.
Kementrian Pertanian Badan Penyuluh dan Pengembangan Sumber Daya Manusia
Pertanian. 2017. Meraih Keuntungan dari Tanaman Bunga Kol Dataran
Rendah. http://cybex.pertaniian.go.id. Diakses tanggal 10 Desember
2018.
Libang. 2018.Budidaya Tanaman Sayuran.
http://jambi.litbang.pertanian.go.id/eng/images/PDF/bookletsayuran10.pd
f. Di akses Tanggal 12 Desember 2018.
Nur. 1996. Hama dan penyakit tanaman. Kanisius. Yogyakarta.
Pracaya, 2000. Kol alias kubis. Penebar swadaya. Jakarta. Rukmana, R. 1994.
Budidaya Kubis Bunga dan Broccoli. Kanisius. Yogyakarta. Sugeng,
1981. Bercocok tanam sayuran. Aneka ilmu. Semarang.
Said G, Rachmiyanti dan M Z Muttaqin. 2001. Manajemen Teknologi Agribisnis.
Ghalia.
Suteja, M. 2002. Pupuk dan cara pemupukan. PT. Rineka cipta. Jakarta. Tjahjadi,

Anda mungkin juga menyukai