Anda di halaman 1dari 18

PERSIAPA BAHAN TANAM

KOMODITI KARET
Kelompok 2
Pengelolaan Tanaman Perkebunan 02
Dosen Pengasuh : Nanda Mayani, SP., MP
Anggota:
1.CHAIRUMAN HAFIZH
2.FAQIH ABDI HIDAYAT
3.DIMAS HARIO
4.AKBAR WIRYA DINATA
5.NAUFAL ADLI
6.MUHAMMAD DION DIKA
7. ASYRAF AUFA
8. PUTRA AL HAFIZ
Sejarah Karet

Tanaman karet (Hevea brasilensis) berasal dari


negara Brazil. Tanaman ini merupakan sumber utama
bahan tanaman karet alam dunia. Jauh sebelum
tanaman karet ini dibudidayakan, penduduk asli
diberbagai tempat seperti : Amerika Serikat, Asia dan
Afrika Selatan menggunakan pohon lain yang juga
menghasilkan getah
Lanjutan...

Tanaman karet pertama kali dikenalkan di


Indonesia sekitar tahun 1864 pada masa
penjajahan Belanda. Kemudian
berkembang dan menjadi tanaman yang
ditanam dalam kapasitas yang besar,
sehingga menjadi perkebunan komersil.
Pada tahun 1897, Pemerintah Hindia
Belanda mengeluarkan pengumuman
untuk menanam tanaman berharga
Lokasi Pembibitan

Tempat yang idelal sebaiknya berada di wilayah


dengan temperatur udara rata-rata 24–18ºC
dengan curah hujan rata-rata 1.500–2.000 mm
per tahun. Setiap harinya, paling tidak sinar
matahari terpapar sempurna selama 5–7 jam.
Tanaman karet juga memerlukan tingkat
kelembaban yang tinggi untuk tumbuh,
Intensitas sinar baik dan terbuka, aman dari
kebanjiran dan pencuri
Kebutuhan Air Bibit Karet
Bibit karet akan mengalami kematian jika tidak mendapat air
yang cukup. Penyiraman sebaiknya dilakukan sebanyak dua kali
sehari (pada pagi dan sore hari) atau tergantung pada keadaan
iklim (jika hari hujan tidak perlu dilakukan penyiraman). Jika
mengandalkan iklim tanaman karet akan tumbuh optimum pada
lingkungan :
1. Curah hujan sekitar 2000 mm/tahun atau 125-150 hari hujan
pertahun
2. Suhu udara 20-34 °C dengan rata-rata perbulannya 25-28 °C
3. Kelembapan udara sekitar 80% dengan kecepatan angin
sedang
4. Intensitas matahari tinggi selama 2000 jam pertahun dengan
lama penyinaran 6 jam perhari
Kebutuhan kecambah karet
Tipe perkecambahan benih karet adalah
hypogeal, dimana munculnya radikula diikuti
dengan pemanjangan
plumula. Hipokotil tidak memanjang keatas
permukaan tanah sedangkan kotiledon tetap
berada di dalam kulit biji dibawah permukaan
tanah. Biji karet juga tergolong rekalsitran
(viabilitas biji yang cepat menurun) dan tidak
tahan terhadap kekeringan (akan mati bila
kadar air dibawah 12%) serta tidak
mempunyai masa dormansi.
Salah satu faktor yang mempengaruhi
kebutuhan kecambah karet yaitu lingkungan
tumbuh. Lingkungan tumbuh dapat berupa
media tumbuh bibit. Media tumbuh yang baik
adalah media yang mampu
menyediakan air dan unsur hara dalam jumlah
cukup bagi pertumbuhan bibit, Media tumbuh
tanaman merupakan salah satu faktor yang
harus diperhatikan sebab media tumbuh
tanaman mempengaruhi pertumbuhan dan
perkembangan tanaman untuk mendapatkan
hasil yang optimal.
Penggunaan bahan tanaman karet unggul merupakan modal

KRITERIA
utama dalam menentukan keberhasilan usaha perkebunan
karet. Mutu benih yang digunakan sangat menentukan
keberhasilan usaha ini. Untuk mendapatkan benih unggul

KECAMBAH secara masal dalam jumlah banyak diperlukan peranan


penangkar benih. Dalam menghasilkan benih karet yang
baik dan benar diperlukan kebenaran benih batang bawah,
benih batang atas dan tanggung jawab dari penangkar benih
dalam mengelola pembibitannya. Untuk memenuhi
kebutuhan benih karet unggul harus memenuhi enam tepat
yaitu mutu, jenis, varietas, waktu, lokasi dan jumlah yang
diperlukan waktu sebelum tanam.
Selain itu juga benih unggul karet yang akan disebar
harus memenuhi persyaratan mutu yaitu mutu
genetik, fisiologik dan fisik. Sehingga mutu benih
yang dihasilkan oleh para penangkar merupakan
cermin dan tanggung jawabnya dalam menghasilkan
benih dan merupakan keberhasilan dalam program
revitalisasi karet nasional.
Persentase perkecambahan pada biji karet yang diberi
perendaman air dan tanpa diberi perendaman air
selama 12 jam menunjukkan persentase
perkecambahan yang berbeda . Perbedaan tersebut
dapat dilihat pada jumlah biji karet yang
berkecambah, dimana biji karet yang mengalami
perkecambahan lebih banyak pada biji yang direndam
air (85%) dibanding tanpa diberi perendaman (65%).
Salah satu faktor penyebab terjadinya perbedaan
persentase perkecambahan diduga karena terdapat
beberapa biji yang digunakan
Rata-Rata Hari Tumbuh Kecambah (%) Demikian juga hari ke-17 stelah semai dimana
Biji karet membutuhkan waktu selama 21 hari untuk biji yang terinduksi sebesar 85% untuk biji yang
berkecambah, dan apabila tidak segera ditanam akan diberi perendaman dan 65% untuk biji yang tidak
terjadi penurunan daya tumbuh. Biji karet yang diberi perendaman.
diberikan perendaman air akan mengalami
pertumbuhan kecambah yang lebih cepat
dibandingkan biji karet yang tanpa direndam air. Pada
biji yang dilakukan perendaman air, kecambah sudah
muncul 60% pada umur 7 hari setelah semai,
sedangkan pada biji yang tidak direndam air
kecambah baru muncul 40% pada umur 7 hari setelah
semai

Perendaman biji karet dengan menggunakan air


selama 12 jam mampu menginduksi perkecambahan
lebih cepat pada umur 7 hari setelah semai, dimana
biji yang berkecambah sebanyak 60% pada biji yang
diberi perendaman air sedangkan biji yang tidak
diberi perendaman air hanya mampu terinduksi
sebesar 40%.
Perlakuan kecambah benih
karet
1. Biji yang sudah diseleksi dihamparkan di lantai dan tidak
boleh terkena sinar matahari langsung.
2. Penyimpanan benih dilakukan dalam ruang pendingin pada
suhu 70-100 ºC,
3. Biji yang akan dikirim jarak jauh dikemas dalam kantong
plastik berlubang dan diberi serbuk gergaji yang disiram
fungisida
4. Kemasan tersebut diberi label yang jelas dengan informasi:
klon, jumlah biji, tanggal pemungutan biji, daya kecambah,
sumber biji, dan perlakuannya
5. Sedangkan pengiriman melalui jalan darat, kantong plastik
dikemas dalam peti, sedangkan untuk pengiriman lewat udara,
kantong plastik dimasukkan dalam karung goni baru
Perlakuan kecambah benih
karet
6. Entres yang baru panen: kedua ujungnya dicelupkan dalam
cairan lilin untuk mempertahankan kesegarannya, diberi
tanda klon, dibungkus dalam pelepah batang pisang, dan
disimpan di tempat yang teduh
7. Stum mata tidur: Bibit yang telah dicabut bagian atasnya
dipotong pada ketinggian 5-7 cm di atas pertautan okulasi.
8. Bekas potongan diolesi dengan TB 192 atau paraffin.
9. Akar tunggang disisakan minimal 35 cm dan akar lateral 5-
10 cm
Pada pembibitan awal (pre nursery) meliputi persiapan
media tanam, penanganan kecambah, pelaksanaan

Pre-Nursery
penyemaian, program pemupukan, penyiraman,
pengendalian gulma, pengendalian hama dan penyakit serta
seleksi bibit.

Pre-Nursery berlangsung selama 3 bulan di polibeg kecil.


Kecambah dipelihara di dalam bedengan yang
dinaungi dan dipagar. Penyiraman Rotasi 2 kali sehari.

Pada tahapan Pre Nursery (Pembibitan Awal), beberapa hal


yang sangat diperhatikan adalah penyiraman. Penyiraman
kecambah yang telah ditanam di polybag harus disiram dua
kali sehari, karena setiap bibit memerlukan 0,1 – 0,25 liter/
penyiraman.
Hal Yang Harus Diperhatikan Saat Melakukan
Pembibitan Awal (prenursery)

• Pre nursery dapat dilakukan pada bendengan dengan tinggi hingga 35 cm


atau bibit ditanam dalam polybag dengan media tanah yang berasal dari top
soil yang sudah dibersihkan.
• Lokasi yang dijadikan sebagai tempat penyemaian dalam pre nursery yaitu
dekat sumber air dan jalan, areal rata dengan drainase baik, jauh dari
gangguan ternak, serta di dalam areal yang akan ditanami.
• Pengendalian gulma pada pre nursery dilakukan dengan menyiangi gulma
yang ada pada babybag tanpa ada ketentuan waktu penyiangan.
• Pengendalian hama dan penyakit pada pre nursery dilakukan setiap satu
minggu sekali dengan menggunakan insektisida dan fungisida.
• Seleksi bibit dilakukan dengan cermat untuk memastikan bahwa bibit yang
akan dipindahkan ke main nursery adalah bibit yang baik, sehat dan tidak
terkontaminasi dengan penyakit.
Main- nursery yaitu bibit dari pembibitan awal (pre-nursery)

Main- nursery
dipindahkan ke dalam polibag dengan ukuran 40 x 50 cm
atau 40 x 60 cm setebal 0,11 mm yang berisi 15-30 kg tanah
lapisan atas yang diayak, Untuk memperoleh hasil yang
optimal, jarak tanam karet yang direkomendasikan adalah 6
m x 3 m atau jumlah populasi sekitar 550 pohon per ha.
Pembuatan lubang tanam dibuat dengan ukuran 40 cm x 40
cm x 40 cm dan disiapkan minimal 2 minggu sebelum
penanaman. - Pembuatan lubang tanam dilakukan dengan
meng-gunakan cangkul tanah. Tanah bagian bawah (sub-
soil) dipisahkan dengan dengan tanah bagian atas (top-soil).
Waktu Penanaman tanaman karet dilakukan pada awal
musim penghujan, yang pada umumnya dimulai pada
bulan September, sehingga saat tersebut merupakan awal
yang baik/optimal untuk memulai penanaman dan harus
berakhir sebelumPenanaman dilakukan dengan
memasukkan bibit ke tengah-tengah lubang tanam.

Arah mata okulasi diseragamkan menghadap gawangan


pada tanah yang rata, sedangkan pada tanah yang
berlereng mata okulai diarahkan bertolak belakang dengan
dinding teras. - Kemudian bibit ditimbun dengan tanah
bagian bawah (sub-soil) dan selanjutnya dengan tanah
bagian atas (top-soil).
TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai