Anda di halaman 1dari 12

1.

Persemaian (Nursery) adalah tempat atau areal untuk kegiatan memproses benih


(atau bahan lain dari tanaman) menjadi bibit/semai yang siap ditanam di lapangan.
Persemaian memiliki pengertian  yang juga sama dengan kegiatan Pembibitan. Kegiatan
di persemaian merupakan kegiatan awal di lapangan dari kegiatan penanaman hutan
karena itu sangat penting dan merupakan kunci pertama di dalam upaya mencapai
keberhasilan penanaman hutan.

Sebenarnya penanaman benih ke lapangan dapat dilakukan secara langsung (direct


planting) dan secara tidak langsung yang berarti harus disemaikan terlebih dahulu di
suatu lokasi persemaiaan. Penanaman secara langsung ke lapangan biasanya dilakukan
apabila biji-biji (benih) tersebut berukuran besar dan jumlah persediaannya melimpah.
Dengan pengecualian jika ukuran benih besar tetapi kalau jumlahnya terbatas, maka
benih tersebut lebih baik disemaikan terlebih dulu. Sementara jenis benih yang lazim
disemaikan yaitu benih yang berukuran kecil,  dan tumbuh cukup rapat, diperlukan
perlakuan khusus untuk dapat bertunas untuk berkecambah. Biasanya dilakukan untuk
benih yang viabilitas berkecambah yang rendah.

Pre Nursery (Pembibitan Awal)

Illustrasi Pembibitan Sawit Dalam Polybag | Sumber Foto : Wicaksono Blog


Pembibitan Awal (Pre Nursery) merupakan tempat kecambah tanamanan kelapa sawit
(Germinated seeds) ditanam dan dipelihara hingga berumur 3 bulan. Selanjutnya, bibit
tersebut akan di pidahkan kepembibitan utama (main nursery). Pembibitan pre nursery
dilakukan sealam 2-3 bulan, sedangkan pembibitan main nursery selama 10-12 bulan. 

Bibit akan siap tanam pada umur 12 bulan ( 3 bulan di pre nursery dan 9-11 bulan di
main nursery ). Beberapa pertimbangan yang harus terintegrasikan dalam
rencanapembibitan, di antaranya biaya pembibitan pre nursery dan main
nursery,transportasi menuju lokasi, kemudahan komunikasi, dan pembuatan jalan
control.

Main Nursery (Pembibitan Utama)

Pembibitan Utama (Main Nursery) merupakan penempatan bibit yang sudah lepas dari
kecambah, dan siap untuk ditanam. Bibit ini harus sudah siap ditempatkan pada lokasi-
lokasi yang strategis, seperti halnya harus bebas genangan atau banjir dan dekat dengan
sumber air untuk penyiraman. Debit dan mutu air yang tersedia harus baik.

Areal pembibitan sebisa mungkin rata atau memiliki kemiringan maksimum 5%, tempat
terbuka atau tanah lapang, dan lapisan topsoilcukup tebal (25 cm). Letak lokasi main
nursery dekat dengan area yang akan di tanam dan harus jauh dari sumber hama dan
penyakit.
Sekilas tentang penjelasan Pre-Nursery dan Main Nursery ini akan menjelaskan pada
artikel selanjutnya tentang proses dan penentuan lokasi tanam, kondisi hama dan cara
menangani bibit dari ancaman hama yang bisa kapan saja menyerang.

Pre nursery merupakan pembibitan awal dilakukan selama kurang lebih 3 bulan, pada
pembibitan awal kecambah ditanam pada kantong plastik berukuran 14 x 22 cm dengan
tebal 0,10 mm, kantong plastik dilubangi keliling untuk perembesan kelebihan air pada
waktu penyiraman bibit. Tanah untuk mengisi kantong plastik harus digemburkan
dahulu, setelah kantong plastik diis, kantong plastik disusun pada bedengan dengan
ukuran lebar 160 cm dan panjang disesuaikan dengan keadaan tanah. Jarak antar
bedengan 80 cm berfungsi untuk jalan pemeliharaan, pengawasan, dan pembuangan air
yang berlebihan saat penyiraman atau waktu hujan (Setyamidjaja, 2006).

Pada tahap pre nursery, naungan atau pelindung bisa berupa pohon hidup atau
naungan yang terbuat dari daun kelapa sawit. Naungan ini dipertahankan sampai
kecambah berdaun 2-3 helai. Selama 3 bulan di pre nursery jenis pupuk yang biasa
digunakan adalah larutan urea dengan konsentrasi 0,1-0,2% (1-2 gram/ liter air untuk
100 bibit). Frekuensi pemupukan seminggu sekali (Sunarko, 2007).

Sistem pembibitan main nursery dilakukan pada media polybag. Polybag yang berisi
media tanam harus tetap terjaga kelembabannya agar perkecambahan bibit sawit yang
diperoleh berhasil dengan baik. Secara normal, biji kelapa sawit tidak dapat
berkecambah dengan cepat, karena adanya sifat dormansi. Jika benih langsung ditanam
pada tanah atau pasir maka presentase daya kecambahnya setelah 3-6 bulan hanya 80%
(Sianturi, 2001).

Pembibitan di main nursery memerlukan lahan yang lebih luas karena bibit ditanam
pada jarak yang lebih besar. Pembibitan harus terbuka bebas dari gulma dan terkawal
dari gangguan hewan liar, ternak dan lain-lain. Tempat yang diduga asal sumber hama
seperti semak-semak di sekitar pembibitan (Syamsulbahri, 1996).

Pemindahan bibit dari pre nursery ke main nursery dapat dilakukan pada saat bibit
berumur 3-3,5 bulan atau telah berdaun 3-4 helai. Umur tersebut merupakan standar
baku yang dianggap paling baik untuk menentukan waktu pindah ke main nursery
(Widiastuti dan Darmono, 2000).

Tujuan pre Nursery : 

Agar pemeliharaan semai lebih mudah karena arealnya lebih kecil, 

Menghemat pengisian polybag besar (karena sudah diseleksi di persemaian)

Memberikan waktu yang cukup bagi pengisian media tanah pada polybag besar di main
nursery.

Areal pre nursery harus satu kompleks dengan areal main nursery, akan tetapi diluar
dari jangkauan penyiraman main nursery.

Persiapan Pemindahan Bibit ke Lapangan

1) Pemutaran bibit (rotating) Bibit diputar pada tempatnya dua minggu sebelum
dikirim ke lapangan. Setelah bibit diputar harus disiram air dengan cukup setiap hari
sampai waktu pengiriman ke lapangan

Perlakuan Bibit untuk Persiapan Pengangkutan Menjelang persiapan tanam bibit


dikumpulkan rapat, setiap kelompok terdiri 100-200 bibit. Bibit disusun satu lapis di atas
truk dan disiram sebelum berangkat ke lapangan

2) Bibit berumur 10-12 bulan (terhitung sejak kecambah) merupakan saat yang
terbaik untuk dipindahkan ke lapangan.  Hal-hal yang perlu dilakukan sebelum
pemindahan tersebut adalah :

1.    Dua minggu sebelum ditanam bibit diputar di tempat untuk memutuskan akarnya
yang menembus kantong.
2.    Pengangkutan ke lapangan harus per jenis.  Artinya dalam satu kendaraan harus
dimuat bibit dari jenis yang sama.  Bibit diangkat dengan tangan bertopang pada dasar
kantong, dan jangan sekali-kali berpegangan pada lehernya saja.

3.    Lokasi pengeceran bibit harus sudah ditentukan melalui peta detail penanaman
yang harus sudah tersedia.

4.    Bibit harus disiram berat sebelum pengangkutannya ke lapangan.

5.    Jika ada largebag yang pecah, sebelum ke lapangan harus diperbaiki dan diikat.

6.    Bibit yang telah lewat umur, daunnya terlebih dahulu dipangkas sebelum ditanam
dengan tujuan mengurangi penguapan.

PERSEMAIAN PADI SAWAH

Untuk memperoleh bibit padi sawah dapat dilakukan dengan cara persemaian basah
dan kering. Pemilihan metode persemaian tergantung dengan jumlah benih yang
disemai atau kebiasaan petani setempat. Umur bibit yang siap dipindahkan atau
ditanam bergantung pada metode tanamnya apakah umur 15 - 21 hari, atau metode SRI
yang memerlukan bibit umur 7 - 10 hari, ataupun metode Hazton yang memerlukan
bibit tua (25 - 35 hari semai).

PERSEMAIAN BASAH

Persemaian basah memiliki kelebihan yaitu dapat menampung benih dalam jumlah
besar. Persemaian basah memiliki beberapa kekurangan yaitu:

Memerlukan tempat yang luas sehingga waktu yang dibutuhkan dan tenaga kerja yang   
lebihan banyak dalam menyiapkan media;

Pengontrolan bibit padi yang kurang terpantau;

Untuk mencabut dan memindahkan bibit dari persemaian ke lahan sawah memerlukan
tenaga kerja yang lebih banyak.

Lokasi persemaian sebaiknya dalam hamparan yang luas agar mudah pemeliharaannya
dan diupayakan dekat dengan sumber air dan memiliki drainase yang baik serta aman
dari gangguan bianatang, mudah diairi, dan persemaian terkena sinar matahari langsung
tetapi tidak dekat dengan sinar lampu yang dapat mengundang serangan hama dimalam
hari.

Tahap Persemaian Basah

Tanah untuk persemaian diolah dengan cara dibajak dan digaru serta diberi pupuk
organik sampai tanah dalam kondisi melumpur sedalam kira-kira 20 cm. Bedengan
persemaian dibuat lebar 1,0 - 1,5 m setinggi sekitar 10 cm dan panjangnya bervariasi
tergantung keadaan lahan.  

Benih yang telah direndam dan diperam kemudian ditabur merata. Saat tabur benih
kondisi persemaian macak - macak. Setelah bibit tumbuh perlu dilakukan pemupukan
jika bibit kurang subur dengan menggunakan urea dosis 40 gram/m2. Apabila terserang
hama maka perlu dikendalikan. Jika tidak ada Urea dapat diganti dengan pupuk yang
disemprotkan melalui daun.

5 hari setelah benih ditabur, persemaian diairi setinggi kira - kira 1 cm selama 2 hari.
Setelah itu persemaian diairi terus menerus setinggi kira - kira 5 cm.

Sebelum bibit dicabut lahan persemaian perlu digenangi air selama 1 hari antara 2 - 5
cm agar tanah menjadi lunak sehingga bibit mudah dicabut dan tidak rusak

Persemaian basah juga dapat dibuat modifikasi sistem dapok untuk memudahkan saat
penanaman. Cara persemaian sistem dapok sebagai berikut:

Guludan dibuat berukuran lebar 1,0 - 1,2 m memanjang sesuai lahan. Guludan/         


bedengan dialas plastik, karung atau daun pisang agar akar tidak tembus ke dalam     
tanah.
Cetakan dapok dapat dibuat dari reng seng berukuran panjang sekitar 180 cm dan lebar
80 cm. Cetakan dapok disekat menjadi 12 bagaian berukuran 30 x 40 cm. Cetakan
ditaruh di atas guludan yang telah dialas

Media semai dibuat dari campuran tanah, pupuk organik dan sekam padi dengan
perbandingan 7:2:1 kemudian diaduk rata. Setelah media dapok selesai diisi kemudian

diratakan.

Benih padi yang sudah diperam ditabur merata.

Persemaian disiram air kemudian ditutup dengan daun pisang, karung atau terpal untuk
menghindari burung.

Pada umur 5 hari penutup persemaian dibuka. Aplikasikan pupuk urea di persemaian
pada iumur 7 hari dengan dosis 40 gram/m2.

Bibit siap dipindahkan sesuai metode tanam yang dipilih.

PERSEMAIAN KERING

Persemaian kering memiliki beberapa kelebihan yaitu:


Mudah menyiapkan media semai;

Mudah dalam perawatannya;

Mudah dalam pencabutan bibit dan tidak memerlukan waktyu yang lama;

Mudah dibawa ke sawah saat pindah tanam;

Tenaga kerja yang diperlukan sedikit.

Kelemahannya kurang dapat menampung benih dalam jumlah besar. Tetapi jika mau
meluangkan tambahan sedikit tenaga kerja, maka semaian kering tidak hanya bisa untuk
metode SRI yang membutuhkan bibit yang sedikit, tetapi juga dapat digunakan untuk
tanam 2 -3 bibit per lubang tanam.

Tahapan Pembuatan Semaian Kering

a.  Persiapan Wadah Semai

Untuk wadah semai dapat menggunakan plastik/daun pisang/sak semen/nampan


plastik/besek bambu atau keranjang. Jika menggunakan plastik, daun pisang atau sak
semen maka dihamparkan di tanah. Kemudian semua bagian sisinya ditahan
menggunakan batang kayu agar tanah yang digunakan untuk persemaian dapat ditahan
dengan baik.

b.  Persiapan Media Semai

Media semai dapat menggunakan tanah dicampur pupuk organik dengan perbandingan
3:1. Pastikan pupuk organik yang digunakan benar - benar matang karena dapat
mempengaruhi pertumbuhan tanaman. Cara mengecek pupuk organik matang atau
tidak adalah dengan memasukan pupuk organik ember yang berisi air. kemudian tunggu
sampai pupuk mengendap dan lihat, jika bening berarti pupuk organik matang dan siap
digunakan. Kemudian media semai dimasukan ke dalam wadah semai dan diratakan.
c.  Persiapan Media Semai

Benih yang sudah direndam dan diperam disebar merata di permukaan media dengan
kepadatan 0,6 - 0,7 kg/m2. Siram dengan air secukupnya. Kemudian tutup persemaian
dengan karung plastik atau terpal atau daun pisang. 

d.  Pemeliharaan

Setelah benih tumbuh kira - kira 2 cm (4 hari setelah semai) penutup dibuka.
Penyiraman dilakukan 2x sehari (melihat kondisi cuaca). Setelah tutup dibuka maka
penyiraman dilakukan 1 hari sekali. Bibit siap ditanam sesuai metode tanam yang dipilih.

PERSEMAIAN KERING MENGGUNAKAN SAK SEMEN

e.  Pengangkutan dan Pencabutan

Bibit siap ditanam cukup dibawa dengan wadahnya jika menggunakan wadah selain
daun pisang. Pencabutan benih tidak memerlukan banyak tenaga kerja.  

Naungan

Fungsi naungan :

a) Untuk melindungi tanaman muda terhadap sengatan terik matahari dan jatuhnya air
hujan deras.

b) Untuk menyediakan intensitas sinar matahari yang sesuai dengan kebutuhan


tanaman muda.

c) Mencegah terjadinya penguapan yang terlalu besar pada tanaman muda.


d) Mengatur sinar matahari yang masuk ke pembibitan hanya berkisar antara 30 - 60%
saja.

e) Menciptakan iklim mikro yang ideal bagi pertumbuhan awal bibit.

f) Menghindarkan bibit dari sengatan matahari langsung yang dapat membakar daun-
daun muda.

g) Menurunkan suhu tanah di siang hari, memelihara kelembaban tanah, mengurangi


derasnya curahan air hujan dan menghemat penyiraman air.

Pindah Lahan
Bibit siap tanam apabila telah tumbuh norml baik daun maupun akar, dengan
ciri-ciri:
- Akar telah keluar dari lubanaung polybag.
- Daun 2-3 lembar (tergantung jenis tanaman)
- Batang sudah Kaku.
Untuk penanaman sebaiknya lahan telah dipersiapkan lebih dahulu agar bibit
tidak terlambat.
Karena bibit yang terlambat dapat menyebabkan pertumbuhannya kerdil.
Sebenarnya teknik menyemai sangat banyak tetapi yang paling mudah dan
bagus adalah teknik menyemai seperti yang di atas, karena dengan demikian
kita akan mudah dan bisa memprediksi hasil panen nanti jika kita berhasil
dalam persemaian maka kemungkinan besar kita juga akan berhasil memanen,
karena ada juga penyakit yang menyerang dari awal persemaian atau bahkan
dari benihnya itu sendiri, maka dari itu di perlukan persemaian agar kita bisa
menanam benih tersebut yang sehat dan bibit yang bermutu atau super karena
dengan adanya persemaian kita bisa memilih bibit - bibit yang unggul dan
berkualitas nantinya.

Tapi ingat, tidak semua bibit tanaman harus disemai terlebih dahulu, lho. Wortel,
kacang-kacangan, dan bayam adalah beberapa jenis tanaman yang tidak perlu
disemai sebelum ditanam.
Sebelum ditanam dilahan atau dipot, benih sayuran biasanya disemai terlebih dahulu.
Penyemaian merupakan kegiatan menyiapkan bibit dengan menanam biji dimedia
persemaian. Alasan kita melakukan penyemaian karena suhu akan lebih stabil,
kelambaban terjaga dan jumlah sinar matahari yang masukpun akan terkontrol, oleh
karena itu benih yang berada ditempat persemaian akan lebih terjaga dan
pertumbuhanya akan lebih optimal. Sehingga pada saat dipindah tanam benih akan
tumbuh dengan baik. Ada beberapa tanaman yang perlu disemaikan dan ada juga
tanaman yang tidak perlu disemaikan atau ditanam secara langsung, berikut ini akan
kami uraikan tanaman yang apa sajakan yang cocok di semai terlebih dahulu dan
tanaman yang ditanam secara langsung

Jenis Sayuran Yang Akan Disemai

Ada benih sayuran yang bisa ditanam langsung dipot atau dilahan  dan adapula yang
sebaiknya harus disemai terlebih dahulu dimedia persemaian. Sayuran yang dapat
ditanam langsung diantaranya pare, oyong, kacang panjang, kecipir, buncis, mentimun,
bayam cabut dan kangkung. Benih yang sebaiknya disemai terlebih dahulu misalnya
aneka jenis selada, aneka jenis sawi-sawian, kalian, tomat, cabe, terong dll. persemaian
dibuat memang dibuat untuk menyemaikan biji yang sulit ditanam secara langsung
dalam lahan atau didalam pot. Setelah proses penyemaian benih akan siap untuk
beradaptasi dengan media tanam yang permanen misalkan dilahan, dipot ataupun
dengan metode yang lain misalkan hidroponik atau aquaponik.

Syarat media yang baik untuk pesemaian, antara lain :


a. Tidak mengandung racun atau zat-zat yang dapat menghambat
perkecambahan
b. Dapat menyediakan air dalam jumlah yang memadai selama proses
perkecambahan
c. Media pesemaian harus menyediakan nutrisi bagi pertumbuhan bibit
d. Media pesemaiann harus dapat menyediakan oksigen yang cukup selama
proses perkecambahan
e. Media pesemaian harus dapat memberi peluang yang sama (homogen)
selama 
    proses perkecambahan
f. Media pesemaian tidak mudah rusak selama proses perkecambahan.
 

Anda mungkin juga menyukai