Anda di halaman 1dari 21

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon

M Agung Hadi Saputro

I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Untuk memenuhi permintaan kayu yang semakin
meningkat dan untuk mempercepat upaya rehabilitasi lahan
kritis,

diperlukan

jenis

jenis

tanaman

yang

cepat

tumbuhnya dan mempunyai nilai ekonomi tinggi. Salah satu


diantara jenis tanaman kayu kayuan adalah jenis tanaman
sengon (Paraserianhes Falcataria) yang dahulu dikenal
dengan Albizia (Albazia Falcataria)
2. Sifat Sifat Ilmiah
Sengon ( Paraserianhes falcataria ) termasuk familia
Mimasaeae. Tinggi pohon dapat mencapai 45 m dengan
garis tengah 100 cm. tajuk merata diatas, tipis dan melebar
terbentuk perisai, berdaun jarang, batangnya tidak berbanir,
kulit

licin,

berwarna

kelabu

muda.

Bentuknya

bulat

memanjang agak lurus dan sampai 20 m bebas cabang.


Susunan akar yang meluas dan dalam terdapat bintil
bintil akar yang dapat mengikat zat lemas bebas dari udara
menjadi

persenyawaan

sehingga

dapat

memperbaiki

kesuburan tanah. Berbuahnya sepanjang tahun terutaman


bulan juli sampai dengan september.
3. Persyaratan Tumbuh
a. Iklim
Sengon dapat tumbuh dari mulai pantai sampai
ketinggian 1.500 m diatas permukaan laut, bahkan pada
1

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

tempat yang tingginya 1.600 m diatas permukaan laut


masih dapat tumbuh, akan tetapi pertumbuhan yang
optimal pada umumnya adalah 0-800 m diatas permukan
laut, dengan suhu rata rata 22 - 29 derajat celsius.
Tumbuh baik ditempat tempat yang mempunyai
iklim basah sampai agak kering yaitu yang paling sedikit
15 hari hujan dalam 4 bulan kering. Di Indonesia sengon
dapat tumbuh baik dengan rata rata curah hujan
pertahun 1.500 4000 mm dengan musim kering 0 3
bulan.
b. Tanah
Tumbuhan tropik ini dapat tumbuh ditanah tanah
kering maupun lembab atau agak masam, tumbuh baik
pada tanah tanah yang belum hancur. Tanaman sengon
meskipun

dapat

tumbuh

diberbagai

macam

tanah,

pertumbuhannya akan lebuh baik jika ditanam pada tanah


tanah yang mengandung hara mineral yang cukup,
dengan struktur dan tekstur tanahnya baik dan pada
tanah yang mempunyai PH ( reaksi tanahnya ) asam
netral (umumnya 5 7 )

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

II. PEMBIAKAN
Pembiakan bisa dengan :
a. Biji dan benih
Kulit

biji

tebal

mengandung

gelatin

perawatan

pendahuluan dengan cara :


-

Merendam biji dengan air mendidih selama +3 menit,


kemudian dengan air dingin selama 24 jam,

perbandingan air : biji = 4 : 1


Direndam dalam H2SO4 pekat 90 % selama (15 - 20 )

menit kemudian dicuci


Ujung biji diampelas.

b. Stump akar
Ukuran stump akar diameter ( 0,5 2,5 ) cm.
-

bagian atas 5 cm
bagian akar 20 cm

c. Cangkok
Pencakokan bisa dilaksanakan setelah percabangan
keluar banyak, tanaman berumur 2 tahun.

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

III. PEMBUATAN PERSEMAIAN


Untuk mendapatkan bibit unggul diperlukan biji yang
berkualitas tinggi dan sehat, sistem persemaian sentral
permanen (PSP).
Sistem

PSP

diupayakan

dengan

peralatan

yang

modern ; kebun persemaian / tegakan benih, penggunaan


pupuk /hormon tumbuh ; obat-obatan dan tenaga khusus.
Karena

penggunaan

bibit

unggul

dapat menjamin

tanaman dengan kualitas tinggi sehingga berpengaruh


terhadap produksi.
Bibit yang akan ditanam dapat dengan bibit dari persemaian
atau stump.
a. Syarat-syarat tempat persemaian :
-

Lapangan harus datar dan bila tempatnya miring maka

derajat kemiringan tempat jangan melampaui 5 %.


Mudah memperoleh air sepanjang tahun.
Tanah subur.
Bukan tempat yang bebas pengembalaan
Letak persemaian dekat dengan jalan angkutan agar
memudahkan pengangkutan dan pengamanan.
Disamping itu juga dekat dengan Desa untuk
memudahkan

b. Pembuatan Bedengan
1. Bedengan penaburan benih
-

Tanah bedengan ringan, halus perlu ditambah pasir

dan ditinggikan 15 cm dari tanah.


Ukuran bedengan : ( 5 x 1 ) m.

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

Bentuk : segi empat, dimana pinggirnya diperkuat


dengan bambu, bata merah atau kayu agar tanah

didalamnya tidak berhamburan keluar.


Letak bedengan : Utara ke Selatan dan antara lajur
bedengan dengan bedengan lain dibuat jalan kecil
selebar 45 cm. Setiap 5 sampai 10 bedengan dibuat

jalan inspeksi selebar 60-100 cm.


Bedengan dibuat atap naungan dan sedapat mungkin

menghadap ke timur.
Dipinggir jalan inspeksi atau disekeliling penyemaian
dapat

ditanam

antara

lain

tanaman

Leucaena

Calliandra, Tephrocia dan sebagainya.


1.1 Cara penaburan benih

Benih ditabur didalam larikan dengan kedalaman 1

cm, jarak antara larikan 5 cm


Banyak benih yang ditabur lebih kurang 200 gram
dengan pengharapan akan menghasilkan bibit

sebanyak 6.300 bibit dengan daya kecambah 75


Sebelum ditabur, benih disiram dengan air
mendidih ( 45oC-100oC ) dan direndam selama 24

jam.
Setelah ditabur selama 2 4 hari benih mulai
berkecambah

1.2 Waktu penaburan benih

- Benih disemai bulan Agustus, untuk penanaman


bulan Desember / Januari.

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

- Benih disemai bulan Januari sampai Februari,


sedang penanaman dilakukan dengan seeling atau
stump musim hujan berikutnya.

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

2. Bedengan Penyapihan benih.


Penyapihan benih dilakukan setelah batang tanaman
mengandung kayu dan kelopak biji sudah terlepas, yaitu
pada umur ( 1 1,5 ) bulan setelah tumbuh.
Ukuran bedeng penyapih

Bentuk

Segi empat, membujur ke arah

( 5 x 1 ) m.

utara, selatan.
Tanah yang dikehendaki gembur, halus dan ringan,
diberi pupuk kandang. Penyapihan benih ada 2 macam, Yaitu
:
2.1 Benih dari bedeng persemaian dipindah langsung ke
bedeng sapih.
-

Lamanya benih dipetak penyapihan memakan waktu


(2,5 3 ) bulan kemudian sudah bisa ditanam

dilapangan.
Bagi benih yang dipetak penyapihan memakan waktu
lama lebih dari 3 bulan. Penanaman dapat dilakukan
dengan stump.

2.2. Benih dimasukkan dalam kantong plastik


-

Kantong Plastik dengan diameter 10 cm dengan


panjang ( 15 20 ) cm diberi lubang dan diisi tanah

yang gembur.
Benih dari bedeng persemaian langsung dipindah
kekantong plastik dikerjakan dengan hati-hati,
kemudian baru bisa dipindah ke lapangan.

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

PEMELIHARAAN BIBIT
Penyiraman dilakukan 1-2 kali sehari dari jam 06.00-08.00,
baik yang ada dibedeng tabur atau bedeng sapih.
Perumputan tetap dilakukan terlebih bila banyak rumput
yang tumbuh.
IV. TEKNIK PENANAMAN
A. Persiapan Lapangan
1. Penataan Lapangan
Penataan
pengaturan

areal

temapt

penanaman
dan

dimaksudkan

waktu,

regester

untuk

tanaman,

pengawasan dan untuk keperluan pengelolaan lebih


lanjut.
2. Pembersihan Lapangan
Sebelum dilakukan penanaman lokasicalon lubang
penanaman

dibersihkan

dari

sisa

tanaman

atau

rerumputan.
3. Pembuatan lubang tanaman dan penentuan jarak
tanam
Pembuatan lubang tanaman dengan ukuran lubang
minimal 30 x 30 x 30 cm dan ditengah lubang diberi ajir
dengan diameter 2 cm tinggi 1 m. waktu pembuatan
lubang

tanaman

satu

bulan

penanaman. Lebih

baik

setiap

menjelang

dilakukan

lubang diberi

pupuk

kandang ( kompos ) yang sudah matang kurang lebih


separo / setengah dari ukuran lubang. Dan jarak lubang /

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

jarak tanam dipengaruhi oleh tujuan penanaman / jenis


kegiatan, pola tanam dan kesuburan tanah
B. Penanaman
1. Bakal Tanaman
Bakal tanaman dapat berasal dari bibit maupun
benih. Bibit adalah bakal tanaman yang terdiri atas
tanaman muda dari jenis tanaman yang dibudidayakan
dapat berbentuk stump, puteran atau cabutan. Benih
adalah bakal tanaman yang berupa biji.
2. Sistim Penanaman
- Tumpangsari
Sengon ditanam secara larikan diantara tanaman
semusim ( palawija ), yang perlu diperhatikan pada
sistem tumpangsari adalah tanaman satu ( pokok )
dan tanaman lain / sela tidak terjadi kompetisi unsur
hara dan cahaya matahari. Sistem tumpangsari adalah
suatu pemanfaatan lahan secara optimal untuk
peningkatan produktivitas lahan dan pendapatan
petani tanpa merusak sumber daya alam dan
pencegahan terjadinya erosi
- Sistem Complongan
Pembuatan tanaman sengon secara complongan yaitu
pembersihan lapangan hanya dilakukan dalam radius
cemplongan kurang lebih 1 m disekitar lubang
tanaman. Sistem ini sangat baik dilakukan pada lahan
miring yang tanahnya peka erosi.

10

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

3. Waktu Penanaman
Penanaman dilakukan setelah hujan turun pada
musim hujan, umumnya pada bulan Oktober sampai
dengan Januari. Pengamatan mulainya hujan lebat sangat
diperlukan karena bibit yang baru ditanam membutuhkan
banyak air udara lembab.
4. Pengangkutan Bibit
Bibit yang diangkut ke lapangan ( untuk ditanam )
diusahakan bibit yang sehat dan segar dan dihindarkan
dari panas matahari apabila waktu penanaman untuk
esuk harinya, supaya disimpan ditempat yang teduh dan
terlindung. Bibit berupa stump dibungkus dengan pelepah
pisang

atau

kurang

basah,

bibit

berupa

plances

ditempatkan dalam kotak atau keranjang, sedangkan bibit


yang berupa cabutan dibungkus dengan pelepah pisang.
5. Teknik Penanaman
- Penanaman bibit plances
Bibit dalam kantong plastik, sebelum ditanam terlebih
dahulu disobek plastiknya supaya tanaman tidak retak
/ pecah. Jika terdapat akar cabang atau akar tunggang
yang menerobos keluar dari tanah dalam kantong
plastik, akarnya yang keluar dipotong agar tidak
tertanam terlipat dalam lubang tanam. Kalau tidak
dipotong ukuran lubang disesuaikan dengan lebar dan
panjang akar. Menanam dengan akar tunggang terlipat
tidak dibenarkan. Bibit tanaman ditanam berdiri tegak
lurus pada lubang yang telah disiapkan pada setiap
11

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

ajir kemudian ditutup dengan tanah yang gembur


sampai leher akar. Tanah disekelilingnya ditekan dari
sampaing agar tanah menjadi padat.
C. Pemeliharaan tanaman
1. Penyiangan dan Penyulaman
Penyiangan adalah pembebasan atau pembersihan
tumbuhan

pengganggu/tanaman

yang

tidak

dibudidayakan disekitar tanaman sengon. Pelaksanaan


penyiangan 2 3 kali dalam satu tahun sampai tanaman
berumur 2 tahun. Apabila tanaman telah berumur 3 4
tahun penyiangan dilakukan 1 kali tiap tahun.
Penyulaman adalah penanaman kembali dengan jenis
tanaman yang sama sebagi pengganti tanaman yang mati
penyulaman

dilakukan

dalam

kurun

waktu

setahun

setelah tanam / tahun pertama bagi tanaman yang mati


atau merana dan waktu penyulaman hujan masih cukup.
2. Pemupukan
Pemupukan

pada

hakekatnya

adalah

untuk

menambah unsur unsur hara yang diperlukan oleh


tanaman

kedalam

tanah.

Untuk

pemupukan

sengon

dilakukan sekali sebelum penanaman dengan pupuk


kandang/pupuk kompos yang telah matang dicampur
dengan tanah halus kemudian dimasukkan kedalam
lubang tanaman. Setiap lubang diberi 5 10 kg pupuk
kandang / kompos.

12

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

Sengon mempunyai bintil bintil akar yang dapat


mengikat

zat

memperbaiki

lemas

dari

kesuburan

udara

tanah.

sehingga

dapat

Penambahan

pupuk

kompos / kandang yang diberikan menjelang tanam


dimaksudkan untuk mendorong aktivitas bakteri bintil
akar sehingga proses pertumbuhan bintil akar dapat lebih
cepat dan proses penambahan zat lemas dari udara dapat
lebih aktif/awal.
3. Pemberantasan Hama dan Penyakit
1) Penyakit Karat Puru
Serangan karat puru pada sengon ditandai dengan
terjadinya

pembengkakan

galls

pada

ranting/cabang, pucuk-pucuk ranting, tangkai daun


dan helaian daun. Gall ini merupakan tubuh buah dari
jamur.
Penyakit karat puru dapat menjadi persoalan yang
serius

dalam

pengelolaan

tanaman

sengon.

Penyebaran penyakit ini sangat cepat. Penyakit ini


menyerang

sengon

mulai

persemaian

sampai

lapangan dan pada semua tingkat umur. Kerusakan


serius bila serangan terjadi pada tanaman muda
( umur 1 2 tahun ), karena titik titik serangan
( gall ) bisa terjadi dibatang utama sehingga batang
utama rusak/ cacat, tidak dapat menghasilkan pohon
berkualitas batang yang tinggi.
Penyebab penyakit karat puru yang menyerang
tegakan

sengon

adalah

13

jamur

Uromycladium

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

tepperianum. Jamur ini dikenal sebagai jamur karat


yang menyerang lebih dari seratus spesies Accacia,
jenis jenis Paraserianthes/Albizia spp, Racosperma
spp. ( Ketiganya merupakan anggota famili Fabaceae
= Leguminosae ), menyebabkan pembengkakan ( gall
) yang menyolok pada dedaunan dan ranting pohon.
Setiap gall karat puru dapat melepaskan ratusan
sampai ribuan spora yang dapat menularkan kepohon
pohon sekitarnya dengan cepat melalui bantuan
angin. Ukuran, bentuk, dan warna gall bervariasi
tergantung bagian tanaman yang terserang dan
umur gall. Warna gall pada awalnya hijau kemudian
berubah menjadi coklat. Warna coklat indikasi bahwa
spora spora yang melimpah siap dilepaskan.
Pencegahan dan Pengendalian :
a. Untuk serangan penyakit karat puru dipersemaian,
maka semai yang menunjukkan gejala serangan
harus segera dicabut dan dimusnahkan / dibakar
b. Untuk mencegah perluasan sebaran penyakit karat
puru, perlu pengawasan yang ketat tentang
transportasi benih, bibit, dan kayu tebangan dari
daerah yang diketahui telah terserang kedaerah
yang belum terserang.
c. Pemeliharaan tanaman yang sudah ada
( pemupukan dan penjarangan ).
d. Untuk tanaman yang telah terserang, maka upaya
yang perlu dilakukan adalah menghilangkan gall
dan bagian tanaman yang terserang sedini

14

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

mungkin, sebelum gall membesar dan berwarna


coklat. Langkah selanjutnya adalah mematikan sel
sel penyakit karat puru dibagian yang terserang
agar tidak tumbuh gall lagi.
e. Untuk mematikan sel sel penyakit dibekas gall
diatas dapat digunakan spiritus, kapur, garam dan
belerang, caranya adalah sebagai berikut :
- Spiritus : Bagian tanaman yang terserang
dibersihkan dengan cara mengelupas gall
tersebut dari batang / cabang / pucuk.
Kemudian bagian tersebut disemprot/dioles
-

dengan spirtus.
Kapur dan garam ( 5 kg kapur dan 0,5 kg
garam ) dicampur dalam 5 10 lt air. Bagian
tanaman yang terserang dibersihkan dari
gallnya, kemudian disemprot/dioles dengan

campuran kapur garam.


Belerang 1 kg dan kapur 1 kg ( 1 : 1 ) dan air
10/20 lt, diaduk hingga rata. Bagian tanaman
yang terserang dibersihkan dari gallnya,
kemudian bagian tersebut disemprot / dioles

larutan belerang kapur.


f. Menghindari penanaman sengon untuk sementara,
terutama didataran tinggi yang berkabut.
g. Untuk pengendalian jangka menengah dan jangka
panjang dilakukan dengan cara rotasi tanaman dan
pemuliaan tanaman sengon.
2) Hama Ulat Kantong

15

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

Hama

ulat

kantong

Pteroma

plagiophelps

lepidoptera, Psychida ) menyerang daun daun


tanaman sengon. Hama ini tidak memakan seluruh
bagian daun, hanya parenkim daun yang lunak,
menyisakan daun bagian daun yang berlilin. Daun
daun tajuk yang terserang terdapat bercak bercak
coklat bekas aktivitas ulat. Bilamna populasi ulat
tinggi dapat menyebabkan kerugian yang serius.
Cara penanggulangannya, bila ulat tidak banyak
cukup diambil dan dimatikan, tetapi apabila tingkat
serangan

sudah

pengendalian

tinggi,

dengan

maka

perlu

menggunakan

dilakukan
insektisida

sistemik, dengan cara diinfus atau disuntikkan pada


tanaman..
Sedangkan secara musuh alami dapat menggunakan
suspensi jamur B. Bassiana dengan dosisi 25 gr/lt air.
Atau menggunakan Insektisida nabati seperti perasan
umbi gadung dosisi 125 gr/lt air
a. Kumbang serendang ( Xystrocera festiva
PASCOE )
Nama daerah : Uter-uter, Boktor wowolan,
Kumbang serendang dan Engkes engkes.
Familia : Cerambycidae
Ordo : Coleoptera.
Hama ini menyerang beberapa jenis dari familia
Leguminoceae yaitu : Albizia falcataria, Albizia

16

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

Sumatrana, Albizia stipulata, Albizia lebbeck, dan


Pithecellobium lobatum.
Yang

menyebabkan

pohon

mati

dan

bisa

diberantas dengan insektisida


b. Ulat Kupu ( Terias hecaba )
Ulat ini menggunduli daun dan bisa diberantas
dengan insektisida
-

Rayap akan menyerang bibit dipersemaian,


dapat

diberantas

dengan

insektisida

(Furadan, Curater atau jenis lain ).


Jamur akar merah ( Ganoderma psendofer
rum), Ustulina, Diplodia, Rosselinia, dapat
diberantas

dengan

fungisida

Antracol,

Dithane M 45 atau jenis lain.


D. Penjarangan
Penjarangan dimulai tanaman berumur 2 tahun dan
dilakukan setiap tahun sampai tanaman umur 9 tahun.
Sesudah umur 10 tahun tiap 3 tahun sekali dilakukan
penjarangan. Kemudian berangsur angsur dilakukan
penjarangan berikutnya sehingga diperoleh sisa tanaman 35
%. Hal hal yang perlu dipertimbangkan dalam kegiatan
penjarangan :
-

Tanaman yang pertumbuhannya kurang baik ( kerdil )


Tanaman yang kena hama / penyakit
Tanaman pertumbuhan batangnya tidak lurus/bengkok

17

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

KUALITAS KAYU
-

Kayu

Sengon (Paraserianhes falcataria ) apabila

diusahakan akan mempunyai prospek yang baik untuk


dapat meningkatkan pendapatan petani dan membuka
lapangan

kerja

dipedesaan

dapat

mendukung

pelaksanaan Penghijauan dan terciptanya daerah


-

penyangga..
Mempunyai berat jenis kayu 0,24 0,49
Ketahanan lentur 300-500 kg/cm
Berat dan keras
Kelas awet / kuat : IV-V
Tahan sampai 3 tahun pada tanah lembab, 10 tahun
dibawah atap dan sampai 20 tahun apabila dipelihara

dengan baik
Sifat pengerjaan : rumah digergaji, di serut, di pahat/di
bor, tidak mudah pecah bila dipaku, mudah diampelas
dan dipelitur dengan baik.
KEGUNAAN

Kayu Sengon ( Paraserianhes falcataria ) dapat


dimanfaatkan sebagai :
-

Kayu konstruksi / bangunan


18

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

Industri kertas
Peti kemas
Korek api
Wood working
Energi (kayu bakar / arang)
Saw mill
Moulding
RINGKASAN

Keuntungan Tanaman Sengon ( Paraserianhes


falcataria )
a. Biji mudah diperoleh
b. Perakaran baik, dapat menggemburkan tanah dan dapat
dipakai
- Sebagai pohon pelindung
- Sebagai campuran tingkat persaingan (akar dalam)
- Jenis Legum, maka dapat memperbesar kandungan
c. Seresah banyak, mudah hancur
d. Mudah ditanam, baik dengan biji maupun stump.
e. Pada tanah miskin masih mau dan mampu tumbuh.
f. Dapat ditanam di tanah rendah sampai pegunungan ( 0
1.600 m dpl ) asalkan iklim jangan terlalu kering.
g. Dapat tumbuh cepat pada umumnya setelah umur 1
tahun sudah dapat dibiarkan tumbuh sendiri.
h. Apabila ditanam rapat dapat memberantas alang-alang.
i. Keawetan kayunya lebih besar dari pada kayu-kayu lain
yang mempunyai kelas berat yang sama
j. Meskipun Sengon kurang baik dibuat kayu bakar, namun
demikian cukup untuk membantu mencukupi kebutuhan
sehari-hari
k. k. Kayunya mudah dikerjakan dan mudah diawetkan.

19

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

Kerugian Sengon( Paraserianhes falcataria )


a. Umur pendek, dalam tegakan murni mudah diserang
hama
b. Tanpa pertolongan, Sengon sukar mengadakan
permudaan alam
c. Pohon mempunyai daya tahan yang kecil terhadap
serangan angin.
d. Mudah diserang hama dan penyakit
e. Apabila diserang hama dan penyakit diganti dengan jenis
kayu Afrika ( Maesopsis eminii)

20

Buku Petunjuk Teknis Budidaya Tanaman Sengon


M Agung Hadi Saputro

DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1978 Majalah Iformasi Pertanian nomor 21 tahun ke
V. Pusat Informasi Pertanian Wonocolo, Surabaya ( hal
48 )
Anonim,

1982 Agenda Penyuluh Penghijauan Departemen

Pertanian.
Anonim, 1987 Informasi Teknik Penanganan dan Pengujian
Mutu Benih Albizia falcataria.
Anonim, 1987
Penghijauan
Reboisasi

Mengenai Hutan Tanaman Industri Dit.


&
dan

Pengendalian
Rehabilitasi

Perladangan,
Lahan

Ditjen

Departemen

Kehutanan.
Anonim,

1989 Rencana Kerja Pengembangan Tanaman

Albizia falcataria L. Fosberg di Pulau Jawa dalam Pelita


V dan VI, Jakarta Rakerhut ( hal 56 )
Harun Al Rasyid, 1976 Penyemaian beberapa pohon penting.

21

Anda mungkin juga menyukai