Anda di halaman 1dari 23

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren

M Agung Hadi Saputro

I.

PENDAHULUAN

Tanaman aren (Arenga pinnata MERR) merupakan


tanaman dari suku Palmae yang tersebar pada hampir di
seluruh wilayah Indonesia, terutama terdapat di 14
provinsi, seperti: Papua, Maluku, Maluku Utara, Sumatera
Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, Banten,
Sulawesi Utara, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara,
Bengkulu,

Kalimantan

Selatan

dan

Nangroe

Aceh

Darussalam. Total luas di 14 provinsi sekitar 70.000 Ha.


Pengelolaan dan pembudidayaan tanaman aren
perlu

dilakukan

mengingat

tanaman

aren

memiliki

keunggulan dalam mencegah erosi tanah terutama pada


daerah-daerah yang terjal karena akar tanaman aren
dapat mencapai kurang lebih enam meter pada kedalam
tanah. Nira aren juga berpeluang untuk diolah menjadi
salah satu alternatif biofuel, yaitu menjadi etanol.
Aren juga memiliki nilai ekonomis jika diusahakan
secara serius, karena seluruh bagian dari tanaman ini
baik batang, daun, buah, mayang, ijuk yang dihasilkan
dapat digunakan untuk keperluan kehidupan manusia.
Aren ternyata dapat menghasilkan 60 jenis produk
bernilai ekonomi dan beberapa produk berpotensi untuk
diekspor, bahkan aren berperan sebagai penyuplai energi
dan untuk pelestarian lingkungan hidup. Pemanfaatan
1

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

tanaman aren di Indonesia sudah berlangsung lama,


namun agak lambat perkembangannya menjadi komoditi
agribisnis karena sebagian tanaman aren yang dihasilkan
adalah

tumbuh

secara

alamiah

atau

belum

dibudidayakan.
Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam
pembudidayaan tanaman aren yang sangat penting
adalah sumber benih dan teknologi pembibitan aren.
Tanaman aren memperbanyak diri hanya melalui biji.
Karenanya, untuk keperluan budidaya dibutuhkan biji. Biji
yang dipilih untuk pembibitan tentu harus berkualitas
baik dan sudah matang sempurna. Biji untuk pembibitan
bisa berasal aren yang keluar dari perut musang, biji tua
hasil pemetikan langsung dari pohon, dan biji aren tua
dari pohon yang ditebang.

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

II.

PERSIAPAN PEMBIBITAN

Ada beberapa cara dan asal pengumpulan biji untuk


persiapan bibit antara lain dengan cara :
a) Pembibitan dan biji yang keluar dari perut musang
Mulamula direndam dalam air dingin selama lebih dari
kurang 5 menit. Kemudian dibersihkan dan dijemur
sekitar 2 hari. Setelah kering, biji disemaikan dalan
polibag yang telah diisi dengan tanah subur dan
gembur (jika perlu bisa dicampur dengan sedikit pupuk
organik) dengan kedalaman sekitar 1 cm. Biasanya
dalam waktu 12-13 hari biji aren mulai berkecambah,
yang ditandai dengan munculnya hipokotil. Selanjutnya
setelah 30 hari disemaikan, biji tersebut muncul ke
permukaan tanah polibag. Persentase perkecambah biji
aren dengan cara ini mencapai 80-85 %.
b)Pembibitan biji aren tua yang dipetik langsung dari
pohon
Mula-mula biji dipendam di dalan tumpukan sampah
yang masih basah dan sudah agak membusuk , selama
lebih

kurang

memudahkan

15

hari.

pengupasan

Tujuannya,
kulit

buah

selain

untuk

juga

untuk

merangsang proses fisiologi perkecambah biji. Setelah


itu biji dicuci dengan air dingin dan dikeringkan di
bawah panas matahari sekitar 2 hari. Selanjutnya biji di
semaikan dalam polibag seperti untuk penyemaian dari
3

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

biji yang keluar dari perut musang. Tempat persemaian


sebaiknya dinaungi, bahkan beberapa petani biasa
menutupi

bedengan,

setelah

berkecambah

tutup

bedengan baru dibuka. Kecambah di dalam bedengan


tetap dinaungi dan disiram secukupnya untuk menjaga
kelembaban. Biasanya setelah 34 hari biji akan mulai
berkecambah dan sekitar 2-3 minggu kemudian biji
akan muncul kepermukaan tanah polibag. Persentase
perkecambahaan bahan biji dengan cara ini sekitar 45
%.
c) Pembibitan biji aren tua yang berasal dari pohon yang
di tebang
Cara ini merupakan modifikasi dari model pembibitan
biji aren yang dipetik langsung dari pohon. Urutannya
dimulai dengan memetik buah, pemendaman, dalam
sampah, pengulitan, pembersihan, dan penjemuran.
Sebelum disemaikan, bagian punggung biji diiris (dekat
bakal tunas) selebar kira-kira 5 mm. Selanjutnya biji
direndam dalam air dingin sekitar 24 jam untuk
mempercepat

proses

imbibisi.

Setelah

itu

biji

disemaikan dalam polibag dan biasanya sesudah 16-17


hari mulai berkecambah, dan 2-3 minggu kemudian
akan

muncul

kepermukaan.

Persentase

perkecambahan biji aren dengan cara ini sekitar 75 %.


d)Pembibitan

aren

dapat

juga

dilakukan

dengan

menggunakan biji aren tua yang berasal dari buah


4

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

yang berjatuhan. Caranya dapat dilakukan dengan


sistem pembibitan dari biji yang buahnya dipetik
langsung dari pohon yang ditebang.
Karena tanaman aren dapat diperbanyak secara
generatif

(dengan

biji),

maka

akan

diperoleh

bibit

tanaman dalam jumlah besar, sehingga dapat dengan


mudah mengembangkan (membudidayakan) tanaman
aren secara besar-besaran.

Gambar 1. Biji Aren yang siap dikecambahkan


Langkah yang perlu dilakukan dalam pengumpulan
dan pemilihan biji adalah sebagai berikut :
1)Pengumpulan

buah

aren

persyaratan.
5

yang

memenuhi

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

2)Berasal dari pohon aren yang pertumbuhannya


sehat, berdaun lebat.
3)Buah aren masak benar (warna kuning kecoklatan
dan daging buah lunak).
4)Buah berukuran besar (diameter minimal 4 cm)
5)Kulit buah halus (tidak diserang penyaklit).
6)Keluarkan biji aren buah yang telah dikumpulkan
dengan membelahnya.
7)Memilih biji-bijian aren yang memenuhi syarat :
Ukuran biji relative besar
Berwarna hitam kecoklat-coklatan
Permukaan halus (tidak keriput)
Biji dalam keadaan sehat/tidak berpenyakit.
Yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan biji
adalah bahwa buah aren terkandung asam oksalat yang
apabila mengenai kulit kita akan menimbulkan rasa
sangat gatal. Oleh Karena itu perlu perlu dilakukan
pencegahan antara lain dengan cara :
1)Memakai

sarung

tangan

apabila

kita

sedang

mengambil biji dari buahnya.


2)Hindari agar tangan kita tidak menyentuh bagian
tubuh lain, ketika mengeluarkan biji-biji aren tersebut
dari buahnya.
3)Cara lain untuk mencegah agar tidak terkena getah
aren ketika kita sedang mengeluarkan bijinya dari
buah yaitu dengan memeram terlebih dahulu buahbuah aren yang sudah tua sampai membusuk.

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

Pemeraman dapat dilakukan dengan memasukan


buah aren ke dalam kotak kayu dan ditutup dengan
karung goni yang selalu dibasahi. Setelah 10 hari,
buah aren menjadi busuk yang akan memudahkan
pengambilan biji-bijian.

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

III.

PEMBIBITAN

A. Pengadaan Bibit
Pengadaan bibit aren dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu bibit dari, permudaan alam dan bibit dari hasil
persemaian biji.
a. Pengadaan bibit dari permudaan alam/anakan liar.
Proses pembibitan secara alami dibantu oleh
binatang yaitu musang (Paradoxurus hermaproditus).
Binatang tersebut memakan buah-buahan aren dan
bijinya dan bijinya keluar secara utuh dari perutnya
bersama kotoran. Bibit tumbuh tersebar secara tidak
teratur

dan

berkelompok.

Untuk

menanamnya

dilapangan, dapat dilakukan dengan mencabut secara


putaran

(bibit

diambil

tanahnya).

bersama-sama

dengan

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

Gambar 2. Dari Bibit Alam


Pemindahan

bibit

ini

dapat

langsung

segera

ditanam di lapangan atau melalui proses penyapihan


dengan memasukan anakan ke dalam kantong plastic
(polybag) selama 2-4 minggu.
b. Pengadaan bibit melalui persemaian
Untuk

mendapatkan bibit dalam jumlah yang

besar dengan kualitas yang baik, dilakukan melalui


pengadaan bibit dengan persemaian. Namun untuk
mendapakan benih yang baik perlu memilih pohon
induk yang memenuhi syarat. Adapun kriteria pohon
induk yang baik adalah sebagai berikut :
1. Batang pohon harus besar dengan pelepah daun
merunduk dan rimbun

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

Sampai

saat

ini

tanaman

aren

yang

tumbuh

dilapangan dikategorikan dalam 2 aksesi yaitu Aren


Genjah (pohon agak kecil dan pendek) dengan
produksi nira antara 10 15 liter/tandan/hari, dan
Aren Dalam (pohon besar dan tinggi) dengan
produksi nira 20 30 liter/tandan/hari. Untuk pohon
induk dianjurkan adalah aksesi Dalam.
Oleh karena itu hal yang harus diperhatikan dalam
memilih dan menentukan pohon induk sebagai
sumber benih yaitu pohon yang sudah berbunga
baik sistem pembungaan betina maupun sistem
pembungaan jantan dan sedang disadap niranya.
Hal ini penting karena tanaman aren dikenal sebagai
tanaman

hapaksantik

yaitu

fase

reproduktifnya

membatasi pertumbuhan batang dengan daya tahan


hidup mencapai 3 tahun.
2. Pohon terpilih harus memiliki produktifitas yang
tinggi
Untuk mengetahui bahwa pohon induk yang telah
dipilih sebagai sumber benih dari mayang betina
dengan
antara

memiliki
20

30

produktifitas

nira

yang

tinggi

liter/mayang/hari,

maka

perlu

dilakukan penyadapan nira dari mayang jantan


pertama atau kedua. Sebab tidak semua mayang
jantan yang keluar (9 11 mayang) dan tidak semua
pohon

mengeluarkan
10

nira.

Hal

ini

sangat

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

dipengaruhi oleh proses fisiologi tanaman. Apabila


yang disadap mayang jantan pertama atau kedua
produksi niranya banyak maka pohon tersebut
adalah produktif untuk pohon induk sebagai sumber
benih. Pohon yang terpilih sebagai sumber benih
dengan produksi nira yang banyak maka tidak
dianjurkan untuk proses penyadapan untuk tandantandan selanjutnya secara berturut-turut. Bila pohon
induk

dilakukan

penyadapan

terus

menerus

(dipaksa) maka akan menghasilkan buah yang


kelihatannya utuh tetapi bijinya berkerut bahkan
kempes sehingga bila ditanam menghasilkan pohon
aren yang tidak baik.

Gambar 3. Bibit pindahan dari semaian alam ke


persemaian
B. Pengumpulan Buah dan Biji
1)Pengumpulan buah
Buah yang digunakan sebagai sumber benih harus
matang, sehat yang ditandai dengan kulit buah yang
11

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

berwarna kuning kecoklatan, tidak terserang hama dan


penyakit dengan diameter buah 4 cm. Sebaiknya
buah yang diambil adalah yang terletak dibagian luar
rakila. Buah aren ini dapat disimpan selama 2 minggu
pada karung plastik atau kardus untuk memudahkan
pemisahan biji (benih) dari kulit.
2)Pengambilan biji dari buah
Pengambilan biji dari dalam buah aren harus
menggunakan

sarung

tangan

karena

buah

aren

mengandung asam oksalat yang akan menimbulkan


rasa gatal apabila kena kulit. Cara lain, yaitu dengan
memeram buah-buah aren yang telah dikumpulkan
sampai kulit buah menjadi busuk sehingga biji telah
terpisah dari daging buah. Dengan cara ini, biji dapat
diambil dengan mudah dan pada kondisi ini kulit buah
aren tidak gatal lagi.
3)Pematahan

Dormansi

Biji

untuk

mempercepat

perkececambahan
Secara alami biji aren memiliki masa dormansi
yang cukup lama, yaitu bervariasi dari 1-12 bulan yang
terutama disebabkan oleh kulit biji yang keras dan
impermeabel

sehingga

menghambat

terjadinya

imbibisi air ke dalam biji. Upaya pematahan dormansi


telah dilakukan untuk mengatasi impermeabilitas kulit
biji ini melalui perendaman dengan HCl, H2SO4, air
panas

dan

skarifikasi.

Dormansi
12

biji

aren

juga

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

disebabkan oleh adanya zat inhibitor perkecambahan


seperti

ABA,

kematangan

embrio

yang

belum

sempurna dan faktor genetis tanaman aren.


Dapat

dikatakan

kemungkinan

besar

bahwa
berasal

penyebab
dari

kulit

dormansi
biji

yang

impermeabel dan inhibitor perkecambahan yang ada


pada kulit biji dan endosperm biji, karena embrio yang
ditanam langsung secara in vitro dapat tumbuh lebih
cepat

dibandingkan

dengan

eksplan

embrio+endosperm. Artinya endosperm berpengaruh


menghambat pertumbuhan embrio itu sendiri.
Pembibitan Aren memerlukan waktu yang lama,
karena benih aren memiliki sifat dormansi. Walaupun
dormansi benih merupakan sifat alami untuk dapat
bertahan hidup agar spesiesnya tetap lestari, tetapi
sifat dormansi benih tersebut dapat mengganggu
pelaksanaan kegiatan pembibitan. Kendala yang masih
dihadapi dalam penyediaan bibit aren antara lain
belum

tersedianya

teknologi

yang

dapat

memperpendek dormansi benih


Hasil

penelitian

menunjukkan

bahwa

daya

berkecambah sangat rendah dan beragam (10 65%),


dan

waktu

yang

diperlukan

untuk

memulai

berkecambah cukup lama yakni sekitar 4 6 bulan


(Mashud, dkk.,1989).
13

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

Penyebab kedormanan benih aren antara lain


adalah tebalnya kulit benih dan ketidakseimbangan
senyawa perangsang dan senyawa penghambat dalam
memacu aktivitas perkecambahan benih. Disamping itu
meningkatnya senyawa kalsium oksalat pada buah
aren

yang

telah

penghambat
oksalat

matang

juga

perkecambahan,

dikeluhkan

oleh

diduga

disisi

petani

sebagai

lain

kalsium

karena

dapat

menimbulkan rasa gatal. Pada dasarnya dormansi


benih

aren

dapat

diperpendek

dengan

berbagai

perlakuan sebelum dikecambahkan, baik secara fisik,


kimia dan biologi.
Dikenal beberapa cara untuk memecahkan dormansi
biji aren.
1)

Cara I :
Merendam

biji

dalam

larutan

HCL

dengan

kepekatan 95 % dalam waktu 15 25 menit.


Meredam biji dalam air panas bersuhu 50 selama
3 menit.
Biji dikikis

kulitnya

di

daerah

pertumbuhan

kecambah, lalu direndam dalam air selama 4


hari , kemudian disimpan pada suhu 28-30C
sampai

terjadi

kemudian
lembab

perkecambahan.

ditanam

dalam

pasir

Kecambah
halus

yang

hingga mencapai pertumbuhan daun

ketiga
14

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

Media penyemaian dapat dibuat dengan kantong


plastic ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan
kompos, pasir dan tanah 3 : 1 : 1 dan lubangi
secukupnya

pada

bagian

bawahnya

sebagai

saluran drainase. Biji-biji yang telah diperlakukan


tersebut

dimasukan

kedalam

kantong

plastic

tersebut sedalam sekitar bagian biji di bawah


permukaan tanah dengan lembaga menghadap
ke bawah dengan posisi agak miring.
Untuk mencapai bibit siap tanam di lapangan
(ukuran = 40 cm) diperlukan waktu persemaian
12 15 bulan.
2)
Cara II :
Merendam biji dengan larutan KNO3 dengan
kepekatan 0,5 % selama 36 jam (Saleh, 2003)
Meredam biji dalam air panas bersuhu 50 selama
3 menit.
Memberi

perlakuan

fisik

dengan

mengikis

punggung (dekat embrio) atau skarifikasi dengan


kertas amplas
Media penyemaian dapat dibuat dengan kantong
plastic ukuran 20 x 25 cm yang diisi dengan
kompos, pasir dan tanah 3 : 1 : 1 dan lubangi
secukupnya

pada

bagian

bawahnya

sebagai

saluran drainase. Biji-biji yang telah diperlakukan


tersebut

dimasukan

kedalam

kantong

plastic

tersebut sedalam sekitar bagian biji di bawah


15

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

permukaan tanah dengan lembaga menghadap


ke bawah dengan posisi agak miring.
Daya kecambah sekitar 40 50 %, kecepatan
berkecambah sekitar 40 55 hari.
Bibit yang telah ditanam memerlukan penyiraman
dan naungan agar terhindar dari cahaya matahari
secara langsung. Bibit aren dapat dipindahkan ke
lapangan (ditanam) setelah berumur 6-8 bulan
sejak daun pertama terbentuk.
3)
Cara III
Biji yang sudah dikumpulkan dikeringkan dengan
cara dijemur selama 1-2 hari.
Kemudian biji direndam selama 24 jam
Biji diangkat dan dimasukkan kantongan plastik
yang kedap udara dan diikat tertutup, hal ini
dilakukan

sampai

biji

pecah

dan

kecambah

muncul. Menurut pengalaman petani tahap ini


memerlukan waktu sekitar 7 hari.
Hanya biji-biji yang berkecambah yang diambil
untuk dipindakan di polibag, sedang biji yang
belum berkecambah dikembalikan lagi ke dalam
kantong plastik. Kantong plastik yang berisi benih
ini disimpan pada tempat tertutup. Penyimpanan
kantong-kantong yang berisi biji ini sebaiknya
pada media sekam padi. Karena dengan kondisi
yang lembab di dalam kantong plastik sekaligus
hangat di timbunan sekam padi, dapat memacu
embrio

untuk

berkecambah.
16

Pengalaman

ini

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

adalah dari petani aren dari Sulawesi Selatan dan


sudah dipraktekkan di kebun pembibitan aren di
Nunukan Kalimantan Timur.
4)
Cara IV
Apabila bibit aren sudah berumur sekitar 4 bulan
atau sudah setinggi 3 cm, maka bibit dipindahkan
ke polibag lain yang telah diisi dengan media
tanam yang lebih subur (terdiri dari tanah dan
pupuk

organik

atau

pupuk

kandang

dengan

perbandingan 1:2). Ukuran polibagnya pun harus


lebih

besar,

misalnya

lebarnya

25

cm

dan

tingginya 30 cm.

C.Pemeliharaan Selama Pembibitan


Pemeliharaan

selama

pembibitan

meliputi

penyiraman rutin, penyiangan, pengemburan tanah, dan


pemupukan. Sampai bibit umur 2-3 tahun pemberian
pupuk cukup dua kali. Pupuk yang diberikan berupa NPK
atau Urea, TSP, dan ZK dengan perbandingan yang sama.
Untuk tahun pertama setiap bibit cukup diberi 20 g dan
tahun berikutnya 40 g.
Pemeliharaan bibit polibag kecil di persemaian tahap
1 dilakukan dengan cara :

17

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

1)Benih yang sudah berkecambah di tanam dalam


polibag ukuran 15 x 20 cm dengan media tanam
campuran tanah : sekam : pupuk kompos (3 : 1 :1)
atau bahan dan perbandingan yang lain.
2)Bibit polibag ini disusun dengan agak dijarangkan
dengan jarak antar polibag sekitar 20-30 cm.
3)Penyiraman bibit 2 kali sehari, pagi jam 08.00 09.00
dan sore hari jam 15.00 16.00
4)Penyiangan
persemaian
yaitu

menghilangkan

rumput-rumput pengganggu yang tumbuh baik di


polibag maupun di tanah tempat persemaian.
5)Pemberantasan hama dan penyakit, apabila ada
gejala serangan hama dan penyakit.
6)Pemberian pupuk pada bibit kecil ini dapat dilakukan
dengan 2 cara, yaitu pada tanah di sekitar bibit
tanaman.
7)Adapun jenis dan jumlah pupuk yang diberikan pada
saat persemaian ini belum terlalu banyak, karena
tanamannya masih kecil.
8)Persemaian 1 ini berjalan selama antara 4-5 bulan
atau

sesuai

perkembangan

tanaman,

sehingga

polibag terasa sudah tidak nyaman lagi bagi bibit


tanaman aren ini, karena perkembangan akar, batang
dan daunnya sudah agak besar.
Pemeliharaan bibit polibag besar di persemaian
tahap 2 dilakukan dengan cara :
1)Ukuran polibag yang digunakan pada persemaian 2
ini sama dengan yang digunakan untuk bibit kelapa
18

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

sawit, yaitu ukuran 20 kg atau berukuran , 5080


atau 6090 cm.
2)Media tanam yang digunakan adalah tanah : sekam :
pupuk kompos (4:2:2)
3)Setelah polibag besar diisi media sekitar 1/2 volume
polibag, polibag bibit disusun teratur dengan jarak
antar polibag sekitar 80 100 cm.
4)Pemindahan bibit dari polibag pertama ke polibag
besar dilakukan tidak merubah posisi letak polibag
besar yang sudah berisi tanah. Bibit dan medianya
diambil dengan cara merobek polibag kecil dengan
pisau

tanpa

membongkar

media

dan

susunan

perakarannya, kemudian diletakkan pada polibag


yang sudah berisi tanah tersebut. Media tanah
ditambahkan untuk menutup bibit tersebut sehingga
polibag terlihat penuh.
5)Penyiraman pada persemaian bibit polibag besar ini
pada pembibitan skala besar biasa menggunakan
sistem irigasi springkler. Pengairan dilakukan minimal
satu hari sekali, tergantung kelembaban tanah atau
curah hujan.
6)Pemupukan dilakukan setiap sebulan sekali dengan
jenis pupuk Urea & SP 36 sebanyak 10 -20 gram/
pohon, atau bisa juga dilakukan setiap 2 bulan
dengan jenis pupuk Urea & SP 36 sebanyak 20 -40
gram/ pohon.

19

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

7)Pemeliharaan dilakukan sampai bibit siap ditanam di


lapangan, dengan umur bibit sekitar 16-18 bulan
setelah semai.

D. PENANAMAN
Bibit yang baik dan siap ditanam mempunyai ciri-ciri
sebagai berikut :
1)Perkembangan

pertumbuhan

daunnya proporsional.
2)Akar sudah menembus

akar

keluar

batang
dari

dan

polibag,

batangnya cukup kokoh dan daunnya membuka lebar


dengan

susunan

daun

yang

merekah

(tidak

menguncup).
3)Jumlah daun cukup banyak (sekitar 6 -10 lembar),
warna daun hijau segar dengan permukaan yang
mengkilat.
Kelebihan

tanaman

aren

dibanding

tanaman

perkebunan lainnya seperti sawit adalah, tanaman aren


bisa ditanam secara berdampingan dengan tanaman lain
atau dengan sistem tumpang sari. Namun demikian
penanaman

aren

dapat

dilakukan

dengan

sistim

monokultur atau dengan sistim agroforestri/tumpangsari.


Dengan sistim monokultur terlebih dahulu dilakukan
pembersihan lapangan dari vegetasi yang ada (land
clearing) dan pengolahan tanah dengan pembajakan atau
pencangkulan serta pembuatan lubang tanaman.
20

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

Pembuatan lubang tanaman dengan ukuran 30 x 30 x


30 cm dan jarak antar lubang (jarak tanam) 5 x 5 m atau
9 x 9 m. untuk mempercepat pertumbuhan pada lubang
tanaman diberi tanah yang telah dicampur dengan pupuk
kandang, urea, TSP, sekitar 3 5 hari setelah lubang
tanaman disiapkan, baru dilakukan penanaman. Bibit
yang baru ditanam, sebaiknya diberi naungan atau
peneduh.

Sistim agroforestri/tumpangsari, ini dapat dilakukan


dengan menamai bagian lahan yang terbuka yaitu
diantara kedua tanaman pokok dengan tanaman penutup
tanah seperti leguminose atau tanaman palawija
Setelah

bibit

aren

berumur

2-3

tahun,

maka

penanaman dapat dilaksanakan. Lubang tanaman harus


sudah dibuat 2-3 bulan sebelum penanaman dengan
ukuran 50x50x50 cm atau lebih besar. Jarak antar lubang
idealnya 99 m, tetapi dapat juga lebih besar atau lebih
kecil

tergantung

kondisi

lahan.

Sekitar

satu

bulan

menjelang penanaman, dan baiknya galian dari lubang


tanaman dimasukkan serta dicampur pupuk kandang
sebanyak dua kaleng minyak tanah.
Penanaman sebaiknya dilakukan pada awal musim
hujan agar diperoleh lingkungan yang lembab dan cukup
air.

Pekerjaan

yang

penting

selama

pemeliharaan

tanaman aren tidaklah banyak, kecuali membersihkan


21

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

lahan di sekitar tanaman dan membuang pelepah daun


kering. Sambil menunggu tanaman berbunga , ijuk dan
daun mudanya sudah dapat dinikmati hasil penjualannya.
Sampai sekarang belum ada aturan baku tentang
cara pemupukan serta jenis dan dosis pupuk untuk
tanaman aren dewasa. Bahkan dapat dikatakan belum
ada yang melakukannya. Sementara masalah hama dan
penyakit, juga dilaporkan tidak ada jenis pengganggu
yang sangat membahayakan tanaman aren.

22

Buku Petunjuk Teknis Pembibitan Aren


M Agung Hadi Saputro

PENUTUP

Pengelolaan dan pembudidayaan tanaman aren perlu


dilakukan mengingat tanaman aren memiliki keunggulan
dalam mencegah erosi tanah terutama pada daerahdaerah yang terjal karena akar tanaman aren dapat
mencapai kurang lebih enam meter pada kedalam tanah.
Pengadaan bibit aren dapat dilakukan dengan dua cara
yaitu bibit dari, permudaan alam dan bibit dari hasil
persemaian biji.

23

Anda mungkin juga menyukai