OLEH
NIM. 1704070005
FAKULTAS PERTANIAN
KUPANG
2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
Nim : 1704070005
Menyetujui
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena hanya atas
berkat dan perlindungan-Nya penulis dapat menyelesikan penulisan karya ilmiah ini, di
mana merupakan salah satu kegiatan akademik wajib mahasiswa program S1 pada Fakultas
Karya ilmiah ini berjudul “Sistem Agroforestri Kaliwu Di Sumba Barat Daya’’.
Penyelesaian penulisan karya ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan pemikiran dan dorongan
dari berbagai pihak. Untuk itu penulis ingin mengucapakan terima kasih yang mendalam
dan setulusnya kepada kepada Bapak Nixon Rammang S.Hut., M.Si sebagai dosen
pembimbing utama yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan penulisan karya
ilmiah ini. Teman-teman VIRBIUS 2017 yang telah mendukung dalam penulisan karya
ilmiah ini.
Akhir kata, penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini masih jauh dari sempurna
untuk itu penulis berharap kritik dan masukan yang membangun untuk kesempurnaan
penulisan-penulisan selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................4
2.1 Pengertian Agroforestri.................................................................................4
2.2 Fungsi dan Peran Agroforestri......................................................................4
2.3 Tujuan Agroforetri........................................................................................6
2.4 Keunggulan Agroforetri................................................................................7
2.5 Agroforestri Kaliwu......................................................................................8
BAB III METODE...............................................................................................11
BAB IV PEMBAHASAN.....................................................................................12
4.1 Sistem Pengelolaan Agroforestri Kaliwu....................................................12
4.2 Komposisi Agroforestri Kaliwu.................................................................13
BAB V PENUTUP................................................................................................16
Kesimpulan........................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................17
DAFTAR GAMBAR
Berbagai macam cara yang dilakukan agar kelestarian hutan tetap terjaga dan kehidpan
masyarakat sekitar hutan sejahtera, salah satu sistem yang diterapkan dalam pengelolaan
Agroforestri merupakan salah satu solusi ekonomi petani dan ekologi lingkungan.
Agroforestri bisa memberikan hasil bernilai ekonomi seperti biji, daun, getah, kayu dan
lainnya maupun yang bernilai yang bernilai ekologi seperti mengurangi tingkat erosi,
ketersediaan air. Hal ini didukung oleh pernyataan Utami dkk, 2003 dalam Umbu
Pati,2020 bahwa agroforestri merupakan salah satu sistem pengolahan lahan yang
sehat, konservasi air dan tanah), sehingga sering kali dipakai sebagai salah satu contoh
Agroforetri sudah dikenal sejak lama, petani menanam berbagai jenis tanaman di
satu lahan miliknya. Hal ini dipercaya petani sebagai solusi akan permasalahan
kesempatan untuk petani untuk memperoleh produk pertanian setiap waktu berbeda
1
Penerapan agroforestri merupakan pilihan yang efektif bagi petani dalam memenuhi
kebutuhan mereka baik secara langsung seperti hasilnya bisa langsung dijual maupun
dibuat sesuai dengan tradisi petani hutan setempat dan dikelola menggunakan teknik-
diterapkan di Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur (NTT) (Njurumana & Susila, 2006
dalam Umbu Pati, 2020). Seperti sistem - sistem agroforestri pada umumnya, model
pengelolaan Kaliwu memiliki manfaat ekologis, ekonomis dan sosial. Secara ekologis
jumlah tanaman yang beragam pada sistem Kaliwu dapat mencegah erosi dan
meningkatkan cadangan air tanah. Masyarakat memanfaatkan ruang tumbuh vertikal dan
Secara ekonomi, hasil yang diperoleh dari tanaman perkebunan dan pangan di
secara turun-temurun. Hal ini yang membedakan Kaliwu dengan sistem agroforestri
moderen yang sumber pengetahuannya berasal dari luar masyarakat setempat. Kaliwu
merupakan salah satu sistem pertanian yang sudah menjadi ikon identitas bagi
masyarakat Sumba.
1.2 Tujuan
Tujuan penulisan karya ilmiah ini mengetahui sistem agroforestri Kaliwu di Sumba.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
pengelolaan lahan secara intensif dan terpadu untuk mendapatkan keuntungan ekonomi
penyusun utama yaitu pohon (tanaman berkayu), tanaman non pohon, ternak dan
agroforestri memiliki ciri khas yang berbeda dan unik dibandingkan dengan sistem
pertanian monokultur. Adanya komponen yang berbeda yang saling beriteraksi dalam
satu sistem (pohon, tanaman, atau ternak) membuat sistem ini memiliki karakteristik
yang unik, dalam hal jenis produk, waktu untuk memperoleh produk dan orientasi
penggunaan produk. makanan ternak, kayu bangunan, kayu bakar, daun, kulit, getah)
cara mengkombinasikan kegiatan kehutanan dan pertanian pada unit pengelolaan lahan
yang sama dengan memperhatikan kondisi lingkungan fisik, sosial ekonomi dan
komponen tanaman penyusun dalam suatu ruang dan waktu yang unik. Pola ini
dibentuk agar tidak terjadi interaksi negatif antar komponen penyusun. Interaksi bisa
terjadi bisa berupa kompotisi yang tidak sehat dalam memperebut unsur hara, cahaya
matahari, air serta ruang tumbuh. Akibat dari kompotisi tersebut yaitu tanaman bisa
tertekan bahkan mati karena pengaruh tanaman lainnya. Tajuk pohon yang terlalu lebat
menyebabkan cahaya matahari tidak sampai kestrata dibawahnya yang menjadi tempat
tumbuh bagi tanaman pertanian, hal ini berdampak negatif bagi tanaman yang intoleran
cahaya. Karakteristik pola tanaman agroforestri sangat tergantung pada pola pikir
pemilik serta karakteristik lahannya, tujuan akhir yang ingin dicapai yaitu prioritas
produksi sehingga membuat pola tanaman berbeda antara lahan satu dengan lahan
lainnya (Mahendra, 2009). Selain mencapai fungsi prioritas produksi agroforestri juga
memiliki fungsi pada level bentang lahan yaitu kemampuan untuk menjaga dan
kesesuaian lahan.
Sistem agroforestri dapat mempertahankan sifat fisik lapisan tanah atas yang
1. Adanya tajuk tanaman dan pepohonan yang relatif rapat sepanjang tahun
menyebabkan sebagian besar air hujan yang jatuh tidak langsung ke permukaan tanah
sehingga tanah terlindung dari pukulan air yang bisa memecahkan dan menghancurkan
agregat tanah menjadi partikel-partikel yang mudah hanyut oleh aliran air.
2. Sistem agroforestri dapat mempertahankan kandungan bahan organik tanah di
lapisan atas melalui pelapukan seresah yang jatuh kepermukaan tanah sepanjang tahun.
demikian dapat memperbaiki struktur dan prorsitas tanah serta lebih lanjut dapat
meningkatkan laju infiltrasi dan kapasitas menahan air. Tajuk pepohonan yang
menyebabkan kondisi di permukaan tanah dan lapisan tanah lebih lembab, temperatur
dan intensitas cahaya lebih rendah. Kondisi iklim mikro yang sedemikian ini sangat
sesuai untuk perkembangbiakan dan kegiatan organisme, hal inilah yang mempercepat
tersedianya bahan organik sebagai sumber energi. Kegiatan organisme makro dan
mikro dapat berpengaruh terhadap beberapa sifat fisik tanah seperti terbentuknya
porimakro (biopores) dan pemantapan agregat. Peningkatan jumlah pori dan agregat
pada gilirannya akan meningkatkan kapasitas infiltrasi dan sifat aerasi tanah (Widianto,
Adapun tujuan utama dari agroforestri menurut Martin dan Sherman (1992) dalam
kepemilikan lahan yang terbatas, dengan sistem ini terjadi pemanfaatan ruang/lahan
secara efisien dan optimal (mayoritas lahan terisi baik oleh tanaman kayu maupun
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya alam terutama tanah dan air. Berkaitan dengan
point di atas diharapkan dapat meningkatkan pula kualitas tempat tumbuhnya dan
dengan pengelolaan yang baik tingkat kesuburan tanah dan kualitas air dapat terjaga
kualitasnya.
dalam hal:
1. Produktivitas : dari hasil penelitian dibuktikan bahwa produk total sistem campuran
dalam agroforestri jauh lebih tinggi dibandingkan pada monokultur. Hal tersebut
disebabkan bukan saja penerimaan (output) dari satu bidang lahan yang beragam, akan
tetapi juga dapat merata sepanjang tahun. Adanya tanaman campuran memberikan
keuntungan, karena kegagalan satu komponen/jenis tanaman akan dapat ditutup oleh
2. Diversitas : adanya pengkombinasian dua komponen atau lebih dari pada sistem
jasa. Dengan demikian dari segi ekonomi dapat mengurangi resiko kerugian akibat
fluktuasi harga pasar. Sedangkan dari segi ekologi dapat menghindari kegagalan fatal
3. Stabilitas praktek agroforestri yang memiliki diversitas dan produktifitas yang optimal
penggunaan lahan yang efektif dan dapat memberikan hasil untuk kebutuhan rumah tangga
serta manfaat yang banyak dengan berbagai campuran tanaman yang beranekaragam pada
lahan yang sempit. Salah satu pemanfaatan lahan secara optimal yaitu agroforestry Kaliwu
di Desa Waimangura dengan pengelolaan petani secara turun temurun. Pada umumnya
pola dan pengembangan yang diterapkan masyarakat pedesaan telah menjadi sebuah tradisi
turun temurun. Kaliwu merupakan salah satu sistem pengelolaan lahan yang mampu
mengatasi masalah pangan, yang penerapannya mengkombinasikan dua atau lebih jenis
tanaman, baik tanaman kehutanan maupun tanaman pertanian. Bentuk agroforestri Kaliwu,
dengan semua jenis tanaman yang beragam pada satu lahan. Pengelolaan Kaliwu
merupakan salah satu cara petani beradaptasi terhadap tinggi rendahnya pendapatan dan
penerimaan yang diperoleh untuk kebutuhan keluarga. Selain itu juga memberikan
Kaliwu berada pada bentang lahan yang tidak memiliki kelerengan yang terjal
sehingga upaya penanganan secara manual masih bisa dilakukan oleh petani untuk
mempertahankan keberadaannya. untuk melindungi tanah dari pengikisan erosi, longsor
dan derasnya air hujan yang jatuh dipermukaan tanah, meskipun dalam skala kecil yaitu
dengan pembuatan terasering menggunakan batu sebagai penahan teras pada lahan yang
berada pada kelerengan dengan penanaman tanaman kehutanan dan jenis tanaman
Penulisan karya ilmiah ini menggunakan jenis studi dan kepustakaan maka metode
yang digunakan yaitu dengan cara menemukan judul atau topik karya ilmiah kemudian
mengumpulkan berbagai informasi terkait judul karya ilmiah dari berbagai literatur.
Berdasarkan data sekunder yang sudah diperoleh penulis menyajikan kembali dalam bentuk
karya ilmiah dengan tetap memperhatikan metode penulisan karya ilmiah yang berlaku.
BAB IV
PEMBAHASAN
keluarga. Peran kepala keluarga atau laki-laki usiah produktif sangat sentral dalam
pengelolaan agroforestri. Kepala keluarga melakukan pekerjaan utama bertani mulai dari
persiapan lahan hingga pengelolaan pasca panen. Pada kondisi ini, kultur patriarki terlihat
sangat dominan di masyarakat Sumba. Kultur ini menempatkan kepala keluarga (laki-laki
keluarga melalui sistem agroforestri. Gotong royong juga dilakukan antar masyarakat
Pengelolaan Kaliwu juga dikenal Oma (lahan terbuka) sebutan masyarakat Sumba
pada lahan yang dikhususkan untuk penanaman umbian dan tanaman pangan seperti padi,
jagung, ubi, dan keladi. Ditengah atau pinggiran oma terlintang terasering berupa
gundukan tanah yang dibuat secara sengaja untuk membatasi petak-petak tanah yang
memiliki kedataran yang tidak sama dan juga mengantisipasi pengikisan tanah oleh air
hujan. Di atas gundukan tanah yang ditanam berbagai macam tanaman dapur hidup dan
juga tanaman umur pendek seperti pisang, pepaya, dan ubi jalar (Umbu Pati. 2020).
tingkat pengelolaan teknis atau ciri-ciri sosial ekonominya. Ditinjau dari komposisi
agroforestri. Berdasarkan pola penutupan lahan vegetasi yang terdapat pada agroforestri
Kaliwu dapat digolongkan kedalam agroforestri kompleks karena memiliki ragam jenis
untuk menjaga kelestarian Kaliwu yang dilakukan oleh petani di Sumba. Selain untuk
memperoleh kebutuhan dari Kaliwu juga dalam pengelolaan yang berlanjut petani secara
tidak sengaja dapat memberikan manfaat ekologi bagi kelestarikan keanekaragaman jenis
tanaman yang ada, dan melakukan penanaman untuk menambah jenis-jenis tanaman yang
memiliki kerapatan pada lahan yang terbuka, yaitu tanaman kehutanan seperti jati putih,
mahoni dan jenis tanaman lain karena pengetahuan petani memperoleh informasi bahwa
tanaman jati memiliki pertumbuhan cepat dan tidak membutuhkan perawatan yang intensif
Sistem agroforestri yang diterapkan oleh petani Desa Waimangura yaitu sistem
dengan pola Trees Along Border (TAB) yaitu penanaman pohon di bagian pinggir lahan dan
tanaman pertanian berada di bagian tengah. Pohon-pohon yang ditanam mengelilingi lahan
perkebunan, dan tanaman pertanian (Njurumana et al., 2003). Bentuk dan susunan
komponen jenis tanaman dapat memberikan nilai tambah dari pengelolaan suatu lahan,
agroforestri Kaliwu memiliki jenis kerapatan tanaman kehutanan yang tumbuh bersama
diantara tanaman perkebunan lainnya yaitu Mahoni (Swietania mahagoni), Jati Putih
Kelapa (Cocos nucifera), Durian (Durio), Pisang (Musa acuminata) dan Porang
(Zea mayz), Terung (Solanum melongena) dan Kacang Tanah (Arachis Hypogaes) (Umbu
Pati, 2020).
Pola dan bentuk agroforestry Kaliwu dapat dilihat pada Gambar 4.2.
Bentuk dan susunan pada lahan kaliwu petani memanfaatkan lahan terbuka untuk
menanam berbagai jenis tanaman pertanian. Tanaman umur panjang yang ditanam di dalam
kaliwu yang berada disekeliling lahan pertanian berfungsi sebagai tanaman pelindung bagi
tanaman terhadap angin. Jenis tanaman umur panjang petani menanam berdasarkan tujuan
atau keinginan dari petani tidak memperhatikan manfaat pokoknya, yang diutamakan petani
PENUTUP
Kesimpulan
Pola agroforestri Kaliwu yang diterapkan oleh petani Desa Waimangura yaitu sistem
dengan pola Trees Along Border (TAB) yaitu penanaman pohon di bagian pinggir lahan dan
tanaman pertanian berada di bagian tengah. Pohon-pohon yang ditanam mengelilingi lahan
Jenis tanaman yang ditanam oleh petani agroforestri Kaliwu yaitu Mahoni
(Swietania mahagoni), Jati Putih (Gmelina arborea), Mangga (Mangifira indica), Nangka
aromaticum), Pinang (Areca catechu), Kelapa (Cocos nucifera), Durian (Durio), Pisang
Wortel (Daucus carota), Jagung (Zea mayz), Terung (Solanum melongena) dan Kacang
Hairiah dkk (2003) Pengantar Agroforestri. Bahan Ajar Agroforestri 1. ICRAF South East
Asia . Bogor
Maruapey A (2013) Analisis Black Box Sistem Dusung (Agroforestri) di Maluku. Jurnal
Agroforestri VIII No 4
Njurumana dan Susila. I (2006). Kajian Rehabilitasi Lahan Kritis Melalui Pengembangan
Hutan Rakyat Berbasis Kaliwu di Pulau Sumba. . Jurnal Penelitian Hutan dan
Konservasi Alam 3(1) 473-484
Rauf (2004) Kajian Sistem dan Optimasi Penggunaan Lahan Agroforestri di Kawasan
Penyangga TN. Gunung Leuser: Studi Kasus di Kabupaten Langkat Sumatera
Utara. (Tesis) Bogor. Sekolah Pasca Sarjanan Institut Pertanian Bogor.
Umbu Pati. 2020. Analisis Penerimaan Petani Pengelolah Agroforestri Kaliwu Desa
Waimangura Kecamatan Wewewa Barat Kabupaten Sumba Barat Daya Provinsi
Nusa Tenggara Timur. Skripsi Program Sarjana.
Widianto dkk (2003) Bahan Ajar Agrofrestri 3. Fungsi dan Peranan Agroforestri. ICRAF.
Bogor