Anda di halaman 1dari 16

NAMA : BELA SAFITRI

NIM : CCA 115 075

PENGANTAR ILMU KEHUTANAN

Pengantar ilmu kehutanan merupakan bidang kakjian keilmuan yang dapat


berfungsi sebagai pintu gerbangbagi para peminat ilmu pengetahuan, teknologi dan
profesi kehutanan sebelum mereka secara lebih intensif mendalami dan
mengembangkan ilmu tersebut.

Ruang lingkup PIK:


1. Konsep hutan, keutanan dan ilmu kehutanan
2. Keadaan serta perkembangan hutan itu sendiri
3. Manfaat hutan bagi kehidupan dan kebberadaan umat manusia
4. Perkembanggan prinsip dan kegiatan pengelolaan hutan
5. Profesi tenaga kehutanan dan perannya dalam pengelolaan hutan
6. Permasalahan global kehutanan dan upaya-upaya manusia untuk mengatasinya
Manfaat mempelajatri ilmu kehutanan:
1. Pembangunan kehutanan sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari PdAL,
mempunyai peran yang sangat penting untuk kehidupan manusia saat ini
maupun untuk yang akan dating.
2. Peran hutan dalam menopang kehidupan manusia itu sama dengan usia
keberadaan manusia itu sendiri.
3. Istilah: - Hutan (dalam bahasa Indonesia)
- Forest (dalam bahasa Ingris)
- Foret (dalam bahasa Perancis)
- Silva atau Forestis (dalam bahasa Latin Pertangan) yang artinya kayu
diluar dinding tanaman.

UU. No. 41 Tahun 1999 Tentan Kehutanan (Pasal 1 ayat 2)


“Hutan merupakan suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi
sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonana dalam persekutuan alam
lingkungannya, yang satu dengan laininnya tidak dapat dipisahkan.”
Arti Hutan:
1. Bagi masyarakat yang tinggak disekitar hutan, menganggap bahwa hutan
merupakan lingkungan hidup sehari-hari.
2. Bagi masyarakat perkotaan menganggap bahwa hutan merupakan penghasil
udara segar, suasananya yang sunyi dan nyaman, kebisingan dan kesumpakan
udara perkotaan yang menyertai dalam kehidupan sehari-hari.
Manfaat kayu untuk keidupan manusia:
1. Bahan bakar untuk membuat api.
2. Bahan untuk membuat tempat perlindungan manusia agar terlindung dari
hawa dingin yang sangat menyengat dan kemungkinan serangan binatang
buas
3. Bahan untuk membuat perahu dan kapal laut, sebagai sarana transportasi
4. Serat kayu sebagai bahan utama yang sangat penting untuk membuat tekstil
dan kertas.

Peranan Hutan Bagi Perkembangan Peradaban Manusia:


(Gardner dan angelman, 1999)selain air yang segar dan tanah yang subutr,
hutan telah memberikan peranannya yang lebih besar dalam perkembangan
peradaban masyarakat d atas permukanaan bumi ini dibandingka sumberdaya alam
lainnya. Sumberdaya alam yang berperan dalam peradaban masyarakat dimuka bumi
ini yaitu air segar, tanah yang subur dan hutan.

Tahapan pengelolaan hutan tropika menurut Bruening (1996) adalah;


Fase-1 periode pra-pengelolaan sebelum 1850:
1. Penggunaan kayu untuk bahan bakar sebagai sumber energy
2. Kayu yang diambil dari hutan adalah ukuran kecil untuk perkakas rumah
tangga dan perhiasan
3. Pengambilan hasil hutan lainnya seperti getah kayu yang berkualitas
gigunakan untuk pembuatan kapal laut.\
4. Pengambilan hasil hutan kayu dan non kayu bersifat merusak dan tidak efisien
5. Limbah yang diinggalkan didalam hutan cukup tinggi
6. Penebangan kayu ditujukan semata untuk mengambil buah-buahan, telur
binatang yang dpat dimakan, getah dijadikan hiasan (ornament dan bahan
wewangian)

Fase-2 periode Indo-Burma/Franco-Jerman 1850-1900


1. Prosedur pengolahan fase ini dipengaruhi tradisi pengelolaan hutan secara
sebaguna yang dilakukan di Jerman
2. Usaha alih teknologi silvikultur fase ini gagal,yang diakibatkan eksploitasi
yang berlebihan, stock yang ada berkurang.
3. Di Srilanka terjadi penebangan hutan berlebihan yang disebabkan tingginya
permintaan kotak untuk tempat teh
4. Di Myanmar (Burma) hutan alam jati terancam habis tingginya kebutuhan
lahan untuk pertanian dan permintaan kayu untuk keprluan membuat kapal
laut.
5. Seorang ilmuwan Jerman bernama Dr Dietric Brandis mengembangkan
system tebang pilih berdasarkan jumlahn pohan pada hutan jati, kemudian
dikenaldengan istilah system penebangan dengan system tebang pilih unruk
hutan alam jati
6. Metode pengaturan hasil diintegrasikan dengan praktek silvikultur dan
pembangunan hutan diaktifkan dengan teknik taungnya.
7. Taungnya adalah sebuah teknik budidaya padi yang digunakan secara khusus
di buram yan mengadobsi system tradisional di Jerman dengan nama waid-
Feltbau (Bruenig, 1995) Di Indonesia dikenal dengan istilah system tumpang
sari di hutan jati.

Fase-3 Periode Malesiana-Afrika, 1960-1966


1. Pada fase ini sangat kuatnya pengadopsian dan pengembangan seni dan
praktek pengelolaan hutan secara lestari teruama dalam bidang silvikultur,
dendrology, pemanfaatan hasil hutan non kayu, inventarisaasi hutan dan
menajemen hutan.
2. Pada fase ini mulai dikenalkan prinsip pengelolaan hutan secara sederhana
yaitu prinsip kelestarian hasil. Kebehasilan konsep ini didukung oleh kegiatan
penelitian, politik pemerintah, sokongan teknologi dari akademis ditingkat
wilayah, nasional maupun internasional.
3. Bruenig(199), sejaktahun 30-an Haska seorang rimbawan jerman telah
memberikan perkiraan bahwwa permasalahan kelestarian atau keberlanjutan
akan menjadi permasalahan globalkehutanan dalam abad ke-20.

Fase-4 Periode Eksploitasi hutan Tropika 1960-1990


1. Tinggi permintaan dunia terhadap kayu tropis untuk bahan baku dan kayu
perdagangan lainnya.
2. Hal ini terjadi, disebabkan meningkatnya keberhasilan pembangunan ekonomi
amerika, Negara di Eropa Barat dan jepang
3. Mendorong bagi Negara yang mempunyai hutan tropis untuk mengeksploitasi
hutan yang dimiliki dan menjualnya ke Negara konsumen.
4. Pada fase ini kondisi ekonomi antara Negara produsen dan Negara konsumen
tidak berimbang sehingga terjadi ketidak adilan dalam perdagangan kayu
secara internasional. Pada sisi lain harga kayu tropis tetaprendah, sementara
persyaratan kayu trropis yang dapat diperdagangkan sangat tinggi.

Fase-5 Periode Restorasi, 1990-2000,2020.


1. Fase ini merupakan fase peralian dalam perumusan kembali dan penyusunan
kembali prinsip-prinsip pengelolaan hutan tradisional yang telah ditinggalkan,
baik dalam pengelolaan hutan tropika maupun secara umum dalam
pengelolaan hutan di seluruh dunia.
2. Pada fase ini dicirikan banyaknya LSM, secara internasional dikenal dengan
istilah NGO (non Government organization)
3. Adanya pandangan badan dunia (PBB) atau United Natioan (UN) terhadap
Prinsip-prinsip pengelolaan hutan di indonsia
4. Beberapa badan dalam PBB yang secara Gencar memelopori perlunya
perubahan pola pikir dalam sisttem pengelolaan hutan: IUCN (international
union fir the concervation of nature and nature recources). Pada saat sekarang
IUCN dianggap sebagai singkatan dari the world conservation union.
5. ITTO (international tropical timber organization) yang beranggotakan Negara-
negara produsen dan konsumen kayu tropis dunia. Dan FAO (food and
Agreeculture organization)organisasi yang bergerrak dibidang pangan dan
pertanian. Merintis dibuatnya rencaforest action plan (TFAP of FAO dan
world Bank)
6. Gerakan gerakan ini bertujuan memberikan peringatan kepada Negara-negara
yang memiliki hutan tropika maupun dibelahhan utara dunia bahwa keadaan
hutan yang kritis disetiap Negara akan mengancam keberlanjutan
pembangunan ekonomi dimasing-masing Negara.
7. Pada fase ini juga telah dihasilkan berbagai konvensi internasional tentang
kehutanan dan dicanangkan program sertifikasi pengelolaan hutan lestari
secara lestari pada hutan produksi dan berbagai hasil hutan yang bertujuan
untuk melindungi lingkungan hidup, sumberdaya alam dan
keberlanjutanpembangunan di dunia.

Fase ke-6 Periode menuju pengelolaan secara lestari dan konservasi


1. ITTO sejak tahun 1991 telah menetapkan konsep atau target pengelolaan
hutan secara lestaridi tahun 2000
2. Bruenig (1996) menyarankan bahwa agar dibuata suatu rangkaian target-
target dan bukan hanya sattu tiitik untuk mencapai pengelolaan hutan secara
lestari. Hal ini akan lebih realistis, mengingat unttuk menerapkan prinsip
pengelolaan hutan secara lestari yang berlaku pada saat ini diseluruh dunia
memerlukan proses yang tidak akan pernah dicapai secara sempurna dan
lengkap. Lebih jauh lagi Bruennig manyatakan bahwa konsep kelestarian
hutan harus secara konsisten dilakukan penyesuaian-penyesuaian terhadap
biofisik alam,ekonomi, pengetahuan dan keadaan lingkungan tanpa keluar
dari prinsip- prinsip kelestarian yang bersifat universal.

Periode kehuidupan manusia sepenuhnya begantung pada hutan


1. Pad periode ini manusia menyatu dengan hutan sehingga manusia dipandang
sebagai bagian dari ekosistem hutan.
2. Seluruh keperluan manusia berupa pangan, sandang dan papan disediakan
oleh hutan.

Periode kehidupan manusia memungut hasil hutan secara terkendali


1. Dalam periiode ini manusia tinggal diluar hutan atau dipinggir hutan
2. Pengambilan hasil hhutan dilakukan secara sederhana tanpa merusak hutan
3. Penebangan pohn hutan secara besar-besaran masih belum terjadai sehingga
hutan tatap baik.
4. Hutan justru dijaga untuk keseimbangan alam agar tidak terjadi bencana alam
seperti banjir, erosi, tana longsor, atau kekeringan air disaat kemarau.

Periode kehidupan manusia merusak hutan


1. Manusia melakukan pembukaan hutan dengan cara pembakaran atau
penebangan pohon untuk memenuhi keperluan hidup
2. Pada periode ini tidak dilakukan tindakan penanaman tanaman hutan.
3. Mengakibatkan terbentuk hutan sekunder, semak belukar, tanah kosong.
4. Membuka hutan untuk keperluan pemukiman, berladang, bersawah,
peternakan, pengambilan kayu dan sebagainya.

Periode kehidupan manusia memerlukan hutan


1. Pada periode ini manusia sadar bahwa pembabatan hutan dapat berdampak
terhadap kehidupan dan lingkungan
2. Apabila kayu atau hasil hutan lainnya diambil secara berlebihan, maka alam
tidak akan mampu untuk memulihkannya kembali.
3. Dampaknya, persediaan sumberdaya alam hutan menjadi berkurang, langka
dan bahkan punah sama sekali dari permukaan bumi
4. Dampak erhadap lingkungan berupa banjir, kekeringan, erosi, tanah longsor,
dan berkurangnya tingkat kesuburan tanah
5. Timbul pemikiran bahwa hutan mutlak harus ada, hutan harus dijaga, terhadap
hutan yang rusak perlu diperbaiki dengan melakukan penanaman kembali
6. Pada periode ini timbulnya konsep/prinsip pengelolaan secara lestari (PHL)
atau sustainable forest management/SFM

Periode Kehidupan Manusia Mendambakan Hutan


1. Pada periode ini manusia mendambakan/merindukan kehadiran hutan
disekitar tempat tinggal dan lingkungan hidupnya.
2. Karena hutan dapat menyediakan jasa lingkungan dan sosial budaya yang
tidak dapat diganti oleh rekayasa teknologi misalnya hutan dapat
menyediakan udara bersi, sehat dan segar, temperature udara, suasana
nyaman, keanekaragaman hayati, keindahan alami, konservasi tanah dan air,
nilai religi, nilai hhutan yang dapatt membangkitkan kebanggaan masyarakat
dan bangsa dan ilmu pengetahuan.

Ilmu Kehutanan Sebagai Ilmu Pengetahuan


1. Aspek antologi ilmu kehutanan, bahwa hutan sebagai kesatuan ekosistem
berikut lingkungannya.
2. Hutan sebagai ekosistem terdiri dari komponen-komponen yang bersifat hidup
(biotik) dan tidak hidup (abiotik). Komponen biotik: pohon, tumbuhan
lainnya, berbagai jenis binatang yang terdapat di dalam hutan.
3. Berdasarkan wujud, fungsi dan perilakunya, lingkungan hutan
dapatdikelompokka: 1) kelompok manusia, 2) kelompok makluk hidup
lainnya dan 3) kelompok benda-benda yang tidak hidupyang terdapat di dalam
hutan.

Ada 3 jenis penggolonga penelitian ilmiah dalam metodologi penelitian dan sejalan
dengan tujuan dari aspek epistemology ilmu kehutanan:
1. Penggolongan penelitian menurut sasaran penelitian
2. Penggolongan penelitian menurut keperluan terhadap data dan hipotesis
penelitian
3. Penggolongan penelitian menurut cara pendekatan dalam menjawab
permasalahan penelitian.

Penggolongan penelitian menurut sasaran penelitian


 Berdasarkan sasaran penelitian yang ingin dicapai yaitu:
1. Penelitian dasar atau penelitian murni, yaitupenelitian yang hasilnya
mengungkapkan teori dan prinsip yang mendasari sifat dan perilaku sesuatu.
Penelitian jenis ini biasanya dilakukan karena adanya perhatian dan
keingintahuan terhadap hasil suatu aktivitas,tempat memikirkan ujung praktis
atau untuk penerapannya. Hasil dari penelitian dasar ini adalah teori atau
prinsip yang baru, atau menolak suatu teori atau prinsip yang sudah ada
sebelumnya. Contoh penelitian dasar, perilaku satwa liar tertentu akibat
terjadinya perubahan lingkungan pada habitatnya.
 Penelitian terapan yaitu penelitian yang hasilnya dapat segera
dimanfaatkan dalam suatu kegiatan atau proses tertentu.
 Tujuan penelitian terapan adalah memperoleh teknologi, prosedurkerja,
teknik menajemen atau pilihan kebijakan dalam menjawab suatu
permasalahan yang berkembang di masyarakat.
 Hasil penelitian diharapkan dapat digunakan untuk meningkat
produktivitas dari suatu proses produksi, meningkatkan efisiensi
pemanfaatan sumberdaya atau meningkatkan aktivitas dan ketepatan suatu
kebijakan.
 Contoh penelitian terapan:
1. Model pengelolaan hutan oleh masyarakat
2. Teknik pengawetan kayu untuk bhan bangunan
Penggolongan Penelitian Menurut Keperluan Terhadap Data Dan Hipotesisi
Penelitian:
1. Pada umumnya penelitian dalam bidang kehutanan merupakan kelompok
penelitian yang memerlukan data (penelitian empiris) baik yang memerlukan
hipotesis atau tidak, penelitian yang menggunakan perencanaan percobaan
(experimental design)yang ditujukan untuk memeriksa hubungan satu atau
lebih respon yang ditimbulkan bersifat hubungan sebab akibat.
2. Penelitian yang memerlukan data, namun tidak memerlukan hipotesis,
dilakukan menggunakan metode survey dengan teknik pengambilan contoh
atau studi kasus
Sumber Istilah Hutan
Neufeldt dan Guralnik1996; Bruenig 1996 Hutan (forest) :
 Bahasa Perancis is Foret
 Latin pertengahan is silva/forest is yang diartikan kayu diluar dinding taman
 Latin – fores is di luar
Ruang Lingkup Ilmu Kehutanan
Hirarki bidang ilmu-ilmu pokok dalam ilmu kehutanan yaitu
 Bidan ilmu-ilmu pemanfaatan dan pengelolaan hasil hutan
 Bidang ilmu-ilmu pengelolaan dan konservasi sumberdaya hutan
 Bidang ilmu-ilmu administrasi, komunikasi, dan kebijakan kehutanan
 Bidang ilmu-ilmu pengukuran sumberdaya hutan
 Bidang ilmu-ilmu komponen dasar pendukung
 Bidang ilmu-ilmu komponen dasar
Defenisi Hutan Ditinjau Dari Beberapa Faktor :
 Wujud biofisik lahan dan tumbuhan
 Fungsi ekologis
 Kepentingan kegiatan operasional pengelolaan
 Status hukum lahan
Hutan Berdasarkan Penekanan Konsep Ekologi
 Sharma (1992), suatu komunitas tumbuhan yang didominir pohon-
pohon/tumbuhan berkayu lain, tumbuh secara bersama-sama dan cukup rapat.
 Helms (1998), sebuah ekosistem yang dicirikan oleh penutupan pohon-pohon
yang cukup rapat dan luas, sering kali terdiri tegakan-tegakan yang beraneka
ragam sifat. Contoh : komposisi jenis, stuktur, kelas umur dan proses-proses
yang berhubungan, pada umumnya mencakup: padang rumput, sungai, ikan
dan satwa liar. Hutan mencakup pula bentuk khusus, seperti hutan industri,
hutan milik non industri, hutan tanaman, hutan publik, hutan lindung dan
hutan kota. Penekanannya pada ekosistem yang dicirikan oleh pohon yang
rapat, cukup luas terdiri dari beberapa tegakan yang memiliki ciri komposisi
jenis, struktur, kelas umur yang relatif sama.
 Departemen kehutanan (1998), hutan adalah suatu ekosistem yang dicirikan
liputan pohon yang cukup luas, baik yang lebat/kurang lebaat. Ciri penutupan
pohon yang cukup luas dengan kerapatan pohon lebat/kurang lebat.
Gambaran Secara Umum Tentang Pengertian Hutan
1. Wujud biofisik
a. Hamparan lahan yang ditumbuhi pohon-pohon dengan kerapatan dan luasan
yang cukup
b. Kumpulan dari bidang-bidang lahan yang ditumbuhi pohon-pohon dengan
kerapatan dan luasan yang cukup
2. Pandangan menurut perspektif ekologi
a. Merupakan masyarakat tumbuhan yang didominasi oleh pohon-pohon/
tumbuhan berkayu lainnya
b. Merupakan satu kesatuan ekosistem
c. Mampu menciptakan iklim mikro didalam hutan yang berbeda dengan
keadaan sekitarnya diluar hutan
3. Kepentingan kegiatan yang bersifat operasional
Merupakan hamparan lahan yang ditumbuhi pohon-pohon dengan kriteria
operasional tertentu yang dikehendaki. Davis dan Jhonson (1987), Bruenig
(1996)
4. Status hukum lahan
a. Lahan hutan dapat berstatus hak milik (hutan milik)/ tanah negara (hutan
negara)
b. Lahan dapat memiliki keadaan biofisik berhutan/ tidak berhutan, asal
ditetapkan pemerintah sebagai hutan/ kawasan hutan
Pengertian Hutan Dengan Tujuan Tertentu
A. Untuk Tujuan Inventarisasi Hutan FAO 1958
Lotsch dan Haller (1964) adalah seluruh lahan yang berhubungan dengan
masyarakat tumbuhan yang didominasi oleh pohon-pohon dari berbagai ukuran,
dieksploitasi/ tidak dapat menghasilkan kayu/ hasil hutan lainnya dapat
memberikan pengaruh terhadap iklim/siklus air/ menyediakan perlindungan
untuk ternak dan satwa liar.
B. Pengelolaan Hutan Dengan Tujuan Menghasilkan Kayu
Davis dan Jhonson (1987) hutan adalah suatu kumpilan bidang-bidang lahan
yang ditumbuhi (memiliki)/ akan ditumbhi tumbuhan pohon dan dikelola sebagai
satu kesatuan yang utuh untuk mencapai tujuan pemilik lahan berupa kayu/ hasil-
hasil lain yang berhubungan ( kesatuan pemilikan, kesatuan pengelolaan,
kesatuan perencananaan)
C. Untuk Permudaan Buatan
Bruening (1996) hutan adalah bidang lahan yang tertutupi oleh pohon-pohon
yang dapat membentuk keadaan iklim tegakan (iklim makrodidalam hutan)
termasuk bagian bidang lahan bekas tebangan melalui tebang habis didalam
wilayah hutan tetap pada tanah negara/tanah milik, yang setelah pemanenan
(penebangan) terhadap tegakan hutan yang terdahulu dulakukan pembuatan dan
pemeliharaan permudaan alam/ penghuutanan kembali.
Keadaan Tumbuhan Hutan
 Hutan lebat/hutan rapat (closed forest) total penutupan tajuk > 10% dari total
luas permukaan tanah (Bruenig, 1996)
 Hutan terbuka/ hutan jarang (open forest) total penutupan tajuk < 10% dari total
luas permukaan tanah (Bruenig, 1996)
 Hutan primer (primary forest, primeval forest, pristine forest, virgin forest, old
growth forest) belum pernah mendapatkan sedikit gangguan yang dampak
kerusakannya tidak cukup berarti sehingga hutan tersebut secara alami, mampu
kembali kepada keadaan semula (Bruenig, 1996)
 Hutan sekunder ( secondary forest) tumbuhan melalui suksesi sekunder alami
pada lahan hutan yang telah mengalami gangguan berat (Bruneig, 1996)
Tahapan Pertumbuhan dan Perkembangan Tegakan
 Hutan klimaks masyarakat tumbuhan yang telah berada pada tahap puncak dalam
suksesi alami untuk keadaan spesifik lokasi tertentu (Helms, 1998)
 Tagakan (hutan) masak tebang, tegakan hutan seumur yang pohonnya telah
memenuhi standar ukuran dan kualitas perdagangan tertentu.
 Hutan normal, dibentuk oleh tegakan yang pertumbuhannya normal yaitu
memenuhi syarat-syarat konsep ideal susunan umur tegakan, besarnya volume
tegakan persediaan, sebaran ukuran pohon dalam tegakkan, dan riap tegakan
(Helms, 1998)
 Hutan seumur, dibentuk tegakan seumur yaitu tegakan yang mengandung pohon-
pohon dengan kelas umur yang sama
 Hutan tidak seumur, dibentuk tegakan tidak seumur yaitu tegakan yang
mengandung pohon-pohon yang meiliki tiga/lebih kelas umur yang sama.
Iklim Tempat Tumbuh Hutan
 Hutan Hujan (rain forest) : selalu hijau biasanya berada pada daerah
beriklimdengan ciri-ciri kelembapan udara tinggi sepanjang tahun dan curah
hujan tinggi sepanjang tahun dan dengan musim keringyang pendek atau tidak
ada sama sekali (Helms,1998)
 Hutan Musim atau Hutan Tropika menggugurkan daun (monsoon forest, tropical
deciduous forest) : lahan terbuka bertumbuhan tumbuh-tumbuhan berkayu di
daerah tropika yang memiliki musim kering yang panjang dan diikuti musim
hujan dengan curah hujan tinngi. Atau hutan yang sifatnya mengikuti perubahan
dua musim (departemen kehutanan 1989)
 Hutan Beriklim Sedang (temperatu forest) : terletak pada daerah beriklim sedang
yaitu daerah yang memiliki suhu rata-rata ± 10o C untuk dua atau empat bulan
dalam satu tahun (Helms, 1998)
 Hutan Tropika (tropical forest) : berada pada daerah yang beriklim tropika suhu
udara tinggi dengan rata-rata suhu 18o C untuk bulan yang paling dingin,
kelembapan tinggi dan curah hujan dingin. Terletak disekitar garis khatulistiwa.
Keadaan Tanah Tempat Tumbuh Hutan
 Hutan Tanah Kering  hutan yang tanahnya lantai huntannya tidak pernah
tergenang air sepanjang tahun
 Hutan Gambut  tumbuh pada tanah organosol dengan lapisan gambut dengan
ketebalan 60 Cm atau lebih. Pada umumnya terdapat pada daerah yang memiliki
tpe iklim A atau B menurut klasifikasi tipe iklim Sehmidth dan Ferguson.
 Hutan Rawa  tumbuh pada daerah yang selalu tergenang air tawar tidak
dipengaruhi iklim. Umumnya terletak dibelakang hutan payau dengan jenis tanah
aluvial. Tegakan hutan selalu hijau dengan pohon yang tingginya bisa mencapai
40 m dan terdiri atas banyak lapisan tajuk.
 Hutan Mangrove atau Hutan Bakau  berada ditepi pantai, didominasi oleh
pohon tropika atau belukar dan genus Rhizophora, Laguncularia dan Avicennia.
Status Hukum Fungsi Hutan
 Hutan Lindung, mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem
penyangga kehidupan untuk mengatur tataair, mencegah banjir,
mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut dan memelihara kesuburan
tanah ( UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan)
 Hutan Produksi, mempunyai fungsi pokok produksi hasil hutan, yaitu benda-
benda hayati non hayati dan turunannya, serta jasa yang berasal dari hutan
 Hutan konservasi, kawasan hutan dengan ciri khas tertentu yang mempunyai
fungsi pokok pengawetan keanekaragaman tumbuhan dan satwa serta
ekosistemnya.
Kategori Hutan Menurut Fungsi
 Hutan yang berfungsi untuk perlindungan, hutan yang secara eksklusif,
seluruhnya dilindungi atau sebagian dari padanya dirancang untuk memenuhi
fungsi perlindungan terhadap tanah, air, iklim, flora dan fauna, alam
lingkungan, warisan, ilmu nilai pengetahuan atau keindahan alam.
 Hutan yang berfungsi untuk produksi, hutan yang dirancang untuk
menghasilkan kayu atau hasil hutan lain, atau kombinasi dari keduannya,
secara lestari.
 Hutan yang berfungsi serbaguna, hutan yang dirancang untuk memenuhi
kombinasi antara fungsi produksi dan fungsi perlindungan.
Status Hukum Lahan Hutan
 Hutan negara (state forest) yaitu berada pada tanah yang tidak dibebani hak
atas tanah UU No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
 Hutan hak (private forest) yaitu berada pada tanah yang dibebani hak atas
tanah UU No. 41 Tahun 1999 tentang hutan milik
 Hutan adat ( traditional sometyforest) yaitu berada pada tanah dalam wilayah
masyarakat hukum adat dalam UU No. 41 Tahun 1999 tentang kehutanan
termasuk ke dalam hutan Negara
 Hutan masyarakat (community forest) hutan yang dimiliki pada umumnya
dikelola oleh masyarakat yang setiap anggotanya dapat berperan serta dalam
pengelolaan dan mendapatkan manfaat dari hutan tersebut
 Hutan komunni (communal forest) yaitu hutan yang dimiliki dan umumnya
yang dikelola oleh pemegang kekuasaan desa, kota, masyarakat adat, atau
pemerintah setempat yang setiap anggotanya dapat ikut mendapatkan
manfaatnya dan berperaan serta dalam pengelolaan baik melalui penyertaan
modal berupa uang atau barang lain yang diperlukan
 Hutan rakyat (social forest) yaiu lahan milik rakyat atau milik adat atau ulayat
yang secara terus menrus diusahakan untukusaha perhutanan yaitu jenis kayu
kayuan, baik yang tumbuh secara alami ataupun buatan
Kehutanan Sebagai Profesi
Profesi yang berenaan dengan ilmu seni dan praktek dalam mengelola,
menggunakan dan mengkonservasi hutan dan sumber daya lain yang berhubungan
untuk mencapai tujuan tujuan tertentu guna memenuhi kebutuhan manusia dengan
tetap mempertahankan kelestariaanya.
Kehutanan sebagai system
System pengurusan yang bersangkut paut dengan hutan, kawasan hutan dan
hasil hutan yang diselenggarakan secara terpadu.
Kehutanan sebagai kegiatan
Kegiatan yang bersangkutan dengan hutan dan pengurusannya serta
pengelolaan hutan secara ilmiah untuk kelangsungan hasil berupa benda dan jasa.
Kehutanan sebagai ilmu
Ilmu yang membahas berbagai hal yang berkenaan dengan praktek pembangunan,
pengelolaan dan pengkonservasian hutan secara berkelanjutan.

Fungsi Hutan Bagi Kehidupan


1. Sebagai paru – paru dunia hutan disebut juga sebagai paru-paru dunia karena hutan
dapat menyerap gas karbon dioksida dibumi dan menghsilkan gas oksigen yang
dibutuhkan oleh manusia.
2. Mengutangi polusi udara pohon pohon yang ada dihutan dapat menahn dan
menyerap partikel-partikel padat di udara seperti debu dan juga menyerap gas
karbon dioksida yang berbahaya bagi manusia.
3. Tempat penyimpanan air akar-akar pohon-pohon yang ada di dalam
4. Mencegah banjir dan erosi bencana banjir dan tanah longsor atau erosi disebkan
karena rusaknya hutan disekitar hulu sungai.
5. Rumah bagi flora fauna.
6. Sebagai tempat rekreasi hutan juga bisa dijadikan sebagai tempat alternative untuk
berlibur.
7. Sumber pendapatan Negara hutan menghasikan sumber daya alam bernilai harga
jual tinggi seperti kayu, rotan dll yang bisa dijadikan sebagai komoditas ekspor
untuk meningkatan devisa Negara.
Manfaat Hutan Bagi Manusia
Manfaat langsung ialah manfaat dari hutan yang dapat langsung dinikmati
oleh masyarakat seperti kayu, rotan, obat-obatan, buah-buahan, binayang buruan,
dammar, kulit kayu.
Manfaat tidak langsung merupakan manfaat dari fungsi hutan sebagai
pengatur tata air dan pemeliharaan kesuburan tanah atau manfaat hidro-orologis dari
hutan.
Hadipurnomo (1989) manfaat kehadiran hutan bagi manusia berupa produksi hasil
hutan dan jasa sebagai berikut:
a. produksi hasil hutan meliputi antara lain:
1. Kayu, meliputi kayu bakar, pertukangan, industry
2. Kulit kayu
3. Rotan
4. Getah (gondorukem, terpentin, kopal)
5. Minyak atsiri (minyak kayu putih, minyak eukaliptus)
6. Daun (daun murbel untuk makanan ulat sutera, daun lamtoro)
7. Buah, misalnya tengkawang untuk bahan kosmetika

b. jasa yang berupa


1. Pengendalian lingkungan
a. Pengendali bahaya banjir dan erosi
b. Reservoin alam
c. Perlindungan terhadap angin
d. Pembersih polusi udara
e. Paru-paru tempat pemukiman
2. Meningkatkan kesejahteraan dan kenyamanan hidup
a. Membuat iklim mikro menjadi nyaman
b. Keindahan alam taman nasional, wisata
c. Mengurangi kebsisingan suara
d. Mengurangi silau cahaya matahari, lampu, mobil dll
Soerjani (1992), Myers (1985) fungsi dan potensi manfaat hutan sebagai sumber
keanekaragaman alam hayati sebagai berikut:
a. Ekologi
1. Penyangga keseimbangan
2. Perlindungan, kehidupan
3. Proteksi daerah aliran sungai
4. Pengendali erosi
5. Penyimpanan cadangan
6. Penyerap CO2
7. Penghasil O2 dan kesegaran
8. Kesuburan tanah
b. Manfaat langsung
1. Makanan, buah, buruan, sagu
2. Bahan obat dan penyegar
3. Kayu bakar
4. Bahan arang
5. Kayu bangunan
6. Bahan tenunan
7. Pemeliharaan lebah
c. Industri
1. Industry kayu, industry kertas, getah
2. Industry farmasi( obat penyegar, kosmetik, dll)
3. Residu ( mentol, terpentin),minyak

Klasifikasi Hutan
Hutan dapat diklasifikasikan berdasar jenis pohon yang dominan berdasarkan
fungsi hutan, berdasar pemiliknya, berdasar prmudaan, berdasar asal hutan, berdasar
tinggi tempat, berdasarkan iklim.
a. Hutan berdasarkan jenis pohon yang dominan
Hutan jati, hutan pinus, hutan eucalyptus tidak disebut sebgai hutan tetapi
kebun kayu.
c. Fungsi hutan
Menurut fungsi hutan, maka hutan negara d klasifikasikan menjadi empatjenis
yaitu hutan lindung, hutan produksi, hutan suaka alam dan hutan wisata.
Sedangakan dalam undang-undang kahutanan yang bsaru yaituUUK No. 41 tahun
1999, mempunyai 3 fungsi yaitu : funsi konservasi, fungsi lindung dan fungsi
produksi. Yang dimaksud dengan hutan konservasi meliputi hutan suaka alam,
hutan pelestarian alam dan taman baru.
Klasifikasi Hutan Menurut Fungsi Hutan:
1. Hutan lindung adalah kawasan hutan yang karena keadaan sifat fisik alamnya
diperuntukkan guna mengatur tata air, penceghan bencana banjir dan erosi serta
pemeliharaan kesuburan tanah.
2. Hutan produksi adalah kawasan hutan yang diperuntukkan guna produksi hasil
hutan untuk memenuhi keperluan masyarakat. Pada umumnya dan khususnya
untuk pembangunan, industry dan ekspor.
3. Huatn suaka alam (cagar alam dan suaka margasatwa ) ialah kawasan hutan yang
karena sifatnya khas diperuntukkan secara khusu untuk perlindungan alam hayati
dan manfaat-manfaat lainnya. Cagar alam adalah huatn suaka alam yang
berhunbungan keadaan alamny yang khas termasuk alam hewani dan alam nabati.
Suaka margasatwa adalah hutan suaka alam yang ditetapkan sebagai tempat
hidupnya margasatwa yang mempunyai nilai khas bagi ilmu pengetahuan dan
kebudayaan serta merupakan kekayaan dan kebanggan nasional.
4. Hutan wisata ialah kawasan hutan yang diperuntakkan secara khusus untuk dibina
dan dipelihara guna untuk kepentingan pariwisata dan wisata baru.

Anda mungkin juga menyukai