Pengertian Hutan, Manfaat Hutan & Yang Mempengaruhi Persebaran Hutan
Oleh godam64 pada 25 Agustus 2009 | 07:21
A. Pengertian Arti Definisi Hutan
Hutan adalah suatu wilayah yang memiliki banyak tumbuh-tumbuhan lebat yang berisi antara lain pohon, semak, paku-pakuan, rumput, jamur dan lain sebagainya serta menempati daerah yang cukup luas. Negara Kita Indonesia memiliki kawasan hutan yang sangat luas dan beraneka ragam jenisnya dengan tingkat kerusakan yang cukup tinggi akibat pembakaran hutan, penebangan liar, dan lain sebagainya.
B. Fungsi/Kegunaan/Manfaat Hutan Bagi Manusia dan Lingkungan
Hutan memiliki banyak manfaat untuk kita semua. Hutan merupakan paru-paru dunia (planet bumi) sehingga perlu kita jaga karena jika tidak maka hanya akan membawa dampak yang buruk bagi kita di masa kini dan masa yang akan datang.
1. Manfaat/Fungsi Ekonomi - Hasil hutan dapat dijual langsung atau diolah menjadi berbagai barang yang bernilai tinggi. - Membuka lapangan pekerjaan bagi pembalak hutan legal. - Menyumbang devisa negara dari hasil penjualan produk hasil hutan ke luar negeri.
2. Manfaat/Fungsi Klimatologis - Hutan dapat mengatur iklim - Hutan berfungsi sebagai paru-paru dunia yang menghasilkan oksigen bagi kehidupan.
3. Manfaat/Fungsi Hidrolis - Dapat menampung air hujan di dalam tanah - Mencegah intrusi air laut yang asin - Menjadi pengatur tata air tanah
4. Manfaat/Fungsi Ekologis - Mencegah erosi dan banjir - Menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah - sebagai wilayah untuk melestarikan kenaekaragaman hayati
C. Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Hutan
1. Keadaan tanah Daerah gurun pasir akan membentuk hutan yang berbeda dengan daerah tropis yang banyak hujannya.
2. Tinggi rendah permukaan tanah Jenis hutan beserta isi tanaman dipengaruhi oleh suhu wilayah yang berbeda antara dataran tinggi dan dataran rendah.
3. Makhluk hidup Manusia dapat menentukan di mana boleh ada hutan dan tidak boleh ada hutan.
4. Iklim Iklim yang memiliki curah hujan tinggi akan membentuk hutan yang lebat seperti hutan hujan tropis.
Fungsi Hutan Secara Umum dan Menurut Ahli Diposkan pada: January 10, 2014 Oleh: Chy Rohmanah Pada Kategori: Edukasi Fungsi hutan baik secara langsung atau pun tidak langsung bagi kehidupan manusia di bumi sangat penting. Hutan merupakan paru paru dunia, bisa dibayangkan jika tidak ada hutan di Bumi ini bagaimana kehidupan manusia. Seperti halnya fungsi paru paru pada manusia hutan juga merupakan paru parunya bumi ini. Jadi bisa dianologikan bahwa hutan memiliki fungsi penting bagi kehidupan kita. Hutan sebagai paru paru bumi artinya adalah hutan merupakan sumber penghasil oksigen yang dibutuhkan untuk sistem pernapasan pada manusia. Jika dijabarkan secara detil ada ribuan fungsi hutan yang kita rasakan baik secara langsung atau pun tidak langsung.
fungsi hutan, img : washingtonpost.com Fungsi Hutan Secara Umum Fungsi hutan secara umum yang dikutip dari blog University of California (uci.edu) adalah sebagai penghasil oksigen yang sangat besar untuk bumi. Hutan akan memanfaatkan energi matahari melalui proses fotosintesis dan mengubahnya menjadi oksigen.Selain itu kita mengetahui bahwa hutan juga memiliki fungsi sebagai rumah jutaan spesies dan makhluk hidup yang ada di bumi. Tanaman di hutan juga sering menjadi bahan penelitian untuk obat obatan serta menyediakan kayu untuk manusia selama berabad abad. Fungsi Hutan Berdasarkan FAO FAO (Food and Agriculture Organization) sebagai organisasi dunia yang mengurus makanan dan pertanian tidak lupa memberikan detil fungsi hutan untuk kehidupan kita. Setidaknya ada 6 fungsi hutan yang dikutip dari fao.org : Fungsi Hutan Sebagai Sumber Daya Air Bumi Perlindungan Terhadap Tanah Fungsi hutan untuk pengurangan dampak emisi gas Fungsi hutan untuk habitat alam dan keanekaragaman hayati Fungsi hutan untuk rekreasi dan kegiatan sosial Fungsi hutan untuk budaya Ada berbagai fungsi dan pengertian hutan yang dijabarkan dan dipelajari selama berabad abad.Namun secara umum dapat kita katakan bahwa hutan adalah payung untuk makhluk hidup. Rangkuman Fungsi Hutan Walau pun berbagai pendapat ahli di atas telah kita cermati dengan seksama, dapat kita rangkum bahwa fungsi hutan adalah sebagai berikut: 1. Sumber Air di Bumi 2. Sumber Oksigen 3. Mencegah Banjir 4. Mencegah Erosi 5. Menyerap Emisi Gas Berbahaya seperti Karbon dioksida 6. Sebagai tempat pariwisata 7. Rumah sebagian besar flora dan fauna 8. Hutan untuk penelitian dan kegiatan sosial Fungsi hutan dapat kita simpulkan sangat banyak untuk kehidupan manusia di muka bumi ini. Tanpa hutan bisa dikatakan kita akan berada dalam kehancuran dan kiamat. Untuk itu menjaga fungsi hutan agar kembali baik adalah salah satu cara untuk melestarikan bumi. Summary Home Kesehatan Lingkungan 6 Fungsi Hutan Indonesia Categorized | Kesehatan Lingkungan, Lingkungan Hidup 6 Fungsi Hutan Indonesia Posted on . Indonesia adalah sebagai salah satu negara dengan luas hutan terbesar di dunia sangat perlu melakukan konservasi dan pengelolaan hutan untuk kelestarian dan keseimbangan ekosistem alam di bumi. berbagai jenis hutan yang ada di inedonesia memiliki fungsi sebagai berikut. 1. Mencegah erosi dan tanah longsor. Akar-akar pohon berfungsi sebagai pengikat butiran- butiran tanah. Dengan ada hutan, air hujan tidak langsung jatuh ke permukaan tanah tetapi jatuh ke permukaan daun atau terserap masuk ke dalam tanah. 2. Menyipan, mengatur, dan menjaga persediaan dan keseimbangan air di musim hujan dan musim kemarau. 3. Menyuburkan tanah, karena daun-daun yang gugur akan terurai menjadi tanah humus. 4. Sebagai sumber ekonomi. Hutan dapat dimanfaatkan hasilnya sebagai bahan mentah atau bahan baku untuk industri atau bahan bangunan. Sebagai contoh, rotan, karet, getah perca yang dimanfaatkan untuk industri kerajinan dan bahan bangunan. 5. Sebagai sumber plasma dutfah keanekaragaman ekosistem di hutan memungkinkan untuk berkembangnya keanekaragaman hayati genetika. 6. Mengurangi polusi untuk pencemaran udara. Tumbuhan mampu menterap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen yang dibutuhkan oleh makhluk hidup. Baca juga artikel lingkungan di sini: Perbedaan Air Tercemar dan Air Tidak Tercemar Air merupakan unsur kehidupan yang sangat dibutuhkan makhluk hidup di bumi ini khususnya bagi kehidupan manusia, tumbuhan dan hewan. Oleh karena itu penting bagi kita untuk mengetahui perbedaan antara... 6 Karakteristik Air Baku Permukaan Kita ketahui bahwa air permukaan adalah air yang berasal dari hujan yang mengalir di permuakaan tanah yang mengandung berbgai macam kotaran baik itu lumpu, batang kayu, daun, kotarn binatang, manusia ... Cara Mencegah Pemcemaran Oleh Racun Hama Racun hama boleh dikatakan tidak ada antidotumnya, maka pencegahan merupakan hal yang peting untuk menghidarkan terjadinya pencemaran oleh racun ini. Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan racun ... Pengertian Ekosistem Lingkungan Hidup Suatu komunitas memerlukan lingkungan sebagai tempat tinggal makhluk hidup. Komunitas-komunitas akan selalu memiliki interaksi dengan lingkungannya sehingga membentuk satu kesatuan ekologi yang disebu... Kerusakan Lingkungan Karena Peristiwa Bencana Alam Artikellingkunganhidup.com Menurut penyebabnya, kerusakan lingkungan dapat terjadi akibat peristiwa bencana alam dan factor manusia. Kali ini kita akan membahas tentang kerusakan lingkungan karen... Kata Kunci: fungsi hutan, hutan mencegah tanah longsor, hutan mengurangi polusi tanah, hutan menyuburkan tanah, hutan sebagai sumber ekonomi, manfaat hutan Kata Kunci Terkait: fungsi hutan, manfaat hutan, fungsi hutan di indonesia, fungsi hutan adalah, manfaat hutan di indonesia, 5 fungsi hutan, Sebutkan fungsi hutan, fungsi-fungsi hutan, apa fungsi hutan, fungsi fungsi hutan
Pengertian Hutan Dan Manfaatnya Diposkan pada: January 10, 2014 Oleh: Chy Rohmanah Pada Kategori: Edukasi Pengertian hutan merupakan sebuah tempat yang pada bagian dalamnya di tumbuhi banyak tumbuhan yang terdiri dari banyak spesies seperti pohon, bunga, jamur, paku-pakuan dan sebagainya. Negara kita disebut sebagai paru-paru dunia, hal ini karena Indonesia memiliki banyak hutan yang tersebar hampir di setiap pulau-pulau da dalamnya. Begitu juga dengan jenis hutan Indonesia yang beraneka ragam seperti hutan bakau, hutan jati, hutan pinus dan sebagainya. Keberadaan hutan merupakan hal penting pada suatu wilayah, karena pepohonan akan memberikan manfaat oksigen murni yang sangat dibutuhkan manusia. Selain itu, hasil hutan seperti kayu, karet, buah-buah dan lainnya dapat dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakatnya. Pengertian Hutan Pengertian hutan bisa pula disebut sebagai salah satu bentuk kehidupan di dunia yang mana terdiri dari suatu kumpulan tumbuhan dan terutama pepohonan atau tumbuhan berkayu lain, yang menempati daerah yang cukup luas. Hutan bisa ditemukan pada daerah dengan iklim tropis, dingin atau berada di dataran rendah atau pegunungan di seluruh dunia. Berdasarkan peraturan perundang-undangan di Indonesia tentang kehutanan, yaitu pada Undang- Undang Nomor 41 tahun 1999 mengenai definisi hutan adalah Suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Dari definisi hutan yang kemukakan tersebut, terdapat unsur-unsur hutan yang meliputi: Suatu kesatuan ekosistem Berupa hamparan lahan Berisi sumberdaya alam hayati beserta alam lingkungannya yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Mampu memberi manfaat secara lestari Pada unsur-unsur hutan tersebut, didapatkan ciri pokok yang dimiliki oleh suatu wilayah yang dinamakan hutan, yakni merupakan rangkaian kesatuan komponen yang utuh dan saling ketergantungan terhadap fungsi ekosistem di bumi. Eksistensi hutan sebagai subekosisem global menenpatkan posisi penting hutan sebagai paru-paru dunia. Pengertian Hutan Dan Manfaatnya Secara Umum Keberadaan hutan pada bumi kita, memberikan manfaat yang tidak ternilai untuk kelangsungan hidup seperti berikut ini : Manfaat hutan secara Ekonomi Hutan dapat menghasilkan barang yang dapat dijual langsung atau untuk diolah menjadi berbagai barang yang memiliki daya jual, seperti perkakas rumah tangga Memberikan lapangan pekerjaan terhadap petani hutan Memberikan sumbangan devisa negara dari hasil penjualan produk hasil hutan ke luar negeri. Manfaat hutan secara Klimatologis Hutan mengatur iklim sebuah wilayah Fungsi hutan sebagai paru-paru dunia, karena menghasilkan oksigen bagi kehidupan makhluk hidup manusia dan hewan. Manfaat hutan secara Hidrolis Menampung debit air yang banyak saat musim penghujan, di dalam tanah Pencegahan terhadap intrusi air laut yang asin Mengatur tata air tanah Manfaat hutan secara Ekologis Pencegahan terhadap erosi tanah dan banjir Menjaga dan mempertahankan kesuburan tanah Merupakan tempat pada sebuah ekosistem untuk melestarikan keanekaragaman hayati lingkungan sekitar Demi Terwujudnya Fungsi Hutan Sebagai Penyangga Kehidupan 00.47 Diposkan oleh HERI IRAWAN NGABANG - Masyarakat Kabupaten Landak yang 90,91 persen penduduknya bekerja di sektor pertanian, yang secara langsung berhubungan dengan hutan dan lahan. Sehingga Dengan alasan ekonomi juga akan menjadi faktor utama terjadinya perambahan hutan dan lahan. Dengan melalui pembangunan ekonomi masyarakat yang terarah maka, hal ini akan dapat menjadi modal dasar dalam upaya pengelolaan hutan dan lahan secara lestari.
. Pemaparan Vinsensius Plt Disbunhut melalui Kabid kehutanan Ir.Suprato dalam kegiatan Lokakarya pemberdayaan Sosial Ekonomi (PSE) PNPM-PISEW Kabupaten Landak belum lama ini mengungkapkan, Bahwa upaya peningkatan ekonomi masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat, maka sangat di harapkan adanya partisipasi aktif dari masyarakat untuk membangun sektor kehutanan serta perkebunan yang lebih baik. "Kita tetap berpegang pada visi terwujudnya fungsi hutan sebagai penyangga kehidupandan perkebunan yang produktif, unggul dan bersaing bagi kesjahteraan masyarakat. dengan demikian kita di Disbunhut tetap berupayamerangkul masyarakat kita untuk mencapai tujuan ini," ujarnya. Keterlibatan serta peran masyarakat di dalam upaya pemempaatan dan perlindungan hutan dan lahan ini akan dapat menjadi filar keberhasilan dalam pengembangan hutan dan lahan. Kendati upaya terebut juga sudah tertuang dalam bentuk usaha pemberdayaan masyarakat di antaranya pengembangan usaha tanaman sela jagung pada tanaman tengkawang. di jelaskannya mengenai tanaman ini merupakan salah satu pengembangan tanaman sela jagung pada tanaman tengkawang merupakan upaya peningkatan ketahanan pangan di bidang kehutanan. karena katanya pengembangan pola ini dapat menjadi alternatif dalam optimalisasi pemempaatan lahan sebagai upaya peningkatan kesejahteraan keluarga. "Masa mulai produksi tanaman tengkawang yang relatif panjang, dapat teratasi dengan tanaman sela jagung yang memiliki umur produksi yang relatip singkat. selain itu pembangunan Denplot oleh dinas perkebunadan khutanan Kabupaten Landak, ini juga akandapat menjadi ajang pembelajaran bersama untuk memempaatkan lahan secara optimal," terangnya. Dikatakannya, selain pengembangan usaha tersebut, Dibunhut juga berupaya dalam pengembangan Hasil hutan non kayu (rotan), yang tujuannya pengembangan tersebut di tujukan untuk pemenuhan kebutuhan bahan baku industri. yang mana dalam pengembangan yng teratur dan terarah dapat menjamin suplai bahan baku industri. penurutnya pengenalan rotan sebagai salah satu hasil hutan non kayu yang memiliki potensi cukup layak di lakukan. "Sebenarnya hasil hutan non kayu lainnya memang belum di usahakan secara optimal apakah itu bambu maupun tanaman obat-obatan. padahal ini sangat menjanjikan apabila di usahakan dengan maksimal," paparnya. Sedangkan potensi lainnya seperti karet, pihaknya juga saat ini sudah melakukanberbagai langkahagar masyarakat juga dapat membangun perkebunan karet secara mandiri. karena pihaknya juga tetap akan mendukung sepenuhnya upayayang di lakukan oleh masyarakat terutama dengan membangun kebun entrys. di mana dalam pembangunan ini, ungkapnya masyarakat secara langsung di libatkan terutama mengenai penyiapan bibit karet. berbakal dengan pelatihan yang di lakukan , maka sangat di harapkan kemandirian akan dapat tumbuh dengan baik pada masyarakat. Terutama dalam pengembangan pembibitan baik untuk keperluan sendiri maupun untuk dijual. "Kita juga sudah mengembangkan denplot pinang. pengembangan tanaman pinang juga sebagai salah satu koomditi perkebunan yang juga merambah komoditi potensial di Kabupaten Landak. pengembangan tersebut kita harapkan juga akan dapat memenuhi kebutuhan bahan baku industri. dan kita harapkan pembuatan denplot tanaman pinang ini juga kita harapkan dapat menjadi komoditi yang bisa di kembangkan di masyarakat, karena upaya ini kita harapkan dapat menunjang serta menambah penghasilan masyarakat ke depan," pintanya. (wan) Tingkat Keberdayaan Sosial Ekonomi Kelompok Tani Desa Konservasi Sebagai Penyangga Kawasan Ta man Nasional Gunung Merapi I Putu Garjita, Indah Susilowati, Tri Retnaningsih Soeprobowati 1 Mahasiswa Magister Ilmu Lingkungan, Program Pa sca Sarjana Universitas Diponegoro, Semarang. 2 Staff Pengajar Program Studi Ilmu Lingkungan, Progr am Pasca Sarjana Univer sitas Diponegoro, Semarang 3 Staff Pengajar Fakultas Sains dan Matematik a, Universitas Diponegoro, Semarang Email: hare_2bagus@yahoo.com ABSTRACT The community living around forest area is the party which directly has relation with forest. The dependence of the community around Mount Merapi National Park (TNGM) in utilizing natural resources is still high so that it requires alternative businesses to improve their econo my through community empowerment program. Community power is the element that enables people to survive and can develop themselves in ac hieving progress and wealth. The aims of this research were to recognize the social and economic pow er level of the farmer group Ngudi Makmur residing in the buffer zone of TNGM and the roles of relevant stakeholders in empowering the community. To obtain primary data, a survey was conducted to 27 respondents which were the members of the farmer group. Then, descriptive analysis and crosstab were conducted. The power level of the farm er group members of Ngudi Makmur in Tu rgo sub-village was still categorized into powerless, both from economic and non economic aspects. It can be seen from low technology access, business decision, and lobbying skill. The stakeholders that assist th e peoples business mostly ca me from government and Non Government Organizations with the score 7 (enough). Therefor e, an empowerment strategy is required to increase the communitys power so that improved welfare can be realized. Keywords : empowerment, welfare, farmer group, national park 1. PENDAHULUAN Keberadaan masyarakat sekitar kawasan Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM ) merupakan komponen yang tidak bisa diabaikan dalam kerangka perlindungan dan pe manfaatan hutan. Dalam membangun kesadaran masyarakat agar interakasi antara masyarakat dengan kawasan hutan tidak berdampak negatif maka diperlukan upaya peningkatkan keterlibatan masyarakat dalam upaya konservasi kawasa n. Masyarakat diberdayakan dalam perekonomian agar ketergantungan terhadap sumberdaya alam dapat dikelola dengan baik sehingga tidak merusak kawasan. Keterlibatan masyarakat di dalam maupun sekitar hu tan sebagai pihak yang secara langsung berhubungan dengan hutan dalam pengelolaan hutan sehingga masyarakat lokal tersebut dapat menjaga kelestarian dan keberlanjutan lingkungan serta tetap memberikan kebutuhan ekonomi untuk kehidupannya (Barber et al. 1999). TNGM merupakan kawasan konservasi yang bernilai penting dan strategis karena berfungsi sebagai daerah tangkapan air yang bermanfaat bagi wilayah sekitarnya. Penunjukan Kawasan Hutan Gunung Merapi sebagai TNGM sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 134/Menhut-II/2004 tentang perubahan Fungsi Kawasan Hutan Lindung, Cagar Alam dan Taman Wisata Alam pada Kelom pok Hutan Gunung Merapi seluas 6.410 ha, yang terletak di Kabupaten Magelang, Boyolali dan Klaten Provinsi Jawa Tengah, serta Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta. Disekitar kawasan TNGM terdapat 30 desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan. Masyarakat sekitar kawasan TNGM berinteraksi dengan keberadaan hutan di sekitarnya. Budaya memanfaatkan sumberdaya hutan oleh masyarakat setempat sudah berlangsung terus menerus sejak sebelum kawasan ini di tunjuk sebagai Taman Nasional. Adanya pemanfaatan sumberdaya alam oleh masyarakat sekitar di kawasan TNGM sedikit banyak memberikan pengaruh terhadap keutuhan kawasan konservasi ini. Gangguan terhadap kerusakan hutan sebagai akibat kegiatan illegal masih terjadi. Hal ini ditenggarai karena ketergantungan masyarakat sekitar kawasan terhadap hutan masih tinggi, seperti kegiatan penambangan batu dan pasir, perumputan, penebangan pohon dan pencurian hasil hutan lainnya. Pada tahun 2012 terdapat tujuh kali tindak pelanggaran kehutanan berupa penebangan pohon, pengangambilan pasir dan pencurian kayu. Pada tahun yang sama juga terjadi kegiatan perladangan liar yang dilakukan oleh masyarakat di kawasan TNGM seluas 2,25 hektar (TNGM, 2013). Daerah yang berbatasan langsung dengan kawasan T NGM dimana tingkat perekonomiannya masih rendah perlu diperhatikan agar masyarakat dapat mandiri dan tidak tergantung terhadap kawasan hutan. Dengan meningkatkan Prosiding Seminar Nasional Pengelol aan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013 ISBN 978-602-17001-1-2 131 kesejahteraan masyarakat daerah penyangga dan meningkatkan kepeduliannya terhadap upaya pelestarian kawasan, maka pada akhirnya dapat mengurangi gangguan keamanan kawasan. Menurut Ife (2006), program pemberdayaan masyarakat hanya mungkin dapat mewujudkan indikator-indikator keberdayaan bila ia dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip pemberdayaan, seperti prinsip holisme, keberlanjutan, keanekaragaman,perkembangan organik, perkembangan yang seimbang, dan mengatasi struktur yang merugikan. Salah satu upaya pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh Balai TNGM adalah pembangunan Model Desa Konservasi (MDK) di desa yang berbatasan langsung dengan kawasan hutan. MDK Dusun Turgo yang terletak di Dusun Turgo Desa Purwobinangun Kecamatan Pakem Kabupat en Sleman Daerah Istime wa Yogyakarta merupakan salah satu MDK yang dibina oleh Balai TNGM dalam ra ngka meningkatkan partisipatif dari berbagai pihak (stakeholders) yang terkait dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat di wilayah MDK Dusun Turgo. Dusun Turgo merupakan salah satu daerah yang berbatasan langsung dengan kawasan TNGM. Berdasarkan data dari Profil Desa Purwobinangun tahun 2011, jumlah penduduk di Dusun Turgu adalah 801 jiwa dengan mata pencaharian sebagian besar sebagai peta ni dan buruh tani yaitu 58 %, sisanya berprofesi sebagai peternak, pegawai negeri, swasta dan lain-lain. Bentuk kegiatan yang dilakukan dalam MDK Dusun Turgo adalah pendampingan kelompok tani desa konservasi Ngudi Makmur dalam rangka meningkatkan perekonomian masyarakat. Usaha peningkatan ekonomi yang telah dilakukan oleh kelompok tani Ngudi Makmur ini adalah usaha pembuatan bibit tanaman hutan, budidaya anggrek, pembuatan instalasi biogas. Usaha yang dilakukan oleh kelompok tani ini diharapkan menjadi tambahan pendapatan mereka sehingga dapat meningkatkan perekonomian masyarakat. Upaya pengembangan usaha dalam rangka meningkatkan keberdayaan menuntut adanya partisipatif aktif dari semua pihak yang terkait, antara lain pemerintah, swasta, lembaga keuangan maupun paguyuban masyarakat. Oleh karena itu, pemberdayaan masyarakat tidak sebatas ekon omi, namun juga secara politis sehingga pada akhirnya masyarakat akan mempunyai posisi tawar baik secara nasional maupun internasional (Friedmann, 1992). Keberdayaan masyarakat adalah unsur-unsur yang memungkinkan masyarakat untuk bertahan ( survive ) dan dalam pengertian dinamis mengembangkan diri dan mencapai kemajuan. Keberdayaan masyarakat ini menjadi sumber dari apa yang dalam wawasan politik pada tingkat nasional disebut ketahanan nasional. Memberdayakan masyarakat adalah upaya untuk meningkatkan harkat dan martabat lapisan masyarakat yang dalam kondisi sekarang tidak mampu melepaskan diri dari perangkap kemiskinan dan keterbelakangan. Dengan kata lain, memberdayakan adalah memampukan dan memandirikan masyarakat (Hendratmoko dan Marsudi, 2010). Pemberdayaan masyarakat bukan se mata-mata konsep ekonomi, namun juga secara implisit mengandung arti menegakkan demokrasi ekonomi. Pemberdayaan merupakan st rategi yang sangat potensial dalam rangka meningkatkan ekonomi, sosial dan transformasi budaya. Proses ini pada akhirnya akan dapat menciptakan pembangunan yang lebih berpusat pada rakyat (Susilowati 2005, dalam Sudantoko, 2010). Makalah ini bertujuan menganalisis tingkat keberdayaan dari aspek ekonomi dan non ekonomi anggota kelompok tani Ngudi Makmur di Dusun Turgo serta peran serta stakeholders terkait dalam program pemberdayaan masyarakat. 2. METODOLOGI 2.1 Tempat dan Waktu Penelitian Waktu penelitian pada bulan Juni sampai dengan Juli 2013. Adapun lokasi penelitian adalah di kawasan Taman Nasional Gunung Merapi dan studi kasus di Model Desa Konservasi (MDK) Dusun Turgo Desa Purwobinangun Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman, Provinsi DI. Yogyakarta. 2.2 Pengambilan Data Adapun teknik pengambilan data dilakukan dengan sensus mengingat jumlah dari kelompok tani Ngudi Makmur di Dusun Turgo ini hanya beranggotakan sebanyak 27 orang. Semua anggota kelompok tani ini dijadikan responden untuk mengetahui tingkat keberdayaan sosial ekonomi dari anggota kelompok. Data primer dikumpulkan oleh peneliti langsung dari sumbernya melalui teknik survei dengan wawancara langsung menggunakan daftar pertanyaan terhadap responden yaitu anggota kelompok tani Ngudi Makmur Dusun Turgo. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi/lembaga/dinas yang terkait dengan masalah penelitian. 2.3 Metode Analisis Metode tabulasi silang ( crosstab ) Untuk mengetahui tingkat keberdayaan kelompok tani digunakan tabulasi silang antara indikator-indikator tingkat keberdayaan seperti akses usaha (kredit), akses pa sar (informasi permintaan dan penawaran), dan akses teknologi dengan jenis usaha responden. Berdasarkan tabulasi silang tersebut diperoleh hasil yang diukur by rule of thumb . Apabila kurang dari 50 persen dari total responden kelompok tani untuk mendapatkan akses usaha (kredit), akses pasar (informasi permintaan dan penawaran), dan akse s teknologi (teknik yang digunakan) berasal dari diri sendiri, maka dapat dikatakan tingkat keberdayaannya rendah. Se baliknya, jika lebih dari 50 persen dari total responden Prosiding Seminar Nasional Pengelol aan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013 ISBN 978-602-17001-1-2 132 menjawab telah memanfaatkan sumber atau pihak lain untuk mendapatkan akses usaha, pasar, dan teknologi, maka dapat dikatakan tingkat keberdayaannya tinggi. Analisis crosstab ini juga digunakan untuk mengetahui tingkat keberdayaan kelompok tani dari indikator kemampuan lobi antara (1) punya tidaknya responden atas akses dengan kenalan ( stakeholders ), (2) pernah minta tolong atau tidak dengan stakeholders, dan (3) berhasil atau tidak dalam meminta pertolongan tersebut. Apabila responden pernah meminta pertolongan maka dianggap responden sudah pernah melakukan pendekatan atau lobi dan apabila permintaan pertolongan tersebut berhasil maka berarti kemampuan lobi responden tinggi. Hal ini merupakan bentuk dari representasi diri dari responden atau da pat dikatakan bahwa tingkat keberdayaan mereka sudah tinggi. Analisis Statistik Deskriptif Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui indikator sosial ekonomi seperti profil responden yang mencakup umur, jumlah anggota keluarga, tingkat pendidikan, dan lain-lain). Untuk mengetahui peran stakeholders dalam membantu dan mendukung usaha masyarakat sekitar hutan menurut penilaian responden juga digunakan analisis secara deskriptif dengan menggunakan skala konvensional (1-10), be rdasarkan nilai rata-ratanya yang dikategorikan sebagai berikut (Susilowati, 2004 dalam Sudantoko, 2010): 1. Skala 1-4 menunjukkan nilai rendah 2. Skala 5-6 menunjukkan nilai sedang atau biasa-biasa saja 3. Skala 7-8 menunjukkan nilai cukup 4. Skala 9-10 menunjukkan nilai tinggi atau bagus 3. HASIL DAN PEMBAHASAN 3.1 Aspek Ekonomi Berdasarkan hasil pengumpulan data terhadap responde n di daerah penelitian, secara umum tingkat keberdayaan masyarakat yang menjadi anggota kelo mpok tani Ngudi Makmur Dusun Turgo Desa Purwobinangun Kecamatan Pakem Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta masih tergolong rendah, baik untuk aspek ekonomi maupun aspek non ekonomi. Tingkat penghasilan anggota kelompok tani sebagian besar kurang dari Rp.500.000,- per bulan. Anggota kelompok tani sehari-hari bekerja sebagai petani, buruh tani dan peternak. Sedangkan untuk luas lahan garapan petani relatif kecil dimana sebagian besar luasannya berkisar hanya 0,25 hektar. Aspek ekonomi yang meliputi akses usaha (kredit), akses pasar (informasi permintaan dan penawaran produk), dan akses teknologi (penyuluhan dan pemanfaatan teknologi tepat guna), sebagian besar responden kelompok tani (lebih dari 50%) mengaku tidak/belum pernah memperoleh kredit, mendapatkan informasi pasar, dan menerima penyuluhan/ pemanfaatan teknologi tepat guna. Tingkat keberdayaan anggota kelompok tani dalam memperoleh akses usaha berupa kredit masih relatif rendah, terbukti hanya 5 orang atau sebesar 19 persen yang pernah me mperoleh bantuan kredit, seperti tersaji pada gambar 1a . Tingkat keberdayaan yang rendah dari responden antara lain disebabkan oleh: (1) anggota kelompok masih mengandalkan bantuan pemerintah yang terbatas; (2) belum terbiasa melakukan pengajuan bantuan usaha; dan (3) belum memiliki ketrampilan selain bertani dan berternak. Dalam pengajuan kredit untuk peningkatan usaha, anggota kelompok sangat terganutng pada ketua kelompok tani, ang gota kelompok belum berani mengeluarkan pemikiran atau ide yang cemerlang. Responden dalam memanfaatkan akses pasar berupa informasi penawaran ( supply ) atas hasil usaha kelompok tani yang berupa pembuatan bibit tanaman hutan dan budi daya anggrek lokal sebagian besar mereka harus mencari sendiri, hanya bibit tanaman hutan yang sudah memiliki ak ses informasi permintaan yang datang melalui pihak balai TNGM untuk ditanam kembali ke kawasan hutan. Sebanyak 19 dari 27 responden (70 persen) harus mencari sendiri informasi penawaran produknya, seperti tersaji dalam gambar 1.b. Selain itu, informasi penawaran juga diperoleh dari pihak LSM yang bekerjasama dengan kelompok tani yaitu Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Kanopi Indonesia. Sumber: data diolah (2013) Gambar 1.b. Akses Pasar Kelompok Tani Sumber: data diolah (2013) Gambar 1.b. Akses UsahaKelompok Tani Prosiding Seminar Nasional Pengelol aan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013 ISBN 978-602-17001-1-2 133 LSM Kanopi merupakan LSM yang aktif melakukan pemberdayaan masyarakat di Dusun Turgo melalui kerjasama dengan balai TNGM dalam pembuatan budidaya anggrek lokal. Sebagian besar responden menyatak an bahwa teknik pembibitan tanaman dan budidaya anggrek didapat secara turun-temurun disamping juga mendapatkan pelatihan dan pendampingan dari pihak pemerintah maupun LSM. Sebanyak 15 dari 27 responden (56 persen ) masih menerapkan teknik budidaya s ecara tradisional. Hanya sebagian kecil saja responden yang memperoleh informasi tentang teknik budidaya tanaman anggrek dari penyuluhan atau buku, yaitu sebanyak 12 responden, seperti tersaji pada gambar 2 berikut. 3.2 Aspek Non Ekonomi Sedangkan untuk aspek non ekonomi, yaitu politik (merepresentasikan diri), sosial (kemampuan melakukan lobby), dan budaya (keputusan berusaha), kurang dari 50% responden kelompok tani mengaku bahwa mereka tidak terbiasa merepresentasikan diri, melakukan lobby, dan keputusa n berusaha berasal diri sendiri/ keluarga, seperti tersaji pada gambar 3 berikut. . Secara keseluruhan kemampuan dan ke beranian untuk melakukan lobby bagi para respon den kelompok tani di daerah penelitian masih relatif kecil. Kelompok hanya me ngandalakan ketua untuk melakukan lobby-lobby untuk mendapatkan pasar dari usaha mereka. Hanya 6 dari 27 responden (22 persen) yang berhasil melakukan lobi yang dilakukan kepada pihak terkait untuk meningkatkan usaha pemberdayaannya. Dalam merepresentasikan diri mereka untuk memajukan kelompok tani dirasa semakin menurun. Hal ini dapat dilihat dari tingkat kehadiran saat pertemuan kelompok masih kurang aktif. 3.3 Peran Stakeholders Dalam Meningkatkan Usaha Kelompok Tani Berdasarkan penilaian responden, nampak bahwa peran yang paling menonjol dalam setiap kegiatan usaha yang dilakukan oleh kelompok tani adalah peran dari LSM dan Pemerintah. Peran keduanya ini sama-sama mendapat penilaian 7 atau cukup, keduanya aktif dalam melakukan upaya pendampingan kepada masyarakat. Sedangkan peran dari stakeholders yang lain dinilai kurang memadai. Aktivitas pendampingan yang didominasi olah peran pemerintah dan LSM adalah mulai dari pembentukan kelompok tani, pelatihan hingga membantu pemasaran produk. Sebagian besar responden juga menilai bahwa pemerintah dan LSM juga memiliki peranan yang besar da lam pengadaan sarana dan prasarana serta dalam inovasi teknologi jika dibandingkan dengan stakeholders lainnya. Hingga tahun ini, pemerintah dalam hal ini Balai TNGM dan LSM Kanopi bekerjasama dengan menambah pembangunan green house untuk meningkatkan usaha budidaya anggrek lokal. Sedangkan pihak Balai TNGM memberikan bantuan dana untuk memperluas areal persemaian tanaman hutan. Dapat ditarik kesimpulan bahwa pemerintah dan LSM me mpunyai peran yang relatif besar dalam meningkatkan usaha kelompok tani di daerah penelitian. Sementara, peran dari stakeholders lain dianggap kurang memadai. Berikut skala peran masing-masing stakeholders dalam pengembangan usaha pemberdayaan masyarakat Kelompok Tani Ngudi Makmur di Dusun Turga seperti terlihat pada gambar 4 berikut. Sumber: data diolah (2013) Gambar 2. Akses Teknologi Kelompok Tani Sumber: data diolah (2013) Gambar 3. Kemampuan Lobi Kelompok Tani Prosiding Seminar Nasional Pengelol aan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013 ISBN 978-602-17001-1-2 134 4. KESIMPULAN 4.1.1 Kesimpulan ` Tingkat keberdayaan anggota kelompok tani Ngudi Makmur di Dusun Turgo masih rendah (), baik dari aspek ekonomi maupun aspek non ekonomi. Hal ini terlihat dari masih rendahnya (kurang dari 50 persen) responden yang memiliki kemampuan memperoleh akses usaha, akses informasi pasar, akses teknologi, keputusan usaha dan kemampuan lobi. Peran stakeholders dalam membantu meningkatkan usaha dinilai oleh responden cukup (skor nilai 7). Peran yang paling besar adalah berasal dari pemerintah dan LSM. Pera n LSM berupa pelatihan, akses pasar dan networking kepada responden. Sedangkan peran pemerintah dalam pengadaan sarana dan prasarana usaha dinilai sudah cukup baik. 4.2 Saran Diperlukan strategi pemberdayaan yang lebih baik untuk dapat meningkatkan keberdayaan anggota kelompok tani Ngudi Makmur di Dusun Turgo yang masih rendah ( powerless ) menjadi berdaya/ mampu ( power ), dari kondisi tidak terampil menjadi terampil, dari kondisi dibantu menjadi mandiri bahkan berubah menjadi membantu. Ucapan Terimakasih Kami mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak Pusat Pembinaan, Pendidikan dan Pelatihan Perencanaan (Pusbindiklatren) Bappenas yang telah memberikan beasiswa pendidikan, dan juga pihak Kementerian Kehutanan sebagai institusi asal penulis beke rja yang telah memberikan tugas belajar kepada penulis. 5. REFERENSI Balai Taman Nasional Gunung Merapi (TNGM). 2013. Laporan Statistik Taman Nasional Gunung Merapi Tahun 2012. Sleman-Yogyakarta (tidak diterbitkan). Badan Pusat Statistik Kabupaten Sl eman. 2012. Kecamatan Pakem Dalam Angka 2011. Sleman - Yogyakarta Barber CV, Johnson NC, Hafid E. 1999. Menyelamatkan Sisa Hutan di Indonesia dan Amerika Serikat. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Friedmann, Jhon. 1992. Empowerment: The Politics of Alternative Development, Blackwell, Cambridge. Sumber: data diolah (2013) Gambar 4. Peran stakeholders terhadap Kelompok Tani dalam membantu upaya pemberdayaan masyarakat. Prosiding Seminar Nasional Pengelol aan Sumberdaya Alam dan Lingkungan 2013 ISBN 978-602-17001-1-2 135 Hendratmoko, Christiawan dan Marsudi, Hidup. 2010, Analisis Tingkat Keberdayaan Sosial Ekonomi Nelayan Tangkap Di Kabupaten Cilacap. Ju rnal Dinamika Sosial Ekonomi Vol. 6 No. 1 Edisi Mei 2010. Ife, Jim dan Tesoriero, Frank. 2006. Community Development; Community-based Alternative in an Age of Globalisation. Terjemahan. Pu staka Pelajar. Yogyakarta. Sudantoko, Djoko. 2010. Pemberdayaan Industri Batik Skal a Kecil di Jawa Tengah (Studi Kasus di Kabupaten dan Kota Pekalongan) Disertasi tidak diterbitkan. Program Pasca Sarjana. Universitas Diponegoro Semarang.
KONSEL, SUARAKENDARI.COM-Kawasan hutan Suaka Margasatwa Tanjung Peropa (SMTP)secara legal formal telah ditetapkan sebagai kawasan suaka margasatwa dengan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : 393/Kpts-VII/ 1986 tanggal 23 Desember 1986. Kelompok hutan Tanjung Peropa ditunjuk sebagai suaka margasatwa karena merupakan perwakilan ekosistem hutan hujan tropis dengan vegetasi hutan non Dipterocarpacea, hutan belukar, hutan pantai dan hutan bakau yang merupakan habitat jenis tumbuhan dan satwa liar yang dilindungi seperti anoa (Bubalus sp), rusa (Cervus timorensis), monyet hitam Sulawesi (Macaca ochreata), kuskus (Phalanger sp). Selain itu sedikitnya teridentifikasi 34 jenis burung yang hidup di SM Tanjung Peropa. Tapi tak hanya soal flora dan founa, suaka margasatwa Tanjung Peropa juga memiliki fungsi pokok dalam menjaga mutu kehidupan manusia yakni sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan serta menjadi wilayah pengawetan keanekaragaman Dalam fungsinya sebagai wilayah perlindungan sistem penyangga kehidupan, kawasan ini memiliki fungsi sebagai pengatur tata air (fungsi hidrologis) bagi wilayah Tanjung Peropa dan sekitarnya. Mata air dari kawasan itu mengalirkan air ke sungai (mulai dari Ulusena, Maretumbo, Rodaroda, Lambangi, Langgapulu serta sungai Laonti) dan dimanfaatkan oleh sekitar 13 desa di wilayah tersebut. (sumber: wwf.or.id) Peta lokasi Kabupaten Luwu Utara Koordinat: 230'45"237'30" LS dan 11941'15" 12143'11" BT Provinsi Sulawesi Selatan Dasar hukum UU No. 19 tahun 1999 Ibu kota Masamba Pemerintahan - Drs. H. Arifin Junaidi, MM
- DAU Rp. 512.644.776.000.- (2013)[1]
Luas 7.502,58 km 2
Populasi - Total 287.472 jiwa (SP2010)
- Kepadatan 38,32 jiwa/km 2
Demografi Pembagian administratif - Kecamatan 11 - Kelurahan 167 / 4
BAB II ASPEK STRATEGIS A. Sumber Daya Manusia 1. Kependudukan umlah Penduduk Kabupaten Luwu Utara pada Tahun 2012 adalah 292.765 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk per tahun adalah 0.83 persen. jumlah Pertumbuhan penduduk yang setiap tahun t erus meningkat harus menjadi perhatian pemerintah dalam perencaan pembangunan. Jumlah penduduk tersebut terbagi habis ke dalam 68.904 rumah tangga, dimana rata - rata jumlah anggota rumah tangga sebanyak 4 jiwa. Kecamatan Bone - Bone merupakan kecamatan dengan jumlah terbesar yaitu sebesar 46.364 jiwa. Sedangkan yang terkecil adalah kecamatan Rampi, sebesar 2.912 jiwa kepadatan penduduk rata - rata di Luwu Utara sebesar 39 jiwa per kilometer persegi. Pada tahun 2012 terdapat sebanyak 147.581 jiwa penduduk laki - la ki dan 145.184 jiwa penduduk perempuan, dengan rasio jenis kelamin ( sex ratio ) 101.66, yang berarti bahwa diantara 100 perempuan terdapat 102 laki - laki. Penduduk menurut kelompok umur menunjukan bahwa penduduk usia produktif (15 - 64 tahun) mencapai 176.415 orang atau 60.26 persen dari total penduduk Kabupaten Luwu Utara. Sedangkan penduduk yang belum produktif (0 - 14 tahun) sebesar 100.755 orang atau 34.41 persen dan yang tidak produktif lagi (65 tahun ke atas) sebesar 15.595 orang atau 5.33 persen. Sehingg a diperoleh rasio ketergantungan penduduk Luwu Utara sebesar 65.95 yang artinya setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sebanyak 66 penduduk usia non produktif. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 II - 18 Tabel 2.1 Luas Wilayah dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan di Kabupaten Luwu Utara pe r 2012 No Kecamatan Luas Penduduk Kepadatan Penduduk (Orang/Km 2 ) Km 2 % Jumlah % 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. Sabbang Baebunta Malangke Malangke Barat Sukamaju Bone - Bone Tana Lili Masamba Mappedeceng Rampi Limbong Seko 525.08 295.25 350.00 9 3.75 255.48 127.92 149.41 1 068.85 275.50 1 565.65 686.50 2 109.19 7.00 3.94 4.67 1.25 3.41 1.71 1.99 14.25 3.67 20.87 9.15 28.11 35 402 43 486 26 781 23 920 40 911 24 824 21 782 33 614 22 296 3 042 3 870 12 663 12.09 14.85 9.15 8.17 13.97 8.48 7.44 11.48 7.62 1.04 1.32 4.36 67 147 77 255 160 194 146 31 81 2 6 6 Luwu Utara 7 502.58 100 292 765 100 39 Sumber : Luwu Utara Dalam Angka 2013 Laju pertumbuhan penduduk di Kabupaten Luwu Utara terus mengalami peningkatan. Pada tahun 2011 jumlah penduduk Kabupaten Luwu Utara sebesar 290.365 jiwa, sedangkan pada tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Luwu Utara sebesar 292.765 jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk pertahun sebesar 0.83 persen. Laju pertumbuhan penduduk terbesar terjadi di Kecamatan Masamba dimana pad a tahun 2011 jumlah penduduk sebesar 31.988 jiwa, pada tahun 2012 mengalami peningkatan sebesar 33.614, dengan ratio pertumbuhan penduduk pada Kecamatan Masamba sebesar 5.08 persen. Pada Kecamatan Malangke mengalami penurunan jumlah penduduk dimana pada ta hun 2011 jumlah penduduk 27. 105 jiwa pada tahun 2012 Kecamatan Malangke mengalami
BAB III PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Visi dan Misi Visi dan Misi, merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. 1.Visi Visi pemerintah Kabupaten Luwu Utara yang tertuang dalam Dokumen Rencana Pembangunan Janka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kabupaten Luwu Utara yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2010-2015 dijabarkan sebagai berikut : .Visi tersebut mengandung makna bahwa Inovasi adalah keadaan yang ditandai oleh perubahan yang bersifat mendasar, adaptif dan fungsional dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Luwu Utara untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah. Pembangunan Manusia adalah pembangunan yang mengutamakan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak-hak dasar rakyat Kabupaten Luwu Utara
Kabupaten Inovasi dalam Pembangunan Manusia yang Religius, Mandiri, Produktif, dan Bertumpu pada Sektor Pertanian . Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 III -32 secara bertahap di bidang sosial, ekonomi dan budaya terutama pangan, pendidikan dan kesehatan secara merata dan bermutu, serta mendorong kehidupan yang lebih maju, adil, makmur, sejahtera dan bermartabat. Religius adalah Keadaan yang ditandai dengan masyarakat yg agamis dan dinamis yg saling memahami dan menghargai perbedaan menurut aturan yg berlaku. Mandiri adalah kondisi yang ditandai oleh kapasitas dan kemampuan sumberdaya manusia di Kabupaten Luwu Utara dalam mengelola sumberdaya secara efisien, efektif dan bertanggung jawab; serta kecepatan melakukan penyesuaian terhadap dinamika sosial, ekonomi, budaya dan politik. Produktif adalah keadaan yang ditandai oleh kemampuan sumberdaya manusia dalam memberikan layanan publik, menghasilkan barang dan jasa, menciptakan nilai tambah, meningkatkan daya saing dan menjaga momentum kemajuan Kabupaten Luwu Utara. Bertumpu Pertanian adalah kea daan yang ditandai oleh pengelolaan pertanian secara maju, modern, dan bernilai tambah tinggi sebagai sumber utama penghidupan masyarakat Kabupaten Luwu Utara dengan memperhatikan kaidah pembangunan berkelanjutan, mengutamakan keseimbangan kemajuan ekonomi , keadilan sosial, dan kelestarian lingkungan; Bupati Luwu Utara Drs. H. Arifin Junaidi, MM menghadiri acara Panen Perdana Buah Kakao hasil Sambung Pucuk Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 III -33 serta memperhatikan pemenuhan kebutuhan generasi mendatang di Kabupaten Luwu Utara. 2.Misi Berdasarkan visi pembangunan tersebut ditetapkan misi pembangunanKabupaten Luwu Utara Tahun 2010-2015. (1) Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih; (2) Mengembangkan sumberdaya manusia yang agamis, berdaya saing, sehat, bermutu, dan inovatif; (3) Membangun infrastruktur yang memadai, merata dan terpadu; (4) Mengembangkan ekonomi berbasis kerakyatan dan bertumpu pada pertanian yang maju dan bernilai tambah tinggi; (5) Mengelola sumber daya alam dan lingkungan yang produktif dan berkelanjutan . B.Tujuan dan Sasaran Pembangunan Tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Luwu Utara yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang dirumuskan berdasarkan visi dan misi pembangunan Kabupaten Luwu Utara Tahun 2010-2015. 1.Tujuan dan Sasaran Pembangunan Mewujudkan Misi Kesatu Dalam mewujudkan Misi Kesatu: Mewujudkan pemerintahan yang baik dan bersih; serta mengacu pada Prioritas Pembangunan Nasional kesatu dalam RPJMN 2010-2014; maka tujuan dan sasaran pembangunan yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang adalah sebagai berikut: Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 III -34 Tabel 3.1 Tujuan dan Sasaran Misi Kesatu RPJMD Kabupaten Luwu Utara 2010-2015 Tujuan Sasaran 1. Meningkatkan kinerja administrasi pemerintahan 1.1 Terwujudnya administrasi pemerintahan yang tertib, efisien dan efektif 1.2 Terwujudnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan berorientasi publik 1.3 Terwujudnya laporan kinerja administrasi pemerintahan yang transparan dan dapat diakses oleh publik 2. Meningkatkan kinerja pelayanan publik 2.1 Terwujudnya pelayanan publik yang cepat dan bermutu 2.2 Terciptanya iklim usaha yang kondusif. 2.3 Berkembangnya investasi swasta 3. Mengembangkan tatanan politik dan pemerintahan 3.1 Terwujudnya lembaga pemerintahan, partai politik, dan organisasi masyarakat yang komit terhadap penyelenggaraan pemerintahan dan tanggap dalammenangani urusan yang bersifat strategis yang menyangkut hajat hidup orang banyak. 3.2 Terwujudnya tata penyelenggaraan politik dan pemerintahan yang baik 3.3 Terwujudnya iklim politik yang kondusif bagi pemenuhan hak-hak sipil dan politik. 3.4 Terlaksananya Pemilu 2014 yang langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil 4. Memantapkan tata kehidupan masyarakat yang damai, aman, tertib, taat hukum, dan harmonis 4.1 Terwujudnya penegakan hukum secara adil dan bertanggung jawab 4.2 Meningkatnya kemampuan dan profesionalisme aparat dalam menjaga ketertiban dan keamanan dengan tetap menghormati hak asasi manusia dan nilai-nilai keutamaan budaya daerah (hukum adat) Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 III -35 2.Tujuan dan Sasaran Pembangunan Mewujudkan Misi Kedua Sesuai dengan Misi Kedua: Mengembangkan sumberdaya manusia yang berdaya saing, sehat, bermutu, dan inovatif ; serta memperhatikan tujuan ke kedua, keempat, kelima dan keenam dari Tujuan Pembangunan Milenium, dan Prioritas Pembangunan Nasional kedua dan ketiga dari RPJMN 2010-2014, maka tujuan dan sasaran pembangunan yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang adalah sebagai berikut: Tabel 3.2 Tujuan dan Sasaran Misi KeduaRPJMD Kabupaten Luwu Utara 2010-2015 Tujuan Sasaran 5. Membangun sumber daya manusia yang agamis 5.1Memiliki pemahaman yang benar terhadap ajaran agamanya dan berakhlak yang baik 5.1Saling memahami, menghargai perbedaan menurut aturan yang berlaku 6. Meningkatkan derajat kesehatan masyarakat 6.1 Meningkatnya status kesehatan masyarakat 5.2Berkembangnya layanan kesehatan reproduksi dan keluarga berencana 5.3Berkurangnya kasus penyakit menular dan penyakit endemic 7. Meningkatkan derajat dan mutu pendidikan masyarakat 6.1 Meningkatnya jangkauan layanan pendidikan dasar dan menengah 6.2 Meningkatnya mutu pendidikan pendidikan dasar dan menengah 6.3 Meningkatnya jumlah dan mutu lulusan perguruan tinggi 6.4 Meningkatnya minat baca masyarakat 8. Mengembangkan inovasi masyarakat dan daerah 7.1 Meningkatnya pengetahuan, keterampilan dan keahlian tenaga kerja 7.2 Berkembangnya pusat-pusat penelitian dan inovasi 9. Memperkuat ketahanan dan modal sosial dan budaya masyarakat berdasarkan nilai-nilai keutamaan 8.1 Berkembangnya organisasi dan lembaga masyarakat 8.2 Berkembangnya solidaritas, kerjasama Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 III -36budaya daerah yang inklusifdan kemitraan antarkelompok masyarakat 8.3 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan 3.Tujuan dan Sasaran Pembangunan Mewujudkan Misi Ketiga Dalam mendukung terwujudnya Misi Ketiga: Membangun infrastruktur yang memadai, merata dan terpadu; serta mendukung Prioritas Pembangunan Nasional keenam, kedelapan dan kesepuluh dari RPJMN 2010-2014; maka tujuan dan sasaran pembangunan yang akan dicapai dicapai dalam lima tahun mendatang adalah sebagai berikut. Tabel 3.3 Tujuan dan Sasaran Misi KetigaRPJMD Kabupaten Luwu Utara 2010-2015 Tujuan Sasaran 9. Membuka keterisolasian daerah perdesaan dan daerah terpencil 9.1 Tersedianya prasarana dan sarana dasar di daerah perdesaan dan daerah terpencil 9.2 Tersedianya jaringan komunikasi dan transportasi daerah secara terpadu yang menghubungkan pusat pemerintahan dengan daerah perdesaan dan daerah terpencil 9.3 Berkembangnya pusat produksi dan pusat layanan jasa dan parwisata di setiap desa/kelurahan dan kecamatan 9.4 Terbangunnya prasarana dan sarana ekonomi sebagai landasan percepatan pengembangan ekonomi daerah 10. Meningkatkan keterkaitan antarwilayah kecamatan; dan antara Kabupaten Luwu Utara dan kabupaten/kota lain 10.1 Terbangunnya keterkaitan antarwilayah yang solid dan terpadu antara Kabupaten Luwu Utara dengan kabupaten/kota lainnya 10.2 Berkembangnya pusat-pusat kegiatan lokal (PKL) sebagai pusat produksi, layanan jasa dan pariwisata
Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 2013 III -37 10.3 Meningkatnya perdagangan barang dan jasa, dan investasi antara Kabupaten Luwu Utara dan kabupaten/kota 4.Tujuan dan Sasaran Pembangunan Mewujudkan Misi Keempat Sejalan dengan Misi Keempat: Mengembangkan ekonomi berbasis kerakyatan dan bertumpu pada pertanian yang maju dan bernilai tambah tinggi; serta memperhatikan tujuan kesatu dari Tujuan Pembangunan Milenium, dan Prioritas Pembangunan Nasional keempat, kelima, keenam dan kesembilan dari RPJMN 2010-2014; maka tujuan dan sasaran pembangunan yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang adalahsebagai berikut. Tabel 3.4Tujuandan Sasaran Misi Keempat RPJMD Kabupaten Luwu Utara 2010- 2015 Tujuan Sasaran 11. Mengembangkan pertanian, pe rikanan dan kelautan yang produktif dan bernilai tambah tinggi 11.1 Meningkatnya produktivitas pertanian, perikanan dan kelautan 11.2 Meningkatnya kesempatan kerja di sektor pertanian, perikanan dan kelautan 11.3 Meningkatnya pendapatan masyarakat khu susnya para petani dan nelayan 11.4 Meningkatnya pendapatan daerah 12. Mengembangkan industri pengolahan yang berdaya saing terutama industri pengolah hasil pertanian, perikanan dan kelautan 12.1 Meningkatnya produktivitas industri pengolahan berbasis p ertanian, perikanan dan kelautan 12.2 Meningkatnya kesempatan kerja di sektor industri pengolahan berbasis pertanian, perikanan dan kelautan 12.3 Meningkatnya pendapatan masyarakat khususnya para pelaku usaha di sektor industri pengolahan 12.4 Mening katnya pendapatan daerah 13. Mengembangkan wisata 13.1 Berkembangnya jasa wisata Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 III - 38 13.2 Meningkatnya kesempatan kerja di sektor pariwisata 13.3 Meningkatnya pendapatan masyarakat khususnya para pelaku usaha di sektor pariwisata 13.4 Meningkatnya penda patan daerah 5. Tujuan dan Sasaran Pembangunan Mewujudkan Misi Kelima Sejalan dengan Misi Kelima: Mengembangkan pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup secara produktif dengan mengutamakan prinsip pembangunan berkelanjutan; serta memperhatikan tuju an kesatu dari Tujuan Pembangunan Milenium, dan Prioritas Pembangunan Nasional keempat, kelima, keenam dan kesembilan dari RPJMN 2010 - 2014; maka tujuan dan sasaran pembangunan yang akan dicapai dalam lima tahun mendatang adalah sebagai berikut. Tabel 3.5 T ujuan dan Sasaran Misi Kelima RPJMD Kabupaten Luwu Utara 2010 - 2015 Tujuan Sasaran 14. Memantapkan pengelolaan sumberdaya alam lingkungan hidup berlandaskan prinsip ekonomis, ekonologis dan keutamaan lokal 14.1 Terjaganya fungsi dan kelestarian sumberday a alam dan lingkungan hidup 14.2 Terwujudnya kepastian hukum dalam pengelolaan sumberdaya alam dan lingkungan hidup 15. Memantapkan pemanfaatan dan penataan ruang wilayah termasuk pertanahan secara terpadu dan konsisten 15.1 Terwujudnya keterpaduan pema nfaatan ruang wilayah 15 .2 Terjaminnya kepastian hukum dalam kepemilikan tanah Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 III - 39 C. Tahapan Pembangunan Tahun 2013 Tahap pembangunan 2013 merupakan tahapan untuk mempercepat pembangunan infrastruktur strategis terutama pembangunan jalan, pelabuhan, jari ngan infrastruktur lainnya; dan pengembangan UMKMK. Selain itu, upaya peningkatan sumber daya manusia dan peningkatan produktivitas dan nilai tambah tetap terus dilanjutkan dan diperkuat Tahap pembangunan 2013 terutama diarahkan untuk mendukung tercapainya ha - hal berikut: a. Meningkatkan penyediaan infrastruktur strategis terutama pembangunan pelabuhan, jalan dan jaringan infrastruktur pendukung pengembangan pertanian, perkebunan, peternakan, serta kelautan dan perikanan. b. Memantapkan pengembangan sumber daya m anusia. c. Menajamkan program dan kegiatan penanggulangan kemiskinan. d. Meningkatkan produksi, produktivitas, nilai tambah dan pendapatan dari kegiatan pertanian, perkebunan, peternakan, serta kelautan dan perikanan. e. Memberdayakan dan menguatkan usaha mikro, k ecil, menengah dan koperasi (UMKMK) terutama dari akses permodalan, manajamen usaha, teknologi produksi, informasi dan pemasaran. f. Memantapkan pemanfaatan hasil kajian pusat - pusat inovasi dan pengembangan daerah dalam menghasilkan keunggulan daerah dari sek tor pertanian, perkebunana dan perikanan. D. Peneta pan Indikator Kinerja Tahun 2013 Untuk mengukur sasaran yang akan dicapai sesuai dengan Misi berdsarkan target RPJMD maka ditetapkan indikator kinerja sasaran sebagai berikut : Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 III - 40 Tabel 3.6 Sasaran dan Penet apan Indikator Kinerja Tahun 2013 Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target (1) (2) (3) (4) Terwujudnya administrasi pemerintahan yang tertib, efisien dan efektif Jumlah PNS yang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Orang 100 Jumlah pejabat yang memenuhi persyaratan untuk menduduki jabatan sesuai peraturan perundang - undangan yang berlaku (Latpim) Orang 150 Menurunnya Kasus - kasus Pelanggaran disiplin PNS Kasus 30 Terwujudnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan berorientasi publik Presentase l aporan keuangan tepat waktu dan akuntabel sesuai SAP % 100 SIMDA dan Sistem Pengelolaan Keuangan % 100 Status laporan kinerja baik % 100 Terwujudnya laporan kinerja administrasi pemerintahan yang transparan dan dapat diakses oleh publik Status Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berkategori baik A, B, C, D CC Jumlah Laporan kinerja SKPD yang dapat diakses oleh publik Laporan 28 Jumlah peraturan daerah yang dapat diakses oleh publik Perda 14 Terwujudnya pelayanan Publik yang cepat dan bermutu Presentase penduduk wajib KTP % 86 Presentase penduduk yang memiliki KK % 93 Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 III - 41 Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target (1) (2) (3) (4) Presentase penduduk memiliki akte kelahiran % 86 Presentase penduduk memiliki akte perkawinan dan akte lainnya % 97 Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) Kategori B T erciptanya iklim usaha yang kondusif Jumlah IKM bersertifikat halal IKM 10 Jumlah industri kecil menengah IKM 1800 Jumlah hari kerja dalam penyelesaian izin usaha Hari 5 Jumlah hari kerja dalam melayani keluhan Hari 1 Berkembangnya Investasi Swasta Nilai investasi PMDN (Rp. 000) Rp. 99.746.876, - Terwujudnya tata penyelenggaraan politik dan pemerintahan yang baik Jumlah Partai Politik yang mendapatkan bantuan Parpol 17 Jumlah Calon Kepala Desa yang mengikuti pengujian kepatuhan terhadap Pancasila d an UUD 1945 Desa 75 Jumlah LSM/ Ormas dan Partai Politik yang dipantau LSM dan Ormas 88 Jumlah Posko pengendalian Pilgub 2013 yang terbentuk Posko 12 Memiliki pemahaman yang benar terhadap ajaran agamanya dan berakhlak yang baik Jumlah Pembinaan Guru TPA, TPH dan TPK yang mendapat bantuan Guru 285 Jumlah Pembinaan Petugas 3 Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 III - 42 Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target (1) (2) (3) (4) Petugas Masjid yang mendapat bantuan masjid Saling memahami, menghargai perbedaan menurut aturan yang berlaku Jumlah pertemuan berkala Tim Koordinasi Forum Kerukunan umat b eragama Pertemuan 4 Meningkatnya Status Kesehatan Masyarakat Presentase Cakupan rawat jalan % 15 Presentase Cakupan rawat inap % 1.5 Presentase penduduk yang memiliki jaminan kesehatan % 100 Presentase Cakupan Penderita DBD yang ditangani % 100 Pr evalensi gizi buruk pada balita % 4.5 Prevelensi gizi kurang pada balita % 13 Berkembangnya Layanan Kesehatan Reproduksi Dan Keluarga Berencana Cakupan sasaran pasangan usia subur menjadi peserta KB aktif % 79 Presentase pria usia subur dalam menguna kan Alkon % 100 Ratio petugas pembantu Pembina KB desa/PPKBD setia Desa/Kelurahan/Sub PPKBD org 150 Presentase pembinaan Ber - KB % 100 Berkurangya Kasus Penyakit Menular Dan Endemik Presentase infeksi menular seksual yang ditangani % 100 Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 III - 43 Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target (1) (2) (3) (4) Presentase p enemuan penderita TBC BTA positif % 80 Presentase cakupan balita dengan pneumonia yang ditangani % 100 Presentase cakupan penemuan penderita diare % 100 Meningkatnya Jangkauan Layanan Pendidikan Dasar Dan Menengah APM SD % 85,84 APM SMP % 96,60 AP M SMA/SMK % 97,08 Angka Melek Huruf % 93 Meningkatnya mutu pendidikan dasar dan menengah Angka Kelulusan SD Siswa 7.253 Angka Kelulusan SMP Siswa 6.35 Angka Kelulusan SMA/SMK Siswa 3.674 Meningkatnya Minat Baca Masyarakat Jumlah pengunjung dan pemi njam buku perpustakaan Orang 8 Jumlah bahan pustaka Exp 4 Jumlah ragam pustaka Jenis 3 Jumlah perpustakaan sekolah dan desa yang aktif Perpustaka an 100 Meningkatnya Pengetahuan,Keterampi lan Dan Keahlian Tenaga Kerja Peningkatan Profesionalisme tenag a kerja kepelatihan dan instruktur Jumlah Instruktur 6 Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 III - 44 Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target (1) (2) (3) (4) Jumlah masyarakat yang mendapatkan informasi tenaga kerja dan peluang pasar kerja Kecamatan 12 Berkembangnya pusat - pusat penelitian dan inovasi Jumlah penelitian terapan Jenis 1 Jumlah penelitian unggulan Jenis 1 Berkembangnya Organisasi dan Lembaga Masyarakat Jumlah lembaga Organisasi Masyarakat UPM, RTS, 171, 17.383 Berkembangnya solidaritas, kerjasama dan kemitraan antar kelompok masyarakat Jumlah kegiatan bersama antar kelompok masyarakat Kl p 1971 Jumlah kerjasama keagamaan dengan instansi terkait dalam teknik pencegahan kejahatan Instansi 4 Tertanganinya konflik secara menyeluruh Kecamatan 12 Meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pembangunan Jumlah kelompok masyarakat yang ikut musr embang Kelompok 5 Tersediannya prasarana dan sarana dasar di daerah perdesaan dan daerah terpencil Proporsi panjang jalan dalam kondisi baik % 70 Presentase rumah tinggal yang bersinitasi % 63 Rumah tangga penggunaan air bersih % 70 Jumlah KK/ Desa pengguna Air Bawah Tana KK/ Desa 150/10 Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 III - 45 Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target (1) (2) (3) (4) Persentase desa dengan akses listrik % 77.49 Presentase RE Ketenaga listrikan Per - Desa % 82.52 Jumlah pembangkit listrik Unit 3 Tersedianya jaringan komunikasi dan transportasi daerah secara terpadu yang meng hubungkan pusat pemerintahan dengan daerah perdesaan dan daerah terpencil Jumlah pembinaan dan pengembangan sumber daya komunikasi dan informasi Mbps 29 Jumlah pengkajian dan pengembangan sistem informasi Klp 1 Jumlah pengembangan kebijakan komunikasi dan informasi Paket 1 Berkembangnya pusat produksi dan pusat layanan jasa dan pariwisata di setiap desa/kelurahan dan kecamatan Jumlah UMKM yang tumbuh dan berkembeng UMKM 12.51 Jumlah dana KUR yang tersalurkan kepada UMKM Rp. 100.000.00 0.000 Jumlah K operasi yang berfungsi sebagai lembaga pembiayaan bagi petani Koperasi 253 Meningkatnya Produktivitas Pertanian, Perikanan Dan Kelautan Produksi Padi Ton 212.3 Produktifitas Padi Ton/Ha 5.65 Produksi Jagung Ton 96.555 Produktifitas Jagung Ton/Ha 4,7 1 Produksi Durian Ton 19.084 Produktifitas Durian Ton/Ha 16,91 Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 III - 46 Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target (1) (2) (3) (4) Produksi Rambutan Ton 7.258,55 Produktifitas Rambutan Ton/Ha 6,32 Populasi Ternak Sapi Ekor 24.64 Populasi Kerbau Ekor 12.209 Populasi Kambing Ekor 8.102 Populasi Unggas Ekor 1. 218.738 Jumlah produksi budidaya rumput laut Euchema Cottoni Ton 8.913,37 Jumlah produksi perikanan tangkap laut Ton 8.774,15 Jumlah bibit/ benih tanaman kehutanan Pohon 12.5 Jumlah koloni lebah trigona yang dibudidayakan Koloni 357 Jumlah produk si kakao dan kopi per Ha Ton/ Ha 0,85 Jumlah kelompok yang mendapatkan nilai tambah harga komoditas perkebunan Klp 8 Presentase Pelayanan prima dalam mendukung kegiatan ketahanan pangan % 30 Meningkatnya Kesempatan kerja disektor pertanian, perikanan dan kelautan Jumlah masyarakat yang ikut sosialisasi mengenai rehabilitasi hutan dan lahan Orang 550 Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 III - 47 Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target (1) (2) (3) (4) Jumlah kelompok tani yang melakukan kemitraan usaha Klp. Tani 24 Jumlah petani yang dilatih Petani 400 Jumlah kelompok tani terampil/ terlatih Klp. T ani 12 Jumlah gapoktan pusat - pusat fermentasi Gapoktan 24 Meningkatnya Pendapatan Daerah Angka pertumbuhan penerimaan pajak dan retribusi usaha disektor pertanian Rp. 80.000.00 0 Angka pertumbuhan penerimaan pajak dan retribusi usaha disektor kelautan dan perikanan Rp. 500 Jumlah Penerimaan PAD dibidang pertambangan Rp. 950.000.00 0 Meningkatnya produktifitas industri pengelolaan berbasis pertanian, perikanan dan kelautan Jumlah pelatihan penerapan teknologi perkebunan bercocok tanam kali 9 Luas la han yang digunakan berdasarkan kesesuaian komoditi Ha 50 Meningkatnya Pendapatan Masyarakat Khususnya Para Pelaku Usaha Di Sektor Industri Pengelolaan Angka pertumbuhan pelaku usaha disektor industri pengolahan pertahun Klp. UEDSP, Klp UEM dan Peserta Pel atihan Budidaya tanaman 10, 100 dan 100 Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 III - 48 Sasaran Indikator Kinerja Satuan Target (1) (2) (3) (4) Jumlah Keluarga yang Mengembangkan Usaha / industri Rumah Tangga Org 30 Terjaganya Fungsi Dan Kelestarian Sumber Daya Alam Dan Lingkungan Hidup Ruang Terbuka Hijau per satuan Luas Wilayah ber HPL/HGB Persen 30 Sumber air baku dengan kondisi baik Persen 100 Wilayah Perkotaan Persen 83 Rasio TPS per penduduk M3/1.000 Jiwa 1.7 Luas penambang liar yang diterbitkan Lokasi (Ha) 8 (8,5) Luas areal penambangan liar Lokasi (Ha) 9 (10) Presentase tingka t kelestarian SDA dan Lingkungan Hidup % 34,85 Presentase penyebarluasan informasi penanggulangan bencana % 25 Terwujudnya keterpaduan pemanfaatan ruang wilayah Presentase ketaatan pelaksanaan rencana tata ruang wilaya % 95 Terjaminnya kepastian hukum dalam kepemilikan tanah Jumlah asset yang disertifikasi Persil 238 Jumlah tanah yang dibebaskan M 2 251.6 Jumlah tapal batas yang disepakati Tapal batas 1
BAB I I I PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA A. Visi dan Misi isi dan Misi, merupakan pandangan jauh ke depan, ke mana dan bagaimana instansi pemerintah harus dibawa dan berkarya agar konsisten dan dapat eksis, antisipatif, inovatif serta produ ktif. Visi tidak lain adalah suatu gambaran yang menantang tentang keadaan masa depan berisikan cita dan citra yang ingin diwujudkan oleh instansi pemerintah. 1. Visi V isi pemerintah Kabupaten Luwu Utara yang tertuang dalam Dokumen Rencana Pembangunan Jang ka Menengah Daerah (RPJMD) Pemerintah Kabupaten Luwu Utara yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 20 11 T entang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah 2010 - 2015 dijabarkan sebagai berikut : . Visi tersebut mengandung makna bahwa Inova si adalah keadaan yang ditandai oleh perubahan yang bersifat mendasar, adaptif dan fungsional dalam penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di Kabupaten Luwu Utara untuk mempercepat peningkatan kesejahteraan rakyat dan kemajuan daerah. Pembangunan Man usia adalah pembangunan yang mengutamakan penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak - hak dasar rakyat Kabupaten Luwu Utara
Kabupaten Inovasi dalam Pembangunan Manusia yang Religius, Mandiri, Produktif, dan Bertumpu pada Sektor Pertanian .
Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 IV - 52 Sasaran 1 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja Terwujudnya administrasi pemerintahan yang tertib, efisien dan efektif Jumlah PNS yang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Orang 100 106 106 J umlah pejabat yang memenuhi persyaratan untuk menduduki jabatan sesuai peraturan perundang - undangan yang berlaku (Latpim) Or ang 150 86 57,33 Menurunnya Kasus - kasus Pelanggaran disiplin PNS Kasus 30 30 100 Pencapaian Sasaran 1 Terwujudnya administrasi pemerintahan yang tertip, efisien dan efektif terdiri dari 3 (tiga) indikator sasaran yaitu : 1) Jumlah PNS yang mengikuti P endidikan dan Pelatihan; 2) J umlah pejabat yang memenuhi persyaratan untuk menduduki jabatan sesuai peraturan perundang - undangan yang berlaku; 3) Menurunnya Kasus - kasus Pelanggaran disiplin PNS. B erdasarkan hasil evaluasi indikator tersebut di atas dapat t erealisasi 106% disebabkan pada tahun 201 3 penganggaran diklatpim II dan diklatpim III pada pada perubahan anggaran yang pengesahannya mengalami keterlambatan sehingga tidak memungkinkan lagi untuk mengikutkan peserta Diklatpim , dan untuk bantuan tugas b elajar bagi Mahasiswa STKS,PGSBD dan Praja IPDN sudah tidak dapat dibayarkan lagi sejak terbit rekomendasi dari BPK Prop.Sulsel terhadap bantuan tugas belajar yang bukan PNS, serta ada beberapa penerima bantuan tugas belajar telah lulus perkuliahan namun l ambat melaporkan diri pada Badan Kepegawaian Daerah dan Diklat kabupaten Luwu Utara . Untuk indikator kinerja m enurunnya Kasus - kasus Pelanggaran disiplin PNS diperoleh gambaran bahwa dari indikator sasaran kegiatan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 IV - 53 yang ditetapkan menghasilkan capaian kin erja di atas 10 0% atau bermakna kurang baik karena mengalami peningkatan pelanggaran disiplin terhadap PP Nomor 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Pegawai Negeri Sipil . Sasaran 2 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja Terwuju dnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan berorientasi publik Presentase laporan keuangan tepat waktu dan akuntabel sesuai SAP % 100 100 100 SIMDA dan Sistem Pengelolaan Keuangan % 100 100 100 Status laporan kinerja baik % 100 100 100 Pencap aian Sasaran 2 Terwujudnya pengelolaan keuangan daerah yang akuntabel dan beriorentasi publik dengan 3 ( tiga ) indikator sasaran maka diperoleh gambaran bahwa optimalisasi penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah beserta pertanggung jawaban pelaksanaan APBD, sebagai upaya peningkatan pelaksanaan manajemen akuntansi keuangan dan sistem informasi keuangan daerah. Penetapan APBD Tahun 2013 yang tepat waktu merupakan kinerja bersama antara eksekutif dan legislatif yang ditunjang oleh adanya program pengawa san dan sistem manajemen pengelolaan keuangan daerah (SIMDA) APBD sehingga penyusunan rancangan KUA dan PPAS dapat dilaksanakan tepat waktu. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 IV - 54 Sasaran 3 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja Terwujudnya laporan kinerja administ rasi pemerintahan yang transparan dan dapat diakses oleh publik Status Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah berkategori baik A, B, C, D CC CC 100 Jumlah Laporan kinerja SKPD yang dapat diakses oleh publik Laporan 28 2 8 100 Jumlah peraturan daerah yang dapat diakses oleh publik Perda 14 8 57 Pencapaian Sasaran 3 Terwujudnya Laporan Kinerja Administrasi Pemerintah Yang Transparan Dan Dapat Diakses Oleh Publik terdiri dari 3 (tiga) indi k ator kinerja. Indikator Kinerja Status Laporan Akuntab ilitas Kinerja Instansi Pemerintah berkategori baik dapat terealisasi 100% serta tepat waktu dimana batas akhir penyampaian LAKIP ditingkat Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi dan Birokrasi pada tanggal 3 1 Maret 2013 . Disamping itu hasil evaluasi KEMENPAN dan RB terhadap LAKIP Kab. Luwu Utara Tahun 2012 mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya, dimana pada tahun 2011 mendapat nilai C dan untuk Tahun 2012 mendapat nilai CC. Kemudian dalam rangka perbaika n sistem akuntabilitas kinerja (LAKIP) Pemerintah Kabupaten Luwu Utara telah melakukan perbaikan - perbaikan antara lain meningkatkan kapasitas SDM dalam bidang Bupati Luwu Utara Drs. H. Arifin Junaidi, MM saat menerima penghargaan LPPD Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 IV - 55 Akuntabilitas dan kinerja dengan memberikan pelatihan eLAKIP bekerjasama dengan LAN Pusat bagi pe jabat yang menangani LAKIP pada tingkat SKPD. Selain itu juga telah disusun SOP Penyusunan LAKIP pada tingkat Kabupaten dan untuk tingkat SKPD dalam proses penyusunan pada tahun 2014 . Upaya perbaikan yang dikemukakan diatas diharapkan dapat meningkatkan k ualitas pelaporan akuntabilitas kinerja Pemerintah Kabupaten Luwu Utara. Indikator Kinerja Jumlah Laporan kinerja SKPD yang dapat diakses oleh publik juga dapat terealisasi 100% oleh karena seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Luwu Utara telah menyusun Laporan Kinerja yang dapat diakses oleh publik. Disamping itu dalam rangka meningkatkan transparansi maka LAKIP kabupaten luwu utara yang merupakan akumulasi dari kinerja SKPD telah diupload/diposting pada Web Site resmi Pemerintah Kabupate n Luwu Utara . Adapun indikator Jumlah peraturan daerah yang dapat diakses oleh publik hanya terealisasi sebanyak 8 Perda dari 14 Perda yang ditargetkan atau tingkat capaiannya hanya 57%. Tabel 4.1 Peraturan Daerah yang ditetapkan untuk Tahun 201 3 No. Per da Nomor Perda Tentang Tanggal Penetapan 1. Nomor 1 Tahun 2013 Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Luwu Utara Nomor 4 Tahun 2008 tentang Perubahan Status Desa Marobo, Salassa, Sukamaju, dan Bone - Bone menjadi Kelurahan. Tanggal 5 Juni 2013 2. Nomor 2 Tahun 2013 Laporan Keterangan Pertanggungjawaban (LKPJ) Bupati Luwu Utara Tahun 2012 Tanggal 05 September 2013 3. Nomor 3 Tahun 2013 Minuman Beralkohol Tanggal 11 Oktober 2013 4. Nomor 4 Tahun 2013 Izin Usaha Jasa Konstruksi (IUJK) Tanggal 11 Oktober 2013 Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 IV - 56 No. Per da Nomor Perda Tentang Tanggal Penetapan 5. Nomor 5 Tahun 201 3 Bangunan Gedung Tanggal 11 Oktober 2013 6. Nomor 6 Tahun 201 3 Pedoman Penyusunan Prasarana, Sarana Utilitas Perumahan dan Pemukiman. Tanggal 11 Oktober 2013 7. Nomor 7 Tahun 2013 Perda tentang Perubahan APBD Tahun Anggaran 2 013 Tanggal 22 November 2013 8. Nomor 8 Tahun 2013 Perda tentang APBD Kabupaten Luwu Utara Tahun Anggaran 2014 Tanggal 31 Desember 2013 Sasaran 4 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja Terwujudnya pelayanan Publik yang cepat dan bermutu Presentase penduduk wajib KTP % 86 85 99 Presentase penduduk yang memiliki KK % 93 92 99 Presentase penduduk memiliki akte kelahiran % 86 160 186 Presentase penduduk memiliki akte perkawinan dan akte lainnya % 97 80 82 Indeks Kepuasan M asyarakat (IKM) Kategori A B 95 Pencapaian Sasaran 4 Sasaran Terwujudnya pelayanan publik yang cepat dan bermutu yang terdiri dari 4 (empat) Indikator yang mana Terget pada pelayanan KTP yang direncanakan pada tahun 2013 adalah 86% dan terealisasi 85% se hingga dapat dikatakan bahwa pada Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 IV - 57 Tahun 2013 jumlah penduduk yang memiliki KTP sebanyak 6.486. jika dibandingkan pada tahun 2012 jumlah penduduk yang mengurus KTP melalui Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil sebanyak 7.930 orang ini menandakan ada penuruna n jumlah penduduk yang mengurus KTP sebesar 1.444 orang. Tabel 4. 2 Jumlah Penerbitan KTP Tahun 2012 - 2013 NO KECAMATAN JUMLAH PENERBITAN KARTU TANDA PENDUDUK TAHUN 2012 - 2013 2012 2013 1 2 3 4 1 SABBANG 1.642 881 2 BAEBUNTA 1.412 1.115 3 MASAMBA 1. 100 978 4 MALANGKE 563 503 5 MALANGKE BARAT 389 367 6 MAPPEDECENG 725 383 7 SUKAMAJU 368 845 8 BONE - BONE 1.235 444 9 TANA LILI 32 346 10 LIMBONG 84 93 11 SEKO 370 456 12 RAMPI 10 75 JUMLAH 7.930 6.486 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipi l Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 IV - 58 Dari tabel diatas menunjukan bahwa pada Tahun 2013 Kecamatan yang terbanyak mengurus KTP adalah Kecamatan Baebunta yaitu sebanyak 1.115 orang dan Kecamatan yang paling sedikit mengurus KTP adalah Kecamatan Rampi yaitu sebanyak 73 orang. Samp ai pada tanggal 31 Januari 2014 jumlah penduduk yang mengurus KTP di Dinas Kependudukan dan Capil sebanyak 956 orang dan jumlah penduduk yang belum memiliki KTP sebanyak 154.822 Jiwa. Presentase penduduk yang memiliki KK yang ditargetkan pada tahun 2013 sebesar 93% dan terealisasii hanya 92% hal ini disebabkan oleh karena masih adanya masyar a kat yang tidak memperbaharui Kartu Keluarga. Sampai pada 30 Januari 2014 jumlah Kepala Keluarga sebanyak 102.536 jiwa, target yang direncanakan pada tahun 2013 adalah 21.000 jiwa real i sasi pelayanan Kartu Keluarga untuk Tahun 2013 adalah 20.486 jiwa. Tabel 4. 3 Jumlah Penerbitan Kartu Keluarga (KK) Tahun 2012 - 2013 NO KECAMATAN JUMLAH PENCETAKAN KARTU KELUARGA TAHUN 2012 - 2013 JUMLAH YANG BELUM MEMILIKI KK 2012 2013 1 2 3 4 5 1 SABBANG 2.777 2.932 1.995 2 BAEBUNTA 3.184 3.092 3.493 3 MASAMBA 2.591 2.495 1.190 4 MALANGKE 2.140 1.780 1.862 5 MALANGKE BARAT 1.703 1.617 1.444 6 MAPPEDECENG 1.661 1.937 1.650 7 SUKAMAJU 3.536 2.885 2.531 8 BONE - BONE 3.897 1.918 4. 086 9 TANA LILI 176 1.645 5.535 10 LIMBONG 193 160 419 Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 IV - 59 11 SEKO 824 647 1.489 12 RAMPI 31 119 508 JUMLAH 22.713 21.227 18.030 Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013 Dari table diatas dapat di ketahui bahwa jumlah kepala keluarga yan g mengurus Kartu Keluarga pada Tahun 2013 sebanyak 21.227 Keluarga. Jika dibandingkan dari tahun sebelumnya yaitu pada Tahun 2012 jumlah keluarga yang mengurus KK sebanyak 22.713 itu berarti bahwa pada Tahun 2013 terjadi penurunan jumlah keluarga yang meng urus atau memperbaharui Kartu Keluarga (KK). Selain itu masih terdapat sebanyak 18.030 Keluarga yang belum memiliki Kartu Keluarga, dimana pada Kecamatan Tana Lili masih terdapat sebanyak 5.535 keluarga yang belum memiliki KK. Untuk Indikator Presentase p enduduk memiliki akte kelahiran terealisasi sebesar 160% dari target 86% atau jumlah penduduk yang mengurus Akte Kalahiran pada Tahun 2013 sebanyak 9.816 jiwa dari target 5000 jiwa. Jumlah penduduk yang terbanyak mengurus Akta Kelahiran terdapat pada Kecam atan Baebunta yaitu sebanyak 1.571 Jiwa dan Kecamatan Limbong yang paling sedikit mengurus Akta Kelahiran yaitu hanya 97 Jiwa. Dari table diatas juga dapat diperoleh bahwa jumlah penduduk Kabupaten Luwu Utara Per 31 Januari 2014 adalah sebanyak 381.731 jiw a yang tersebar di 12 Kecamatan yang ada di Kabupaten Luwu Utara. Jumlah tersebut terdiri dari 194.059 jiwa Laki - Laki dan 187.672 jiwa Perempuan, Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak terdapat pada Kecamatan Sukamaju sebanyak 51.655 Jiwa dan Kecamatan dengan jumlah penduduk paling sedikit adalah Kecamatan Rampi dengan jumlah penduduk 3.421 Jiwa. Berikut tabel jumlah penerbitan Akta Kelahiran Tahun 2012 - 2013 dan jumlah penduduk per 31 Januari 2014. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 IV - 60 Tabel 4. 4 Jumlah Penerbitan Akta Kelahiran Tahun 201 2 - 2013 NO KECAMATAN JUMLAH PENERBITAN AKTE KELAHIRAN TAHUN 2012 - 2013 JUMLAH PENDUDUK PER 31 JAN 2014 2012 2013 1 2 3 4 5 1 SABBANG 2.345 1.262 49.457 2 BAEBUNTA 2.884 1.571 58.501 3 MASAMBA 2.213 1.087 42.713 4 MALANGKE 2.270 730 37.486 5 MALANG KE BARAT 2.071 996 30.776 6 MAPPEDECENG 1.284 640 27.043 7 SUKAMAJU 2.934 1.196 51.655 8 BONE - BONE 3.592 764 32.420 9 TANA LILI 56 840 28.667 10 LIMBONG 473 97 4.484 11 SEKO 1.602 469 15.108 12 RAMPI 60 164 3.421 JUMLAH 21.784 9.816 381.731 Sumber :Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Tahun 2013 Realisasi dari Indikator Sasaran Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) hanya berkategori B dari target A dengan capaian kinerja sebesar 95%. Target tersebut belum tercapai oleh karena dari 13 unit pelayanan lang sung yang ada dalam lingkup Kabupaten Luwu Utara yang disurvey menunjukkan tingkat pelayanan yang diberikan kepada masyarakat belum maksimal, hal ini ditunjukkan karena rata - rata mutu pelayanan dari 13 unit tersebut masih berkategori B. meskipun demikian P emerintah Kabupaten Luwu Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 IV - 61 Utara akan terus berupaya untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat sehingga kepuasan masyarakat Luwu Utara bisa lebih baik lagi. Tabel 4.5 Hasil Pelaksanaan Survey Kepuasan Masyarakat Intansi Pelayanan Nilai IKM Unit Pelay anan Mutu Pelayanan Kinerja Unit Pelayanan Puskesmas Limbong 74,57 B Baik Puskesmas Sabbang 74,85 B Baik Puskesmas Baebunta 78,79 B Baik Puskesmas Masamba 75,21 B Baik Puskesmas Malangke 72,87 B Baik Puskesmas Malangke Barat 80,40 B Baik Puskesmas C endana Putih II 73,58 B Baik Puskesmas Sukamaju 78,77 B Baik Puskesmas Bone - Bone 72,43 B Baik Puskesmas Tana Lili 73,77 B Baik Puskesmas Rampi 75,14 B Baik RSUD Andi Djemma 70,85 B Baik Total 979,74 - - Rata - Rata 75,36 B Baik Sumber : Sekretariat D aerah Tahun 2013 Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 IV - 62 Sasaran 5 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja Terciptanya iklim usaha yang kondusif Jumlah IKM bersertifikat halal IKM 10 10 100 Jumlah industri kecil menengah IKM 1800 1795 99 Jumlah hari kerja dalam p enyelesaian izin usaha Hari 5 3 167 Jumlah hari kerja dalam melayani keluhan Hari 1 1 100 Pencapaian Sasaran 5 Sasaran Terciptanya iklim usaha yang kondusif terdiri dari 2 (dua) indikator kinerja yaitu Jumlah IKM bersertifikat halal dengan realisasi 10 0% dan Jumlah industri kecil menengah yang realisasinya hanya 99% Jumlah IKM bersertifikat halal dapat terealisasi 100% oleh karena kesadaran dari IKM yang mau mendaftarkan usahanya agar memiliki Sertifikat Halal dari LPPOM MUI. Dampak penerapan sertifika si halal oleh IKM tidak hanya memberikan manfaat berupa perlindungan bagi kaum muslimin dan umat manusia secara umum dari produk - produk yang diharamkan dalam agama islam, akan tetapi para pelaku usaha juga akan merasakan manfaat memiliki sertifikasi Halal melalui peningkatan omset. Dengan keterbatasan Anggaran sehingga hanya ada 10 IKM yang mampu difasilitasi dan sekaligus dibantu dalam pengurusan penerbitan Sertifikat halal. Kesepuluh IKM tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 IV - 63 Tabel 4.6 IKM Yan g Memiliki Sertifikat Halal No. Nama Pemilik Nama Perusahaan Alamat Jenis Usaha 1. Amira A.R.Wahid Siporennu/Domas Desa Radda Kec.Baebunta Dodol Rumpu Laut 2. Ahmad Wahab Sakina Bakery Desa Bone Kec.Bone - Bone Pembuatan Roti 3. Nuryahmi Bunda Desa Sumb er Harum Kec. Mappedeceng Pembuatan Roti Fie, Roti fie Roda dan Bolu 4. ST.Halimatussadia Hanum Arista Desa Muktijaya Kec.Baebunta Pembuatan Keripik 5. Dalimin Amanah Bakery Desa Baebunta Kec.Baebunta Roti Donat 6. Saromah TTG Sinar Murni Desa Ha sanah Kec.Mappedeceng Jagung Marning, Kripik Pisang,Ubi,Kedelai. 7. Muh. Yahya Dua Putri Desa Sumber Harum Kec.Mappedeceng Pembuatan Roti dan Bolu 8. M. Jafar Djibu Mekar Desa Kalotok Kec.Sabbang Bagea 9. Baso Ali Komba Jaya/Kopi Rongkong Desa Kom ba Kec.Limbong Kopi Bubuk 10. Hasna Aming Sejahtera Mandiri Desa Pao Kec.Malangke Barat Olahan Rumput Laut Sumber : Dinas Koperindag Tahun 2013 Jumlah Industri Kecil menengah terealisasi 99% oleh karena berdasarkan hasil pendataan yang dilakukan oleh Bi dang Perindustrian Dinas Koperindag Kabupaten Luwu Utara, Industri Kecil dan Menengah untuk tahun 2013 mengalami peningkatan dibanding tahun sebelumnya. Tahun 2012 jumlah IKM adalah 1.634 sedangkan tahun 2013 bertambah menjadi 1.795, terjadi peningkatan ju mlah IKM baru sebesar 8,97 %, Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 IV - 64 hal ini disebabkan karena potensi pengembangan disektor industri cukup menjanjikan dalam memperbaiki perekonomian masyarakat sehingga menjadi perangsang pertumbuhan Industri Kecil Menengah. Sektor industri kecil menengah merup akan sektor yang memiliki berbagai peran penting dalam perekonomian, salah satu diantaranya yang paling menonjol adalah perannya dalam penyerapan tenaga kerja. Industri Kecil dan Menengah merupakan kunci untuk mengatasi persoalan pengangguran dan kemiskin an karena IKM bersifat padat karya berbeda dengan industri besar yang tidak bisa menyerap banyak tenaga kerja karena proses produksinya sudah digantikan oleh mesin. Namun usaha Industri Kecil Menengah untuk bisa maju semakin sulit, hal ini dikarenakan bany aknya permasalahan yang terjadi pada Industri Kecil dan Menengah yang menghambat kemajuan industri itu sendiri. Pencapaian indikator kinerja jumlah hari kerja dalam penyelesaian izin jauh melebihi dari target yang telah ditetapkan hal ini disebabbkan oleh kerena jumlah hari yang ditergetkan dalam penyelesaian izin usaha ditarget selama 5 hari kerja dan terealisasi hanya selama 3 hari kerja, pencapaian tersebut dipengaruhi oleh adanya Standar Operasional Prosedur yang ditetapkan dengan Keputusan Bupati selai n itu komitmen dari seluruh aparat pada Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Satu Pintu dan Penanaman Modal yang senantiasa memeberikan pelayanan maksimal kepada masyarakat yang hendak mengurus izin. Indakor Kinerja Jumlah hari kerja dalam melayani keluhan da pat terealisasi 100% oleh karena BPTSPM berkomitmen memberikan pelayanan yang prima dengan penanganan keluhan - keluhan hanya 1 hari. Mekanisme dari penanganan pengaduan tersebut mengacu pada Surat Keputusan Bupati Luwu Utara Nomor 188.4.45/3/I/2013 Tentang Mekanisme dan Alur Penanganan Pengaduan Pelayanan Perizinan Usaha, Non Perizinan usaha, Penanaman Modal. Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 IV - 65 Sasaran 6 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja Berkembangn ya Investasi Swasta Nilai investasi PMDN (Rp. 000) Rp. 99.746 .8 76, - 119.700.06 9 120 Jumlah informasi peluang usaha sector/bidang usaha unggulan (SPM) Sektor - 4 - Jumlah promosi peluang penanaman modal (SPM) Kali - 4 - Pencapaian Sasaran 6 Sasaran Meningkatnya pelaku usaha melakukan kegiatan usaha terdiri dari 3 (tiga) Indikator Sasaran yaitu Nilai investasi PMDN ditarget pada tahun 2013 sebesar Rp. 99.746.876.000, - dapat terealisasi sebesar 119.700.069.000, - atau terjadi peningkatan 20% dari target yang telah ditetapkan atau mengalami kenaikan sebesar Rp. 19.9 53.193.00, - . Dari ketiga indikator sasaran tersebut diatas terdapat dua indikator yang tidak memiliki target kinerja hal ini disebabkan oleh karena indikator kinerja Jumlah informasi peluang usaha sector/bidang usaha unggulan (SPM) dan Jumlah promosi pelua ng penanaman modal (SPM) tidak tertuang dlam Penetapan Kinerja BPTSPM Tahun 2013 tetapi seiring dengan berjalannya Tahun Anggaran 2013 indikator tersebut kemudian dikinerjakan berdasarkan target kinerja yang tertyuang dalam SPM BPTSPM Kabupaten Luwu Utara Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 IV - 66 Sasaran 7 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja Terwujudnya tata penyelenggar aan politik dan pemerintahan yang baik Jumlah Partai Politik yang mendapatkan bantuan Parpol 17 1 4 82 Jumlah Calon Kepala Desa yang mengikuti pen gujian kepatuhan terhadap Pancasila dan UUD 1945 Desa 75 71 95 Jumlah LSM/ Ormas dan Partai Politik yang dipantau LSM dan Ormas 88 41 45 Jumlah Posko pengendalian Pilgub 2013 yang terbentuk 12 12 100 Pencapaian Sasaran 7 Terwujudnya tata penyelengga raan politik dan pemerintahan yang baik yang terdiri dari 4 (empat) indikator kinerja yaitu : Jumlah Partai Politik yang mendapatkan bantuan terealisasi sebanyak 14 (empat belas) Partai Politik dari taerget 17 Parpol dengan capaian 82%. Fasilitasi dan Ver ifikasi bantuan Keuangan Partai Politik yaitu terlaksananya fasilitasi dan verifikasi bantuan keuangan partai Politik terhadap 17 (tujuh belas) Par tai P ol itik. Pada tahun 2013 Partai Politik yang akan mendapatkan bantuan keuangan yaitu 17 (tujuh belas) Par tai Politik tetapi sampai dengan tanggal 31 Desember Partai Politik yang mengurus bantuan keuangan yaitu 14 (empat belas) Partai Politik ada 3 (Tiga) Partai Politik yang tidak mengajukan permohonan bantuan keuangan. Pengujian Kepatuhan calon Kepala Desa t erhadap Pancasila dan UUD1945 yaitu terlaksananya pengujian kepatuhan calon kepala Desa terhadap Pancasila dan Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 IV - 67 UUD 1945 target 75 calon kepala Desa sampai dengan 31 desember 2013 calon kepala Desa yang mengikuti pengujian kepatuhan terhadap Pancasila dan U ndang
Undang 1945 sebanyak 71 calon kepala Desa. Pemantauan terhadap LSM/Ormas dan Parpol yaitu terlaksananya pemantauan terhadap LSM/Ormas dan Parpol dengan target 88 LSM/Ormas dengan realisasi 41 LSM/Ormas atau 46,59 persen hal ini disebabkan : (1) seb ahagian sekretariat 0rmas/LSM sudah tidak diketahui keberadaannya atau berpindah alamat kantor (2) LSM/Ormas sebahagian tidak melaporkan kegiatannya. Suksesi Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan tahun 2013 yaitu terlaksananya Pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Selatan tahun 2013. Jumlah Pemilih terdaftar pada pemilihan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan tahun 2013 sebanyak 223.892 0rang jumlah suara yang Sah sebanyak 149,162 sedang suara yang tidak Sah/yang tidak masuk 74,730 (Sumber data KPU Kab. Luwu Utara tahun 2013 ) . Berdasarkan hasil rapat Pleno KPU Kabupaten Luwu Utara, hari senin tanggal 28 Januari 2013, telah memutuskan hasil perolehan suara definitif pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur Prov insi Sulawesi Selatan tahun 2013 di kabupaten Luwu Utara masing - masing sebagai berikut: 1. Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur no urut (1). Atas nama Ir. H. Ilham Arif Sirajuddin, MM dan Ir. H. Abd. Azis Qahar Muzakkar, M.Si memperoleh suara sebanyak 74, 728 atau 50,10 persen 2. Pasangan calon Gubernur dan Wakil Gubernur no urut (2). Atas nama DR. H. Syahrul Yasin Limpo, SH, M.Si dan Ir. Agus Arifin Numag, M.Si memperoleh suara sebanyak 70, 074 atau 46,98 persen 3. Pasangan calon Gubernur dan Wakil Guber nur no urut (3). Atas nama . H. Andi Rudanto Asapa, SH, LLM dan Drs. H. Nawir, MP memperoleh suara sebanyak 4, 360 atau 2,92 persen Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 IV - 68 Bupati Luwu Utara Drs. H. Arifin Junaidi, MM saat menyerahkan bantuan kepada Petugas Mesjid, Guru Agama dan Guru Mengaji 2. Pencapaian Kinerja Sasaran Misi 2 Misi 2 Mengembangkan sumberdaya manusia yang agamis, berdaya saing, sehat, bermutu, da n inovatif ; Dalam mewujudkan mi si tersebut maka pada tahun 201 3 Pemerintah Daerah Kabupaten Luwu Utara menetapkan 13 Sasaran yang terdiri dari 3 7 Indikator Kinerja . Capaian dari sasaran dan indikator kinerja tersebut dapat digambarkan sebagai berikut : S asaran 8 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja Memiliki pemahaman yang benar terhadap ajaran agamanya dan berakhlak yang baik Jumlah Pembinaan Guru TPA, TPH dan TPK yang mendapat bantuan Guru 2 85 2 96 10 4 Jumlah Pembinaan Petu gas Masjid yang mendapat bantuan Petugas masjid 3 3 100 Pencapaian Sasaran 8 Dari sasaran memiliki pemahaman yang benar terhadap ajaran agamanya dan beraklak baik dengan indikator sasaran Jumlah guru TPA, TPH dan TPK dan jumlah pembinaan Petugas mesji d yang Mendapatkan bantuan, target 2 85 Guru dan 3 Petugas Mesjid dapat Pemerintah Kabupaten Luwu Utara, Prov. Sulawesi Selatan Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Tahun 201 3 IV - 69 tercapai 10 4 %, hal ini dikarenakan bantuan dana yang tersedia dapat diberikan kepada 2 96 Guru agama dan 3 Petugas Mesjid dapat tersalurkan dengan baik. Sasaran 9 Satuan Target Realisa si Capaian % Uraian Indikator Kinerja Saling memahami, menghargai perbedaan menurut aturan yang berlaku Jumlah pertemuan berkala Tim Koordinasi Forum Kerukunan umat beragama Pertem uan 4 4 100 Pencapaian Sasaran 9 Saling memahami, menghargai perbed aan menurut aturan yang berlaku dengan indikator kinerja Jumlah pertemuan berkala Tim Koordinasi Forum Kerukunan umat beragama dan Tertanganinya Konflik secara menyeluruh masing - masing dapat terealisasi 100% hal ini dikarenakan Pemerintah Kabupaten Luwu Ut ara melalui Dinas Kesbangpol dan Linmas melakukan Pertemuan berkala dengan Tim Koordinasi Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) yang dilaksanakan setiap triwulan dengan memper temu k an tokoh - tokoh umat beragama yang dalam Lingkup. Kabupaten Luwu Utara hal ini dilakukan guna u ntuk meningkatkan silaturrahmi antar umat beragama demi terjalinnya toleransi dalam menjalankan ibadah dari masing
masing umat beragama yang tentram dan kondusip . Sasaran 10 Satuan Target Realisasi Capaian % Uraian Indikator Kinerja Meningkatnya Status Kesehatan Masyarakat Presentase Cakupan rawat jalan % 15 41,79 278 Presentase Cakupan rawat inap % 1.50 1. 51 101
FIPO Otonomi Awards The Fajar I nstitute of Pro-Otonomi (FI PO). Tepat 1 Januari 2001, otonomi daerah secara resmi diberlakukan. Banyak harapan terbit, tetapi banyak pula kekhawatiran serta tuntutan yang berkembang. Harapan muncul karena kebijakan nasional ini dipandang sebagai jalan baru untuk menciptakan tatanan yang lebih baik yakni terciptanya good governance. Sebaliknya, berkembang juga kekhawatiran bahwa kebijakan baru ini lahir dalam sejumlah kontroversi dan keterbatasan. Bukan tidak mungkin kebijakan tersebut justru menjadi pemicu bagi masalah-masalah baru yang lebih kompleks. Sejalan dengan itu FAJAR sebagai koran nasional pada tanggal 16 Juni 2008 memprakarsai terbentuknya sebuah lembaga yang bernama The Fajar Institute of Pro Otonomi (FIPO). Pelaksanaan monitoring dan dan evaluasi yang dilakukan berbasis pada kinerja pemerintah kabupaten dan kota. Sejak awal FIPO yang mengadopsi konsep dari JPIP (The Jawa Pos Institute of Pro Otonomi) sengaja mendesain penelitian dengan konsep sistem monitoring dan evaluasi komparatif (simonev-komparatif), yaitu model monitoring yang memacu kompetisi antar kabupaten dan kota se-provinsi. Kategori Monitoring FIPO 1. Pertumbuhan ekonomi, 2. Pemerataan ekonomi, 3. Pemberdayaan ekonomi lokal, 4. Pelayanan bidang kesehatan, 5. Pelayanan pendidikan, 6. Pelayanan administrasi, kependudukan, 7. Partisipasi publik, kesinambungan politik, 8. Akuntabilitas publik, 9. Pengelolaan lingkungan hidup, 10. Pengentasan kemiskinan. Website The Fajar Institute of Pro- Otonomi (FIPO) Peraih Penghargaan FIPO Otonomi Awards 2013 2012 2011 2010 2009 Grand Category Kabupaten Bantaeng (Daerah dengan Terobosan Paling Menonjol Bidang Pengembangan Ekonomi) Kabupaten Luwu Timur (Daerah dengan Terobosan Paling Menonjol Bidang Pelayanan Publik) Kabupaten Luwu Utara (Daerah dengan Terobosan Paling Menonjol Bidang Performa Politik) Special Category Kabupaten Bantaeng (Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Pertumbuhan Ekonomi) Kabupaten Barru (Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Pemerataan Ekonomi) Kabupaten Selayar (Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Pemberdayaan Ekonomi Lokal) Kabupaten Sidrap (Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Pendidikan) Kabupaten Luwu Timur (Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Kesehatan) Kabupaten Pinrang (Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Pelayanan Administrasi Kependudukan dan Perizinan) Kabupaten Luwu Utara (Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Partisipasi Publik) Kota Parepare (Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Akuntabilitas Publik) Kota Makassar (Daerah dengan Terobosan Paling Menonjol Bidang Layanan Sanitasi) Kota Palopo (Daerah dengan Terobosan Inovatif Bidang Layanan Air Minum) Kabupaten Luwu Utara (Daerah dengan Inisiatif Menonjol dalam Budi Daya Lebah Trigona Sp) Kabupaten Selayar (Daerah dengan Program Inspiratif dalam Penyediaan Air Minum)