Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN ILMU PERLINDUNGAN HUTAN

TEKNIS INVESTIGASI PATHOGEN DAN ANALISIS TINGKAT SERANGAN

PADA POHON RAMBUTAN

Disusun Oleh :

Kelompok 4

Dedi Suhardi 1504015206


Muhammad Fahrurrozy 1704015211
Brandy Thomson Manukily 1804015003
Febriyani Putri 1804015005
Lilis Sunarti 1804015007
Mery Fredy Arung 1804015009
Dadan Rosadi 1804015166
Moch. Lutfi Zamroni 180 4015233

LABORATORIUM ILMU PERLINDUNGAN HUTAN

FAKULTAS KEHUTANAN

UNIVERSITAS MULAWARMAN

SAMARINDA

2019
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmat-Nya
sehingga laporan ini dapat tersusun hingga selesai.

Dan harapan kami semoga laporan ini dapat menambah pengetahuan


dan pengalaman bagi para pembaca. Untuk ke depannya dapat
memperbaiki bentuk maupun menambah isi laporan agar menjadi lebih
baik lagi.

Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, kami


yakin masih banyak kekurangan dalam laporan ini. Oleh karena itu kami
sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca
demi kesempurnaan laporan ini.

Samarinda, 25 Mei 2019.

Penyusun

Kelompok 4

i
DAFTAR ISI

Halaman
KATA PENGANTAR ......................................................................................... i
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... iv
BAB I: PENDAHULUAN .................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................... 1
B. Tujuan Praktikum ........................................................................... 2
BAB II : METODOLOGI PRAKTIKUM ............................................................... 3
A. Lokasi Praktikum ........................................................................... 3
B. Waktu Praktikum ........................................................................... 3
C. BahandanAlat................................................................................ 3
D. ProsedurKerja ............................................................................... 4
BAB III : HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................... 6
A. Hasil Pengamatan ......................................................................... 6
B. Pembahasan ................................................................................. 12
BAB IV : PENUTUP .......................................................................................... 17
Kesimpulan .......................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 18
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... 19

ii
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Halaman


Tabel 1. Hasil Pengukuran Diameter, Tinggi Total, Tinggi Bebas Cabang,
dan Tinggi Batang Bertajuk Pohon Rambutan (Nephelium
lappaceum L.) ................................................................................ 6
Tabel 2.Tingkat Kesehatan Pohon Rambutan (Nephelium lappaceum L.) ... 6
Tabel 3. Identifikasi Penyebab Gejala Pada Pohon Rambutan (Nephelium
lappaceum L.) ................................................................................ 8
Tabel 4. Identifikasi Tanda dan Pola Pakan .................................................. 8
Tabel 5. Gejala Penyakit yang Menyerang ................................................... 9

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman


Gambar 1. Pohon Rambutan (Nephelium lappaceum L.) ke-1. .................... 19
Gambar 2. Hawar dan Lubang Pada Daun Pohon Rambutan (Nephelium
lappaceum L.) ke-1 .................................................................. 19
Gambar 3. T1 P1 .......................................................................................... 19
Gambar 4. T2 P1 .......................................................................................... 19
Gambar 5. T3 P1 .......................................................................................... 19
Gambar 6. T4 P1 .......................................................................................... 19
Gambar 7. G1 P1 .......................................................................................... 20
Gambar 8. G2 P1 .......................................................................................... 20
Gambar 9. Pohon Rambutan (Nephelium lappaceum L.) Ke-2 ..................... 20
Gambar 10. Hawar dan Lubang Pada Daun Pohon Rambutan (Nephelium
lappaceum L.) Ke-2 ................................................................. 20
Gambar 11. T2 P2. ....................................................................................... 20
Gambar 12. T3 P2. ....................................................................................... 21
Gambar 13. T4 P2. ....................................................................................... 21
Gambar 14. T5 P2. ....................................................................................... 21
Gambar 15. G1 P2. ....................................................................................... 21
Gambar 16. G2 P2. ....................................................................................... 21
Gambar 17. G3 P2. ....................................................................................... 21
Gambar 18. Pohon Rambutan (Nephelium lappaceum L.) ke-3 ................... 21
Gambar 19. Hawar dan Lubang Pada Daun Pohon Rambutan (Nephelium
lappaceum L.) ke-3 .................................................................. 21
Gambar 20. T1 P3. ....................................................................................... 21
Gambar 21. T2 P3. ....................................................................................... 22
Gambar 22. T3 P3. ....................................................................................... 22
Gambar 23. G1 P3. ....................................................................................... 22
Gambar 24. G2 P3. ....................................................................................... 22

iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hutan adalah suatu lapangan bertumbuhan pohon-pohon yang


secara keseluruhan merupakan persekutuan hidup alam hayati
beserta alam lingkungannya dan yang ditetapkan pemerintah sebagai
hutan (Siti Maimunah, 2017).

Perlindungan Hutan adalah usaha, kegiatan, dan tindakan untuk


mencegah terjadinya kerusakan hutandan hasil hutan oleh karena
perbuatan manusia maupun alam. Penyebab kerusakan hutan dapat
berupa kebakaran hutan, hama, penyakit, penggembalaan, pencurian
dan penyebab faktor lindungan. Salah satu prinsip dari perlindungan
hutan ialah bahwa pencegahan terhadap awal terjadinya atau
perkembangan suatu penyebab kerusakan hutan, akan lebih efektif
daripada kegiatan pengendalian setelah kerusakan terjadi (Laila
Rahmawati, 2015).

Hama tanaman rambutan adalah gangguan pada tanaman


rambutan yang disebabkan oleh hewan. Hewan yang biasa
mengganggu tanaman rambutan adalah semut, kepik (kumbang
kecil), kutu, tupai dan kelelawar. Termasuk di dalamnya adalah ulat
penggerek yang paling sering dijumpai pada buah, batang, dan daun
rambutan, serta masih banyak lagi jenis ulat pengganggu yang
lain.Penyakit pada tanaman rambutan adalah gangguan pada
tanaman rambutan yang disebabkan oleh mikroorganisme (makhluk
hidup yang sangat kecil, berupa tanaman dan hewan) (Anonim, 2014).

1
Gejala yang muncul pada bagian tertentu di pohon bukan berarti
sumber penyakit terdapat pada organ tersebut. Pohon merupakan
suatu organisme artinya satu organ dengan organ yang lain saling
mempengaruhi sehingga bisa saja sumber penyakit terdapat dalam
akar tetapi yang mengalami gejala adalah organ batang. Diagnosis
pada pohon sangat penting agar titik asal penyakit dapat diketahui
secara pasti (Tomi Ardiansyah, 2016).

B. Tujuan Praktikum

Tujuan dari praktikum Investigasi Patogen dan Tingkat Serangan


adalah sebagai berikut:

1. Menentukan tingkat kesehatan tumbuhan.

2. Mengidentifikasi gejala dan tanda patogen.

3. Mengetahui intensitas serangan.

2
BAB II
METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Lokasi Praktikum
HutanPendidikanFahutanUnmul

B. Waktu Praktikum

Hari : Kamis, 23 Mei 2019

Pukul : 1. 08.00 - 09.40 Wita

2. 13.30 - 15.10 Wita

C. Bahan dan Alat


Bahan :

1. Rambutan (Nephelium lappaceum L.)

2. Kertas miliblock

Alat :

1. Kamera

2. Tongkat kayu

3. Spidol

4. Meteran

5. Plastik gula

6. Payung

7. Pinset

8. Kertas label

3
9. Kalkulator

10. Alat tulis

D. Prosedur Praktikum

Pada acara ke-1 mengenai Investigasi Lapangan. Tahap pertama


yang dilakukan adalah mencari dan menetapkan objek tumbuhan
yang akan diinvestigasi,kemudian identifikasi jenisnya. Selanjutnya
diberi penomoran pada tumbuhan objek untuk identitasnya dan difoto
setiap objek secara utuh dari pangkal batang sampai pucuk.
Kemudian dilakukan pengukuran atau perkirakan tinggi objek, tinggi
total, tinggi bebas cabang, dan tinggi batang bertajuk serta ukur
diameter batang (1,3 m). Setelah itu dilakukan pengumpulan satu
sampel setiap satu gejala dan tanda yang dijumpai pada setiap objek,
pengumpulan sampel tersebut dimasukkan kedalam plastik dan diberi
label secara jelas. Tahap berikutnya pilih satu ranting yang
representatif pada setiap objek, kemudian hitung, jumlah daun
keseluruhan, jumlah daun tanpa gejala, dan jumlah daun untuk
masing-masing gejala sinkronisasikan pencatatan gejala dengan label
koleksi gejala dan tanda dan difoto setiap gejala yang dijumpai bawa
pulang lalu simpan koleksi gejala dan tanda patogen. Tahap terakhir
cetak atau print out foto setiap objek dan kemudian dibawa saat
praktikum acara berikutnya.

Pada acara 2 mengenai analisa gejala tanda dan tingkat serangan


deskripsi umum kesehatan tumbuhan overlay foto objek dengan
kertas miliblock untuk menghitung persentase luasan tajuk pohon
dengan ketentuan sehat (kehilangan tajuk 0-10%), ringan (11-25%),
sedang (26-60%), berat (61-99%), dan mati (100%). Dengan gejala
dan tanda yakni, mengidentifikasi jenis dan kuantitas gejala,

4
mengidentifikasi jenis tanda dan dikumpulkan, memilah unsur patogen
yang menyerang (persentase mikroorganisme hama). Dan dengan
tingkat serangan pada daun mempersentasikan daun yang terserang,
mengidentifikasi detail penyebab serangan daun serta persentasenya.

5
BAB III

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Pengamatan
1. Pengukuran pohon
Tabel 1. Hasil pengukuran diameter, tinggi total, tinggi bebas cabang, dan
tinggi batang bertajuk pohon rambutan (Nepheliumlappaceum L.)
Tinggi Total TinggiBebasC TinggiBatangBertaj
Kode Diameter (m)
pohon (m) abang (m) uk (m)

1 12 cm 5,8 m 4m 1,8 m

2 16,2 cm 8,6 m 31 cm 7,75 m

3 27,7 cm 7,36 m 36 cm 7m

2. Menentukan tingkat kesehatan pohon rambutan


Tabel 2. Menentukan tingkat kesehatan pohon rambutan
(Nepheliumlappaceum L.)
Kode Total tajuk Kehilangan tajuk Presentase Keterangan
pohon kesehatan (%)
1 1297 286 0,22 Sehat
2 532 64 0,12 Sehat
3 827 149 0,18 Sehat

Perhitungan persentase kesehatan pohon rambutan

1. Pohon Rambutan 1

Luas tajuk yang hilang


Kesehatan Pohon = × 100%
Luas total tajuk

6
286
Kesehatan Pohon = × 100%
1297

Kesehatan Pohon = 0.22% (Sehat)

2. Pohon Rambutan 2

Luas tajuk yang hilang


Kesehatan Pohon = × 100%
Luas total tajuk

64
Kesehatan Pohon = × 100%
532

Kesehatan Pohon = 0.12% (Sehat)

3. Pohon Rambutan 3

Luas tajuk yang hilang


Kesehatan Pohon = × 100%
Luas total tajuk

149
Kesehatan Pohon = × 100%
827

Kesehatan Pohon = 0.18% (Sehat)

7
3. Mengidentifikasi gejala dan tanda patogen pada pohon rambutan
a. Gejala
Tabel 3. Identifikasi penyebab gejala
No JenisPohon Kode Gejala Penyebab

Rambutan
1 (Nepheliumlappaceum G1P1 Lubang Lepidoptera
L.)

G2P1 Hawar Jamur

Rambutan
2 (Nepheliumlappaceum G1P2 Hawar Lepidoptera
L.)

G2P2 Lubang Jamur

LubangdanH Jamur dan


G3P2
awar Lepidoptera

Rambutan
3 (Nepheliumlappaceum G1P3 Hawar Lepidoptera
L.)

G2P3 Lubang Jamur

b. Tanda
Tabel 4. Identifikasi penyebab tanda dan pola pakan

No JenisPohon Kode Tanda Pola pakan Jumlah

Rambutan
1 (Nepheliumlappaceum T1P1 Ngengat
L.)

T2P1 Semut Angkrang Phytophagous

T3P1 Pupa

8
Rambutan (Nepheliuml
T1P2 Semut Hitam
2 appaceum L.)

T2P2 Semut Angkrang Phytophagous

T3P2 Ngengat

T4P2 Laba-Laba

3 Rambutan (Nephelium T1P3 Semut Merah


lappaceum L.)
T2P3 Ngengat

Phytophagous
T3P3 Telur Laba-Laba

4. Mengetahui intensitas serangan pada pohon rambutan

Tabel 5. Gejala penyakit yang menyerang pada pohon rambutan


Daun Terjangkit
Total Lubang Daun
Pohon Lubang
Daun Hawar dan Jumlah Sehat
Daun
Hawar

1 73 47 22 - 69 4

2 177 84 2 39 125 52

3 50 5 41 - 46 4

Perhitungan :

a) Persentase tingkat serangan pada pohon rambutan:


1. Pohon rambutan ke-1
Jumlah daun terjangkit
TS (pohon) = × 100%
Total daun

9
69
TS (pohon) = × 100%
73
TS (pohon) = 0.94%

2. Pohon rambutan ke-2


Jumlah daun terjangkit
TS (pohon) = × 100%
Total daun
125
TS (pohon) = × 100%
177
TS (pohon) = 0.71%

3. Pohon rambutan ke-3


Jumlah daun terjangkit
TS (pohon) = × 100%
Total daun
46
TS (pohon) = × 100%
50
TS (pohon) = 0.92%

b) Persentase tingkat serangan masing-masing gejala


1. Pohon rambutan ke-1
a. Lubang daun:
Daun terjangkit gejala x
TS (gejala x) = × 100%
Jumlah daun terjangkit
47
TS (gejala x) = × 100%
69
TS (gejala x) = 0.68%
b. Hawar:
Daun terjangkit gejala x
TS (gejala x) = × 100%
Jumlah daun terjangkit
22
TS (gejala x) = × 100%
69

10
TS (gejala x) = 0.32%

2. Pohonrambutanke-2
a. Lubang daun:
Daun terjangkit gejala x
TS (gejala x) = × 100%
Jumlah daun terjangkit
84
TS (gejala x) = × 100%
125
TS (gejala x) = 0.67%
b. Hawar:
Daun terjangkit gejala x
TS (gejala x) = × 100%
Jumlah daun terjangkit
2
TS (gejala x) = × 100%
125
TS (gejala x) = 0.02%2

c. LubangdanHawar:
Daun terjangkit gejala x
TS (gejala x) = × 100%
Jumlah daun terjangkit
39
TS (gejala x) = × 100%
125
TS (gejala x) = 0.31%

3. Pohonrambutanke-3
a. Lubang daun:
Daun terjangkit gejala x
TS (gejala x) = × 100%
Jumlah daun terjangkit
5
TS (gejala x) = × 100%
46

11
TS (gejala x) = 0.11%
b. Hawar:
Daun terjangkit gejala x
TS (gejala x) = × 100%
Jumlah daun terjangkit
41
TS (gejala x) = × 100%
46
TS (gejala x) = 0.89% (gejala x)=0.89
B. Pembahasan

Dari praktikum Investigasi Patogen dan Tingkat Serangan, didapatkan


bahwa pohon rambutan (Nephelium lappaceum L.) yang terdapat di tiga
tempat memiliki gejala serangan patogen yang sama.

Pada pohon rambutan (Nephelium lappaceum L.) ke-1 yang berada di


halaman Mushola Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman yang
berdiameter 12 cm dengan tinggi bebas cabang 4 m dan tinggi batang
bertajuk 1,8 m didapatkan bahwa pohon tersebut memiliki gejala serangan
patogen berupa hawar dan lubang pada daun. Dalam satu ranting yang
presentatif, daun yang berlubang ada 47 helai, daun yg terdapat hawar ada
22 helai dan daun yang sehat ada 4 helai. Total keseluruhan daun dalam
satu ranting yaitu 7 helai. Gejala serangan patogen tersebut ditandai
dengan adanya ngengat, semut angkrang dan benang putih. Hawar pada
daun rambutan (Nephelium lappaceum L.) ke-1 disebabkan oleh
mikroorganisme berupa jamur (fungi) dan lubang pada daun rambutan
(Nephelium lappaceum L.) disebabkan oleh lepidoptera.

Pada pohon rambutan (Nephelium lappaceum L.) ke-2 yang berada di


samping pos satpam Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman yang
berdiameter 16,2 cm dengan tinggi bebas cabang 31 cm dan tinggi batang
bertajuk 7,75 m didapatkan bahwa pohon tersebut memiliki gejala
serangan patogen berupa hawar dan lubang pada daun. Dalam satu
ranting yang presentatif, daun yang berlubang ada 2 helai, daun yg
terdapat hawar ada 84 helai, daun yang terdapat hawar dan lubang ada 39

12
helai dan daun yang sehat ada 54 helai. Total keseluruhan daun dalam
satu ranting yaitu 179 helai. Gejala serangan patogen tersebut ditandai
dengan adanya semut hitam, semut merah, ngengat dan laba-laba. Hawar
pada daun rambutan (Nephelium lappaceum L.) ke-2 disebabkan oleh
mikroorganisme berupa jamur (fungi) dan lubang pada daun rambutan
(Nephelium lappaceum L.) disebabkan oleh lepidoptera.

Pada pohon rambutan (Nephelium lappaceum L.) ke-3 yang berada di


jogging track Universitas Mulawarman yang berdiameter 27,7 cm cm
dengan tinggi bebas cabang 36 cm dan tinggi batang bertajuk 7 m
didapatkan bahwa pohon tersebut memiliki gejala serangan patogen
berupa hawar dan lubang pada daun. Dalam satu ranting yang presentatif,
daun yang berlubang ada 41 helai, daun yg terdapat hawar ada 5 helai,
dan daun yang sehat ada 4 helai. Total keseluruhan daun dalam satu
ranting yaitu 50 helai. Gejala serangan patogen tersebut ditandai dengan
adanya semut hitam, ngengat, dan telur laba-laba. Hawar pada daun
rambutan (Nephelium lappaceum L.) ke-3 disebabkan oleh
mikroorganisme berupa jamur (fungi) dan lubang pada daun rambutan
(Nephelium lappaceum L.) disebabkan oleh lepidoptera.

Hawar adalah salah satu dari gejala serangan suatu patogen


tumbuhan. Serangan hawar ditandai dengan perubahan penampilan
tumbuhan secara cepat, diawali dengan layu pada sebagian besar jaringan
(terutama daun), kemudian diikuti klorosis yang cepat (hanya beberapa
hari), menjadi coklat, lalu kematian jaringan di bagian permukaan.Gejala
awal dapat berupa suatu lesi/bercak melingkar di daun yang semakin lama
semakin membesar.

Penyebab penyakit (pathogen) hawar adalah jamur yang menginfeksi


pohon rambutan pada bagian daun melalui luka daun atau lubang alami
berupa stomata dan merusak klorofil daun. Hal tersebut menyebabkan
menurunnya kemampuan tanaman untuk melakukan fotosintesis. Faktor

13
lingkungan yang sangat berpengaruh terutama adalah kelembaban yang
tinggi sangat memacu perkembangan ini. Itu sebabnya untuk menekan
perkembangan penyakit hawar daun disarankan tidak memupuk secara
berlebihan, gunakan pupuk kalium dan tidak menggenangi pertanaman
secara terus menerus. Hawar diatasi dengan sanitasi (menjaga kebersihan
areal pertanaman), drainasi yang baik (karena penyebab hawar biasanya
tumbuh pada keadaan lembap), dan aplikasi pestisida yang sesuai dengan
petunjuk.

Lubang pada daun rambutan ini adalah gejala yang ditandai dengan
adanya lubang atau daging daun yang hilang serangan yang ditimbulkan
oleh laba-laba, ulat baik larva dari ngengat maupun kupu-kupu. Hal ini
dapat menyebabkan menurunnya kemampuan tanaman untuk melakukan
fotosintesis. Lubang daun dapat diatasi dengan sanitasi (menjaga
kebersihanareal tanaman), menggunakan insectisida alami (contohnya
ekstrak biji nimba) untuk mengontrol serangga, dan aplikasi insectisida
yang sesuai petunjuk, atau dengan memanfaatkan serangga atau hewan
lain yangmenguntungkan dalam mengontrol serangga pengganggu
tanaman (strategi jangka panjang).

Keterangan Tingkat KesehatanPohon:


 Sehat (kehilangan tajuk 0-10%)
 Ringan (kehilangan tajuk 11-25%)
 Sedang (kehilangan tajuk 26-60%)
 Berat (kehilangan tajuk 61-99%)
 Mati (kehilangan tajuk 100%)

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan oleh kelompok 4


dengan hasil data persentase kesehatan pohon yang di dapatkan
menggunakan kertas miliblock, pada pohon rambutan ke-1 yang terletak di
samping halaman Mushola Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman
memiliki jumlah luas tajuk yang hilang seluas 286 cm dan luas total

14
tajuknya 1297 cm maka di dapatkan hasil persentase tingkat kondisi
kesehatan pohon 0.22% yang tergolong sehat, pada pohon rambutan ke-2
yang terletak di samping pos satpam Fakultas Kehutanan Universitas
Mulawarman memiliki jumlah luas tajuk yang hilang seluas 64 cm dan luas
total tajuknya 532 cm maka di dapatkan hasil persentase tingkat kondisi
kesehatan pohon 0.12% yang tergolong sehat, pada pohon rambutan ke-3
yang terletak di jogging track Universitas Mulawarman memiliki jumlah luas
tajuk yang hilang seluas 149 cm dan luas total tajuknya 827 cm maka di
dapatkan hasil persentase tingkat kondisi kesehatan pohon 0.18% yang
tergolong sehat. Dengan hasil ini perbandingan persentase pada
masing-masing pohon (P1:P2:P3) di lokasi yang berbeda. Didapatkan dari
perbandingan diatas pohon rambutan yang paling sehat yaitu pohon
rambutan ke-2, berikutnya rambutan ke-3 dan yang terakhir rambutan
ke-1.

Berdasarkan dari hasil data tingkat serangan pada daun dapat


diketahui tingkat persentase serangan pada daun setiap pohon rambutan
dan persentase serangan masing-masing gejala.

Pada pohon rambutan ke-1 yang terletak di samping halaman


Mushola Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman didapatkan dalam
satu ranting yang presentatif, jumlah total daunnya 73 helai, dengan daun
yang berlubang 47 helai dan daun yang terkena hawar 22 helai maka total
daun yang terjangkit serangan 69 helai dan sisanya daun sehat berjumlah
4 helai. Dengan data tersebut didapatkan nilai serangan persentase pada
rambutan ke-1 sebesar 0.94%. sedangkan data tingkat serangan
masing-masing gejala yaitu dari daun yang berlubang 0.68% dan yang
terjangkit hawar 0.32%.

Pada pohon rambutan ke-2 yang terletak di pos satpam Fakultas


Kehutanan Universitas Mulawarman didapatkan dalam satu ranting yang
presentatif, jumlah total daunnya 177 helai, dengan daun yang berlubang

15
84 helai dan daun yang terkena hawar 2 helai serta daun yang terjangkit
hawar dan berlubang 39 helai maka total daun yang terjangkit serangan
125 helai dan sisanya daun sehat berjumlah 52 helai. Dengan data
tersebut didapatkan nilai serangan persentase pada rambutan ke-2
sebesar 0.71%. Sedangkan data tingkat serangan masing-masing gejala
yaitu dari daun yang berlubang 0.67%, yang terjangkit hawar 0.02% dan
yang terserang hawar serta berlubang 0.31%.

Pada pohon rambutan ke-3 yang terletak di jogging track Universitas


Mulawarman didapatkan dalam satu ranting yang presentatif, jumlah total
daunnya 50 helai, dengan daun yang berlubang 5 helai dan daun yang
terkena hawar 41 helai maka total daun yang terjangkit serangan 46 helai
dan sisanya daun sehat berjumlah 4 helai. Dengan data tersebut
didapatkan nilai serangan persentase pada rambutan ke-3 sebesar 0.92%.
sedangkan data tingkat serangan masing-masing gejala yaitu dari daun
yang berlubang 0.11% dan yang terjangkit hawar 0.89%.

16
BAB IV

PENUTUP

Kesimpulan

Dari hasil praktikum Ilmu Penyakit Hutan tentang Investigasi


Patogen dan Tingkat Serangan, dapat disimpulkan bahwa:

1. Tingkat kesehatan tumbuhan pada ke-3 sampel pohon rambutan yang


diamati tersebut sehat dengan hasil persentase 0.22% pada pohon ke-1,
0.12% pada pohon ke-2, dan 0.18% pada pohon ke-3. Didapatkan dari
perbandingan ini pohon rambutan yang paling sehat yaitu pohon rambutan
ke-2, berikutnya rambutan ke-3 dan yang terakhir rambutan ke-1.

17
2. DAFTAR PUSTAKA

Anonim, 2014. Budidaya Rambutan dan Cara Menanamnya.


http://tanamandanmakanancindiaf.blogspot.com/2014/03/budiday
a-rambutan-dan-cara-menanamnya.html. Diakses pada tanggal
25 Februari 2019 di Samarinda.

Laila Rahmawati, 2015. Perlindungan Hutan. http://blog.unnes.ac.id/laila


rahmawati/2015/11/19/perlindungan-hutan/. Diakses pada tang-
gal 25 Februari 2019 di Samarinda.

Siti Maimunah. 2017. Model Perlindungan Hutan dengan Pendekatan


Pemanfaatan HHBK bagi Masyarakat Kawasan Hutan Pendidikan
UMPalangkaraya.https://media.neliti.com/media/publications/258
666-model-perlindungan-hutan-dengan-pendekat-482699d8.pdf.
Diakses pada tanggal 25 Februari 2019 di Samarinda.

Tomi Ardiansyah, 2016. Penyakit Hutan. https://foresteract.com/


penyakit-hutan/. Diakses pada tanggal 25 Februari 2019 di
Samarinda.

18
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Pohon Gambar 2. Hawar dan Gambar 3. T1 P1


Rambutan (Nephelium Lubang Pada Daun
lappaceum L.) ke-1 Pohon Rambutan
(Nephelium lappaceum L.)
ke-1.

Gambar 4. T2 P1 Gambar 5. T3 P1 Gambar 6. T4 P1

19
Gambar 7. G1 P1 Gambar 8. G2 P1

Gambar 9. Pohon
Gambar 10. Hawar dan Gambar 11. T2 P2
Rambutan (Nephelium
Lubang Pada Daun Pohon
lappaceum L.) Ke-2.
Rambutan (Nephelium
lappaceum L.) Ke-2.

20
Gambar 12. T3 P2 Gambar 13. T4 P2 Gambar 14. T5 P2

Gambar 15. G1 P2 Gambar 16. G2 P2 Gambar 17. G3 P2

Gambar 18. Pohon Gambar 19. Hawar dan Gambar 20. T1 P3


Rambutan (Nephelium Lubang Pada Daun
lappaceum L.) ke-3. Pohon Rambutan
(Nephelium lappaceum
L.) ke-3.

21
Gambar 21. T2 P3 Gambar 22. T3 P3 Gambar 23. G1 P3

Gambar 24. G2 P3

22

Anda mungkin juga menyukai