Disusun Oleh:
Fitria
1705901020002
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya berhasil menyelesaikan laporan praktikum “Pembuatan
Pestisida Nabati dari Daun Pepaya”. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam
yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga laporan praktikum ini dapat
menambah wawasan baru bagi pembaca sekalian.
Penulis,
i
DAFTAR ISI
ii
iii
BAB I. PENDAHULUAN
Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengendalikan OPT adalah dengan
penggunaan pestisida nabati yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan di lingkungan
sekitar. Pestisida nabati dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan hama pada tanaman
maupun gulma. Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari
tumbuhan baik dari daun, buah, biji atau akar. Pestisida nabati mudah dibuat dan bahan
dasarnya pun relatif mudah didapat (Novizan, 2002).
1
Salah satu bahan alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pestisida alami
adalah daun pepaya yang banyak ditemukan di sekitar kita. Daun pepaya memiliki
kandungan bahan aktif (Papain) yang cukup efektif untuk mengendalikan ulat
dan hama penghisap tanaman. (Thamrin, 2013). Kotaro Konno et al., (2004)
melaporkan, bahwa getah pepaya (Carica papaya) mengandung kelompok enzim
sistein protease seperti papain dan kimopapain, serta menghasilkan senyawasenyawa
golongan alkaloid, terpenoid, flavonoid dan asam amino yang sangat beracun bagi
serangga pemakan tumbuhan.
1.2.Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui keefektifan pestisida dalam mengendalikan hama.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat pestisida nabati daun papaya.
2
BAB II. LANDASAN TEORI
Enzim papain terdapat pada seluruh bagian tanaman papaya. Hail ini lah yang
membuat setiap bagian tumbuhan papaya memiliki khasiat. Bahkan, getah papaya yang
terdapat si seluruh bagian tanaman. Dengan adanya enzim papain pada daun papaya
sehingga efektif untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman.
Senyawa papain yang terkandung dalam daun papaya merupakan kontak yang
masuk kedalam tubuh serangga melalui lubang-lubang alami dari tubuh serangga.
Setelah masuk, racun akan meyebar ke seluruh tubuh serangga dan meyerang sistem
saraf sehingga dapra menggagu aktivitas serangga dan serangga akan mati. Setelah itu
senyawa papain juga bekerja sebagai racun perut yang masuknya melalui alat mulut
pada serangga, dengan menghisap cairan pada tanaman yang telah disemprotkan
dengan pestisida daun papaya.
Residu pestisida yang terhisap atau masuk kedalam tubuh hama dapat
menyebabkan aktivitas makan serangga menurun bahkan dapat terhenti. Selain itu,
serangga juga menunjukkan penurunan aktivitas gerakan seperti dari cepat menjadi
lambat dan akhirnya mati.
3
BAB III. METODE PENELITIAN
3.1. Alat
- Pisau
- Blender
- Baskom
3.2. Bahan
- Daun papaya 3 lembar
- Air 1 liter
3.3. Cara Kerja
- Dipotong daun papaya hinga kecil-kecil.
- Dicuci daun papaya sampai bersih.
- Dibender daun papaya sampai halus.
- Kemudian didiamkan selama 2 hari,
- Serelah didiamkan selama 2 hari pestisida daun papaya siap diaplikasikan.
4
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jadi pada hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi tinggat
konsentrasi yang diberikan semakin tinggi tingkat kemaian hama dan juga kerusakan
tanaman dapat dikurangin
Dari hasil penelitian Prehatin Trirahayu Ningrum dalam Andy Saputra (2019).
Penelitian ini menggunakan rendaman daun papaya sebagai insektisia nabati dalam
engendalian hama ulat grayak. Penelitian ini terdiri dari tiga perlakuan yaitu
konsentrasi 2%, 5%, 6% dan satu control dengan 6 kali pengulangan. Hasil penelitian
menyatakan tidak ada ulat mati dalam kelompok control, pada perlakukan 2% rata-rata
hasil pengamatan ulat grayak yang mati sebanyak 7 ekor dari 10 ekor ulat grayak, pada
perlakuan 5% dan 6% ulat grayak yang mati sebanyak 10 ekor.
5
ekstrak daun babadotan /500ml air dengan metode semprot serangga), sebesar : 33,07
jam.
6
BAB V. KESIMPULAN
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
Saran yang dapat penulis sampaikan asalaj: Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk perbedaan konsentrasi dan waktu perendaman daun papaya yang lebih
efektif untuk mempercepat pengendalian hama.
7
DAFTAR PUSTAKA
Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Konno, K., Hirayama, C., Nakamura, M., Tateishi, K., Tamura, Y., Hattori, M and K.
Kohno. 2004. Papain Protecs Papaya Trees from Herbivorous Insects: Role
of Cysteine Proteases in Latex. Blackwell Publishing Ltd. The Plant Journal
37: 370-378.
Lubis dan Lahmuddin. 2002. Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kubis
(Brassica Oleracca) dan Sawi (Brassica Juncea). Penebar Swadaya. Jakarta.
Novizan, 2002. Membuat dan Memanfaatknn Pestisida Ramah Lingkungan. Agro
Media Pustaka: Jakarta.
Ramadhona, Riski. Djamilah. Mukhtasar. 2018. Efektivitas Ekstrak Daun Pepaya
Dalam Pengendalian Kutu Daun Pada fase Vegetatif Tanaman Terung. Jurnal
Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. Universitas Bengkulu.
Ramli. Mahendra, Denda. 2019. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya)
dan Daun Babadotan (Ageratum conyzoides) terhadap Mortalitas Hama
Walang Sangit (Leptocorisa oratorius) Pada Tanaman Padi Pandan Wangi.
Jurnal Pro-Stek Vol. 1.
Rukmana, R. dan Oesman, Y.Y. 2002. Nimba Penghasil Pestisida Alami. Kaninus.
Yogyakarta.
Saputra, Andy. 2019. Pengaruh Rendaman Daun Pepaya (Carica Papaya) terhadap
Mortalitas Hama Ulat Grayak (Spodoptera Litura F.) Pada Tanaman Kubis
(Brassica oleracea L.). Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Thamrin, Muhammad dan S. Asikin, 2013. Altematif pengendalian hama serangga
sayuran ramah lingkungan di lahan lebak. Balai Penelitian Pertanian Lahan
Rawa.
8
LAMPIRAN
9
Setelah dihaluskan setelah didiamkan selama 2 hari
10