Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM

PESTISIDA DAN TEKNIL APLIKASI


PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DARI DAUN PEPAYA

Disusun Oleh:

Fitria

1705901020002

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS TEUKU UMAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas yang telah melimpahkan rahmat dan
karunia-Nya sehingga saya berhasil menyelesaikan laporan praktikum “Pembuatan
Pestisida Nabati dari Daun Pepaya”. Shalawat dan salam semoga senantiasa
tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam
yang sempurna dan menjadi anugerah terbesar bagi seluruh alam semesta.

Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan laporan praktikum


“Pembuatan Pestisida Nabati dari Daun Pepaya”. Terlepas dari semua itu, saya
menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat
maupun tata bahasanya.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga laporan praktikum ini dapat
menambah wawasan baru bagi pembaca sekalian.

Aceh Barat, 06 Januari 2021

Penulis,

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i


DAFTAR ISI .................................................................................................... ii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
1.1. Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2. Tujuan Praktikum ........................................................................................ 2
BAB II. LANDASAN TEORI .......................................................................... 3
2.1. Tanaman Pepaya ......................................................................................... 3
2.2. Pestisida Nabati ........................................................................................... 3

BAB III. METODE PENELITIAN ................................................................. 4

3.1. Alat ............................................................................................................ 4


3.2. Bahan .......................................................................................................... 4
3.3. Cara Kerja ................................................................................................... 4

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................... 5


BAB V. PENUTUP ........................................................................................... 7
5.1. Kesimpulan ................................................................................................. 7
5.2. Saran ........................................................................................................... 7
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 8
LAMPIRAN ..................................................................................................... 9

ii
iii
BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Peningkatkan produksi tanaman bisa dilakukan dengan salah satu cara
pemberian pestisida yang bertujuan agar tanaman tidak dirusak oleh hama dan
penyakit. Pestisida merupakan substansi kimia dan bahan lain yang digunakan untuk
mengendalikan berbagai hama. Bagi petani jenis hama yaitu tungau, tumbuhan
pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria, dan
virus, nematoda (cacing yang merusak akar), siput, tikus, burung dan hewan lain yang
dianggap merugikan (Djojosumarto, 2008).

Perlindungan tanaman terhadap gangguan hama dan penyakit dengan


menggunakan pestisida nabati telah dimulai sejak zaman dahulu. Banyak jenis tanaman
atau bagian tanaman diketahui dapat menghasilkan racun serangga hama (Rukmana,
2002). Pada umumnya, petani melakukan pengendalian dengan menggunakan
pestisida sintetik (kimia) dengan asumsi bahwa pestisida sintetik lebih efektif untuk
pengendalian organisme pengganggu tanaman. Pestisida kimia mempunyai dampak
negatif bagi kehidupan makhluk hidup dan lingkungannya. Hal ini disebabkan
pestisida sintetik (kimia) dapat menimbulkan dampak residu dan mengakibatkan
terjadinya pencemaran pada tanah, air dan udara. (Harno, 2012).Penggunaan pestisida
kimia yang berlebihan dapat menyababkan hama menjadi kebal, peledakan hama baru,
penumpukan residu bahan kimia di dalam hasil panen, terbunuhnya musuh alami,
pencemaran lingkungan oleh residu bahan kimia. Oleh karena itu perlu dicari cara
pengendalian OPT yang lebih aman dan ramah lingkungan. (Lubis, 2002)

Salah satu cara yang dapat ditempuh untuk mengendalikan OPT adalah dengan
penggunaan pestisida nabati yang berasal dari tumbuhan-tumbuhan di lingkungan
sekitar. Pestisida nabati dapat dimanfaatkan untuk mengendalikan hama pada tanaman
maupun gulma. Pestisida nabati merupakan hasil ekstraksi bagian tertentu dari
tumbuhan baik dari daun, buah, biji atau akar. Pestisida nabati mudah dibuat dan bahan
dasarnya pun relatif mudah didapat (Novizan, 2002).

1
Salah satu bahan alam yang bisa dimanfaatkan sebagai bahan pestisida alami
adalah daun pepaya yang banyak ditemukan di sekitar kita. Daun pepaya memiliki
kandungan bahan aktif (Papain) yang cukup efektif untuk mengendalikan ulat
dan hama penghisap tanaman. (Thamrin, 2013). Kotaro Konno et al., (2004)
melaporkan, bahwa getah pepaya (Carica papaya) mengandung kelompok enzim
sistein protease seperti papain dan kimopapain, serta menghasilkan senyawasenyawa
golongan alkaloid, terpenoid, flavonoid dan asam amino yang sangat beracun bagi
serangga pemakan tumbuhan.

Dari permasalahan-permasalahan tersebut diatas maka perlu dilakukan


penelitian untuk mengetahui efektifitas pestisida nabati dari larutan daun pepaya dalam
mengendalikan serangan ulat pada tanaman sawi.

1.2.Tujuan Praktikum
1. Untuk mengetahui keefektifan pestisida dalam mengendalikan hama.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara membuat pestisida nabati daun papaya.

2
BAB II. LANDASAN TEORI

2.1. Tanaman Pepaya


Pepaya (Carica papaya L.) adalah tanaman yang berasal dari meksiko bagian
selatan dan bagian utara dari Amerika Selatan, dan kini menyebar luas dan banyak
ditanam di seluruh daerah tropis untuk diambil buahnya. Dalam penelitian ini yang
menjadi focus adalah enzim papain. Enzim ini sangat aktif dan memiliki kemampuan
mempercepat proses pemecahan protein.

Enzim papain terdapat pada seluruh bagian tanaman papaya. Hail ini lah yang
membuat setiap bagian tumbuhan papaya memiliki khasiat. Bahkan, getah papaya yang
terdapat si seluruh bagian tanaman. Dengan adanya enzim papain pada daun papaya
sehingga efektif untuk mengendalikan organisme pengganggu tanaman.

2.2. Pestisida Nabati


Pestisida nabati adalah pestisida yang bahan dasarnya berasal dari tumbuhan atau
tanaman alami. Pembuatan pestisida nabati dapta dengan menggunakan teknoligi
sederhana yaitu dapat berupa laturan hasil perasan, rendaman, ekstrak dan rebusan dari
bagian tanaman antara lain beruta akar, umbu, batang, daun, biji, dan buah,

Senyawa papain yang terkandung dalam daun papaya merupakan kontak yang
masuk kedalam tubuh serangga melalui lubang-lubang alami dari tubuh serangga.
Setelah masuk, racun akan meyebar ke seluruh tubuh serangga dan meyerang sistem
saraf sehingga dapra menggagu aktivitas serangga dan serangga akan mati. Setelah itu
senyawa papain juga bekerja sebagai racun perut yang masuknya melalui alat mulut
pada serangga, dengan menghisap cairan pada tanaman yang telah disemprotkan
dengan pestisida daun papaya.

Residu pestisida yang terhisap atau masuk kedalam tubuh hama dapat
menyebabkan aktivitas makan serangga menurun bahkan dapat terhenti. Selain itu,
serangga juga menunjukkan penurunan aktivitas gerakan seperti dari cepat menjadi
lambat dan akhirnya mati.

3
BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Alat
- Pisau
- Blender
- Baskom
3.2. Bahan
- Daun papaya 3 lembar
- Air 1 liter
3.3. Cara Kerja
- Dipotong daun papaya hinga kecil-kecil.
- Dicuci daun papaya sampai bersih.
- Dibender daun papaya sampai halus.
- Kemudian didiamkan selama 2 hari,
- Serelah didiamkan selama 2 hari pestisida daun papaya siap diaplikasikan.

4
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil penelitian Riski Ramadhona (2018) menyatakan ekstrak daun pepaya


merupakan insektisida nabati yang cukup efektif untuk mengendalikan A. gossypii
yang menyerang tanaman terung. Pada konsentrasi 30% dapat menyebabkan kematian
serangga tersebut hingga mortalitas 80,7% dan cenderung meningkat mortalitasnya
seiring peningkatan konsentrasi yang diaplikasikan. Kerusakan tanaman terung juga
dapat dikurangi antara 17,1% hingga 12,9% se-telah A. gossypii dikendalikan dengan
ekstrak daun papaya. Konsentrasi mematikan, yaitu LC50 dan LC90, dicapai masing-
masing pada konsentrasi 10,0% dan 42,0%.

Jadi pada hasil penelitian tersebut dapat dilihat bahwa semakin tinggi tinggat
konsentrasi yang diberikan semakin tinggi tingkat kemaian hama dan juga kerusakan
tanaman dapat dikurangin

Dari hasil penelitian Prehatin Trirahayu Ningrum dalam Andy Saputra (2019).
Penelitian ini menggunakan rendaman daun papaya sebagai insektisia nabati dalam
engendalian hama ulat grayak. Penelitian ini terdiri dari tiga perlakuan yaitu
konsentrasi 2%, 5%, 6% dan satu control dengan 6 kali pengulangan. Hasil penelitian
menyatakan tidak ada ulat mati dalam kelompok control, pada perlakukan 2% rata-rata
hasil pengamatan ulat grayak yang mati sebanyak 7 ekor dari 10 ekor ulat grayak, pada
perlakuan 5% dan 6% ulat grayak yang mati sebanyak 10 ekor.

Dari hasil penelitian tersebut membuktikan rendaman daun papaya


berpengaruh terhadap mortalitas ulat grayak dan semakin banyak konsentrasi yang
diberikan maka semakin banyak ulat grayak yang mati.

Dari hasil penelitian Ramli (2019) menunjukkan penggunaan ekstrak daun


papaya dan daun babadotan berpengaruh terhadap mortalitas (kematian) hama walang
sangit. Perlakuan yang terbaik pada waktu 24 jam yaitu: perlakuan E (100% ekstrak
daun babadotan /500ml air dengan metode semprot serangga), sebesar : 63%. Untuk
waktu kematian 50% hama sasaran (LT50) yang terbaik yaitu perlakuan E (100%

5
ekstrak daun babadotan /500ml air dengan metode semprot serangga), sebesar : 33,07
jam.

Hasil penelitian diatas juga menunjukkan pengaruh yang bagus untuk


mengendalikan hama, walaupun penggunaan pestisida tidak semua ekstrak daun
papaya karean ada juga campuran dari daun babdotan. Namun tetap menunjukan hasil
baik baik.

6
BAB V. KESIMPULAN

5.1. Kesimpulan

Pestisida daun papaya mampu mengendalikan hama yang menyerang tanaman.


Ini terbukti dari beberapa hasil penelitian. Pestisida daun papaya dapat mengendalikan
baik menggunakan konsebtrasi atau lama perendaman, karena hasilnya tetap dapat
mengendalikan hama dan dapat mengurangi kerusakan terhadap tanaman.

5.2. Saran

Saran yang dapat penulis sampaikan asalaj: Perlu dilakukan penelitian lebih
lanjut untuk perbedaan konsentrasi dan waktu perendaman daun papaya yang lebih
efektif untuk mempercepat pengendalian hama.

7
DAFTAR PUSTAKA
Djojosumarto, P. 2008. Pestisida dan Aplikasinya. Jakarta: Agromedia Pustaka.
Konno, K., Hirayama, C., Nakamura, M., Tateishi, K., Tamura, Y., Hattori, M and K.
Kohno. 2004. Papain Protecs Papaya Trees from Herbivorous Insects: Role
of Cysteine Proteases in Latex. Blackwell Publishing Ltd. The Plant Journal
37: 370-378.
Lubis dan Lahmuddin. 2002. Pengendalian Hama Terpadu pada Tanaman Kubis
(Brassica Oleracca) dan Sawi (Brassica Juncea). Penebar Swadaya. Jakarta.
Novizan, 2002. Membuat dan Memanfaatknn Pestisida Ramah Lingkungan. Agro
Media Pustaka: Jakarta.
Ramadhona, Riski. Djamilah. Mukhtasar. 2018. Efektivitas Ekstrak Daun Pepaya
Dalam Pengendalian Kutu Daun Pada fase Vegetatif Tanaman Terung. Jurnal
Ilmu-ilmu Pertanian Indonesia. Universitas Bengkulu.
Ramli. Mahendra, Denda. 2019. Uji Efektivitas Ekstrak Daun Pepaya (Carica Papaya)
dan Daun Babadotan (Ageratum conyzoides) terhadap Mortalitas Hama
Walang Sangit (Leptocorisa oratorius) Pada Tanaman Padi Pandan Wangi.
Jurnal Pro-Stek Vol. 1.
Rukmana, R. dan Oesman, Y.Y. 2002. Nimba Penghasil Pestisida Alami. Kaninus.
Yogyakarta.
Saputra, Andy. 2019. Pengaruh Rendaman Daun Pepaya (Carica Papaya) terhadap
Mortalitas Hama Ulat Grayak (Spodoptera Litura F.) Pada Tanaman Kubis
(Brassica oleracea L.). Skripsi. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.
Thamrin, Muhammad dan S. Asikin, 2013. Altematif pengendalian hama serangga
sayuran ramah lingkungan di lahan lebak. Balai Penelitian Pertanian Lahan
Rawa.

8
LAMPIRAN

Pemotongan daun papaya hingga kecil-kecil

Daun papaya diblender sampai halus

9
Setelah dihaluskan setelah didiamkan selama 2 hari

10

Anda mungkin juga menyukai