Oleh
Aditya Kuncahyo
1414121006
Kelompok 2
JURUSAN AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2016
I. PENDAHULUAN
Pada pengendalian menggunakan agensi hayati hal pertama yang dilakukan yaitu
perbanyakan agensi hayati yang akan diaplikasikan dilapangan. Perbanyakan
agensi hayati yang berupa jamur dapat dilakukan pada beberapa macam media
alami diantaranya beras, jagung, dedak atau bekatul, NA, PDA, PCA, dan CMD.
Oleh karena itu pada praktikum ini digunakan Salah satu jamur antagonis yang
dapat digunakan untuk pengendalian penyakit tanaman adalah Trichoderma spp
dengan media yang digunakan yaitu media beras sebelum aplikasi ke lapang
(Darmono, 1994).
2.1 Tujuan
Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengetahui cara perbanyakan
agensia hayati menggunakan media alami.
1. Mengetahui cara perbanyakan agensia hayati menggunakan media alami.
2. Mengatahui berbagai macam media yang dapat digunakan untuk pembiakan
agensi hayati Trichoderma sp.
II. METODOLOGI PERCOBAAN
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah bor gabus, plastik ukuran
0,5 kg, staples, bunsen, jarum ent, dandang, kompor, tissue, Laminar Air Flow,
dan otoklaf.
Adapun prosedur kerja yang harus dilakukan dalam percobaan ini adalah sebagai
berikut.
1. Dicuci beras dan dikukus hingga setengah matang dan didinginkan.
2. Setelah dingin, dimasukkan ke dalam plastik ukuran 0,5 kg kira-kira 100
g/plastik dan dibungkus.
3. Disterilkan bungkusan pada suhu 121oC (tekanan 1 atm) selama 20 menit.
4. Dimasukkan ke dalam kulkas hingga dingin.
5. Setelah dingin, dimasukkan 1 bor gabus biakan Trichoderma spp. dan
distaples silang agar masih terdapat udara di dalam plastik.
6. Diinkubasi dalam suhu ruang selama 10 hari.
7. Diamati tumbuh tidaknya jamur.
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Dari pengamatan yang telah dilakukan dari percobaan ini, didapatkan hasil
sebagai berikut.
Pen Tumbuh Warn Ada Jeni
gam tidaknya jamur a tidakn s
atan (ada tidaknya media ya kont
ke- miselia jamur) konta ami
minan nan
(jam
ur/b
akte
ri)
1 Jamur belum Putih Tidak -
tumbuh (tidak ada
tampak adanya konta
miselia) minan
2 Jamur sudah Keco Tidak -
mulai tumbuh klatan ada
(tampak dan konta
miselia terdap minan
dibeberapa at
titik) kehija
uan
dibeb
erapa
beber
apa
titik
3 Jamur sudah Hijau Tidak -
tumbuh ada
(terdapat konta
miselia hampir minan
diseluruh
media)
3.2 Pembahasan
5. Jagung
Jagung dapat digunakan sebagai media perbanyakan bagi berbagai
mikroorganisme, hal ini dikarenakan kelebihan media jagung yang memiliki
kulit yang tipis sehingga jamur mudah untuk melakukan penetrasi ke
dalamnya. Kelemahan dari media ini diantaranya adalah jika dalam keadaan
basah, biji akan mudah melunak karena dari kulit jagung dapat mengeluarkan
amilase yang digunakan untuk merombak amilum dalam jagung adalah
dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk membuat jagung dapat digunakan
sebagai media perkembangbiakan mikroorganisme, khususnya jamur
antagonis (Yudiarti, 2007).
Dari hasil pengamatan yang dilakukan waktu yang digunakan dalam pembiakkan
jamur Trichoderma spp. sudah cukup, yakni selama 9-10 hari. Hal ini dapat dilihat
dari rata-rata pertumbuhan spora yang telah terbentuk pada hari ketujuh dan
selanjutnya pada hari ke 9-10 pertumbuhan jamur sudah menutupi seluruh media.
Konidia yang terbentuk ditandai dengan warna hijau atau kuning pudar dengan
sedikit bercak putih (Khairdin, 2012).
III. KESIMPULAN
Dari hasil pengamatan yang telah dilakukan, dapat ditarik kesimpulan sebagai
berikut.
1. Media alami yang dapat digunakan untuk membiakkan jamur antagonis
Trichoderma spp diantaranya beras, jagung, dedak atau bekatul, NA, PDA,
PCA, dan CMD.
2. Beras yang digunakan pada praktikum ini memiliki beberapa kelebihan
diantaranya banyak mengandung sumber karbohidrat sebadai sumber nutrisi
bagi jamur.
3. Pertumbuhan jamur pada media beras pada pengamatan yang dilakukan,
diketahui berkembang dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA
Lilik, R., Wibowo, B.S., Irwan, C., 2010. Pemanfaatan Agens Antagonis dalam
Pengendalian Penyakit Tanaman Pangan dan Hortikultura. Gramedia
Pustaka. Jakarta.
Pengamatan kedua
Pengamatan ketiga