Anda di halaman 1dari 30

MAKALAH STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR BUDIDAYA TANAMAN BUAH

SEMANGKA (Citrulus vulgaris Schard)

Disusun oleh:
Fahira Islamiyah 4122.1.18.11.0016

FAKULTAS PERTANIAN
UNIVESITAS WINAYA MUKTI
Jl. Raya Bandung Sumedang No. 29, Gunugmanik, Kec. Tanjungsari, Kabupaten
Sumedang, Jawa Barat 45362

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami
dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentunya kami
tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga
terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-
natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehar fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk menyelesaikan
pembuatan makalah ini dengan tepat waktu.
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan masih
banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk itu, penulis mengharapkan
kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini nantinya dapat menjadi
makalah yang lebih baik lagi. Demikian, dan apabila terdapat banyak kesalahan pada makalah ini
penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Bandung, 27 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Asal-Usul

Gambar 1. Buah Semangka


Semangka (Citrullus vulgaris Schard) merupakan salah satu tanaman buah hortikultura
yang digemari masyarakat Indonesia maupun dunia karena rasanya yang manis dan banyak
mengandung air. Tanaman ini merupakan tanaman yang termasuk ke dalam famili
cucurbitaceae (labu-labuan). Semangka termasuk tanaman semusim yang hidup merambat
dengan menggunakan sulur atau pembelitnya.
Tanaman semangka pada awalnya berasal dari gurun Kalahari, Afrika yang kemudian
menyebar ke seluruh dunia terutama daerah tropis dan subtropis seperti China, Jepang,
Taiwan, Thailand, India, Jerman, Belanda bahkan Amerika. Oleh karena itu, benih semangka
hibrida yang ada di Indonesia kebanyakan impor dari luar negeri. Budidaya semangka di
Indonesia sudah tersebar merata di seluruh wilayah yaitu Sumatera (Aceh, Sumut, Riau,
Sumbar, Lampung), Jawa (Jabar, Jateng, DIY, Jatim), Madura, Bali, Lombok Barat, Sulawesi
Selatan dan Pontianak serta daerah lainnya.
Provinsi Kabupaten
Sumatra Utara Deli Serdang
Sumatra Barat Pasaman
Sumatra Selatan Ogan Komering Ilir, Banyuasin, Musi,
Banyuasin
Lampung Kota Metro, Lampung Tengah
Jawa Barat Indramayu, Sukabumi
Jawa Tengah Kebumen, Cilacap, Purworejo,
Grobogan
Daerah Istimewa Yogyakarta Kulonprogo
Jawa Timur Banyuwangi, Jombang, Lumajang,
Probolinggo, Ponorogo
Bali Jembrana
Nusa Tenggara Barat Lombok Tengah
Tabel 1. Daerah yang ditetapkan sebagai kawasan sentra produksi semangka
Semangka dipercaya mengandung senyawa yang cukup efektif dalam membunuh sel
kanker, selain itu juga mengandung zat tertentu yang dapat meningkatkan aktivitas
fungsional sel darah putih sehingga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dapat
merangsang fagosit, yaitu sel darah yang mampu melindungi sistem darah dari infeksi
dengan menyerap mikroba untuk membunuh sel penyebab kanker.
1.2 Peluang dan Tantangan
Buah semangka ternyata memiliki prospek yang sangat baik untuk dijadikan sebagai
peluang usaha. Terutama dalam hal pembudidayaan. Keuntungan yang dapat diperoleh bila
menjalankan budidaya semangka ini bisa mencapai angka lebih dari 100%. Tanaman
semangka biasanya dibudidayakan untuk dimanfaatkan buahnya. Tetapi selain buahnya,
bagian daun, biji, kulit, dan bagian lainnya dari tanaman semangka juga dapat dimanfaatkan.
Daun dan buah semangka muda dapat dijadikan sayur mayur. Terdapat juga semangka
yang dibudidayakan untuk dimanfaatkan bijinya, yang memiliki aroma dan rasa tawar,
bijinya diolah menjadi makanan ringan yang disebut “kuwaci” (disukai masyarakat sebagai
makanan ringan). Kulit semangka juga dibuat asinan/acar seperti buah ketimun atau jenis
labu-labuan lainnya.
Semangka termasuk salah satu buah segar yang digolongkan sebagai makanan fungsional
(functional food). Alasannya, semangka rendah kalori meskipun rasanya manis, banyak
mengandung air, bebas lemak, kaya betakaroten dan vitamin C, serta berlimpah likopen yang
berkhasiat obat. Keunggulan ini menjadikan semangka aman dinikmati seberapapun Anda
suka. Semangka sangat baik bagi pengidap hipertensi. Kandungan air dan kaliumnya yang
tinggi membantu mengontrol tekanan darah, apalagi karena semangka tidak mengandung
lemak. Beberapa literatur juga menyebutkan semangka bermanfaat mempergiat kerja
jantung. Sejumlah antioksidannya, termasuk betakaroten dan vitamin C, membantu sel-sel
tubuh tetap sehat.
Produksi semangka pada tahun 2009-2014 mengalami pasang surut yaitu pada tahun
2009 hasil produksi semangka mencapai 474.327 ton, tahun 2010 produksi turun menjadi
348.631 ton, tahun 2011-2012 produksi naik menjadi 515.505 ton, tahun 2013 produksi turun
lagi menjadi 460.628 ton dan tahun 2014 produksi naik manjadi 653.974 ton (Taufik, 2015).
Tetapi, disetiap peluang pasti selalu ada tantangan. Tantangan dalam budidaya tanaman
semangka antara lain:
1. Tingkat dan kualitas produksi semangka di Indonesia masih tergolong rendah.
2. Lemahnya permodalan petani, terutama untuk penyediaan sarana produksi pertanian dan
pada waktu tertentu beberapa sarana itu sulit diperoleh.
3. Kurangnya pengetahuan dan tingkat pendidikan petani tentang budidaya tanaman
semangka.
4. Alam (iklim dan cuaca) yang tidak bisa ditebak.
Selain hal diatas masih banyak permasalahan yang sering dijumpai seperti fluktuasi
produksi dan harga, penanganan pascapanen pada saat panen raya dan alsin prossesing dan
pengolahannya (dryer dan corn sheller) termasuk silo, masih terbatas sehingga berpengaruh
terhadap kualitas hasil, terbatasnya modal usahatani, dan kemitraan usaha belum
berkembang.
Pada Gapoktan Tani Makmur Desa Cabean Kabupaten Demak, Semangka yang
diproduksi memiliki rata – rata kualitas lebih baik jika dibandingkan dengan produksi
semangka gapoktan lainnya. Mayoritas jenis semangka yang dibudidayakan di Gapoktan ini
adalah jenis Bali Flower. Semangka jenis ini memiliki kulit hijau muda dengan daging buah
berwarna merah tua, rasa dari buah semangka ini manis dan segar. Keterangan tersebut
sesuai dengan keputusan Menteri Pertanian (2005) yang menyatakan bahwa semangka
hibrida Bali Flower merupakan varietas unggulan yang memiliki warna kulit buah hijau
terang, warna daging buah merah, rasa manis dan renyah. Semangka Bali Flower memiliki
bentuk buah bulat dan besar, bobot semangka ini bisa mencapai 7 – 8 kg. Semangka jenis
lain yang dibudidayakan adalan Red Round Dragon, semangka ini memiliki bentuk bulat,
warna kulit hijau dengan setrip hijau gelap dan warna daging buah merah segar.
Harga buah semangka yang dipatok oleh Gapoktan Tani Makmur Desa Cabean ini sekitar
2000 – 3000 rupiah / Kg. Harga yang ditetapkan oleh Gapoktan ini mengikuti harga pasaran.
Rata-rata harga semangka Gapoktan pada tahun 2016 sebesar Rp 2.500, kemudian pada
tahun 2017 turun menjadi 2.400 dan turun lagi pada tahun 2018 menjadi 2.200. Biasanya
semangka yang dipanen lebih dulu dari pada yang lainnya memiliki nilai jual yang tinggi,
dikarenakan saat itu supply semangka sedikit sedangkan permintaan pasar tinggi.

BAB II
GAMBARAN UMUM
2.1 Klasifikasi dan Morfologi
Klasifiasi buah semangka:
Kingdom: Plantae
Divisi: Magnoliphyta
Kelas: Magnilopsida
Subkelas: Dileniidae
Ordo: Violales
Famili: Cucurbitaceae
Genus: Citrullus
Spesies: Citrullus vulgaris Schard
Morfologi buah semangka:
1. Akar
Akar tanaman semangka adalah akar tunggang yang terdiri dari akar utama
(primer) dan lateral (sekunder). Dari akar lateral keluar serabut akar (akar tersier).
Panjang akar primer hingga pangkal batang berkisar antara 15-20 cm, sedangkan akar
lateral menyebar hingga pangkal batang sekitar 35-45 cm.
2. Cabang
Tanaman semangka, jika dibiarkan tumbuh liar, akan memiliki cabang yang
banyak (7-10) dan biasanya percabangan utama terletak di tengah dan memiliki
pertumbuhan yang paling kuat. Namun biasanya tidak semua cabangnya dipelihara,
cabang-cabang dipangkas sehingga yang tersisa tinggal 3 cabang saja. Panjang
cabang bisa mencapai 7 meter jika tidak dipotong.
Percabangan tanaman semangka non-biji lebih besar dan mempunyai
pertumbuhan lebih kuat daripada semangka berbiji. Bentuk batang cabang agak
bersegi dan berbulu. Dari satu batang cabang akan muncul cabang-cabang sekunder
di ketiak daun. Cabang-cabang sekunder (lateral) ini apabila dibiarkan akan tumbuh
liar yang akan merugikan tanaman sehingga berat buah yang dihasilkan akan
berkurang. Dari ketiak-ketiak daun cabang sekunder ini apabila pertumbuhan
tanaman sangat subur juga akan keluar percabangan tersier.
3. Sulur
Di antara cabang dan daun ada sulur Sebagai ciri khas dari Cucurbitaceae, sulur-
sulur ini bermanfaat sebagai alat pembelit atau pemanjat apabila tanaman semangka
ini dibudidayakan dengan sistem turus.
4. Daun
Daun semangka non biji berwarna hijau tua kebiruan, sedangkan tanaman
semangka berbiji umumnya berwarna hijau muda sampai hijau tua tergantung
varietasnya. Khusus varietas semangka berkulit kuning seperti Golden Crown,
daunnya berwarna hijau dengan bercak kuning, sedangkan tulang daunnya berwarna
kuning.
Ukuran daun semangka tanpa biji lebih mudah dibedakan dari semangka
berbiji karena ukuran dan ketebalannya yang besar. Untuk varietas semangka dengan
buah kecil, seperti Yelow Baby, daunnya ramping dan kecil dengan warna hijau
muda. Ini bisa dengan mudah dibedakan dari semangka berbuah besar, seperti New
Dragon atau Empire, yang bentuknya tipis, tapi ukurannya lebih besar.
5. Bunga
Semangka termasuk golongan tanaman andromonoecious monoklin, yang
memiliki dua jenis bunga (bunga jantan dan bunga banci) pada satu individu
tumbuhan. Bunga jantan hanya memiliki benang sari (stamen), sedangkan bunga
banci (hermaprodit) selain memiliki benang sari dan juga memiliki putik (pistillum).
Bunga banci dapat dikenali dengan adanya ovarium berupa pembesaran oval di
pangkal bunganya. Bunga jantan dan banci muncul dari ketiak, memiliki mahkota
kuning, diameter sekitar 3 cm dan mekar di pagi hari.
6. Buah
Buah semangka berbentuk bulat sampai lonjong, dengan panjang 20-30 cm,
diameter 15-20 cm, dan berat per buah 4-20 kg. Kulit buahnya tebal dan berdaging,
licin, hijau tua, putih kekuningan, atau hijau muda bergaris putih. Dagingnya
berwarna merah, pink, kuning, bahkan ada yang putih. Bijinya berwarna hitam, putih,
kuning atau coklat kemerahan, dan berbentuk pipih memanjang
2.2. Manfaat Tanaman Semangka
Semangka dipercaya mengandung senyawa yang cukup efektif dalam membunuh sel
kanker, selain itu juga mengandung zat tertentu yang dapat meningkatkan aktivitas fungsional sel
darah putih sehingga dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh, dapat merangsang fagosit,
yaitu sel darah yang mampu melindungi sistem darah dari infeksi dengan menyerap mikroba
untuk membunuh sel penyebab kanker.
Kandungan gizi Nilai satuan
Kalori 28,0 kal
Protein 0,1 gram
Lemak 0,2 gram
Karbohidrat 7,2 gram
Kalsium 6,0 miligram
Phospor 7,0 miligram
Serat Besi 0,5 gram
Vitamin A 0,2 miligram
Vitamin B1 50,0 SI
Vitamin B2 0,02 c g
Vitamin C 0,03 miligram
Nua cin 7,0 miligram
Air 0,2 gram
92,1 gram
Tabel 2. Kandungan gizi buah semangka dalam 100 gram berat buah
Buah semangka juga mengandung pigmen karotinoid jenis flavonoid yang memberikan
warna daging buah merah atau kuning. Flavonoid berperan pula sebagai anti alergi yang
memiliki fungsi sebagai anti oksidan yang mengurangi pengeluaran hist amine dan zat-zat alergi
lainnya.
BAB III
BUDIDAYA
3.1 Teknologi
Syarat tumbuh:
1. Suhu
Untuk pertumbuhannya, semangka membutuhkan suhu antara 28-30o C,
sedangkan kisaran suhu pertumbuhan untuk tanaman semangka berbiji adalah 25-30 o
C. Suhu optimal untuk pertumbuhan vegetatif adalah 20-25 o C. Suhu siang hari untuk
pembesaran buah semangka yang ideal sekitar 30o C Sedangkan suhu malam hari
sebaiknya kurang dari 22o C Suhu malam hari yang rendah akan menurunkan laju
respirasi sehingga banyak makanan yang disimpan di dalam buah. Ini akan
menyebabkan buah menjadi besar dan terasa manis.
2. Sinar Matahari
Tanaman semangka membutuhkan sinar matahari penuh selama pertumbuhannya.
Karena itu, lahan tanam semangka harus terbuka. Sinar matahari dibutuhkan untuk
proses memasak makanan. Tanaman semangka yang ternaungi akan menunjukkan
gejala pertumbuhan yang tidak sehat, daun lemas dan tipis.
3. Ketinggian
Ketinggian ideal untuk budidaya semangka adalah 100 - 300 m dpl. Namun
tanaman ini tetap bisa memberikan hasil yang memuaskan jika dibudidayakan di
daerah dekat pantai dengan ketinggian kurang dari 100 mdpl atau di daerah
perbukitan dengan ketinggian lebih dari 300 mdpl. Bahkan di alam bebas, semangka
masih bisa ditemukan di ketinggian hingga 1.000 meter di atas permukaan laut.
4. Curah Hujan
Tanaman semangka membutuhkan curah hujan antara 120 - 150 milimeter per
musim atau 40 - 50 milimeter per bulan. Curah hujan yang terlalu tinggi akan
menyebabkan kelembaban yang tinggi yang pada akhirnya akan merangsang
berkembangnya hama lalat buah (Bactrocera cucurbitae Coquilett) dan berbagai
penyakit terutama penyakit antraknosa dan kresek. Untuk mendapatkan produksi
yang tinggi dan kualitas buah yang baik, sebaiknya penanam semangka non biji
dilakukan pada musim kemarau.
5. Kelembaban
Kelembaban udara sekeliling cenderung rendah apabila sinar matahari mampu
menyinari areal penanaman. Apabila kelembaban udara rendah, berarti udara kering
karena miskin uap air, maka kondisi demikian cocok untuk pertumbuhan tanaman
semangka. Di daerah asalnya tanaman semangka hidup di lingkungan padang pasir
yang udaranya kering.
6. Tanah
Seperti kebanyakan tanaman hortikultura musiman lainnya, tanah yang bagus
untuk ditanami semangka adalah tanah yang subur, gembur, dan kaya bahan organik.
Tanah poreus (sarang) sangat cocok untuk tanaman semangka karena mudah
mengeluarkan kelebihan air, tetapi tanah yang terlalu mudah mengeluarkan air juga
tidak baik untuk menanam semangka. Selain itu semangka juga tidak cocok ditanam
di tanah sawah yang sudah kering.
Keasaman tanah (pH) yang ideal adalah 6,0 - 6,7. Jika pH kurang dari 5,5 (tanah
masam), maka tanah harus diberi kapur dengan dosis yang dapat meningkatkan
keasaman tanah hingga pH ideal.
7. Air
Tanaman semangka membutuhkan banyak air untuk pertumbuhan dan produksi
buahnya karena lebih dari 90% buah semangka mengandung air. Air berfungsi
sebagai pengangkut zat makanan, pembentukan zat hara dan sebagai bahan penyusun
tubuh tumbuhan. Air irigasi untuk budidaya semangka harus diperoleh dari sumber
yang bersih, sehat, dan bebas polusi. Pemberian air pada semangka tidak boleh
sampai menggenangi lingkungan akar. Pemberian air yang terlambat akan
menyebabkan bentuk buah semangka menjadi tidak normal, seperti balon dengan
pangkal mengecil dan ujung mengembung.
3.2 Perbanyakan Tanaman
Persiapan Benih:
1. Penyemaian Benih
Biji semangka yang sudah di skarifikasi direndam selama 10 - 30 menit dalam
larutan fungisida + bakterisida + hormon pertumbuhan dengan konsentrasi sesuai
anjuran. Selanjutnya benih disemai pada media campuran dengan pupuk organik (1:
1) yang telah disiapkan dalam polybag. Dalam setiap polybag ditabur 2 - 3 benih,
kemudian polybag diletakkan pada bedengan yang teduh dengan atap plastik agar
terlindung dari hujan, namun sinar matahari tembus ke permukaan benih.
2. Pemeliharaan persemaian
Polybag untuk bibit diletakkan berjajar sedemikian rupa untuk mendapatkan sinar
matahari dari pagi hingga sore hari. Kecambah akan tumbuh dalam waktu 2 - 3 hari
setelah tanam. Untuk mendorong pertumbuhan benih, penyemprotan pupuk daun
dapat dilakukan setiap 3 hari sekali. Bibit dapat dipindahkan ke lapangan pada umur 2
minggu setelah tanam.
Persiapan Media Tanam:
1. Persiapan lahan
Tanah yang akan ditanami semangka perlu dibersihkan dari sisa-sisa tanaman,
tunggul, bebatuan, dan benda keras lainnya, kemudian dibajak/dicangkul sambil
dibalik dan dihancurkan hingga tanah gembur. Pengapuran dengan dolomit
diperlukan pada tanah masam (pH kurang dari 5,5) untuk meningkatkan pH menjadi
6,0 - 6,7. Pada tanah dengan pH 4,0 - 5,0 dolomit dibutuhkan sebanyak 1,5 - 2,0 ton
ha-1, dan jika pH tanah 5,0 - 6,0 maka dolomit yang dibutuhkan adalah 0,75 - 1,5 ton.
ha-1.
Thompson and Kelly (1978), menyatakan bahwa untuk mendapatkan buah dengan
rasa yang manis diperlukan keadaan iklim yang panas, kering dan bercahaya penuh,
sehingga pemberian air pada budidaya semangka merupakan hal penting yang perlu
diperhatikan dalam upaya peningkatan mutu buah semangka lokal.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Erawan (2018), status lengas tanah
berpengaruh terhadap tinggi, luas daun dan bobot buah semangka. Dimana status
lengas tanah 100 % memberikan pengaruh yang lebih besar terhadap tinggi tanaman,
luas daun dan bobot buah.
2. Pemupukan
Pada saat tanah diolah dan diberi kapur (bila diperlukan) pemupukan awal juga
dilakukan, dengan pupuk organik berupa pupuk kandang yang sudah masak dengan
dosis 20-30 ton ha-1 atau 2-3 kg m-2. Pupuk kandang bermanfaat untuk
meningkatkan kesuburan fisik tanah sehingga tercipta kondisi ideal untuk
pertumbuhan semangka. Pemberian pupuk diberikan dengan cara ditaburkan di atas
permukaan tanah, kemudian dicangkul hingga tercampur rata dengan tanah.
3. Pembuatan Bedengan
Untuk menghindari genangan air di areal penanaman, perlu dibuat bedengan
setinggi 20-30 cm dengan lebar 7-8 m dan panjang menyesuaikan kondisi lahan.
Antar bedengan dipisahkan oleh saluran drainase dengan lebar kurang lebih 50 cm.
Saluran ini tidak hanya berfungsi sebagai saluran drainase tetapi juga dapat
digunakan sebagai jalur untuk memudahkan tindakan pemeliharaan tanaman.
4. Pemulsaan
Setelah bedengan disiapkan, langkah selanjutnya adalah mengaplikasikan mulsa.
Mulsa dalam budidaya semangka diperlukan agar buah tidak langsung bersentuhan
dengan tanah sehingga kemungkinan pembusukan dapat dihindari. Selain itu,
penggunaan mulsa dapat menekan pertumbuhan gulma dan menjaga kelembaban
tanah.
Sebagai bahan mulsa bisa menggunakan jerami kering yang dihamparkan setebal
2 - 3 cm di atas bedengan atau bisa juga menggunakan mulsa plastik hitam silver.
Penggunaan mulsa plastik lebih menguntungkan karena memiliki daya tahan yang
lebih lama (hingga 8-12 bulan pada lahan terbuka), sehingga dapat digunakan untuk 2
- 3 musim tanam. Selain itu, warna perak yang dipantulkan oleh permukaan plastik
dapat mengusir serangga yang mengancam tanaman semangka.
5. Pembuatan lubang tanam
Sambil menunggu bibit cukup besar untuk dipindahkan, dibuat lubang tanam
dengan kedalaman 8-10 cm pada bedengan yang sudah disiapkan. Pembuatan lubang
tanam dilakukan sekitar 1 minggu sebelum pemindahan bibit. Jarak antar lubang dari
tepi bedengan adalah 20-30 cm dan jarak antar lubang (jarak antar baris dan dalam
barisan) adalah 80-100 cm (artinya, jika jarak antar baris adalah 80 cm, maka lebar
bedengan setidaknya 120 - 140 cm). Jika bedengan ditutup dengan mulsa plastik
maka diperlukan alat-alat misalnya kaleng bekas diameter 10 cm dengan ujung yang
tajam untuk memotong dan melubangi plastik sesuai ukuran lubang tanam.
Tetapi, berdasarkan penelitian dari Cindy, dkk (2019), kombinasi jarak tanam 250
x 50 cm dan 250 x 60 cm menghasilkan bobot buah/ha nyata lebih tinggi
dibandingkan dengan jarak tanam 250 x 40 cm pada perlakuan tanpa pemangkasan,
pemangkasan ruas ke-4 dan pemangkasan ruas ke-5. Jarak tanam 250 x 50 cm dengan
perlakuan pemangkasan ruas ke-5 menghasilkan bobot buah/ha 43,07 ton/ha atau
8,19% nyata lebih tinggi dibandingkan perlakuan pemangkasan ruas ke-4 sebesar
39,81 ton/ha. Jarak tanam 250 x 60 cm dengan perlakuan pemangkasan ruas ke-5
menghasilkan bobot buah/ha 48,12 ton/ha atau 26,77% nyata lebih tinggi
dibandingkan perlakuan pemangkasan ruas ke-4 sebesar 37,96 ton/ha
6. Penanaman
Bibit semangka dapat ditanam di lapangan setelah berumur 14 hari di persemaian
atau sudah memiliki 2-3 helai daun. Sebelum menanam benih, lubang tanam disiram
terlebih dahulu, dan airnya dibiarkan meresap. Setelah air di sekitar lubang tanam
terserap, bibit ditanam dengan hati-hati agar tidak ada akar yang rusak. Untuk itu
benih sebaiknya ditanam bersama dengan tanah polybag setelah polybag dibuang.
Setelah benih berada pada posisi dalam lubang tanam, tanah di sekitar benih
dipadatkan secukupnya, kemudian disiram agar benih menyatu dengan tanah
sekitarnya.
3.3 Pemeliharaan Tanaman
1. Pengairan
Semangka merupakan tanaman yang membutuhkan air secara terus menerus dan
peka terhadap kekurangan air. Oleh karena itu walaupun tanaman ini merupakan
tanaman yang berasal dari daerah beriklim kering namun tetap perlu pemberian air.
Penyiraman dilakukan secukupnya, terutama jika bedengan ditutup dengan mulsa
dimana kelembaban tanah di bawah mulsa cukup terjaga. Selain itu, air yang
berlebihan akan berdampak buruk pada sistem perakaran tanaman. Oleh karena itu air
diberikan kepada tanaman dengan frekuensi 4 - 6 hari sekali.
Karena bedengan ditutupi mulsa di mana tidak memungkinkan untuk
menyiramkan air di permukaan bedengan, maka pemberian air dilakukan dengan
sistem irigasi tetes (drip irrigation), yakni metoda pemberian air dengan cara
mengalirkan air secara perlahanlahan (meneteskan), baik ke permukaan tanah di
sekitar pangkal batang maupun langsung ke zona perakaran melalui jaringan pipa.
Penggunaan sistem irigasi tetes pada lahan dengan mulsa plastik dapat meningkatkan
efisiensi pemberian air dan pemupukan, dan menghasilkan produk dengan kualitas
dan kuantitas yang optimal (Bender et. al., 2000).
2. Penyiangan dan pembubunan
Gulma yang tumbuh disekitar dan di atas bedengan perlu dilakukan penyiangan
agar tidak menjadi inang hama serangga dan patogen penyebab penyakit. Jika
bedengan ditutup mulsa plastik, hanya gulma yang tumbuh di sekitar pangkal
tanaman dan di tepi bedengan yang perlu diperhatikan. Bersamaan dengan
penyiangan dapat dilakukan pembubunan agar kondisi aerase tanah lebih baik dan
akar semangka dapat tumbuh dan berkembang secara optimal.
3. Penjarangan buah dan pemangkasan/perempelan
Di setiap tanaman semangka cukup memelihara 1 - 3 buah, tergantung
varietasnya. Pada varietas dengan buah kecil (berat kurang dari 2 kg) dapat
dipertahankan 2-3 buah, sedangkan pada varietas besar hanya satu buah yang harus
dipertahankan. Oleh karena itu, perlu dilakukan penjarangan dengan membuang buah
yang berukuran kecil, cacat atau tidak normal, serta menyisakan calon buah yang
besar dan sehat.
4. Pemupukan
Pemupukan susulan selama pertumbuhan semangka perlu dilakukan untuk
memenuhi kebutuhan nutrisi tanaman sehingga menjamin pertumbuhan yang optimal
dan menghasilkan buah bermutu sesuai standar kualitas produk. Pupuk susulan
berupa pupuk ZA, Urea, SP-36 dan KCl diberikan pada umur 10, 25 dan 40 hari
setelah tanam dengan dosis sesuai anjuran.
Pupuk diberikan dengan cara dibenamkan di sekitar pokok tanaman pada jarak 10
– 20 cm dari pangkal batang dengan kedalaman lebih-kurang 10 cm, lalu ditutup
dengan tanah. Perlu dicatat, bahwa frekuensi pemberian pupuk susulan SP-36 untuk
semangka non-biji hanya diberikan satu kali, yakni pada umur 25 hari setelah tanam.
Pupuk dapat diberikan melalui air irigasi dalam bentuk pupuk majemuk (NPK 15-
15-15) dan ZK dengan ketentuan sebagai berikut: pupuk susulan pertama diberikan
pada umur 5 hari setelah tanam dengan dosis 3 kg NPK dan 1 kg ZK yang dilarutkan
dalam 200 L air untuk 1.000 tanaman. Pada umur 15 hari setelah tanam diberikan
pupuk susulan kedua dengan dosis 4 kg NPK dan 2 kg ZK dalam 200 L air. Lalu pada
umur 25 – 30 hari setelah tanam atau setelah seleksi buah diberikan pupuk susulan
ketiga dengan dosis 4 kg NPK dalam 200 L air. Terakhir, pupuk susulan keempat
diberikan 7 – 10 hari setelah pemupukan ketiga dengan dosis 4 kg NPK dalam 200 L
air.
5. Perawatan buah
Semangka yang sudah berukuran 1-2 kg (tergantung kultivar) harus sering dibalik
agar terkena sinar matahari secara merata. Pembalikan buah bertujuan agar bagian
buah yang semula paling bawah berubah posisi dengan bagian buah yang berada di
atas. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kelembaban berlebih pada salah satu sisi
buah dan memberikan penyinaran yang seimbang keseluruh buah sehingga warna
akan merata. Buah semangka dengan warna genap memiliki nilai jual yang lebih
tinggi dibandingkan buah dengan warna tidak merata.
BAB IV
PENGENDALIAN OPT PADA BUDIDAYA TANAMAN SEMANGKA
4.1 Hama
Hama tanaman semangka dapat digolongkan dalam 2 kelompok: hama yang tahan dan
tidak tahan terhadap peptisida. Hama yang tidak tahan terhadap pestisida (Kutu daun, bentuk
seperti kutu), umumnya berwarna hijau pupus, hidup bergelombol, tidak bersayap, dan mudah
berkembang biak. Gejala yang terjadi daun berberecak kuning, pertumbuhannya terhambat.
Pengendalian dilakukan secara non kimiawi dan kimiawi dengan obatobatan. Hama kedua adalah
hama yang tahan terhadap pestisida seperti: tikus, binatang piaraan (kucing, anjing dan ayam).
Pengendallian: menjaga pematang selalu bersih, mendirikan pagar yang mengelilingi tanaman,
pemasangan suatu alat yang menghasilkan bunyi-bunyian bila tertiup angin dan diadakan
pergiliran jaga.
1) Thrips
Berukuran kecil ramping, warna kuning pucat kehitaman, mempunyai sungut
badan beruas-ruas. Cara penularan secara mengembara dimalam hari, menetap dan
berkembang biak. 
Pengendalian: menyemprotkan larutan insektisida sampai tanaman basah dan merata.
2) Ulat perusak daun
Berwarna hijau dengan garis hitam/berwarna hijau bergaris kuning, tanda
serangan daun dimakan sampai tinggal lapisan lilinnya dan terlihat dari jauh seperti
berlubang
Pengendalian: dilakukan secara non kimiawi dan secara kimiawi.
3) Tungau
Binatang kecil berwarna merah agak kekuningan/kehijauan berukuran kecil
mengisap cairan tanaman, membela diri dengan menggigit dan menyengat. Tandanya,
tampak jaring-jaring sarang binatang ini di bawah permukaan daun, warna dedaunan akan
pucat.
Pengendalian: dilakukan secara non-kimiawi dan dengan pestisida.
4) Ulat tanah
Berwarna hitam berbintik-bintik/bergaris-garis, panjang tubuh 2-5 cm, aktif
merusak dan bergerak pada malam hari. Menyerang daun, terutama tunas-tunas muda,
ulat dewasa memangsa pangkal tanaman.
Pengendalian: (1) penanaman secara serempak pada daerah yang berdekatan
untuk memutus siklus hidup hama dan pemberantasan sarang ngengat disekitarnya; (2)
pengendalian secara kimiawi, dengan obat-obatan sesuai dengan aturan penanaman buah
semangka.
5) Kutu putih dan Lalat buah
Ciri-ciri mempunyai sayap yang transparan berwarna kuning dengan
bercakbercak dan mempunyai belalai. Tanda-tanda serangan: terdapat bekas luka pada
kulit buah (seperti tusukan belalai), daging buah beraroma sedikit masam dan terlihat
memar.
Pengendalian: dilakukan secara non kimiawi (membersihkan lingkungan
terutama pada kulit buah, tanah bekas hama dibalikan dengan dibajak/dicangkul). Secara
kimiawi : dengan obat obatan.
4.2 Penyakit
1) Layu Fusarium
Penyebab: lingkungan/situasi yang memungkinkan tumbuh jamur (hawa yang terlalu
lembab).
Gejala: timbul kebusukan pada tanaman yang tadinya lebat dan subur, lambat laun
akan. 
Pengendalian: (1) secara non kimiawi dengan pergiliran masa tanam dan menjaga
kondisi lingkungan, menanam pada areal baru yang belum ditanami, atau menanam benih
yang sudah direndam obat; (2) secara kimiawi dilakukan penyemprotan bahan fungisida
secara periodik.
2) Bercak daun
Penyebab: spora bibit penyakit terbawa angin dari tanaman lain yang terserang.
Gejala: permukaan daun terdapat bercak-bercak kuning dan selanjutnya menjadi
coklat akhirnya mengering dan mati, atau terdapat rumbai-rumbai halus berwarna abu-
abu/ungu.
Pengendalian: (1) secara non kimiawi seperti pada penyakit layu fusarium; (2)
tanaman disemprot dengan fungisida yang terdiri dari Dithane M 45 dosis 1,8-2,4
gram/liter; Delsene MX 200 dengan dosis 2-4 gram/liter, Trimoltix 65 Wp dosis 2-3
gram/liter dan Daconil 75 Wp dosis 1-1,5 gram/liter.
3) Antraknosa
Penyebab: seperti penyakit layu fusarium.
Gejala: daun terlihat bercak-bercak coklat yang akhirnya berubah warna
kemerahan dan akhirnya daun mati. Bila menyerang buah, tampak bulatan berwarna
merah jambu yang lama kelamaan semakin meluas.
Pengendalian: (1) dilakukan secara non kimia sepeti pengendalian penyakit
layu fusarium; (2) menggunakan fungisida Velimex 80 WP dosis 2-2,5 gram/liter air.
4) Busuk semai
Menyerang pada benih yang sedang disemaikan.
Gejala: batang bibit berwarna coklat, merambat dan rebah kemudian mati.
Pengendalian: benih direndam di dalam obat Benlate 20 WP dosis 1-2 gram/liter air
dan Difolathan 44 FF dosis 1-2 cc/liter air.
5) Busuk buah
Penyebab: jamur/bakteri patogen yang menginfeksi buah menjelang masak dan aktif
setelah buah mulai dipetik.
Pengendalian: hindari dan cegah terjadinya kerusakan kulit buah, baik selama
pengangkutan maupun penyimpanan, pemetikan buah dilakukan pada waktu siang hari tidak
berawan/hujan.
6) Karat daun
Penyebab: virus yang terbawa oleh hama tanaman yang berkembang pada daun
tanaman. 
Gejala: daun melepuh, belang-belang, cenderung berubah bentuk, tanaman kerdil dan
timbul rekahan membujur pada batang.
Pengendalian: sama seperti penyakit layu fusarium. Belum ditemukan obat yang
tepat, sehingga tanaman yang terlanjur terkena harus, supaya tidak menular pada tanaman
sehat.
Selain penyakit yang telah disebutkan tadi, terdapat juga penyakit fisiologis yang
dise babkan oleh kekurangan (defisiensi) salah satu atau lebih unsur hara. Kekurangan unsur
Boron sangat banyak ditemukan pada tanaman semangka di Indonesia.
Beberapa ciri yang dapat dikenali adalah sebagai berikut :
1. Tanaman tumbuh kerdil dengan ruas-ruas batang memendek
2. Ujung-ujung percabangan tidak tumbuh menjalar, tetapi cenderung berdiri ke
atas
3. Batang tanaman mudah patah dan terdapat beberapa luka / retakan yang
mengeluarkan lendir coklat kekuningan
4. Biasa nya tanaman yang kekuranagan unsur Boron ini disukai hama thrips
sehingga sering dijumpai daunnya mengeriting
5. Tanaman sulit sekali menghasilkan buah dan jika terbentuk buah tidak normal
Cara untuk menanggulangi kekurangan unsur Boron dilakukan dengan cara berikut :
1. Pemupukan unsur mikro seperti Borate atau Fertibor sebanyak 7 kg/ha. Apabila
Borax yang digunakan maka dosisnya cukup 90% dari pupuk Borate / Fertibor
2. Penyemprotan pupuk daun mikro seperti multimikro dengan konsentrasi 1 –2
ml/L pada umur 10 HST dan diulangi pada minggu berikutnya.
3. Apabila tanaman cukup parah (terutama di daerah berpasir), tanaman disemprot
dengan Borax dengan konsentrasi 0,2 – 0,5% atau 2 – 5 gr/l
4.3 Gulma
Selain gangguan oleh hama dan penyakit, gangguan juga disebabkan kekurangan /
kelebihan unsur hara yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman. Pohon
semangka yang kekurangan dan kelebihan unsure hara tersebut, menderita akibat adanya gulma
(tanaman pengganggu).
BAB V
TEKNOLOGI PENAGANAN PANEN DAN PASCAPANEN
5.1 Pemanenan
1. Umur dan kriteria panen
Kualitas buah semangka bergantung pada tingkat kematangan saat panen. Tingkat
kematangan buah saat dipanen akan menentukan kualitas buah secara keseluruhan
yang ditandai dengan aroma, warna, tekstur serta kadar air daging buah.
Bergantung pada varrietasnya, semangka biasanya dipanen pada umur 55 - 85 hari
setelah tanam. Ciri-ciri buah semangka yang siap panen adalah sulur-sulur yang
paling dekat dengan buah sudah kecoklatan atau mengering, tangkai buah sudah
mengecil, sisi buah yang bersentuhan dengan tanah berwarna kuning, dan bila ditepuk
buah membuat suara yang keras.
2. Cara panen
Panen buah semangka dilakukan secara manual dengan memotong buah berikut
sebagian tangkainya. Pemanenan sebaiknya dilakukan pada saat cuaca cerah sehingga
permukaan kulit buah berada dalam keadaan kering.
3. Frekuensi panen
Jika dalam satu areal tanam semangka matang secara bersamaan, panen bisa
dilakukan sekaligus. Namun jika buah tidak matang secara bersamaan, pemanenan
bisa dilakukan 2 atau 3 kali. Pada panen pertama buah yang dipetik adalah buah yang
sudah tua, kemudian pada panen kedua semua buah yang tersisa dipetik sekaligus.
Jika masih ada panen ketiga, maka semua buah yang tersisa dipetik setelah daunnya
mulai mengering karena buah tidak bisa tumbuh lagi.
5.2 Pascapanen
1. Pengumpulan
Buah semangka yang telah dipanen selanjutnya dikumpulkan untuk dibersihkan,
disortir dan digolongkan (grading). Pengumpulan hasil harus dilakukan sebaik
mungkin di tempat yang teduh untuk menghindarkan terjadinya kerusakan buah.
2. Penyortiran dan penggolongan
Penyortiran dan penggolongan buah semangka bertujuan untuk
mengelompokkannya ke dalam beberapa kelas sebagai berikut:
 Kelas A: berat > 4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
 Kelas B: berat 2–4 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
 Kelas C: berat < 2 kg, kondisi fisik sempurna, tidak terlalu masak.
3. Penyimpanan
 Penyimpanan di ruang penyimpanan dengan suhu lebihkurang 4 oC dan
kelembaban udara 80 – 85%.
 Penyimpanan pada atmosfir terkendali (controlled atmosphere), yakni dengan
mengatur kadar O2 dan CO2 dengan asumsi bahwa menurunkan kadar O2
atau menaikkan kadar CO2 dapat mengurangi laju respirasi buah.
 Penyimpanan dalam ruangan tanpa pengatur suhu, yaitu merupakan
penyimpanan untuk jangka yang pendek dilakukan dengan cara memberi alas
dari jerami kering setebal 10 – 15 cm, dan buah disusun 4 – 5 lapis di mana
setiap lapisnya diberi alas jerami kering.
4. Pengemasan dan pengangkutan
Berbeda dari buah-buahan lain yang berukuran kecil seperti jeruk, pisang,
manggis, mangga dan lain-lain, buah semangka tidak membutuhkan pengemasan,
baik dalam pengangkutan maupun dalam pemasaran. Umumnya buah semangka
diangkut dalam kontainer atau truk yang dilengkapi jerami sebagai alas buah
sebagaimana halnya perlakuan di dalam ruang penyimpanan.
BAB VI
PENGEMBANGAN
6. 1 Pengembangan Varietas Semangka di Indonesia
Saat ini, pasar benih semangka di Indonesia kebanyakan masih impor dari negara luar,
Masuknya bibit-bibit semangka impor mempunyai daya tarik yang kuat, sebab buah semangka
tersebut mampu merebut pasaran sejajar dengan buah-buahan jenis lain yang sebagian masih di
import dari luar negeri. Bibit-bibit semangka yang diimpor dari luar negeri dianggap memiliki
buah yang kualitasnya lebih baik. Buah semangka yang berkualitas baik telah banyak dipasarkan
di super market di kota-kota besar dan yang menjadi pelanggannya adalah masyarakat golongan
ekonomi menengah ke atas.
Produksi semangka sendiri di Indonesia mencapai 498 ribu ton pada tahun 2011 dan
dengan jumlah tersebut masih belum mencukupi kebutuhan konsumen dalam negeri.  Untuk
mendorong kegiatan agribisnis semangka terutama pada sektor produksi buah dan benih
diperlukan varietas unggul baru semangka dengan kualitas buah yang baik dan mudah
diperbanyak benihnya.  Oleh karena itu diperlukan penyediaan benih semangka varietas unggul
yang sesuai dengan keinginan konsumen yang berasal dari dalam negeri, harga murah dan
mudah diproduksi oleh petani dalam negeri.
Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika telah melakukan serangkaian kegiatan
pemuliaan semangka untuk menghasilkan varietas unggul baru. Kegiatan pemuliaan yang
dilakukan secara konvensional melalui hibridisasi dan penggaluran tanaman semangka telah
dilakukan sejak tahun 2000. Tahun 2005 sampai 2011 Balitbu Tropika  berhasil menghasilkan 
calon varietas  unggul baru (VUB) semangka Serif Saga Agrihorti,  hasil dari penggaluran
koleksi plasmanutfah semangka Balitbu Tropika sampai generasi ke-6. Semangka Serif Saga
Agrihorti (BT1) ini merupakan varietas hasil penggaluran dari persilangan dua tetua Tb dan SG.
Metode seleksi yang digunakan dalam perakitan varietas ini adalah seleksi massa positif yang
dikombinasikan dengan seleksi massa negatif, yaitu dengan memilih tanaman yang mempunyai
sifat-sifat baik, dan menyingkirkan tanaman dengan sifat-sifat jelek.

Gambar 2. Penampilan buah, warna daging buah dan biji semangka


Serif Saga Agrihorti
Semangka Serif Saga Agrihorti mempunyai bobot per buah antara 4-6 kg, produksi
26,84-34,41 ton/ha, warna kulit buah hijau muda dengan pola lorek lebih lebar dengan warna
hijau tua. Keungulan varietas Serif Saga Agrihorti yaitu rasa daging buah manis dengan kadar
o
PTT 10-12 brix, produksi tinggi dan warna daging merah cerah sangat menarik. Konsumen
lebih menyukai semangka berwarna merah cerah dan menarik, oleh karena itu semangka Serif
Saga Agrihorti mempunyai peluang besar untuk dikembangkan dan disukai konsumen.
Karakter kualitatif yang membedakan Serif Saga Agrihorti dengan jenis lainnya yaitu
karakter warna daging buah dan warna biji. Semangka Serif Saga Agrihorti mempunyai warna
daging buah lebih merah dibanding semangka varietas Torino. Berdasarkan pengamatan warna
daging buah menggunakan colour chart yang diproduksi The Royal Horticultural Society
London, semangka Serif Saga Agrihorti mempunyai warna daging buah merah Red G43A,
sedangkan semangka varietas Torino berwarna merah Red G43B. Kualitas warna merah Red
G43A lebih kuat dibanding Red 43 B.
Uji adaptasi dilakukan di KP Sumani Kabupaten Solok Sumatera Barat pada musim
kemarau dengan intensitas hujan yang rendah-tinggi. Lokasi pengujian terletak di Kebun
Percobaan Sumani, Balai Penelitian Tanaman Buah Tropika yang berada di Kecamatan X Koto
Singkarak, Kabupaten Solok, Propinsi Sumatera Barat pada ketinggian tempat 350 m dari
permukaan laut (dpl),  tanah PMK (andosol) dengan karakteristik liat berpasir dan pH 4,5-5,0. 
Kabupaten Solok mempunyai tipe hujan Equiatorial artinya sepanjang tahun berdasarkan data
iklim menunjukkan bahwa curah hujan pada setiap bulan. Mempunyai dua puncak tipe hujan,
yaitu bulan November dan Desember. Curah hujan terendah pada bulan Juni dan Juli. Rata-rata
curah hujan di lokasi kajian adalah 195 mm/bulan, jumlah hari hujan 16 hari/bulan. Suhu udara
berkisar 23 – 32 oC dengan kelembaban udara 60 - 80%.
Semangka Serif Saga Agrihorti dapat tumbuh optimal dan berproduksi dengan baik di
lokasi pengujian. Kualitas buahnya terekspresi dengan optimal, dapat dilihat dari ukuran buah
besar, rasa manis, warna daging merah dan kulit lorek hijau terang. Hal ini menunjukkan bahwa
varietas tersebut dapat beradaptasi dengan baik di Kabupaten Solok terutama pada lahan sawah
dimusim kemarau dengan ketinggian tempat 350 m diatas permukaan laut.
6.2 Pengembangan Ekspor dan Impor Semangka
Ekspor
Semenjak pandemi Covid-19 melanda seluruh dunia, orang-orang terus menjaga
dan meningkatkan imunitas mereka salah satunya yaitu dengan berolahraga dan
memakan-makanan yang sehat. Makanan yang sehat tersebut dapat diperoleh dari sayur
dan buah yang mengandung banyak vitamin dan serat. Oleh karena itu, dimasa pandemi
ini permintaan sayur dan buah akan semakin meningkat. Hal ini terbukti dengan total
ekspor buah segar Indonesia pada Januari sampai Mei 2020 melonjak menjadi 375 ribu
ton dibandingkan periode yang sama tahun 2019. Selain itu, nilai tambah ekspor buah
juga terkerek sebesar 73,4 persen dibanding periode yang sama tahun lalu.
Salah satu buah yang diekspor dimasa pandemi ini yaitu semangka. Menteri
Perdagangan Muhammad Lutfi melepas ekspor perdana produk semangka sebanyak 14,5
ton senilai 11.460 dollar AS ke Uni Emirat Arab (UEA). Pelepasan ekspor dilakukan
TaniHub Group yang merupakan perusahaan rintisan yang bergerak di bidang teknologi
pertanian (start-up agritech). Produk semangka itu berasal dari petani binaan perusahaan
di Lampung untuk memenuhi permintaan pasar di UEA. TaniHub Group memperkirakan
adanya potensi permintaan yang berkelanjutan dari pasar UEA mencapai 156 ton per
bulan.
Dengan terbukanya pasar ekspor ini, Indonesia mulai menjalankan tugas ketiga,
yaitu feeding the world atau memastikan bahwa seluruh dunia mempunyai makanan yang
cukup untuk rakyatnya.
Selain ke UEA, TaniHub Group juga tengah menjajaki potensi ekspor semangka
senilai Rp 15,31 miliar ke pasar Singapura, Taiwan, Korea Selatan, dan Malaysia. Tak
hanya itu, TaniHub Group berencana mengekspor buah-buahan lain ke berbagai negara.
Di antaranya, 58 ton semangka senilai Rp 667 juta, 28 ton nanas senilai Rp 504 juta, 57
ton pisang senilai Rp 826,5 juta, dan 38 ton jeruk senilai Rp 551 juta.

DAFTAR PUSTAKA

Cindy, C., & Sumarni, T. (2019). Pengaruh Kombinasi Jarak Tanam dan Pemangkasan pada
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Semangka (Citrullus vulgaris Var. Classic). Jurnal
Produksi Tanaman, 7(5).
Erawan, D., & Rakian, T. C. (2018). PENGARUH STATUS LENGAS TANAH TERHADAP
PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI TANAMAN SEMANGKA LOKAL.
BioWallacea: Jurnal Penelitian Biologi (Journal of Biological Research), 5(2), 788-795.
Alfiah, L. N. (2017). Pertumbuhan Semangka (Citrulus Vulgaris Schard) Dengan Menggunakan
Beberapa Jenis Pupuk Organik. Jurnal Sungkai, 5(1), 22-31.
Zulkarnain, Z. (2017). Budidaya Buah-buahan Tropis. Deepublish. Yogyakarta
Rabbi, Cahya Putri Abdi. (2021). Tanihub Ekspor 14,5 ton Semangka ke Uni Emirat Arab.
https://katadata.co.id/pingitaria/berita/6081091a48552/tanihub-ekspor-14-5-ton-
semangka-ke-uni-emirat-arab
Makful. Dkk. (2016). Semangka Serif Saga Agrihorti: Varietas Unggul Baru Semangka
Berdaging Merah Dan Manis.
https://balitbu.litbang.pertanian.go.id/index.php/hasil-penelitian-mainmenu-46/925-
semangka-serif-saga-agrihorti-varietas-unggul-baru-semangka-berdaging-merah-dan-
manis
Catrina, Elsa. (2021). Indonesia Ekspor Perdana Produk Semangka ke Uni Emirat Arab.
https://money.kompas.com/read/2021/04/23/134000626/indonesia-ekspor-perdana-
produk-semangka-ke-uni-emirat-arab
Liputan6.com. (2020). Ekspor Buah Indonesia Melonjak Selama Pandemi.
https://www.liputan6.com/bisnis/read/4327333/ekspor-buah-indonesia-melonjak-selama-
pandemi
Semangka, Bibit. (2017). Prospek Dan Perkembangan Semangka Di Indonesia.
https://bibitsemangkatanpabiji.blogspot.com/2017/07/prospek-perkembangan-semangka-
di.html
Agrowindo. (2015). Peluang Usaha Budidaya Semangka Dan Analisa Usahanya.
http://www.agrowindo.com/peluang-usaha-budidaya-semangka-dan-analisa-
usahanya.htm
Quida, Chandra. (2011). Budidaya Semangka.
https://fandicka.wordpress.com/2011/04/04/budidaya-semangka/

Anda mungkin juga menyukai