Anda di halaman 1dari 4

Penggerek Batang Jagung (Ostrinia furnacalis)

Penggerek batang (Ostrinia furnacalis) merupakan salah satu hama utama


tanaman jagung yang menjadi momok bagi para petani. Hama utama pada
tanaman jagung ini dapat merusak tanaman jagung sampai 80% bahkan bisa gagal
panen.
Fase merusak dari penggerek batang jagung adalah fase larva. Larva
penggerek batang jagung instar muda memakan daun muda dan membentuk
lubang-lubang kecil pada daun, larva instar II memakan dan melubangi daun
terutama daun yang masih menggulung, larva instar III menggerek pelepah daun
dan batang, sedangkan instar IV dan V menggerek batang (Cook, dkk., 2004).
Keberadaan larva pada daun muda, daun yang masih menggulung, batang, serta
bunga jantan, dan bunga betina dapat dideteksi dengan adanya kotoran atau bekas
gerekan yang tersisa pada bagian-bagian tanaman tersebut (Nonci, 2004).

A. Siklus Hidup
1. Telur
Telur Penggerek batang jagung berbentuk oval, pipih dan diletakkan
bergerombol seperti timbangan dimana terdapat 15-65 telur/kelompok telur.
Sebagian besar telur diletakkan di permukaan daun bagian bawah, utamanya pada
daun ke-5 hingga daun ke-9. Masa inkubasi telur sekitar 3-4 hari.

2. Larva (ulat)

Larva Penggerek batang  jagung berwarna putih-krem sampai merah


jambu dengan bercak berbentuk setengah lingkaran. Kepala berwarna
hitam/coklat. Larva mengalami 5 instar dalam waktu 18-30 hari (rata-rata 24 hari).

3. Pupa (kepompong)

Pupa berwarna coklat muda hingga coklat tua, dengan panjang 12-18 mm.
Pupa biasanya terbentuk di dalam batang dengan lama stadia 5-10 hari.
4. Imago (Ngengat)

Ngengat penggerek batang jagung tidak tertarik oleh cahaya dan


jangkauan terbangnya mencapai 300-400 m. Ukuran ngengat jantan lebih kecil
dari betinanya. Ngengat jantan memiliki sayap bergaris kuning kecoklatan,
sedangkan betina bersayap kuning pucat. Ngengat betina memproduksi telur rata-
rata 300 butir. Ngengat dewasa hidup selama 4-10 hari.

B. Gejala kerusakan
Gejala serangan yang ditimbulkan oleh hama penggerek batang ini dapat
terlihat pada semua bagian tanaman jagung, terutama bagian bunga jantan.
Serangan penggerek batang pada tanaman jagung umur dua dan empat minggu
menyebabkan kerusakan pada daun muda dan pucuk, pada tanaman umur enam
minggu menyebabkan kerusakan pada daun, batang, bunga jantan dan bunga
betina (tongkol muda), sedangkan serangan pada tanaman umur delapan dan
sepuluh minggu menyebabkan kerusakan pada batang dan tongkol (Nonci &
Baco, 1987).

C. Pengendalian
1. Kultur Teknis
Pengendalian hama dengan cara kultur teknis dapat dilakukan dengan
pemilihan pola tanam yaitu melakukan tumpang sari antara tanaman jagung
dengan kedelai atau kacang tanah. Menurut penelitian, melakukan tumpangsari
antara jagung dengan kedelai atau kacang tanah dapat menekan kerusakan yang
disebabkan oleh hama ini.
Selain melakukan tumpang sari, pemotongan bunga jantan juga dapat
meminimalisir kerusakan. Menurut penelitian, pemotongan bunga jantan
dilakukan karena sekitar 40-70% larva berada di bunga jantan sehingga dapat
menekan kerusakan yang ditimbulkan.

2. Musuh Alami
Pengendalian dengan musuh alami yaitu dengan penggunaan suatu
makhluk hidup, baik itu predator maupun parasit. Ada beberapa parasit yang
dapat digunakan untuk mengendalikan hama ini antara lain Trichogramma,
micraspis sp, dan Celonus. Parasit tersebut dapat merusak telur dari penggerek
batang jagung sehingga dapat mencegah perkembangbiakannya hama ini.
Pengendalian dengan menggunakan predator yaitu seperti laba laba dari
famili Argiopidae, Oxyopidae, Theriidae dan juga sejenis semut Solenopsis
germinata dapat memangsa larva hama penggerek batang jagung. Hal itu dapat
memutus siklus hidup hama penggerek batang jagung dan mencegah
bertambahnya jumlah hama tersebut.
Pengendalian ini dinilai lebih efektif dan juga mempunyai beberapa
kelebihan yaitu ramah lingkungan, tidak perlu mengeluarkan biaya yang cukup
besar, dan juga menciptakan ekosistem yang seimbang.

3. Pestisida
Pengendalian dengan menggunakan pestisida, dapat menggunakan
insektisida Furadan 3G yang diberikan pada pucuk sebelum berbunga atau 40 hari
setelah tanam, diikuti dengan decis 2,5 EC setelah berbunga. Insektisida dengan
bahan aktif monokrotofos, triazofos, dikhlorfos, dan karbofuran dianjurkan jika
ditemukan 1 kelompok telur pada tanaman jagung.
Jika jagung yang ditanam menerapkan sistem organik, maka dapat
dilakukan penyemprotan dengan menggunakan pestisida nabati. Pestisida nabati
yang digunakan adalah Dipel (Bacillus thuringiensis) yang dikombinasikan pada
saat pemotongan bunga jantan yang dinilai efektif untuk mengendalikan hama ini.

Anda mungkin juga menyukai