Anda di halaman 1dari 2

1.

4 Tungau (Tarsonemus translucens)


Di Indonesia tungau ini ditemukan pada beberapa tanaman diantaranya
tomat, lombok, karet, dan teh. Pada tanaman karet, tungau ini berada di atas daun
muda yang lunak dan tidak dapat hidup pada daun tua, serta serangan umumnya
terjadi setelah musim hujan. Kerusakan tanaman karet juga terjadi pada tanaman
muda di persemaian. Tungau yang menyerang juga dapat mendorong terjadinya
penyakit yang disebabkan oleh jamur Helminthosporium (Kalshoven, 1981).

Gambar 8. Siklus hidup tungau (a. Telur, b. Larva (Bagian Lateral), c. Larva
(Bagian Ventral), d. Nimfa Bagian Ventral, e. Imago Betina, dan f. Imago Jantan)

Tungau berukuran 0,25 mm, tubuhnya licin hampir jernih, berwarna hijau
kekuningan dengan kaki tipis dan bergerak cepat. Bentuk tungau trianguler,
nimfanya berwarna putih transparan. Biasanya nimfa terdapat pada daun-daun
muda dan segera setelah menjadi imago, tungau betina kemudian makan dan
meletakkan telur pada daun yang sama.
Telur tungau berdiameter 0,1 mm berwarna putih bersinar yang terletak di
daun bagian bawah. Siklus hidup tungau setiap fase sekitar 1 – 3 hari dan ratarata
2 hari pada temperatur 27 0C. Tungau jantan hidup selama 12 hari, sedangkan
yang betina 15 hari dan meletakkan telur rata-rata 48 butir (Aart van Schoohoven,
1978). Imago betina yang tidak kawin hanya akan menghasilkan tungau jantan
(Pelley, 1968).
Koloni tungau terjadi pada 2 atau 3 daun muda sekitar tunas, dan apabila
daunnya telah menjadi tua maka tungau akan bergerak ke atas pada daun-daun
muda. Tungau hidup selama 9 hari pada musim dingin dan hanya 4 hari pada
musim kemarau.
Gejala Serangan
Tungau (Tarsonemus translucens) yang menyerang didaerah persemian
menyebabkan bibit tanaman karet gugur pada daun muda. Tungau ini juga
menghisap cairan sel sehingga membentuk bintik-bintik kuning pada daun muda.
Pengendalian
1. Penggunaan blowing (serbuk belerang 5-10 kg/hektar), model 1% (dosis 300-
400 liter/hektar), Endrin 19.2%, EC kadar 0.1% dengan volum cairan 500
liter/hektar.
2. Penggunaan predator Typhlodromus bellinus dan T. reticulatus.
3. Penyemprotan dengan insekisida Nabati dengan bahan aktif Metilanol 100 g/l.
Dosis penyemrotan 1 – 1,5 ml/l atau 10 ml /tangki 14 liter.
4. Pengendalian dengan agens hayati menggunakan MOSA BN dengan bahan
aktif jamur Beauveria bassiana. Penyemprotan dilakukan sore hari dengan
dosis 2,5 gram per liter atau 30 gram per tangki isi 14 liter air. Saat dicampur
dengan air ditambahkan gula  2 sendok atau Molase.

Anda mungkin juga menyukai