Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTIKUM DASAR-DASAR PEMULIAAN

TANAMAN

PERSILANGAN TANAMAN CABAI

(Capsicum annum L.)

Disusun oleh :

Asisten : 1. Humam Rizqi

2. Anita Rahayu

Nama : Devi Annissa

NIM : 1605101050001

Jurusan : Agroteknologi

Kelas : 03

LABORATORIUM GENETIKA DASAR

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SYIAH KUALA

DARUSSALAM, BANDA ACEH

2018
KATA PENGANTAR

Saya mengucapkan puji dan syukur kehadirat Allah swt. atas segala rahmat,
hidayah serta ridha-Nya yang telah mengizinkan terselesaikannya ‘Laporan
Persilangan Tanaman Cabai’. Saya menyadari sepenuhnya bahwa dalam
penyusunan laporan ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak. Oleh karena itu,
saya menyampaikan ucapan terima kasih kepada Dr. Ir. selaku dosen pengampu
praktikum ini.

Dalam penulisan laporan ini tentunya masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu, saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan
di masa yang akan datang. Akhir kata, saya mohon maaf apabila ada kesalahan dan
kekurangan. Saya mengharapkan tugas ini dapat bermanfaat bagi mahasiswa
pertanian sekalian, dan saya sendiri khususnya.

Banda Aceh, 03 Juni 2018

(Devi Annissa)
Daftar isi

I.PENDAHULUAN..................................................................................................

1.1. Latar Belakang....................................................................................................

1.2. Tujuan Praktikum................................................................................................

II. TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................

III. METODOLOGI PRAKTIKUM......................................................................

3.1. Tempat dan Waktu..............................................................................................

3.2. Alat dan Bahan....................................................................................................

3.3. Cara Kerja...........................................................................................................

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN..........................................................................

4.1. Hasil Pengamatan................................................................................................

4.2. Pembahasan.........................................................................................................

V. PENUTUP............................................................................................................

5.1. Kesimpulan.........................................................................................................

5.2. Saran....................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

LAMPIRAN..............................................................................................................
I.PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) ialah salah satu anggota
famili terong-terongan (Solanaceae). Cabai merupakan salah satu sayuran penting
yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan dibudidayakan secara komersial di daerah
tropika termasuk Indonesia. Cabai dapat dikonsumsi dalam bentuk buah segar,
kering, atau bentuk olahannya. Dapat dijadikan sebagai bahan penyedap makanan
serta berbagai macam produk olahan seperti saos cabe, sambel cabe, pasta cabe,
bubuk cabe, cabe kering dan bumbu instant. Bahkan produk-produk tersebut sudah
berhasil diekspor ke Singapura, Hongkong, Saudi Arabia, Brunei Darussalam dan
India.

Cabai juga dapat dimanfaatkan sebagai bahan obat-obatan tradisional.


Berdasarkan Biro Pusat Statistik (2011), pada tahun 2010 luas panen cabai di
Indonesia adalah sebesar 237.520 ha dengan produksi 1.332.356 ton dan
produktivitas sebesar 5,61 ton/ha. Produktivitas ini masih jauh dari potensi
produktivitas cabai yang dihasilkan dalam berbagai penelitian. Duriat (1996)
menyatakan bahwa produktivitas cabai dapat mencapai 12-20 ton/ha. Selain itu
Deptan (2009) menyatakan bahwa produksi yang dihasilkan juga belum dapat
memenuhi kebutuhan konsumsi yang mencapai 2,77 kg/kapita/tahun.

Ada beberapa kendala peningkatan produksi cabai di Indonesia adalah


sebagai berikut: kurangnya kualitas benih cabai yang tersedia dan bermutu tinggi;
menurunnya tingkat kesuburan tanah karena penanaman cabai dan sayuran lainnya
secara terus-menerus; serta kehilangan hasil yang tinggi karena serangan hama
penyakit di pertanaman dan kehilangan hasil karena penanganan pascapanen.
Untuk mengatasi kendala-kendala tersebut para pemulia tanaman berusaha untuk
menemukan varietas cabai baru yang memiliki kualitas dan kuantitas produksi
tinggi melalui kegiatan pemuliaan tanaman. Dalam merakit varietas unggul skala
besar memerlukan ilmu pengetahuan, teknologi dan keahlian operasional, hal-hal
tersebut mempengaruhi keberhasilan program pemuliaan tanaman.
Pemuliaan tanaman merupakan suatu metode yang secara sistematik
merakit keragaman genetik menjadi suatu bentuk yang bermanfaat bagi kehidupan
manusia. Dalam pemuliaan diperlukan adanya keragaman genetik, sistem-sistem
yang logis dalam pemindahan dan fiksasi gen, konsepsi dan tujuan atau sasaran
jelas, serta mekanisme penyebarluasan hasilnya kepada masyarakat. Langkah-
langkah yang ditempuh pada pemuliaan tanaman menyerbuk sendiri termasuk cabai
terdiri dari introduksi, seleksi, hibridisasi dan seleksi setelah hibridisasi. Studi
pemuliaan tanaman cabai merah (Capsicum annum L.) perlu dilakukan untuk
mengetahui dan memahami rangkaian kegiatan pemuliaan secara berurutan dalam
merakit varietas unggul baru yang lebih baik.

1.2. Tujuan Praktikum

Praktikum ini bertujaun untuk mengetahui dan mempelajari secara langsung


rangkaian kegiatan pemuliaan tanaman cabai merah.
II. TINJAUAN PUSTAKA

Tanaman cabai adalah tanaman sayuran yang tergolong tanaman setahun,


berbentuk perdu, dari suku (famili) terong-terongan (Solanaceae). Tanaman cabai
termasuk ke dalam golongan tanaman berbunga. Taksonomi tanaman cabai
diklasifikasikan dalam kerajaan Plantae, divisi Spermatophyta, kelas
Angiospermae, ordo Tubiflorae, famili Solanaceae, genus Capsicum dan spesies
Capsicum annuum L.(Lawrence, 1951).

Cabai memiliki 2 spesies yang terkenal, yaitu cabai besar atau cabai merah
(C. annuum L.). Sinonim C. annuum ialah C. annuum var. ceraciforme Mill, C.
annuum var. longum (DC) Sendt, C. annuum var. grossum (L) Sendt. Termasuk ke
dalam cabai merah ialah paprika (bell pepper), cabai manis (cayenne pepper) dan
lain-lain, yang tidak terlalu pedas dan agak manis (Sunaryono, 1999). Sedangkan
yang termasuk ke dalam cabai kecil ialah rawit dan cengek. Cabai kancing, cabai
udel, yang biasanya dipelihara sebagai tanaman hias adalah termasuk golongan
cabai kecil. Pada umumnya cabai kecil ini lebih tahan terhadap hujan dan rasanya
lebih pedas (Pitojo, 2003).

Tanaman cabai berasal dari Meksiko, kemudian menyebar ke Eropa pada


abad ke-15. Pada abad ke-8 tanaman cabai mulai dikenal di Amerika Selatan dan
Amerika Tengah. Kini telah menyebar ke berbagai negara tropik, terutama di Asia,
Afrika tropik, Amerika Selatan, dan Karibia. Masuknya cabai ke Indonesia belum
ditemukan keterangan pasti, namun sudah sejak dahulu kala dibudidayakan di
berbagai daerah, baik di dataran rendah, di dataran menengah, maupun di dataran
tinggi. Di Indonesia, tanaman cabai tersebar luas di berbagai daerah, tetapi sebagai
pusat penyebaran penting ialah Purworejo, Kebumen, Tegal, Pekalongan, Pati,
Padang, Bengkulu, dan daerah lain (Sunaryono, 1999).

Buah cabai bulat sampai bulat panjang, mempunyai 2-3 ruang yang berbiji
banyak. Letak buah cabai merah umumnya bergantung, dengan warna buah muda
ada yang hijau, putih kekuningan dan ungu. Sedangkan buah yang sudah tua
(matang), umumnya berwarna kuning sampai merah, dengan aroma yang berbeda.
Bijinya kecil, bulat pipih seperti ginjal (buah pinggang), dengan warna kuning
kecoklatan. Berat 1000 biji kering berkisar antara 3-6 gram (Setiadi, 1999).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan Tempat

Praktikum ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Sektor Timur dan


Laboratorium Genetikan dan Pemuliaan Tanaman, Faklutas Pertanian Universitas
Syiah Kuala, Darussalam Banda Aceh. Praktikum dilaksanakan pada 07 April 2018
pukul 17.00 WIB.

3.2. Alat dan Bahan

3.2.1. Alat:

1. Pinset
2. Gunting
3. Label
4. Cawan petri
5. spidol

3.2.2. Bahan:

1. Induk jantan ataupun betina tanaman cabai varietas aldo


2. Induk jantan ataupun betina tanaman cabai varietas ferosa

3.3. Cara Kerja

1. Disiapkan alat dan bahan untuk mengambil serbuk sari dari bunga yang
dijadikan induk jantan. Diamati cabai yang akan digunkana sebagai induk
jantan maupun betina.
2. Kastrasi merupakan kegiatan membuang benang sari yang masih muda dan
kuncup bunga induk betina dengan tujuan agar bunga tersebut tidak
melalkukan penyerbukan sendiri.
3. Penyerbukan atau polinasi adalah proses pemberian serbuk sari pada kepala
putik dengan tujuan agar serbuk sari tesebut dapat berkecambah dan
mengalami pembuahan dalam bakal buah sehingga terbentuk buah dan biji
sesuai dengan dikehendaki.
4. Pada setiap tangkai bunag yang telah diserbuki ditutup atau dibungkus
plastik untuk melindungi bunga dari kontaminasi bunga yang lainnya.
5. Diamati terjadinya pembuahan setelah 2-4 hari dan dicatat
perkembangannya.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil Pengamatan

Tabel 1. Tabel pengamatan persentase keberhasilan persilangan cabai.

No. Genotipe yang disilangkan Jumlah yang Jumlah yang


disilangkan berhasil
1 2 2 0

4.2. Pembahasan

Pada praktikum ini varietas yang disilangkan adalah ferosa dan aldo. Namun
cabai yang menjadi tanggung jawab saya adalah ferosa. Tanaman cabai termasuk
dalam famili Solanaceae seperti tanaman kentang, tomat, terong, dan lain-lain.
Daun tanaman cabai bervariasi menurut spesies dan varietasnya. Ada daun yang
berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang lanset. Panjang daun cabai antara 3-11
cm dan lebarnya antara 1-5 cm. Tanaman cabai merupakan tanaman perdu dengan
batang tidak berkayu. Panjang batangnya dapat mencapai 2 meter atau lebih.
Tanaman cabai memiliki perakaran yang rumit dan hanya terdiri dari akar serabut
saja. biasanya pada akarnya terdapat bintil-bintil akar yang merupakan hasil
simbiosis dengan beberapa organisme. Bunga tanaman cabai juga bervariasi namun
berbentuk sama, yaitu berbentuk bintang. Dalam satu tandan biasanya terdapat 2-3
bunga saja dan diameter bunga emncapai 5-20 mm. Buah cabai merupakan bagian
tanaman cabai yanga paling banyak dikenal dan memiliki variasi.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan persilangan tanaman cabai ini gagal,
yaitu:

1. Waktu pelaksanaan
Waktu yang paling tepat untuk pelaksanaan polinasi adalah pagi hari, kira-
kira pukul 08.00-09.00 WIB. Dimana bunga betina belum mekar sempurna
namun bunga jantan sudah menunjukkan kematangan serbuk sari.
2. Kondisi bunga jantan dan betina
Bunga jantan dikatakan matang apabila bunganya sudah mekar sempurna
dan warna serbuk sarinya kuning agak jingga . sedangkan untuk bunga
betina adalah bubga yang masih kuncup, karena apabila bunga tersebut
sudah mekar dapat dikatakan sudah melakukan polinasi sendiri.
3. Cuaca
Cuaca lebih ditekankan pada hujan karena bila persilangan dilakukan pada
saat mendung atau menandakan hujan, kemungkinan besar persilangan
tersebut tidak akan berhasil atau membusuk.
4. Ketelitian peletakan serbuk sari diatas putik
Dalam meletakkan serbuk sari di atas kepala putik haruslah sesuai dan tepat.
Kebanyakan terjadi ketidakberhasilan persilangan karena pemulia tidak
tepat dalam meletakkan serbuk sari diatas putik.
V. PENUTUP

5.1.Kesimpulan

1. Tanaman cabai termasuk dalam famili Solanaceae seperti tanaman kentang,


tomat, terong, dan lain-lain.
2. Ada daun yang berbentuk oval, lonjong, bahkan ada yang lanset. Panjang
daun cabai antara 3-11 cm dan lebarnya antara 1-5 cm.
3. Ada beberapa faktor yang menyebabkan persilangan cabai gagal, yaitu
waktu pelaksanaan, cuaca, peletakan serbuk sari, dan kondisi bunga jantan
serta betina.
4. Waktu yang paling tepat untuk pelaksanaan polinasi adalah pagi hari, kira-
kira pukul 08.00-09.00 WIB.
5. Cuaca lebih ditekankan pada hujan karena bila persilangan dilakukan pada
saat mendung atau menandakan hujan, kemungkinan besar persilangan
tersebut tidak akan berhasil atau membusuk.

5.2.Saran

Praktikum ini sudah berjalan dengan sangat baik dan menyenangkan.


Semoga kedepannya bisa berjalan lebih tepat waktu.
DAFTAR PUSTAKA

Lawrence. G. H. M. 1951. Taxonomy of Vascular Plants 1st ed. The Macmillan


Company. New York.

Pitojo, S. 2003. Benih Cabai. Kanisius. Yogyakarta.

Setiadi. 1999. Bertanam Cabai. Penebar Swadaya. Jakarta.

Sunaryono. 1999. Budidaya Cabai Merah. Sinar Baru Algesindo. Bandung.


LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai