Anda di halaman 1dari 21

INISIASI AKAR

LAPORAN

OLEH :

ARMAN DAUD SIREGAR


170301015
AGROEKOTEKNOLOGI I A

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
INISIASI AKAR

LAPORAN

OLEH :

ARMAN DAUD SIREGAR


170301015
AGROEKOTEKNOLOGI I A

Paper Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Dapat Memenuhi Komponen Penilaian
di Laboratorum Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

LABORATORIUM FISIOLOGI TUMBUHAN


PROGRAM STUDI AGROEKOTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018

Judul : Inisiasi Akar


Nama : Arman Daud Siregar
NIM : 170301015
Program Studi : Agroteknologi IA

Diketahui Oleh:
Dosen Penanggung jawab

(Ir. Meiriani, MP)


NIP 196505181992032001

Disetujui Oleh : Diperiksa Oleh :


Asisten Koordinator Asisten Korektor

(Dimas Pranata) (Dimas Pranata)


NIM : 140301099 NIM : 140301099
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas berkat

dan rahmatnya penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari laporan ini adalah “ Inisiasi Akar “ yang merupakan

salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di

Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program Studi Agroekoteknologi

Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen

pengajar mata kuliah Fisiologi Tumbuhan yaitu Ir. Meiriani M.P.,

Ir. Rosanty Lahay M.P., Ir. Haryati M.P., Ir. Revandy I.M Damanik M.Sc.,

Ir. Emmy Harso Kardhinata M.Sc., serta abang dan kakak asisten yang telah

membantu dalam penyelesaian laporan ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna. Oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi

perbaikan di masa yang akan datang.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih dan semoga laporan ini

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, May 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN
Latar Belakang........................................................................................
Tujuan praktikum....................................................................................
Kegunaan Penulisan ...............................................................................

TINJAUAN PUSTAKA
Botani tanaman Mawar (Rosa domiscema L.).......................................
Syarat Tumbuh........................................................................................
Iklim.................................................................................................
Tanah................................................................................................
Inisiasi Akar ...........................................................................................
Zat Pengatur Tumbuh..............................................................................
Perbanyakan Tanaman Secara Stek.........................................................

BAHAN DAN METODE


Tempat dan Waktu Praktikum.................................................................
Bahan dan Alat........................................................................................
Prosedur Praktikum.................................................................................

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil........................................................................................................
Pembahasan.............................................................................................

KESIMPULAN DAN SARAN


Kesimpulan..............................................................................................
Saran........................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

ii
3

PENDAHULUAN

Latar belakang

            Sifat perakaran tanaman lebih dikendalikan oleh sifat genetis dari tanaman

yang bersangkutan, tetapi pula ditentukan oleh sistem perakaran tanaman tersebut

dapat dipengaruhi oleh kondisi tanah atau media tumbuh tanaman. Faktor yang

mempengaruhi pola penyebaran akar antara lain adalah penghalang mekanis, suhu

tanah, ketersediaan air, dan ketersediaan unsur hara (Lakitan, 2000).

 Sistem akar melayani tanaman dengan pengambilan air dan zat hara dari

tanah. Sebenarnya banyaknya air dan zat hara yang diperoleh dari atas tanah

seperti dari embun, hujan dan debu biasanya tak berarti. Bentuk sistem akar

kelihatannya ditentukan oleh kebutuhan untuk menyekap tenaga penyinaran

menghadapi persaingan dengan tanaman sekitarnya. Disamping itu akar juga

berperan dalam pengaturan pertumbuhan utama sitokinin dan giberalin dihasilkan

diujung-ujung akar (Goldsworthy and Fisher, 1984).

            Inisiasi akar merupakan proses terbentuknya akar tanaman dari stek.

Panjang akar merupakan hasil perpanjangan sel-sel dibelakang meristem batang.

Perbanyakan tanaman dengan mudah dapat kita lakukan dengan banyak cara. Ada

yang tingkat keberhasilannya tinggi, ada pula tingkat keberhasilannya rendah. Ini

semua tergantung oleh banyaknya faktor, misalnya cara perbanyakan yang kita

pilih, jenis tanaman, waktu perbanyakan, keterampilan kerja, dan sebagainya

(Thompson and Relly, 1997).

            Dimulainya fase reproduktif bermula dengan inisiasi malai, yang biasa

terjadi antara 30 dan 40 hari setelah kemunculan tetapi dapat berubah-ubah,

menurut genotipe dan kondisi dari 14 sampai lebih dari 90 hari pada beberapa
4

kultivar Afrika Barat. Waktunya sangat dikendalikan oleh foto periode dan suhu.

Sorgum merupakan suatu spesies pendek dan adanya fase juvenih. Semakin

pendek foto priode semakin cepat inisiasinya. Inisiasi juga akan tertunda oleh

suhu yang hangat dan suhu yang dingin (Goldsworthy dan Fisher, 1984).

            Sel-sel baru dari meristem ujung akar mungkin dibagi ke pelebaran akan

atau ke pelebaran tudung akar. Tudung akan memainkan peranan penting dalam

melindungi meristem akar dari kerusakan fisik selama penerobosan tanah dan

mungkin dalam menunjukkan arah penerobosan. Sel-sel tudung akar yang

terkelupas juga memberikan pelumas untuk ujung yang sedang tumbuh menjadi

tambahan bahan organik tanah. Tudung akar menghasilkan asam absisat,

suatubahan pertumbuhan bahan tanaman (Hopskin, 1995).

Tujuan percobaan

            Adapun tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengamati pertumbuhan

stek tanaman pada konsentrasi zat pengatur tumbuh yang berbeda.

Kegunaan Penulisan

Adapun kegunaan penulisan ini adalah sebagai salah satu syarat untuk

memenuhi komponen penilaian di laboratorium Fisiologi Tumbuhan

Program studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara,

Medan dan sebagai bahan informasi bagi pihak yang membutuhkan.


5

TINJAUAN PUSTAKA

Botani tanaman Mawar (Rosa domiscema L.)

Dalam sistematika tumbuhan, Mawar diklasifikasikan sebagai berikut:

Kingdom: Plantae, Divisi: Magnoliphyta, Kelas: Magnoliopsida, Ordo: Fabales,

Famili: Fabaceae, Genus: Saraca, Spesies: Rosa domiscema L. (Islami, 1995).

Tanaman Mawar memiliki sistem perakaran yaitu akar tunggang dan

berwarna kecoklatan. Tanaman Mawar adalah tanaman hias yang banyak

digemari karena karakteristik morfologinya (Paliwai, 2006).

Tanaman Mawar mempunyai batang yang berdiri tegak dengan pohon

berkayu bulat. Tanamn Mawar memiliki sistem percabangan simpodial. Pangkal

batang bisa mencapai diameter 40 cm dan berwarna gelap (Lakitan, 2011).

Daun tanaman Mawar memiliki daun yang tidak lengkap karena hanya

mempunyai tangkai daun dan helai daun saja. Bentuk daun Mawar adalah lonjong

dan ukurannya bisa mencapai 25 cm dengan lebar 70 cm (Harjadi, 1994).

Bunga Mawar memiliki sifat yaitu bunga majemuk dan berkelamin dua

serta bergerumpul. Kelopak bunga berbentuk seperti cabang dan benang sari

berjumlah 4 sedangkan kepala sari menempel pada mahkota bunga

(Paliwai, 2006).

Biji bunga Mawar sangat halus dan kecil dan berwarna hijau. Biji ini

merupakan hasil dari penyerbukan benang sari ke kepala putik. Penyerbukan

umumnya dilakukan penyerbukan sendiri (Lakitan, 2011).


6

Syarat Tumbuh

Iklim

Suhu yang baik untuk pertumbuhan Mawar adalah 13,7- 18 °C dan maksimum

19,3

- 30°C. Jika suhu melebihi, pertumbuhan tanaman Mawar akan terganggu

(Raharja, 2003).

Curah hujan yang dibutuhkan tanaman Mawar adalah antara 1900-2000

mm/tahun. Kelembaban udara yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman ini

adalah tipe sedang. Jika kelembaban berkurang akan membuat tanaman akan

menjadi lebih kering pada bagian daunnya (Suryowinoto, 2000).

Pertumbuhan pada tanaman Mawar menyukai cahaya matahari pagi atau

pencahayaan buatan. Lama penyinaran yang dibutuhkan sekitar 12 jam. Sehingga

proses fotosintesis tanaman menjadi lebih baik dan tidak mengalami gangguan

(Harjadi, 1994).

Tanah

Tanah yang baik untuk perumbuhan tanaman ini adalah tanah yang

lempung berpasirr. Tanah yang subur dan banyak mengandung bahan organik

atau humus. Dilakukan dengan pencampuran tanah yang halus, yaitu tanah topsoil

yang dapat dicampur dengan pupuk (Sastrapradja,2004).

Keasaman tanah yang erat hubungannya dengan ketersediaan unsur hara

tanaman. Keasaman yang baik bagi pertumbuhan tanaman Mawar ini adalah 5,6-

7,5. Tanah jugah harus memiliki aerasi yang baik (Islami,1995).

Pada tanah dengan tekstur berat masih dapat ditanami dengan bunga

Mawar dengan pertumbuhan yang baik pula. Dilakukan juga pengolahan tanah
7

yang baik. Media tanam untuk perbanyakan bunga Mawar jangan sampai terlalu

besar agar perakaran tidak membusuk (Windan, 1999).

Inisiasi Akar

Pembiakan secara vegetatif, terutama dengan stek membutuhkan waktu

yang lama kurang lebih dua, tiga hingga empat bulan yang tergantung pada

spesies tanaman untuk memungkin kan tanaman cepat tumbuh (Kartina, et al.,,

2011).

Inisiasi akar merupakan proses terbentuknyaakar tanaman dari stek.

Panjang akar merupakan hasil pemanjangan dari sel-sel dibelakang meristem

batang. Perbanyakan tanaman ada yang memiliki tingkat keberhasilan tinggi dan

ada pula yang meiliki tingkat keberhasilan yang rendah tergantung oleh beberapa

faktor, seperti :jenis tanaman, waktu perbanyakan, keterampilan kerja dan lain

sebagainya (Rizkya, 2008).

Aspek penting yang sangat menentukan keberhasilan dalam perbanyakan

tanaman melalui teknik kultur jaringan anatara lain terjadinya pembentukan akar

pada shootlet. Untuk tujuan ini dapat dilakukan induksi perakaran dengan

menggunakan hormone tanaman dari kelompok auksin (Kartina, et al.,, 2011).

Inisiasi tunas (culture establishment) adalah tahap pengambilan eksplan

dari tanaman induk yangakan diperbanyak secara kultur jaringan. Sebeluumnya

melakuakan inisiasi sebaiknya terlebih dahulu melakukan sterilisasi untuk

mengusahakan kultur yang bebas dari mikroorganisme (Kusuma, 2009).

Zat Pengatur Tumbuh

Konsep pengatur tumbuh diawali dengan konsep hormon tanaman.

Hormon tanaman adalah senyaawa-senyawa organic tanaman yangb dalam


8

konsentrasi yang rendah mempengaruhi proses-proses fisiologi, terutama tentang

proses pertumbuhan, differensiasi, dan perkembangan tanaman. Untuk zat

pengatur tumbuh adalah senyawa organik bukan nutrisi yang dalam konsentrasi

rendah (<1 mm) mendorong, menghambat atau secara kualitatif mengubah

pertumbuhan dan perkembangan tanaman (Dewi, 2008).

Hasil penelitian dalam bidang fisiologi menunjukkan bahwa auksin terlibat

dalam berbagai aktivitas tanaman seperti pertumbuhan batang, pembentukan

akar,penghambatan tunas lateral, pengguguran daun dan buah, pengaktifan sel-sel

cambium dan lain-lain. Salah satub senyawa alami yang mempunyai aktivitas

sebagai auksin yaitu idol-3-aseptik acid (IAA) karena dapat merangsang

pertumbuhan adventif (Setyawan, 2009).

Konsentarasi optimal IAA untuk pertumbuhan tunas hanyalah 1/1000

konsentrasi optimal untuk perpanjangan sel. Oleh karena itu konsentrasi IAA

yang tinggi menekan perkembangan tunas. Apikal yang dominan terus terjadi

sampai jarak tertentu dari ujung batanga sehingga konsentrasi auxin menjadi kecil

dan tidak menghambat perkembangan kuncup tetapi mendorongnya

(Endah, 2002).

Secara umum pengaruh penambahn IAA (Iodin Asektic Acid) terhadap

pertumbuhan jumlah akar, panjang akar, jumlah daun dan jumlah tunas bersifat

tunggal (mandiri) karena interaksi zat pengatur tumbuh tidak terlihat kecuali pada

peubah tinggi kultur (Amiputri, et al., 2003).

Pada prinsip nya air destilasi merupakan air yang dioperoleh dari proses

penyaringan air kotor. Pada proses penyulingan terdapat proses perpindahan

panas, penguapan dan pengembunan. Pada proses destilasi yang di ambil hanya
9

lah air kondensasinya, kuman dan bakteri mati oleh proses pemanasan dan

kotoran akan mengendap di dasar basin, dengan menggunakan air ini sebagai

perendaman stek batang diharapkan akan memberikan pengaruh pada

perkembangan tanaman (Astawa, et al., 2011).

Perbanyakan Tanaman Secara Stek

Stek batang adalah pembiakan tanaman yang menggunkan sebagian

batang agak tua dengan memotong bagian pucuk nya yang dipisahkan dari

induknya. Stek batang ini di ambil dari bagian dari tanaman yang ortotrop dan

mengharapkan tumbuh nya tunas dari kuncup-kuncup tunas yang tumbuh di

ketiak tanaman (Manik, 2012).

Pertumbuhan akar pada stek batang dipengaruhi oleh pemberian zat

pengatur tumbuh, kandungan karbohidrat dan panjang bahan stek, jumlah ruas

dan daun bahan stek, posisi cabang bahan stek, waktu penanaman bahan stek,

kondisi stress air, pemberian pupuk, suhu dalam sungkup, radiasi sinar matahari,

kelembaban. Bagian bibit (pangkal, tengah, dan ujung) akan mempengaruhi

pertumbuhan akar stek berkaitan dengan sistem transportasi pada batang

(Hidayat, 2010).

Keuntungan dari perbanyakan stek batang ini adalah lebih efisien jika

dibandingkan denga cara lain karena cepat tumbuh dan penyediaan bibit dapat

dilakukan dalam jumlah besar, sedangkan kesulitan yang diperoleh adalah selang

waktu penyimpanan relative pendek antara pengambilan dan penanaman

(Manik, 2012).

Pada stek batang, bagian pangkal batang bibit menghasilkan jumlah akar

lebih banyak dari pada bagian tengah dan ujung. Jumlah akar tersier cenderung
10

lebih banyak dari pada akar skunder dan primer. Bagian batang (pangkal, tengah,

ujung) berpengaruh nyata terhadap karakter jumlah akar primer dan akar

sekunder. Proses pembentukan akar pada stek terbentuk secara adventif dari

cambium dan bagian node (buku) .Akar pada stek terbentuk karena pelukaan, dan

akar tebentuk dari jaringan parenkim. Pembentukan akar lateral dimulai dengan

pembelahan fertikular yang terjadi pada beberapa seel perisikel. Sel yang

dihasilkan membelah lagi secara antiklinal atau parenkinal sehinnga terjadi

himpunan sel. Pada waktu primordium akar bertambah panjang, korteks di tembus

hingga akar lateral mucul dipermukaan akar induknya (Hidayat, 2010).

Faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek adalah 1). Sumber bahan

stek dan 2). Perlakuan terhadap bahan stek. Hal yang perlu diperhatikan dalam

perlakuan terhadap bahan stek adalah penggunaan jenis media. Pasir merupakan

jenis yang cocok bagi pertumbuhan awal stek karena memiliki aerasi yang cocok

bagi pertumbuhan akar, dan menggunakan campuran media tanam lain untuk

penambahan unsur hara pada media tanam seperti kompos (Sofyan et al, 2006).
11

BAHAN DAN METODE

Tempat dan Waktu Praktikum

Praktikum dilaksanakan di Laboratorium Fisiologi Tumbuhan Program

Studi Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

pada ketinggian ±25 mdpl pada hari Jumat 18 Maret 2018 sampai 24 May 2018.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah batang Mawar sebagai

tanaman yang akan ditanam, topsoil sebagai campuran pasir, pasir untuk media

tanam, IAAA sebagai larutan pembanding, air destilata sebagai larutan

pembanding tumbuh tanaman, polybag ukuran 10x15 cm untuk wadah media

tanam, plastik transparan untuk menyungkup, tali plastik untuk mengikat

penyungkup.

Alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah gunting untuk memotong

tali plastik, pisau untuk memoptong batang tanaman, beaker glass untuk wadah

larutan, cangkul untuk mengaduk media tanam, meteran untuk mengukur pacak,

timbangan untuk menimbang media tanam.

Prosedur Praktikum

Persiapan Bahan Tanam

- Batang tanaman sepanjang±30 cm dengan bahan tanam yang tidak terlalu

tua dan tidak terlalu muda

- Dipisahkan batang tanaman yang berdaun dan tidak berdaun dan dibagi

menjadi tiga untuk masing masing perbandingan

Persiapan Media Tanam

- Disediakan media tanam yaitu pasir dan topsoil


12

- Diaduk pasir dan topsoil dengan perbandingan 2:1

- Dimasukkan kedalam polybag berukuran 10,15 cm lalu ditimbang

Persiapan Perlakuan

- Disediakan air destilata dan laruitan IAA 1 mg/l dan 0,1 mg/l

- Direndam batang Mawar selama 15 menit sesuai perlakuan

- Ditanama batang Mawar dengan daun dan tanpa daun di polybag

- Disungkup selurtuh tanaman setiap perlakuan dan diberi label

- Waktu untuk penyungkupan yaitu selama 1 minggu

Pemeliharaan

- Diperiksa setiap hari tanaman yang dijadikan bahan praktikum

- Disiram apabila media tanam kering

- Dibuka sungkup pada waktu 1 minggu

Pengamatan Parameter

- Diamati jumlah tunas setiap minggu nya dan dicatat di buku data

- Diamati pertumbuhan jumlah daun setelah MST ke 6


13

HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Komoditi : Bunga Mawar ( Rosa domiscema L.)

Parameter : Jumlah tunas

Tanggal tanam: 18 Maret 2018

Kelompok :5

Tanggal Jumlah Tunas


Direndam Destilata IAA 1 mg/l IAA 0,1 mg/l
Pengamatan DENGAN TANPA DENGAN TANPA DENGAN TANPA

DAUN DAUN DAUN DAUN DAUN DAUN


16.03.2018 0 1 0 1 0 0
23.03.2018 0 2 0 2 0 0
30. 03.2018 0 2 3 2 0 0
06. 04.2018 3 2 4 2 2 0
13. 04.2018 3 2 4 3 3 0
20. 04.2018 4 5 3 4 3 2
Rataan 1,6 2,3 2,3 2,3 1,3 0,3

Pembahasan

Dalam percobaan inisiasi akar ini, ZPT yang digunakan adalah IAA.

Penggunaan ZPT ini bertujuan untuk merangsang pertumbuhan akar pada setekan

bunga Mawar. Jika dilihat dari tingkat keberhasilan dan kegagalan dalam

pertumbuhan akar yaitu melihat jumlah tunas yang tumbuh, maka ZPT haruslah

sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. Konsentrasi yang tinggi juga dapat merusak

jaringan akar dan memperlambat pertumbuhan dan konsentrasi ZPT yang rendah

pun akan memperlambat pertumbuhan. Hal ini sesuai literatur Endah (2002) yang

menyatakan bahwa ZPT dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit dan keadaannya

dapat mendukung, menghambat atau mengubah proses fisiologi tumbuhan.


14

Pada pengamatan jumlah tunas pada inisiasi akar dengan perlakuan air

destilata didapati rataan dengan daun adalah 1,6 dan tanpa daun adalah 2,3. Pada

perlakuan ini air destilata tidak mempengaruhi pertumbuhan tanaman secara

efektif. Hal ini sesuai literatur Astawata et.al (2011) yang menyatakan bahwa

dengan menggunbakan air destilata akan memberikan pengaruh pada

perkembangan tanaman tetapi tidak secara efektif.

Pada pengamatan dengan permberian IAA 1 mg/l didapati rataan dengan

daun adalah 2,3 dan tanpa daun adalah 2,3. Hal ini menunjukkan pemberian pada

IAA pada tanaman berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah tunas karena fungsi

IAA adalah untuk merangsang pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai literatur

Amiputri et.al (2003) yang menyatakan bahwa dengan penambahan IAA akan

berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman.

Pada pengamatan pemberian IAA 0,1 mg/l didapati rataan dengan daun

adalah 1,3 dan tanpa daun adalah 0,3. Hal ini menunjukkan pemberian IAA dalam

jumlah rendah akan memmeningkatkan pertumbuhan tunas. Hal ini sesuai literatur

Amiputri et. al (2003) yang menyatakan bahwa pengaruh pemberian IAA dalam

jumlah sedikit berpengaruh terhadap pertumbuhan jumlah akar, panjang akar,

jumlah tunas karena adanya interaksi ZPT yang tidak terlihat.

Berdasarkan praktikum konsentrasi IAA yang digunakan adalah 1 mg/l

dan 0,1 mg/l. dan hasil praktikum terlihat jumlah tunas yang berhasil pada

perlakuan ini adalah IAA dengan konsentrasi 0,1 mg/l pada pertumbuhan tunas

tanpa daun dan 1 mg/l pada perlakuan dengan daun. Hal ini dapat disebabkan

karena ZPT yang dibutuhkan dalam jumlah sedikit, jika ZPT yang digunakan

berlebih dapat menghambat proses fisiologi tumbuhan. Hal ini sesuai literatur
15

Endah (2002) yang menyatakan bahwa ZPT dibutuhkan tanaman dalam jumlah

sedikt sehingga dapat membantu pertumbuhan dan perkembangan tanaman.

Media tanam yang digunakan dalam praktikum ini adalah campuran

topsoil dengan pasir dengan perbandingan 2:1 yang bertujuan dapat lebih mudah

akar stek bergerak karena pori-pori tanah menjadi besar dan membantu

pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai literatur Sastrapradja (2004) yang

menyatakan bahwa tanah yang baik pada pertumbuhan Mawar adalah tanah yang

bersifat lempung berpasir yang dapat membnatu pertumbuhan tanaman

disebabkan karena membesarnya pori tanah.

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek adalah harus

memperhatikan media tanam yang digunakan. Media tanam yang cocok

digunakan adalah media yang memiliki aerasi dan unsur hara yang baik dan

diperlukan untuk pertumbuhan tanaman. Hal ini sesuai literatur Sofyan dkk

(2006) yang menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek

adalah 1). Sumber bahan stek dan 2). Perlakuan terhadap bahan stek.

KESIMPULAN

1. Dalam percobaan inisiasi akar ini, ZPT yang digunakan adalah IAA.

2. Konsentrasi IAA yang digunakan adalah 1 mg/l dan 0,1 mg/l.


16

3. Inisiasi akar dengan perlakuan air destilata didapati rataan dengan daun

adalah 1,6 dan tanpa daun adalah 2,3.

4. Permberian IAA 1 mg/l didapati rataan dengan daun adalah 2,3 dan tanpa

daun adalah 2,3.

5. Pemberian IAA 0,1 mg/l didapati rataan dengan daun adalah 1,3 dan

tanpa daun adalah 0,3.

6. Media tanam yang digunakan dalam praktikum ini adalah campuran

topsoil dengan pasir dengan perbandingan 2:1.

7. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan stek adalah 1). Sumber bahan

stek dan 2). Perlakuan terhadap bahan stek.

DAFTAR PUSTAKA

Amiputri, R.B., Praswanto., Purbomo, D.2003.Pengaruh konsentrasi IAA dan


IBA Pada Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. UNS. Surabaya.
17

Astawa, K, Sucipto, dan Negara, I. D.G.A. 2011. Analisis Reformasi Dsetilasi Air
Laun Tenga Surya Manggunakan Penyerap Radiasi Surya. Universitas
Udayana. Bali.

Dewi, F. R. 2008. Peranan Dan Fungsi Fitohormon Bagi Pertumbuhan Tanaman.


Unpad. Bandung.

Endah, H.J. 2002. Membuat Tanaman Hias Rajin Berbunga. Agromedia


Pustaka,   Jakarta.

Goldsworthy, P.R, dan N. M. Fisher, 1984, Fisiologi Tanaman Budi Daya Tropik,


Penterjemah Tohari, UGM-Press, Jakarta.

Harjadi. 1994. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia Pustaka. Jakarta.

Hidayat, Y. 2010. Pertumbuhan Akar Primer,Skunder, Tersier Pada Stek Batang.


Multi foresty research. Jakarta.

Hopskin, W. D., 1995, Introduction to Plant Physiology, Thompson Inc, Canada.

Islami, T. 1995. Hubungan Tanah Air dan Tanaman. IKIP. Semarang.

Kartina, A. M., Nurmayunus dan susiyanti. 2011. Pengaruh IBA Terhadap


pertumbuhan Akar Aren. Universitas Agung Firtayasa

Kusuma, L. O. 2009. Kultur Jaringan Tanaman Jarak. IPB. Bogor.

Lakitan, B., 2000. Dasar-dasar Fisiologi Tumbuhan. Raja Grafindo Persada.


Jakarta.

Lakitan. 2011. Dasar-Dasar Fisiologi Tumbuhan. IPB. Bogor.

Manik, I. 2012. Stek Batang. Diakses Melalui repository.usu.ac.id

Paliwai, R.L. 2006. Maize disease in tropical maiza improvement and production.
FAO Plant production and Protection series No. 28. FAO.Rome.

Rahardja,P.C. dan Wahyu,W.2003,Aneka Cara  Memperbanyak Tanaman.


Agromedia Pustaka, Jakarta.

Rizkya, B. 2008. Inisiasi Akar. Diakses melalui repository.usu.ac.id


(01 Oktober 2014).
Sastrapradja, S, Rusdy.E.N, Saleh, I., Maria I., Wismaniah,R., Soetomo
S. dan Lili S. 1997. Tanaman hias. Balai Pustaka, Jakarta.

Setiawan. 2009. Teknologi perbanyakan vegetative. Melalui system pengkabutan


hortikultura. Litbang.deptan.go..H.
18

Sofyan, Agus, Muslimin, Imam. 2006. Pengaruh Asal Dan Bahan Media Stek
Terhadap Pertumbuhan Stek. Balai Litbang Hutan. Palembang.

Suryowinoto, S.M. 1997. Flora Eksotika Tananam Hias Berbunga. Kanisius.


Jakarta.

Thompson,H.L. and W.C. Relly. 1957. Vegetable Crops Mc, Craw Hill.


Book company Inc, New York.

Windan. 1999. Kamus Biologi. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai