Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH SENYAWA ALELOPATI TEHADAP PERTUMBUHAN

TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata)

OLEH

MUHAMMMAD RIFQI
210301014
AGROTEKHNOLOGI 1

L A B O R A T O R I U M E K O L O G I T A N A M A N
P R O G R A M S T U D IAGROTEKHNOLOGI
F A K U L T A S P E R T A N I A N
UNIVERSITASSUMATERAUTARA
2022
PENGARUH SENYAWA ALELOPATI TEHADAP PERTUMBUHAN
TANAMAN KACANG HIJAU (Vigna radiata)

OLEH

MUHAMMAD RIFQI
210301014
AGROTEKNOLOGI 1

Laporan sebagai salah satu syarat untuk dapat memenuhi komponen penilaian di
Laboratorium Ekologi Tanaman Program Studi Agroteknologi
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

Diperiksa Oleh:

Asisten Korektor

(NURIL HASANAH NASUTION)


NIM:190301057

L A B O R A T O R I U M E K O L O G I T A N A M A N
P R O G R A M S T U D IAGROTEKHNOLOGI
F A K U L T A S P E R T A N I A N
UNIVERSITASSUMATERAUTARA
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas

berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan Jurnal ini tepat pada waktunya.

Adapun judul dari jurnal ini adalah “Pengaruh Senyawa Alelopati

Tehadap Pertumbuhan Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata)” yang

merupakan salah satu syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium

Ekologi Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara.

Penulis berterimakasih kepada ibu Dr. Nini Rahmawati, SP, Msi,

Dr. Ir. Yaya Hasanah M.Si, Dra. Ir. Chairani Hanum MS., Ir Irsal MP, selaku dosen

mata kuliah Ekologi Tanaman, serta Teman-Teman yang telah membantu dalam

menyelesaikan laporan ini.

Penulis menyadari bahwa jurnal ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat diharapkan demi

perbaikan penulisan mendatang. Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih.

Medan, November 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ i

DAFTAR ISI .......................................................................................................... ii

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
Latar belakang ..................................................................................................... 1
Tujuan praktikum ................................................................................................ 3
Kegunaan penulisan ............................................................................................ 3

TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 4

BAHAN DAN METODE ...................................................................................... 7


Tempat dan waktu praktikum ............................................................................. 7
Alat dan bahan praktikum ................................................................................... 7
Prosedur praktikum ............................................................................................. 7

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 9


Hasil .................................................................................................................... 9
Pembahasan ....................................................................................................... 11

KESIMPULAN .................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 14

ii
PENDAHULUAN

Latar belakang

Alelopati merupakan sebuah fenomena yang berupa bentuk interaksi antara

makhluk hidupyang satu dengan makhluk hidup lainnya melalui senyawa kimia.

Pendapat lainmengungkapkan bahwa alelopati merupakan suatu peristiwa dimana

suatu individu tumbuhanyang menghasilkan zat kimia dan dapat menghambat

pertumbuhan jenis yang lain yangtumbuh bersaing dengan tumbuhan tersebut.

Istilah ini diartikan sebagai pengaruh negatifdari suatu jenis tumbuhan tingkat

tinggi terhadap perkecambahan, pertumbuhan, dan pembuahan jenis-jenis lainnya.

Kemampuan untuk menghambat pertumbuhan tumbuhan lain merupakan akibat

adanya suatu senyawa kimia tertentu yang terdapat pada suatu jenis tumbuhan yang

ada (Ahmed, 2013).

Dalam persaingan antara individu-individu dari jenis yang sama atau jenis

yang berbeda untuk memperebutkan kebutuhan-kebutuhan yang sama terhadap

factor-faktor pertumbuhan, kadang-kadang suatu jenis tanaman mengeluarkan

suatu jenis senyawa kimia yang dapat mempengaruhi pertumbuhan jenis-jenis

tanaman lain dan mungkin juga dapat mempengaruhi pertumbuhan dari anakannya

sendiri, dan inilah yang merupakan suatu peristiwa yang dikenal dengan allelopati

(Anita, 2013).

Tumbuhan juga dapat bersaing antara sesamanya dengan secara interaksi

biokimia, yaitu salah satu tumbuhan mengeluarkan senyawa beracun ke sekitarnya

dan dapat mengakibatkan gangguan pertumbuhan tunbuhan lainnya. Interaksi

antara gulma dan pertanaman antara lain menyebabkan gangguan perkecambahan

biji, kecambah jadi abnormal, pertumbuhan memanjang akar terhambat, perubahan


susunan sel-sel akar dan lain sebagainya. Persaingan yang timbul akibat

dikeluarkannya zat yang meracuni tumbuhan lain disebut allelophaty, senyawa-

senyawa kimia yang mempunyai potensi allelophaty dapat ditemukan di setiap

organ tumbuhan, antara lain terdapat pada: daun, batang, akar, rhizoma, buah, biji

dan umbi serta bagian-bagian tumbuhan yang membusuk. Umumnya senyawa yang

dikeluarkan adalah dari golongan fenol (Budi, 2013).

Species gulma yang diketahui mengeluarkan senyawa-senyawa beracun

adalah alang-alang (Imperata cylindrica), teki (Cyperus rotundus), Agropyron

intermedium, Salvia lencophyella, Cynodon dactylon, Cyperus esculentus dan

lainnya. Sehingga gulma merupakan persaingna lami yang kuat dengan daya

kecambah yang tinggi dan lahan tahan terhadap gangguan tanah, pertumbuhan

cepat, daya regenerasi kuat (gulma tahunan), tidak peka terhadap sinar matahari

yang kurang akibat penaungan tumbuhan lain, tingkat absorpsi dan penggunaan

unsur hara dan air yang besar, dan daya penyesuaian terhadap iklim yang relative

luas (Fanindi, 2013).

Alang-alang (Imperata cylindrica) merupakan gulma tahunan yang

keberadaannya sangat tidak dikehendaki oleh kaum petani khususnya. Tumbuhan

ini banyak terdapat di lahan pertanian di daerah tropis dan subtropis. Alang-alang

dapat menghasilkan hormon alelopati, yaitu zat yang dapat mematikan tumbuhan

lain. Akibat pada suatu lahan dapat terjadi monokultur, dan yang ada hanya alang-

alang. Dengan mengacu pada kemampuan alelopati untuk mematikan tumbuhan

lain, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh alelopati yang terdapat

pada rimpang alang-alang terhadap pertumbuhan gulma teki (Cyperus rotundus)

(Hafsah, 2012).

2
Tujuan praktikum

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mempelajari dan

mengetahui mengenai Pengaruh Senyawa Alelopati Terhadap Pertumbuhan

Tanaman Kacang Hijau (Vigna radiata)

Kegunaan penulisan

Adapun kegunaan dari penulisan laporan ini adalah sebagai salah satu

syarat untuk memenuhi komponen penilaian di Laboratorium Ekologi

Tanaman Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas

Sumatera Utara dan sebagai sebaran informasi bagi pihak yang membutuhkan.

3
TINJAUAN PUSTAKA
Alelopati merupakan suatu istilah yang telah lama dikenal, dan pertama kali

digunakan oleh Hans Molisch tahun 1937 berasal dari kata allelon (saling) dan

pathos (menderita). Menurut Molisch, alelopati meliputi interaksi biokimia secara

timbal balik, merupakan senyawa yang bersifat menghambat maupun memacu

antara semua jenis tumbuhan termasuk mikroorganisme. Pada tahun 1974, Rice

memberikan batasan alelopati sebagai keadaan yang merugikan yang dialami

tumbuhan akibat tumbuhan lain, melalui produksi senyawa kimia yang dilepaskan

ke lingkungannya. Batasan ini kemudian terus diverifikasi melalui berbagai

penelitian, dan pada tahun 1984, Rice melaporkan bahwa senyawa organik yang

bersifat menghambat pada suatu tingkat konsentrasi, ternyata dapat memberikan

rangsangan pada tingkat konsentrasi yang lain. Dalam perkembangan selanjutnya

alelopati didefinisikan sebagai pengaruh langsung ataupun tidak langsung dari

suatu tumbuhan terhadap yang lainnya termasuk mikroorganisme, baik yang

bersifat positif (perangsangan), maupun negatif (penghambatan) terhadap

pertumbuhan, melalui pelepasan senyawa kimia yang tersebar ke lingkungannya

(Junaidi et al,2016).

Pengaruh allelopati bagi tumbuhan:1) Menghambat penyerapan hara oleh

akar tanaman. 2). Menghambat pembelahan sel. 3). Menghambat pertumbuhan

tanaman. 4) Menghambat aktivitas fotosintesis. 5). Memacu atau menghambat

respirasi. 6). Mempengaruhi sintesis protein. 7). Menurunkan permeabilitas

membrane. 8). Menghambat aktivitas enzim. 9). Menghambat fiksasi N dan

nitrifikasi (Samingan et al., 2012)

Beberapa jenis senyawa alelopati yang cukup potensial antara lain

berasal dari ekstrak tumbuhan Alang-alang (Imperata cylindrica), Akasia


(Acacia mangium), dan Ketapang (Terminalia catappa). Penggunaan senyawa

alelopati dari ketiga tumbuhan cukup prospektif karena relatif mudah didapat,

murah dan dengan jumlah biomassa yang cukup memadai. Ekstrak tumbuhan

ini sangat bisa didapat dari semua bagian mulai dari

akar, batang dan bagian lainnya.(Kuniawan et al., 2014)

Perbanyakan dari senyawa ini akan lebih terlihat ketika zat zat yang di ambil

meiliki kandungan yang baik untuk pertumbuhan anaman yang akan di berikan

ekstrak alelopati ini dan Alelopati juga merupakan senyawa kimia yang dilepas oleh

suatu jenis tumbuhan pengganggu (gulma). Senyawa tersebut dapat menghambat

atau memacu pertumbuhan tanaman yang tumbuh disekitar dan bersama pada suatu

lahan (Singh et al., 2013)

Alelopati merupakan peristiwa pelepasan senyawa yang bersifat racun yang

dikeluarkan oleh tumbuhan yang dapat menghambat pertumbuhan tumbuhan lain

yang tumbuh di sekitarnya. C. rotundus, A. conyzoides dan D. adscendens

merupakan jenis gulma yang dominan pada tanaman tomat dan berpotensi

mengeluarkan senyawa alelopati. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui

pengaruh alelopati gulma C. rotundus, A. conyzoides dan D. adscendens terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman tomat (Lycopersicon esculentum Mill.) Senyawa

alelopati kebanyakan dikandung pada jaringan tanaman, seperti akar, ubi, rhizome,

batang, daun, bunga, buah dan biji yang dikeluarkan tanaman melalui

cara penguapan, eksudasi akar, hasil lindihan dan pelapukan sisa-sisa tanaman yang

mampu mengganggu pertumbuhan tanaman lain di sekitarnya (Djazuli et al., 2013)

Pada praktikum kali ini terdapat 4 perlakuan yang berbeda dengan 3

perlakuan menggunakan enyawa kandungan alelopati yang berdasarkan 3 tanaman

5
yakni, alang – alang umbi teki dan juga babadotan serta satu perlakuan yang tanpa

mengguanakan senyawa alelopati. Ketiga ekstrak tadi dimasukkan ke dalam 3

wadah yang berbeda dan lalu di tanamkan benih kacang hijau kira kira kedalaman

3 cm. tunggu proses pertumbuhannya pada setiap mst dan amati pertumbuhan

tanamannya

6
BAHAN DAN METODE

Tempat dan waktu praktikum

Adapun praktikum ini dilakukan di Laboratorium Ekologi Tanaman

Program Studi agrotekhnologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

dilakukan pada tanggal 16 November 2022 pukul 14.20 WIB Sampai dengan

selesai.

Alat dan bahan praktikum

Adapun alat yang digunakan dalam praktikum ini adalah cup plastic

sebanyak 4 biji, buku ata untuk menghitung data pertumbuhan tanaman, alat tulis

untuk menulis laporan dan menulis data, alat komunikasi guna untuk mencari

sumber informasi, jas laboratorium yang berguna sebagai syarat masuk lab, sandal

jepit yang berguna untuk melindungi kaki agar terhindar dari benda tajam.

Adapun bahan yang diperlukan yaitu, pasir untuk media tanam, benih

kacang hijau yang berguna untuk ditanam, ekstrak alelopati yaitu terdapat pada

alang-alang, umbi teki dan babadotan, blender yang berfungsi untuk menratakan

tanaman agar halus, pisau untuk merajang dan plastikuntuk wadah ekstrak tanaman

serta literature sebagai pendukung pembelajaran.

Prosedur praktikum

Adapun prosedur praktikum kali ini adalah,

1. Di persiapkan semua alat dan bahan yang ingin digunakan

2. Dicari 3 ekstrak tanaman yaitu alang alang , umbi teki dan babadotan

3. Di cuci bersih lalu bagian akar di rajam dan di blender hingga rata dan halus
4. Di saring air bekas bender lalu pindahkan ke plastic berukuran seperti plastic

gula dan diberi label agar mudah di bedakan

5. Di siapkan 4 buah cup plastic lalu di isi dengan pasir hingga hamper penuh

6. Di tanam benih kacang hijau

7. Lalu di labeli 4 buah cup plastic dengan 4 perlakuan berbeda yaitu (1) Kontrol

(2) Alang alang (3) Babadotan dan (4) Umbi teki

8. Di siram masing masing cup dengan ekstrak yang sudah jadi

9. Di tunggu hasilnya pada setiap mst

10. Dimasukkan benih kedalam polibag sesuai dengan ketentuan dari penuntun

praktikum :

 P0 : ditanam 2 benih kacang hijau dalam 1 cup plastik dan tidak

diberi perlakuan penyiraman ekstrak alelopati (kontrol)

 P1 : ditanam 2 benih kacang hijau dalam 1 cup plastik dan diberi

perlakuan larutan alelopati alang-alang sebanyak 30 ml setelah

penanaman benih

 P2 : ditanam 2 benih kacang hijau dalam 1 cup plastik dan diberi

perlakuan larutan alelopati teki sebanyak 30 ml setelah penanaman

benih

 P3 : ditanam 2 benih kacang hijau dalam 1 cup plastik dan diberi

perlakuan larutan alelopati babadotan sebanyak 30 ml setelah

penanaman benih

 Tanaman diamati hingga 2 Minggu Setelah Tanam (MST)

8
11. Dilakukan pengamatan parameter dan pemeliharaan tanaman selama 2 MST

(minggu setelah tanam)untuk diperoleh data. Adapun parameter pengamatan

yaitu :

 Tinggi tanaman, dilakukan 1 minggu sekali dan dinyatakan dalam

bentuk (cm)

 Jumlah daun, dilakukan selama 1 minggu sekali dan dinyatakan

dalam satuan helai.

 Diameter batang, dilakukan 1 minggu sekali ndengan mengukur

batang yang berada di dekat titik tumbuh tanaman.

 Bobot segar tajuk tanaman, dilakukan pada pengamatan 2 MST,

dengan cara menimbangnya dengan timbangan digital dan dalam

satuan gram (g)/tanaman.

 Bobot segar akar tanaman, diperoleh pada saat pengamatan 2 MST,

dengan cara menimbangnya dengan timbangan digital dan dalam

satuan gram (g)/tanaman.

 Pengamatan visual morfologi tanaman, diamati perubahan yang

terjadi pada tanaman setiap MST.

9
HASIL DAN PEMBAHASAN

Hasil

Tanggal Tanam : 09 November 2022

Komoditi : Kacang Hijau (Vigna radiate L.)


Parameter : Persentase Perkecambahan (%)

Persentase Perkecambahan P0 = Jumlah benih yang tumbuh x 100%


Jumlah benih yang di tanam
= 2/2 %
=2%
Persentase Perkecambahan P1 = Jumlah benih yang tumbuh x 100%
Jumlah benih yang di tanam
= 2/2 %
=2%
Persentase Perkecambahan P2 = Jumlah benih yang tumbuh x 100%
Jumlah benih yang di tanam
= 2/2 %
=2%
Persentase Perkecambahan P3 = Jumlah benih yang tumbuh x 100%
Jumlah benih yang di tanam
= 2/2 %
=2%

Tanggal Tanam : 09 November 2022

Komoditi : Kacang Hijau (Vigna radiate L.)


Parameter : Tinggi Tanaman (cm)

Tabel 1. Tinggi Tanaman

MST Tanaman1 Tanaman2 Rataan MST Tanaman1 Tanaman2 Rataan


1 2
P0 25 20 22,5 P0 29 24 26,5
P1 19 5 12 P1 23 - -
P2 20 19 19,5 P2 23 23 23
P3 19 19 19 P3 22,5 22 22,25
Tanggal Tanam : 09 November 2022
Komoditi : Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Parameter : Jumlah Daun (Helai)
Tabel 2. Jumlah Daun

MST Tanaman1 Tanaman2 Rataan MST Tanaman1 Tanaman2 Rataan


1 2
P0 0 0 0 P0 0 1 1
P1 0 0 0 P1 1 - -
P2 0 0 0 P2 1 1 1
P3 0 0 0 P3 0 0 0
Tanggal Tanam : 09 November 2022
Komoditi : Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Parameter : Diameter Batang (mm)
Table 3. Diameter Batang
MST Tanaman1 Tanaman2 Rataan MST2 Tanaman1 Tanaman Rataan
1 2
P0 1 1 1 P0 2 2 2
P1 1 1 1 P1 2 - -
P2 1 1 1 P2 2 2 2
P3 1 1 1 P3 2 2 2
Tanggal Tanam : 09 November 2022
Komoditi : Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Parameter : Bobot Basah Tajuk Tanaman (gram)
Table 3. Bobot Basah Tajuk Tanaman
MST 1 Tanaman1 Tanaman2 Rataan
dan 2
P0 0,10 0,9 0,5
P1 0,9 - -
P2 0,8 0,7 0,75
P3 0,7 0,6 0,65

10
Tanggal Tanam : 09 November 2022
Komoditi : Kacang Hijau (Vigna radiata L.)
Parameter : Bobot Basah Akar Tanaman (gram)
Table 3. Bobot Basah Akar Tanaman
Table 3. Bobot Basah Tajuk Tanaman
MST 1 Tanaman1 Tanaman2 Rataan
dan 2
P0 0,10 0,9 0,5
P1 0,9 - -
P2 0,8 0,7 0,75
P3 0,7 0,6 0,65
Pengamatan Visual Morfologi Tanaman

P0 : Pada tanaman dengan perlakuan kontrol tanaman terlihat mengalami etiolasi

dengan batang yang tumbuh dengan sangat panjang namun kurus, warna

daunnya hijau, warna batangnya hijau muda, pada perlakuan P0 ada satu

tanaman yang memiliki daun dan yang satu nya tidak memiliki daun.

P1 : Pada tanaman dengan perlakuan kontrol tanaman terlihat mengalami etiolasi

dengan batang yang tumbuh dengan sangat panjang namun kurus, warna

daunnya hijau, warna batangnya hijau muda, pada perlakuan P1 ada satu

tanaman yang mati dan memiliki satu daun (tanaman yang masih hidup).

P2 : Pada tanaman dengan perlakuan kontrol tanaman terlihat mengalami etiolasi

dengan batang yang tumbuh dengan sangat panjang namun kurus, warna

daunnya hijau, warna batangnya hijau muda, pada perlakuan P2 kedua

tanaman memiliki daun masing-masing 1 helai daun.

P3 : Pada tanaman dengan perlakuan kontrol tanaman terlihat mengalami etiolasi

dengan batang yang tumbuh dengan sangat panjang namun kurus, warna

daunnya hijau, warna batangnya hijau muda, pada perlakuan P3 kedua

tanaman tidak memiliki daun.

11
Pembahasan

Alelopati adalah ekstrak yang biasa di gunakan untuk membantu

menumbuhkan tanaman. Alelopati merupakan mekanisme interaksi langsung atau

tidak langsung antara tumbuhan sebagai donor dengan tumbuhan atau

mikroorganisme sebagai target, melalui produksi dan pelepasan metabolit

sekunder yang disebut alelokimia. Hal ini disampaikan oleh Junaidi et al., (2016)

mereka berpendapat bahwa, Alelopati merupakan suatu istilah yang telah lama

dikenal, dan pertama kali digunakan oleh Hans Molisch tahun 1937 berasal dari

kata allelon (saling) dan pathos (menderita). Menurut Molisch, alelopati meliputi

interaksi biokimia secara timbal balik, merupakan senyawa yang bersifat

menghambat maupun memacu antara semua jenis tumbuhan termasuk

mikroorganisme.

Alelopati merupakan senyawa kimia yang dilepas oleh suatu jenis tumbuhan

pengganggu (gulma). Senyawa tersebut dapat menghambat atau memacu

pertumbuhan tanaman yang tumbuh bersama pada suatu lahan. Hal ini sesuai

dengan literature dari Samingan et al., (2012) ada beberapa pengaruh alelopati

menurutnya diantaranya yaitu Pengaruh allelopati bagi tumbuhan: 1) Menghambat

penyerapan hara oleh akar tanaman. 2). Menghambat pembelahan sel. 3).

Menghambat pertumbuhan tanaman. 4) Menghambat aktivitas fotosintesis. 5).

Memacu atau menghambat respirasi. 6). Mempengaruhi sintesis protein. 7).

Menurunkan permeabilitas membrane. 8). Menghambat aktivitas enzim. 9).

Menghambat fiksasi N dan nitrifikasi.

Biasanya tanaman yang menge;uarkan senyawa alelopati meruakan

tanaman alang alangan rhizobium dan lain lain. Tanaman tersebut bagus kandungan

ekstrak nya bila ingindigunakan sebagai alat bantu pertumbuhan, hal ini sesuai

12
dengan pernyataan yang di kemukakan oleh Kurniawan et al., (2014)

Beberapa jenis senyawa alelopati yang cukup potensial antara lain berasal

dari ekstrak tumbuhan Alang-alang (Imperata cylindrica), Akasia

(Acacia mangium), dan Ketapang (Terminalia catappa). Penggunaan senyawa

alelopati dari ketiga tumbuhan cukup prospektif karena relatif mudah didapat,

murah dan dengan jumlah biomassa yang cukup memadai.

Senyawa ini dapat di hasilkan banyak pada saat meneukan jenis tanaman

yang paling baik kandungan alelopati di dalamnya . biasanya tanaman ini meliputi

alang alangan umbi teki dan juga babadotan yang mana ketiga bahan itu merupakan

ekstrak yang digunakan pada praktikum ini. Hal ini sesuai literature yang di

nyatakan oleh Singh et al., (2013) menurut nya Perbanyakan dari senyawa ini akan

lebih terlihat ketika zat zat yang di ambil meiliki kandungan yang baik untuk

pertumbuhan anaman yang akan di berikan ekstrak alelopati ini dan Alelopati

juga merupakan senyawa kimia yang dilepas oleh suatu jenis tumbuhan

pengganggu (gulma).

Tumbuhan dapat mengeluarkan senyawa alelopati Karen memang

kandungan dari tanaman itu sendiri, diambil dari tanaman tomat ada literature

pendukung dari Djazuli et al., (2013) menurutnya, Alelopati merupakan peristiwa

pelepasan senyawa yang bersifat racun yang dikeluarkan oleh tumbuhan yang dapat

menghambat pertumbuhan tumbuhan lain yang tumbuh di sekitarnya. C. rotundus,

A. conyzoides dan D. adscendens merupakan jenis gulma yang dominan pada

tanaman tomat dan berpotensi mengeluarkan senyawa alelopati.

Pada praktikum kali ini terdapat 4 perlakuan yang berbeda dengan 3

perlakuan menggunakan enyawa kandungan alelopati yang berdasarkan 3 tanaman

yakni, alang – alang umbi teki dan juga babadotan serta satu perlakuan yang tanpa

13
mengguanakan senyawa alelopati. Ketiga ekstrak tadi dimasukkan ke dalam 3

wadah yang berbeda dan lalu di tanamkan benih kacang hijau kira kira kedalaman

3 cm. tunggu proses pertumbuhannya pada setiap mst dan amati pertumbuhan

tanamannya.

14
KESIMPULAN

1. Alelopati adalah ekstrak yang biasa di gunakan untuk membantu

menumbuhkan tanaman. Alelopati merupakan mekanisme interaksi

langsung atau tidak langsung.

2. Alelopati merupakan senyawa kimia yang dilepas oleh suatu jenis tumbuhan

pengganggu (gulma). Senyawa tersebut dapat menghambat atau memacu

pertumbuhan tanaman yang tumbuh bersama pada suatu lahan.

3. Tanaman yang menge;uarkan senyawa alelopati meruakan tanaman alang

alangan rhizobium dan lain lain. Tanaman tersebut bagus kandungan

ekstrak nya bila ingindigunakan sebagai alat bantu pertumbuhan.

4. Senyawa ini dapat di hasilkan banyak pada saat meneukan jenis tanaman

yang paling baik kandungan alelopati di dalamnya . biasanya tanaman ini

meliputi alang alangan umbi teki dan juga babadotan.

5. Alelopati merupakan peristiwa pelepasan senyawa yang bersifat racun yang

dikeluarkan oleh tumbuhan yang dapat menghambat pertumbuhan

tumbuhan lain yang tumbuh di sekitarnya

6. Pada praktikum kali ini terdapat 4 perlakuan yang berbeda dengan 3

perlakuan menggunakan enyawa kandungan alelopati yang berdasarkan 3

tanaman yakni, alang – alang umbi teki dan juga babadotan.


DAFTAR PUSTAKA

Ahmed, A. H. (2013). Phytochemical Profiling with Antioxidant and Antimicrobial


Screening of Amaranthus viridis L. Leaf and Seed Extracts. J of Medical
Microbiology., 3(1), 164 – 171.

Anita, S. d. (2013). Allelopathic Effects of Aqueous Extract of Leaves of Mikania


micrantha H.B.K. on Seed Germination and Seedling Growth of Oryza
sativa L. and Raphanus sativus L. J Scientic World,, 11(11), 90-93.

Budi, G. d. (2013). Penerapan Herbisida Organik Ekstrak Alang-Alang untuk


Mengendalikan Gulma pada Mentimun. J Agritech. , 32-38.

Djazuli, M. (2012). Alelopati pada beberapa Tanaman Perkebunan dan Teknik


Pengendalian serta Prospek Pemanfaatannya. Journal perspektif, 10(1), 45-
50.

Fanindi, A. d. (2013). Karakterisasi dan Pemanfaatan Rumput Brachiaria sp. J Balai


Penelitian Ternak. 155-162.

Hafsah, S. U. (2012). Efek Alelopati Ageratum conyzoides terhadap Pertumbuhan


Sawi. J Floratek, 8(1), 18-24.

Junaedi, A. M. (2016). Ulasan perkembangan terkini kajian alelopati (Current


research status of allelopathy). Jurnal hayati, 13, 79-84.

Kurniawan. (2014). Potensi Bioherbisida dari Tanaman yang Mengandung


Senyawa Allelopati. Kementrian Pertanian Direktorat Jendral Pertanian.

Samingan, T. D. (2012). Kemungkinan pengaruh allelopathy jenis pohon


penghijauan (Acasia aurantifolia dan Pinus merkusii) terhadap
pertumbuhan tanaman budidaya pertanian (Zea mays, Phaseolus radiatus
dan Lycopersicum esculentum). 110-121.

Singh, H. D. (2013). Allelopathic interaction and allelochemicals: new possibilities


for sustainable weed management. . rit Rev Plant Sci., 239-311.
LAMPIRAN

GAMBAR KETERANGAN

Di persiapkan 4 buah cup plastic yang


telah disi oleh pasir dan siap di tanam
benih tanaman kacang hijau

Dilakukan percobaan pertama yaitu


control, dimana tidak diberikan eksrak
apapun.

Dilakukan percobaan kedua dengan


menggunakan ekstrak alang alang lalu
di siramkan ke dalam cup plastik

Dilakukan percobaan kedua dengan


ekstrak umbi teki lalu disiramkan ke
dalam cup plastik

Dilakukan percobaan ke empat dengan


menggunakan ekstrak babadotan lalu
siramkan ke dalam cup plastik

Di pindahkan cup plastic yang telah


dilakukan 4 percobaan ke tempat yang
lebih baik.

15
Berikut adalah pertumbuhan tanaman
setelah 1 mst dapat dilihat tanaman
masih tumbuh secara keseluruhan.

16

Anda mungkin juga menyukai