Anda di halaman 1dari 18

Oleh:

M. Faisal Husna
BAB I
Manusia sebagai Makhluk Budaya
1. Fungsi Akal dan Budi Bagi Manusia
a) Untuk membedakan baik dan buruk
b) Untuk saling menghargai antara sesama
c) Untuk merekayasa alam demi kepentingan
hidupnya
d) Untuk mengembangkan ilmu pengetahuan
dan teknologi
e) Untuk menciptakan kebudayaan
f) Untuk menyadari bahwa dirinya sebagai
makhluk ciptaan Tuhan YMK.
2. Pengertian Budaya dan Kebudayaan
Al Barry (2000) mengartikan budaya sebagai :
1). akal-pikiran; 2). adat istiadat; 3). sesuatu
mengenai kebudayaan atau peradaban yang
sudah berkembang.
Budaya bisa juga diartikan sebagai daya dari
budi, yang berupa cipta, karsa dan rasa, dan
kebudayaan adalah hasil dari cipta, karsa dan
rasa tersebut (Widagdho, 1993).
Kamus Istilah Antropologi (2003) menjelaskan
bahwa kebudayaan (culture) adalah keseluruhan
pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial
yang digunakan untuk memahami lingkungannya
serta pengalamannya dan menjadi pedoman
tingkah lakunya.
Koentjaraningrat (1987), mendefinisikan
kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan
karya manusia yang harus dibiasakannya dengan
belajar, beserta keseluruhan dari hasil budi dan
karyanya itu.
Dari pengertian di atas, maka kebudayaan dapat
diartikan sebagai:
1) Hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal
budi) manusia, seperti kepercayaan, kesenian,
dan adat istiadat.
2) Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai
makhluk sosial yang digunakan untuk
memahami lingkungan serta pengalamannya
dan yang menjadi pedoman tingkah lakunya.
3) Hasil akal dan budi dari alam sekelilingnya
dan dipergunakan bagi kesejahteraan
hidupnya.
Kebudayaan mempunyai tiga wujud, yaitu:
1. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks
dari ide-ide, gagasan, norma, peraturan dsb.
2. Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks
aktivitas kelakuan berpola dari manusia
dalam masyarakat.
3. Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil
karya manusia.
Koentjaraningrat membagi unsur-unsur
kebudayaan secara universal, yaitu:
1) Sistem religi dan upacara keagamaan
2) Sistem dan organisasi kemasyarakatan
3) Sistem pengetahuan
4) Bahasa
5) Kesenian
6) Sistem mata pencaharian hidup
7) Sistem teknologi dan peralatan
Dari berbagai definisi kebudayaan yang ada,
dapat dikatakan bahwa kebudayaan itu adalah
segala hasil daya upaya dan daya cipta manusia
yang berguna untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya sehari-hari.
3. Manusia sebagai Pencipta Kebudayaan
Manusia dalam mempertahankan hidupnya
dibekali dengan akal dan budi atau pikiran dan
perasaan oleh Tuhan YMK. Sepanjang
sejarahnya, manusia di muka bumi ini tidak
pernah luput dari berbagai tantangan yang
senantiasa menghampiri dirinya. Tantangan itu
dapat berupa: kondisi cuaca yang tidak menentu,
banjir, gempa, tsunami, gunung meletus,
kebakaran hutan, ancaman binatang buas,
pertentangan sosial, serangan dari kelompok
/bangsa lain dan lain sebagainya. Selain itu
manusia juga menyadari berbagai kelemahan
dan kekurangannya.
Tidak ada manusia yang lahir ke dunia dalam
keadaan sempurna dalam segala hal. Begitu juga
manusia akan mengalami penderitaan, baik lahir
maupun batin.
Tantangan, kelemahan, kekurangan dan
penderitaan tersebut memaksa manusia untuk
mampu menggunakan akal dan budi atau
pikiran dan perasaannya agar bisa menjawab
tantangan yang serba kompleks itu. Buah
pikiran manusia sebagai hasil dari akal dan budi
telah melahirkan berbagai bentuk kebudayaan,
baik berupa kebudayaan material maupun non
material.
Fakta sejarah membuktikan bahwa kebudayaan
yang unggul pertama sekali muncul di daerah-
daerah yang memiliki tantangan alam yang keras.
Mesir misalnya, jauh sebelum abad Masehi
manusia di sana telah mengenal ilmu astronomi.
Mereka telah pandai membuat penanggalan,
seperti satu minggu sama dengan tujuh hari, satu
bulan sama dengan tiga puluh hari, satu tahun
sama dengan dua belas bulan atau tiga ratus
enam puluh lima hari. Ilmu pengetahuan yang
mutakhir itu mereka perlukan agar mereka tahu
waktu-waktu kapan sungai Nil yang mereka
banggakan itu mengalami pasang naik dan
pasang surut.
Pasang naik telah membawa keberuntungan buat
mereka, karena air sungai Nil membawa lumpur
yang sangat subur. Pasang surut meninggalkan
lumpur di sepanjang tepi sungai Nil, dan itulah
yang mereka tanami dengan tanaman gandum.
Sangat mengherankan, Mesir yang tandus itu
ternyata merupakan lumbung gandum di
belahan Afrika. Sungai Nil telah membuat
kehidupan bagi manusia yang tinggal di negeri
bulan sabit itu.
4. Memanusiakan Manusia
Memanusiakan manusia bermakna, bagaimana
manusia itu menyadari dirinya sebagai manusia
yang berbeda dengan makhluk yang lain.
Kesadaran itu akan muncul apabila manusia itu
memahami berbagai konsep yang selalu
menghampiri kehidupan, yang meliputi:
1) Keadilan
2) Penderitaan
3) Cintakasih
4) Tanggung jawab
5) Pengabdian
6) Pandangan hidup
7) Keindahan
8) Kegelisahan
5. Proses Pembudayaan
Proses pembudayaan adalah proses pelestarian
budaya secara berkesinambungan yang
dimaksudkan untuk memperkenalkan berbagai
bentuk budaya dari seseorang kepada orang lain.
Proses pembudayaan dapat berlangsung melalui
beberapa cara, seperti:
1) Internalisasi, yaitu penghayatan atau
penguasaan secara mendalam yang
berlangsung melalui penyuluhan, penataran,
pelatihan dsb.
2) Sosialisasi, yaitu tradisi untuk memperlancar
proses, atau dapat juga dikatakan sebagai …
proses belajar seorang anggota masyarakat
untuk mengenal dan menghayati kebudayaan
masyarakat di lingkungannya.
3) Enkulturasi, adalah upaya untuk
mensosialisasikan kebudayaan kepada suatu
kelompok masyarakat.
4) Difusi, adalah persebaran unsur kebudayaan
di muka bumi.
5) Akulturasi, adalah proses di mana para
individu warga suatu masyarakat
dihadapkan dengan pengaruh kebudayaan
lain dan asing.
6) Asimilasi, adalah proses penyesuaian
golongan manusia dengan latar belakang
kebudayaan tertentu ke dalam golongan lain
dengan kebudayaan yang berbeda
sedemikian rupa, sehingga sifat khas dan
identitas kebudayaan golongan pertama
lambat laun berkurang dan menghilang.

6. Perubahan Kebudayaan
Kebudayaan adalah sesuatu yang dinamis, oleh
sebab itu ia senantiasa akan berubah seiring
dengan arus perubahan zaman. Zaman adalah
batasan waktu tertentu, di mana pada saat-saat ...
itu perubahan budaya terus berlangsung.
Sztompka (2004:65) mengatakan bahwa
masyarakat senantiasa berubah di semua tingkat
kompleksitas internalnya. Di tingkat makro,
terjadi perubahan ekonomi, politik dan kultur. Di
tingkat mezo (menengah) terjadi perubahan
kelompok, komunitas, dan organisasi. Di tingkat
mikro terjadi perubahan interaksi dan perilaku
individual.
Menurut Soekanto (1982:265), setiap masyarakat
selama hidupnya pasti mengalami perubahan-
perubahan. Perubahan-perubahan tersebut bagi
masyarakat yang bersangkutan maupun bagi …
orang-orang luar yang menelaahnya, dapat
berupa perubahan-perubahan yang tidak
menarik dalam arti kurang menyolok, ada pula
perubahan-perubahan yang pengaruhnya
terbatas maupun yang luas, serta ada pula
perubahan-perubahan yang lambat sekali, akan
tetapi ada juga yang berjalan dengan cepat.
Perubahan budaya yang terjadi di masyarakat
tidak terlepas dari faktor-faktor yang
menyebabkan terjadinya perubahan itu. Apabila
diidentifikasi, sungguh banyak faktor yang
menyebabkan terjadinya perubahan itu, antara
lain akibat pengaruh lingkungan dan modernisasi.
Haviland (1993:251), mengatakan bahwa semua
kebudayaan pada suatu waktu berubah karena
bermacam-macam sebab. Salah satu sebabnya
adalah perubahan lingkungan yang dapat
menuntut perubahan kebudayaan yang bersifat
adaptif.
Khusus bagi masyarakat pedesaan, biasanya
perubahan kebudayaan adalah akibat adanya
pengaruh modernisasi. Modernisasi adalah suatu
proses perubahan yang sifatnya global yang
datangnya dari kalangan masyarakat industri.
Masyarakat pedesaan sebagai masyarakat non
industri selalu memandang kebudayaan
masyarakat industri sebagai budaya modern.
Dengan sendirinya mereka ingin memiliki budaya
itu, yang pada akhirnya kebudayaan asli mereka
mengalami perubahan. Perubahan kebudayaan
itu dapat bersifat lokal dan pada gilirannya
menuju kepada perubahan secara global.

Anda mungkin juga menyukai