Oleh:
Kelompok 8
Kebudayaan pada hakikatnya adalah cermin dari sekumpulan manusia yang ada di
dalamnya. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang mempunyai
kekayaan nasional berupa keanekaragaman budaya. Sebagai kekayaan nasional
yang sangat berharga, kebudayaan haruslah lebih dikembangkan dan dilestarikan.
Masyarakat dahulu melihat kebudayaan sebagai suatu hal yang terdiri dari segala
manifestasi dari kehidupan manusia yang berbudi luhur dan bersifat ruhani,
seperti agama, kesenian, filsafat, ilmu pengetahuan, tata negara, dan sebagainya
(Siregar 2022).
Budaya atau kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu buddhayah, yang
merupakan bentuk jamak dari buddhi (budi atau akal) diartikan sebagai hal- hal
yang berkaitan dengan budi dan akal manusia, dalam bahasa inggris kebudayaan
disebut culture yang berasal dari kata latin colere yaitu mengolah atau
mengerjakan dapat diartikan juga sebagai mengolah tanah atau bertani, kata
culture juga kadang sering diterjemahkan sebagai “Kultur” dalam bahasa
Indonesia1 .
Para ahli mendefinisikan kebudayaan dalam bahasa yang beragam. Mulai dari
hasil karya, rasa, dan cipta, hingga keseluruhan sistem gagasan manusia.berikut
pengertian kebudayaan menurut para ahli yaitu,
Pakar budaya, di sisi lain, melihat budaya sebagai strategi. Salah satu strateginya
adalah memperlakukan budaya (kata/istilah) sebagai “kata kerja” daripada “kata
benda”. Kebudayaan bukan lagi sekedar kumpulan karya seni, buku, perkakas,
museum, gedung, ruang, kantor dan lain-lain. Kebudayaan terutama berkaitan
dengan aktivitas manusia untuk bekerja, merasakan, berpikir, memulai dan
mencipta. Dalam pengertian ini, budaya dapat dipahami sebagai "hasil dari selera,
prakarsa, dan proses kreativitas manusia". Jadi, “(manusia) adalah budaya
(manusia) yang bekerja untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia.
Strategi budaya yang menyederhanakan praktik budaya dalam kehidupan sehari-
hari dan kebijakan sosial secara konseptual mengedit unsur-unsur yang ada pada
saat yang sama. Dilakukan oleh isi budaya.
Unsur-unsur budaya itu bersifat universal, terdapat pada semua orang di belahan
dunia manapun, sekaligus “primitif” yaitu remote control (terisolasi), perusahaan
sederhana atau perusahaan yang mensejahterakan dan perusahaan yang
mengembangkan perusahaan atau masyarakat industri ( Masyarakat industri) dan
perusahaan maju (company) atau masyarakat industri dan perusahaan pasca-
industri (post-industrial company) sangat rumit dan canggih (highly rumit
masyarakat). Unsur-unsur tersebut juga menunjukkan suatu jenis atau kategori
kegiatan manusia untuk “mengisi” atau “bekerja” atau “menciptakan suatu
kebudayaan sebagai kewajiban manusia untuk diturunkan ke dunia sebagai”
utusan “atau kalif untuk mengelola dunia, lewat Hayuning Aers - hanya isi alam
semesta yang berperilaku, tetapi juga memelihara, memelihara dan
menjadikannya indah.Elemen budaya dapat dirinci dan diuji dengan kategori sub-
sub-sub-aum, saling bergantung dalam sistem budaya dan sosial sistem.
2. Sistem Pengetahuan
Pengetahuan adalah semua hal yang dialami orang, alam, keadaan, dan harapan.
Sistem pengetahuan universal Kennel juga terkait dengan sistem produksi
peralatan dan teknologi. Faktanya, sistem pengetahuan memiliki sifat abstrak dan
nyata dalam ide setiap orang.
3. Sistem Kemasyarakatan
Sistem Komunitas bertujuan untuk memfasilitasi dan mencapai tujuan komunitas
yang sama. Oleh karena itu, ada perpecahan di masyarakat. Sistem sosial adalah
sistem yang muncul atas kesadaran manusia yang memiliki kelemahan karena
membutuhkan orang lain. Sistem ini diperlukan untuk orang-orang karena orang
cenderung kelompok. Jadi orang menciptakan keluarga dan kelompok sosial lain
yang lebih besar.
4. Sistem Teknologi
Unsur-unsur teknologi dapat berperan dalam menciptakan kebudayaan di suatu
daerah tertentu, juga dimungkinkan untuk melihat aktivitas seorang antropolog
untuk memahami kebudayaan manusia melalui unsur-unsur teknologi yang
digunakan oleh kelompok masyarakat tersebut. Unsur teknologi yang
disampaikan adalah sesuatu yang dapat dijadikan sebagai instrumen yang hidup
dengan bentuk dan kegunaannya yang sederhana. Unsur teknologi hadir dalam
budaya ini pada fisik budaya itu sendiri.
5. Sistem Ekonomi
Suspensi adalah perusahaan yang dibuat oleh seseorang atau sebagian besar
anggota masyarakat untuk memuaskan kehidupan mereka. Kegigihan masyarakat
belum tentu sama dengan pangan masyarakat lainnya.
6. Sistem Religi
Sistem keagamaan ini berlaku dan dikaitkan dengan keyakinan orang tersebut.
Sistem agama juga berfungsi untuk mengatur kehidupan antara manusia dengan
penciptanya. Kebudayaan dapat hadir di masyarakat karena adanya unsur-unsur
berbagai sistem keagamaan atau kepercayaan di setiap daerah. Misalnya, orang
Bali pasti akan menyimpan pemakaman pada orang mati untuk dibakar. Oleh
karena itu, kepercayaan ini merupakan budaya Ngaben yang ada di Bali.
7. Sistem Kesenian
Tugas adalah manusia untuk mengekspresikan kebebasan dan kreativitasnya.
Kesenian yang dirumuskan oleh masyarakat dapat menciptakan budaya di
masyarakat.
Kebudayaan memiliki fungsi tertentu dalam masyarakat. Fungsi tersebut bisa kita
pahami berdasarkan sudut pandang teori sosiologi. Menurut teori fungsional
struktural, kebudayaan berfungsi untuk memelihara seluruh proses dalam
masyarakat. Pertama-tama, kebudayaan berfungsi mempersatukan masyarakat dan
menciptakan stabilitas.
Sementara itu, dilihat dari sudut pandang teori konflik sosial, kebudayaan
berfungsi untuk memelihara ketidaksamaan sosial, dengan kata lain kebudayaan
sesungguhnya berfungsi untuk memelihara dominasi kelompok tertentu dalam
masyarakat terhadap kelompok lainnya. Adanya dominasi kelompok tersebut akan
menimbulkan ketidakpuasan kelompok lain. Apabila dicermati, kedua sudut
pandang tersebut memiliki kebenaran masing-masing. Karena itu keduanya
memiliki sudut pandang yang saling melengkapi dalam memahami fungsi
kebudayaan.
Pola-pola kebudayaan yang ideal itu memuat hal-hal yang oleh sebagian besar
dari masyarakat tersebut diakui sebagai kewajiban yang harus dilakukan dalam
keadaan-keadaan tertentu. Pola-pola inilah yang sering disebut dengan
normanorma, Walaupun kita semua tahu bahwa tidak semua orang dalam
kebudayaannya selalu berbuat seperti apa yang telah mereka patokkan bersama
sebagai hal yang ideal tersebut. Sebab bila para warga masyarakat selalumematuhi
dan mengikuti norma-norma yang ada pada masyarakatnya maka tida akan ada
apa yang disebut dengan pembatasan-pembatasan kebudayaan. Sebagian dari
pola-pola yang ideal tersebutdalam kenyataannya berbeda dengan perilaku
sebenarnya Karen apola-pola tersebut telah dikesampingkan oleh cara-cara yang
dibiasakan oleh masyarakat (Siregar,2002).
Irawan, W., Mahyudi, J., & Sukri, M. 2018. Unsur-Unsur Kebudayaan Dalam
Teks Nggahi Dana Pada Masyarakat Dompu: Suatu Pendekatan Arketipel-
Pragmatik. LINGUA: Jurnal Bahasa, Sastra, Dan Pengajarannya.
15(2);131-146.
Suwarno, S., Saddhono, K., & Wardani, N. E. 2018. Sejarah, Unsur Kebudayaan,
dan Nilai Pendidikan Karakter dalam Legenda Sungai Naga. RETORIKA:
Jurnal Bahasa, Sastra, dan Pengajarannya. 11(2);194-203.
LAMPIRAN