Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan di masyarakat kita tidak bisa dipisahkan dengan
kebudayaan, karena keduanya merupakan dwitunggal. Kebudayaan ini dipelajari dari
golongan atau masyarakat dalam kehidupan bersama dan tidak dilahirkan sebagai sifat
biologis atau naluri.
Di Indonesia kebudayaan diartikan sebagai hasil hidup bersama di masyarakat.
Oleh karenanya tidak ada kebudayaan yang diciptakan oleh seorang saja, namun dari
penemuan atau pemikiran-pemikiran beberapa orng yang digabungkan hingga
akhirnya akan berkembang dan digunakan oleh masyarakat dalam kehidupan dalam
masyarakat itu.
Masyarakat adalah orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Dengan demikaian tidak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan, sebaliknya
pula tidak ada kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.
Meskipun secara teoritis dan untuk kepentingan analitis, persoalan tersebut dapat
dibedakan dan dapat dipelajari secara terpisah.
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja unsu-unsurr dan fungsi kebudayaan dalam masyarakat?
2. Bagaimana sifat-sifat dan kepribadian dari kebudayaan?
3. Bagaimana norma-norma yang berlaku dalam kebudayaan di masyarakat?
C. Tujuan
1. Mengetahui unsu-unsurr dan fungsi kebudayaan dalam masyarakat.
2. Mengetahui sifat-sifat dan kepribadian kebudayaan
3. Mengetahui norma-norma yang berlaku dalam kebudayaan di masyarakat.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan dan Masyarakat
1

Dua orang antropolog terkemuka, yaitu Melville J. Herskovits dan Bronislaw


Malinowski mengemukakan bahwa, Cultural Determinism berarti segala sesuatu yang
terdapat didalam masyarakat ditentukan adanya kebudayaan yang dimilikin oleh
masyarakat itu.1
Sedangkan Herskovits memandang kebudayaan sebagai sesuatu yang super-organic
karena kebudayaan yang turun temurun dari generasi ke generasi tetap hidup terus,
walaupun orang-orang yang menjadi anggota masyarakat senantiasa silih berganti
disebabkan kematian dan kelahiran. 2
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta buddhayah yang merupakan
bentuk jamak kata buddhi yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai
hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal. Dari bahasa Inggris culture berasal
dari bahasa Latin colere yang artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah
tanah atau bertani. Jadi culture adalah segala daya dan kegiatan manusia untuk mengolah
dan mengubah alam. (Soekanto, 1990:188).
Seorang antropolog lain yaitu E.B. Tylor (1871), pernah mencoba memberikan
definisi mengenai kebudayaan sebagai berikut (terjemahannya) : 3
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adta istiadat, dan lain kemampuan-kemampuan, serta kebiasaankebiasaan yang diciptakan oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

Selo Soemardjan dan Solaeman Soemardi, Setangkai Bunga Sosiologi, (Jakarta: Yayasan

Badan Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia, 1964), hlm. 115.


2

Ibid.

Dalam bukunya yang berjudul Primitive Culture, (New York; Brentanos , 1924), hlm. 1.
Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi4 merumuskan kebudayaan sebagai semua

hasil karya, rasa, dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan
kebudayaan kebendaan atau kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan

oleh manusia untuk menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat
diabdikan untuk keperluan manusia.
Djojodiguno (1958) menegaskan asas-asas sosiologi, memberikan definisi
mengenai cipta, karsa, rasa sebagai berikut.
1. Cipta adalah kerinduan manusia untuk mengetahui rahasia segala hal yang ada pada
pengalamannya meliputi pengalaman lahir batin. Hasil cipta berupa berbagai ilmu
pengetahuan.
2. Karsa adalah kerinduan manusia untuk menginsyafi tentang hal sangkan paran. Dari
mana manusia sebelum lahir (sangkan), dan kemana manusia sesudah mati (paran).
Hasilnya berupa norma-norma keagamaan/kepercayaan.
3. Rasa adalah kerinduan manusia akan keindahan, sehingga menimbulkan dorongan
untuk menikmati keindahan. Hasil dari perkembangan rasa terjelma dalam bentuk
berbagai norma keindahan yang kemudian menghasilkan macam macam kesenian.
Sedangkan pengertian masyarakat ialah sekelompok manusia yang hidup
bersama dalam suatu periode waktu tertentu, mendiami suatu daerah, dan akhirnya
mulai mengatur diri mereka sendiri menjadi suatuunit sosial yang berbeda dari
kelompok-kelompok lain. Anggota-anggota masyarakat menganut suatu kebudayaan.
Oleh karena itu kebudayaan dan masyarakat tidak mungkin hidup terpisah satu sama
lain

Selo Soemardjan dan Solaeman Soemardi, Op.cit, hlm.11.

B. Unsur-unsur Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari beberapa unsur besar
maupun kecil yang menjadi satu kesatuan yang utuh. Seorang sarjana yaitu Melville J.
Herskovit mengemukakan empat unsur pokok kebudayaan, yaitu: 5
1. Alat-alat teknologi
3

2. Sistem Ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan politik
Seorang pelopor teori fungsional dalam antropologi yaitu Bronislaw Malinowski,
memberikan pendapat lain tentang unsur-unsur pokok kebudayaan yakni:6
1. Sistem norma yang memungkinkan kerjasama antara para anggota masyarakat di
dalam upaya menguasai alam sekitarnya
2. Organisasi ekonomi
3. Alat-alat dan lembaga atau petugas pendidikan
4. Organisasi kekuatan
Menurut

C. Kluckhohn dalam karyanya Universal Categories of Culture,

kebudayaan adalah:
1. Peralatan dan perlengkapan hidup manusia (pakaian, perumahan, alat-alat rumah
tangga, senjata, alat-alat produksi transpor dan sebagainya)
2. Mata pencaharian hidup dan sistem-sistem ekonomi (pertanian peternakan, sistem
produksi, sistem distribusi dan sebagainya)
3. Sistem kemasyarakatan (sistem kekerabatan, organisasi politik, sistem hukum,
4.
5.
6.
7.

sistem perkawinan)
Bahasa (lisan maupun tertulis)
Kesenian (seni rupa, seni suara, seni gerak dan lain sebagainya)
Sistem pengetahuan
Religi (sistem kepercayaan)

Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Op.cit, hlm.78.


Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, Op.cit, hlm.115,116.

C. Fungsi kebudayaan bagi Masyarakat


Kebudayaan mempunyai fungsi yang besar bagi masyarakat, untuk melindungi
diri juga untuk memenuhi kepuasan spiritual dan materiil. Hasil karya masyarakat
melahirkan teknologi atau kebudayaan kebendaan yang memiliki kegunaan untuk
melindungi diri. Namun karena kemampuan manusia ini terbatas, sehingga
kemampuan kebudayaan yang mereka ciptakan juga terbatas. Tetapi, pada hakikatnya
teknologi memiliki tujuh unsur :7
1.
2.
3.
4.

Alat-alat produktif
Senjata
Wadah
Makanan dan minuman
4

5. Pakaiaan dan perhiasan


6. Tempat berlindung dan perumahan
7. Alat-alat transportasi
D. Sifat Hakikat Kebudayaan
Meskipun masyarakat memiliki kebudayaan yang berbeda namun ada beberapa
sifat hakikat yang berlaku umum bagi semua kebudayaan.
1. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
2. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu,
dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan
3. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah laku
4. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berisikan kewajiban, tindakantindakan yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakantindakan yang diizinkan.

Koentjaraningrat, Manusia dan Kebudayaan di Indonesia dalam Pembangunan,

(Jakarta: Djambatan,1971).
Sifat hakikat kebudayaan adalah ciri kebudayaan, jadi untuk memahaminya kita perlu
memecahkan pertentangan-pertentangan yang ada didalamnya, yaitu:
1. Di dalam pengalaman manusia, kebudayaan bersifat universal namun memiliki
ciri khusus sesuai dengan situasi lokasinya. Sehingga sifat universal kebudayaan
memungkinkan untuk terbentuknya kebudayaan yang berbeda, tergantung pada
pengalaman pendukungnya, yaitu masyarakat.
2. Kebudayaan bersifat stabil disamping juga dinamis dan setiap kebudayaan
mengalami perubahan yang kontinu.
3. Kebudayaan mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia, walaupun
hal itu jarang sekali disadari oleh manusia sendiri.
E. Kepribadian dan Kebudayaan
Kepribadian merupakan organisasi faktor-faktor biologis, psikologis, dan
sosiologis yang mendasari perilaku individu. Kepribadian mencakup kebiasaankebiasaan, sikap, dan sifat lain yang khas dimiliki seseorang yang berkembang
5

apabila orang tadi berhubungan dengan orang lain. Untuk membatasi diri pada hal-hal
yang penting, uraian dibawah ini akan dikaitkan pada tipe-tipe kebudayaan khusus
yang nyata memengaruhi bentuk kepribadian, yakni sebagai berikut:
1. Kebudayaan-kebudayaan khusus atas dasar faktor kedaerahan
Kebudayaan antar individu masyarakat tentu sangat berbeda-beda, ini dikarenakan
mereka tentu saja berasal dari daerah-daerah yang tidak sama dengan kebudayaan
yang berbeda pula.
2. Cara hidup dikota dan didesa yang berbeda (urban dan rural ways of life)
Kebudayaan di desa dan dikota ini berbeda karena ada banyak faktor yang
memepengaruhi, seperti masyarakat kota yang heterogen dan masyarakat desa
yang homogen, serta mata pencaharian , dan lain-lain.
3. Kebudayaan khusus kelas sosial
Di dalam masyarakat tentu terdapat lapisan sosial karena setiap masyarakat saling
menghargai bidang-bidang kehidupan tertentu. Lapisan sosial ini pada umumnya
terbagi menjadi lapisan sosial yang tinggi, menengah, dan rendah. Setiap kelas
sosial mempunyai perbedaan kebudayaan yang menghasilkan kepribadian yang
berbeda pula pada setiap anggotanya.
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama
Kepercayaan yang dianut oleh seseorang ini akan berdampak pada pembentukan
kepribadian yang dipengaruhi juga oleh mazhab, sehingga melahirkan kepribadian
yang berbeda di kalangan umatnya.
5. Kebudayaan berdasarkan profesi
Profesi mempengaruhi kepribadian karena pada lingkup dunia kerja ini memiliki
suasana kekeluargaan dan cara-cara pergaulan yang berbeda-beda pada berbagai
profesi yang berbeda pula.
F. Norma-norma Kebudayaan
Suatu norma kebudayaan merupakan suatu standar konkrit mengenai apa yang
diharapkan oleh sekelompok manusia mengenai fikiran dan tingkah laku manusia.
Segala tingkah laku yang diharapkan dan yang dihasilkannya sering berubah dari satu
kebudayaan ke kebudayaan berikutnya. Norma-norma kebudayaan memiliki banyak
bentuk yang berbeda dan diuraikan seperti di bawah ini :
1. Values, atau nilai-nilai yaitu suatu perasaan mendalam yang dimiliki oleh
anggota-anggota sekelompok masyarakat yang akan sering menentukan
perbuatan atau tindak-tanduk para anggotanya.

2. Folkways, atau adat-istiadat yang sudah membudaya karena kebiasaan


bertindak dalam masyarakat.
3. Mores, adalah kebiasaan-kebiasaan yang mengandung implikasi-implikasi
penting bagi kehidupan manusia seperti halnya mana yang salah dan benar
untuk dilakukan. Mores di masyarakat sering dimasukkan ke dalam sistem
hukum dan keagamaan. Hukum adalah mores khusus yang telah
dirumuskan menjadi peraturan-peraturan, dan apabila ada yang melanggar
peraturan-peraturan itu maka akan mendapat hukuman.

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan :
Masyarakat adalah orang yang hidup bersama dan menghasilkan kebudayaan.
Sedangkan kebudayaan adalah semua yang didapatkan atau dipelajari oleh semua anggota
masyarakat. Keduanya saling berkaitan erat dan tidak bisa dipisahkan karena selamanya
merupakan dwitunggal.
Setiap kebudayaan masyarakat memiliki unsur-unsur besar maupun kecil yang
menjadi satu kebulatan. Dari hal tersebut kebudayaan mempunyai fungsi sangat besar bagi
kehidupan masyarakat untuk menghasilkan karya cipta dalam memenuhi kebutuhan.
Kebudayaan memiliki sifat hakikatnya yaitu bersifat universal, stabil, dinamis, dan
saling mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia. Walaupun hal itu jarang
disadari oleh manusia itu sendiri.
Selain memiliki sifat hakikat, kebudayaan juga memberikan pengaruh bagi
kepribadian masyarakat. Yang kemudian membentuk tipe-tipe kebudayaan khusus yang
nyata.

DAFTAR PUSTAKA

Soekanto, Soerjono. 2010. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
Soemardjan, Selo dan Soelaeman Soemardi. 1964. Setangkai Bunga Sosiologi. Jakarta:
Lembaga Penerbit Ekonomi Universitas Indonesia.
Cohen, Bruce J. 1983. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT. Bina Aksara.
Haryanto, Dany dan G.Edwi Nugrohadi. 2011. Pengantar Sosiologi Dasar. Jakarta:
PT.Prestasi Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai