OLEH :
UNIVERSITAS MATARAM
JURUSAN HUKUM
2021
1
BAB I
PENDAHULUAN
Wajah kebudayaan yang sebelumnya dipahami sebagai proses linear yang selalu bergerak
ke depan dengan berbagai peyempurnaannya juga mengalami perubahan. Kebudayaan tersebut
tak lagi sekedar bergerak maju tetapi juga ke samping kiri, dan kanan memadukan diri dengan
kebudayaan lain, bahkan kembali ke masa lampau kebudayaan itu sendiri.Kebudayaan
sebenarnya secara khusus dan secara teliti dipelajari oleh antropologi budaya.Akan tetapi
seorang yang memperdalam tentang sosiologi sehingga memusatkan perhatiannya terhadap
masyarakat, tidak dapat menyampingkan kebudayaan dengan begitu saja. Karena dikehidupan
nyata keduanya tidak dapat dipisahkan dan selamanya merupakan dwi tunggal (Kistanto, 2015).
Sebagaimana telah diuraikan bahwa masyarakat adalah yang hidup bersama yang
menghasilkan kebudayaan dengan demikian tidak ada masyarakat yang tidak memiliki
kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya.Walaupun secara teoritis dan
kepentingan analitis, kedua persoalan tersebut dapat dibedakan dan dipelajari secara terpisah.
2
Dua orang antropolong terkemuka yaitu Melvile J. Herskovit dan Bronislaw Malinowski
mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang terdapat dalam
masyarakat ditentukan adanya kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu.Kemudian
Herskovit mamandang kebudayaan sebagai sesuatu yang super organik karena kebudayaan yang
turun-temurun dari generasi kegenerasi tetap hidup terus, walaupun orang-orang yang menjadi
anggota masyarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
Masyarakat adalah suatu struktur yang menderita suatu ketegangan organisasi atau
perkembangan akibat adanya pertentangan antara kelompok-kelompok yang terbagi secara
ekonomi.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah manusia yang hidup
bersama di suatu wilayah tertentu dalam waktu yang cukup lama yang saling berhubungan dan
berinteraksi dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap, dan perasaan persatuan yang sama.
2. Faktor-Faktor / Unsur-Unsur Masyarakat
Menurut Soerjono Soekanto alam masyarakat setidaknya memuat unsur sebagai berikut
ini :
a. Beranggotakan minimal dua orang.
b. Anggotanya sadar sebagai satu kesatuan.
c. Berhubungan dalam waktu yang cukup lama yang menghasilkan manusia baru yang saling
berkomunikasi dan membuat aturan-aturan hubungan antar anggota masyarakat.
d. Menjadi sistem hidup bersama yang menimbulkan kebudayaan serta keterkaitan satu sama lain
sebagai anggota masyarakat.
Dalam masyarakat pasti akan ada interaksi sosial, yang bermula dari individu melakukan
tindakan sosial terhadap orang lain. Tindakan sosial merupakan perbuatan-perbuatan yang
ditunjukkan atau dipengaruhi orang lain untuk maksud atau tujuan tertentu. Oleh karena adanya
sifat memengaruhi satu sama lain, tindakan ini menyebabkan hubungan sosial. Jika hubungan
sosial ini berlangsung timbal balik maka akan menciptakan interaksi sosial.
Masyarakat merupakan sekelompok mahluk hidup yang terjalin erat karena sistem
tertetu, tradisi tertentu, konvensi dan hukum tertentu yang sama, serta mengarah pada kehidupan
kolektif. Sistem dalam masyarakat saling berhubungan antara satu manusia dengan manusia
lainnya yang membentuk suatu kesatuan (Wikipedia).
5
Masyarakat adalah sebuah sistem yang saling berhubungan antara satu manusia dengan
manusia lainnya yang membentuk suatu kesatuan.Manusia sebagai mahluk sosial membutuhkan
manusia lainnya untuk memenuhi kebutuhannya.Mereka tidak dapat hidup sendiri dalam sebuah
masyarakat.
Kata "Kebudayaan" berasal dari bahasa sangsekerta yang merupakan jamak kata
"buddhi" yang berarti budi dan akal.Kebudayaan diartikan sebagai hal-hal yang bersangkutan
dengan budi atau akal.
6
Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan
kebudayaan berasal dari kata latin colore yang artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu
mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut, yaitu colore kemudian colture diartikan
sebagai daya dan kegiatan manusia untuk mengubah alam.
Dengan kata lain kebudayaan mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh
manusia sebagai anggota masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala suatu yang dipelajari dari
pola-pola perilaku yang normative.Artinya mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir.
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri unsur-unsur besar maupun kecil yang
merupakan bagian dari sesuatu kebulatan yang bersifat kesatuan.Misalnya kebudayaan Indonesia
dapat dijumpai unsur besar seperti umpamanya majilispermusrawatan rakyat, disamping adanya
unsur-unsur kecil seperti sisir, kancing, baju, peniti dan lainnya yang dijual dipinggir jalan
(Indrawardana, 2012).
Beberapa orang sarjana yang mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan tadi.
Misalnya, Melville J. Horskovit magajukan empat unsur pokok kebudayaan yaitu : alat-alat
teknologi, sistem ekonomi, keluarga, dan kekuasaan politik.
7
2.4 Fungsi Kebudayaan Bagi Masyarakat
Selain itu, manusia dan masyarakat memerlukan pula kepuasan, baik dibidang spritural
maupun material.Kebutuhan masyarakat tersebut diatas untuk sebagian besar dipenuhi oleh
kebudayaan yang bersumber pada masyarakat itu sendiri.Dikatakan sebagian besar karena
kemampuan manusia terbatas sehingga kemampuan kebudayaan merupakan hasil ciptaannya
juga terbatas didalam memenuhi segala kebutuhan (Indrawardana, 2012).
Dalam tindakan-tindakan untuk melindungi diri terhadap lingkungan alam, pada taraf
permulaan, manusia bersikap menyerah dan semata-mata bertindak didalam batas-batas untuk
melindungi dirinya Taraf tersebut masih banyak dijumpai pada masyarakat-masyarakat yang
hingga kini masih rendah taraf kebudayaanya.
Misalnya suku bangsa kubu yang tinggal dipedalaman daerah jambi masih bersikap
menyerah terhadap lingkungan alamnya.Rata-rata mereka itu masih merupakan masyarakat yang
belum mempunyai tempat tinggal tetap kerena persedian bahan pangan semata-mata tergantung
dari lingkungan alam.Taraf teknologi mereka belum mencapai tingkatan dimana manusia
diberikan kemungkinan-kemungkinan untuk memanfaatkan dan menguasai lingkungan alamnya.
Walaupun setiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang saling berbeda dengan satu
sama lain, setiap kebudayaan mempunyai sifat hakikat yang berlaku umum bagi semua
kebudayaan dimanapun juga.
8
Sifat hakikat kebudayaan ciri seriap kebudayaan, tetapi bila seseorang hendak memahami
sifat hakikatnya yang esensial, terlebih dahulu harus merentangkan pertentangan yang ada
didalamnya.Didalam pengalaman manusia, kebudayaan bersifat universal.
Akan tetapi, perwujudan kebudayaan mempunyai ciri-ciri khusus yang sesuai denga
kondisi dan situasi maupun lokasinya. Sebagaimana diuraikan dalam bab ini, masyarakat dan
kebudayaan merupakan dwitunggal yang tak dapat dipisahkan. Hal ini mengakibatkan
masyarakat manusia mempunyai kebudayaan atau dengan lain perkataan kebudayaan bersifat
universal atribut dari setiap masyarakat didunia ini.
Kebudayaan mengisi serta menentukan jalannya kehidupan manusia, walaupun hal itu
penting disadari oleh manusia itu sendiri.Gejala tersebut secara singkat dapat diterangkan dengan
penjelasan bahwa walaupun kebudayaan merupakan atribut manusia.Biasanya, namun tak
mungkin seseorang mengetahui dan menyakini seluruh unsur kebudayaanya (Mujib, 2019).
Betapa sulitnya bagi seseorang untuk menguasai seluruh unsur kebudayaan yang
didukung oleh masyarakat sehingga seolah-olah kebudayaan dapat dipelajari secara terpisah dari
manusia menjadi pendukungnya.Jarang dari seorang asal Indonesia untuk mengetahui
kebudayaan Indonesia sampai ke unsur-unsur yang sekecil-kecilnya, padahal kebudayaan
menentukan arah serta perjalanan hidupnya (Mujib, 2019).
9
pada jawaban atau tanggapan manusia terhadap suatu keadaan.Akan tetapi, justu pada
kesiapannya didalam memberikan jawab dan tanggapan (Kistanto, 2015).
10
PENUTUP
Kesimpulan
Saran
Sebaiknya kita sebagai masyarakat modern tidak harus menyerap semua budaya
modernisasi, agar tidak terjadi dampak-dampak negative dalam kehidupan kita sebagai
masyarakat yang modern.
11
DAFTAR PUSTAKA
Forum Rektor Indonesia Simpul Jawa Timur (2003). Hidup Berbangsa dan Etika Multikultural.
Surabaya: Penerbit Forum Rektor Simpul Jawa Timur Universitas Surabaya.
Indrawardana, I. 2012. Kearifan lokal adat masyarakat Sunda dalam hubungan dengan
lingkungan alam. Komunitas: International Journal of Indonesian Society And Culture, 4(1).
Kistanto, N. H. 2015. Tentang konsep kebudayaan. Sabda: Jurnal Kajian Kebudayaan, 10(2).
Sulastomo (2003). Reformasi: Antara Harapan dan Realita. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Swasono, Meutia F.H. (1974). Generasi Muda Minangkabau di Jakarta: Masalah Identitas
Sukubangsa. Skripsi Sarjana. Jakarta: Fakultas Sastra UI.
12