Disusun Oleh:
S1 ILMU TANAH
FAKULTAS PERTANIAN
SURAKARTA
2023
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam kehidupan sehari-hari, orang begitu sering membicarakan soal budaya. Juga dalam
kehidupan sehari-hari, orang tak mungkin berurusan dengan hasil-hasil kebudayaan. setiap
hari orang melihat, mempergunakan dan kadang-kadang merusak kebudayaan. Namun
apakah yang disebut kebudayaan itu? apakah masalah tersebut penting bagi kehidupan
tersebut penting bagi penyelidikan bagi kebudayaan?
Kebudayaan sebenarnya secara khusus dan secara teliti dipelajari oleh antropologi
budaya. Akan tetapi, walaupun demikian, seorang yang memperdalam tentang sosiologi
sehingga memusatkan perhatiannya terhadap masyarakat, tak dapat menyampingkan
kebudayaan dengan begitu saja karena dikehidupan nyata, keduanya tak dapat dipisahkan dan
selamanya merupakan dwi tunggal. Sebagaimana telah diuraikan dalam bab I yang berjudul
pendahuluan, masyarakat adalah yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan dengan
demikian, tak ada masyarakat yang tidak memiliki kebudayaan dan sebaliknya tak ada
kebudayaan tanpa masyarakat sebagai wadah dan pendukungnya. walaupun secara teoritas
dan untuk kepentingan analistis, kedua persoalan tersebut dapat dibedakan dan dipelajari
secara terpisah.
Dua orang antropolog terkemuka yaitu Melvile J. Herskovit dan bronislaw Malinowski,
mengemukakan bahwa cultural determinism berarti segala sesuatu yang dapat dalam
masyarakat ditentukan adanya kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu ! kemudian,
Herskovits memandang kebudayaan sebagai suatu yang super organic karena kebudayaan
yang turun temurun dari generasi kegenerasi tetap hidup terus , walaupun orang-orang yang
menjadi anggota masarakat senantiasa silih berganti disebabkan kematian dan kelahiran.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Kebudayaan
Kata “kebudayaan” berasal dari (bahasa sangsekerta ) buddhayah yang merupakan jamak
kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. kebudayaan diartikan sebagai “hal-hal yang
bersangkutan dengan budi atau akal”. Adapun istilah culture yang merupakan istilah bahasa
asing yang sama artinya dengan kebudayaan berasal dari kata latin colore, artinya mengolah
atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah atau bertani. Dari asal arti tersebut, yaitu celore
kemudian colture, diartikan sebagai daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan
mengubah alam.
Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-kebiasaan
yang didapatkan oleh manusai sebagai anggota masyarakat. Dengan kata lain kebudayaan
mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari oleh manusia sebagai anggota
masyarakat. Kebudayaan terdiri dari segala suatu yang dipelajari dari pola-pola prilaku yang
normative. Artinya mencakup segala cara-cara atau pola-pola berpikir. Selo Soemardjan
dan Soelaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai semua hasil karya, rasa dan
cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan benda atau
kebudayaan jasmani (material culture) yang diperlukan oleh manusia untuk menguasai alam
sekitarnya agar kekuatan serta hasilnyadapat diabdikan untuk keperluan masyarakat. Rasa
yang meliputi jiwa manusia mewujudkan segala kaidah-kaidah dan nilai-nilai sosial yang
perlu untuk mengatur masalah-masalah yang masyarakat dalam arti yang luas. Di dalamnya
termasuk misalnyasaj agama, ideologi, kebatinan, kesenian, dan semua unsur yang
merupakan hasil ekspresi jiwa manusia yang hidup sebagai anggota masyarakat.
selanjutnya, cipta merupakan kemampuan mental, kemampuan yang hidup bermasyarakat,
dan yang antara lain menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan. cipta merupakan, baik
yang berwujud teori murni, maupun yang telah disusun untuk dinamakan pula kebudayaan
rohaniah (spiritual atau imimaterial culture). Semua karya, rasa, dan cipta dikuasai oleh
orang-orang yang menentukan kegunaannya agar sesuai dengan kepentingan sebagaian
besar atau dengan seluruh Masyarakat
Pendapat tersebut diatas dapat saja dipergunakan sebagian pegangan. Namun demikian,
apabila dianalisi lebih lanjut, manusia sebenarnya mempunyai segi material dan segi
spiritual didalam kehidupannya. Segi material mengandung karya, yaitu kemampuan
manusia untuk menghasilkan benda-benda meupun lain-lainya yang berbentuk benda. Segi
spiritual manusia mengandung cipta yang menghasilkan ilmu pengetahuan, karsa yang
menghasilkan kepercayaan, kesusilaan.kesopanan, dan hukum, seta rasa yang menghasilkan
keindahan. Manusia berusaha menghasilkan ilmu pengetahuan melalui logika,
menyerasikan perilaku terhadap kaidah-kaidah melalui etika, dan mendapatkan keindahan
melalui estetika. hal itu merupakan kebudayaan yang juga dapat dipergunakan sebagai
patokan analisis
B. Unsur-Unsur Kebudayaan
Kebudayaan setiap bangsa atau masyarakat terdiri dari unsur-unsur besar
maupun unsur-unsur kecil yang merupakan bagian dari sesuatu kebulatan yang
bersifat dari kesatuan. Misalnya dalam kebudayaan Indonesia dapat dijumpai unsur
besar seperti umpamanya majelis permusyawaratan rakyat, disamping adanya unsure-
unsur kecil seperti, sisir, kancing, baju, peniti dan lainya yang dijual dipinggir jalan.
Berapa orang sarjana yang mencoba merumuskan unsur-unsur pokok kebudayaan
tadi. misalnya, Melville J. horskovits mengajukan empat unsur pokok kebudayaan,
yaitu:
1. Alat-alat teknologi
2. Sistem Ekonomi
3. Keluarga
4. Kekuasaan Politik
1. Sistem norma yang kemungkinan kerja sama antara para anggota masyarakat
didalam upaya menguasai alam sekelilingnya.
2. Organisasi ekonomi.
3. Alat-alat atau lembaga atau petugas pendidikan ; perlu diingat keluarga
merupakan lembaga pendidikan yang paling utama.
4. Organisasi kekuatan.
Walaupun setiap masyarakat mempunyai kebudayaan yang saling berbeda dengan satu
sama lain, setiap kebudayaan mempunyai sifat hakikat yang berlaku umum bagi semua
kebudayaan dimanapun juga. Sifat hakikat kebudayaan ciri setiap kebudayaan, tetapi bila
seseorang hendak memahami sifat hakikatnya yang esensial, terlebih dahulu harus
merentangkan pertentangan yang da didalamnya, yaitu sebagai berikut :
Mungkin bagian tadi dapat digambarkan dengan istilah kebudayaan khus atau
sub-culture. Untuk membatasi diri pada hal-hal yang penting, uraian dibawah akan
dikaitkan pada tipe- tipe kebuduyaan khusus yang nyata memengaruhi bentuk
kepribadian, yakni sebagai berikut :
2. Cara hidup dikota dan didesa yang berbeda (urban dan rural ways of life) cobalah
ambil contoh perbedaan antara seorang anak yang dibesarkan dikota dan anak yang
dibesarkan didesa. anak lebih berani menonjolkan diri diantara teman-temannya dan
sikap lebih terbuka untuk menyesuaikan diri dengan perubahan sosial dan kebudayaan
yang tertentu. sementara itu, seorang anak yang dibesarkan di desa lebih mempunyai
sekap percaya pada diri sendiri dan lebih banyak sikap menilai (Sense of value)
3. Kebudayaan khusus kelas sosial. Di dalam setiap masyarakat akan dijumpai lapisan
sosial karena setiap masyarakat mempunyai sikap menghargaiyang tertentu terhadap
bidang-bidang kehidupan yang tertentu pula dengan demikian kita mengenal lapisan
sosial yang tinggi, rendah dan menengah.
4. Kebudayaan khusus atas dasar agama. Agama juga berpengaruh besar didalam
membentuk kepribadian seorang individu. bahkan adanya mazhab didalam suatu
agama pun melahirkan pula kepribadianyang berbeda-beda dikalangan umatnya.
Inti dari kebudayaan sitiap masyarakat adalah system yang dianut oleh masyarakat
pendukung kebudayaan yang bersangkutan, karena sistem nilai tersebut bersifat
abstrak (bahkan sangat abstrak ) bahkan perlu diberikan beberapa indikator nilai-
nilainya yaitu:
1. Konsepsi mengenai hakikat hidup.
2. Konsepsi mengenai hakikat karya.
3. Konsepsi mengenai hakikat lingkungan alam.
4. Konsepsi mengenai hakikat lingkungan sosial.
Masing-masing indikator menghasilkan nilai-nilau tertentu yang mungkin
dianggap positif maupun negatif
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata “kebudayaan” berasal dari (bahasa sangsekerta ) buddhayah yang
merupakan jamak kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. kebudayaan diartikan
sebagai “hal-hal yang bersangkutan dengan budi atau akal”. Kebudayaan merupakan
sistem kehidupan masyarakat yang membentuk identitas suatu bangsa. Selain itu,
kebudayaan juga memenuhi kebutuhan masyarakat baik dalam bidang spiritual
maupun materi.
Purtian, D. (2023, SEPTEMBER 26). Makalah Kebudayaan Dan Masyarakat. Retrieved from
www.academia.edu/:
https://www.academia.edu/9900684/Makalah_Kebudayaan_Dan_Masyarakat