BAB I
APRESIASI BUDAYA
I. PENGERTIAN KEBUDAYAAN
Manusia adalah makhluk sosial, sehingga dalam hidupnya cenderung untuk selalu
berhubungan dengan orang lain. Oleh karena itu manusia hidup berkelompok dimana
kumpulan orang yang hidup bersama ini disebut masyarakat. Dari masyarakat inilah
kebudayaan berasal atau lahir, dan segala sesuatu yang terdapat di dalam masyarakat
ditentukan oleh adanya kebudayaan yang dimiliki masyarakat.
Dalam kehidupan sehari-hari istilah kebudayaan sering diartikan sama dengan
kesenian seperti misalnya: seni tari, seni rupa dan lain sebagainya. Namun apabila istilah
kebudayaan diartikan menurut ilmu-ilmu sosial maka kesenian merupakan salah satu
bagian saja dari kebudayaan.
Kata kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta “buddhayah” yang merupakan
bentuk jamak dari kata “buddhi” yang berarti budi atau akal. Kebudayaan diartikan sebagai
hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal.
Menurut Koentjaraningrat dalam bukunya “Pengantar Antropologi” istilah “culture”
yang merupakan istilah bahasa asing yang sama artinya dengan kebudayaan yang berasal
dari kata Latin “colere” yang artinya mengolah atau mengerjakan, yaitu mengolah tanah
atau bertani. Dari asal kata tersebut yaitu colere kemudian culture diartikan sebagai segala
daya dan kegiatan manusia untuk mengolah dan mengubah alam.
Seorang antropolog lain, E. B Tylor (1871) mencoba memberikan definisi mengenai
kebudayaan dalam bukunya “Primitive Culture” yang terjemahannya sebagai berikut:
“Kebudayaan adalah kompleks yang mencakup pengetahuan, kepercayaan, kesenian,
moral, hukum, adat istiadat dan lain kemampuan-kemampuan serta kebiasaan-
kebiasaan yang didapatkan oleh manusia sebagai anggota masyarakat”.
Dengan perkataan lain, kebudayaan mencakup semuanya yang didapatkan atau dipelajari
sebagai anggota masyarakat. Dalam hal ini menyangkut baik rohani maupun jasmani.
Selo Soemarjan dan Solaeman Soemardi merumuskan kebudayaan sebagai hasil
karya, rasa dan cipta masyarakat. Karya masyarakat menghasilkan teknologi kebudayaan
kebendaan dan kebudayaan jasmaniah (material culture) yang diperlukan manusia untuk
menguasai alam sekitarnya agar kekuatan serta hasilnya dapat diabdikan untuk keperluan
masyarakat. Karya menyangkut seni materiil yaitu kemampuan manusia menghasilkan
benda maupun lain-lainnya yang berwujud benda. Cipta menyangkut segi spiritual yaitu
kemampuan untuk menghasilkan ilmu pengetahuan, dan rasa yang menghasilakan
1
keindahan serta karsa yang menghasilkan kaidah kepercayaan, kesusilaan, kesopanan dan
hukum.
Kebudayaan sebagaimana diterangkan di atas, dimiliki oleh setiap masyarakat.
Perbedaannya terletak pada kebudayaan masyarakat yang satu lebih sempurna daripada
kebudayaan masyarakat lain, dalam perkembangannya untuk memenuhi segala keperluan
masyarakatnya. Dalam hubungan di atas maka biasanya diberikan nama “peradaban”
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
(civilization) kepada kebudayaan yang telah mencapai taraf erkembangan teknologi yang
sudah tinggi. Kata peradaban itu sendiri berasal dari bahasa Arab “adab” yang berarti
kesopanan, kehalusan dan budi pekerti yang baik.
Disini perlu kiranya juga ditambahkan kutipan dari buku diktat Wawasan Seni
Budaya jilid I oleh Bapak I Nyoman Suendi dan Ibu Sudiyani bahwa peradaban timbul sejak
adanya tulisan, sebab dengan tulisan itulah kebudayaan bisa diwariskan ke para generasi
penerus untuk dikembangkan dan diperhalus. Kecakapan membaca dan menulis
merupakan pendorong kuat bagi perkembangan kebudayaan.
Setiap unsur pokok atau cultural universals dapat dijabarkan lagi ke dalam unsur-
unsur yang lebih kecil. Raplph Linton menyebutkan kegiatan-kegiatan kebudayaan atau
cultural activity. Sebagai contoh cultural universals pencaharian hidup dan ekonomi antara
lain mencakup kegiatan-kegiatan seperti pertanian, peternakan, sistem produksi, sistem
distribusi dan lain-lain. Kesenian misalnya meliputi kegiatan-kegiatan seni tari, seni suara,
seni rupa, dan sebagainya.
1
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Tidak ada kebudayaan yang statis. Semua kebudayaan mempunyai dinamika atau
gerak. Gerak kebudayaan sebenarnya adalah gerak manusia yang hidup di dalam
masyarakat yang menjadi wadah kebudayaan tadi. Gerak manusia terjadi oleh sebab dia
mengadakan hubungan-hubungan dengan manusia lainnya. Artinya kerena terjadinya
hubungan antar kelompok manusia di dalam masyarakat.
Faktor-faktor pendorong proses perubahan kebudayaan antara lain:
1. Akulturasi
Proses akulturasi terjadi bila sebuah kebudayaan tertentu berhadapan dengan
kebudayaan lain atau asing. Unsur kebudayaan asing lambat laun diserap ke dalam
kebudayaan penerima tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian kebudayaan
penerima tersebut.
Sebenarnya proses akulturasi telah berlangsung sejak jaman dahulu kala dan
berlaku antar bangsa di mana saja. Adanya migrasi menyebabkan gerak perpindahan
suku-suku bangsa di bumi. Migrasi ini menyebabkan pertemuan-pertemuan antara
kelompok-kelompok manusia dengan kebudayaan yang berlawanan dan akibatnya
individu-individu dalam kelompok-kelompok itu dihadapkan dengan unsur-unsur
kebudayaan asing, maka terjadilah akulturasi. Contoh akulturasi misalnya proses
masuknya kebudayaan Hindu di Indonesia.
Perlu ditambahkan disini bahwa pada umumnya generasi muda dianggap
sebagai individu yang cepat menerima unsur-unsur kebudayaan asing yang masuk
melalui proses akulturasi. Sebaliknya generasi tua dianggap sebagai orang-orang kolot
yang sukar menerima unsur baru. Hal ini desebabkan oleh karena norma-norma yang
tradisional sudah mendarah daging dan menjiwai sehingga sukar sekali mengubah
norma-norma yang telah sedemikian meresapnya dalam jiwa generasi tua tersebut.
Menurut beberapa pengamat individu yang mempunyai kedudukan yang baik tidak
mudah menerima pengaruh kebudayaan asing karena telah mempunyai semacam
kepentingan yang telah tertanam kuat sekali sehingga menjadi masyarakat kolot.
Sebaliknya individu-individu yang belum mencapai kehidupan yang baik atau belum
dapat menikmati kebaikan-kebaikan dari kehidupan masyarakat jauh lebih mudah
menerima unsur-unsur kebudayaan asing (biasanya dari generasi muda).
2. Asimilasi
Asimilasi adalah proses sosial yang terjadi karena bertemu dan bergaulnya
secara intensif antara dua jenis kebudayaan masyarakat, sehingga masing-masing
merubah sifat khasnya menyatu menjadi kebudayaan campuran. Biasanya pola ini
1
mengenai golongan minoritas dan mayoritas dimana golongan minoritas merubah sifat
khas budayanya dan menyesuaikan dengan budaya golongan mayoritas. Contoh
asimilasi misalnya bangsa Melayu, Cina dan India yang terdapat di daerah Singapura.
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
3. Inovasi
Inovasi artinya proses perubahan kebudayaan yang besar, tetapi terjadi dalam
jangka waktu yang tidak terlalu lama. Disebut juga invention. Proses tersebut meliputi
penemuan baru, unsur kebudayaan baru tersebut disebarkan ke bagian lain di
masyarakat, lalu diterima, dipelajari dan akhirnya dipakan dalam masyarakat yang
bersangkutan. Proses penemuan-penemuan baru dibedakan atas:
a. Discovery (penemuan)
Merupakan penemuan sesuatu yang baru yang sebelumnya tidak ada. Penemuan ini
bersifat tidak sengaja atau kebetulan. Jadi discovery adalah penemuan suatu unsur
kebudayaan baru yang diciptakan oleh seorang individu atau suatu rangkaian dari
individu dalam masyarakat bersangkutan.
b. Invention
Merupakan usaha yang disengaja dan sungguh-sungguh untuk memperoleh hal-hal
baru. Biasanya dilakukan dengan sengaja dan dicoba berulang kali sampai
ditemukan unsur baru. Invention tidak hanya terbatas pada penemuan di bidang
teknologi, tetapi juga dalam bidang pemerintahan, hukum, pendidikan, hubungan
keluarga, ekonomi dan sebagainya.
4. Difusi
Difusi artinya proses penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari suatu individu
ke individu yang lalin atau dari satu masyarakat ke masyarakat lain.
Proses penyebaran unsur-unsur dari individu lain di dalam batas satu
masyarakat disebut difusi intra masyarakat (intra society diffusion). Proses penyebaran
unsur-unsur dari masyarakat ke masyarakat yang lain disebut difusi inter masyarakat
(intersociety diffusion).
Sebenarnya antara difusi dengan akulturasi ada persamaan dan perbedaannya.
Persamaannya adalah bahwa kedua proses tersebut memerlukan adanya kontak, tanpa
adanya kontak tidak mungkin kedua proses itu berlangsung. Perbedaannya ialah proses
1
difusi berlangsung dengan kontak yang tidak perlu terus menerus, sedangkan
akulturasi perlu kontak terus menerus.
Proses difusi dapat menyebabkan lancarnya proses perubahan sosial budaya
karena dapat memperkaya dan menambah unsur-unsur kebudayaan yang seringkali
memerlukan perubahan-perubahan dalam lembaga-lembaga kemasyarakatan yang
lama dengan yang baru.
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
2. Sifat Kebudayaan
Setiap kebudayaan mempunyai sifat-sifat hakekat sebagai berikut:
a. Kebudayaan terwujud dan tersalurkan dari perilaku manusia
b. Kebudayaan telah ada lebih dahulu mendahului lahirnya suatu generasi tertentu
dan tidak akan mati dengan habisnya usia generasi yang bersangkutan
c. Kebudayaan diperlukan oleh manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
d. Kebudayaan mencakup aturan-aturan yang berusikan kewajiban, tindakan-tindakan
yang diterima dan ditolak, tindakan-tindakan yang dilarang dan tindakan-tindakan
yang diizinkan
2. Sintese
Sintese yaitu perpaduan dua buah kebudayaan yang berbeda-beda. Hasil perpaduan
1
tersebut menghasilkan bentuk kebudayaan baru yang berbeda dari kedua kebudayaan tadi.
Sintese ini tampak dari model pakaian, seni musik maupun tari Indonesia yang
kontemporer.
3. Evolusi
Evolusi kebudayaan adalah perubahan-perubahan yang memelukan waktu lama,
dimana terdapat suatu rentetan perubahan-perubahan kecil yang saling mengikuti dengan
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
lambat. Pada evolusi, perubahan-perubahan terjadi dengan sendirinya tanpa suatu rencana
atau suatu kehendak tertentu. Perubahan-perubahan tersebut terjadi oleh karena usaha-
usaha masarakat untuk menyesuaikan diri dengan keperluan-keperluan, kondisi-kondisi
baru yang timbul sejalan dengan pertumbuhan masyarakat dan rentetan peristiwa-
peristiwa di dalam sejarah masyarakat bersangkutan.
Disini kita akan lebih memfokuskan bahasan mengenai perubahan yang berdampak
pada peningkatan dalam bidang kesenian. Kemajuan teknologi telah menambah dunia
elektronika yang berkaitan erat dengan berbagai instrumen musik. Kemajuan itu sebagai
1
tuntutan dri selera musik masyarakat yang kian hari kian bertambah tinggi.
Sekarang telah terasa betapa menakjubkan perkembangan instrumen musik oleh
industri alat-alat musik seperti Roland, Yamaha, Suzuki, Casio, Marshall dan sebagainya
yang telah menjawab permintaan selera para pemusik dunia. Antara lain dengan sistem
baru yang disebut MIDI, dan dengan sistem Cytisizer yang dapat membuat suara alat dapat
terkendali sesuai kebutuhan pemain. Satu orang pemain musik dapat memainkan 10
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
sampai 16 buah alat musik secara bersama-sama pada sistem MIDI dan jenis suara alat
musik yang dapat diciptakan lebih dari 200 macam dengan bantuan sistem Cytizer.
Disamping itu masih juga dicipktakan suara alat musik.
Selaras dengan pertumbuhan alat-alat musik tersbut di atas diikuti pula dengan
pertumbuhan pada berbagai aliran musik seperti jaazz, rock, blues, country, pop,
keroncong, langgam, dangdut dan lain sebagainya.
Perkembangan musik Indonesia dapat dikatakan cukup pesat dikarenakan
pengaruh akulturasi dengan kebudayaan dan seni daerah yang beraneka ragam yang
berakar dari sub-sub kebudayaan daerah seperti musik keroncong di Jawa Tengah, jaipong
di Jawa Barat, musik Melayu di Sumatera Selatan, dan sebagainya.
Pengaruh-pengaruh yang lainpun sangat beraneka ragam antara lain karena posisi
geografis Indonesia yang berada pada persilangan transportasi dunia. Selat Maluku yang
menjadi jalur transportasi di Asia Tenggara telah membuat perubahan ke arah
keanekaragaman corak musik di tanah air walaupun tampak bahwa musik-musik asing
masih tetap mendominasi perkembangan musik di kalangan remaja. Tetapi setidaknya
telah menjadikan siklus perubahan yang berkesinambungan dalam budaya daerah dari
generasi tua kepada generasi di bawahnya.
Sejak tahun 1970-an tampak posisi musik Indonesia telah dapat menunjukkan
perkembangan sejajar dengan musik-musik asing. Terbukti melalui banyaknya kemajuan
seniman asing yang belajar di Indonesia serta prestsi-prestasi seniman Indonesia di
panggung dunia.
dibuat peralatan baru yang ternyata merusak dan menghentikan budaya gotong royong
dari warga masyarakat pedesaan.
c. Pergeseran nilai dan kemerosotan moral
Proses pergantian budaya lama dalam dunia industri dan peralatan manusia telah
membuat segi kehidupan meterial maju dengan pesat sementara perkembangan dari
kehidupan spiritual tetap dan bahkan cenderung terhimpit waktu dan perhatiannya.
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Akibat dari tersisihnya segi kehidupan spiritual inilah timbul kemerosotan moral
manusia.
c. Meluasnya pandangan meterialistis dan individualisme
Dengan mekanisme industri dan kerja serta peralatan rumah tangga telah membuat
orang menjadi sangat berorientasi pada perolehan materi dengan keuntungan diri dan
kelompoknya. Hal ini terjadi secara besar-besaran dewasa ini yang merupakan akibat
dari perubahan dunia peralatan dan tata kerja manusia.
C. Bahasa
4. Kata “ kebudayaan ” terambil dari kata budhayah dari bahasa ….
A. Sansekerta D. Indonesia
B. Latin E. Melayu
C. India
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
A. Asimilasi D. Invention
B. Akulturasi E. Difusi
C. Inovasi
6. Kebudayaan kelompok minoritas menyesuaikan dengan kelompok mayoritas
dalam suatu daerah disebut proses ….
A. Asimilasi D. Evolusi
B. Inovasi E. Imitasi
C. Invention
7. Perubahan kebudayaan dalam waktu yang singkat disebut proses ….
A. Discovery D. Evolusi
B. Inovasi E. Imitasi
C. Asimilasi
8. Penyebaran kebudayaan dari satu individu ke individu yang lain disebut ….
A. Difusi D. Invention
B. Discovery E. Imitasi
C. Inovasi
9. Peniruan kebudayaan tanpa mengubah kebudayaan yang ditiru disebut ….
A. Difusi D. Invention
B. Discovery E. Imitasi
C. Inovasi
10. Tari kontemporer adalah hasil dari proses ….
A. Sintese D. Discovery
B. Inovasi E. Evolusi
C. Invention
II. Essay
1. Mengapa generasi muda umumnya lebih mudah terkena akulturasi budaya ?
2. Berikan salah satu contoh invention yang terjadi di Indonesia !
3. Bagaimanakah proses difusi budaya itu ? Jelaskan !
4. Apakah beda antara Discovery dan Invention ? Jelaskan !
5. Bagaimanakah proses sintese budaya itu ? Jelaskan !
6. Darimana asal kebudayaan ?
7. Kebudayaan adalah hal-hal yang berhubungan dengan apa ? Jelaskan !
8. Apakah hewan mempunyai kebudayaan ? Jelaskan !
9. Unsur kebudayaan yang menyangkut hubungan manusia dengan pencipta-Nya
adalah bidang apa ? Jelaskan !
10. Unsur kebudayaan yang menyangkut perkembangan intelektual manusia adalah
bidang apa ?
11. Sebutkan salah satu dampak positif dan negatif dari perkembangan budaya !
1
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
BAB II
HUBUNGAN ANTARA KEBUDAYAAN DAN SENI
I. KEBUDAYAAN
Kata budaya berasal dari bahasa Sansekerta “budhayah” yang merupakan bentuk
jamak dari kata “budhi” yang dalam bahasa Indonesia berarti “akal atau budi”. Jadi
kebudayaan berarti hal-hal yang bersangkutan dengan budi dan akal.
Sementara itu ada pula pendapat lain yang mengatakan mengenai asal
“kebudayaan”, yaitu kata kebudayaan merupakan perkembangan dari kata mejemuk budi-
daya. Kata mejemuk budi-daya itu berkembang yang akhirnya menjadi kata kebudayaan.
Adapun artinya adalah daya dari budi atau kekuatan dari akal.
Ada sekitar 160 buah definisi kebudayaan yang pernah dikumpulkan orang. Dari
perbedaan-perbedaan yang ada mengenai definisi kebudayaan itu disebabkan oleh
penekanan kepentingan saja. Ahli di bidang teknik akan merumuskan kebudayaan dengan
penekanan pada segi teknik. Ahli seni akan membuat definisi kebudayaan dengan
mengutamakan pada masalah-masalah seni. Demikian juga dengan ahli politik, ekonomi
dan sebagainya.
Dari sekian definisi yang dibuat para ahli ada hal yang sama yang semuanya
sepakat, yaitu bahwa kebudayaan itu selalu berhubungan dengan manusia. Hanya manusia
yang berbudaya, sedangkan hewan dan binatang tidak berakal. Perbedaaan yang pokok
mengapa manusia berbudaya dan binatang tidak berbudaya terletak pada akal. Manusia
berakal, sedangkan binatang tidak berakal.
Akal manusia tampak dalam bentuk pikiran dan perasaan. Pikiran terjadi karena
adanya otak, dan perasaan itu disebabkan oleh adanya kalbu atau hati. Binatang juga
memiliki otak dan hati tetapi binatang tidak berakal karena binatang tidak memiliki roh
atau jiwa. Jadi jiwa dan roh inilah yang merupakan penggerak terjadinya akal manusia yang
menampakkan diri dalam bentuk pikiran dan persan.
Dari definisi yang telah ada dapat kita ambil secara umum bahwa kebudayaan
adalah cara berfikir dan cara merasakan yang menyatakan diri dalam seluruh segi
kehidupan kelompok menusia membentuk masyarakat, dalam suatu ruang dan suatu
waktu (Suparli, 1983:14).
Dari definisi itu dapat diperinci bahwa kebudayaan itu melipputi seluruh seluk-
beluk cara sekelompok manusia dalam suatu waktu di suatu tempat. Misalnya kebudayaan
masyarakat Jawa di zaman Mataram Pertama, atau kebudayaan masyarakat Kutai di zaman
Mulawarman, dan sebagainya. Dengan demikian ruang lingkup kebudayaan itu adalah
1
sangat luas yaitu meliputi setiap peristiwa yang terjadi di masyarakat, serta hubungan
dengan individu semenjak individu itu lahir sampai mati.
Dari sekian luas segi-segi kebudayaan manusia dapat disimpulkan adanya segi-segi
kebudayaan yang pasti ada dan terdapat di setiap kebudayaan manusia di manapun di
dunia ini. Segi-segi yang ditemukan dalam setiap kebudayaan itu disebut “segi kebudayaan
universal” atau dalam bahasa asing disebut culture universal. Adapun segi budaya universal
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
meliputi tujuh segi yaitu: sosial, ekonomi, politik, pengetahuan dan teknik, seni, filsafat dan
agama.
1. Sosial
Sosial adalah pergaulan hidup. Manusia tidak hidup menyendiri, tetapi hidup bersama
dengan manusia yang lain. Untuk mengatur kesejahteraan manusia diperlukan sistem
yang mengatur pergaulan hidup itu, yang membentuk masyarakat. Masyarakat adalah
pendukung kebudayaan, sebaliknya kebudayaan harus ada masyarakat pendukungnya.
2. Ekonomi
Manusia yang terdiri dari jasad dan roh membutuhkan benda-benda untuk keperluan
hidupnya. Benda-benda kebutuhan itu tidak datang dengan sendirinya., tetapi harus
diadakan atau diproduksi, disampaikan kepada pemakai atau didistribusi yang
akhirnya dipergunakan atau dikonsumsi. Produksi, distribusi dan konsumsi merupakan
kegiatan pokok dari ekonomi. Sistem yang mengatur kegiatan-kegiatan itu adalah
ekonomi.
3. Politik
Manusia yang hidup bersama dan membentuk masyarakat itu perlu sistem yang
mengatur agar kehidupan masyarakat sejahtera. Aturan-aturan yang dibuat agar ditaati
anggota masyarakat perlu adanya pembentukan kekuasaan. Pembentukan kekuasaan
dan mempergunakan kekuasaaan untuk mengatur sosial dan ekonomi adalah
merupakan pokok-pokok kegiatan politik.
5. Seni
Manusia tidak hanya membutuhkan hal-hal yang bersifat kebendaaan saja. Akan tetapi
juga membutuhkan hal-hal yang menyenangkan. Segi kebudayaan yang mengusahakan
terpenuhinya kesenangan hidup adalah seni.
1
6. Filsafat
Manusia mempunyai hasrat yang besar akan kebenaran. Adapun kebenaran yang
diinginkan adalah kebenaran yang hakiki, yaitu kebenaran dari kebenaran. Filsafat
adalah tempat untuk menggali kebenaran dari kebenaran.
7. Agama
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
8. Peradaban
Kebudayaan umat manusia itu berkembang dari dulu hingga sekarang dan terus sampai
yang akan datang. Dalam perkembangan itu secara garis besar dapat dibagi menjadi
tiga periode perkembangan yaitu:
a.Kebudayaan primitif, tempat masyarakat masih bersahaja dan hidup menyendiri
(isolasi)
b. Kebudayaan peralihan (transisi)
c. Kebudayaan modern
Selama dalam perkembangan itu masyarakat sampai pada suatu masa dimana
kebudayaan sudah mencapai hidup sejahtera, tampak pada kehidupan masyarakat yang
sudah mengenal huruf (baca tulis), mengenal hukum dan tidak hidup dalam situasi
yang kasar dan bengis. Keadaan seperti ini tercapai pada masa kebudayaan peralihan.
Bentuk kabudayaan yang sudah mencapai demikian itu disebut “peradaban” atau dalam
bahasa asing disebut civilization.
II. SENI
Istilah seni yang sering dijumpai di masyarakat baik dengan surat kabar, majalah
maupun dalam pidato-pidato, sebenarnya usianya masih sangat muda. Seni berasal dari
bahasa Sansekerta “sani” yang berarti pemujaan, palayanan atau pencarian dengan hormat
dan jujur. Semula memang kita tidak mengenal istilah ini. Dalam bahasa Jawa istilah untuk
menyebutkan hasil kehalusan jiwa manusia yang indah adalah kagunan atau karawitan.
Istilah karawitan memang ditekankan penggunaannya untuk menyebutkan hasil karya
yang halus dan rumit pengerjaannya seperti tatahan wayang kulit, batik dan sebagainya.
Dalam bahasa Barat, misalnya dikenal istilah bahasa Latin “ars” yang berarti
ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu, yang kemudian berkembang
menjadi “L’art” dalam bahasa Perancis dan “art” dalam bahasa Inggris.
Tujuan dari kebudayaan pada dasarnya ada dua, yaitu: (1) manusia ingin selamat,
(2) manusia ingin senang. Oleh karena ada dua tujuan dasar atau naluri dasar inilah yang
melahirkan macam-macam tindakan manusia yang semuanya membentuk kebudayaan.
1
Ada tiga kebudayaan yang berfungsi untuk membentuk keselamatan seperti sosial,
ekonomi dan politik. Ada pula segi kebudayaan yang berfungsi untuk membentuk
kesenangan. Segi kebudayaan yang berfungsi membentuk kesenangan adalah seni atau
kesenian.
III. SENIMAN
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Istilah seniman dari kata asal “seni” dengan akhiran “man”. Seperti pada istilah lain
akhiran “man” atau “wan” adalah orang yang melakukan pekerjaan itu. Seniman adalah
orang yang menciptakan atau melaksanakan karya-karya yang menyenangkan.
Dahulu jabatan seniman dalam masyarakat Indonesia tidak ada sebab pembedaan
atau pembagian pekerjaan secara tegas tidak ada. Orang melaksanakan pekerjaan apa saja
untuk keperluan hidupnya, misalnya bertani, mendirikan rumah, membuat pakaiannya.
Pekerjaan seniman belum merupakan profesi. Orang yang mempunyai kelebihan yang
istimewa, dalam hal ini lelebihan di bidang seni menjadi tempat untuk dimintai
pertolongan melaksanakan pekerjaan seni. Namun hal itu menurut pendapat beberapa
masyarakat belum merupakan mata pencaharian.
Perkembangan lebih lanjut tentang seni rupa, orang masih belum dapat
membedakan antara seniman dengan pengrajin. Masih dipandang sama antara pekerjaan
membuat lukisan dan membuat sepatu. Bahkan Plato pernah berpendapat bahwa seniman
adalah hanya membuat hal-hal tiruan saja, sedangkan pengrajin adalah yang membuat hal
yang sesungguhnya. Misalnya, kalau pengrajin (tukang sepatu) membuat sepatu yang
sesungguhnya, sedangkan pelukis hanya mampu membuat tiruan (gambar) sepatu saja.
Jadi pengrajin lebih tinggi daripada seniman. Padahal sekarang ada kecenderungan bahwa
seniman merasa lebih tinggi daripada pengrajin. Lebih-lebih dengan adanya pemisah
antara seni murni (fine art) dan seni terpakai (applied art), yaitu seni yang ada dalam
benda-benda yang mepunyai kegunaan sehari-hari.
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
BAB III
SENI DAN JENIS PENGELOMPOKAN SENI
I. SENI
Istilah seni yang sering dijumpai di masyarakat baik dengan surat kabar, majalah
maupun dalam pidato-pidato, sebenarnya usianya masih sangat muda. Seni berasal dari
bahasa Sansekerta “sani” yang berarti pemujaan, palayanan atau pencarian dengan hormat
dan jujur. Semula memang kita tidak mengenal istilah ini. Dalam bahasa Jawa istilah untuk
menyebutkan hasil kehalusan jiwa manusia yang indah adalah kagunan atau karawitan.
Istilah karawitan memang ditekankan penggunaannya untuk menyebutkan hasil karya
yang halus dan rumit pengerjaannya seperti tatahan wayang kulit, batik dan sebagainya.
Dalam bahasa Barat, misalnya dikenal istilah dalam bahasa Latin “ars” yang berarti
ketangkasan dan kemahiran dalam mengerjakan sesuatu, yang kemudian berkembang
menjadi “L’art” dalam bahasa Perancis dan “art” dalam bahasa Inggris.
Tujuan dari kebudayaan pada dasarnya ada dua, yaitu:
Pertama manusia ingin selamat, dan
Kedua manusia ingin senang.
Oleh karena ada dua tujuan dasar atau naluri dasar inilah yang melahirkan macam-
macam tindakan manusia yang semuanya membentuk kebudayaan.
Ada tiga kebudayaan yang berfungsi untuk membentuk keselamatan seperti sosial,
ekonomi dan politik. Ada pula segi kebudayaan yang berfungsi untuk membentuk
kesenangan. Segi kebudayaan yang berfungsi membentuk kesenangan adalah seni atau
kesenian.
Untuk menyebutkan definisi seni, banyak para ahli estetika yang telah
menyusunnya. Definisi-definisi itu berbeda-beda sesuai dengan penekanan-penekanan
pendapatnya. Pada garis besarnya definisi itu dapat disimpulkan menjadi:
1. seni adalah suatu ketrampilan
2. seni adalah merupakan kegiatan manusia
3. seni adalah suatu karya seni
4. senia adalah seni rupa saja
1
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Pendapat ini tidak banyak memberi kepuasan para ahli estetika. Tokoh lain dari
teori pengungkapan adalah Leo Tolstoy, yang berpendapat bahwa perasaan estetis yang
telah dialami oleh seseorang yang muncul di dalam kalbunya dengan perantaraan sebagai
usaha, misalnya dengan gerak, suara, garis, warna, bentuk dan kata-kata, yang ditampilkan
berupa suatu karya sehingga orang lain pun pengalami perasaan yang sama. Leo Tolstoy
mengumpamakan karya seni sebagai pengungkapan atau ekspresi dari pencipta.
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
sadar. Oleh karena itu menurut teori ini proses penciptaan karya seni adalah untuk
memenuhi dorongan-dorongan yang ada di bawah sadar.
Karya yang bersifat surealis adalah curahan dari dorongan bawah sadar. Apa yang
terpendam bisa meledak kedalam wujud karya seni. Selanjutnya karya seni adalah cermin,
gambaran dari keinginan-keinginan bawah sadar.
Aestheticism berpendapt bahwa seni harus berdiri sendiri dan mempunyai tujuan-
tujuan sendiri (otonom). Seni tidak erlu mengabdi pada sesuatu apapun di luar seni. Seni
tidak boleh dinilai dengan ukuran-ukuran baku (standar) yang tidak bercorak estetis,
misalnya pertimbangan-pertimbangan moral, politik, agama dan lain-lain.
Semboyam mereka l’art pour l’art yang diterjemahkan menjadi “seni demi seni itu
1
sendiri” atau seni untuk seni”. Yang pertama-tama mengumandangkan semboyan l’art
pour l’art ialah Victor Cousin. Tetapi ada sementara pendapat bahwa yang pertama
menyebut adalah Theophile Gautier.
Tentu saja kelahiran l’art pour l’art juga merupakan reaksi terhadap situasi
masyarakat kesenian pada zaman itu. pada waktu itu seni selalu diukur dan dinilai oleh
sebuah dewan juri. Ukuran itu demikian ketatnya. Kadang-kadang ukuran berada diluar
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
estesis. Akibatnya banyak karya seni (seni lukis) yang ditolak oleh dewan juri. Hal ini
mengecewakan banyak seniman. Dan akibatnya mereka yang kecewa ini lalu mencetuskan
ide bahwa seni itu harus otonom, jangan dicampuri oleh hal-hal di luar seni.
Ahli estetis yang menggolongkan seni menjadi dua golongan tersebut adalah
Charles Batteaux. Sebenarnya baik seni murni maupun seni terpakai sama-sama
dimanfaatkan. Walaupun seni murni tidak direncanakan untuk sesuatu kegunaan
tertentu, dalam kenyataannya digunakan juga walaupun hanya sebagai pajangan.
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
a. Seni Lukis
Seni lukis merupakan suatu bentuk penyampaian pengalaman estetika
manusia yang disampaikan melalui bidang dua dimensional dengan menggunakan
garis dan warna.
Apabila suatu lukisan dimana unsur garis menonjol (banyak garis-garisnya)
disebut “gambar”. Misalnya karya yang dibuat dengan pensil atau pena. Apabila
suatu lukisan dimana unsur warna sangat menonjol disebut “lukisan”.
Ada pula ranting dari seni seni lukis atau gambar yang dibuat untuk
kepentingan lain yaitu untuk memberi pengertian. Gambar atau lukisan seperti ini
disebut sebagai “ilustrasi”.
b. Seni Patung
1
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
c. Seni Grafik
Seni grafik merupakan bentuk pernyataan pengalaman estetika manusia pada
bidang dua dimensional dengan menggunakan efek-efek gambar yang diperoleh dari
cetakan.
Dengan cara mencetak akan diperoleh efek-efek warna atau garis yang
berbeda dengan menggunakan kuas atau pena. Misalnya ada bintik-bintik,
peralihan-peralihan warna dan seterusnya.
Seni grafik semula bertujuan untuk memperbanyak hasil karya dua
dimensional dengan cara mencetak. Lama-kelamaan lalu berkembang menjadi
media ekspresi.
d. Seni Kriya
Seni kriya merupakan cabang seni rupa yang memerlukan banyak
ketrampilan khusus pekerjaan tangan. Contoh seni kriya misalnya ukir kayu,
anyaman, keramik.
Seni kriya banyak mengasilkan karya seni terpakai. Tetapi karena kemajuan
teknologi banyak beralih, yang semula hasilnya adalah merupakan seni terpakai,
beralih ke seni murni. Misalnya celengan, semula adalah berfungsi sebagai
penyimpan uang, namun sekarang seringkali hanya sebagai hiasan ruang saja.
Demikian juga dengan barang-barang pecah belah misalnya kendi, cobek, yang
semula benar-benar terpakai, namun sekarang juga kebanyakan hanya dijadikan
hiasan saja.
e. Seni Reklame
Seni reklame merupakan cabang seni rupa yang dipergunakan untuk
mempengaruhi pendapat umum. Maksud mempengaruhi pendapat umum ini adalah
bermacam-macam misalnya dapat mempropagandakan ide supaya banyak orang
menganutnya, untuk menawarkan barang supaya banyak orang menyukai barang
tersebut kemudian membeli, dan lain sebagainya.
Seni reklame termasuk seni terpakai yang disampaikan. Seni ini memerlukan
pemecahan masalah seni rupa, juga memerlukan pengetahuan lain misalnya ilmu
jiwa, sosiologi dan sebagainya.
f. Seni Arsitektur
Seni arsitektur merupakan cabang seni rupa yang khususnya bergerak di
bidang bangunan. Seni ini adalah benar-benar seni terpakai.
1
Karena hasilnya adalah tiga dimensional maka karya seni bangunan harus
dapat dilihat dari semua penjuru. Disamping itu masih ditambah satu hasil lagi yaitu
harus juga baik dari sebelah dalam.
g. Seni Dekorasi
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Seni dekorasi merupakan cabang seni rupa yang khususnya bergerak dalam
bidang tata hias. Seni ini bersama dengan seni arsitektur mengolah bangunan
bagaimana agar lebih nyaman untuk ditempati.
b. Teater
Istilah teater baru timbul mada masa akhir-akhir sekarang. Istilah teater memiliki
arti:
Gedung pertunjukan atau proses suatu kesenian yang dilakukan di dalam
gedung
Seni pertunjukan
Untuk pengertian teater yang sekarang mempunyai arti suatu bentuk kesenian yang
mempunyai unsur nyanyi, musik, tari dan drama.
Kalau diperinci, teater mempunyai unsur-unsur sebagai berikut:
Memiliki unsur nyanyi.
Jadi dalam suatu teater memiliki unsur suara manusia baik
berupa nyanyian atau musik vokalnya, maupun bukan nyanyian
Memiliki unsur musik.
Jadi dalam teater memiliki unsur-unsur musik instrumental, baik
berupa musik iringan maupun sebagai latar belakang
1
pembentukan suasana
Memiliki unsur tari (gerak) baik diiringi musik maupun tanpa diiringi
musik. Jadi gerak tari tersebut dapat menggambarkan suatu teater.
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Teater rakyat adalah teater yang melukiskan segi-segi kehidupan rakyat sehari-hari,
misalnya kegiatan ke sawah, kegiatan-kegiatan rumah tangga dan sebagainya.
Dahulu teater rakyat tidak pernah dimainkan dalam gedung tetapi dimainkan di
alam terbuka, misalnya di lapangan atau di muka pasar yang ramai. Melihat teater tersebut
bagi penonton adalah perupakan bagian dari kehidupannya.
Teater klasik
Teater klasik yaitu teater tradisi yang dapat dikatakan sudah ada sejak jaman feodal,
karena dipelihara oleh raja atau kalangan bangsawan di istana-istana.
Teater klasik tersebut menggunakan materi gerak seni tari klasik dengan
menggunakan dialog baik prosa maupun puisi. Dialog puisi selalu dalam bentuk nyanyian
atau tembang dalam bahasa daerah. Contoh-contoh dari teater klasik yang sangat menonjol
sampai sekarang adalah wayang orang, ketoprak, ludruk, wayang kulit.
Wayang Orang merupakan teater klasik yang di dalamnya mempunyai unsur-unsur
tari klasik, menggunakan dialog prosotan tanpa nyanyian, dimana kadang-kadang juga
menggunakan tembang. Tembang-tembang yang dinyanyikan adalah bentuk mocopat.
Sedang untuk melukiskan suasana lukisan dipergunakan suara dalang. Dalam hal ini si
dalang sering melukiskan suasana dalam bentuk nyanyian/tembang (disebut suluk),
kadang-kadang tanpa dinyanyikan tetapi dalam bentuk bahasa yang indah. Lakon yang
diambil dalam pewayangan adalah dari cerita epos Ramayana atau Mahabarata.
Ketoprak juga merupakan teater klasik. Asal muasal ketoprak dari daerah Jawa
Tengah. Bentuknya agak lebih bebas, karena agar berkurang unsur-unsur drama modern,
dialog yang digunakan adalah proses yang tidak dinyanyikan namun kadang-kadang
diselingi juga dengan dialog yang dinyanyikan. Tidak menggunakan dalang. Lakon diambil
dari sejarah atau babat. Kadang-kadang juga untuk waktu sekarang diambil dari cerita
novel percintaan.
Ludruk adalah merupakan teater klasik yang berasal dari daerah Jawa Timur.
Bentuknya bebas, unsur tariannya hanya digunakan sewaktu pementasan lakon akan
dimulai (yang sering disebut dengan tari ngremong), serba menggunakan unsur-unsur
drama modern. Dialog dalam ludruk berlainan dengan ketroprak karena dialog dalam
ludruk dapat dikatakan agak kasar. Ludruk juga tidak menggunakan dalang. Lakon yang
sering diambil dari peristiwa-peristiwa perjuangan rakyat kecil pada masa revolusi di
Indonesia. Contohnya Sarip Tambak Yoso dan sebagainya. Jalan ceritanya diselingi dengan
dagelan-dagelan atau lelucon.
Wayang kulit adalah bentuk teater yang para pemimpinnya adalah wayang atau
1
benda dari kulit atau kayu. Dialog dan pelulusan suasana seluruhnya dilakukan oleh dalang.
Wayang kulit mempunyai pola permainan tertentu dan harus dilaksanakan dengan ketat.
Lakon yang dibawakan adalah epos Ramayana dan Mahabarata. Untuk wayang purwa,
cerita Minak dimainkan oleh wayang dan serita Panji dapat juga dimainkan dari wayang.
Teater transisi
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Teater transisi adalah merupakan peralihan antara teater tradisi dan teater moden.
Teater transisi lahir karena masuknya pengaruh teater Barat ke Indonesia. Sehingga
dengan demikian teater tradisi yang sudah ada tercampur dengan unsur-unsur teater
Barat, serta adanya usaha orang-orang untuk merubah teater tradisi menjadi teater Barat.
Usaha tersebut banyak antara lain dimasukkannya unsur teater bart pada teater
tradisi. Sebagai contoh teater trasnsisi adalah komedi Stambul, sandiwara.
Teater modern
Teater modern adalah bentuk teater yang menggunakan konsepsi seni teater Barat
modern. Konsepsi ini dapat berupa ide cerita atau teknik pengungkapan, sehingga dengan
demikian dapat berupa:
Konsepsi cerita tradisional, tetapi teknik pemanggungan modern
Konsepsi cerita modern, teknik pemanggungan juga modern
Contoh teater modern adalah teater yang dimainkan oleh kelompok Rendra, Putu
Wijaya, dan lain-lain.
Bentuk teater
Bentuk dan konstruksi pentas menurut jamannnya.
a. Teater Primitif
Merupakan drama primitif yang mempunyai tujuan keagamaan, maka terjadi para
pelaku religius. Drama itu mula-mula dilaksanakan di suatu tempat di alam terbuka,
kemudian dilaksanakan dalam suatu candi tempat dewi-dewi bersemayam dan
disembah.
b. Teater Yunani
Disebut juga drama Yunani kuno, yang juga bersifat keagamaan dan kultus, yaitu
bersumber pada kultus Dianosos. Tempat pertunjukannya melingkar, tidak ada
batas antara pemain dan penonton
c. Teater Romawi
Adalah drama Romawi yang menggambarkan ciri sebagai cerita kehidupan raja-raja
dan tidak merupakan peristiwa religius
d. Teater Abad Pertengahan
Pada abad tersebut agama Kristen berpengaruh besar pada perkembangan teater
abad pertengahan ini. Sedangkan coraknya tidak meninggalkan bentuk Yunani dan
Romawi.
e. Teater Elizabethan
1
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Adalah bentuk teater baru hasil dari suatu perkembangan drama. Perkembangan
baru ini dimulai dalam istana raja-raja jaman Renaisance
g. Teater Jaman Baru
Teater untuk jaman baru ini dipelopori oleh Tatlio Bibiona dan Giuseppo
Alexandrio. Mereka mengembangkan dalam bentuk teater abad pertengahan ke
abad baru dengan mengadakan penyesuaian antara gambar dekor dengan
arsitektur gedungnya.
h. Teater Modern
Teater modern bentuknya aneka ragam, disesuaikan dengan kebutuhan penonton
agar dapat melihat dengan jelas dan enak. Coraknya menuju ke arah modern.
c. Seni tari
Seni tari adalah bentuk-bentuk penyampaian jiwa manusia melalui
gerak-gerak ritme yang indah. Dengan batasan ini maka terdapat tiga hal yang
menonjil dan penting, yaitu gerak, ritmis dan indah disamping ekspresi
manusia.
waktu. Sedangkan cabang kesenian lain seperti seni musik atau seni
karawitan hanya hidup dalam dimensi waktu. Bagi seni rupa dimensi
ruanglah yang diperlukan.
Seni tari merupakan ungkapan perasaan manusia yang dinyatakan
dengan gerak-gerak tubuh manusia. Sehingga dari sini tampak dengan jelas
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
bahwa hakekat tari adalah gerak. Disamping unsur dasar gerak seni tari juga
mengandung unsur dasar lain seperti irama (ritme), iringan, tata busana dan
tata rias, tempat serta tema.
A.1. Gerak
Gerak dapat diungkapkan dengan bermacam-macam. Diantara berbagai
macam gerak itu, salah satu diantaranya ada yang mengandung unsur
keindahan (sedap dipandang mata).
Angin bertiup dari tengah sasmudra mendesak air laut bergerak menuju
ke pantai berupa gelombang samudra, menimbulkan suatu gerakan yang
indah dipandang mata. Daun nyiur di pantai meliuk-liuk atas tiupan angin
indah dalam pandangan mata.
Demikian pula di musim kemarau kunang-kunang mengibas-ngibaskan
sayapnya menimbulkan cahaya gemerlapan di tengah sawah pada malam hari
seperti cahaya mutiara indah yang sedang memantulkan sinar. Ikan mas
berenang renang ke sana ke mari di dalam akuarium, selain menimbulkan
pemandangan yang indah juga menimbulkan suasana ketenangan.
Tetapi mengingat bahwa seni tari merupakan salah satu cabang
kesenian yang juga merupakan salah satu hasil budi manusia, maka unsur
dasar tari utama yang berwujud gerak itu, tidak semua gerak dapat dikatakan
gerak tari. Gerak yang berfungsi sebagai materi gerak pokok tari hanyalah
gerakan-gerakan dari bagian tubuh manusia yang telah diolah dari gerak
keadaan wantah menjadi suatu bentuk gerak tertentu. Dalam istilah kesenian,
gerak yang telah mengalami stilisasi atau distorsi.
Dari hasil pengolahan suatu gerakan atau gerak yang telah mengalami
sitisasi atau distorsi inilah nanti lahir dua jenis gerak tari. Yang pertama gerak
tari yang bersifat gerak murni dan yang kedua bersifat gerak maknawi.
Gerak murni adalah gerak tari darihasil pengolahan gerak wantah yang
dalam pengungkapannya tidak mempertimbangkan suatu pengertian dari
gerak tari tersebut. Disini yang dipertimbangkan adalah faktor nilai
1
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
dan nuding pada tari Bali mengadung pengertian terperanjat dan marah.
Gerak menghadapkan telapak tangan pada penari lain mengandung
pengertian menolak. Gerak menengadahkan telapak tangan dan muka ke
langit berarti sembah atau sujud memuja Tuhan. Sedangkan menggeleng-
gelengkan kepala berati kecewa, demikian pula gerak mengangguk-
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Macam-macam Gerak
Gerak wantah
(gerak sehari-hari)
Gerak yang
mengandung arti
Gerak
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Diperhalus menjadi
bentuk artistik
Gerak wantah
(gerak yang biasa Gerak distilisasi
dipakai sehari-hari)
Dirombak / distorsi
(menjadi bentuk
artistik)
Ditinjau dari cara pengungkapannya ada dua bentuk tari, yaitu yabng
representatif dan yang non representatif. Tarian yang bersifat representatif
yaitu gerak tarinya menggambarkan suatu pengertian atau maksud tertentu
dengan gerakan tarian jelas. Tarian yang bersifat nonrepresentatif yang
gerakan tarinya tidak menggambarkan suatu pengertian tertentu. Namun
demikian dalam keseluruhan penggarapan sebuah tari pasti tidak
meninggalkan salah satu sifat tersebut di atas. Keduanya saling bertautan dan
isi mengisi. Hanya mana yang lebih ditekankan. Pada garapan-garapan tari
non representatif banyak digunakan gerak murni atau pure movement. Sedang
garapan yang bersifat representatif pasti saja banyak disusun dari gerak-
gerak maknawi atau gesture. Bagi bangsa primitif ada suatu keyakinan bahwa
semakin tepat dan cermat seorang penari melaksanakan gerakan tarinya,
maka semakin tinggi atau semakin ampuh karunianya baik yang bersifat
moral atau material.
1
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
A.2. Ritme
Di dalam kehidupan dunia sebagai makroskosmos, ritme ini selalu ada
dan bersifat tetap. Contoh yang paling dekat bahwa matahari selalu terbit dari
sebelah timur. Selanjutnya naik dan berjalan berpindah tempat sampai
tenggelam di sebelah barat pada waktu sore hari. Ritme itu sendiri
sebenarnya merupakan jarak yang tetap. Untuk memberikan suatu kehidupan
maka perjalanan sepanjang jarak ini dilaksanakan dengan adanya daya naik
dan turun. Dalam dunia karawitan atau musik daya tersebut sangat jalas. Daya
ini bisa disebut padang-ulihan atau these-antithese. Dari inilah maka
sebenarnya ritme itu merupakan pola waktu yang memberikan kehidupan.
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
A.3. Iringan
Di atas telah disebutkan bahwa tari adalah suatu gerak ritmis. Untuk
memperkuat dan memperjelas gerak ritmis dari suatu bentuk tarian dapat
dilaksanakan dengan iringan. Iringan tersebut pada umumnya berupa suara
atau bunyi-bunyian. Sumber bunyi sebagai iringan tari yang pertama adalah
suara manusia sendiri.
Bangsa-bangsa primitif menari-nari dengan teriakan-teriakan sebagai
musik pengiringnya. Anak kecil menari-nari dengan teriakan iringan nyanyian
suara ibu atau inang pengasuhnya. Selanjutnya pada tingkat berikutnya demi
keserempakan gerak mereka menari-nari dengan tepuk tangan sebagai
pengiringnya. Hal ini ada kalanya disamping dengan nyanyian ada juga
dengan tepuk tangan. Tarian Seudati dari Aceh merupakan tarian pria yang
ditarikan secara massal dikuatkan dengan suatu tepukan tangan pada perut.
Bangsa Indian di pedalaman Amerika ataupun bangsa Pigmi di
pedalaman benua Afrika menari-nari dengan menghentakkan kaki ke tanah.
Suara yang ditimbulkan karena hentakan kaki itulah yang dipergunakan
sebagai iringannya. Setelah mereka mengenal senjata atau tongkat, maka
suara hentakan kaki tadi diganti dengan suara yang ditimbulkan dari
hentakan tongkat pada tanah, ataupun suara lain yang ditimbulkan jarena
pukulan tongkat dengan tongkat lain.
Selama orang laki-laki menari-nari, maka keluarga mereka melingkari
sambil menyanyi ataupun bertepuk tangan membantu menguatkan suara si
penari. Ada kalanya para istri mereka dan anak-anaknya memukul-mukul
dahan pohon yang telah tumbang sebagai alat bunyi-bunyian yang dia
mainkan dengan cara dipukul-pukul, seperti sekarang dapat kita lihat sebagai
kentongan ataupun lesung alat penumbuk padi.
Di Jawa Tengah sampai saat ini ada suatu pertunjukan yang disebut
Ketoprak lesung, dan lesung tadi dipergunakan sebagai alat bunyi-bunyian
pengiringnya. Disamping alat musik pukul, dalam perkembangannya juga
dikenal alat musik tiu seperti seruling. Tari-tarian yang diiringi dengan
1
seruling sampai saat ini masih banyak terdapat di pulau Bali. Bunyi-bunyian
dapat pula berbentuk alat petik seperti kecapi Sunda atau siter dan clempung
di Jawa Tengah.
Alat bunyi lainnya ada yang cara membunyikannya dengan ditepuk baik
sebelah sisi ataupun kedua sisinya, seperti terbang dan gendang. Khusus
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
rias bagi seni tari yang dipentaskan melalui panggung, melalui televisi
maupun melalui film.
A.5. Tema
Pada mulanya, orang menari bukan semata-mata untuk ditonton.
Namun dalam perkembangan terakhir ini tari sengaja disusun untuk
dipertontonkan. Untuk mendekati tercapainya tujuan maka perlu adanya
unsur tema. Tema itu dapat diangkat dari bermacam-macam sumber. Hal ini
dapat berasal dari manusia sendiri, dapat berupa pengalaman hidupnya
seperti kegiatan sehari-hari, kisah ataupun pengalaman hidupnya sejak dalam
kandungan ibu sampai pada masa penguburan junazah. Serta dapat pula dari
hasil budidaya yang antara lain dapat berbentuk cerita-cerita baik yang
bersifat legende, mitos ataupun sejarah. Yang berbentuk cerita misalnya epos
Ramayana, epos Mahabarata. Yang berbentuk legende misalnya Nyai Roro
Kidul dan yang berbentuk sejarah misalnya Pangeran Diponegoro, Gajah
Mada.
Tari dapat pula diangkat dari tema flora dan fauna. Tema yang diangkat
dari flora atau dunia tumbuh-tumbuhan misalnya tari tani, tari minta hujan,
tari kumbang sari. Yang diangkat dari tema fauna atau dunia binatang
misalnya tari kijang, tari burung, tari angsa dan sebagainya. Ada pula tari yang
diangkat dari alam semesta misalnya tari ombak, tari api dan sebagainya.
Biasanya tema tadi diambil dan disesuaikan dengan alam sekitarnya serta
taraf kehidupan masyarakat pada jamannya.
A.6. Tempat
Tari dilakukan oleh manusia. Manusia sendiri adalah makhluk hidup
yang mempunyai ukuran tiga dimensi, yaitu tinggi, panjang dan lebar.
Sedangkan dalam kehidupannya manusia selalu bergerak berpindah-pindah.
Maka untuk melaksanakan suatu kegiatan tari dibutuhkan waktu dan ruangan
atau tempat.
1
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
B. Definisi Tari
Seni tari bersifat universal, artinya seni tari ini dilakukan dan dimiliki
seluruh manusia di dunia. Mengingat tempat kedudukan manusia satu dengan
yang lain berbeda-beda, maka pengalaman hidup mereka itu beraneka ragam
pula. Akhirnya dasar titik tolak pengetahuan merekapun berbeda-beda. Bagi
manusia yang hidup di daerah tropis tentu akan berbeda dengan mereka yang
hidup di daerah kutub. Bagi yang hidup di daerah pegunungan pasti berbeda
dengan yang hidup di padang pasir. Perjuangan mereka berbeda-beda dalam
memecahkan suatu masalah. Maka dari itulah, biarpun aspek kejiwaannya
sama namun dalam penentuan pembatasan atau dalam memberikan definisi
seni tari terdapat keaneka-ragaman.
Tari itu sendiri dalam penggunaannya dapat bermacam-macam. Pada
musim hujan di malam hari katak menari-nari sambil menyanyi kerena
kegembiraan. Kunang-kunang bergemerlapan memancarkan sinarnya
diantara daun padi bagaikan menari-nari karena terpenuhi tuntutan
kesenangan hidupnya. Di siang hari di atas dahan yang tinggi burung-burung
meloncat-loncat dan terbang kesana kemari seolah menari-nari karena telah
1
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
f. Penggolongan Tari
Secara garis besar, penggolongan tari adalah sebagai berikut :
1. Penggolongan berdasarkan atas koreografinya, digolongkan menjadi:
Tari Rakyat, yaitu tari yang sudah berkembang sejak jaman
primitif sampai sekarang.
Tari Klasik, yaitu tarian yang sudah mengalami puncak
keindahannya yang tertinggi. Tarian ini berkembang
semenjak kejayaan masyarakat feodal di Indonesia.
Tari Kreasi Baru, yaitu tari yang diciptakan dalam bentuk
baru. Istilah ini timbul sejak tahun 1950. Tarian baru ini
diciptakan dengan maksud untuk memenuhi eskpresi dan
keinginan batin penciptanya.
2. Penggolongan berdasarkan atas fungsinya, digolongkan menjadi:
Tari Upacara, yaitu tarian yang bersifat magis untuk
mempengaruhi alam, bersifat ritual dan untuk upacara adat
yang bersifat religius. Tarian ini sering digunakan untuk
upacara agama.
Tari Hiburan, yaitu tari yang dititik beratkan pada segi
hiburan, dimana tidak diutamakan pada segi keindahannya.
Pada umumnya berbentuk tari pergaulan. Tarian ini
biasanya ditarikan secara berpasangan antara muda-mudi
dengan santai.
Tari Pertunjukan, yaitu tari dimana nilai artistiknya sangat
diutamakan. Golongan tari-tarian ini adalah merupakan
1
timbul dalam pikirannnya, yang tidak dapat dilukiskan dengan erkataan, perbuatan atau
salah satu kesenian lain seperti seni rupa, seni sastra, seni gerak, tetapi dengan suara.
Di atas telah dikemukakan bahwa musik timbul dari manusia itu sendiri. Manusia
dilahirkan dengan memiliki alat-alat suara. Dengan alat-alat yang dimiliki sejak lahir itulah,
seni musik diungkapkan. Dengan demikian dapat dimaklumi apabila dikatakan bahwa seni
musik yang pertama lahir ialah seni musik yang dibawakan dengan suara manusia atau
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
nyanyian (musik vokal). Setelah itu, barulah timbul kegiatan untuk memberikan birama
dan irama pada suara-suara itu.
Kehidupan manusia selalu berkembang. Manusia selalu tidak pernah puas dengan
apa yang telah dimiliki. Demikian pula setelah menusia dapat mencurahkan ekspresinya
melalui suaranya sendiri, tidak merasa puas hanya sampai disana saja, mereka berusaha
untuk mencoba mencurahkan ekspresinya melalui alat-alat yang sederhana yang terbikin
dari batu, kayu, kulitm serta tanduk binatang, dan sebagainya. Dari sinilah pangkal tolak
adanya musik yang tidak saja dibawakan dengan suara manusia (vokal), tetapi juga
dibawakan dengan alat-alat (instrumen).
Manusia terus berkembang dari masa ke masa. Timbullah suatu kebutuhan lain dan
timbullah keinginan untuk melukiskan suara-suara itu dalam tulisan-tulisan yang dapat
dibaca, hingga lahirlah suatu sistem tertentu tentang tulisan musik dalam berbagai sistem
nada serta tangga nadanya.
c. Pengertian musik
Perkataan diatonis dipetik dari bahasa Latin, diatonicus, maksudnya nada-nada
yang terdiri dari tujuh jenis bunyi yang ditulis di atas garis titi, yaitu do re mi fa sol la si.
Kita mengetahui bahasa Latin adalah bahasa Eropa yang terbilang paling tua. Orang
Eropa mempedulikan bahasa Latin seperti kita mempedulikan bahasa Sansekerta. Karena
perkataan diatonis berasal dari bahasa Eropa, sudah tentu pula aturan nada diatonis ini
berasal dari bangsa Eropa.
Ada beberapa sistem nada yang dikenal di dunia. Sistem nada yang menggunakan
lima nada disebut “pentatonis” dan yang menggunakan tujuh nada disebut “diatonis”.
Sebelum kita berkenalan dengan aturan nada diatonis, nenek moyang kita hanya
mengenal aturan nada yang terdiri dari lima jenis bunyi. Aturan nada yang terdiri dari lima
jenis bunyi ini disebut pentatonis, juga dipetik dari bahasa Latin pentatonicus.
Tangga nada pentatonis adalah suatu jenis tangga nada yang mempergunakan lima
buah nada pokok ada setiap oktafnya dengan diakhiri nada VI sebagai oktafnya. (penta
1
berarti 5 dan tonis/tonus berarti nada). Jadi penamaan penta tonis ini bukan ditinjau dari
segi jarak nada pada tangga nada dalam 1 oktaf. Bila kita tinjau dari segi jarak nada-
nadanya, tangga nada pentatonis ini sangat banyak variasinya. Di Indonesia saja misalnya
kita kenal tangga nada atau titi laras Pelog, Salendro, Degung, Madenda yang banyak
dipergunakan di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali serta daerah-daerah
lain yang mempunyai nama sendiri-sendiri.
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Seni suara atau musik merupakan bentuk-bentuk penyampaian isi hati seseorang
dengan melalui suara yang indah. Suara sapat dibedakan atas desah dan nada. Seni suara,
dahulu (konvensional) menggunakan materi pokok nada saja, tetapi pada musik sekarang
(kontemporer) dimasukkan atau menggunakan pula desah, misalnya teriakan manusia.
Suara dapat dihasilkan oleh suara-suara manusia atau suara alat, atau suara manusia dan
alat. Apabila materi suara dihasilkan oleh manusia disebut musik vokal, apabila dihasilkan
oleh alat disebut musik instrumental dan apabila dihasilakn oleh manusia dan alat secara
bersama-sama disebut musik campuran.
1. Musik Vokal
Musik vokal adalah musik yang materi pokok suaranya dihasilkan oleh
manusia. Apabila suara manusia dihasilkan oleh seorang saja disebut nyanyian
tunggal atau vokal solo, sebaliknya apabila yang menyanyi itu orang banyak maka
disebut nyanyian orang banyak atau koor.
Suara manusia dibedakan atas suara pria dan suara wanita, yang masing-
masing mempunyai jajakan atau wilayah suara sendiri-sendiri.
Suara pria dapat dibedakan atas tiga wilayah, yaitu:
Suara pria tinggi disebut tenor
Suara pria yang rendah disebut bass
Suara pria yang tengah antara tinggi dan rendah disebut bariton.
Suara wanita juga dibedakan menjadi tiga wilayah, yaitu:
Suara wanita yang tinggi disebut tenor
1
2. Musik Instrumental
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Musik instumental adalah musik yang materi pokoknya dihasilkan olah alat. Alat-
alat musik atau instrumen dapat dimainkan secara sendiri-sendiri atau secara bersasma-
sama. Apabila dimainkan secara sendiri-sendiri disebut “permainan tunggal”. Sedangkan
apabila dimainkan secara bersama-sama disebut “orkestra”.
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
BAB IV
FAKTOR TERWUJUDNYA SENI
Seni lahir setelah diciptakan oleh penciptanya, yaitu seniman. Banyak faktor yang
melandasi terwujudnya seni, yaitu susunan seni, unsur seni, dan persoalan seni.
Agar supaya seniman dapat menciptakan karya seni dengan sempurna maka ia
harus mengetahui segala sesuatu yang ada di dalamnya. Secarafisik karya seni dapat dilihat
bagian-bagiannya yaitu berupa medium seni, bentuk seni, struktur seni, serta
pertimbangan, dari bagian-bagiannya. Semua persoalan ini akan diuraikan di dalam hal
susunan seni, sedangkandalam hal unsur seni akan diperbincangkan masalah yang
menyangkut ruang, warna, garis, nada, gerak dan ritme.
Baik di dalam susunan seni maupun di dalam unsur seni, seniman akan dihadapkan
dengan berbagai persoalan. Adapun persoalan seni yang sering merupakan kunci
keberhasilan seniman dalam mencipta adalah masalah komposisi, proporsi dan dimensi.
I. SUSUNAN SENI
Kalau kita memperhatikan karya seni, apakah itu berupa lagu yang dimainkan
dengan menggunakan piano, atau sebuah patung yang dipajangkan pada sebuah taman,
atau juga tarian yang dibawakan secara massal, sebenarnya merupakan suatu ramuan atau
pengolahan berbagai hal menjadi satu kesatuan hingga menjadi karya seni. Misal pada lagu
itu ada rangkaian nada-nada ada yang tinggi dan ada yang rendah, cepat lambat direkam
menjadi satu sehingga melahirkan sebuah lagu. Demikian juga dengan patung, ada bagian
yang menonjol dan ada yang lekuk, sehingga lahirlah bentuk-bentuk yang dimaksudkan
oleh pematungnya. Sementara pada tari massal, ada gerak-gerik yang meliuk-liuk, kadang
cepat kadang lambat, keras dan lemah gemulai, sesuai dengan iringannuya yang
menggambarkan sesuatu sesuai dengan khayalan dari sang pencipta tari.
Dari semua hal itu sebenarnya ada tiga hal yang merupakan persoalan sehingga
melahirkan karya seni. Adapun persoalan yang dimaksud adalah sebagai berikut:
(1) Apakah yang hendak disampaikan oleh karya seni itu?
Persoalan ini disebut “pokok soal”.
(2) Bahan apakah yang digunakan sehingga melahirkan karya
seni itu?
Persoalan ini disebut “bahan”
(3) Bagaimana menyusun bahan-bahan itu sehingga melahirkan
karya seni?
1
1. Pokok Soal
Karya seni itu ingin mengutarakan sesuatu. Misalnya : patung itu adalah patung
petani, lagu itu adalah lagu Pancasila, sedangkan tarian massal itu adalah tari kupu-kupu.
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Petani, Pancasila dan kupu-kupu adalah karya seni. Petani, Pancasila dan kupu-kupu itulah
yang ingin disampaikan oleh pencipta dalam karya seninya.
Segala yang ingin disampaikan itu, kadang-kadang dapat berupa pokok soal, dapat
pula berupa tema dan kadang-kadang berupa dalil atau ajaran yang dibentangkan dalam
sebuah karya seni.
Pokok soal menggambarkan sesuatu yang konkret, misalnya petani, nelayan,
prajurit, merak, kupu-kupu, dan sebagainya. Hal-hal yang konkret ini ingin digambarkan
oleh seniman dengan karya seninya. Tetapi karya seni yang berupa lagu tida ada pokok
soal yang digambarkan.
Tema menggambarkan sesuatu yang tidak konkret, misalnya sedih, gembira,
keadilan, semanggat dan sebagainya. Gambaran suasana itulah yang akan disampaikan
oleh seniman dengan karya seninya. Dalam karya seni yang berbentuk tari memang tidak
ada penggambaran tema.
Dalam karya seni modern, terutama dalam seni rupa, kadangkala memang tidak
menggambarkan pokok soal atau tema. Jadi dalam karya sastra tidak menggambarkan apa-
apa. Ingat akan gaya seni abstrak.
Karya seni yang membawakan suatu ajaran atau dalil, misalnya dapat kita jumpai
pada karya sastra pedalangan atau drama. Contohnya sebuah penggambaran bahwa
kebenaran selalu menang terhadap kejahatan.
2. Bahan
Bahan juga sering disebut material atau medium yang selalu dibutuhkan dalam
setiap karya seni. Material seni pada masanya memiliki sifat-sifat sebagai berikut:
(1) Material seni itu memiliki sifat “konkret”. Dapat dilihat atau didengar juga
diraba. Lawan konkret adalah abstrak, misalnya sebagai berikut:
Material seni lukis adalah cat, kanvas yang dapat dilihat dan diraba.
Material seni patung adalah kayu atau logam atau tanah liat yang dapat
dilihat dan diraba.
Material musik adalah nada yang dapat didengar.
Material seni tari adalah gerak yang dapat dilihat
Material seni sastra adalah kata yang sapat didengar.
(2) Sifat material yang kedua adalah “mutlak”. Tanpa material tidak mungkin
karya seni diciptakan orang. Material adalah merupakan keharusan pada
penciptaan seni. Pada beberapa cabang seni, disamping material diperlukan pula
1
alat. Kadang-kadang sulit dibedakan antara material dan alat. Misalnya, dalam
musik material adalah nada, alatnya adalah gitar atau piano.
(3) Sifat material yang ketiga adalah “tidak serba guna”. Masing-masing cabang
seni memiliki material sendiri-sendiri. Material seni yang satu tidak dapat
digunakan untuk seni yang lain. Misalnya, materi seni sastra yaitu kata, sehingga
tidak dapat digunakan untuk material seni patung. Demikian juga sebaliknya,
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
material seni patung hanya untuk seni patung saja, tidak dapat digunakan untuk
seni sastra.
Seorang ahli filsuf Jerman, Cotthold Lessing berpendapat bahwa seni rupa itu
berhubungan dengan ruang, sedangkan seni musik atau seni pendengaran itu
berhubungan dengan waktu. Oleh karenanya, kedua seni itu memiliki medium yang
berbeda pula.
(4) Sifat keempat dari material atau medium seni adalah bahwa “medium itu
mempunyai ciri-ciri atau kualitas sendiri-sendiri”. Kualitas medium disebut unsur
seni. Kadang-kadang orang tidak membedakan antara medium dan unsur. Misalnya:
Medium seni lukis adalah cat, unsurnya adalah warna, garis, prespektif,
gelap terang.
Medium seni tari adalah gerak manusia, unsurnya adalah irama, keras
lemah, keseimbangan.
Medium seni mudik adalah nada, unsurnya adalah irama, harmoni, tempo
dan sebagainya.
Dari contoh di atas, yang merupakan unsur seni itu adalah warna, garis, perspektif
(untuk seni lukis), irama keras lemah, keseimbangan (untuk seni tari) dan irama,
harmoni, tempo (untuk seni musik.
3. Pengorganisasian Unsur
Setelah semua tersedia, dimulai dengan diketemukannya pokok doal atau tema atau
dalil yang akan dikemukakan, yang semua itu berupa ide, medium seni dengan unsur seni
yang tersedia. Mulailah seniman itu berkarya atau mencipta, yaitu melaksanakan ide yang
ada dalam kalbu ke dalam karya seni melalui medium seni. Preses ini disebut
pengorgnisasian. Dengan pengorganisasian unsur-unsur seni itu terciptalah bentuk karya
seni. Bentuk disini bukan berarti bentuk dalam arti wujud seperti persegi empat, bundar
dan seterusnya, tetapi bentuk disini berarti keseluruhan hubungan unsur-unsur itu
sehingga berupa sesuatu yang disebut karya seni.
Tinggi rendahnya suatu karya seni akan tampak dalam katrampilan seniman
mengorganisasikan unsur-unsur seni. Bagaimana dia mempermainkan unsur-unsur itu
sesuai dengan hukum-hukum atau kaidah-kaidah yang berlaku.
Dari bentuk karya seni yang terjadi itu dapat dibedakan atas bentuk besar atau
bentuk secara keseluruhan, dan bentuk kecil yang merupakan bagian-bagian dari bentuk
besar itu. bentuk besar yang merupakan bentuk keseluruhan itu disebut “struktur dari
1
karya seni”. Sedangkan bentuk kecil, yang merupakan bagian-bagiannya disebut “texture”,
yaitu yang merupakan bagian detail dari karya seni itu.
Setiap karya seni yang baik selalu menggambarkan bentuk-bentuk struktur yang
jelas, yang kemudian diikuti dengan penyusunan texture untuk bagian-bagian dari struktur
itu. sehingga tidak akan terjadi kumpulan texture yang terlalu jlimet tetapi tidak memiliki
hubungan texture yang membentuk struktur.
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
1. Ruang
Salah satu unsur seni yang banyak terdapat di beberapa cabang seni adalah ruang.
Ruang terdapat dap seni rupa juga terdapat pada seni tari dan seni drama. Akan tetapi
ruang tidak terdapat pada seni sastra dan seni musik. Kedua seni ini, musik dan seni sastra
tidak memakan ruang. Musik sangat berhubungan dengan waktu. Apa yang terdengar,
setelah beberapa saat akan lenyap dan tidak ada bekasnya lagi. Berbeda dengan seni rupa.
Seni rupa adalah tidak bergantung pada waktu. Kapan saja, seni rupa memiliki wujud yang
tetap dan bebas dari kungkungan waktu. Hasil seni rupa, misalnya bangunan, yang
diciptakan beberapa tahun yang lalu bisa dinikmati hingga sekarang. Bangunan itu pada
saat ini masih relatif sama keadaannya dengan keadaan pada waktu diciptakan dulu.
Ruang dalam seni rupa memiliki dua pengertian, yaitu ruang dalam arti yang
konkret dan ruang dalam arti khayalan. Dalam seni patung, arsitektur dan dekorasi, maka
ruang adalah konkret. Artinya, ruang yang ada di situ memang betul-betul ada. Ruang
disitu dapat diraba dan dapat dirasakan. Misalnya, sebuah patung yang akan ditempatkan
pada sebuah taman, ruang yang ada ada, yaitu taman itu sendiri konkret atau ada.
Sedangkan pada seni lukis, ruang yang ada adalah ruang khayal. Ruang yang terjadi
dalam sebuah lukisan adalah ruang yang terjadi karena kesan saja. Hal ini dapat
dimungkinkan karena kesan perspektif atau warna. Dengan perspektif dapat diciptakan
ruang yang khayal., seakan-akan terdapat ruang. Demikian juga dengan warna, warna
dapat menimbulkan kesan ruang. Ruang dapat terkesan luas atau sempit karena pengaruh
warna. Demikian pengertian ruang dalam seni rupa.
Bagaimana ruang dalam seni lain? Dalam seni tari, kedudukan ruang adalah penting.
Penempatan diri seorang penari dalam ruang dimana dia akan menari adalah penting.
Ruang selalu dihubungkan dengan pribadi seorang penari. Apakah ruang itu terlalu luas
atau terlalu sempit, apakah terlalu tinggi atau terlalu rendah. Ukuran-ukuran dihubungkan
atau diperbandingkan dengan diri sipenari. Ruang untuk penari tunggal akan berbeda
kebutuhannya dengan ruang untuk tarian massal. Itulah pengertian ruang dalam seni tari.
Jadi ruang adalah ruang yang konkret.
Dalam arti seni drama, ruang juga merupakan hal yang penting. Ruang yang ada
1
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Musik sebenarnya adalah bukan untuk dilihat, tetapi untuk didengar saja. Jadi
pagelaran musik, apa yang ditonton sebenarnya adalah di luar musiknya, sedangkan yang
termasuk musik adalah apa yang didengar saja.
2. Warna
Istilah warna dalam musik digunakan dalam hubungan dengan istilah warna nada.
Warna nada atau timbre digunakan dalam musik untuk menyebutkan perbedaan kualitas
nada yang disebabkan oleh perbedaan bahan sumber nada. Misalnya, nada yang dihasilkan
oleh seruling akan berbeda dengan nada yang dihasilkan oleh piano, walaupun nada kedua
instrumen itu sama. Perbedaan itu terjadi karena berbeda bahan sumber nada.
Dalam seni tari dan seni drama pengertian warna adalah pengertian yang
sebenarnya, yaitu warna merah, kuning, hitam dan sebagainya. Warna dipakai oleh kedua
cabang seni tersebut untuk keperluan warna kostum, warna dekor, termasuk juga warna-
warna lampu. Hukum-hukum warna yang berlaku sama saja dengan hukum-hukum warna
yang terpakai dalam seni lukis khususnya dan seni rupa pada umumnya.
Warna dalam seni rupa adalah penting sekali. Warna merupakan unsur seni yang
sering digunakan, terutama dalam seni lukis.
Ada dua jenis warna yaitu warna pigmen dan warna cahaya. Warna pigmen adalah
warna yang terjadi karena adanya pigmen atau butiran-butiran kecil warna. Misalnya,
warna-warna pada cat, wenter, obat batik, gincu dan sebagainya. Sedangkan warna cahaya
adalah warna yang terjadi akibat warna cahaya lampu.
Adapun warna yang banyak itu digolongkan menjadi:
(1) Warna primer
Warna primer adalah warna yang tidak dapat dibuat berdasarkan atas campuran
antar warna. Akan tetapi harus dibuat dari bahan-bahan dengan warna asli.
Misalnya batuan atau secara kimia. Adapun yang merupakan warna primer yaitu
merah, kuning, biru.
(2) Warna sekunder
Warna sekunder adalah warna yang terjadi karena percampuran antara dua warna
primer. Adapun yang merupakan warna sekunder yaitu hijau, jingga dan ungu.
Percampurannya adalah sebagai berikut:
Hijau merupakan campuran warna kuning dan biru
Jingga merupakan campuran warna kuning dan merah
Ungu merupakan campuran warna biru dan merah
Untuk memperoleh warna-warna hijau, jingga atau ungu seperti yang dikehendaki,
1
yang paling penting adalah perbandingan banyaknya warna primer yang dicampur
itu. Hasil dari perbandingan percampuran warna-warna tersebut misalnya:
Untuk warna hijau, jika kuning lebih banyak daripada warna biru
dalam pencampuran, maka akan dihasilkan warna hijau kekuning-
kuningan. Dan jika warna biru yang lebih banyak maka akan
dihasilkan warna hijau kebiru-biruan.
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Untuk warna jingga, jika kuning lebih banyak maka akan dihasilkan
warna jingga kekuningan. Dan bila warna merah yang lebih banyak
akan dihasilkan warna jingga kemerahan.
Untuk warna ungu, jika warna merah lebih banyak maka akan
dihasilkan warna ungu kemerahan. Dan jika warna biru yang lebih
banyak akan dihasilkan warna ungu kebiruan.
(3) Warna tertier
Warna tertier adalah warna yang terjadi karena percampuran antara dua warna
sekunder. Adapun warna tertier pada umumnya adalah warna kecoklatan, yaitu
coklat kemerahan, coklat kebiruan dan coklat kekuningan.
Coklat kemerahan diperoleh dari percampuran warna jingga dan
ungu
Coklat kebiruan diperoleh dari percampuran warna hijau dan ungu
Coklat kekuningan diperoleh dari percampuran warna hijau dan
jingga.
Masih ada jenis warna lagi, yaitu warna netral. Warna netral adalah warna hitam
dan putih, serta percampuran antara kedua warna itu yaitu warna abu-abu.
Warna mempunyai perwatkan sendiri. Perasaan manusia dapat dipengaruhi oleh
adanya warna berdasarkan atas pengaruh perasaan manusia yang dapat dipengaruhi oleh
warna. Maka warna digolongkan atas dua golongan warna yaitu warna panas dan warna
dingin. Warna panas adalah warna yang dapat menimbulkan kesan panas, yaitu warna
merah, jingga dan kuning. Sedangkan warna dingin adalah warna yang dapat menimbulkan
kesan dingin bagi orang yang memandangnya, yaitu warna biru, hijau dan ungu.
Disamping mempunyai perwatakan yang dapat menimbulkan kesan tertentu pada
yang melihatnya, warna juga mempunyai arti simbolis. Arti simbolis berbeda dari daerah
yang satu dengan daerah yang lain dan dari bangsa satu dengan bangsa yang lain. Misalnya
warna merah pada umumnya diartikan dengan berani dan marah. Warna putih diartikan
dengan suci dan tenang. Warna hitam diartikan dengan kebenaran, dan sebagainya.
Atas dasar simbolis warna itu, perwatakan wayang kulit tidak berdasarkan atas
keselarasan susunan warna-warnanya, tetapi didasarkan atas arti atau perlambang warna.
Wayang yang berwatak galak, kejam diberi warna atau muka merah. Wayang yang
berwatak ksatria berwajah hitam.
Selanjutnya warna juga dapat dipakai sebagai pengukur watak seseorang. Orang
yang periang, suka bergembira ria biasanya kesukaannya adalah warna-warna panas.
1
Demikian pula sebaliknya, orang yang pendiam atau pemurung biasanya kesukaannya
adalah warna-warna dingin.
3. Garis
Garis merupakan unsur seni yang banyak digunakan dalam seni rupa. Ada dua
pengertian garis. Pengertian pertama yaitu garis merupakan rentetan titik-titik. Sedangkan
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
pengertian kedua yaitu bidang dimana perbandingan antara lebar dan panjangnya
berbeda. Misalnya garis pemisah jalan raya yang memisahkan antara jalur kiri dan jalur
kanan. Garis tersebut sebenarnya adalah bidang, namun orang menyebutnya garis. Jadi
garis dalam pengertian pemisah jalur jalan itu adalah pengertian kedua ini.
Garis terbentuk olah dua cara, yaitu pertama oleh goresan sesuatu misalnya goresan
pena, pensil dan sebagainya. Cara kedua, garis terbentuk karena merupakan perbatasan
dua bidang yang berbeda warna. Garis banyak digunakan dan merupakan unsur yang
menonjol dalam gambar sketsa.
Titik merupakan bagian yang terkecil dari garis. Seperti halnya garis, titik juga
memiliki dua pengertian. Pengertian sebenarnya adalah bagaian terkecil dari garis.
Pengertian kedua adalah pengertian semu, yaitu bidang kecil yang terletak dalam bidang
yang luas. Misalnya dalam suatu lapangan yang luas, bidang lingkaran sering tampak
sebagai titik dan juga disebut sebagai titik. Titik banyak digunakan dalam gambar sketsa
dan batik. Bahkan konon karena menggunakan titik inilah karya itu disebut “batik”.
Bidang merupakan unsur dari seni lukis. Bidang terbentuk karena adanya garis yang
berkeliling atau adanya warna yang berbeda. Bidang sangat menonjol dan penting dalam
seni lukis. Garis yang membatasi bidang disebut kontur. Dengan adanya kontur, maka
terbentuklah bidang gambar atau figur dalam sebuah lukisan. Bidang di luar figur disebut
bidang dasar atau latar belakang.
Contoh sistem nada pentatonis adalah sistem nada karawitan Jawa, karawitan Bali,
karawitan Sunda dan sebagainya. Contoh sistem naga diatonis misalnya sistem nada musik
Barat.
Vokal atau suara manusia dibedakan atas suara anak-anak dan suara orang dewasa.
Suara orang dewasa dibedakan atas suara wanita dan suara pria, seperti yang telah
diuraikan di atas.
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
5. Gerak
Gerak merupakan unsur seni tari dan drama yang penting. Terutama seni tari, gerak
benar-benar merupakan unsur yang utama. Gerak manusia yang disusun merupakan motif-
motif yang indah, sedangkan motif itu merupakan gerak peniruan pada gerak-gerak alam,
atau merupakan stilasi dari gerak sehari-hari. Pada gerak peniruan alam, misalnya
peniruan tingkah laku binatang seperti gerak burung, kijang, kuda dan sebagainya. Gerak
peniruan gejala alam, misalnya gerak angin, ombak dan sebagainya. Dapat pula berupa
peniruan gerak tanaman tertiun angin. Sedangkan gerak peniruan misalnya gerak orang
sedang membatik, mengetam padi, menjala ikan dan sebagainya. Atau dapat pula berupa
peniruan gerak manusia itu sendiri, misalnya berjalan, melihat sesuatu, berhias dan
sebagainya.
Gerak manusia dibedakan atas gerak wanita dan gerak pria. Pada gerak wanita,
tampak lebih lembut dari gerak pria. Sedangkan gerak pria dibedakan antara gerak pria
yang halus dan gerak pria yang kasar. Beda antara keduanya sudah jelas dari namanya,
yang satu lebih lembut daripada yang lain.
Bentuk-bentuk gerak disesuaikan dengan perwatakan tokohnya. Tokoh yang
berwatak kasar, jahat atau angkara murka digambarkan dengan gerak yang kasar.
Demikian pula tokoh yang gagah digambarkan dengan gerak yang kasar tetapi berwibawa.
Sebaliknya tokoh yang berwatak jujur, halus serta gemar akan kebenaran dan kebaikan
digambarkan dengan gerak halus.
Kecuali dapat menggambarkan watak dari tokoh-tokohnya, gerak juga merupakan
sarana untuk berekspresi. Jadi gerak dapat merupakan perlambang dari maksud-maksud
tertentu. Misalnya dalam sendratari yang tanpa dialog semua maksud atau ekspresi
digambarkan dalam bentuk gerak dan ekspresi muka atau mimik. Untuk menggambarkan
tokoh yang ingin agar rekannya pergi, dapat digambarkan dengan gerak-gerak lengan dan
sebagainya.
Dalam seni suara atau musik, gerak tampak dalam kekuatan suara-suara nada. Nada
dapat disuarakan dengan kuat dan dapat disuarakan pula dengan lemah. Kuat dan
lemahnya nada inilah yang menjadikan sebuah gerak dalam musik.
Gerak dalam musik disebut “dinamik”. Dinamik dapat menggambarkan semangat
yang dikehendaki dalam sebuah lagu. Lagu yang bersemangat, misalnya lagu perjuangan
akan lebih terasa apabila disuarakan dengan keras dan tegas.
1
6. Ritme
Ritme dalam bahasa Indonesia disebut dengan irama. Irama itu terbentuk dengan
adanya cepat atau lambatnya sesuatu. Dalam seni suara, irama itu terbentuk dengan
adanya percepatan atau perlambatan nada-nadanya dengan teratur.
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Setelah semua medium seni dipersiapkan secukupnya, dan seniman siap untuk
mencipkan karya seni, masih ada yang harus dipecahkan persoaln-persoalan dalam
penciptaan seni. Masalah-masalah ini cukup penting dan selalu dihadapi setiap seniman
ketika mencipta karya seni. Adapun persoalan yang harus dipikirkan antara lain masalah
dimensi, komposisi dan proporsi.
1. Dimensi
Istilah dimensi sering kita jumpai di masyarakat, baik dalam surat kabar, majalah
maupun diucapkan orang dalam percakapan sehari-hari atau dalam pidato-pidato. Oleh
karena itu dimensi juga mempunyai arti kiasan, bukan arti sesungguhnya yang
dimaksudkan dalam seni. Dalam bahasa Indonesia dimensi diterjemahkan menjadi “matra”
yang berarti ukuran, luas, besar. Istilah satu dimensi, dua dimensi atau tiga dimensi artinya
benda itu memiliki satu ukuran, dua ukuran atau tiga ukuran.
Benda yang memiliki satu atau dua dimensi yaitu benda yang mempunyai ukuran
satu, misalnya garis, benang, tali yang terbentang. Benda-benda itu hanya berukuran satu
yaitu panjang. Benda-benda itu hanya mempunyai permasalahan ke kiri atau ke kanan saja.
Jadi hanya satu.
Benda yang berdimensi dua atau dua dimensi yaitu benda-benda datar atau bidang,
misalnya kertasm seng, kain. Benda-benda itu hanya memiliki dua ukuran yaitu panjang
dan lebar. Sedangkan ukuran yang lain tidak penting, atau tida diperhatikan. Misalnya
sebuah lukisan, yang dibicarakan hanya panjang dan lebar saja. Walaupun lukisan juga
mempunyai tebal, tetapi hal itu tidak diperhatikan atau tidak dibicarakan.
Benda tiga dimensi adalah benda-benda yang mempunyai tiga jenis ukuran yaitu
panjang, lebar dan tebal. Atau dapat juga disebut panjang, labar dan tinggi. Benda tiga
dimensi misalnya rumah, almari, kotak kapur, mesin tulis dan apa saja yang mempunyai
tiga ukuran. Disamping itu ruang juga termasuk berdimensi tiga, karena juga mempunyai
tiga ukuran yaitu panjang, lebar dan tinggi.
Dalam seni rupa, dimensi mempunyai kedudukan yang cukup penting. Misalnya seni
lukis yang jelas merupakan benda dua dimensi, untuk beberapa kepentingan dapat
membuat hal tiga dimensi. Ruang yang berbentuk untuk menciptakan tiga dimensi tersebut
hanya bersifat khayal atau fantasi saja. Ruang atau benda tiga dimensi yang terjadi adalah
semu. Hanya bersifat bayangan saja, tidak sebenarnya. Jadi ada benda tiga dimensi yang
semu, misalnya lukisan sebuah rumah, lukisan sebuah telur. Ruang tiga dimensi dalam
lukisan tersebut terbentuk dengan menggunakan hukum-hukum perspektif dan bayangan.
Sebelum dikemukakan hukum perspektif dan bayangan, lukisan masih bersifat datar, rata
1
dan tanpa kesan jauh dekat. Gambar seperti itu disebut gambar yang bersifat dekoratif.
Sebaliknya pada seni patung atau arsitektur (seni bangunan), ruang yang terjadi
atau ruang yang dibutuhkan merupakan ruang yang sesungguhnya atau riil. Ruang yang
memang nyata-nyata ada. Oleh karena itu, untuk membuat sebuah patung atau sebuah
bangunan harus benar-benar dipikirkan bentuknya serta harus memiliki sifat artistik dari
segala penjuru. Dari depan, belakang, kanan dan kiri harus tampak indah.
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
2. Komposisi
Pengertian komposisi dalam bahasa Indonesia adalah susunan. Kalau ada susunan
pasti ada yang harus disusun. Dalam seni, baik seni tari, musik, seni rupa maupun seni
drama, komposisi ini mempunyai kedudukan yang cukup penting. Adapun apa yang
disusun dalam seni-seni itu adalah unsur seni.
Dalam dunia musik, komposisi berarti tulisan musik. Sebuah lagu yang akan
dimainkan selalu ditulis dahulu dengan menggunakan notasi balok. Tulisan yang
menyebutkan notasi-notasi yang ditulis dengan sistem not balok itu disebut komposisi.
Sedangkan orang yang menyusunnya disebut ”komponis”. Jadi komposisi adalah ciptaan
yang tertulis. Ciptaan itu terjadi karena tertulis dan menjadi abadi. Sebab seperti kita
ketahui, musik itu berlangsung hanya dalam waktu tertentu saja. Setelah sebuah lagu
selesai dimainkan, biasanya musik itu akan lenyap tanpa bekas. Hanya dalam tempo yang
terbatas itulah sebuah musik akan dapat dinikmati. Akan tetapi kalau komposisi selamanya
akan dapat terlilhat. Oleh karena itu komposisi mempunyai sifat abadi.
Dalam seni rupa, komposisi berarti susunan atau letak, yaitu letak atau susunan dari
unsur-unsurnya. Kalau unsur-unsur itu berwujud titik, garis, bidang dan warna, maka
unsur itu yang harus disusun dan diatur letaknya di dalam bidang lukis. Kalau unsur itu
berwujud bentuk, misalnya kubus, silinder, bola dan sebagainya, bentuk-bentuk itu yang
harus disusun di dalam ruang.
Dalam seni lukis, dimana tempat untuk berekspresi adalah berupa bidang datar
yang berupa dua dimensi. Maka penyusunan unsur-unsur itu terbatas pada gerak kiri
kanan atau atas bawah saja. Lagi pula seni lukis hanya dapat dinikmati dari satu arah sasja,
yaitu dari depan. Oleh karena itu, pada prinsipnya hanya dikenal bentuk komposisi jenis
ukuran yaitu panjang, lebar dan tebal. Atau bisa juga disebut panjang, lebar dan tinggi.
Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa penggarapan dimensi pada hakekatnya
adalah penggarapan ruang. Bagaimana seniman bisa memanfaatkan dan mengerahkan
segala daya dan kamampuan dimensi itu untuk mendukung sifat keindahan dari sebuah
karya seni dengan komposisi horizontal, vertikal dan diagonal.
Komposisi horizontal apabila unsur-unsur itu disusun berderet dari kiri
ke kanan atau sebaliknya.
Komposisi vertikal apabila unsur-unsur itu disusun berderet dari atas ke
1
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Disamping harus dipikirkan masalah letak unsur-unsur itu yang disebut dengan
istilah “komposisi bentuk”, harus dipikirkan juga susunan dari warna-warna yang dipilih.
Susunan warna-warna itu juga merupakan komposisi yang disebut “komposisi warna”.
Dalam menyusun komposisi warna dapat menimbulkan hasil yang baik atau
sebaliknya dapat juga menghasilkan komposisi yang tidak memuaskan. Komposisi warna
yang dapat menimbulkan rasa senang atau baik disebut “harmonis”. Sebaliknya apabila
komposisi itu menimbulkan rasa tidak senang disebut “anharmonis”. Untuk dapat
menghasilkan komposisi warna yang harmonis diperlukan latihan-latihan yang tekun serta
mengetahui hukum-hukum yang berlaku.
Dalam suatu komposisi, baik komposisi bentuk dan warna ada unsur-unsur yang
tampak menonjol, sehingga menguasai seluruh pandangan pada lukisan itu. unsur yang
menonjol sisebut “unsur dominan”. Misalnya dalam komposisi garis, semua garis yang
dipakai adalah yang tegak atau vertikal, kemudian ada satu atau dua garis yang mendatar
atau horizontal, maka garis itulah yang dominan. Garis itu menonjol karena letaknya
berbeda dari yang lain.
Demikian juga dalam komposisi ada yuang dikenal dengan sebutan “simetri”.
Simetri adalah suatu komposisi, baik komposisi bentuk maupun komposisi warna, yang
disusun sedemikian rupa sehingga bagian kiri sama dengan bagian kanan atau bagian atas
sama dengan bagian bawah.
Komposisi simetri merupakan komposisi yang sudah sangat dikenal oleh
masyarakat Indonesia, terutama di desa-desa. Misalnya kita dapat melihat hiasan rumah di
desa-desa. Di tengah dapt dilihat pintu, kanan dan kiri pintu adalah jendela atau pintu juga.
Kemudian kanan kiri pintu itu juga dihiasi dengan gambar pemandangan. Komposisi
hiasasn yang demikian itu adalah komposisi simetri.
Dalam seni tari maupun drama, komposisi banyak berhubungan dengan letak
penari. Letak penari dalam pentas merupakan sebuah problema. Problema itu disebut
“problema komposisi”.
Komposisi letak penari menyangkut beberapa segi. Segi-segi itu adalah:
Letak penari yang satu terhadap penari yang lain di sela lantai.
Letak tinggi dan rendah antara penari yang satu dengan penari yang lain.
Penari atau penari-penari (massal) selalu menari di atas sebuah bidang yaitu lantai.
Bagaimana letak komposisi para penari itu di atas lantai yang disebut sebagai “pola lantai”
inilah yang merupakan problema pertama. Apakah harus disusun berderet dari kiri ke
kanan (komposisi hosizontal) atau berderet dari depan ke belakang (komposisi vertikal)
1
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Persoalan kefua adalah komposisi para penari dilihat dari tinggi rendahnya ia
berdiri. Apakah semua penari berdiri di atas satu lantai yang sama tingginya? Apakah ada
sebagian penari yang yang harus berdiri di atas lantai yang lebih tinggi permukaannya, dan
sebagainya. Ini semua merupakan problema komposisi yang kedua, yang secara bersama-
sama diolah sehingga menghasilkan suatu komposisi yang sesuai, mana yang dominan,
diperhatikan balans dari kiri ke kanan, depan dan belakang, seluruh ruang sudah harmonis,
tidak terlalu padat dan tidak terlalu kosong. Semua ini adalah problema “komposisi letak”.
Masih ada problema yang ketiga yaitu komposisi warna baik dari penari itu sendiri
maupun komposisi antara penari dengan sekitarnya. Komposisi warna harus diperhatikan
agar dapat diperoleh kombinasi warna yang harmonis, baik kombinasi warna antara para
penari sendiri, maupun kombinasi warna penari dengan dekorasi.
Dalam seni drama, masalahnya sama dengan apa yang terdapat dalam seni tari, baik
komposisi bentuk, komposisi ruang maupun komposisi warna. Dalam komposisi bentuk
harus diusahakan agar terdapat keseimbangan (balans) yang baik, sedangkan dalam
komposisi warna harus diusahakan adanya kombinasi yang harmonis.
3. Proporsi
Apabila kita memperhatikan suatu bentuk, misalnya manusia, kita dapat
memberikan penilaian apakah bentuk itu bagus, biasa atau jelek. Dalam hal penilaian yang
jelek, ada alasan mengapa nilai yang kita berikan itu jelek, misalnya dapat dikatakan
tangannya yang telalu panjang, kepala yang terlalu besar. Tangan yang terlalu panjang dan
kepala yang terlalu besar ini adalah perbandingan antara tangan atau kepala dengan tubuh
seluruhnya. Seakan-akan orang sudah memiliki ukuran baku (standar) tentang
perbandingan ini. Kalau orang itu tingginya sekian, kepalanya sekian, tangannya sekian.
Perbandingan antara bagian-bagian seuatu bentuk ini yang disebut “proporsi”. Bagaimana
seorang seniman menentukan proporsi yang tepat ini juga merupakan “problema artistik”
Proporsi ini luas artinya, dapat berupa perbandingan antara bagian-bagian suatu
bentuk dan dapat pula berupa perbandingan antara bagian-bagian adegan suatu cerita,
atau lama dan pendeknya masing-masing bagian suatu cerita. Semua pembagian-
pembagian itu harus dipikirkan agar terjadi keseimbangan yang baik, sehingga tercipta
proporsi yang sempurna.
1
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
BAB V
FUNGSI SENI
Setiap kegiatan kesenian paling tidak ada dua pihak yang terlibat di dalamnya, yaitu
seniman (disebut sebagai pihak pemberi) dan masyarakat penikmat (disebut sebagai pihak
penerima). Dari pihak yang memberi kepada pihak yang menerima ada pesan yang ingin
disampaikan. Pesan itu datangnya dapat dari pihak seniman itu sendiri, tetapi ada kalanya
ada pesan titipan yang harus disampaikan oleh seniman kepada masyarakat penikmat. Seni
berfungsi sebagai sarana atau alat komunikasi yang harus membawa pesan. Dengan
demikian seni itu mempunyai beberapa fungsi yang dipandang dari beberapa segi.
seorang seniman menggunakan seni untuk mengekspresikan isi hatinya, semakin tinggi
dan bermutu seni yang ia hasilkan dan semakin besar pula nama seniman itu. banyak
nama-nama besar, baik dalam bidang seni rupa, musik, tari, karawitan, pedalangan
maupun sastra, yang merupakan seniman dengan ketrampilan dan bakatnya dalam
mengekspresikan jiwanya melalui seni. Jadi kebesaran para seniman itu selalu terletak
pada fungsi seni.
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
Manusia mengenal berbagai alat ekspresi. Alat ekspresi yang mengandung unsur
artistik itu adalah seni sedangkan yang tidak mengandung dan mengutamakan unsur
artistik adalah non seni. Berbagai alat ekspresi itu pada dasarnya adalah isyarat. Isyarat itu
dapat menggunakan badan atau diri manusia itu sendiri dan isyarat yang menggunakan
peralatan.
Adapun isyarat-isyarat yang menggunakan badan manusia itu sendiri misalnya
dengan mengeluarkan suara seperti bersiul, berteriak, berkata. Dengan menggerakkan
badan seperti melambai, menggeleng, menginjak-injakkan kaki dan menari. Isyarat yang
menggunakan alat misalnya memukul-mukul sesuatu, meniup sesuatu dan sebagainya.
Apabila sarana-sarana ekspresi itu disertai unsur artistik maka terjadilah seni,
misalnya berkata yang disertai unsur artistik akan menjadi sastra, baik secara tertulis
maupun diucapkan. Berbunyi yang disertai dengan unsur artistik akan melahirkan musik
dan nyanyi. Gerakan yang disertai unsur artistik akan melahirkan tari.
Demikianlah seni sebagai alat ekspresi, telah membawa seniman ke puncak
kebesarannya. Dan sebaliknya, berkat seniman yang memanfaatkan seni untuk alat
ekspresinya, maka seni menjadi meningkat makin maju dan bermutu tinggi.
langka, yaitu jabatan yang masih jarang ditemukan. Hal ini terjadi karena untuk menjadi
seorang seniman diperlukan bakat yang khusus, sehingga tidak banyak ditemukan orang
yang akan menjadi seniman. Lembaga pendidikan yang menangani masalah seni masih
sedikit. Disamping itu yang merupakan sebab paling utama adalah ketidak yakinan para
orang tua terhadap jabatan seniman sebagai sumber mata pencaharian hidup, sehingga
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
tidak jarang para orang tua menjadi perintang anak yang berbakat di bidang seni yang
ingin menerjunkan dirinya dalam dunia seni.
Masa depan kehidupan seni di Indonesia dewasa ini cukup menggembirakan dan
dapat dikatakan cukup cerah. Berkat semakin majunya perkembangan ekonomi bangsa
Indonesia, yang diakibatkan oleh adanya pembangunan-pembangunan yang diadakan di
segala bidang kehidupan akan membawa kemakmuran dan kesejahteraan bangsa. Seni
mengalami tingkat kemakmuran yang tinggi, dengan semakin makmurnya bangsa
Indonesia maka kebutuhan akan seni semakin besar.
Jumlah seniman yang sedikit itu belum mampu mencukupi permintaan dari para
penikmat seni. Oleh karena itu kebutuhan akan adanya seniman/seniwati pada masa yang
akan datang akan semakin besar. Masalahnya terletak pada sang seniman itu sendiri.
Mampukan mereka berkarya sehingga dapat memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat
untuk masa yang akan datang. Mampukah mereka menyajikan karya-karya yang bermutu
sehingga dapat sesuai dengan selera serta gejolak seni masyarakat. Untuk itu diperlukan
ketrampilan berolah seni, yang harus pula diikuti dengan ketrampilan mengelola
(manajemen) di bidang penyelenggaraan seni.
Bentuk-bentuk kegiatan kesenian yang dapat diusahakan itu antara lain:
(1) Bertindak sebagai seniman pencipta misalnya
sebagai pelukis, pematung, perancang (desainer), komponis, penata tari
(koreografer), sastrawan.
(2) Bertindak sebagai seniman pelaku, misalnya
pelukis, pematung, pengrajin, penyanyi, pemain salah satu instrumen musik,
pengrawit, dalang, penari, dramawan, bintang film.
(3) Bertindak sebagai kritikus, misalnya sebagai
pengulas seni di majalah-majalah atau surat-surat kabar, anggota redaksi bagian
kesenian/kebudayaan, penulis buku kesenian.
(4) Bertindak sebagai pelatih atau instruktur seni,
misalnya sebagai pelatih tari, pelatih nyanyi, pelatih koor, pelatih karawitan, pelatih
lukis.
(5) Bertindak sebagai pengusaha di bidang
penyelenggaraan seni (manager show business) misalnya sebagai pimpinan biro
reklame rombongan tari-tarian, rombongan sandiwara, rombongan band, taman-
taman hiburan, yang kesemuanya ini dapat disebut sebagai kegiatan wiraswasta di
bidang kesenian. Kegiatan terakhir ini perlu digalakkan sesuai anjuran pemerintah
agar para pemuda banyak bergerak di bidang wiraswasta.
1
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
BAB VI
HUBUNGAN ANTARA SENI DENGAN LINGKUNGAN
Memang tidak selalu hiasan timbul karena kebiasaan atau cara-cara membuat
barang kerajinan. Hasil dari engamatan para ahli seni hias memberikan petunjuk adanya
ciri-ciri khas dari hiasan sesuai dengan lingkungan alam. Lingkungan alam yang serba
subur dan penuh dengan tumbuh-tumbuhan dan binatang sering menimbulkan kebisaan
untuk membuat corak hiasan yang serba kaya, mewah dan padat. Hiasan bidang pada
bangunan atau pada barang kerajinan selalu menimbulkan kesan tersebut di atas seakan-
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
akan hiasan ini mencerminkan kesuburan lingkungan alam Indonesia yang kaya dengan
hutan dengan segala makhluk penghuninya. Kesan hiasan ini tampak misalnya pada
bangunan rumah adat dan candi dengan ragam hias tumbuh-tumbuhan dan binatang
dengan gaya dekoratif yang khas dari seni, khususnya seni hias di Indonesia. Ragam hias
lain yang ikut memperkaya hiasan bidang itu meskipun tidak langsung mencerminkan
keadaan alam, tetapi penampilannya tetap, mendukung ciri kemewahan dan kepadatan
biasan bidang.
Kemewahan dan kekayaan warna sering juga menjadi ciri dari bangsa daerah tropis
dengan warna-warna yang kaya dari lingkungan alam. Sama halnya dengan kekayaan
warna pakaian dari massyarakat Indonesia pada umumnya. Ini berarti bahwa lingkungan
alam dan cuaca daerah tropis berpengaruh pada selera manusianya terhadap warna.
Bahwa lingkungan alam berpengaruh pada konsep rancang bangun dan konstruksi
bangunan juga dapat kita ambil contoh sari sebagian besar bangunan tradisional di
Indonesia. Kekayaan akan bahan kayu melahirkan ide dari para pendiri bangunan masa
lampau di Indonesia dalam merancang dan membuat konstruksi bangunan. Dalam hal ini
tidak hanya untuk disesuaikan dengan bahan bangunan, tetapi juga dengan lingkungan
alamnya.
Keakraban para ahli bangunan dengan lingkungan alam juga dapat disimak pada
arsitektur tradisional Cina dan Jepang. Dari arsitektur kedua bangsa ini dapat kita pelajari
bagaimana keberadaan seni dangat dipengaruhi oleh lingkungan alam. Keakraban seniman
Cina dan Jepang dengan alam juga didukung oleh filsafat hidup yang diturunkan oleh
tradisi kebudayaannya. Kesatuan antara manusia, bangunan dan alam menjadi ciri dari
sikap budaya bengsa itu, seperti ada juga pada bangsa Indonesia dalam merancang
bangunan tradisional.
Bentuk bangunan batu yang panjang ukurannya dan monumental dari arsitektur
Mesir Purba pada dasarnya juga dilahirkan dari kepekaan para arsiteknya terhadap ruang
dari lingkungan alam. Dapat dibayangkan betapa perlunya ukuran yang serba besar dari
bangunan dan patung untuk ditempatkan di alam rurun pasir yang serba lapang dengan
ruang tak terbatas. Ini berarti gaya monumental dari bangunan piramid dan kuil Mesir
Purba tidak lahir begitu saja tanpa alasan. Gaya itu lahir dari kepekaan para ahli bangunan
bangsa itu terhadap ruang dan lingkungan alamnya. Tentu saja segi kepercayaan juga turut
mempengaruhi setiap rancang bangun sesuai dengan sifat pemujaan.
1
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
DAFTAR PUSTAKA
N. Supardjan dan I Gusti Ngurah Supartha, 1982, Pengantar Pengetahuan dan Tari 1,
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan
Menengah, Jakarta
Purwidodo, 1983, Sejarah Musik, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat
Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta
Remy Sylado, 1983, Menuju Apresiasi Musik, Angkasa, Bandung
Suparli, 1983, Tinjauan Seni, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal
Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta
Teguh Wartono dkk, 1984, Pengantar Pendidikan Seni Musik, Yayasan Kanisius, Yogyakarta
Yaya Sukarya, 1982, Pengetahuan Dasar Musik 1, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah, Jakarta
Bambang, Yudhoyono. 1984. Gamelan Jawa asal mula makna dan masa
depannya. Jakarta : PT. Karya Unipress.
Bandem, I Made. 1983. Ensiklopedi gambelan Bali Denpasar : Proyek
Penggalian Seni Tradisional dan Kesenian Baru Pemerintah Daerah
Tingkat I Bali.
Banoe. Pono. 1984. Pengantar Pengetahuan Alat Musik. Jakarta : CV. Baru.
Bram, Palgunadi. 2002. Serat Kanda Karawitan Jawa, Mengenal seni
Karawitan Jawa. Bandung : ITB.
Dewantara, Ki Hadjar. 1967. Kebudayaan II A, Yogyakarta: Majelis Luhur
Persatuan Taman Siswa.
Devi Triana, Dinny, dkk. 2001. Pendidikan seni tari di Sekolah Menengah
Umum. Jakarta Dieter Mack. 1995. Sejarah Musik 2. Yogyakarta : Yayasan Pustaka
Nusantara.
Dwi Kusumawardani. 2005. Metode Pengembangan Seni. Jakarta:
Universitas Terbuka.
Harimawan. 1993. Dramaturgi, Bandung : CV. Remaja Rosda Karya.
Harmoko. 1993. Tari tradisional Indonesia. Jakarta : Yayasan Harapan Kita,
Jakarta.
Humphrey, Doris. 1983. Seni Menata Tari. Terjemahan Sal Murgiyanto.
Jakarta : Dewan Kesenian Jakarta.
Jacob Sumarjo. 2000. Filsafat Seni. Bandung : IBT Bandung.
Koentjaraningrat. 1974. Kebudayaan Mentalitet dan Pembangunan. Jakarta:
1
Gramedia.
Kusmayati, 2001. Perubahan seni pertunjukan untuk apa, untuk siapa.
Yogyakarta : Jurnal Penelitian ISI Yogyakarta Vol. 3.
Munandar, Utami. 1996. Mengembangkan bakat dan kreativitas anak
sekolah. Petunjuk bagi para guru dan orang tua. Jakarta : Gramedia
Widiasarana Indonesia Jakarta.
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd
Modul Tinjauan Seni 2020
SMKN 3 BANYUMAS
Heru Susanto, S. Sn, M. Pd