Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

VISI BARU TENTANG KEBUDAYAAN

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah pembelajaran Wawasan
Sosial Budaya

Disusun Oleh :
Kelompok V (Lima)
Yati Faqbil AL B0423338 (aktif)
Agriyela Thumo B0423306 (aktif) Putri
Nadiah B0423326 (aktif) Nurmala
B0423324 (aktif)

PROGRAM STUDI S1 GIZI FAKULTAS


ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS
SULAWESI BARAT 2023
1. Pengertian Kebudayaan
Kata kebudayaan berasal dari bahasa sansekerta yaitu Buddhayah dari kata
buddhi yang artinya budi atau akal, maka kebudayaan adalah sebagai hal-hal
yang bersangkutan dengan budi atau akal. Dalam bahasa Inggris kebudayaan
disebut “culture”, yang berasal dari kata lain yaitu:”colere” yang berarti
mengolah atau mengerjakan tanah atau bertani. Dalam bahasa Indonesia, kata
culture di adopsi menjadi kultur.Sedangkan pengertian mengenai kebudayaan
sendiri yaitu sistem pengetahuan yang meliputi sistem ide atau gagasan yang
terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-hari,
kebudayaan itu bersifat abstrak. Sedangkan perwujudan kebudayaan adalah
benda-benda yang diciptakan oleh manusia sebagai makhluk yang berbudaya,
berupa perilaku dan benda-benda yang bersifat nyata, misalnya pola-pola
perilaku, bahasa, peralatan hidup, organisasi sosial, religi, seni, dan lain-lain,
yang kesemuanya ditujukan untuk membantu manusia dalam melangsungkan
kehidupan bermasyarakat.Berikut ini pandangan para ahli tentang kebudayaan :

1. Sir Edward Burnet Tylor

Kebudayaan adalah kompleks keseluruhan yang meliputi: pengetahuan,


kepercayaan, kesenian, hokum, moral, kebiasaan, dan lainnya yang
diperoleh manusia sebagai anggota masyarakat
2. Melville J. Herkovits

Kebudayaan sebagai suatu superorganic karena kebudayaan yang turun


temurun tidak pernah akan ditinggalkan walaupun masyarkata senantiasa
silih berganti.
3. Koentjaraningrat

Kebudayaan adalah keseluruhan system gagasan, tindakan, dan hasil karya


manusia dalam rangka kehidupan bermasyarakat yang dijadikan milik diri
manusia dengan belajar
4. Selo Soemarjan dan Soelaiman Soemardi

Kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa dan cipta manusia


a. Rasa meliputi jiwa manusia mewujudkan segala norma dan nilai
kemasyarakatan yang perlu untuk mengatur masalah kemasyarakatan
dalam arti yang luas, misalnya keyakinan, ideology, kebatinan, kesenian
b. Cipta meliputi kemampuan mental,kemampuan berfikir dari orang yang
hidup bermasyarakat yang menghasilkan filsafat serta ilmu pengetahuan,
baik yang berwujud teorimurni, maupun yang telah disusun untuk
diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat
c. Karya, masyarakat menghasilkan teknologi dan kebudayaan kebendaan
(material culture) yang diperlukan oleh masyarakat untuk menguasai alam
sekitarnya agar kekuatannya serta hasilnya dapat diabadikan untuk
keperluan masyarakat.

2. Jenis Jenis Kebudayaan

a. Jenis Kebudayaan Berdasarkan Sifatnya

1. Kebudayaan Subjektif

Kebudayaan subjektif merupakan faktor nilai, perasaan, idealism yang


apabila disimpulkan maka dapat disebut sebagai faktor batin yang ada
pada kebudayaan tersebut.
2. Kebudayaan Objektif

Kebudayaan objektif merupakan faktor lahiriah yang hadir dari sebuah


kebudayaan dan berupa teknik, lembaga sosial, pengajaran, seni suara,
seni rupa, seni sastra hingga upacara yang menggunakan budi bahasa.
b. Jenis Kebudayaan Berdasarkan Wujudnya

1. Kebudayaan Material

Kebudayaan material ini mengacu kepada seluruh ciptaan manusia yang


nyata serta konkret. Di dalamnya termasuk temuan yang dihasilkan oleh
penggalian arkeolog seperti senjata, perhiasan hingga mangkuk dari
tanah liat.Kebudayaan material pun mencakup barang-barang lain selain
dari temuan arkeologi, seperti pesawat terbang, pakaian, televisi, gedung
pencakar langit, stadion olahraga hingga mesin cuci.
2. Kebudayaan Immaterial
Jenis kebudayaan immaterial berupa ciptaan yang abstrak dan
diwariskan oleh pendahulunya ke generasi selanjutnya. Contohnya
seperti lagu, tarian tradisional, dongeng, hingga cerita rakyat
c. Jenis Kebudayaan Berdasarkan Lingkup Persebarannya

1. Kebudayaan Daerah

Kebudayaan dapat berupa cara berperilaku, pola pikiran hingga cara


bertindak dari anggota kelompok masyarakat yang memiliki kebudayaan
tersebut. Kebudayaan daerah dapat dibatasi oleh wilayah administratif
daerah tersebut atau demografinya.Wilayah demografis tersebut menjadi
batasan budaya lokal, namun seiring dengan perkembangan batasan
wilayah kebudayaan daerah ini menjadi tidak terbatas akibat dari
persebaran penduduk yang tidak merata.
2. Kebudayaan Lokal

Kebudayaan lokal bergantung pada aspek ruang. Hal ini dapat dilihat
melalui ruang pada perkotaan yang hadir sebagai budaya lokal perkotaan
tersebut, atau daerah tertentu pada bagian perkotaan yang terpengaruh
oleh budaya yang dibawa oleh pendatang.Pada kebudayaan lokal, ada
pula kebudayaan dominan yang berkembang yaitu budaya lokal asli pada
kota atau daerah tersebut. Koentjaraningrat berpendapat bahwa budaya
lokal berkaitan dengan golongan manusia yang terikat oleh kesadaran
serta identitasnya akan kesatuan kebudayaan asli di tempatnya. Dalam hal
ini yang disebut sebagai kebudayaan lokal adalah bahasa sebagai ciri
khasnya.
3. Kebudayaan Nasional

Kebudayaan nasional merupakan kebudayaan dari akumulasi dari


budaya yang hadir daerah-daerah. Ada berbagai macam wujud
kebudayaan nasional dan dapat dilihat secara umum apabila
diperhatikan dengan cermat, maka dapat diketahui bahwa terdapat
persebaran besar yang terjadi antar kebudayaan di satu daerah dan
daerah lainnya. Namun, keragaman budaya tersebut yang menjadikan
suatu bangsa memiliki jati dirinya.
Pada kebudayaan nasional, terdapat beberapa persebaran. Berikut penjelasannya.

1. Rumah Adat, merupakan rumah yang memiliki ciri khas dan umumnya
terdapat di masing-masing daerah. Setiap daerah memiliki rumah adat dengan
ciri khas yang berbeda-beda dan pemaknaan yang berbeda pula.
2. Upacara Adat, merupakan sebuah tradisi yang dilaksanakan secara turun
temurun dengan teratur serta tertid sesuai dengan kebiasaan masyarakat
setempat. Berupa rangkaian aktivitas sebagai wujud ungkapan terimakasih
atas suatu hal, sesuai dengan sistem kepercayaan masyarakat. Upacara adat
memiliki nilai yang universal, suci, bernilai sakral religious dan dilakukan
secara turun temurun.
3. Tarian, di setiap daerah memiliki tarian adat yang berbeda dan akan
ditarikan dalam upacara atau peringatan khusus saja. Contoh tarian sebagai
persebaran kebudayaan nasional adalah tarian ranup lampuan di Aceh.
4. Lagu, Indonesia memiliki banyak lagu daerah dalam bahasa daerahnya
masing-masing. Setiap lagu daerah memiliki makna serta pesannya tersendiri.
Selain itu, setiap bangsa juga memiliki lagu nasional yang berfungsi untuk
meningkatkan persatuan negaranya.
5. Musik, musik-musik tradisional umumnya berupa instrumen menggunakan
alat musik khusus di daerah tersebut. Contohnya seperti angklung di Jawa
Barat atau gamelan di Jawa Tengah.
6. Pakaian Adat, sama halnya dengan persebaran budaya nasional lainnya.
Pakaian adat juga memiliki ciri khas pada daerah yang memiliki pakaian adat
tersebut dan hanya dikenakan dalam upacara khusus. Pakaian adat juga
dipengaruhi oleh faktor agama di daerah masing-masing. Contohnya seperti
kebaya di Jawa, ulos di Sumatera Utara, ulee balang di Aceh, kain cual di
BangkaBelitung.
3. Kaitan Postmodernisme dan Kebudayaan
Para pakar kajian budaya membicarakan budaya dalam dua cara. Definisi
pertama adalah ide dasar sebuah masyarakat atau kelompok tentram,
ideologinya, atau cara kolektifnya pada suatu kelompok yang memahami
perasaannya. Definisi kedua adalah praktik atau keseluruhan cara hidup dari
kelompok, apa yang individu lakukan secara materi dari hari ke hari (Littlejohn
dan fost,2008). Dua pengertian budaya tersebut tidak benar-benar terpisah
karena ideologi dari sebuah kelompok di produksi dan di reproduksi dalam
praktiknya. Pada kenyataannya, perhatian umum dari para ahli teori adalah
hubungan antara tindakan dari institusi masyarakat, seperti halnya media dan
budaya. Ide dan praktik selalu terjadi bersama dalam sebuah konteks historis.
Sebagai contoh, manusia menonton televisi setiap hari, membuat mereka
bagian dari televisi. Seluruh industru televisi adalah sebuah budaya produksi
karena itu adalah sarana untuk menciptakan perselisihan, produksi ulang, dan
mengubah budaya. Praktik konkrit melibatkan produksi dan mengonsumsi
televisi adalah mekanisme penting dalam pembentukan ideologi.
Mulai awal tahun 1980-an kelompok-kelompok teater Jakarta kontemporer
seperti teater sae dan teater kubur, dan para penulis, seperti Afrizal Malna,
Nirwan Dewanto, dan Seno Gumira Ajidarma, mulai mengeksplorasi praktik-
praktik budaya postmodern dalam gaya penulisan dan pagelaran mereka.
Selanjutnya kecenderungan ini tersebar luas di kalangan generasi baru pekerja
teater di ibukota Indonesia ini. Awal 1990-an praktik praktik dan gaya
postmodern telah mulai tampil di tempat lain, baik di teater maupun di dalam
fiksi dan kritik para penulis mudah yang semakin bertambah jumlahnya. Karya
sastra yang di hasilkan ini tumbuh atas ketidakpasan kelas menengah terhada
politik orde baru (orba) akhir yang semakin meningkatnya komersialisasi
budaya indonesia, posmodernisme indonesia ini merupakan usaha baru
perlawanan terhadap menifestasi sosial dan budaya yang telah meresap pada
rezim otoriter Soeharto, dan sekaligus merupakan respons terhadap kondisi
hidup dan produksi artistik yang baru, baik menolak maupun yang menyambut
dengan baik.
Penolakan para pendukung postmodernisme terhadap ideologi orba
mengenai bangsa dan identitas pribadi merupakan kaitan sentral antara para
pendukung postmodernisme di Indonesia dengan pengertian postkolonialitas.
Jika ideologi orba mengenai kontrol dan ketertiban di anggap konsisten dengan
kepribadian atau filsafat Indonesia (filsafat pancasila) yang tradisional, maka
dapat di nyatakan bahwa para pendukung pstmodernisme Indonesia
berkepedulian untuk menemukan strategi-strategi untuk menggorogoti
nativisme yang di bangun oleh negara (Littlejohn dan fost, 2008).
Posmodernisme Indonesia di masa orba di antaranya memiliki
kecenderungan untuk memimpikan adanya sistem nilai-nilai universal atau
bentuk komunitas sebagai alternatif visi masyarakat yang lebih khas yang
melatarbelakangi dasar-dasar ideologis negara Indonesia. Sejumlah pekerja
budaya secara langsung menantang baik modernisme maupun pengertian
negara dan bangsa sebagai kerangka yang sesuai untuk mengukur dan
mengkategorisasikan kegiatan budaya, atau untuk menjelaskan susunan
identitas individual kontemporer.
Posmodernsme Indonesia di produksi dalam iklim umum oposisi yang
semakin meningkat terhadap orba. Pemerintah orba telah mencoba melakukan
1) kontrol yang semkin efektif terhadap media dan ranah-ranah produksi
budaya yang lain, 2) mewajibkan pelatihan ideologi resmi untuk berbagai
kategori pegawai negeri dan mengumumkan asas tunggal pancasila untuk
semua organisasi sosial dan 3) menguasai dan membentuk kembali
bentuk bentuk budaya dan praktik “tradisional” untuk mendorong
programnya demi pembangunan dan erkembangan ekonomi bangsa. (Littlejohn
dan fost, 2008). Debat Indonesia mengenai postmodernisme sejak akhir tahun
1980-an dan awal tahun 1990-an menurut Heryanto (Bodden 2008) ada
kaitannya dengan meningkatnya kesejahteraan dan keyakinan sosial kelas
menengah Indonesia, dan bertepatan dengan pentingnya diskusi- diskusi
mengenai keterbukaan, hak-hak asasi manusia demokratisasi.
Tulisan Heryanto tahun 1994 dalam majalah budaya yang baru, Kalam di
nyatakan bahwa pembangunan Indonesia sejenis dengan modernisme yang
mempercayai kemajuan linear, kebenaran ilmiah mutlak, kemajuan rekayasa
sosial dan pembentukan sistem ilmu pengetahuan dan produksi yang formal.
Kemudian ia mendaftar sejumlah aspek „negatif‟ masyarakat orba yang
menurutnya adalah akibat mengikuti visi modernis barat.
Post modernisme menurut Heryanto bermanfaat di Indonesia untuk secara
radikal menyengsikan berbagai kepastian yang sudah lama didambakan
masyarakat.Posmodernisme bias membantu membuka
kemungkinan kemungkinan yang sebelumnya di anggap tabu, irasional, atau
mustahil. Salah satu perbandingan Heryanto adalah tekanan orba pada kontrol,
ketertiban dan hierarki terpusat yang di tegaskan sebagai bagian dari
kepribadian Indonesia yang hakiki.
Tantangan yang lebih khusus terhadap ideologi- ideologi budaya dominan
orba di temukan dalam pidato kunci Nirwan Dewanto dalam kongres
kebudayaan nasional akhir tahun 1991 (Bodden, 2008) Dewanto menyinggung
cerita besar tentang modernisme Indonesia yang disamakan dengan hak
istimewa kepada negara bangsa kesatuan sebagai kerangka acuan akhir dan
logis untuk produksi budaya. Bagian yang hakiki dari perkembangan cerita
nasional tentang budaya menurutnya adalah asumsi yang untuk pertama kali di
kemukakan di masa Sutan Takdir Alisjahbana dan polemik kebudayaan bahwa
standar untuk mengukur semua budaya adalah standar budaya tinggi di tingkat
nasional, bukan akktivitas budaya lokal dan kerakyatan. Cerita ini kemudian di
perluas oleh kultus universal terhadap genius seni yang mengagungkan
pencipta perorangan modern yang melebihi dan menentang tradisi.
Postmodernisme dalam teater di Indonesia diprakarsai oleh Teater sae di awal
tahun 1990-an (Bodden, 2008). Penulis naskah drama Afrizal Malna dan
direktur Boedu S. Otong menyampaikan gagasan-gagasan yang rumit
mengenai peralatan, bahkan kebutuhan untuk jenis teater yang telah mereka
ciptakan. Malna menegaskan bahwa teater tidak dapat lagi di jelaskan lewat
diri para tokoh individunya. Baginya, individu diera globalisasi, industrialisasi,
standardisasi, budaya orba dan sifat lembaga-lembaga sosial yang
semakinmonolit berada dalam krisis. Dalam konteks ini, terutama karena di
mediasi oleh televisi, surat kabar, radio, dan film, hubungan hubungan baru
dengan masyarakat terbuka akibat memecah- mecah kepribadian individu, baik
dengan membesarkan maupun dengan menggemboskan „diri‟ itu.
Posmodernisme dalam novel Indonesia tampak dalam karya Ajidarma
tahun 1996. Ajidarma menampilkan suatu dunia dimana keindahan cepat
menguap, cinta dan hubungan antar manusia hanya sekilas dan menyakitkan,
sedangkan penyiksaan dan pembunuhan brutal tak ada hubungannya dengan
keadilan. Ada beberapa tempat didalam teks dimana narator menyesalkan
berlalunya matahari terbenam yang indah keemasan (saat menjelang datangnya
malam yang sepi dan sangat menakutkan)

4. Peran Budaya Terhadap Kemajuan Bangsa

Pendidikan berperan penting dalam mensukseskan peran budaya dalam


kemajuan bangsa karena itu dunia pendidikan harus mampu menciptakan kualitas
belajar yang baik sehingga para peserta didik mampu untuk memecahkan masala-
masalah sosialnya dan itu akan berdampak terhadap perkembangan karakter yang
akan mendukung kemajuan bangsa dengan tertanamnya nilai-nilai budaya, dengan
begitu sumberdaya manusia yang berkarakter berdasarkan pendidikan berbasis
karakter. Oleh karena itu perlu adanya kerangka pengembangan karakter
danpendalaman pembelajaran terkait budaya bangsa dimana seorang guru
sangatlah berperan penting karena guru adalah profesi strategis bagi
pemberdayaan dan pembelajaran suatu bangsa dan tidak mungkin digantikan oleh
unsur manapun dalam kehidupan sebuah bangsa sejak dahulu. Guru merupakan
pilar pembangunan bangsa karena dalam hal segala kemampuannya dan daya
upayanya untuk mempersiapkan pembelajaran bagi peserta didiknya. Sehingga
peran guru memang sangatlah penting sebagai salah satu kunci pembangunan
bangsa menjadi bangsa yang maju dimasa yang akan datang. Guru yang telah
memiliki dan menguasai kompetensi kepribadian guru dalam pembelajarannya
maka dalam hasil belajar guru mengenai pembelajaran peran budaya terhadap
kemajuan bangsa dapat mencapai keberhasilan belajar karena guru dalam
pembelajarannya dengan memiliki etos kerja guru yang baik dan 4 kepribadiannya
dalam mengajar kepada peserta didik dapat membuat peserta didik senang,tertarik,
dan memahami pembelajarannya dan dalam pembelajaran peserta didik tidak
merasa terbebani sehingga keberhasilan belajar dapat tercapai. Begitu pentingnya
peran guru sebagai salah satu elemen pelaksana dalam menanamkan kepada
peserta didik terkait budaya Indonesia terhadap kemajuan bangsa.Saat guru telah
menjalankan perannya dengan baik maka untuk memaksimalkan langkah
selanjutnya untuk memajukan bangsa yaitu peran generasi muda karena saat ini
kita hidup di zaman modern, teknologi telah menjadi kebutuhan manusia saat ini
dan tidak dapat dipisahkan sedangkan nilai-nilai budaya saat ini telah luntur
kepentingannya, oleh karena itu sangat penting peran generasi muda terhadap
kemajuan bangsa karena tidak ada satupun negara yang maju tanpa peran generasi
muda, merekalah yang akan menjadi generasi penerus bangsa dan memegang
peran untuk memajukan bangsa. Namun telah banyak dijumpai anak muda saat ini
lebih banyak menghabiskan waktunya untuk hal yang tidak bermanfaat dan
mereka meniru gaya luar negeri yang sama sekali tidak mencerminkan terhadap
nilai-nilai luhur yang ada di Indonesia, pengetahuan akan budayanya sendiri pun
kurang bagaimana bisa anak muda seperti ini dapat memajukan bangsa. Perlu
dukungan diberbagai pihak untuk mengatasi anak muda seperti ini karena apabila
tidak ditangani dengan serius hal tersebut akan menghancurkan kebudayaan
indonesia.
Padahal banyak sekali ragam budaya Indonesia yang memiliki nilai-nilai positif
didalamnya contohnya saja pada budaya wayang kulit didalam ceritanya banyak
sekali nilai-nilai moral yang dapat diambil dan budaya wayang seharusnya
diperkenalkan kepada anak-anak indonesia sejak dini agar nilai-nilai moral yang
ada pada cerita wayang dapat tertanam di benak anak-anak. Dengan mengenalkan
budaya-budaya Indonesia kepada anak sejak dini hal tersebut akan membuat anak-
anak tertarik terhadap kebudayaannya sendiri dan akan mencintainya sehingga
budaya di luar Indonesia mereka tidak akan menelannya mentah-mentah dan
dapat menyaringnya dengan baik yang dikira sesuai dengan kepribadian bangsa
Indonesia. Adanya kesadaran yang baik terhadap budaya di seluruh kalangan
masyarakat indonesia khususnya para guru dan generasi muda hal ini akan
melancarkan proses untuk memajukan bangsa Indonesia. Karena dengan selalu
mementingkan adat dan budaya, negara Indonesia berpeluang untuk menjadi
bangsa yang maju dan walaupun di sisi lain ilmu pengetahuan dan teknologi
berkembang dengan pesat hal itu dapat diatasi dengan adanya pegangan yang kuat
untuk tidak menghacuran kebudayaan indonesia. Budaya dan teknologi dapat
berjalan dengan berdampingnan ini terbukti agar pengemasan budaya Indonesia
lebih menarik maka peran teknologi sangat amatlah penting seperti adanya
teknologi augmented reality dimana teknologi ini dapat menciptakan manusia
dapat melihat objek seperti berada langsung ditempatnya walaupun kita berada di
tempat yang jauh dengan adanya teknologi ini akan dapat memudahkan untuk
mengenalkan budaya Indonesia. Perlu diketahui tanpa adanya adat dan budaya
maka negara Indonesia hilang akan jati dirinya. Maka dari itu marilah kita sebagai
rakyat 5 Indonesia menjadi manusia yang beradat dan berbudaya agar kemalasan
dan kebodahan yang telah menyertai kebiasaan kita dapat dihilangkan agar untuk
memajukan bangsa dengan budaya menjadi generasi yang memajukan bangsa
dengan memiliki sumber daya manusia yang cerdas, mencintai budayanya.
(Kusbiyanto, M., 2015 : 602-605)

5. Ciri-ciri Kebudayaan
Kebudayaan dapat dikenali melalui ciri-cirinya sebagai berikut..

1. Budaya yang hadir dimasyarakat akan dipelajari oleh generasi selanjutnya

2. Budaya dapat disampaikan oleh setiap individu pada individu maupun


kelompok lain, serta diwariskan dari generasi ke generasi selanjutnya.
3. Budaya memiliki sifat yang dinamis, artinya budaya dapat berubah sepanjang
waktu.
4. Budaya memiliki sifat selektif yang dapat mencerminkan pola perilaku serta
pengalaman manusia secara terbatas.
5. Walaupun kebudayaan setiap daerah berbeda, budaya memiliki unsur yang
saling berkaitan.
6. Masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut akan beranggapan
etnosentrik atau menganggap bahwa budayanya sebagai budaya yang terbaik
dan menilai budaya masyarakat hanyalah budaya standar.
7. Budaya memiliki unsur kepercayaan di dalamnya yang dipercayai oleh
anggota masyarakat yang memiliki kebudayaan tersebut.
8. Dalam kebudayaan ada bahasa serta ciri khas dari setiap daerah yang
memiliki budaya tersebut.
9. Budaya merupakan produk yang diciptakan oleh manusia atau sekelompok
manusia.
10. Budaya meliputi obyek materi yang diwujudkan melalui teknologi, serta
meliputi sikap, nilai dan pengetahuan.

6. Unsur-unsur Kebudayaan
.
Kebudayaan memiliki unsur yang membentuk budaya tersebut, mulai dari unsur
bahasa, religi, peralatan hidup, pengetahuan, kemasyarakatan, teknologi, kesenian
serta mata pencaharian. Berikut penjelasan lebih lanjutnya mengenai unsur
kebudayaan.

a. Unsur Kebudayaan Sistem Religi

Unsur kebudayaan yang pertama adalah sistem religi atau kepercayaan.


Sistem religi ini menyangkut dan berkaitan dengan keyakinan seorang
individu. Unsur kebudayaan, sistem religi dianggap sebagai salah satu unsur
kebudayaan yang sangat penting dalam kehidupan bermasyarakat.

Sistem religi juga berfungsi untuk mengatur kehidupan antara manusia serta
penciptanya. Kebudayaan dapat hadir di masyarakat, karena adanya unsur
sistem religi atau kepercayaan yang berbeda-beda di setiap daerah.
Contohnya, masyarakat Bali memiliki kepercayaan untuk mengadakan
pemakaman pada orang yang telah meninggal dengan cara dibakar.
Kepercayaan tersebut kemudian membentuk sebuah budaya yaitu ngaben yang
hadir di Bali.

b. Unsur Kebudayaan Sistem Bahasa

Bahasa merupakan alat yang diciptakan oleh manusia, agar


mempermudah setiap individu berinteraksi. Sistem bahasa juga merupakan
unsur yang dapat membentuk kebudayaan tersebut. Menurut
Koentjaraningrat, sistem bahasa merupakan perlambangan dari manusia yang
digunakan untuk komunikasi secara lisan serta tertulis.

Sistem bahasa sebagai unsur kebudayaan dapat dilihat melalui


pengetahuan bahasa yang digunakan oleh setiap kelompok masyarakat
berbeda-beda dan memiliki variasi serta keunikannya tersendiri.

c. Unsur Kebudayaan Sistem Pengetahuan

Kebudayaan dapat muncul, karena adanya ilmu pengetahuan yang


berfungsi sebagai gagasan maupun ide dari setiap pencetus kebudayaan
tersebut. Sistem pengetahuan dalam kebudayaan secara universal juga
berkaitan dengan sistem peralatan hidup serta teknologi. Hal ini dikarenakan
sistem pengetahuan memiliki sifat yang abstrak dan berwujud dalam ide
setiap manusia.

d. . Unsur Kebudayaan Sistem Ekonomi

Unsur ekonomi dapat membentuk kebudayaan melalui sistem ekonomi,


masyarakat menjadi gotong royong untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.
Mata pencaharian serta sistem ekonomi juga menjadi fokus kajian yang
penting dalam etnografi.
e. Unsur Kebudayaan Kesenian

Kebudayaan serta unsur kesenian memang saling terikat satu sama lain.
Kesenian yang dibuat oleh masyarakat dapat membentuk suatu kebudayaan di
lingkungan masyarakat tersebut. Contohnya seperti seni tari yang memiliki
makna khusus dan hanya ditarikan dalam ritual maupun upacara tertentu saja.

f. Unsur Kebudayaan Sistem Teknologi atau Peralatan Hidup

Unsur teknologi dapat berperan dalam pembentukan suatu budaya di daerah


tertentu, hal ini dapat dilihat pula melalui usaha antropolog untuk memahami
kebudayaan manusia melalui unsur teknologi yang dipakai oleh suatu
kelompok masyarakat.

Unsur teknologi yang dimaksud merupakan benda yang dapat dijadikan


sebagai peralatan hidup dengan bentuk serta kegunaannya yang sederhana.
Unsur teknologi yang hadir dalam kebudayaan ini menyangkut fisik dari
kebudayaan itu sendiri.

g. Unsur Kebudayaan Sistem Kekerabatan dan Organisasi Sosial

Kebudayaan terbentuk melalui berbagai kelompok sosial. Menurut


Koentjaraningrat, setiap kehidupan dalam kelompok masyarakat diatur oleh
adat istiadat serta aturan-aturan yang telah disetujui oleh anggota masyarakat
itu. Kesatuan sosial yang dekat serta dasar dari seorang individu adalah
kerabatnya, yaitu keluarga inti dari individu tersebut serta kerabat-kerabat lain.

h. Unsur Kebudayaan Sistem Kemasyarakatan

Sistem kemasyarakatan dalam unsur kebudayaan adalah sekelompok


masyarakat yang anggotanya merasa menjadi satu dengan sesamanya. Sistem
kemasyarakatan ini pula menjadi salah satu unsur pewarisan budaya yang
penting dalam struktur sosial. Sistem kemasyarakatan juga berperan untuk
menghitung garis keturunan dari hubungan pernikahan serta hubungan darah
seorang individu.
7. Unsur-unsur Kebudayaan

Ada tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal dan dapat ditemukan di
dalam kebudayaan semua bangsa yang tersebar di berbagai penjuru dunia
termasuk Indonesia menurut Koentjaraningrat. Berikut unsur kebudayaan
Indonesia menurut Koentjaraningrat:

1. Unsur Kebudayaan Berupa Bahasa

Unsur kebudayaan Indonesia pertama adalah bahasa. Bahasa merupakan unsur


kebudayaan Indonesia berupa alat bagi manusia dalam memenuhi kebutuhan
sosialnya untuk berinteraksi dengan sesamanya.

Kemampuan manusia dalam membangun tradisi budaya, menciptakan


pemahaman tentang fenomena sosial yang diungkapkan secara simbolik.

Hal ini membuat unsur kebudayaan Indonesia seperti bahasa kemudian akan
diwariskan kepada generasi penerusnya dengan menggunakan bahasa. Dengan
demikian, bahasa menduduki kedudukan yang penting dalam analisis
kebudayaan manusia.

2. Unsur Kebudayaan Berupa Pengetahuan

Unsur kebudayaan Indonesia kedua adalah pengetahuan. Sistem pengetahuan


yang menjadi bagian dari unsur kebudayaan Indonesia berkaitan dengan sistem
peralatan hidup dan teknologi, karena sistem pengetahuan bersifat abstrak dan
berwujud di dalam ide manusia.

Sistem pengetahuan yang menjadi unsur kebudayaan Indonesia sangat luas


batasannya karena mencakup pengetahuan manusia tentang berbagai unsur
yang digunakan dalam kehidupannya. Namun, yang menjadi kajian dalam
antropologi sesuai unsur kebudayaan Indonesia adalah bagaimana pengetahuan
manusia digunakan untuk mempertahankan hidupnya.
Setiap unsur kebudayaan Indonesia, selalu memiliki pengetahuan tentang
segala sesuatu yang ada di sekitarnya. Pengetahuan yang menjadi unsur
kebudayaan Indonesia tersebut antara lain:

- Alam sekitarnya

- Tumbuhan yang tumbuh di sekitar daerah tempat tinggalnya

- Binatang yang hidup di daerah tempat tinggalnya

- Zat-zat, bahan mentah, dan benda-benda dalam lingkungannya

- Tubuh manusia

- Sifat-sifat dan tingkah lakumanusia

- Ruang dan waktu

3. Unsur Kebudayaan Berupa Organisasi Sosial

Unsur kebudayaan Indonesia ketiga adalah organisasi sosial. Kehidupan dalam


setiap kelompok masyarakat diatur oleh adat istiadat dan aturan mengenai
berbagai macam kesatuan di dalam lingkungan di mana dia hidup.

Kesatuan sosial yang paling dasar dan menjadi unsur kebudayaan Indonesia
adalah kerabat, keluarga inti yang dekat dan kerabat yang lain. Kemudian,
unsur kebudayaan Indonesia ini membuat manusia akan digolongkan ke dalam
tingkatan-tingkatan lokalitas geografis untuk membentuk organisasi sosial.

Kekerabatan yang menjadi bagian unsur kebudayaan Indonesia juga berkaitan


dengan perkawinan. Perkawinan merupakan inti atau dasar dalam
pembentukan suatu komunitas atau organisasi sosial.

4. Unsur Kebudayaan Berupa Peralatan Hidup dan Teknologi


Unsur kebudayaan Indonesia keempat adalah peralatan hidup dan teknologi.
Manusia selalu berusaha mempertahankan hidupnya, sehingga mereka akan
selalu terdorong untuk membuat peralatan atau benda-benda untuk mendukung
tujuan tersebut Inilah mengapa peralatan hidup dan teknologi termasuk unsur
kebudayaan Indonesia. Pada masyarakat tradisional, terdapat delapan macam
sistem peralatan dan unsur kebudayaan Indonesia fisik yang digunakan oleh
kelompok manusia yang hidup berpindah-pindah atau masyarakat pertanian,
yaitu:
- Alat-alat produktif
- Senjata
- Wadah
- Alat untuk menyalakan api
- Makanan, minuman, bahan pembangkit gairah, dan jamu-jamuan
- Pakaian dan perhiasan
- Tempat berlindung dan perumahan
- Alat-alat transportasi
5. Unsur Kebudayaan Berupa Ekonomi

Unsur kebudayaan Indonesia kelima adalah ekonomi atau mata pencaharian.


Mata pencaharian atau aktivitas ekonomi yang menjadi unsur kebudayaan
Indonesia dalam suatu masyarakat menjadi fokus penting dalam kajian
etnografi.

Dalam penelitian etnografi dalam unsur kebudayaan Indonesia mengenai


sistem mata pencaharian, mengkaji bagaimana suatu kelompok masyarakat
mencukupi kebutuhan hidupnya melalui mata pencaharian atau sistem
perekonomian mereka. Sistem ekonomi yang menjadi unsur kebudayaan
Indonesia pada masyarakat tradisional, antara lain:

- Berburu dan meramu

- Beternak

- Bercocok tanam di ladang

- Menangkap ikan

- Bercocok tanam menetap dengan sistem irigasi

Lima sistem mata pencaharian yang menjadi unsur kebudayaan Indonesia


tersebut merupakan jenis mata pencaharian manusia yang paling tua dan
banyak dilakukan oleh sebagian besar masyarakat pada masa lampau

6. Unsur Kebudayaan Berupa Religi

Unsur kebudayaan Indonesia keenam adalah unsur religi. Kajian antropologi


dalam memahami unsur unsur kebudayaan Indonesia berupa religi sebagai
tidak dapat dipisahkan dari emosi keagamaan.
Emosi keagamaan yang menjadi unsur kebudayaan Indonesia merupakan
perasaan dalam diri manusia yang mendorong mereka untuk melakukan
tindakan-tindakan yang bersifat religius. Emosi ini memunculkan konsepsi
benda-benda yang dianggap sakral dalam kehidupan manusia.

Dalam unsur kebudayaan Indonesia berupa sistem religi masih ada tiga unsur
lain yang perlu dipahami selain emosi keagamaan, yakni sistem keyakinan,
sistem upacara keagamaan, dan umat yang menganut religi itu.

7. Unsur Kebudayaan Berupa Kesenian

Unsur kebudayaan Indonesia ketujuh adalah kesenian. Para ahli antropologi


mulai memperhatikan unsur kebudayaan Indonesia berupa kesenian setelah
melakukan penelitian etnografi mengenai aktivitas kesenian suatu masyarakat
tradisional.

Deskripsi yang dikumpulkan dalam penelitian unsur kebudayaan Indonesia


tersebut berisi mengenai benda-benda atau artefak yang memuat unsur seni,
seperti patung, ukiran, dan hiasan. Berdasarkan jenisnya, seni rupa terdiri atas
seni patung, relief, ukiran, dan lukisan.

Seni musik terdiri atas seni vokal dan instrumental. Seni sastra terdiri atas
prosa dan puisi. Kemudian terdapat seni gerak dan seni tari, yaitu seni yang
dapat ditangkap melalui indera pendengaran maupun penglihatan.

Dalam kajian antropologi kontemporer terdapat kajian visual culture yang


menjadi unsur kebudayaan Indonesia, yakni analisis kebudayaan yang khusus
mengkaji seni film dan foto. Dua media seni tersebut berusaha menampilkan
kehidupan manusia beserta kebudayaannya dari sisi visual berupa film
dokumenter atau karya-karya foto
DAFTAR PUSTAKA

http://repository.unpas.ac.id/15928/4/BAB%20ll.pdf
hhtps://www.gramedia.com/literasi/kebudayaan
https://www.researchgate.net/publication/360950251_Pentingnya_Peran_Budaya_
Baca_Bagi_Kemajuan_Bangsa
https://www.liputan6.com/hot/read/4663610/pengertian-kebudayaan-secara-
umum-unsur-dan-wujudnya-menurut-para-ahli?page=5

Anda mungkin juga menyukai