Tujuan Pembelajaran :
1. Definisi kebudayaan
Kata budaya berasal dari Bahasa Sanskerta yaitu buddhayah. Kata buddhayah merupakan bentuk jamak dari
buddhi yang berarti “budi” atau “akal”. Dengan ini, kebudayaan dapat dipahami sebagai hal-hal yang berkaitan
dengan budi dan akal, seperti pikiran (cipta), rasa, dan kehendak (karsa). Ketiga hal ini merupakan potensi budaya.
Ketiga unsur ini secara implisit dapat kita temukan dalam definisi- definisi tentang kebudayaan yang disampaikan
para ahli. Kebudayaan menurut ahli geografi budaya tidak dapat sepenuhnya dipahami tanpa mengacu pada
lingkungan di mana kebudayaan itu ditemukan. Geografi budaya bermula dari Carl Sauer, ahli geografi Amerika
abad ke-20 yang menekankan pengamatan langsung atas tanggapan budaya terhadap lingkungannya. Sauer
menganggap bahwa pengaruh manusia pada bentang alam menjadi manifestasi budaya. Oleh karena itu, untuk
memahami suatu kebudayaan, seorang ahli geografi harus belajar memahami bentang alamnya.
menurut Joel Bonnemaison perbedaan budaya hanya bisa dipahami secara memadai jika perbedaan itu
ditempatkan dalam konteks geografis kebudayaan itu. Sementara menurut Joseph Spencer dan William Thomas
mengatakan bahwa budaya adalah “jumlah total perilaku dan cara belajar manusia dalam melakukan sesuatu.”
2. Wujud kebudayaan
ada tiga wujud kebudayaan. Yaitu, gagasan, Tindakan, dan hasil karya manusia.
- Gagasan sebagai wujud kebudayaan ideal bersifat abstrak, tidak dapat diraba atau
disentuh. Wujud kebudayaan ini ada di dalam pemikiran masyarakat yang ditaati.
- Tindakan atau kebudayaan perilaku merupakan wujud kebudayaan yang tampak
secara konkret sebagai hasil aktualisasi ide atau gagasan yang ada di dalam pikiran
manusia. Contohnya upacara tradisi
- Hasil karya manusia sebagai wujud kebudayaan merupakan hasil tindakan konkret
manusia. Contohnya benda” budaya seperti tugu.
3. unsur- unsur kebudayaan
wujud kebudayaan ditemukan dalam unsur- unsur universal kebudayaan. Unsur- unsur
universal kebudayaan adalah unsur- unsur kebudayaan yang dapat ditemukan di semua
kebudayaan bangsa- bangsa di dunia. Ada tujuh unsur kebudayaan yang bersifat universal. Yaitu :
a. Bahasa,
b. Sistem pengetahuan,
c. Sistem organisasi kemasyarakatan,
d. Sistem peralatan hidup dan teknologi,
e. Sistem mata pencarian hidup dan sistem ekonomi,
f. Sistem religi, dan
g. Kesenian.
B. Pengaruh faktor geografis terhadap keragaman budaya di indonesia
gagasan bahwa faktor geografis memiliki pengaruh terhadap masyarakat dan budaya secara luas
diterima dalam ilmu sosial. Fitur- fitur fisik geografis yang memengaruhi keragaman budaya antara
lain iklim dan bentang alam. Iklim merupakan rata- rata cuaca di suatu wilayah yang luas dan dalam
waktu yang lama.
bentang alam merupakan suatu unit geomorfologis yang terbentang di permukaan bumi yang
dikategorikan berdasarkan karakteristik, seperti elevasi suatu tempat, kelandaian, orientasi, stratifikasi,
paparan batuan dan jenis tanah.
ada beberapa pandangan tentang pengaruh geografis terhadap kebudayaan, diantaranya pandangan
determinisme lingkungan dan posibilisme. Determinisme lingkungan merupakan teori mengenai
interaksi antara budaya dan lingkungan sejak zaman yunani klasik. Ada beberapa masalah dalam
konsep determinisme lingkungan, yakni :
1. Ada keyakinan bahwa lingkungan dan kehidupan di dalam lingkungan itu tetap dan tidak berubah.
2. Ada asumsi bahwa hanya lingkunganlah yang berperan. Sementara itu, nilai peran budaya menurun
jika lingkungan mendikte tanggapan manusia atas lingkungan.
menurut pandangan posibilisme, kondisi lingkungan alam bukan faktor yang sangat
menentukan, melainkan faktor pengendali yang memberikan kemungkinan atau
peluang yang memengaruhi kebudayaan manusia. Lingkungan alam hanya memberikan
kemungkinan dan batas- batas untuk lahirnya suatu kebudayaan. Faktor- faktor dalam
posibilisme adalah :
1. Dari jejak sejarah bangsa Indonesia, diketahui bahwa nenek moyang masyarakat
Indonesia datang dari Yunani di Tiongkok bagian selatan.
2. Indonesia terletak pada posisi silang antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik
serta Benua Asia dan Benua Australia.
3. Iklim yang berbeda antara daerah yang satu dan daerah lain menimbulkan kondisi
alam yang berbeda. Kondisi ini membangun pola- pola perilaku dan sistem mata
pencarian yang berbeda- beda.
C. Persebaran keragaman budaya di Indonesia
Bangsa indonesia merupakan bangsa majemuk. Kemajemukan ini merupakan salah satu kekayaan bangsa Indonesia.
Pluralitas budaya dibangun oleh berbagai kebudayaan lokal. Kebudayaan lokal adalah kebudayaan yang dimiliki
masyarakat- masyarakat lokal. Masyarakat lokal sering disebut masyarakat setempat. Kebudayaan lokal sering disebut
sebagai kebudayaan daerah. Menurut Koentjaraningrat, klasifikasi suku bangsa Indonesia masih berdasarkan sistem
lingkaran hukum adat yang disusun oleh van Vollenhoven. Menurut van Vollenhoven ada sembilan belas lingkaran
hukum adat.
1. Aceh 2. gayo- Alas dan batak 2a nias dan batu
3. Minang kabau 3a mentawai 4. Sumatera selatan 4. Enggano
5. Melayu 6. Bangka dan Biliton (Belitung)
7. Minahasa 8. Minahasa 8a Sangir Talaud
9. Gorontalo 10. Toraja
Menurut teori out of Taiwan, persebaran bahasa Austronesia terjadi karena leluhur Austronesia melakukan
migrasi ke Filipina. Dari sini, migrasi dilanjutkan ke pulau- pulau di nusantara melalui dua jalur berikut.
a) Jalur utara dan timur, yakni dari formosa ke Filipina. Sesudah itu mereka menuju ke Sulawesi dan Maluku.
b) Jalur barat dan selatan, yakni melalui daratan asia tenggara menuju ke semenanjung malaya, sumatra,
kalimantan, sulawesi, jawa, dan nusa tenggara.
Secara genealogis, bahasa- bahasa Austronesia di Nusantara terdiri dari tiga kelompok berikut.
1) melayu- polinesia barat (sumatra, jawa, kalimantan, sulawesi, bali, lombok, sumbawa bagian barat).
2) Melayu- polinesia tengah (sunda kecil, mulai sumbawa bagian timur ke arah timur, kecuali halmahera).
1. Toleransi 2. Keberagaman
3. Kelokalan 4. Lintas wilayah
5. Partisipatif 6. Manfaat
9. Melestarikan warisan budaya bangsa 10. Memengaruhi arah perkembangan oeradaban dunia sehingga
kebudayaan menjadi haluan pembangunan nasional.