Anda di halaman 1dari 14

KERAGAMAN BUDAYA

Budaya Indonesia
Berbagai aspek kebudayaan Indonesia: Bendera Merah Putih, Wayang Kulit, Garuda
Pancasila, Keris, Nusantara, Candi Borobudur, tarian Papua, Masjid Raya Baiturrahman, Rumah
Gadang Minangkabau, ukiran kayu khas Toraja, Sate, Angklung,
tari Pendet dari Bali, Tumpeng, Gamelan, serta Batik danSongket.

Budaya Indonesia adalah seluruh kebudayaan nasional, kebudayaan lokal, maupun kebudayaan
asal asing yang telah ada di Indonesia sebelum Indonesiamerdeka pada tahun 1945.
Kebudayaan nasional
Kebudayaan nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Definisi
kebudayaan nasional menurut TAP MPR No.II tahun 1998, yakni:
“ Kebudayaan nasional yang berlandaskan Pancasila adalah perwujudan cipta, karya dan
karsa bangsa Indonesia dan merupakan keseluruhan daya upaya manusia Indonesia
untuk mengembangkan harkat dan martabat sebagai bangsa, serta diarahkan untuk
memberikan wawasan dan makna pada pembangunan nasional dalam segenap bidang
kehidupan bangsa. Dengan demikian Pembangunan Nasional merupakan pembangunan
yang berbudaya.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Wujud, Arti dan Puncak-
Puncak Kebudayaan Lama dan Asli bagi Masyarakat Pendukungnya, Semarang: P&K,
1999 ”
Kebudayaan nasional dalam pandangan Ki Hajar Dewantara adalah “puncak-puncak dari
kebudayaan daerah”. Kutipan pernyataan ini merujuk pada paham kesatuan makin dimantapkan,
sehingga ketunggalikaan makin lebih dirasakan daripada kebhinekaan. Wujudnya berupa negara
kesatuan, ekonomi nasional, hukum nasional, serta bahasa nasional. Definisi yang diberikan
oleh Koentjaraningrat dapat dilihat dari peryataannya: “yang khas dan bermutu dari suku bangsa
mana pun asalnya, asal bisa mengidentifikasikan diri dan menimbulkan rasa bangga, itulah
kebudayaan nasional”. Pernyataan ini merujuk pada puncak-puncak kebudayaan daerah dan
kebudayaan suku bangsa yang bisa menimbulkan rasa bangga bagi orang Indonesia jika ditampilkan
untuk mewakili identitas bersama. Nunus Supriadi, “Kebudayaan Daerah dan Kebudayaan
Nasional”
Pernyataan yang tertera pada GBHN tersebut merupakan penjabaran dari UUD 1945 Pasal 32.
Dewasa ini tokoh-tokoh kebudayaan Indonesia sedang mempersoalkan eksistensi kebudayaan
daerah dan kebudayaan nasional terkait dihapuskannya tiga kalimat penjelasan pada pasal 32 dan
munculnya ayat yang baru. Mereka mempersoalkan adanya kemungkinan perpecahan oleh
kebudayaan daerah jika batasan mengenai kebudayaan nasional tidak dijelaskan secara gamblang.
Sebelum di amandemen, UUD 1945 menggunakan dua istilah untuk mengidentifikasi kebudayaan
daerah dan kebudayaan nasional. Kebudayaan bangsa, ialah kebudayaan-kebudayaan lama dan asli
yang terdapat sebagi puncak-puncak di daerah-daerah di seluruh Indonesia, sedangkan kebudayaan
nasional sendiri dipahami sebagai kebudayaan bangsa yang sudah berada pada posisi yang memiliki
makna bagi seluruh bangsa Indonesia. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur pemersatu dari
Banga Indonesia yang sudah sadar dan mengalami persebaran secara nasional. Di dalamnya
terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing, serta unsur kreasi baru atau hasil
invensi nasional.

KEBERAGAMAN BUDAYA DI INDONESIA


Keragaman budaya atau “cultural diversity” adalah keniscayaan yang ada di bumi Indonesia.
Keragaman budaya di Indonesia adalah sesuatu yang tidak dapat dipungkiri keberadaannya. Dalam
konteks pemahaman masyarakat majemuk, selain kebudayaan kelompok sukubangsa, masyarakat
Indonesia juga terdiri dari berbagai kebudayaan daerah bersifat kewilayahan yang merupakan
pertemuan dari berbagai kebudayaan kelompok sukubangsa yang ada didaerah tersebut. Dengan
jumlah penduduk 200 juta orang dimana mereka tinggal tersebar dipulau- pulau di Indonesia.
Mereka juga mendiami dalam wilayahdengan kondisi geografis yang bervariasi. Mulai dari
pegunungan, tepian hutan, pesisir,dataran rendah, pedesaan, hingga perkotaan. Hal ini juga
berkaitan dengan tingkat peradabankelompok-kelompok sukubangsa dan masyarakat di
Indonesia yang berbeda.Pertemuan-pertemuan dengan kebudayaan luar juga mempengaruhi proses
asimilasi kebudayaan yang ada di Indonesia sehingga menambah ragamnya jenis kebudayaan yang
adadi Indonesia. Kemudian juga berkembang dan meluasnya agama-agama besar di Indonesia turut
mendukung perkembangan kebudayaan Indonesia sehingga memcerminkan kebudayaan agama
tertentu. Bisa dikatakan bahwa Indonesia adalah salah satu negara dengan tingkat keaneragaman
budaya atau tingkat heterogenitasnya yang tinggi. Tidak saja keanekaragaman budaya kelompok
sukubangsa namun juga keanekaragaman budaya dalam konteks peradaban, tradsional hingga ke
modern, dan kewilayahan.Dengan keanekaragaman kebudayaannya Indonesia dapat dikatakan
mempunyai keunggulan dibandingkan dengan negara lainnya. Indonesia mempunyai potret
kebudayaan yang lengkap dan bervariasi. Dan tak kalah pentingnya, secara sosial budaya dan
politik masyarakat Indonesia mempunyai jalinan sejarah dinamika interaksi antar kebudayaan yang
dirangkai sejak dulu. Interaksi antar kebudayaan dijalin tidak hanya meliputi
antar kelompok sukubangsa yang berbeda, namun juga meliputi antar peradaban yang ada di dunia.
Labuhnya kapal-kapal Portugis di Banten pada abad pertengahan misalnya telah membuka diri
Indonesia pada lingkup pergaulan dunia internasional pada saat itu.Hubungan antar pedagang
gujarat dan pesisir jawa juga memberikan arti yang pentingdalam membangun interaksi
antar peradaban yang ada di Indonesia. Singgungan-singgungan peradaban ini pada dasarnya telah
membangun daya elasitas bangsa Indonesia dalam berinteraksi dengan perbedaan. Disisi yang lain
bangsa Indonesia juga mampu menelisik dan mengembangkan budaya lokal ditengah-tengah
singgungan antar peradaban itu. Sehingga tidak salah jika Indonesia dikatakan sebagai pusat
peradaban dunia, sebagaimana banyak para peneliti barat yang telah mengungkap hal itu.

Faktor-faktor Penyebab Keberagaman Budaya


Masyarakat Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di lebih dari 13 ribu pulau.
Setiap suku bangsa memiliki identitas sosial, politik, dan budaya yang berbeda-beda, seperti bahasa
yang berbeda, adat istiadat serta tradisi, sistem kepercayaan, dan sebagainya.
Ciri keragaman kebudayaan lokal di Indonesia dapat dilihat dari hal-hal sebagai berikut:
1. Keragaman suku bangsa
Dari ilmu antropologi diketahui bahwa nenek moyang bangsa Indonesia berasal dari Yunan, Cina
Selatan.
Antara tahun 3.000 – 500 SM Indonesia telah dihuni oleh penduduk migran submongoloid dari Asia
yang kemudian bercampur dengan penduduk indigenous/ pribumi dan indo-arian dari Asia Selatan.
Klasifikasi suku di Indonesia menurut Van Vollenhoven yang membagi Indonesia ke dalam 19
daerah suku bangsan, yaitu:
1) Aceh
2) Gayo-alas dan Batak , Nias dan Batu
3) Minangkabau, Mentawai
4) Sumatra Selatan
5) Melayu
6) Bangka dan Belitung
7) Kalimantan
8) Minahasa-Sangir-Talaud
9) Gorontalo
10) Toraja
11) Sulawesi Selatan
12) Ternate
13) Ambon – Kepulauan Barat Daya
14) Irian
15) Timor
16) Bali dan Lombok
17) Jawa Tengah dan Jawa Timur
18) Surakarta dan Yogyakarta
19) Jawa Barat

2. Keberagaman bahasa
Indonesia termasuk dalam rumpun bahasa Austronesia (Australia-Asia). Gorys Keraf membagi
rumpun bahasa ini ke dalam subrumpun:
1) Bahasa-bahasa Austronesia Barat atau Bahasa-bahasa Indonesia/ Melayu yang meliputi:
 Bahasa-bahasa Hesperonesia (Indonesia Barat) yang meliputi: bahasa Minahasa, Aceh,
gayo, Batak, Minangkabau, Melayu, Melayu Tengah, Lampung, Nias, Mentawai, Jawa, Sunda,
Madura, Dayak, Bali Sasak, Gorontalo, Toraja, Bugis-Makasar, Bima, Manggarai, Sumba, Sabu.
 Bahasa-bahasa Indonesia Timur yang meliputi: bahasa Timor-Ambon, Sula Bacan,
Halmahera Selatan-Irian Barat.

2) Bahasa-bahasa Austronesia Timur atau Polinesia yang meliputi:


 Bahasa-bahasa Melanesia (Melanesia dan Pantai Timur Irian)
Melanesia (dari bahasa Yunani “pulau hitam”) adalah sebuah wilayah yang memanjang
dari Pasifik barat sampai ke Laut Arafura, utara dan timur laut Australia.
 Bahasa-bahasa Heonesia (Bahasa Polinesia dan Mokronesia)
3. Keberagaman religi
Indonesia memiliki keberagaman agama atau kepercayaan. Di Indonesia terdapat enam agama
yang diakui secara resmi oleh negara yaitu: Islam, Katolik, Protestan, Hindu, Buddha dan
Konghucu. Selain itu berkembang pula kepercayaan-kepercayaan lain di massyarakat.
4. Keberagaman seni dan budaya
Suku bangsa yang beragam di Indonesia tentu menghasilkan kebudayaan yang beragam pula. Salah
satu wujud itu adalah kesenian, baik seni sastra, seni tari, seni musik, seni drama, seni rupa dan
sebagainya.

Manfaat Keberagaman Budaya


Keberagaman budaya memberikan manfaat bagi bangsa kita. Dalam bidang bahasa, kebudayaan
daerah yang berwujud dalam bahasa daerah dapat memperkaya perbedaharaan istilah dalam bahasa
Indonesia. Sementara itu, dalam bidang pariwisata, potensi keberagaman budaya dapat dijadikan
objek dan tujuan pariwisata di Indonesia yang bisa mendatangkan devisa. Pemikiran yang timbul
dari sumber daya manusia di masing-masing daerah dapat pula dijadikan acuan bagi pembangunan
nasional.
Manfaat keberagaman budaya
1. Promotes nilai-nilai kemanusiaan.
Ketika suatu organisasi memiliki sekelompok karyawan milik beragam budaya, hal ini
menunjukkan bahwa organisasi mengakui dan merayakan dan memperingati keragaman yang ada
pada orang dari latar belakang yang berbeda. Ini membuat orang-orang organisasi berpikir bahwa
nilai mereka dan kontribusi layak sedang direalisasikan oleh organisasi dan manajemen.
1. 2. Improves produktivitas dan profitabilitas.
Terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan, keragaman budaya juga membawa beberapa manfaat nyata
kepada bisnis di seluruh dunia. Persuasi aktif keragaman di tempat kerja langsung
dampak produktivitas dan profitabilitas organisasi serta karyawan. Ada peningkatan produktivitas
pekerjadan profitabilitas bagi organisasi.

1. 3. Helps untuk membuat kolam bakat.


Ketika organisasi berinvestasi dalam keragaman, hasil dalam penciptaan kolam bakat yang
lebih besar. Ini adalah situasi win-win baik bagi karyawan dan organisasi. Pertukaran karyawan
dan belajar setiap otherâ ¼ positif dan kompetensi. Seperti kolam bakat menyediakan
organisasidengan keunggulan kompetitif, yang membantu untuk kemajuan dalam lingkungan yang
besar dan kompetitif.

1. 4. Exchange ide-ide inovatif.


Ketika sebuah organisasi terdiri dari orang dengan berbagai latar belakang, budaya dan pengalaman,
ide-ide kreatif dan inovatif baru menopang dalam pikiran orang yang berbeda. Ituwajar bahwa
orang-orang dengan berbagai pengalaman dan perspektif dalam hidup akan mampumeng hasilkan
ide-ide unik dan solusi untuk masalah. Ini adalah nilai besar untuk kedua organisasi dan karyawan.
Pertukaran dinamis seperti yang terjadi antara orang yang memiliki persepsi yang berbeda
menghasilkan hasil yang kreatif. Situasi seperti ini pernah dibuat dalam kelompok orang yang
berpikir sama dan milik budaya serupa.

1. 5. Other manfaat keanekaragaman.


Banyak studi yang berkaitan dengan perilaku organisasi menyimpulkan bahwa mempromosikan
keragaman budaya mengurangi tingkat ketidakhadiran, perputaran karyawan yang lebih
rendah,mengurangi biaya yang berkaitan dengan perekrutan karyawan baru dan mengurangi
tanggung jawab hukum dalam gugatan diskriminasi.Dalam dunia persaingan, di mana keragaman
budaya memiliki begitu banyak manfaat.
Masyarakat Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di lebih dari 13 ribu pulau.
Setiap suku bangsa memiliki identitas sosial, politik, dan budaya yang berbeda-beda, seperti bahasa
yang berbeda, adat istiadat serta tradisi, sistem kepercayaan, dan sebagainya.

Masalah Akibat Keberagaman Budaya


Mengatur dan mengurus sejumlah orang yang sama ciri-ciri, kehendak, dan adat istiadatnya
tentunya lebih mudah daripada mengurus sejumlah orang yang semuanya berbeda-beda mengenai
hal-hal tersebut.
Gagasan yang menarik untuk diangkat mengatasi/ mengikis kesalahpahaman dan membangun
benteng saling pengertian adalah dengan multikulturalisme dan sikap toleransi serta empati.

1) Multikulturalisme
Multikulturalisme adalah istilah yang digunakan untuk menjelaskan pandangan seseorang tentang
ragam kehidupan di dunia, ataupun kebijakan kebudayaan yang menekankan tentang penerimaan
terhadap realitas keragaman, dan berbagai macam budaya (multikultural) yang ada dalam
kehidupan masyarakat menyangkut nilai-nilai, sistem, budaya, kebiasaan, dan politik yang mereka
anut.
Didalam multikulturalisme masyarakat diminta untuk melihat dan menyikapi perbedaan,
multikulturalisme juga mengajak masyarakat untuk melihat keragaman budaya dalam kacamata
kesederajatan maksudnya tidak ada budaya yang lebih tinggi daripada budaya lain. Didalam
multikulturalisme juga tidak boleh ada diskriminasi terhadap suatu komunitas suku bangsa tertentu
karena hal itu akan menjadi benih perpecahan dan konflik. Semua suku bangsa harus diperlakukan
sama dan dilibatkan dalam berbagai aspek kebangsaan baik sosial, politik, hukum, maupun
pertahanan dan keamanan. Hanya dengan cara demikian seluruh potensi suku bangsa akan bahu-
membahu membangun perdapan bangsanya yang lebih baik.
2) Toleransi dan empati
Sikap toleransi berarti sikap yang rela menerima dan menghargai perbedaan dengan orang atau
kelompok lain.
Empati adalah sikap yang secara ikhlas mau merasakan pikiran dan perasaan orang lain.
Sikap toleran dan empati ini sangat penting ditumbuhkembangkan dalam kehidupan masyarakat
yang majemuk seperti di Indonesia.
Cara pikir seperti ini akan membawa kita pada sikap dan tindakan untuk tidak memperuncing
perbedaan, tetapi mencari nilai-nilai universal yang dapat mempersatukan.
Integrasi Nasional
Integrasi artinya pembauran hingga menjadi satu kesatuan yang utuh atau bulat. Integrasi bisa
terjadi secara horisontal dengan pihak yang sederajat, ataupun secara vertikal.
Pendapat para ahli mengenai integrasi nasional :
1. a. Higgins
Memahami integrasi nasional dengan melihat proses penyatuan kelompok budaya dan sosial pada
satu kesatuan wilayah dan identitas nasional.
1. b. Dr. Nazaruddin Sjamsuddin
Proses penyatuan suatu bangsa yang mencakup semua aspek kehidupannya, yaitu aspek sosial,
politik, ekonomi dan budaya.
1. c. J. Soedjati Djiwandono
Cara bagaimana kelestarian persatuan nasional dalam arti luas dapat didamaikan dengan hak
menentukan nasib sendiri. Hak tersebut perlu dibatasi pada suatu taraf tertentu. Bila tidak, persatuan
nasional akan dibahayakan.
Faktor-faktor yang memengaruhi integrasi nasional:
1. Homogenitas kelompok
Pada kelompok yang kecil biasanya tingkat kemajemukannya juga relatif kecil, sehingga akan
mempercepat proses integrasi nasional.
2. Mobilitas geografis
Faktor geografis memengaruhi efektifitas dan efesiensi komunikasi. Komunikasi yang berlangsung
di dalam masyarakat akan mempercepat integrasi nasional.
Kata kunci dalam mencapai integrasi nasional adalah dengan menjaga keselarasan antarbudaya.
Peranan pemerintah
1. Pemerintah harus mampu melaksanakan sebuah sistem politik nasional yang dapat
mengakomodasikan aspirasi masyarakat yang memiliki kebudayaan yang berbeda-beda.
2. Kemampuan desentralisasi pemerintah yang diwujudkan dalam agenda otonomi
daerah.
3. Keterbukaan dan demokratisasi yang bertumpu pada kesamaan hak dan kewajiban
warga negar
Peranan masyarakat
1. Meminimalkan perbedaan yang ada dan berpijak pada kesamaan-kesamaan yang
dimiliki oleh setiap budaya daerah.
2. Meminimalkan setiap potensi konflik yang ada.
CONTOH KEANEKARAGAMAN BUDAYA
Kita akan mengambil contoh keragaman suku bangsa dan budaya di Provinsi DKI Jakarta. Jakarta
menjadi pusat pemerintahan dan perekonomian Indonesia. Banyak orang dari segala penjuru tanah
air hijrah ke Jakarta. Mereka mengadu nasib di Ibu kota. Akhirnya, Jakarta menjadi kota padat
penduduk. Warga Jakarta terdiri dari beragam suku bangsa. Mereka juga memiliki bermacam-
macam kebudayaan. Mari kita pelajari bentuk-bentuk keragaman di Provinsi DKI Jakarta.
1. Keragaman Suku Bangsa di Provinsi DKI Jakarta
Pada awalnya, Jakarta dihuni oleh orang – orang Sunda, Jawa, Bali, Melayu, Maluku, dan beberapa
suku lain. Selain itu, ada juga orang – orang Cina, Portugis, Belanda, Arab, dan India. Suku yang
dianggap sebagai penduduk asli Jakarta adalah suku Betawi. Suku Betawi merupakan hasil
perpaduan antaretnis dan bangsa di masa lalu. Saat ini, suku bangsa yang ada lebih banyak lagi.
Jakarta menjadi miniatur Indonesia. Hampir semua suku bangsa yang ada di Indonesia kita jumpai
di Jakarta.
2. Keragaman Bahasa di Provinsi DKI Jakarta
Bahasa resmi yang digunakan di Jakarta adalah Bahasa Indonesia. Bahasa percakapan sehari – hari
adalah Bahasa Indonesia dialek Betawi. Bahasa daerah juga digunakan oleh kelompok penduduk
yang berasal dari daerah lain. Misalnya saja bahasa Jawa, bahasa Sunda, bahasa Minang, bahasa
Batak, bahasa Madura, bahasa Bugis, dan bahasa Tionghoa.
3. Keragaman Agama dan Kepercayaan di Provinsi DKI Jakarta
Agama yang dipeluk penduduk Jakarta cukup beragam, seperti Islam, Kristen, Katolik, Budha, dan
Hindu. Berbagai tempat peribadatan dijumpai di Jakarta. Antara lain masjid, gereja, pura, vihara,
dan kelenteng. Di Jakarta juga ada satu sinagoga. Sinagoga adalah tempat ibadah penganut agama
Yahudi. Sinagoga itu digunakan oleh pekerja – pekerja asing yang menganut agama Yahudi.
4. Keragaman Seni di Provinsi DKI Jakarta
 Tari Topeng, Ondel – Ondel, Sambrah, Cokek, Doger dan Ogel, Sembah Nyai, Sirih
Kuning dan sebagainya.
 Musik tanjidor, kroncong, gambus, rebana, dan gambang kromong.
 Pertunjukan lenong, wayang sumedar, wayang senggol, da wayang dermuluk.
 Lagu daerah Kicir – Kicir, Jali – Jali, Lenggang Kangkung, Burung Putih, Pulo Angsa
Dua, Sirih Kuning, dan Cik Minah.
Selain itu, sering juga ditampilkan kesenian tradisional suku – suku lain. Misalnya, pertunjukan
wayang kulit dan kuda lumping (Jawa), wayang golek (Sunda), dan barongsai (Tionghowa).
Bentuk Keragaman Budaya Bangsa Indonesia
Kebudayaan berasal dari bahasa Sansekerta, yaitu “buddhayah” yang merupakan bentuk jamak dari
‘buddhi” (budi atau akal). Kebudayaan diartikan sebagai hal –hal yang berkaitan dengan budi dan
akal. Sedang dalam bahasa Inggris, kebudayaan dikenal dengan istilah culture yang berasal dari
bahasa Latin “colere”, yaitu mengolah , mengerjakan tanah , membalik tanah atau diartikan bertani.
Bukti sejarah
Sejarah membuktikan bahwa kebudayaan di Indonesia mampu hidup secara berdampingan ,saling
mengisi, dan ataupun berjalan secara parallel. Misalnya kebudayaan kraton atau kerjaan yang
berdiri sejalan secara parallel dengan kebudayaan berburu meramu kelompok masyarakat terentu.
Dalam konteks kekinian dapat kita temui bagaimana kebudayaan masyarakat urban dapat berjalan
parallel dengan kebudayaan rural atau pedesaan, bahkan dengan kebudayaan berburu meramu yang
jauh hidup terpencil. Hubungan-hubungan antar kebudayaan tersebut dapat berjalan terjalin dalam
bingkai “Bhineka Tunggal Ika” , dimana bisa kita maknai bahwa konteks keanekaragamanya bukan
hanya mengacu kepada keanekaragaman kemlompok sukubangsa semata namun kepada konteks
kebudayaan.
Didasari pula bahwa dengan jumlah kemlompok sukubangsa kurang lebih 700’an suku bangsa di
seluruh nusantara, dengan berbagai tipe kelompok masyarakat yang beragam, serta keragaman
agamanya, masyarakat Indonesia adalah masyarakat majemuk yang sesunguh nya rapuh. Rapuh
dalam artian dengan keragaman perbedaan yang di milikinya maka potensi konflik yang di punyai
juga akan semakin tajam. Perbedaan=perbedaan yang ada dalam masyarakat akan terjadi pendorong
untuk mempekuat isu konflik yang muncul di tengah-tengah masyarakat dan keragaman
kebudayaan.
Karakteristik budaya
Budaya memiliki sifat universal, artinya terdapat sifat-sifat umum yang melekat pada setiap budaya,
kapan pun dan dimanapun budaya itu berada. Adapun sifat itu adalah
a. kebudayaan adalah milik bersama.
b. kebudayaan merupakan hasil belajar.
c. kebudayaan didasarkan pada lambang.
d. kebudayaan terintegrasi.
e. kebudayaan dapat disesuaikan.
f. kebudayaan selalu berubah.
g. kebudayaan bersifat nisbi (relatif).
Dalam kebudayaan juga terdapat pola-pola perilaku (pattern of behavior) yang merupakan cara-cara
masyarakat bertindak atau berkelakuan yang harus diikuti oleh semua anggota masyarakat
tersebut.Adapun subtansi atau isi utama budaya adalah:.
1. sistem pengetahuan, berisi pengetahuan tentang alam sekitar, flora dan fauna sekitar
tempat tinggal, zat-zat bahan mentah dan benda-benda dalam lingkungannya, tubuh
manusia, sifat-sifat dan tingkah laku sesama manusia serta ruang dan waktu. .
2. sistem nilai budaya, adalah sesuatu yang dianggap bernilai dalam hidup.
3. kepercayaan, inti kepercayaan itu adalah usaha untuk tetap memelihara hubungan
dengan mereka yang sudah meninggal.
4. persepsi, yaitu cara pandang dari individu atau kelompok masyarakat tentang suatu
permasalahan.
5. pandangan hidup, yaitu nilai-nilai yang dipilih secara selektif oleh masyarakat.
Pandangan hidup dapat berasal dari norma agama (dogma), ideologi negara atau renungan
atau falsafah hidup individu.
6. etos budaya, yaitu watak khas dari suatu budaya yang tampak dari luar

Pentingnya persatuan dalam Keragaman


Di sekitar tempat tinggalmu, mungkin ada yang menjumpai sejumlah suku bangsa, tidak hanya satu
suku bangsa. Mengapa demikian? Indonesia negara kesatuan. Hubungan antarpulau sudah terjadi
sejak zaman dahulu. Ketersediaan angkutan laut sangat memudahkan hubungan antarpulau.
Banyak suku bangsa dari satu pulau pindah ke pulau yang lain. Mereka menetap di tempat yang
baru. Jadilah penduduk setempat. Kemudian menjadi penduduk desa atau kelurahan, kecamatan dan
kabupaten atau kotamu. Ada juga program transmigrasi yang menyebabkan bercampurnya
suatu suku bangsa asli dengan suku pendatang. Masing-masing dari mereka memiliki budaya yang
berbeda. Tidak hanya budaya, agama mereka pun juga mungkin berbeda. Suatu tempat yang
terdapat suku dan budaya yang beragam tentunya sangat rawan dan dapat menyulut adanya
perpecahan antarsuku. Namun ternyata hal ini tidak terjadi karena bangsa Indonesia memegang
teguh semboyan Bhineka Tunggal Ika. Bhinneka Tunggal Ika berarti berbedabeda tetapi tetap satu
juga. Kata Bhineka Tunggal Ika diambil dari kitab Sutasoma karangan Empu Tantular, seorang
pujangga dari Majapahit. Bunyi selengkapnya adalah Bhineka Tunggal Ika Tan Hana Dharma
Mangrwa. Semboyan bangsa Indonesia ini tertulis pada kaki lambang negara Garuda Pancasila.
Bhinneka Tunggal Ika merupakan alat pemersatu bangsa. Untuk itu kita harus benar-benar
memahami maknanya. Negara kita juga memiliki alat-alat pemersatu bangsa yang lain, yakni:
1. Dasar Negara Pancasila
2. Bendera Merah Putih sebagai bendera kebangsaan
3. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional dan bahasa persatuan
4. Lambang Negara Burung Garuda
5. Lagu Kebangsaan Indonesia Raya
6. Lagu-lagu perjuangan
Masih banyak alat-alat pemersatu bangsa yang sengaja diciptakan agar persatuan dan kesatuan
bangsa tetap terjaga. Bisakah kamu menyebutkan yang lainnya? Persatuan dalam keragaman
memiliki arti yang sangat penting. Persatuan dalam keragaman harus dipahami oleh setiap warga
masyarakat agar dapat mewujudkan hal-hal sebagai berikut :
1. Kehidupan yang serasi, selaras dan seimbang
2. Pergaulan antarsesama yang lebih akrab
3. Perbedaan yang ada tidak menjadi sumber masalah
4. Pembangunan berjalan lancar
Adapun sikap yang perlu dikembangkan untuk mewujudkan persatuan dalam keragaman antara
lain:
1. Tidak memandang rendah suku atau budaya yang lain
2. Tidak menganggap suku dan budayanya paling tinggi dan paling baik
3. Menerima keragaman suku bangsa dan budaya sebagai kekayaan bangsa yang tak ternilai
harganya
4. Lebih mengutamakan negara daripada kepentingan daerah atau suku masing-masing
Kita mesti bangga, memiliki suku dan budaya yang beragam. Keragaman suku dan budaya
merupakan kekayaan bangsa yang tak ternilai harganya. Bangsa asing saja banyak yang berebut
belajar budaya daerah kita. Bahkan kita pun sempat kecolongan, budaya asli daerah kita diklaim
atau diakui sebagai budaya asli bangsa lain. Karya-karya putra daerah pun juga banyak yang
diklaim oleh bangsa lain.

Dampak negatif dari keragaman budaya daerah anatara lain:


1. Keragaman suku bangsa dan budaya mempersulit pemerintahan untuk menetapkan
kebijakan pembangunan.
2. Keragaman keadaan alam menghambat usaha pembangunan saran dan prasarana.
3. Keragaman sikap mental setiap suku bangsa menghambat partisipasi masyarakat
dalam kegiatan pembangunan.
4. Keragaman struktur budaya dapat menjadi penghambat dalam pembentukan satu
budaya.
5. 5.Kurangnya dana Pembangunan
Cara mengatasi akibat keragaman budaya di Indonesia. dampak mengatasi akibat
keragaman budaya di Indonesia antara lain:
1. Terus menerus sikap mental yang berpartisipasi terhadap pembangunan.
2. Mengembangkan Budaya daerah yang luhur dalam rangka membentuk budaya.
3. Memeratakan pendidikan dan pengajaran keseluruhan wilayah Indonesia.
4. Meningkatkan Sumber Daya Manusia menjadi Manusia yang Cerdas, Bertanggung Jawab.

Peran pemerintah: penjaga keanekaragaman


Sesungguhnya peran pemerintah dalam konteks menjaga keanekaragaman kebudayaan adalah
sangat penting. Dalam konteks ini pemerintah berfungsi sebagai pengayom dan pelindung bagi
warganya, sekaligus sebagai penjaga tata hubungan interaksi antar kelompok-kelompok kebudayaan
yang ada di Indonesia. Namun sayangnya pemerintah yang kita anggap sebagai pengayom dan
pelindung, dilain sisi ternyata tidak mampu untuk memberikan ruang yang cukup bagi semua
kelompok-kelompok yang hidup di Indonesia. Misalnya bagaimana pemerintah dulunya tidak
memberikan ruang bagi kelompok-kelompok sukubangsa asli minoritas untuk berkembang sesuai
dengan kebudayaannya. Kebudayaan-kebudayaan yang berkembang sesuai dengan sukubangsa
ternyata tidak dianggap serius oleh pemerintah. Kebudayaan-kebudayaan kelompok sukubangsa
minoritas tersebut telah tergantikan oleh kebudayaan daerah dominant setempat, sehingga membuat
kebudayaan kelompok sukubangsa asli minoritas menjadi tersingkir. Contoh lain yang cukup
menonjol adalah bagaimana misalnya karya-karya seni hasil kebudayaan dulunya dipandang dalam
prespektif kepentingan pemerintah. Pemerintah menentukan baik buruknya suatu produk
kebudayaan berdasarkan kepentingannya. Implikasi yang kuat dari politik kebudayaan yang
dilakukan pada masa lalu (masa Orde Baru) adalah penyeragaman kebudayaan untuk menjadi
“Indonesia”. Dalam artian bukan menghargai perbedaan yang tumbuh dan berkembang secara
natural, namun dimatikan sedemikian rupa untuk menjadi sama dengan identitas kebudayaan yang
disebut sebagai ”kebudayaan nasional Indonesia”. Dalam konteks ini proses penyeragaman
kebudayaan kemudian menyebabkan kebudayaan yang berkembang di masyarakat, termasuk
didalamnya kebudayaan kelompok sukubangsa asli dan kelompok marginal, menjadi terbelakang
dan tersudut. Seperti misalnya dengan penyeragaman bentuk birokrasi yang ada ditingkat desa
untuk semua daerah di Indonesia sesuai dengan bentuk desa yang ada di Jawa sehingga
menyebabkan hilangnya otoritas adat yang ada dalam kebudayaan daerah.
Tidak dipungkiri proses peminggiran kebudayaan kelompok yang terjadi diatas tidak lepas dengan
konsep yang disebut sebagai kebudayaan nasional, dimana ini juga berkaitan dengan arah politik
kebudayaan nasional ketika itu. Keberadaan kebudayaan nasional sesungguhnya adalah suatu
konsep yang sifatnya umum dan biasa ada dalam konteks sejarah negara modern dimana ia
digunakan oleh negara untuk memperkuat rasa kebersamaan masyarakatnya yang beragam dan
berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda. Akan tetapi dalam perjalanannya, pemerintah
kemudian memperkuat batas-batas kebudayaan nasionalnya dengan menggunakan kekuatan-
kekuatan politik, ekonomi, dan militer yang dimilikinya. Keadaan ini terjadi berkaitan dengan
gagasan yang melihat bahwa usaha-usaha untuk membentuk suatu kebudayaan nasional adalah juga
suatu upaya untuk mencari letigimasi ideologi demi memantapkan peran pemerintah dihadapan
warganya. Tidak mengherankan kemudian, jika yang nampak dipermukaan adalah gejala
bagaimana pemerintah menggunakan segala daya upaya kekuatan politik dan pendekatan
kekuasaannya untuk ”mematikan” kebudayaan-kebudayaan local yang ada didaerah atau kelompok-
kelompok pinggiran, dimana kebudayaan-kebudayaan tersebut dianggap tidak sesuai dengan
kebudayaan nasional.
Setelah reformasi 1998, muncul kesadaran baru tentang bagaimana menyikapi perbedaan dan
keanekaragaman yang dimiliki oleh bangsa Indonesia. Yaitu kesadaran untuk membangun
masyarakat Indonesia yang sifatnya multibudaya, dimana acuan utama bagi terwujudnya
masyarakat Indonesia yang multibudaya adalah multibudayaisme, yaitu sebuah ideologi yang
mengakui dan mengagungkan perbedaan dalam kesederajatan baik secara individual maupun secara
kebudayaan (Suparlan,1999). Dalam model multikultural ini, sebuah masyarakat (termasuk juga
masyarakat bangsa seperti Indonesia) dilihat sebagai mempunyai sebuah kebudayaan yang berlaku
umum dalam masyarakat tersebut yang coraknya seperti sebuah mosaik. Di dalam mosaik tercakup
semua kebudayaan dari masyarakat-masyarakat yang lebih kecil yang membentuk terwujudnya
masyarakat yang lebih besar, yang mempunyai kebudayaan yang seperti sebuah mosaik tersebut.
Model multibudayaisme ini sebenarnya telah digunakan sebagai acuan oleh para pendiri bangsa
Indonesia dalam mendesain apa yang dinamakan sebagai kebudayaan bangsa, sebagaimana yang
terungkap dalam penjelasan Pasal 32 UUD 1945, yang berbunyi: “kebudayaan bangsa (Indonesia)
adalah puncak-puncak kebudayaan di daerah”.
Sebagai suatu ideologi, multikultural harus didukung dengan sistem infrastuktur demokrasi yang
kuat serta didukung oleh kemampuan aparatus pemerintah yang mumpuni karena kunci
multibudayaisme adalah kesamaan di depan hukum. Negara dalam hal ini berfungsi sebagai
fasilitator sekaligus penjaga pola interaksi antar kebudayaan kelompok untuk tetap seimbang antara
kepentingan pusat dan daerah, kuncinya adalah pengelolaan pemerintah pada keseimbangan antara
dua titik ekstrim lokalitas dan sentralitas. Seperti misalnya kasus Papua dimana oleh pemerintah
dibiarkan menjadi berkembang dengan kebudayaan Papuanya, namun secara ekonomi dilakukan
pembagian kue ekonomi yang adil. Dalam konteks waktu, produk atau hasil kebudayaan dapat
dilihat dalam 2 prespekif yaitu kebudayaan yang berlaku pada saat ini dan tinggalan atau produk
kebudayaan pada masa lampau.
Menjaga keanekaragaman budaya
Dalam konteks masa kini, kekayaan kebudayaan akan banyak berkaitan dengan produk-produk
kebudayaan yang berkaitan 3 wujud kebudayaan yaitu pengetahuan budaya, perilaku budaya atau
praktek-praktek budaya yang masih berlaku, dan produk fisik kebudayaan yang berwujud artefak
atau banguna. Beberapa hal yang berkaitan dengan 3 wujud kebudayaan tersebut yang dapat dilihat
adalah antara lain adalah produk kesenian dan sastra, tradisi, gaya hidup, sistem nilai, dan sistem
kepercayaan. Keragaman budaya dalam konteks studi ini lebih banyak diartikan sebagai produk
atau hasil kebudayaan yang ada pada kini. Dalam konteks masyarakat yang multikultur, keberadaan
keragaman kebudayaan adalah suatu yang harus dijaga dan dihormati keberadaannya. Keragaman
budaya adalah memotong perbedaan budaya dari kelompok-kelompok masyarakat yang hidup di
Indonesia. Jika kita merujuk kepada konvensi UNESCO 2005 (Convention on The Protection and
Promotion of The Diversity of Cultural Expressions) tentang keragaman budaya atau “cultural
diversity”, cultural diversity diartikan sebagai kekayaan budaya yang dilihat sebagai cara yang ada
dalam kebudayaan kelompok atau masyarakat untuk mengungkapkan ekspresinya. Hal ini tidak
hanya berkaitan dalam keragaman budaya yang menjadi kebudayaan latar belakangnya, namun juga
variasi cara dalam penciptaan artistik, produksi, disseminasi, distribusi dan penghayatannya, apapun
makna dan teknologi yang digunakannya. Atau diistilahkan oleh Unesco dalam dokumen konvensi
UNESCO 2005 sebagai “Ekpresi budaya” (cultural expression). Isi dari keragaman budaya tersebut
akan mengacu kepada makna simbolik, dimensi artistik, dan nilai-nilai budaya yang
melatarbelakanginya.
Dalam konteks ini pengetahuan budaya akan berisi tentang simbol-simbol pengetahuan yang
digunakan oleh masyarakat pemiliknya untuk memahami dan menginterprestasikan lingkungannya.
Pengetahuan budaya biasanya akan berwujud nilai-nilai budaya suku bangsa dan nilai budaya
bangsa Indonesia, dimana didalamnya berisi kearifan-kearifan lokal kebudayaan lokal dan suku
bangsa setempat. Kearifan lokal tersebut berupa nilai-nilai budaya lokal yang tercerminkan dalam
tradisi upacara-upacara tradisional dan karya seni kelompok suku bangsa dan masyarakat adat yang
ada di nusantara. Sedangkan tingkah laku budaya berkaitan dengan tingkah laku atau tindakan-
tindakan yang bersumber dari nilai-nilai budaya yang ada. Bentuk tingkah laku budaya tersebut bisa
dirupakan dalam bentuk tingkah laku sehari-hari, pola interaksi, kegiatan subsisten masyarakat, dan
sebagainya. Atau bisa kita sebut sebagai aktivitas budaya. Dalam artefak budaya, kearifan lokal
bangsa Indonesia diwujudkan dalam karya-karya seni rupa atau benda budaya (cagar budaya). Jika
kita melihat penjelasan diatas maka sebenarnya kekayaan Indonesia mempunyai bentuk yang
beragam. Tidak hanya beragam dari bentuknya namun juga menyangkut asalnya. Keragaman
budaya adalah sesungguhnya kekayaan budaya bangsa Indonesia.
Peran siswa dalam kebudayaan
sebagai seorangsi8swa yang aktif dan kreatif tentunya tidak ingin kebudayaan kita menjadi pudar
bahkan lenyap karena pengaruh dari budaya-budaya luar.Siswaa memiliki kedudukan dan peranan
penting dalam pelestarian seni dan budaya daerah. Hal ini didasari oleh asumsi bahwa siswa
merupakan anak bangsa yang menjadi penerus kelangsungan kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara Indonesia. Sebagai intelektual muda yang kelak menjadi pemimpin-pemimpin
bangsa, pada mereka harus bersemayam suatu kesadaran kultural sehingga keberlanjutan negara
bangsa Indonesia dapat dipertahankan. Pembentukan kesadaran kultural siswa antara lain dapat
dilakukan dengan pengoptimalan peran mereka dalam pelestarian seni dan budaya daerah.
Optimalisasi peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui
dua jalur, yaitu intrakurikuler dan ekstrakulikuler. Jalur Intrakurikuler dilakukan dengan
menjadikan seni dan budaya daerah sebagai substansi mata kuliah; sedangkan jalur ekstrakurikuler
dapat dilakukan melalui pemanfaatan unit kegiatan mahasiswa (UKM) kesenian dan keikutsertaan
mahasiswa dalam kegiatan-kegiatan seni dan budaya yang diselenggarakan oleh berbagai pihak
untuk pelestarian seni dan budaya daerah.
a. Jalur Intrakurikuler
Untuk mengoptimalkan peran siswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah diperlukan adanya
pemahaman siswa terhadap seni dan budaya daerah. Tanpa adanya pemahaman yang baik terhadap
hal itu, mustahil mahasiswa dapat menjalankan peran itu dengan baik. Peningkatan pemahaman
siswa terhadap seni dan budaya daerah dapat dilakukan melalui jalur intrakurikuler; artinya seni dan
budaya daerah dijadikan sebagai salah satu substansi atau materi pembelajaran dalam satu mata
pelajaran eksakta, dan Ilmu Budaya Dasar dan Antropologi Budaya bagi mahasiswa program studi
ilmu sosial. Dalam dua mata kuliah itu terdapat beberapa pokok bahasan yang dapat dimanfaatkan
untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap seni dan budaya daerah yaitu tentang manusia dan
kebudayaan, manusia dan peradaban, dan manusia, sains teknologi, dan sen.Kemungkinan yang
kedua tampaknya telah diakomodasi dalam kurikulum program studi-program studi yang termasuk
dalam rumpun ilmu budaya seperti program studi di lingkungan Fakultas Sastra atau Fakultas Ilmu
Budaya. Beberapa mata kuliah yang secara khusus dapat digunakan untuk meningkatkan
pemahaman terhadap seni dan budaya daerah adalah Masyarakat dan Kesenian Indonesia, Manusia
dan Kebudayaan Indonesia, dan Masyarakat dan Kebudayaan Pesisir. Melalui mata kuliah-mata
kuliah itu, mahasiswa dapat diberi penugasan untuk melihat, memahami, mengapresiasi,
mendokumentasi, dan membahas seni dan budaya daerah. Dengan kegiatan-kegiatan semacam itu
pemahaman mahasiswa terhadap seni dan budaya daearah akan meningkat yang juga telah
melakukan pelestarian.
Jalur intrakurikuler lainnya yang dapat digunakan untuk meningkatkan pemahaman bahkan
mengoptimalkan peran mahasiswa dalam pelestarian seni dan budaya daerah adalah Kuliah Kerja
Nyata (KKN). Mahasiswa-mahasiswa yang telah mendapatkan pemahaman yang mencukupi
terhadap seni dan budaya daerah dapat berkiprah langsung dalam pelestarian dan pengembangan
seni dan budaya daerah. Kuliah Kerja Profesi (KKP) yang merupakan bentuk lain dari KKN di
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Negeri yogyakarta telah digunakan untuk berperan serta dalam
pelestarian dan pengembangan seni dan budaya daerah. Mahasiswa Fakultas Ilmu Budaya,
khususnya yang berasal dari program studi Sejarah, dalam tiga tahun terakhir sebagian telah
membantu merevitalisasi seni budaya yang tumbuh dan berkembang di Semarang, misalnya batik
Semarang, arsitektur Semarang, dan membantu mempromosikan perkumpulan Wayang Orang
Ngesthi Pandhawa.
b. Jalur Ekstrakurikuler
Pembentukan dan pemanfaatan Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Kesenian Jawa (Daerah Lainnya)
merupakan langkah lain yang dapat ditempuh untuk mengoptimalkan peran mahasiswa dalam
pelestarian seni dan budaya daerah. Sehubungan dengan hal itu, pimpinan perguruan tinggi perlu
mendorong pembentukan UKM Kesenian Daerah. Lembaga kemahasiswaan itu merupakan wahana
yang sangat strategis untuk upaya-upaya tersebut, karena mereka adalah mahasiswa yang benar-
benar berminat dan berbakat dalam bidang seni tradisi. Latihan-latihan secara rutin sebagai salah
satu bentuk kegiatan UKM kesenian daerah (Jawa misalnya) yang pada gilirannya akan berujung
pada pementasan atau pergelaran merupakan bentuk nyata dari pelestarian seni dan budaya daerah.
Forum-forum festival seni mahasiswa semacam Pekan Seni Mahasiswa Tingkat Nasional
(Peksiminas) merupakan wahana yang lain untuk pengoptimalan peran mahasiswa dalam
pelestarian seni dan budaya daerah.
PROGRAM SEKOLAH HARI BESAR NASIONAL
TEMA KEGIATAN
Kegiatan yang mengedepankan kebersamaan warga antar generasi serta kegiatan anak-anak
dan remaja yang bersifat mengembangkan daya kreatifitas, ketrampilan, ketangkasan dan
sportifitas.

JENIS KEGIATAN
Adapun kegiatan yang direncanakan meliputi lomba-lomba berikut ini :
Peserta
No. Nama Lomba
Anak-Anak Remaja/Bapak Ibu
1. Panjat Pohon Pinang ü
2. Tarik Tambang ü ü
3. Belut Dalam Botol ü ü
4. Paku Dalam Botol ü
5. Koin Tepung ü
6. Cantol Topi ü
7. Kelereng ü
Gerak jalan
PROGRAM SEKOLAH HARI BESAR AGAMA

Kegiatan Sekolah >


PHBI (Peringatan Hari Besar Islam)
1. Peringatan Isro' Mi'roj Nabi Muhammad Saw
2. Pondok Romadhon
3. Perayaan Idul Adha
4. Menyambut Tahun Baru Islam (1 Muharrom)
5. Peringatan Maulid Nabi Saw
Perayaan dan Peringatan Hari Besar Agama di Sekolah
Pertama, para murid akan dikumpulkan di suatu tempat luas. Biasanya di masjid, dan terkadang di
lapangan atau aula sekolah. Disana murid murid akan disuruh untuk duduk dan akan dipisah
berdasarkan jenis kelamin. Biasanya kalau di masjid, kedua jenis kelamin akan disuruh untuk
membuat barisan dan yang laki – laki duduk di sebelah kiri, sedangkan perempuan duduk di sebelah
kanan. Meninggalkan bagian tengah kosong sebagai jalan

Kedua, jika pada pekan itu atau pekan sebelum itu diadakan lomba lomba agama, di hari ini
diadakan lomba busana muslim. ( Untuk inilah bagian tengah dari masjidnya dibiarkan kosong )
Inilah acara pertamanya.

Ketiga, Setelah lomba busana muslim, biasanya akan ada berbagai sambutan. Pertama sambutan
dari kepala sekolah, dilanjutkan sambutan dari ketua unit usaha / ketua yayasan , dilanjutkan lagi
sambutan dari ketua komite siswa, dan diakhiri dengan sambutan dari ketua panitia peringatan dan
pekan lomba tsb.

Keempat, setelah sambutan – sambutan, akan ada berbagai penampilan dari berbagai ekskul
bernuansa Islam. Yakni marawis dan nasyid. Biasanya Marawi s akan tampil duluan, dilanjutkan
dengan Nasyid.

Kelima, habis penampilan penampilan ekskul, adalah istirahat. Yang enak adalah hanya dengan
datang, kita bisa mendapat snack gratis dari para guru dan panitia. Biasanya snacknya dibungkus
seperti souvenir ulangtahun, diplastiki dengan plastik bergambar dan diujungnya diikat
menggunakan pita berwarna. Isinya biasanya snack – snack souvenir ulang tahun atau gorengan.
Terakhir kali saya mengikuti acara semacam ini, isinya adalah roti rotian. Selain snack, kita juga
biasanya diberi minuman yang biasanya berupa air putih. Namun di plastiknya terkadang juga
sudah tersedia susu kotak. Jam istirahat ini kalau tidak salah hanya 20 menit, seperti istirahat saya
saat hari sekolah biasa.

Keenam, akan ada ceramah. Biasanya ustadz yang diundang berasal dari luar sekolah, bukan
termasuk guru. Dan topik yang disampaikan juga biasanya berhubungan dengan apa yang
dirayakan. Sebagai contoh, acara yang terakhir kali diadakan adalah acara maulid nabi. Topik yang
dibicarakan oleh ustadznya adalah tentang bagaimana kita dapat mencintai Nabi saw. dengan
mencintai dan mengamalkan apa yang Beliau sunnahkan pada kita. Ceramah ini biasanya
berlangsung sekitar 45 menit – 1 jam ( Sepertinya )
PROGRAM SEKOLAH PENTAS SENI BUDAYA

Tujuan pagelaran seni dan budaya di sekolah - Lembaga pendidikan, khususnya sekolah,
memiliki peranan penting untuk melestarikan dan mengembangkan hasil karya seni dan budaya
tradisional daerah.

Peranan lembaga sekolah tersebut dinilai sangat strategis karena pewaris seni dan budaya tersebut
masih berusia muda. Di pundak mereka tertumpang harapan untuk melestarikan seni dan budaya
hasil karya pendahulu kita. Inilah salah satu landasan diadakannya pagelaran seni dan budaya di
sekolah.

Seni dan budaya tradisional asli daerah tidak akan lenyap ditelan oleh gegap gempitanya seni dan
budaya milik bangsa asing. Anak-anak bangsa akan meresapi lekuk-lekuk nilai yang tersimpan
dalam kesenian dan kebudayaan daerah yang lebih sesuai dengan kepribadian bangsa Indonesia.
Menanggapi hal tersebut, SDN 19 Koto Balingka telah mengadakan acara pagelaran seni dan
budaya setiap tahun pelajaran. Pagelaran diadakan setiap tahun menjelang ujian nasional ( UN ).

Tujuan pagelaran seni dan budaya antara lain:

1.Sebagai langkah untuk menerapkan teori pada mata pelajaran seni dan budaya.
2.Sebagai penilaian dalam ujian praktik mata pelajaran Seni dan Budaya

3.Untuk menampilkan berbagai hasil karya seni dan budaya tradisional minang kabau, seperti lagu
dan tarian daerah, randai, drama Minag kabau, dll.

4.Untuk meningkatkan apresiasi siswa terhadap hasil karya seni dan budaya daerah.

Anda mungkin juga menyukai