REDUPLIKASI
DOSEN PEMBIMBING
NILA DUDARDI, M.Pd
DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6:
DITA RAHMA YANTI
INDAH SARI
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan
kenikmatan kepada penulis khususnya umumnya untuk kita semua, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini, shalawat beserta salam marilah kita
curahkan kepada junjungan kita yakni nabi Muhammad Saw.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun penulis harapkan demi perbaikan dan kebaikan makalah ini.
Semoga dengan selesainya makalah ini dapat mempermudah pembaca untuk memperoleh
penambahan pengetahuan dalam pengertian, ciri-ciri, macam-macam dan pembagian proses
pengulangan, dan penulis berharap agar pembaca dapat mudah memahami materi yang telah
penulis buat yang ada didalam makalah ini. Terima kasih.
Kisaran, Oktober 2021
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 2
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Manfaat dan Kegunaan 2
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan memfokuskan permasalah pada jenis
1. Bagaimana ciri bentuk reduplikasi dalam bahasa Indonesia ?
2. Bagaimana proses morfologis pembentukan reduplikasi ?
3. Bagaimana ciri makna reduplikasi ?
C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini untuk memahami tentang Reduplikasi dalam Morpologi
Bahasa Indonesia. Dan untuk memperluas pengetahuan mahasiwa tentang reduplikasi juga
untuk mempersentasikan tentang Reduplikasi bahasa indonesia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Reduplikasi
Reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara
keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun dengan perubahan bunyi. Suatu kata
dikatakan sebagai hasil proses pengulangan apabila kata itu ada bentuk dasarnya yang
diulang.
1. Menurut KBBI (2008:1153) Proses pengulangan atau reduplikasi adalah proses atau
hasil perulangan kata atau unsur kata, seperti kata rumah-rumah, tetamu, bolak-
balik.
2. Menurut Hasan Alwi (2003) reduplikasi atau perulangan adalah proses pengulangan
kata atau unsur kata. Reduplikasi juga merupakan proses penurunan kata dengan
perulangan utuh maupun sebagian. Contohnya adalah "anjing-anjing", "lelaki",
"sayur-mayur" dan sebagainya.
3. Menurut M.Ramlan (2009:65) Proses pengulangan atau reduplikasi ialah
pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagian nya, baik dengan
variasi fonem maupun tidak. Contoh: rumah-rumah, berjalan-jalan, bolak-balik dan
sebagainya.
4. Menurut Soedjito (1995:109) Pengulangan adalah proses pembentukan kata dengan
mengulang bentuk dasar, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan variasi
fonem maupun tidak. Contoh: sakit-sakit, gerak-gerik, bermain-main dan
sebagainya.
5. Menurut Masnur Muslich (1990:48) Proses pengulangan merupakan peristiwa
pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun
sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afik
maupun tidak. Contoh: gunung-gunung, menari-nari, gerak-gerik dan sebagainya.
6. Menurut Harimurti Kridalaksana (2007) Proses pengulangan atau reduplikasi adalah
proses pengulangan kata, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan
3
menggunakan variasi fonem maupun tidak. Contoh: lari-lari, luntang-lantung,
leluhur dan sebagainya.
Dalam proses pengulangan, yang dimaksud dengan bentuk dasar ialah bentuk linguistik
yang diulang yang menjadi dasar dari proses pengulangan. Untuk menentukan bentuk dasar
dari kata ulang tidaklah sukar. Akan tetapi, kita akan mengalami kesulitan menentukan
bentuk dasar dari kata ulang yang lebih pelik. Untuk itu kita harus memahami ciri-ciri bentuk
dasar kata ulang bahasa Indonesia.
Berdasarkan hasil pengamatan yang pernah dilakukan oleh beberapa pengamat bahasa
Indonesia. Ciri-ciri bentu dasar kata ulang bahasa Indonesia sebagai berikut.
1. Kelas Kata Bentuk Dasar Kata Ulang Sama dengan Kelas Kata- Kata
Ulangnya.
Bahwa apabila kata suatu ata ulang berkelas kata benda ( nomina), bentuk katanya
pun berkelas kata benda. begitu juga, apabila kata ulang itu berkelas kata kerja
(verba), bentuk dasarnya juga berkelas kata kerja.contoh :
4
Kata Ulang Bentuk Dasarnya
Gedung-gedung (kata benda) Gedung (kata benda)
Berbeda dengan kata leluhur. Selama ini katatersebut dianggap sebagai kata ulang
namun kenyataanya bukan. Leluhur bisa diartikan “ yang diluhurkan”,” nenek moyang”;
jadi kelas katanya adalah kata benda (KB) atau adjektiva. Bentuk dasarnya adalahuhur
yang ternyata, kelas kata luhur dan leluhur tidak sama.
3. Arti Bentuk Dasar Kata Ulang Selalu Berhubungan dengan Arti Kata Ulangnya
Ciri ini untuk menjawab persoalan bentuk kata yang secara fonemis berulang, tetapi
bukan merupakan hasil proses pengulangan. Jelaslah bentuk alun bukanlah bentuk dasar dari
alun-alun, undang bukanlah bentuk dasar dari undang-undang.
5
D. Macam-Macam Pengulangan
Berdasarkan cara mengulang bentuk dasarnya,pengulangan dapat di golongkn menjadi
empat golongan :
1. Penggulangan seluruh
Yaitu penggulangan seluruh bentuk dasar,tanpa perubahan fonem dan tidak
berkombinsi dengan proses pembubuhan afiks
Misalnya:
Sepeda : bersepeda
Buku : buku-buku
Kebaikan : kebaikan-kebaikan
2. Pengulangan sebagian
Yaitu pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya. Disini bentuk dasarnya tidak
diulang seluruhnya. Hamper semua bentuk dasar pengulangan golongan ini berupa entuk
kompleks.
Misalnya:
a. Bentuk meN-
Mengambil : mengambil-ambil
Membaca : membaca-baca
Menjalankan : menjalan-jalankan
b. Bentuk di-
Diusai : diusai-usai
Ditarik : ditarik-tarik
Dikemasi : dikemas-kemasi
c. Bentuk ber-
Berjalan : berjalan-jalan
Bertemu : bertemu-temu
Bermain : bermin-main
d. Bentuk ter-
Terbatuk : terbatuk-batuk
Terbentur : terbentur-bentur
Terjatuh : terjatuh-jatuh
6
e. Bentuk ber-an
Berlarian : berlari-larian
Berjauhan : berjauh-jauhan
Berdekatan : berdekat-dekata
f. Bentuk –an
Minuman : minum-minuman
Makanan : makan-makanan
Sayuran : sayur-sayuran
g. Bentuk ke-
Kedua : kedua-dua
Ketiga : ketiga-tiga
7
b. Perubahan konsonan
Sayur = sayur-mayur
Cerai = cerai-berai
5. Dwipurwa
Kata ulang dwipurwa yaitu kata yang dibentuk dari pengulangan suku pertama dari
bentuk dasar.
Contoh:
Tamu-tetamu
Tangga-tetangga
Luhur-leluhur
Jaka-jejaka
8
E. Pembagian Proses Pengulangan atau Reduplikasi
1. Reduplikasi Fonologis
2. Reduplikasi Sintaksis
Reduplikasi sintaksis adalah proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang
biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi
9
daripada sebuah kata. Kridalaksana (1989) menyebutnya menghasilkan sebuah ‘ulangan
kata’, bukan ‘kata ulang’.
Contoh:
Jauh-jauh sekali negeri yang akan kita datangi
Panas-panas memang rasanya hatiku.
3. Reduplikasi Semantis
Reduplikasi semantis adalah pengulangan “makna” yang sama dari dua buah kata yang
bersinonim. Misalnya ilmu pengetahuan, alim ulama dan cerdik cendakia. Kita lihat kata
ilmu dan kata pengetahuan memiliki makna yang sama; kata alim dan ulama juga memiliki
makna yang sama. Demikian juga kata cerdik dan juga kata cendekia.
4. Reduplikasi Morfologis
Reduplikasi morfologis dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk
berafiks dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh,
pengulangan berubah bunyi, dan pengulangan sebagian.
10
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Permasalahan reduplikasi dalam bahasa Indonesia telah banyak dibicarakan oleh para
ahli bahasa Indonesia, namun pemerian yang dilakukan atau dihasilkan memiliki
kecenderungan menggunakan kriteria yang implisit (tidak formal eksplisit) bahkan ada yang
menggunakan beberapa kriteria dalam satu pemerian. Dari yang dimunculkan baru ada satu
yang secara eksplisit menyatakan kriteria pemerian reduplikasi. Oleh karena itu, kriteria
pemerian reduplikasi perlu segera dipikirkan. Kriteria pemerian reduplikasi di antaranya
yang dapat diterapkan secara struktural adalah (1) kriteria arah perulangan, (2) kriteria
bentuk perulangan, dan (3) kriteria bentuk dasar. Kriteria fungsi dan makna reduplikasi telah
banyak diungkap oleh para ahli bahasa. Reduplikasi fonologis oleh beberapa ahli bahasa
Indonesia sering disebut reduplikasi semu atau kata ulang semu. Dengan dernikian, pada
prinsipnya tidak ada perbedaan pandangan mengenai bentuk tersebut, melainkan demi
kemudahan mereka menyebutnya semu.
B. Saran
Adapun saran yang diberikan pada akhir makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa
Dengan mengetahui pengertian proses pengulangan, pembagian proses pengulangan
atau reduplikasi, menentukan bentuk dasar kata ulang, dan macam-macam pengulangan.
Penulis harapkan kepada mahasiswa hendaknya agar dapat menggunakan ilmu yang di
dapat dari makalah ini dengan sebaik-baiknya terutama dalam mengajarkan serta
mengaplikasikan pada siswa-siswinya nanti pada saat menjadi seorang guru.
2. Penulis
Dengan makalah ini penulis hendaknya dapat mengaplikasikan pembahasan makalah
ini dengan sebaik-baikya agar ilmu-ilmu yang didapat dalam penulisan makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi dirinya maupun orang lain, amiin.
11
DAFTAR PUSTAKA
http://eprints.uny.ac.id/4955/1/deskripsi_reduplikasi.pdf
http://ayups87.wordpress.com/tag/reduplikasi/
http://effendi-dmth.blogspot.com/2012/07/reduplikasi-kata-ulang.html
http://yogianto.wordpress.com/about/reduplikasi/
http://smpn3malangbong.wordpress.com/2012/01/18/ciri-bentuk-makna-dan-proses-
morfologis-kata-ulang-berafiks-serta-deskripsi-kata-ulang-dari-karya-sastra-novel-pudarnya-
pesona-cleopatra-karya-habiburrahman-el-shirazy/
http://anggitadewipratiwi.blogspot.com/2012/09/reduplikasi -dalam-morfologi.html
Muslich, Mansur. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta:PT. bumi Aksara
Verhaar, J.W.M. Asas-Asas Linguistik. 2010. Gajah Mada University Press. Yogyakarta
12