Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

REDUPLIKASI

DOSEN PEMBIMBING
NILA DUDARDI, M.Pd

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 6:
DITA RAHMA YANTI
INDAH SARI

KELAS III D / KHUSUS

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS PERGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ASAHAN
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah Swt, yang telah memberikan
kenikmatan kepada penulis khususnya umumnya untuk kita semua, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini, shalawat beserta salam marilah kita
curahkan kepada junjungan kita yakni nabi Muhammad Saw.
Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saran dan
kritik yang membangun penulis harapkan demi perbaikan dan kebaikan makalah ini.
Semoga dengan selesainya makalah ini dapat mempermudah pembaca untuk memperoleh
penambahan pengetahuan dalam pengertian, ciri-ciri, macam-macam dan pembagian proses
pengulangan, dan penulis berharap agar pembaca dapat mudah memahami materi yang telah
penulis buat yang ada didalam makalah ini. Terima kasih.

Kisaran,     Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i
DAFTAR ISI ii
BAB I PENDAHULUAN 1
A. Latar Belakang Masalah 2
B. Rumusan Masalah 2
C. Tujuan 2
D. Manfaat dan Kegunaan 2

BAB III PEMBAHASAN 3


A. Pengertian Reduplikasi 3
B. Ciri-Ciri Proses Pengulangan atau Reduplikasi 4
C. Bentuk Dasar Kata Ulang 4
D. Macam-Macam Pengulangan 6
E. Pembagian Proses Pengulangan atau Reduplikasi 9

BAB III PENUTUP 11


A. Kesimpulan 11
B. Saran 11

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Menurut Ramlan (1978:19) morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang membicarakan
atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta pengaruh perubahan-perubahan bentuk
kata terhadap golongan kata dan arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa
morfologi mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan bentuk
kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.
Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal,baik
seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil
pengulangan disini disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk
dasar. Misalnya kata ulang rumah-rumahan dari bentuk dasar rumah. Kata
ulang perumahan-perumahan dari bentuk dasar perumahan, kata ulang jalan–jalan dibentuk
dasar berjalan, kata ulang bolak-balik dari bentuk dasar balik.
Setiap kata ulang sudah tentu memiliki bentuk dasar. Kata-kata seperti sia-sia, alun-
alun, mondar-mandir, compang-camping, huru-hara, dalam tinjauan deskriptif tidak dapat
digolongkan kata ulang karena sebenarnya tidak ada satuan yang diulang. Dari
deretan  morfologik dapat ditentukan bahwa sesungguhnya tidak ada satuan yang lebih kecil
dari kata-kata tersebut. Deretan morfologik antara lain: pertemuan, penemuan, bertemu,
ketemu, ditemukan, menemukan, mempertemukan dan sebagainya. Tidak semua kata ulang
dapat dengan mudah ditentukan bentuk dasarnya. Dari pengamatan, dapatlah dikemukakan
dua petunjuk dalam menentukan bentuk dasar bagi kata ulang yaitu pertama pengulangan
pada umumnya tidak mengubah golongan kata,maksudnya bahwa bentuk dasar bagi kata
ulang itu harus sesuai dengan golongan kata tersebut. Kedua bentuk dasar selalu berupa
satuan yang terdapat dalam penggunaan bahasa.    
Dengan ringkas dapatlah dikatakan bahwa proses pengulangan atau reduplikasi ialah
pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi
fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini disebut kata ulang, sedangkan satuan yang
diulang merupakan bentuk dasar.

1
B. Rumusan Masalah
Dalam makalah ini penulis akan memfokuskan permasalah pada jenis
1. Bagaimana ciri bentuk reduplikasi dalam bahasa Indonesia ?
2. Bagaimana proses morfologis pembentukan reduplikasi ?
3. Bagaimana ciri makna reduplikasi ?

C. Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini untuk memahami tentang Reduplikasi dalam Morpologi
Bahasa Indonesia. Dan untuk memperluas pengetahuan mahasiwa tentang reduplikasi juga
untuk mempersentasikan tentang Reduplikasi bahasa indonesia.

D. Manfaat dan Kegunaan


Setelah membaca dan memahami makalah ini, pembaca akan mengerti mengerti seluk
beluk morfem reduplikasi , bagaimana cara menentukan sebuah bentuk adalah morfem atau
bukan , bagaimana morfem-morfem reduplikasi itu berproses menjadi kata

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Reduplikasi

Reduplikasi adalah proses morfemis yang mengulang bentuk dasar, baik secara
keseluruhan, secara sebagian (parsial), maupun dengan perubahan bunyi. Suatu kata
dikatakan sebagai hasil proses pengulangan apabila kata itu ada bentuk dasarnya yang
diulang.

Ada beberapa pengertian reduplikasi atau  proses pengulangan menurut pakar


kebahasaan yaitu:

1. Menurut KBBI (2008:1153) Proses pengulangan atau reduplikasi adalah proses atau
hasil perulangan kata atau unsur kata, seperti kata rumah-rumah, tetamu, bolak-
balik.
2. Menurut Hasan Alwi (2003) reduplikasi atau perulangan adalah proses pengulangan
kata atau unsur kata. Reduplikasi juga merupakan proses penurunan kata dengan
perulangan utuh maupun sebagian. Contohnya adalah "anjing-anjing", "lelaki",
"sayur-mayur" dan sebagainya.
3. Menurut M.Ramlan (2009:65) Proses pengulangan atau reduplikasi ialah
pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagian nya, baik dengan
variasi fonem maupun tidak. Contoh: rumah-rumah, berjalan-jalan, bolak-balik dan
sebagainya.
4. Menurut Soedjito (1995:109) Pengulangan adalah proses pembentukan kata dengan
mengulang bentuk dasar, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan variasi
fonem maupun tidak. Contoh: sakit-sakit, gerak-gerik, bermain-main dan
sebagainya.
5. Menurut Masnur Muslich (1990:48) Proses pengulangan merupakan peristiwa
pembentukan kata dengan jalan mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun
sebagian, baik bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afik
maupun tidak. Contoh: gunung-gunung, menari-nari, gerak-gerik dan sebagainya.
6. Menurut Harimurti Kridalaksana (2007) Proses pengulangan atau reduplikasi adalah
proses pengulangan kata, baik secara utuh maupun sebagian, baik dengan

3
menggunakan variasi fonem maupun tidak. Contoh: lari-lari, luntang-lantung,
leluhur dan sebagainya.

B. Ciri-Ciri Proses Pengulangan atau Reduplikasi


Ciri-ciri proses pengulangan atau reduplikasi antara lain adalah sebagai berikut:
1. Menimbulkan makna gramatis,
2. Terdiri lebih dari satu morfem,
3. Selalu memiliki bentuk dasar,
4. Pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata atau kelas kata. Apabila
suatu kata ulang berkelas kata benda, bentuk dasarnyapun berkelas kata benda.
Begitu juga apabila kata ulang itu berkelas kata kerja, bentuk dasarnya juga berkelas
kata kerja.
5. Bentuk dasar kata ulang selalu ada dalam pemakaian bahasa. Maksud dalam
pemakaian bahasa adalah dapat dipakai dalam konteks kalimat.

C. Bentuk Dasar Kata Ulang

Dalam proses pengulangan, yang dimaksud dengan bentuk dasar ialah bentuk linguistik
yang diulang yang menjadi dasar dari proses pengulangan. Untuk menentukan bentuk dasar
dari kata ulang tidaklah sukar. Akan tetapi, kita akan mengalami kesulitan menentukan
bentuk dasar dari kata ulang yang lebih pelik. Untuk itu kita harus memahami ciri-ciri bentuk
dasar kata ulang bahasa Indonesia.

Berdasarkan hasil pengamatan yang pernah dilakukan oleh beberapa pengamat bahasa
Indonesia. Ciri-ciri bentu dasar kata ulang bahasa Indonesia sebagai berikut.

1. Kelas Kata Bentuk Dasar Kata Ulang Sama dengan Kelas Kata- Kata
Ulangnya.
Bahwa apabila kata suatu ata ulang berkelas kata benda ( nomina), bentuk katanya
pun berkelas kata benda. begitu juga, apabila kata ulang itu berkelas kata kerja
(verba), bentuk dasarnya juga berkelas kata kerja.contoh :

4
Kata Ulang Bentuk Dasarnya
Gedung-gedung (kata benda) Gedung (kata benda)

Berlari-lari (kata kerja) Berlari (kata kerja)


Pelan-pelan (kata sifat) Pelan (kata sifat)
Tiga-tiga (kata bilangan)

Berbeda dengan kata leluhur. Selama ini katatersebut dianggap sebagai kata ulang
namun kenyataanya bukan. Leluhur bisa diartikan “ yang diluhurkan”,” nenek moyang”;
jadi kelas katanya adalah kata benda (KB) atau adjektiva. Bentuk dasarnya adalahuhur
yang ternyata, kelas kata luhur dan leluhur tidak sama.

2. Bentuk Dasar Kata Ulang Selalu Ada dalam Pemakaian Bahasa.


Sebagaimana pada kata ulangnya, bentuk dasarnya pun ada dalam pemakaian bahasa.
Maksud “dalam pemakaian bahasa” adalah dapat dipakai dalam konteks kalimat.
Contohnya :

Kata Ulang Bentuk Dasarnya


Melaku-lakuan Melakuan, bukan melaku
Melari-larikan Melarikan,bukan melari atau larikan

3. Arti Bentuk Dasar Kata Ulang Selalu Berhubungan dengan Arti Kata Ulangnya
Ciri ini untuk menjawab persoalan bentuk kata yang secara fonemis berulang, tetapi
bukan merupakan hasil proses pengulangan. Jelaslah bentuk alun bukanlah bentuk dasar dari
alun-alun, undang bukanlah bentuk dasar dari undang-undang.

5
D. Macam-Macam Pengulangan
Berdasarkan cara mengulang bentuk dasarnya,pengulangan dapat di golongkn menjadi
empat golongan :
1. Penggulangan seluruh
Yaitu penggulangan seluruh bentuk dasar,tanpa perubahan fonem dan tidak
berkombinsi dengan proses pembubuhan afiks
Misalnya:
      Sepeda           : bersepeda
      Buku              : buku-buku
      Kebaikan       : kebaikan-kebaikan

2. Pengulangan sebagian
Yaitu pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya. Disini bentuk dasarnya tidak
diulang seluruhnya. Hamper semua bentuk dasar pengulangan golongan ini berupa entuk
kompleks.
Misalnya:
a. Bentuk meN-
Mengambil    : mengambil-ambil
Membaca       : membaca-baca
Menjalankan  : menjalan-jalankan

b. Bentuk di-
Diusai : diusai-usai
Ditarik : ditarik-tarik
Dikemasi : dikemas-kemasi

c. Bentuk ber-
Berjalan         : berjalan-jalan
Bertemu         : bertemu-temu
Bermain         : bermin-main
d. Bentuk ter-
Terbatuk        : terbatuk-batuk
Terbentur       : terbentur-bentur
Terjatuh         : terjatuh-jatuh

6
e. Bentuk ber-an
Berlarian        : berlari-larian
Berjauhan      : berjauh-jauhan
Berdekatan    : berdekat-dekata

f. Bentuk –an
Minuman       : minum-minuman
Makanan        : makan-makanan
Sayuran          : sayur-sayuran

g. Bentuk ke-
Kedua  : kedua-dua
Ketiga : ketiga-tiga

3. Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks


Dalam golongan ini bentuk dasar diulang seluruhnya dann berkombinasi dengan proses
pembubuhan afiks maksudnya pengulangan itu terjadi bersama- sama dengan proses
pembubuhan afiks dan bersama sama pula mendukung satu fungsi
Misalnya :
   Lauk                : lauk-pauk
   Ramah             : ramah-tamah
   Sayur               : sayur-mayur

4. Dwilingga salin suara


Kata ulang dwilingga salin suara adalah kata yang dibentuk dari pengulangan bentuk
dasar yang disertai perubahan salah satu fonemnya (bisa berupa fonem vokal maupun fonem
konsonan).
     Contoh:
a. Perubahan vokal
Gerak  = gerak-gerik
Balik    = bolak-balik

7
b. Perubahan konsonan
Sayur   = sayur-mayur
Cerai    = cerai-berai

5. Dwipurwa
Kata ulang dwipurwa yaitu kata yang dibentuk dari pengulangan suku pertama dari
bentuk dasar.
     Contoh:
                  Tamu-tetamu
                  Tangga-tetangga
                  Luhur-leluhur
                  Jaka-jejaka

6. Kata ulang berimbuhan


Yaitu kata ulang yang dibentuk dari pengulangan kata yang disertai penambahan
inbuhan(afiks).
Contoh:
Daun         = daun-dedaunan
Ganti         = ganti-bergantian
Merah        = kemerah-merahan

7. Kata ulang semu


Kata ulang semu yaitu kata yang menurut bentuknya tergolong kata ulang, tetapi
sebenarnya bukan kata ulang sebab tidak ada dasar yang diulang.
Contoh:
Kupu-kupu                                   
Kura-kura
Anai-anai
Rawa-rawa
Alun-alun

8
E. Pembagian Proses Pengulangan atau Reduplikasi

Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal,baik


seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil
pengulangan disini disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk
dasar. Misalnya kata ulang rumah-rumahan dari bentuk dasar rumah. Kata ulang perumahan-
perumahan dari bentuk dasar perumahan, kata ulang jalan–jalan dibentuk dasar berjalan, kata
ulang bolak-balik dari bentuk dasar balik. Menurut Abdul Chaer (2008:179) pembagian
proses pengulangan atau reduplikasi adalah sebagai berikut:

1. Reduplikasi Fonologis

Reduplikasi fonologis berlangsung terhadap dasar yang bukan akar atauterhadap


bentuk yang statusnya lebih dari akar. Status bentuk yang diulang tidak jelas dan
reduplikasi fonogis ini tidak menghasilkan makna gramatikal, melainkan makna leksikal.
Yang termasuk reduplikasi fonologis adalah bentuk-bentuk seperti:
a. Kuku, dada, pipi, cincin, dan sisi. Bentuk-bentuk tersebut bukan berasal dari ku,
da, pi, cin dan si. Jadi, bentuk bentuk tersebut adalah sebuah kata yang bunyi
kedua suku katanya sama.
b. Foya-foya, tubi-tubi, sema-sema, anai-anai dan ani-ani. Bentuk-bentuk memang
jelas sebagai bentuk ulang, yang diulang secara utuh. Namun, bentuk dasarnya
tidak berstatus sebagai akar yang mandiri.
c. Laba-laba, kupu-kupu, paru-paru, onde-onde dan rama-rama. Bentuk-bentuk ini
juga jelas sebagai bentuk ulang dan dasar yang diulang pun jelas ada, tetapi hasil
reduplikasinya tidak melahirkan makna gramatikal. Hasil reduplikasinya hanya
menghasilkan makna leksikal.
d. Mondar-mandir, luntang lantung, lunggang-langgang, kocar-kacir dan teka-teki.
Bentuk-bentuk ini tidak diketahui mana yang menjadi bentuk dasar
pengulangannya. Sedangkan maknanya pun hanyalah makna leksikal, bukan
makna gramatikal. Dalam berbagai buku tata bahasa tradisional, bentuk-bentuk
ini disebut kata ulang semu.

2. Reduplikasi Sintaksis
Reduplikasi sintaksis adalah proses pengulangan terhadap sebuah dasar yang
biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang statusnya lebih tinggi

9
daripada sebuah kata. Kridalaksana (1989) menyebutnya menghasilkan sebuah ‘ulangan
kata’, bukan ‘kata ulang’.
Contoh:
 Jauh-jauh sekali negeri yang akan kita datangi
 Panas-panas memang rasanya hatiku.

3. Reduplikasi Semantis
Reduplikasi semantis adalah pengulangan “makna” yang sama dari dua buah kata yang
bersinonim. Misalnya ilmu pengetahuan, alim ulama dan cerdik cendakia. Kita lihat kata
ilmu dan kata pengetahuan memiliki makna yang sama; kata alim dan ulama juga memiliki
makna yang sama. Demikian juga kata cerdik dan juga kata cendekia.

4. Reduplikasi Morfologis
Reduplikasi morfologis dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk
berafiks dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan utuh,
pengulangan berubah bunyi, dan pengulangan sebagian.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Permasalahan reduplikasi dalam bahasa Indonesia telah banyak dibicarakan oleh para
ahli bahasa Indonesia, namun pemerian yang dilakukan atau dihasilkan memiliki
kecenderungan menggunakan kriteria yang implisit (tidak formal eksplisit) bahkan ada yang
menggunakan beberapa kriteria dalam satu pemerian. Dari yang dimunculkan baru ada satu
yang secara eksplisit menyatakan kriteria pemerian reduplikasi. Oleh karena itu, kriteria
pemerian reduplikasi perlu segera dipikirkan. Kriteria pemerian reduplikasi di antaranya
yang dapat diterapkan secara struktural adalah (1) kriteria arah perulangan, (2) kriteria
bentuk perulangan, dan (3) kriteria bentuk dasar. Kriteria fungsi dan makna reduplikasi telah
banyak diungkap oleh para ahli bahasa. Reduplikasi fonologis oleh beberapa ahli bahasa
Indonesia sering disebut reduplikasi semu atau kata ulang semu. Dengan dernikian, pada
prinsipnya tidak ada perbedaan pandangan mengenai bentuk tersebut, melainkan demi
kemudahan mereka menyebutnya semu.

B. Saran
Adapun saran yang diberikan pada akhir makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Mahasiswa
Dengan mengetahui pengertian proses pengulangan, pembagian proses pengulangan
atau reduplikasi, menentukan bentuk dasar kata ulang, dan macam-macam pengulangan.
Penulis harapkan kepada mahasiswa hendaknya agar dapat menggunakan ilmu yang di
dapat dari makalah ini dengan sebaik-baiknya terutama dalam mengajarkan  serta
mengaplikasikan pada siswa-siswinya nanti pada saat menjadi seorang guru.

2. Penulis
Dengan makalah ini penulis hendaknya dapat mengaplikasikan pembahasan makalah
ini dengan sebaik-baikya agar ilmu-ilmu yang didapat dalam penulisan makalah ini dapat
bermanfaat dan berguna bagi dirinya maupun orang lain, amiin.

11
DAFTAR PUSTAKA

http://eprints.uny.ac.id/4955/1/deskripsi_reduplikasi.pdf

http://ayups87.wordpress.com/tag/reduplikasi/
http://effendi-dmth.blogspot.com/2012/07/reduplikasi-kata-ulang.html
http://yogianto.wordpress.com/about/reduplikasi/
http://smpn3malangbong.wordpress.com/2012/01/18/ciri-bentuk-makna-dan-proses-
morfologis-kata-ulang-berafiks-serta-deskripsi-kata-ulang-dari-karya-sastra-novel-pudarnya-
pesona-cleopatra-karya-habiburrahman-el-shirazy/
http://anggitadewipratiwi.blogspot.com/2012/09/reduplikasi -dalam-morfologi.html
Muslich, Mansur. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. 2008. Jakarta:PT. bumi Aksara
Verhaar, J.W.M. Asas-Asas Linguistik. 2010. Gajah Mada University Press. Yogyakarta

12

Anda mungkin juga menyukai