Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Menurut Ramlan (1978:19) morfologi ialah bagian dari ilmu bahasa yang
membicarakan atau yang mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta
pengaruh perubahan-perubahan bentuk kata terhadap golongan kata dan
arti kata, atau dengan kata lain dapat dikatakan bahwa morfologi
mempelajari seluk-beluk bentuk kata serta fungsi perubahan-perubahan
bentuk kata itu, baik fungsi gramatik maupun fungsi semantik.

Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan


gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi
fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini disebut kata ulang,
sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar. Misalnya kata
ulang rumah-rumahan dari bentuk dasar rumah. Kata ulangperumahan-
perumahan dari bentuk dasar perumahan, kata ulangjalan–jalan dibentuk
dasar berjalan, kata ulang bolak-balik dari bentuk dasar balik.

Setiap kata ulang sudah tentu memiliki bentuk dasar. Kata-kata


seperti sia-sia, alun-alun, mondar-mandir, compang-camping, huru-hara,
dalam tinjauan deskriptif tidak dapat digolongkan kata ulang karena
sebenarnya tidak ada satuan yang diulang. Dari deretan morfologik dapat
ditentukan bahwa sesungguhnya tidak ada satuan yang lebih kecil dari
kata-kata tersebut. Deretan morfologik antara lain: pertemuan, penemuan,
bertemu, ketemu, ditemukan, menemukan, mempertemukan dan
sebagainya.

Tidak semua kata ulang dapat dengan mudah ditentukan bentuk


dasarnya. Dari pengamatan, dapatlah dikemukakan dua petunjuk dalam
menentukan bentuk dasar bagi kata ulang yaitu pertama pengulangan
pada umumnya tidak mengubah golongan kata,maksudnya bahwa bentuk

1
dasar bagi kata ulang itu harus sesuai dengan golongan kata
tersebut. Kedua bentuk dasar selalu berupa satuan yang terdapat dalam
penggunaan bahasa.

Dengan ringkas dapatlah dikatakan bahwa proses pengulangan atau


reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya maupun
sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun tidak. Hasil pengulangan
disini disebut kata ulang, sedangkan satuan yang diulang merupakan
bentuk dasar.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan reduplikasi atau proses
pengulangan ?
2. Bagaimana ciri-ciri dari reduplikasi atau proses pengulangan ?
3. Bagaimana menentukan bentuk dasar kata ulang ?
4. Bagaimana macam-macam reduplikasi atau proses pengulangan ?
5. Bagaimana pembagian reduplikasi atau proses pengulangan ?

1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengertian dari reduplikasi atau proses
pengulangan
2. Untuk mengetahui bagaimana ciri-ciri reduplikasi atau proses
pengulangan
3. Untuk mengetahui bagaimana menentukan bentuk dasar kata
ulang
4. Untuk mengetahui bagaimana macam-macam proses
pengulangan
5. Untuk mengetahui bagaimana pembagian reduplikasi atau proses
pengulangan

2
1.4 Manfaat
Makalah ini penulis buat agar bermanfaat bagi diri penulis sendiri maupun
bagi pembaca. Semoga dengan membaca makalah ini dapat menambah
ilmu pengetahuan pembaca tentang pengertian proses pengulangan, ciri-
ciri, pembagian dan macam-macam proses pengulangan. Dan bagi
penulis semoga dengan adanya makalah yang penulis tulis,
maka makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis untuk mengetahui
berbagai macam proses pengulangan serta cara menentukan bentuk
dasar kata ulang, ciri-ciri proses pengulangan dan pembagian proses
pengulangan. Serta makalah ini dapat menambah ilmu pengetahuan bagi
penulis.

1.5 Ruang Lingkup


Ruang lingkup dari pembahasan masalah dalam makalah ini ialah segala
sesuatu yang berkenaan dengan pengertian-pengertian proses
pengulangan atau reduplikasi menurut beberapa para ahli diantaranya
ialah: menurut KBBI (2008:1153), menurut Hasan Alwi (2003), menurut
M.Ramlan (2009:65), menurut Soedjito (1995:109), menurut Muslich
(1990:48), menurut Harimurti Kridalaksana (2007:12). Selanjutnya
membahas masalah ciri-ciri proses pengulangan atau reduplikasi,
menentukan bentuk dasar kata ulang, macam-macam proses
pengulangan atau reduplikasi dan membahas masalah pembagian dari
proses pengulangan atau reduplikasi. Selain itu makalah ini juga
membahas contoh-contoh dari kata ulang, contoh dari bentuk dasar kata
ulang dan contoh proses pengulangan atau reduplikasi itu sendiri.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Proses Pengulangan atau Reduplikasi


Ada beberapa pengertian reduplikasi atau proses pengulangan
menurut pakar kebahasaan yaitu:
1. Menurut KBBI (2008:1153) Proses pengulangan atau reduplikasi
adalah proses atau hasil perulangan kata atau unsur kata, seperti
kata rumah-rumah, tetamu, bolak-balik.
2. Menurut Hasan Alwi (2003) reduplikasi atau perulangan adalah
proses pengulangan kata atau unsur kata. Reduplikasi juga
merupakan proses penurunan kata dengan perulangan utuh
maupun sebagian. Contohnya adalah "anjing-anjing", "lelaki",
"sayur-mayur" dan sebagainya.
3. Menurut M.Ramlan (2009:65) Proses pengulangan atau
reduplikasi ialah pengulangan satuan gramatikal,baik seluruhnya
maupun sebagian nya, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
Contoh: rumah-rumah, berjalan-jalan, bolak-balik dan sebagainya.
4. Menurut Soedjito (1995:109) Pengulangan adalah proses
pembentukan kata dengan mengulang bentuk dasar, baik secara
utuh maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
Contoh: sakit-sakit, gerak-gerik, bermain-main dan sebagainya.
5. Menurut Masnur Muslich (1990:48) Proses pengulangan
merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan mengulang
bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik bervariasi
fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afik maupun
tidak. Contoh: gunung-gunung, menari-nari, gerak-gerik dan
sebagainya.
6. Menurut Harimurti Kridalaksana (2007) Proses pengulangan atau
reduplikasi adalah proses pengulangan kata, baik secara utuh
maupun sebagian, baik dengan menggunakan variasi fonem

4
maupun tidak. Contoh: lari-lari, luntang-lantung, leluhur dan
sebagainya.

2.2 Ciri-Ciri Proses Pengulangan atau Reduplikasi


Ciri-ciri proses pengulangan atau reduplikasi antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Menimbulkan makna gramatis,
2. Terdiri lebih dari satu morfem,
3. Selalu memiliki bentuk dasar,
4. Pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan kata atau
kelas kata. Apabila suatu kata ulang berkelas kata benda, bentuk
dasarnyapun berkelas kata benda. Begitu juga apabila kata ulang
itu berkelas kata kerja, bentuk dasarnya juga berkelas kata kerja.
5. Bentuk dasar kata ulang selalu ada dalam pemakaian bahasa.
Maksud dalam pemakaian bahasa adalah dapat dipakai dalam
konteks kalimat.

2.3 Menentukan Bentuk Dasar Kata Ulang


Setiap kata ulang memiliki satuan yang diulang. Satuan yang diulang
itu disebut dasar. Sebagian kata ulng dengan mudah dapat ditentukan
bentukk dasarnya.
Misalnya:
Rumah- rumah : bentuk dasarnya rumah
Perumahan-perumahan : bentuk dasarnyaa perumahan
Sakit-skit : bentuk dasarnya sakt
Pemikiran-pemikirn : bentuk dasarnya pemikiran
Kebaikan-kebaikan : bentuk dasarnya kebaikan
Tetapi tidak semua kata ulang bisa di tentukan bentuk dasar nya. Dari
pengamatan, dapatlah dikemukakan dua petunjuk dalam menentukan
bentuk dasar bagi kata ulang:
a. Penggulangan pada umum nya tidak menggubah golongan kata
Misalnya:

5
Berkata-kata (kata kerja) : bentuk dasarnya berkata (kata kerja)
Menari-nari (kata kerja) : bentuk dasarnya menari (kata kerja)
Tersenyum-senyum (kata : bentuk dasarnya tersenyum (kata kerja)
kerja)
Minum-minuman (kata : bentuk dasarnya minuman (ktaa nominal)
nominal)
Cepat-cepat (kata sifat) : bentuk dasarnya cepat (kata sifat)
Sepuluh-sepuluh (kata : bentuk dasarnya sepuluh (kata bilangaan)
bilangan)
Pukul-memukul (kata kerja) : bentuk dasarnya sepuluh (kata bilangaan)
Kemerah-merahan (kata : bentuk dasarnya merah (kata sifat)
nominal)

b. Bentuk dasar selalu berupa satuan yang terdapat dalam penggunaan


bahasa
Misalnya:
Memperkata-katakan : bentuk dasarnya memperkatakan
bukan”memperkata”
Mengata-ngatakan : bentuk dasarnya mengatakan
bukan”mengata”
Berdesak-desakan : bentuk dasarnyaberdsakan bukan”berdesak”

2.4 Macam-Macam Pengulangan


Berdasarkan cara mengulang bentuk dasarnya,pengulangan dapat di
golongkn menjadi empat golongan :
1. Penggulangan seluruh
Yaitu penggulangan seluruh bentuk dasar,tanpa perubahan fonem
dan tidak berkombinsi dengan proses pembubuhan afiks
Misalnya:
Sepeda : bersepeda
Buku : buku-buku

6
Kebaikan : kebaikan-kebaikan
2. Pengulangan sebagian
Yaitu pengulangan sebagian dari bentuk dasarnya. Disini bentuk
dasarnya tidak diulang seluruhnya. Hamper semua bentuk dasar
pengulangan golongan ini berupa entuk kompleks.
Misalnya:
a. Bentuk meN-
Mengambil : mengambil-ambil
Membaca : membaca-baca
Menjalankan : menjalan-jalankan
b. Bentuk di-
Diusai : diusai-usai
Ditarik : ditarik-tarik
Dikemasi : dikemas-kemasi
c. Bentuk ber-
Berjalan : berjalan-jalan
Bertemu : bertemu-temu
Bermain : bermin-main
d. Bentuk ter-
Terbatuk : terbatuk-batuk
Terbentur : terbentur-bentur
Terjatuh : terjatuh-jatuh
e. Bentuk ber-an
Berlarian : berlari-larian
Berjauhan : berjauh-jauhan
Berdekatan : berdekat-dekata
f. Bentuk –an
Minuman : minum-minuman
Makanan : makan-makanan
Sayuran : sayur-sayuran

7
g. Bentuk ke-
Kedua : kedua-dua
Ketiga : ketiga-tiga
3. Pengulangan yang berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks
Dalam golongan ini bentuk dasar diulang seluruhnya dann
berkombinasi dengan proses pembubuhan afiks maksudnya
pengulangan itu terjadi bersama- sama dengan proses pembubuhan
afiks dan bersama sama pula mendukung satu fungsi
Misalnya :
Lauk : lauk-pauk
Ramah : ramah-tamah
Sayur : sayur-mayur
4. Dwilingga salin suara
Kata ulang dwilingga salin suara adalah kata yang dibentuk dari
pengulangan bentuk dasar yang disertai perubahan salah satu
fonemnya (bisa berupa fonem vokal maupun fonem konsonan).
Contoh:
1. Perubahan vokal
Gerak = gerak-gerik
Balik = bolak-balik
2. Perubahan konsonan
Sayur = sayur-mayur
Cerai = cerai-berai
5. Dwipurwa
Kata ulang dwipurwa yaitu kata yang dibentuk dari pengulangan suku
pertama dari bentuk dasar.
Contoh:
Tamu-tetamu
Tangga-tetangga
Luhur-leluhur
Jaka-jejaka

8
6. Kata ulang berimbuhan
Yaitu kata ulang yang dibentuk dari pengulangan kata yang disertai
penambahan inbuhan(afiks).
Contoh:
Daun = daun-dedaunan
Ganti = ganti-bergantian
Merah = kemerah-merahan
7. Kata ulang semu
Kata ulang semu yaitu kata yang menurut bentuknya tergolong kata
ulang, tetapi sebenarnya bukan kata ulang sebab tidak ada dasar
yang diulang.
Contoh:
Kupu-kupu
Kura-kura
Anai-anai
Rawa-rawa
Alun-alun

2.5 Pembagian Proses Pengulangan atau Reduplikasi


Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan
gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi
fonem maupun tidak. Hasil pengulangan disini disebut kata ulang,
sedangkan satuan yang diulang merupakan bentuk dasar. Misalnya kata
ulang rumah-rumahan dari bentuk dasar rumah. Kata ulang perumahan-
perumahan dari bentuk dasar perumahan, kata ulang jalan–jalan dibentuk
dasar berjalan, kata ulang bolak-balik dari bentuk dasar balik. Menurut
Abdul Chaer (2008:179) pembagian proses pengulangan atau reduplikasi
adalah sebagai berikut:

9
2.5.1 Reduplikasi Fonologis
Reduplikasi fonologis berlangsung terhadap dasar yang bukan akar
atauterhadap bentuk yang statusnya lebih dari akar. Status bentuk yang
diulang tidak jelas dan reduplikasi fonogis ini tidak menghasilkan makna
gramatikal, melainkan makna leksikal. Yang termasuk reduplikasi
fonologis adalah bentuk-bentuk seperti:
1. Kuku, dada, pipi, cincin, dan sisi. Bentuk-bentuk tersebut bukan
berasal dari ku, da, pi, cin dan si. Jadi, bentuk bentuk tersebut
adalah sebuah kata yang bunyi kedua suku katanya sama.
2. Foya-foya, tubi-tubi, sema-sema, anai-anai dan ani-ani. Bentuk-
bentuk memang jelas sebagai bentuk ulang, yang diulang secara
utuh. Namun, bentuk dasarnya tidak berstatus sebagai akar yang
mandiri.
3. Laba-laba, kupu-kupu, paru-paru, onde-onde dan rama-rama.
Bentuk-bentuk ini juga jelas sebagai bentuk ulang dan dasar yang
diulang pun jelas ada, tetapi hasil reduplikasinya tidak melahirkan
makna gramatikal. Hasil reduplikasinya hanya menghasilkan
makna leksikal.
4. Mondar-mandir, luntang lantung, lunggang-langgang, kocar-kacir
dan teka-teki. Bentuk-bentuk ini tidak diketahui mana yang
menjadi bentuk dasar pengulangannya. Sedangkan maknanya
pun hanyalah makna leksikal, bukan makna gramatikal. Dalam
berbagai buku tata bahasa tradisional, bentuk-bentuk ini disebut
kata ulang semu.

2.5.2 Reduplikasi Sintaksis


Reduplikasi sintaksis adalah proses pengulangan terhadap sebuah dasar
yang biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan bahasa yang
statusnya lebih tinggi daripada sebuah kata. Kridalaksana (1989)
menyebutnya menghasilkan sebuah ‘ulangan kata’, bukan ‘kata ulang’.

10
Contoh:
- Jauh-jauh sekali negeri yang akan kita datangi
- Panas-panas memang rasanya hatiku.

2.5.3 Reduplikasi Semantis


Reduplikasi semantis adalah pengulangan “makna” yang sama dari dua
buah kata yang bersinonim. Misalnya ilmu pengetahuan, alim ulama dan
cerdik cendakia. Kita lihat kata ilmu dan kata pengetahuan memiliki makna
yang sama; kata alim dan ulama juga memiliki makna yang sama.
Demikian juga kata cerdik dan juga kata cendekia.

2.5.4 Reduplikasi Morfologis


Reduplikasi morfologis dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar,
berupa bentuk berafiks dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat
berupa pengulangan utuh, pengulangan berubah bunyi, dan pengulangan
sebagian.

2.6 Hasil Pembahasan


Hasil dari pembahasan makalah ini penulis menemukan bahwa proses
pengulangan atau reduplikasi adalah pengulangan satuan gramatikal,baik
seluruhnya maupun sebagiannya, baik dengan variasi fonem maupun
tidak. Pada makalah ini penulis juga mengemukakan beberapa engertian
dari proses pengulangan atau reduplikasi menurut beberapa para ahli
kebahasaan. Dimana pada setiap pendapat memiliki perbedaan dan
pesamaan tentang pengertian reduplikasi atau proses pengulangan.
Menurut KBBI (2008:1153) mengemukakan proses pengulangan atau
reduplikasi adalah proses atau hasil perulangan kata atau unsur kata.
Menurut Hasan Alwi (2003) Reduplikasi atau perulangan adalah proses
pengulangan kata atau unsure kata dan merupakan proses penurunan
kata dengan perulangan utuh maupun sebagian. Menurut M.Ramlan
(2009:65) Proses pengulangan atau reduplikasi ialah pengulangan satuan

11
gramatikal,baik seluruhnya maupun sebagian nya, baik dengan variasi
fonem maupun tidak.

Berbeda dengan Soedjito, menurut Soedjito (1995:109) Pengulangan


adalah proses pembentukan kata dengan mengulang bentuk dasar, baik
secara utuh maupun sebagian, baik dengan variasi fonem maupun tidak.
Menurut Masnur Muslich (1990:48) sama dengan Soedjito bahwa proses
pengulangan merupakan peristiwa pembentukan kata dengan jalan
mengulang bentuk dasar, baik seluruhnya maupun sebagian, baik
bervariasi fonem maupun tidak, baik berkombinasi dengan afik maupun
tidak. Terakhir menurut Harimurti Kridalaksana (2007) Proses
pengulangan atau reduplikasi adalah proses pengulangan kata, baik
secara utuh maupun sebagian, baik dengan menggunakan variasi fonem
maupun tidak.

Hasil pengulangan disini disebut kata ulang, sedangkan satuan yang


diulang merupakan bentuk dasar. Misalnya kata ulang rumah-rumahan
dari bentuk dasar rumah. Dari pengamatan, dapatlah dikemukakan dua
petunjuk dalam menentukan bentuk dasar bagi kata ulang
yaitu pertama pengulangan pada umumnya tidak mengubah golongan
kata,maksudnya bahwa bentuk dasar bagi kata ulang itu harus sesuai
dengan golongan kata tersebut. Kedua bentuk dasar selalu berupa satuan
yang terdapat dalam penggunaan bahasa. Bentuk dasar bagi kata ulang
penting sekali artinya bagi penentuan golongan pengulangan.

Dari penulisan makalah ini penulis juga menemukan bahwa ciri-ciri proses
pengulangan atau reduplikasi adalah menimbulkan makna gramatis, terdiri
lebih dari satu morfem, selalu memiliki bentuk dasar, pengulangan pada
umumnya tidak mengubah golongan kata atau kelas kata, bentuk dasar
kata ulang selalu ada dalam pemakaian bahasa. Macam-macam
pengulangan antara lain: pengulangan seluruh, pengulangan sebagian,
pengulangan dengan proses pembubuhan afiks, dwilingga salin suara,

12
dwipurwa, kata ulang berimbuhan dan kata ulang semu. Selain itu penulis
juga menemukan pembagian dari proses pengulangan atau reduplikasi
antara lain: reduplikasi fonologis, reduplikasi sintaksis, reduplikasi
semantis dan reduplikasi morfologis.

13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pembagian Proses Pengulangan atau Reduplikasi, Menurut Abdul Chaer
(2008:179) pembagian proses pengulangan atau reduplikasi antara lain
adalah: reduplikasi Fonologis adalah reduplikasi fonologis berlangsung
terhadap dasar yang bukan akar atau terhadap bentuk yang statusnya
lebih dari akar. Status bentuk yang diulang tidak jelas dan reduplikasi
fonogis ini tidak menghasilkan makna gramatikal, melainkan makna
leksikal, reduplikasi Sintaksis adalah proses pengulangan terhadap
sebuah dasar yang biasanya berupa akar, tetapi menghasilkan satuan
bahasa yang statusnya lebih tinggi daripada sebuah kata, reduplikasi
Semantis adalah pengulangan “makna” yang sama dari dua buah kata
yang bersinonim.

Misalnya ilmu pengetahuan, alim ulama dan cerdik cendakia. Kita lihat
kata ilmu dan kata pengetahuan memiliki makna yang sama; kata alim
dan ulama juga memiliki makna yang sama. Demikian juga kata cerdik
dan juga kata cendekia, reduplikasi Morfologis yaitu reduplikasi morfologis
dapat terjadi pada bentuk dasar yang berupa akar, berupa bentuk berafiks
dan berupa bentuk komposisi. Prosesnya dapat berupa pengulangan
utuh, pengulangan berubah bunyi, dan pengulangan sebagian.

Ciri-ciri kata ualng antara lain adalah: menimbulkan makna gramatis,


terdiri lebih dari satu morfem, selalu memiliki bentuk dasar, pengulangan
pada umumnya tidak mengubah golongan kata atau kelas kata, apabila
suatu kata ulang berkelas kata benda, bentuk dasarnyapun berkelas kata
benda. begitu juga apabila kata ulang itu berkelas kata kerja, bentuk
dasarnya juga berkelas kata kerja. bentuk dasar kata ulang selalu ada
dalam pemakaian bahasa. Maksud dalam pemakaian bahasa adalah
dapat dipakai dalam konteks kalimat. Adapun jenis kata ulang antara lain:

14
Dwilingga/sempurna/murni/utuh, dwilingga salin suara, dwipurwa, kata
ulang berimbuhan, kata ulang sebagian, kata ulang semu.

3.2 Saran
Adapun saran yang diberikan pada akhir makalah ini adalah sebagai
berikut :
1. Mahasiswa
Dengan mengetahui pengertian proses pengulangan, pembagian
proses pengulangan atau reduplikasi, menentukan bentuk dasar
kata ulang, dan macam-macam pengulangan. Penulis harapkan
kepada mahasiswa hendaknya agar dapat menggunakan ilmu yang
di dapat dari makalah ini dengan sebaik-baiknya terutama dalam
mengajarkan serta mengaplikasikan pada siswa-siswinya nanti
pada saat menjadi seorang guru.
2. Penulis
Dengan makalah ini penulis hendaknya dapat mengaplikasikan
pembahasan makalah ini dengan sebaik-baikya agar ilmu-ilmu
yang didapat dalam penulisan makalah ini dapat bermanfaat dan
berguna bagi dirinya maupun orang lain, amiin.

15
DAFTAR PUSTAKA

Ramlan, M. 2009. Morfologi. Yogyakarta : CV Karyono

Alwi, Hasan. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Edisi ke III.
Jakarta : Balai Pustaka.

Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia. Jakarta : Rineka Cipta.

Kridalaksana, Harimurti. 2007. Kelas Kata Dalam Bahasa


Indonesia.Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Muslich, Masnur. 1990. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Bumi


Aksara

Soedjito. 1995. Kosa Kata Bahasa Indonesia. Jakatra: PT Gramedia


Pustaka Utama

Bahasa Pusat. DEPDIKNAS. 2008. KBBI. Jakarta: PT Gramedia

16
MAKALAH
MORFOLOGI REDUPLIKASI
Dosen Pengampu :

Oleh
Kelompok 10
Desi Pratiwi 181210025
Inova Auliya Indriani 181210039
Eka Maulita 151210053
Dhafan Surya Hadyansa 181210028

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PERSATUAN GURU REPUBLIK INDONESIA
(STKIP-PGRI) BANDAR LAMPUNG
2019

17
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa yang telah melimpahkan nikmat, taufik serta hidayah-Nya yang
sangat besar sehingga saya pada akhirnya bisa menyelesaikan Makalah
Morfologi tepat pada waktunya.

Rasa terima kasih juga kami ucapkan kepada Dosen Pembimbing yang
selalu memberikan dukungan serta bimbingannya sehingga Makalah
Morfologi ini dapat disusun dengan baik.

Semoga Makalah Morfologi yang telah kami susun ini turut memperkaya
khazanah ilmu kebahasaan serta bisa menambah pengetahuan dan
pengalaman para pembaca.

Selayaknya kalimat yang menyatakan bahwa tidak ada sesuatu yang


sempurna. Kami juga menyadari bahwa Makalah Morfologi ini juga masih
memiliki banyak kekurangan. Maka dari itu kami mengharapkan saran
serta masukan dari para pembaca sekalian demi penyusunan Makalah
Morfologi dengan tema serupa yang lebih baik lagi.

Bandar Lampung, 2019

Penyusun

18
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................
KATA PENGANTAR ...........................................................................
DAFTAR ISI .........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ...............................................................
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................
1.3 Tujuan ...........................................................................................
1.4 Manfaat .........................................................................................
1.5 Ruang Lingkup ..............................................................................

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Proses Pengulangan atau Reduplikasi .......................
2.2 Ciri-Ciri Proses Pengulangan atau Reduplikasi .............................
2.3 Menentukan Bentuk Dasar Kata Ulang .........................................
2.4 Macam-Macam Pengulangan ........................................................
2.5 Pembagian Proses Pengulangan atau Reduplikasi ......................
2.5.1 Reduplikasi Fonologis ................................................................
2.5.2 Reduplikasi Sintaksis ................................................................
2.5.3 Reduplikasi Semantis ...............................................................
2.5.4 Reduplikasi Morfologis ..............................................................
2.6 Hasil Pembahasan .....................................................................

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan ..................................................................................
3.2 Saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

19

Anda mungkin juga menyukai