Anda di halaman 1dari 26

MAKALAH INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS

MATA KULIAH TEORI SASTRA

“ GENRE KARYA SASTRA & KARAKTERISTIKNYA”

DOSEN PENGAMPU :
IVA ANI WIJIATI, M.Pd

DISUSUN OLEH :

MUHAMMAD RICKY SAFRIAN ( 1840602017 )


MUHAMMAD TAHA ( 1840602012 )
MUHAMMAD RIJALDI ( 1840602015 )
IRVANDA AHMAD ARDIANSYAH ( 1840602056 )
ANA KURNIAWATI ( 1840602025 )
IQRA MAWARDANA ( 1840602067 )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


PENDINDIKAN BAHASA INDONESIA
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat-
Nya yang telah dilimpahkan kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Genre Karya Sastra dan Karakteristiknya “ yang merupakan
salah satu tugas Mata Kuliah Teori Sastra pada semester dua.
Dalam makalah ini kami membahas apa saja Genre Karya Sastra dan juga
Karakeristik Karya Satra. Dalam menyelesaikan makalah ini, kami telah banyak
mendapat bantuan dan masukan dari berbagai pihak . Oleh karena itu, dalam
kesempatan ini kami ingin menyampaikan terimah kasih kepada :
1. Iva Ani Wijiati, M.Pd selaku Dosen Mata Kuliah Teori Sastra Universitas
Borneo Tarakan yang telah memberikan tugas mengenai “ Genre Karya Satra dan
Karakteristiknya “, sehingga pengetahuan kami dalam membuat makalah menjadi
semakin bertambah.
2. Pihak – pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang telah turut
membantu, sehingga makalah ini dapat terselesaikan dengan baik dalam waktu yang
tepat.
Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan, namun demikian telah memberikan manfaat bagi kami. Akhir kata
kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Kritik dan saran yang
berifat membangun akan kami terima dengan senang hati.

Tarakan, 12 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

JUDUL ........................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................................. ii

DAFTAR ISI ............................................................................................................... iii


BAB I. PENDAHULUAN ............................................................................................ 1
BAB II. PEMBAHASAN
A. Definisi Genre Karya Sastra ..................................................................................... 5
1. Karya sastra imajinatif .............................................................................................. 6
a. Puisi ............................................................................................................... 6
b. Prosa ............................................................................................................ 10
c. Drama .......................................................................................................... 14
2. Karya sastra non imajinatif ..................................................................................... 15
a. Esai .............................................................................................................. 15
b. Kritik ........................................................................................................... 15
c. Biografi ........................................................................................................ 15
d. Autobiografi ............................................................................................... 16
B. Karakteristik Karya Sastra ...................................................................................... 16
1. Angkatan sastra Indonesia lama ( sebelum tahun 1920 ) ........................................ 17
2. Angkatan balai pustaka ........................................................................................... 17
3. Pujangga baru .......................................................................................................... 17
4. Angkatan 1945 ........................................................................................................ 17
5. Angkatan 1950 ........................................................................................................ 18
6. Angkatan 1966 ........................................................................................................ 18
7. Angkatan 2000 ........................................................................................................ 19
BAB III. PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................ 20
B. Saran ....................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

Sastra merupakan bentuk kegiatan kreatif dan produktif dalam menghasilkan


sebuah karya yang memiliki nilai rasa estesis serta mencerminkan realitas social
masyarat. Wellek (1990; 3) mengemukakan bahwa sastra adalah suatu kreatif sebuah
karya seni. Adapun berbagai Genre Karya Sastra dan Karakteristiknya yang tercipta
melalui kreativitas manusia. Genre karya Karya Satra terbagi atas tiga bagian yaitu
puisi , prosa, dan drama.Sedangkan Karakteristik karya sastra, Genre sastra ,atau jenis
sastra dapat di kelompokan ke dalam dua kelompok, yaitu sastra imajinatif dan
nonimajinatif. Dalam praktiknya sastar nonimajinatif terdiri atas karya-karya yang
berbentuk esai, kritik, biografi, otobiografi, dan sejarah. Karya sastra imajinatif itu
sendiri ialah karya prosa fiksi termasuk di dalamnya cerpen, novelet, novel, atau
roman; puisi yang di antaranya puisi epic, puisi lirik, dan puisi dramatic; dan drama
bentuknya berupa drama komedi, drama tragedi, melodrama ,dan drama tragikomedi.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. GENRE SATRA
Istilah genre berasal dari bahasa Prancis yang berati ‘jenis’ Jadi, genre sastra
berarti jenis karya sastra. Ahli pikir yang pertama meletakkan dasar teori genre adalah
Aristoteles dalam tulisannya yang terkenal yaitu Poetica. Teori Aristoteles tentang
jenis karya sastra didasarkan pada karya sastra Yunani klasik, tetapi yang menarik
dari teori tersebut adalah teori tersebut dapat diterapkan pada karya sastra lain di
seluruh dunia.
Menurut Atmazaki (2005: 25) ada tiga hal yang membedakan karya sastra
dengan karya-karya (tulis) lain yang bukan sastra, yaitu sifat khayal (fictionalitty),
adamya nilai-nilai seni (esthetic values) dan cara penggunaan bahasa yang khas
(special use of language).
Sumarjo dan Saini (1994: 16) menggolongkan sastra menjadi dua kelompok
yakni satra imajinatif dan sastra non-imajinatif. Berikut penjelasannya:
1. Sastra Imajinatif
Sastra Imajinatif adalah sastra yang diciptakan berdasarkan imajinasi pengarang,
Sastra imajinatif terdiri dari tiga jenis yaitu puisi, prosa, dan drama. Diantaranya
seperti dibawah ini:
a. Puisi
Puisi adalah salah satu karya sastra tertua dalam sejarah manusia. Secara
etimologis istilah puisi berasal dari bahasa Yunani, Poites yang berarti ‘pembangun,
pembentuk, pembuat’. Dalam bahasa latin dari kata poeta, yang artinya ‘membangun,
menyebabkan, menimbulkan, menyair’. Dalam perkembangan selajutnya makna
tersebut menyempit menjadi hasil seni sastra yang kata-katanya disusun menjadi
syarat tertentu dengan menggunakan irama, sajak, dan kadang-kadang kata kiasan (
Tirtawirya, putu arya. 1998;67).
Untuk memahami lebih tentang sastra, Pradopo (2002;6-7) menyarikan
pengertian puisi menurut para ahli sebagai berikut:
a) Samuel Taylor Coleridge sebagai penyair romantik dari inggris
mengemukakan bahwa puisi itu adalah kata-kata yang terindah dalam susunan
terindah. Penyair memilih kata-kata yang terindah dalam susunan terindah. Penyair
memilih kata-kata yang setepatnya dan disusun secara sebaik-baiknnya, misalnya
seimbang dan simetris antara satu unsur dengan unsur lain.
b) Carlyle mengatakan bahwa puisi merupakan pemikiran yang bersifat musikal,
penyair menciptakan puisi itu memikirkan bunyi-bunyi yang merdu seperti musik
dalam puisinya, kata-kata disusun begitu rupa hingga yang menonjol adalah
rangkaian bunyinya yang merdu seperti musik, yaitu mempergunakan oskestra bunyi.
c) Dunton berpendapat bahwa sebenarnya puisi itu merupakan pemikiran
manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama.
Misalmnya, dengan kiasan, dengan citr-citra dan disusun secara artistik (misalnya
selaras, simetris, pemilihan kata-katanya tepat dll), dan bahasanya penuh perasaan,
serta berirama seperti musik(pergantian bunyi kata-katanya yang berturut-turut).
Dari pengertian puisi menurut para ahli di atas, terdapat perbedaan pemikiran,
namun tetap terdapat benang merah. Jadi, dapat disimpulkan puisi adalah pemikiran
manusia secara konkret dan artistik dalam bahasa emosional serta berirama dan
pemikiran manusia secara konkreet dan asrtistik dalam bahasa emosional.
Berdasarkan perkembangannya dalam sejarah sastra, ada beberapa jenis puisi
yaitu:
1) Puisi lama
Puisi lama adalah puisi yang terkait oleh aturan - aturan tertentu yaitu: terkait
oleh jumlah kata dalam satu baris, jumlah baris dalam satu bait, adanya persajakkan
atau rima, terdapat banyak suku kata dalam tiap baris dan juga adanya rima. Ada
beberapa jenis puisi lama yaitu:
a) Mantera
Mantera adalah jenis puisi yang paling tua dalam sastra. Mantera diciptakan
dalam kepercayaan animisme dan dinamisme untuk dibacakan dalam acara berburu,
menangkap ikan, mengumpulkan hasil hutan untuk membujuk hantu, hantu yang baik
dan menolak hantu yang jahat. Adapun ciri-ciri mantera, yaitu:
1. Berirama akhir abc-abc, abcd-abcd, abcde-abcde
2. Bersifat lisan, dan sakti atau magis
3. Adanya perulangan
4. Metafora merupakan unsur penting
5. Bersifat esoferik (bahasa khusus antara pembicara dan lawan bicara) dan misterius
6. Serta lebih bebas dibanding puisi rakyat lainnya dalam hal suku kata, baris dan
persajakan.
Contoh mantera:
“ Assalamualaikum putri besar
Yang beralun berilir simayang
Mari kecil kemari
Aku menyanggul rambutmu
Akan membasuh mukamu ”
b) Pantun
pantun adalah salah satu jenis puisi lama yang sangat luas dikenal dalam bahasa-
bahasa Nusantara. Pantun berasal dari kata patuntun dalam bahasa Minangkabau yang
berarti petuntun. Ciri-ciri pantun, yaitu:
1. Disetiap bait terdiri dari 4 bari
2. Baris 1 dan 2 sebagai sampiran
3. Baris 3 dan 4 sebagai isi
4. Bersajak a-b-a-b
5. Serta setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata.
Contoh pantun:
“ Makan rambutan warna merah
Pilih yang harum baunya
Perjuangan tumpah darah
Cintailah indonesia merdeka
c) Talibun
Hampir mirip dengan pantun, talibun terdiri atas larik-larik sampiran dan isi.
Bedanya, talibun memiliki larik lebih dari empat dan selalu genap, misalnya enam,
delapan, sepuluh, dua belas, atau empat belas. Ciri-ciri talibun, yaitu:
1. Jumlah barisnya lebih dari empat baris, tetapi harus genap (6,8,10 dan seterusnya)
2. Jika satu bait terdiri enam baris, susunannya tiga sampiran dan tiga isi
3. Jika satu bait berisi delapan baris, susunannya empat sampiran dan empat isi
4. Apabila enam baris sajaknya a-b-c-a-b-c; apabila delapan baris sajaknya a-b-c-d-a-
b-c-d.
Contohnya:
“Kalau jadi pergi ke pekan
Yu beli belanak beli
Ikan panjang beli dahulu
Kalau jadi engkau berjalan
Ibu cari sanak pun cari
Induk semang cari dahulu”
d) Syair
Syair adalah puisi lama yang berasal dari arab dan berbentuk sajak. Ciri-ciri
syair, yaitu:
1. Setiap bait terdiri dari 4 baris
2. Setiap baris terdiri dari 8-12 suku kata
3. Bersajak a-a-a-a
4. Semua baris berupa isi dan merupakan cerita (tidak ada sampiran)
5. Serta tiap baris berhubungan isinya.
Contoh syair:
“ Lalulah berjalan Ken tambuhan
Diiringi penglipur dengan tadahan
Lemah lembut berjalan perlahan-lahan
Lakunya manis memberi kasihan “
e) Gurindam
Gurindam adalah puisi lama yang berasal dari Tamil (India), yang terdiri dari
dua baris setiap baitnya dan berisi nasihat. Ciri-ciri gurindam, yaitu:
1. Baris pertama berisikan semacam soal, masalah, atau perjanjian
2. Baris kedua berisikan jawabannya atau akibat dari masalah atau perjanjian pada
baris pertama tadi
3. Tiap bait terdiri dari 2 baris
4. Berisi nasihat
5. Bersajak kembar/ a-a.
Contohnya:
“ Barang siapa tiada memegang agama
Sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama “
2) Puisi modern
Puisi Modern (Puisi Baru) adalah jenis puisi yang tidak terikat oleh aturan-aturan
yang umum berlaku untuk jenis puisi lama. Struktur puisi modern lebih bebas, baik dalam
segi suku kata, jumlah baris, maupun rimanya. Menurut Damayanti (2013:78) jenis puisi baru
berdasarkan isinya dibagi menjadi beberapa macam, yaitu:
a) Ode
Ode adalah puisi yang mengungkapkan sanjungan atau pujaan kepada orang-
orang yang berjasa. Kata “ode” berasal dari bahasa Yunani yang berarti “nyanyian”.
Maka, tidak heran bila ode banyak dilantunkan oleh masyarakat pecinta puisi sambil
diiringi tari-tarian dan nyanyi-nyanyian dalam paduan suara. Berikut ini terdapat
beberapa ciri ciri dari ode, yakni sebagai berikut:
1. Berbunyi anggun
2. Irama dan tekniknya resmi
3. Mendiskusikan mengenai sesuatu yang agung
4. Berupa memuji
Contohnya :
Ibu
“ Karya: Chen Mardiayanto
Lenganmu Yang Rapuh
Masih Saja Gigih Menepis Gerimis
Yang Menyapu Wajah Kelabumu
Sedang Aku Cuma Bisa
Terpaku Menggigil
Menyaksikan Dan Mencoba Meraba
Perih Yang Kau Derita ”
b) Epigram
Epigram adalah puisi yang berisi tentang ajaran hidup atau tuntunan ke arah
kebenaran. Kata “epigram” berasal dari bahasa Yunani, epigramma yang berarti
pedoman, teladan, nasihat, atau ajakan untuk melakukan hal-hal yang benar. Adapun
ciri-ciri puisi epigram, yaitu:
1. Berisi sebuah petuah atau pedoman yang tidak berbelit-belit.
2. Berisikan nilai kehidupan yang sesuai dengan kebenaran.
3. Dapat dijadikan sebuah pelajaran hidup bagi pembacanya
Contohnya:
Pagi
Karya: Chairil Anwar
“ jangan biarkan sekuntum bunga itu
layu sebelum matahari membelainya
dengan menggemakan semburat jingga
ultra dalam irama nuansa cinta-semesta
lihatlah bagaimana alam begitu perkasa
memainkan peran-Nya
dalam rindu-dendam yang terbungkus
kasih sayang memberi semburat
makna seribu pesona “
c) Remance
Romance adalah puisi yang berisi tentang kisah-kisah percintaan, romance
pada umumnya lahir dari pengalaman pengarang tentang kisah percintaan yang
pernah dialaminya. Atau, romance juga bisa lahir dari pengamatan pengarang
terhadap orang-orang sekitar yang tengah menjalin hubungan cinta dengan
kekasihnya. Ciri-ciri romance, yaitu:
1. Mengandung kalimat yang puitis
2. Bertemakan romansa yang menggambarkan ungkapan cinta kepada yang dikasihi
3. Penggambaran dilakukan secara tersirat
Contoh
“ Hidup ini tak pernah sempurna
seperti kata-kata yang ada pahit walau terucap manis
Hidup ini tak pernah sempurna
seperti langit yang menyimpan hitam meski putih menyelimut.
Hidup ini tak pernah sempurna.
seperti nyawa yang hanya bisa mati sekal.
Hidup ini tetap tak akan pernah sempurna bagiku.
jika andai saja kau tak hadir untukku “
d) Elegi
Elegi adalah puisi baru yang berisi tentang ratap tangis atau kesedihan. Objek yang
digambarkan di salam elegi biasanya berupapengalaman-pengalaman pahit atas hal
yang pernah dialami, atau bisa juga berupa penyesalan atau sesuatu yang pernah
dilakukan di masa lalu. Ciri-ciri elegi, yaitu:
1. Berisi curahan akan kesedihan yang mendalam
2. Menunjukkan perasaan kehilangan/ kerinduan
Contoh elegi :
“ Ini kali tidak ada yang mencari cinta
di antara gudang, rumah tua, pada tiang serta temali.
Kapal, perahu tiada berlaut, menghembus diri
dalam mempercaya mau berpaut..
Gerimis mempercepat kelam.
Ada juga kelepak elang
menyinggung muram..
Desir hari lari berenang. Tidak bergerak..
Dan kini tanah dan air tidur hilang ombak. Tiada lagi.
Aku sendiri.. Berjalan menyisir semenanjung, masih pengap harap
sekali tiba di ujung dan sekalian selamat jalan
dari pantai keempat, sedu penghabisan bisa terdekap.”
e) Satire
Satire adalah puisi baru yang berisi sindiran atau kritik kepada penguasa atau
orang yang memiliki kedudukan (jabatan). Satire berasal dari bahasa Latin, satura
yang berarti sindiran atau kecaman. Tokoh sastrawan yang sering menulis satire
adalah W.S. Rendra. Ciri-ciri satire, yaitu:
1. Bentuknya rapi, simetris
2. Tiap tiap barisnya merupakan kesatuan sintaksis
3. Berisikan sindiran
4. Sebagian besar puisi empat seuntai
Contoh satire :
“ Aku bertanya
tetapi pertanyaan-pertanyaanku
membentur jidad penyair-penyair salon,
yang bersajak tentang anggur dan rembulan,
sementara ketidakadilan terjadi di sampingnya,
dan delapan juta kanak-kanak tanpa pendidikan,
termangu-mangu dl kaki dewi kesenian. “
f) Himne
Himne adalah puisi yang berisi pujian-pujian untuk Tuhan atau pujian-pujian
untuk tanah air tercinta serta pahlawan yang telah ikut berjuang membela
kemerdekaan. Kata “himne” berasal dari bahasa Yunani, hymnos yang berarti pujian
atau pujaan. Adapun ciri-ciri himne, yaitu:
1. Biasanya berupa lagu pujian
2. Himne diartikan sebagai puisi yang dinyanyikan
3. Berisi pujian terhadap sesuatu yang dihormati dan bernafaskan ketuhanan
Hymne Guru
Oleh Sartono
“ Terpujilah
Wahai engkau ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup
Dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir
Didalam hatiku
Sebagai prasasti terimakasihku
Tuk pengabdianmu
Terpujilah wahai ibu bapak guru
Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku
Semua baktimu akan kuukir
Didalam hatiku
Sebagai prasasti terimakasihku
Tuk pengabdianmu
Engkau bagai pelita dalam kegelapan
Engkau laksana embun penyejuk dalam kehausan
Engkau patriot pahlawan bangsa tanpa tanda jasa “
g) Balada
Balada adalah puisi yang menceritakan tentang kisah dari sebuah karangan
pribadi, mitos, atau legenda yang diyakini kebenarannya di masyarakat. Balada
terkadang ditulis menyerupai dialog oleh pengarang dengan tujuan untuk
menghidupkan cerita yang ada di dalamnya. Ciri-ciri balada, yaitu:
1. Terdiri dari tiga bait, masing-masing dengan 8 larik dengan skema rima a-b-a-b-b-
c-c-b
2. Pada bait berikutnya rima berubah menjadi a-b-a-b-b-c-b-c
3. Larik terakhir dalam bait pertama digunakan sebagai refren dalam bait-bait
berikutnya
Contoh balada :
“ Orang-orang miskin di jalan,
yang tinggal di dalam selokan,
yang kalah di dalam pergulatan,
yang diledek oleh impian,
janganlah mereka ditinggalkan.
Angin membawa bau baju mereka.
Rambut mereka melekat di bulan purnama.
Orang-orang miskin.
Orang-orang berdosa.
Bayi gelap dalam batin.
Rumput dan lumut jalan raya.
Tak bisa kamu abaikan.”
b. Prosa
Pengertian Prosa adalah suatu karya sastra yang bentuknya tulisan bebas dan
tidak terikat dengan berbagai aturan dalam menulis seperti rima, diksi, irama, dan lain
sebagainya. Arti tulisan di dalam prosa bersifat denotatif atau tulisan yang
mengandung makna sebenarnya. Walaupun terkadang terdapat kata kiasan di
dalamnya, hal tersebut hanya berfungsi sebagai ornamen untuk memperindah tulisan
dalam prosa tersebut.
Secara etimologis, kata prosa diambil dari bahasa Latin “Prosa” yang artinya
“terus terang”. Sehingga pengertian prosa adalah karya sastra yang digunakan untuk
mendeskripsikan suatu fakta. Kita dapat mengenal suatu karya sastra dari
karakteristiknya. Adapun ciri-ciri prosa adalah sebagai berikut:
1) Bentuknya Bebas
Seperti yang dijelaskan pada pengertian prosa di atas, bentuk prosa tidak
terikat oleh baris, bait, suku kata, dan irama. Umumnya bentuk prosa adalah
rangkaian kalimat yang membentuk paragraf, misalnya dongeng, hikayat, dan
lainnya. Prosa dapat disajikan dalam bentuk tulisan maupun secara lisan.
2) Memiliki Tema
Setiap prosa pasti memiliki tema yang menjadi dasar dalam cerita dan
merupakan pokok bahasan di dalamnya.
3) Mengalami Perkembangan
Prosa selalu mengalami perkembangan karena dipengaruhi oleh perubahan
yang ada di masyarakat.
4) Terdapat Urutan Peristiwa
Biasanya di dalam prosa terdapat alur cerita yang menjelaskan urutan
peristiwa. Alur peristiwa tersebut ada yang berbentuk alur mundur, maju, atau
campuran.
5) Terdapat Tokoh di Dalamnya
Seperti halnya karya sastra lain, di dalam prosa terdapat tokoh, baik itu
manusia, hewan, ataupun tumbuhan.
6) Memiliki Latar
Di dalam prosa terdapat latar pada masing-masing kejadian, baik itu latar
tempat, waktu, dan suasana.
7) Terdapat Amanat
Di dalam prosa mengandung amanat yang ingin disampaikan kepada pembaca
atau pendengarnya sehingga dapat mempengaruhi mereka.
8) Pengaruh Bahasa Asing
Pada prosa bisa dipengaruhi oleh bahasa asing, misalnya bahasa Jepang, atau
bisa juga tidak terpengaruh.
9) Nama Pengarang
Setiap prosa tentu ada yang mengarangnya. Namun, nama pengarang tidak
selalu dipublikasikan.

Secara umum prosa dapat dikelompokkan menjadi 2 jenis, yaitu prosa lama
dan prosa baru. Mengacu pada pengertian prosa, adapun jenis-jenis prosa adalah
sebagai berikut:
a. Prosa Lama
Prosa lama adalah jenis prosa yang tidak atau belum dipengaruhi oleh
kebudayaan luar dan biasanya disajikan secara lisan. Beberapa yang termasuk dalam
prosa lama adalah:
1. Hikayat
Bentuk prosa lama yang sifatnya fiktif yang mengisahkan tentang kehidupan
peri, dewi, pangeran, puteri, dan raja-raja yang mempunyai kekuatan gaib. Contoh;
Hikayat Hang Jebat, Hikayat Raja Bijak
2. Sejarah (Tambo)
Bentuk prosa lama yang menceritakan peristiwa sejarah dan sesuai fakta. Di
dalamnya juga terdapat silsilah raja-raja. Contoh; Sejarah Melayu oleh Tun Sri
Lanang (1612).
3. Kisah
Bentuk prosa lama yang menceritakan mengenai perjalanan, pengalaman, atau
petualangan seseorang di jaman dahulu. Contoh; Kisah Raja Abdullah Menuju Kota
Mekkah.
4. Dongeng
Bentuk prosa lama yang berisi cerita khayalan masyarakat di jaman dahulu.
Dongeng memiliki beberapa bentuk, yaitu;
a) Mitos (myth), dongeng yang menceritakan kisah-kisah gaib. Contoh; Ratu
Pantai Selatan, Batu Menangis, dan lain-lain.
b) Legenda, dongeng yang menceritakan tentang asal-usul terjadinya suatu
peristiwa atau tempat. Contoh; Legenda Danau Toba, Legenda Tangkuban
Perahu, dan lainnya.
c) Fabel, dongeng yang tokoh di dalam adalah binatang. Contoh; Si Kancil dan
Buaya, dan lain-lain.
d) Sage, dongeng yang menceritakan tentang kisah kepahlawanan, kesaktian,
atau keberanian seorang tokoh. Contoh; Patih Gadjah Mada, Calon Arang,
Ciung Winara, dan lainnya.
e) Jenaka atau Pandir, dongeng yang menceritakan tentang perilaku orang
bodoh, malas, cerdik, dimana penyampaiannya dengan humor. Contoh; Lebai
Malang, Pak Belalang, dan lainnya.
5. Cerita Berbingkai
Bentuk prosa lama dimana cerita di dalamnya terdapat cerita lagi yang
disampaikan oleh tokoh di dalamnya. Contoh; Cerita Berbingkai Seribu Satu Malam.

b. Prosa Baru
Prosa baru adalah jenis prosa yang telah mengalami perubahan akibat
pengaruh kebudayaan barat. Beberapa yang termasuk dalam prosa baru adalah:
1. Novel
Bentuk prosa baru yang di dalamnya terdapat cerita yang panjang mengenai
kehidupan tokoh di dalamnya, dan bersifat fiktif atau non-fiktif. Contoh; Novel
Laskar Pelangi, Ave Maria dan lainnya.
2. Cerpen
Bentuk prosa baru yang di dalamnya terdapat kisah tokoh utamanya, konflik
serta penyelesaiannya yang ditulis secara ringkas dan padat. Contoh; Keluarga
Gerilya oleh Pramoedya Ananta, Robohnya Surau Kami oleh A. A. Navis.
3. Roman
Bentuk prosa baru yang di dalamnya terdapat kisah hidup seseorang secara
menyeluruh, mulai dari lahir hingga meninggal.
Contoh; Layar Terkembang oleh Sultan Takdir Ali Syahbana.
4. Riwayat
Jenis prosa baru berupa tulisan yang menceritakan mengenai kisah hidup
seseorang yang menginspirasi.
5. Resensi
Jenis prosa baru berupa tulisan yang berisi rangkuman atau ulasan suatu karya
(buku, seni, film, musik, dan lainnya). Di dalam resensi berisi pendapat dari sudut
pandang penulis mengenai kelebihan dan kekurangan suatu karya.
c. Drama
Drama berasal dari kata Yunani, draomai yang berarti berbuat, bertindak,
bereaksi, dan sebagainya. Jadi, kata drama dapat diartikan sebagai perbuatan atau
tindakan. Seraca umum, pengertian drama adalah karya sastra yang ditulis dalam
bentuk dialog dengan maksud dipertunjukkan oleh aktor. Pementasan naskah drama
dikenal dengan istilah teater. Dapat dikatakan bahwa drama berupa cerita yang
diperagakan para pemain di panggung. Selanjutnya, dalam pengertian kita sekarang,
yang dimaksud drama adalah cerita yang diperagakan di panggung berdasarkan
naskah.

Adapun pengertian dan definisi drama menurut para ahli:

1. Menurut Wiyanto (2002:1-2) drama adalah hidup yang dilukiskan dengan gerak.
Konflik dari sifat manusia merupakan sumber pokok drama.

2. Menurut Kintoko (2008:104, Ardiyansyah) drama adalah proses pemeranan diri


kita menjadi seseorang yang harus diperankan di dalam pementasan. Drama adalah
kehidupan sehari hari yang di pentaskan dengan sistematis dan menarik.

Adapun jenis-jenis Drama sebagai berikut:

1. Tragedi

Tragedi adalah genre drama yang menceritakan kisah yang menyedihkan. Dalam
tragedi, tokohnya biasanya memiliki kualitas-kualitas yang baik namun mengalami
nasib yag buruk dan menyebabkan dirinya, atau kerabat dan sahabatnya, mengalami
masalah.

Adapun ciri ciri tragedi :

a) Cerita bersifat serius


b) Menampilkan tokoh yang heroi (bersifatt kepahlawanan)
c) Segala insiden yang terdapat pada tragedi harusnya waja
d) Rasa kasihan, sedih, atau takut merupakan emosi yang utama pada karya tragedi
2. Komedi

Drama komedi adalah drama yang lucu dan menggelitik penuh keceriaan. Drama
tragedi adalah drama yang ceritanya sedih penuh kemalangan.

Adapun ciri ciri Drama komedi :

a) Menampilkan tokoh yang selalu diperlakukan secara rendah.


b) Apa yang terjadi muncul dari tokoh itu sendiri, bukan karena ciptaan situasi.
c) Gelak tawa yang mucul oleh lakon ini adalah merupakan gelak tawa yang
dihasilkan oleh biijaknya ia mendapatkan segi-segi lucu dari prilaku pemain.

3. Melodrama

Melodrama adalah bentuk utama dalam teater pada abad ke-19. Dizaman modere,
istilah melodrama dan melodramatis lebih sering dipandang dengan negatif untuk
mengacu pada setiap cerita yang menampilkan situasi sensasional dan alur cerita yang
terlalu emosional yang tampaknya dirancang untuk bermain di perasaan pemirsa

Adapun ciri ciri Melodrama :

a) Mengetengahkan suatu tokoh atau subyek yang serius tetapi tokoh itu merupakan
tokoh yang diadakan tidak outentik
b) Mata rantai sebab akibatnya tidak dapat dipertanggungjawabkan, dalam arti bahwa
sesuatu itu mucul secara kebetulan
c) Emosi yang ditimbulkan cenderung untuk berlebihan bahkan bahkan mengarah
pada sentmentalis
d) Sang pahlawan senantiasa memenangkan perjuangan.

4. Farce

Farce adalah seni peran bertemakan lawak yang bersifat satir ( menyindir ). Farce
bersifat ringan, dengan komposisi dramatis, dan mempertotonkan situasi yang dinilai
cukup mustahil. Karakter yang dimainkan biasanya mempunyai stereotip.

Adapun ciri ciri Farce :

a) Lebih memperlihatkan plot dan situasi ketimbang karakteristik.


b) Tokoh-tokoh yang ditampilkan mungkin ada, tetapi kemungkinan itu tipis
c) Menimbulkan atau memancing ketawa secara berlebihan atau kelucuan yang tidak
karuan
d) Segala yang terjadi diciptakan oleh situasi bukan tokoh.

2. Sastra nonImajinatif
Sastra nonimajinatif merupakan sastra yang lebih menonjolkan unsur kefaktualan
daripada daya khayalan. sastra nonimajinatif terdiri dari esai, kritik, biografi,
otobiografi, sejarah, memori, catatan harian, dan surat- surat. Berikut penjelasannya:
a. Esai
Karangan pendek tentang fakta yang diuraikan menurut pandangan pribadi
penulisnya dengan gaya yang akrab, bersahabat, dan familiar. Terdapat beberapa
macam esai yaitu:
(1) Esei Formal; cenderung menggunakan bahasa yang lugas, mengikuti aturan
penulisan, serta mementingkan pemikiran dan kedalaman analisis.
(2) Esei Personal; cenderung bergaya bahasa lebih bebas, memiliki keleluasaan unsur
pemikiran dan perasaan, serta unsur pribadi dalam diri penulis mudah dilihat.
(3) Esei Deskripsi; menggambarkan fakta apa adanya tanpa penjelasan dan
penafsiran fakta (memotret, melaporkan).
(4) Esei Ekspresi; menggambarkan fakta dengan menjelaskan rangkaian sebab-
akibat, kegunaan,dll.
(5) Esei Argumentasi; menunjukkan fakta, memunculkan persoalan, melakukan
analisis, dan menarik kesimpulan.
(6) Esei Narasi; menggambarkan fakta berdasar urutan spasial dan kronologis dalam
bentuk cerita.

b. Kritik
Menilai karya seni, sastra dengan menunjukkan kelebihan dan kekurangan
serta menawarkan alternatif penyelesaiannya dengan memberikan tangggapan
penilaian.
c. Biografi
Berasal dari bahasa Yunani yaitu bios yang berarti hidup dan graphien yang
berarti tulis. Dengan kata lain biografi merupakan tulisan tentang kehidupan
seseorang. Biografi, secara sederhana dapat dikatakan sebagai sebuah kisah riwayat
hidup seseorang. Biografi menganalisa dan menerangkan kejadian-kejadian dalam
hidup seseorang. Lewat biografi, akan ditemukan hubungan, keterangan arti dari
tindakan tertentu atau misteri yang melingkupi hidup seseorang, serta penjelasan
mengenai tindakan dan perilaku hidupnya. Biografi biasanya dapat bercerita tentang
kehidupan seorang tokoh terkenal atau tidak terkenal, namun demikian, biografi
tentang orang biasa akan menceritakan mengenai satu atau lebih tempat atau masa
tertentu. Biografi ditulis oleh orang lain, berdasarkan izin penulisan dibagi atas :
1) Authorized biography, yaitu biografi yang penulisannya seizin atau
sepengetahuam tokoh didalamnya
2) Unauthorized biography, yaitu ditulis seseorang tanpa sepengetahuan atau izin dari
tokoh di dalamnya (biasanya karena telah wafat)

d. Autobiografi
Autobiografi adalah riwayat hidup hidup pribadi yang ditulis sendiri. Dalam
hal ini, autobiografi merupakan catatan dirinya sendiri. Artinya autobiografi adalah
sebuah.
Autobiografi yang didalamnya menceritakan riwayat hidup atau pengalaman
pribadi yang ditulis oleh dirinya sendiri. Isi didalam autobiografi berisi tentang
pengalaman dari kecil hingga keadaan sang penulis sekarang ini, dari yang paling
sulit hingga mencapai keberhasilan yang besar atau prestasi yang dicapainya semasa
hidupnya. Penulisan autobiografi didasarkan pada ingatan pengalaman oleh penulis.
singkatnya autobiografi adalah perjalanan hidup diri sendiri.
Dari penjelasan sastra imajinatif dan sastra nonimajinatif di atas. Sumarjo, jekob
dan Saini K.M (1994) memberikan pendapat mengenai perbedaan antara sastra
imajinatif dengan sastra non imajinatif yang dapat dilihan pada tabel berikut.
sastra non-imajinatif sastra imajinatif
1. Memenuhi estetika seni (unity, 1. Memenuhi estetika seni ( unity,
balance, harmony dan right emphasis) balance, harmony dan right emphasis)
2. Cenderung mengemukakan fakta 2. Cenderung khayali
3. Bahasa cenderung denotatif 3. Bahasa cenderung konotatif (makna
ganda)

B. KARAKTERISTIK KARYA SASTRA


Karakteristik karya sastra merupakan ciri-ciri karya sastra. Berikut ini ciri-ciri
karya sastra di tiap-tiap angkatan:
1. Angkatan Sastra Indonesia Lama (Sebelum Tahun 1920)
Angkatan sastra ini lahir sekitar tahun 1500 setelah agama Islam masuk ke
Indonesia. Salah satu pujangga yang terkenal ialah Hamzah Fansuri dan Raja Ali Haji
yang terkenal dengan “Gurindam Dua Belas”. Ada pun ciri-ciri karya sastra Indonesia
lama ini ialah:
a. Bahasa baku yang kaku;
b. Bercerita tentang dewa-dewa/raksasa
c. Cerita tentang kerajaan; dan
d. Mengandung unsur keagamaan yang kuat.

2. Angkatan Balai Pustaka


Angkatan Balai Pustaka berdiri tahun 1917 dengan ditandai berdirinya Balai
Pustaka. Para penulis/pengarang dan para ahli bahasa Melayu, didaulat menjadi
redaktur dari Balai Pustaka. Novel “Siti Nurbaya” karya Marah Roesli, novel “Azab
dan Sengsara” karya Merari Siregar, dan novel Salah Asuhan karya Abdul Muis
merupakan salah satu contoh karya sastra Angkatan Balai Pustaka. Ada pun ciri
karya sastra pada angkatan ini antara lain:
a. Tidak mengandung unsur menentang pemerintah
b. Tidak menyinggung golongan tertentu dalam masyarakat; dan
c. Tidak memihak salah satu agama yang ada.

3. Angkatan Pujangga Baru


Angkatan ini ditandai dengan terbentuknya Majalah Poejangga Baroe. Karya
sastra yang ada di angkatan ini antara lain, “Rindu Dendam” karya J.E. Tatengkeng
dan “Nyanyi Sunyi”karya Amir Hamzah. Nah, kalau angkatan Pujangga Baru ini
memiliki karakteristik umum seperti:
a. Bercorak politik
b. Nasionalis
c. Bertema pendidikan

4. Angkatan 1945
Angkatan 1945 terbentuk pada masa kemerdekaan Indonesia. Salah satu
sastrawan yang terkenal ialah Chairil Anwar. Ada beberapa karya dari Chairil Anwar
yang sampai saat ini masih sering kita dengar seperti puisi “Aku” dan “Krawang-
Bekasi”.
Karakteristik karya sastra dalam angkatan ini ialah:
a. Bentuknya bebas
b. Isinya merupakan realita; dan
c. Cerita tentang merebut kemerdekaan.

5. Angkatan 1950
Angkatan 1950 merupakan angkatan lanjutan dari angkatan 1945. Ada
pengembangan karakteristik dari angkatan 1950 seperti:
a. Pusat kegiatan sastra sudah meluas ke seluruh pelosok Indonesia;
b. Nilai keindahan terbentuk atas peleburan antara ilmu dan pengetahuan asing
berdasarkan ukuran nasional; dan
c. Kebudayaan daerah lebih banyak dimunculkan untuk mewujudkan sastra nasional
Indonesia.
Karya sastra yang ada di angkatan ini antara lain “Balada Orang-orang
Tercinta” karya WS. Rendra, “Dua Dunia” karya Nh. Dini, dan “Gadis Pantai” karya
Pramoedya Ananta Toer.

6. Angkatan 1966
Angkatan ini muncul saat peralihan dari rezim Orde Lama ke Orde Baru.
Beberapa sastrawan yang masuk ke dalam angkatan 1966 antara lain Taufik Ismail
dengan karya “Tirani dan Benteng”, Sutardji Calzoum Bachri dengan karya “Amuk”,
dan Sapardi Djoko Damono dengan karya “Dukamu Abadi”. Berhubung angkatan ini
muncul di saat peralihan rezim, jadi karakteristik yang dimiliki angkatan ini ialah:
a. Bercorak politis;
b. Beraliran surealistik; dan
c. Banyak menyuarakan kritik sosial.

7. Angkatan 2000
Angkatan ini ditandai dengan perubahan millenium. Kalian pasti tahu dong
novel “Laskar Pelangi” karya Andrea Hirata? Nah, itu termasuk angkatan 2000
Squad. Selain itu, novel “Ayat-ayat Cinta” karya Habibburahman El-Shirazy dan
“Negeri 5 Menara” karya Anwar Fuadi, juga termasuk karya sastra angkatan 2000.
Ciri-ciri karya satra pada angkatan ini ialah:
a. Bebas memainkan kata-kata dan makna
b. Mengangkat tema-tema dewasa; dan
c. Bersifat kontemporer
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Pembelajaran sastra sangatlah penting terlebih pada jenjang Pendidikan
Sekolah Dasar, karena di dalam pembelajaran sastra tersebut terdapat beberapa aspek
humaniora yang dapat mengasah kepekaan sosial, ketajaman watak, serta dengan
mempelajari sastra, seseorang dapat belajar bagaimana caranya mengharagai karya-
karya orang lain, salah satunya dengan mengenal lebih banyak tentang ruang lingkup
sastra seperti genre dan karakteristiknya, agar kita lebih memiliki wawasan yang luas
mengenai dunia sastra. Karena pada dasarnya sastra dapat membantu seseorang lebih
memahami kehidupan dan menghargai nilai-nilai kemanusiaan.

B. SARAN
Pembelajaran sastra dianggap tidaklah penting, karena pada jenjang
pendidikan umumnya lebih mengedepankan serta mementingkan pembelajaran yang
ilmiah dan berteknologi. Padahal dengan adanya pembelajaran sastra dapat turut
berperan dalam pembentukan kepribadian, watak, dan sikap yang tentunya akan lebih
baik jika diterapkan sejak dini dalam tahapan jenjang Pendidikan Sekolah Dasar
pada umumnya. Seharusnya Sastra dapat dioptimalkan pembelajarannya sehingga
dapat diapresiasikan dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

 Atmazaki.2005. ilmu satrra:teori dan terapan. Padang: citra budaya indonesia


 Pradopo,Rachmat Djko. 2002. Kritik sastra indonesiia modern.yogyakarta:pustaka
pelajar
 Sumarjo, jakob dan saini K.M. 1994, kritik sastra indonesia moodern. Yogyakarta:
pustaka pelajar
 Tirtawirya, putu arya. 1980. Apresiasi puisi dan prosa, bandung,nusa indah
 Wellek, rene dan werren austin. 1990. Teori kesusastraan, terjemahan melani
budiantna.jakarta,PT.gramedia.

Anda mungkin juga menyukai