Anda di halaman 1dari 15

1.

Pemajemukan

Dalam linguistik, ada sebuah tataran yang mempelajari tentang morfem dengan
kombinasinya yang disebut dengan morfologi.

Menurut Chaer (2008:3) di dalam kajian linguistik, morfologi berarti ilmu mengenai bentuk-bentuk dan
pembentukan kata. Salah satu kajian dalam morfologi adalah pemajemukan. Menurut Ramlan
(1987:76), kata majemuk adalah gabungan dua kata yang menimbulkan suatu kata baru. Menurut
Muslich (2008:57), proses pemajemukan adalah bergabungnya dua morfem dasar atau lebih secara
padu dan menimbulkan arti yang relatif baru. Hasil proses ini disebut bentuk majemuk. Sedangkan
Yasin (1988:150) berpendapat, kata majemuk ialah dua kata atau lebih yang menjadi satu dengan erat
sekali dan menunjuk atau menimbulkan satu pengertian baru.

Bedasarkan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata majemuk ialah gabungan
dua kata dasar yang padu dan dapat membentuk arti atau makna baru.

2. Ciri-Ciri Kata yang Mengalami Proses Pemajemukan


Adapun beberapa ciri-ciri kata yang mengalami proses pemajemukan
1. Ciri-ciri bentuk majemuk dapat dilihat dari segi yang bersifat konstruksi, bentuk
majemuk dapat tergolong konstruksi pekat karena kepekatan itu maka salah satu unsurnya
tidak dapat disisipi unsur yang lain. Muslich (2008:59) Kepekatan tersebut juga terlihat
adanya perlakuan terhadap unsur-unsur yang di anggap sebagai satu kesatuan bentuk.
Buktinya apabila unsur tersebut digabungkan dengan afiks maka ia akan menjadi bentuk
dasar yang mana unsur-unsurnya tidak terpisah. Misalnya apabila afiks (meN-kan)
bergabung dengan bentuk dasar tindaklanjut maka akan menjadi Menindaklanjutkan. Karen
itu bentuk majemuk tidak dapat disisipi oleh unsur yang lain.
2. Yasin (1998:152) menyampaikan bahwa Kedua unsur apabila digabungkan maka akan
membentuk makna atau arti yang baru misalnya mata dan air jika digabungkan maka akan
membentuk makna baru yaitu tempat air yang mengalir dari batuan atau tanah ke
permukaan tanah secara alamiah atau sering disebut juga sumber air. Dengan demikian
kata-kata majemuk di atas membentuk makna baru. Hal itu berbeda dengan makna leksis
dalam setiap masing-masing unsur.
3. Hubungan antara kedua unsur sangat erat sehingga tidak dapat di pertukarkan atau dibolak
balik. Misalnya pada bentuk majemuk sapu tangan tidak dapat dijadikan tangan sapu.
Mungkin kalau di pertukarkan atau dibolak balik maka akan menimbulkan makna baru atau
malah tidak logis. Yasin (1998:153)

4. Ramlan (1987:77), Salah satu atau semua unsurnya berupa pokok kata yaitu satuan
gramatik yang tidak dapat berdiri sendiri. Dalam tuturan biasa dan secara gramatik tidak
memiliki sifat bebas bagi suatu kata atau satuan gramatik yang unsurnya berupa kata dan
pokok kata, merupakan bentuk majemuk karena pokok kata tidak dapat berdiri sendiri. Jadi,
setiap gabungan dengan pokok kata merupakan kata majemuk.

3. Jenis-jenis Pemajemukan

Berdasarkan dari hubungan unsur-unsur yang mendukungnya, pemajemukan dapat


dibagimenjadi 3, yaitu:

1. Bentuk majemuk yang unsur pertama diterangkan oleh unsur kedua.

2. Bentuk majemuk yang unsur pertama menerangkan unsur kedua.

3. Bentuk majemuk yang unsur-unsurnya tidak saling menerangkan, tetapi hanya


merupakan rangkaian yang sejajar (kopulatif).

Bentuk majemuk jenis (a) dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:

1) Karmadharaya

Bentuk majemuk dapat dikatakan karmadharaya apabila unsur yang kedua (sebagai M)
berkelas kata sifat.

Contoh:

Kata Arti

Rumah sakit Tempat berkumpulnya orang berobat

Orang yang tingkat social ekonominya


Rakyat kecil
rendah

Darahtinggi Sebuah penyakit yang menyebabkan


tekanan darah di arteri meningkat

2) Tatpurusa

Bentuk majemuk dapat dikatakan tatpurusa apabila unsur kedua (sebagai M) berkelas kata
selain kata sifat.

Contoh:

Kata Arti

arus air yang mengalir melalui suatu


iformasi bebatuan yang mengalami
Air Terjun
erosi dan jatuh kebawah dari
ketinggian

Suatu perbuatan membuat orang lain


Adudomba
bertengkar atau bermusuhan

orang yg melihat sendiri akan suatu


Saksimata
kejadian

Bentuk majemuk jenis (b) pada umumnya berasal dari unsur serapan terutama dari
Bahasa sanskreta.

Contoh:

PerdanaMenteri

Bumiputra

Purbakala

Bentuk-bentuk ini sudah tidak produktif lagi karena saat ini orientasinya sudah tidak
diarahkan pada Bahasa Sanskerta.
Bentuk majemuk jenis (c), biasanya disebut dengan dwandwa. Apabila dilihat dari
hubungan makna antar unsurnya, bentuk majemuk jenis ini dibagi menjadi 3, yaitu:

1. Hubungan Setara

Contoh:

HancurLebur

LemahGemulai

2. Hubungan Berlawanan

Contoh:

Laba rugi

Besar kecil

3. Hubungan bersinonim/ berdampingan

Contoh:

Kampung halaman

Kaki tangan

Jenis kata majemuk yang lain:

a.Kata majemuk setara adalah kata majemuk yang unsur-unsur pembentuknya memiliki
kedudukan yang sama.

Contoh:

Ibu jari

Air mata

Mata kaki
b. Kata majemuk tak setara adalah kata majemuk yang dibentuk dari unsur-unsur kata
taksetara. Salah satu unsur kata majemuk itu kedudukannya lebih tinggi dari pada yang
lain.

Contoh:

Jual mahal

Angkat kaki

Sandal jepit

c. Kata majemuk yang salah satu bentuk komponen berbentuk unik.

Contoh:

Kuning langsat

Indah permai

Kelenjar ludah

d. Kata majemuk yang membentuk kata kerja.

Contoh:

Tarik tambang

Maju mundur

Adu domba

e. Kata majemuk yang membentuk kata benda.

Contoh:

Darah daging

Mata air
Sandal jepit

f. Kata majemuk yang membentuk kata sifat.

Contoh:

Panjang tangan

Keras kepala

Sakit hati

Berdasarkan Jumlah unsurnya, kata majemuk dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

1) Kata majemuk berunsur dua buah bentuk

Contoh:

Kata Arti

Panjang tangan Suka mencuri

Meja makan Tempa orang makan

Emosi seseorang yang kehilangan orang


Patah hati
yang dicintainya

2) Kata majemuk berunsur lebih dari dua buah

Contoh:

Kata Arti

Sesuatu yg direncanakan untuk


Senjata makan tuan mencelakakan orang lain, tetapi berbalik
mengenai diri sendiri
Sesuatu yang sama saja atau tidak ada
Setalitigauang
bedanya

Apa boleh buat Menerima dengan pasrah

Berdasarkan pada konstruksi kelas katanya, kata majemuk dapat dibagi menjadi 20, yaitu:

No Jenis Contoh

1 Kata Benda – Kata Benda Kapaludara, air mata, saputangan

2 Kata Benda – Kata Kerja Anakpungut, mejakerja, anakdidik

3 Kata Benda – Kata Sifat Orang tua, rumahsakit, anakmuda

4 Kata Kerja – Kata Benda Angkat kaki, Alihbahasa, Agenda rapat

5 Kata Kerja – Kata Kerja Naikturun, pulangpergi, keluarmasuk

Sapubersih,
6 Kata Kerja – Kata Sifat
Terimakasih,Tertangkapbasah

7 Kata Sifat – Kata Benda Ahliwaris, hausdarah, ahlibedah

8 Kata Sifat – Kata Kerja Salah guna, adilmakmur, buruksangka

9 Kata Sifat – Kata Sifat Tuamuda, besarkecil, lemahlembut

10 Kata Benda – Kata Bilangan Langkahseribu, rodadua, nomordua

11 Kata Bilangan – Kata Benda Setengahhati, setengahabad, empatmata

12 Kata Bilangan – Kata Bilangan Sekalidua (pernahtapijarang)

13 Kata Keterangan – Kata Benda Alatukur, anekawarna, alatdapur

14 Kata Benda – Kata Keterangan Negeriseberang

Kata Benda – Kata Kerja – Kata


15 Hewanberkakiseribu
Bilangan

Kata Benda – Kata Benda – Kata Pedagang kaki lima, wargakelassatu,


16
Bilangan wargakelasdua
Kata Benda – Kata Keterangan –
17 Apabolehbuat
Kata Kerja

Kata Bilangan – Kata Bilangan –


18 Setalitigauang
Kata Benda

Kata Benda – Kata Kerja – Kata


19 Senjatamakantuan
Benda

20 Kata Bilangan – Kata Kerja Setengahmati, separuhhati

4. Macam-macam Kata Majemuk

Dalam proses pemajemukan ada beberapa macam kata majemuk, yaitu:

1. Kata majemuk berdasarkan sifatnya

a. Kata majemuk bersifat endosentris

b. Kata majemuk bersifat ekosentris

a. Kata majemuk bersifat endosentris

Kata majemuk endosentris adalah kata majemuk yang salah satu unsurnya menjadi inti
dari gabungan kata-kata di dalam kata majemuk tersebut.

Contoh:

Kain meja intinya kain

Lampu merah intinya lampu

b. Kata majemuk bersifat ekosentris

Kata majemuk ekosentris adalah kata majemuk yang gabungan unsur-unsurnya tidak
memiliki unsur inti.
Salah satu unsur kata majemuk ekosentris bukan merupakan unsur inti dari gabungan
kedua kata yang ada di dalamnya. Masing-masing unsur memiliki kedudukan kuat
sebagai unsur inti.

Karena masing-masing unsurnya bersama-sama sebagai inti maka dalam kata majemuk
ekosentris muncul dua ide.

Contoh:

Laki bini intinya laki atau bini

Tua muda intinya tua atau muda

Masing-masing unsur tidak menjadi inti atas gabungan kedua unsurnya melainkan berdiri
sendiri sebagai inti. Dengan demikian unsur yang satu tidak menerangkan unsur yang
lain. Sebagai akibatnya gagasan yang muncul dari bentuk ekosentris bukan satu
melainkan dua.

2. Kata majemuk berdasarkan arti

Berdasarkan “arti” Slamet Muljana dalam Yasin (1988: 158) menyebutkan bahwa Kata
Majemuk dikelompokkan menjadi:

a. Kata majemuk wajar

b. Kata majemuk kiasan

a. Kata mejemuk wajar

Ialah kata majemuk yang artinya tidak merupakan kiasan.

Contoh:

Muram durja artinya ekspresi wajah yang muram

Yatim piatu artinya seorang yang tidak memiliki ayah dan ibu

b. Kata majemuk kiasan

Ialah kata majemuk yang artinya merupakan kiasan.


Contoh:

Besar kepala artinya Sombong

Tebal muka artnya tak tahu malu

3. Kata majemuk berdasarkan susunannya

Menurut Slamet Muljana dalam buku Yasin (1988: 158) berdasarkan susunannya kata
majemuk digolongkan menjadi:

a. Kata majemuk berangkaian

b. Kata majemuk berlengkapan

a. Kata majemuk berangkaian

Kata majemuk berangkai adalah kata majemuk yang unsur-unsurnya tidak saling
menguasai dan tidak saling menerangkan. Makna kata-katanya sama atau berlawanan.

Susunannya terdiri atas:

1. Kata benda + kata benda

Contoh: kaki tangan

2. Kata kerja + kata keadaan

Contoh: sunyi sepi

3. Kata kerja + kata kerja

Contoh: naik turun

b. Kata majemuk berlengkapan

Adalah kata majemuk yang unsur satunya menerangkan atau melengkapi unsur lain.

Susunannya terdiri atas:

1. Kata benda + kata benda

Contoh: air mata

2. Kata benda + kata keadaan


Contoh: tanah lapang

3. Kata benda + kata kerja

Contoh: kamar tidur

4. Kata keadaan + kata keadaan

Contoh: kurus kering

5. Kata keadaan + kata benda

Contoh: besar kepala

6. Kata keadaan (warna) + kata benda

Contoh: hujau daun

7. Kata kerja + kata benda

Contoh: angkat kaki

8. Kata kerja + kata keadaan

Contoh: jual mahal

9. Bentuk lain + kata bilangan

Contoh: dua sejoli

4. Berdasarkan sifat dan strukturnya

a) Dwandwa

Dwandwa ialah kata majemuk yang struktur unsur-unsurnya sederajat atau setara. Kedua
unsurnya berupa kata kata yang berlawananmaupun bersamaan arti. Karena kedua
unsurnya sederajat maka kata majemuk dwandwa bersifat ekosentris.

Berdasarkan kesenyawaan unsur-unsurnya, kata majemuk dwandwa dibedakan atas 4


golongan:

1. Kata majemuk setara sejalan

Contoh:

Hancur Lebur
Lemah Gemulai

Tulus Ikhlas

2. Kata majemuk setara berdampingan

Contoh:

Kampung Halaman

Kaki Tangan

Kakek Nenek

3. Kata majemuk berlawanan

Contoh:

Laba Rugi

Besar Kecil

Panas Dingin

4. Kata majemuk setara berpilihan

Contoh:

Satu dua

Dua tiga

Empat lima

b) Tatpurusa

Kata majemuk Tatpurusa ialah kata majemuk yang bagian kedua dari unsur-unsurnya
memberi penjelasan pada bagian pertama. Kata majemuk Tatpurusa bersifat endosentris.

Kata majemuk tatpurusa memiliki unsur-unsur yang bertingkat. Unsur yang satu
menerangkan unsur yang lain. Unsur kedua terdiri dari kata benda/ kata kerja.

Berdasarkan hubungan antar unsur-unsurnya, kata majemuk Tatpurusa dibedakan


menjadi 6:
1. Hubungan Kualitatif: Kata pada ruas kedua merupakan sifat/ keadaan dari kata ruas
pertama.

Contoh: Air terjun, Gunur berapi, Harga naik

2. Hubungan Kuantitatif: kata pada ruas pertama dan ruas kedua berhubungan sebagai
bagian keseluruhan.

Contoh: Setengah Mati, Setengah Gila, Seperempat final

3. Hubungan Perbandingan: kata ruas pertama dibandingkan dengan kata pada ruas kedua

Contoh: Biru Laut, Merah jambu, Bulat Telur

4. Hubungan Ilmitatif: Kata pada ruas kedua membatasi pengertian ruas pertama.

Contoh: Keras kepala, Panjang tangan, besar hati

5. Hubungan Timbal balik: kata pada ruas kedua menerangkan ruas pertama atau
sebaliknya.

Contoh: Uang bantuan, Harta pusaka, rumah tinggal

6. Hubungan sangkut paut: kata pada ruas pertama dan kedua masing masing menyatakan
benda berdiri sendiri yang merupakan hubungan sangkut paut tertentu.

Contoh:

a) Merupakan sangkut paut asal (dari)

Batu kali air mata minyak bumi

b) merupakan sangkut paut alat (mempergunakan)

radio listrik kereta api setrika listrik

c) merupakan sangkut paut (di)

cacing tanah cacing perut angkatan laut

d) merupakan sangkut paut penghasil (menghasilkan)

mata air kelenjar ludah gigi bis

e) merupakan sangkut paut bahan (dari bahan)


rumah batu sepatu karet tas kulit

f) merupakan sangkut paut mempunyai (ber)

sepatu roda sepeda motor kapal api

g) merupakan sangkut paut tujuan (untuk)

alas meja seragam perang tabung semprot

c) Karmadharaya

Kata majemuk karmadharaya ialah kata majemuk yang unsur kedua menjelaskan unsur
pertama. Unsur keduanya itu merupakan kata sifat. Kata majemuk karmadharaya bersifat
endosentris.

Contoh:

Rumah Tua Darah Dingin Hari besar

d) Bahuvrihi

Kata majemuk bahuvrihi ialah kata majemuk dwandwa atau tatpurusa tetapi berfungsi
untuk menjelaskan satu kata benda lain.

Contoh:

Bumiputra maharaja purbakala


Daftar Pustaka

Chaer, Abdul. 2008. Morfologi Bahasa Indonesia (Pendekatan Proses). Jakarta: PT


Rineka Cipta.

Muslich, Masnur. 2000. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta Timur: PT Bumi
Aksara.

Yasin, Sulchan. 1988. Tinjauan Deskriptif Seputar Morfologi. Surabaya: PT Usaha


Penerbit.

M. Ramlan. 1987. Morfologi (Suatu Tinjauan Deskriptif). Yogyakarta: C.V


“Karyano’.

Anda mungkin juga menyukai