Pemajemukan
Dalam linguistik, ada sebuah tataran yang mempelajari tentang morfem dengan
kombinasinya yang disebut dengan morfologi.
Menurut Chaer (2008:3) di dalam kajian linguistik, morfologi berarti ilmu mengenai bentuk-bentuk dan
pembentukan kata. Salah satu kajian dalam morfologi adalah pemajemukan. Menurut Ramlan
(1987:76), kata majemuk adalah gabungan dua kata yang menimbulkan suatu kata baru. Menurut
Muslich (2008:57), proses pemajemukan adalah bergabungnya dua morfem dasar atau lebih secara
padu dan menimbulkan arti yang relatif baru. Hasil proses ini disebut bentuk majemuk. Sedangkan
Yasin (1988:150) berpendapat, kata majemuk ialah dua kata atau lebih yang menjadi satu dengan erat
sekali dan menunjuk atau menimbulkan satu pengertian baru.
Bedasarkan definisi diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa kata majemuk ialah gabungan
dua kata dasar yang padu dan dapat membentuk arti atau makna baru.
4. Ramlan (1987:77), Salah satu atau semua unsurnya berupa pokok kata yaitu satuan
gramatik yang tidak dapat berdiri sendiri. Dalam tuturan biasa dan secara gramatik tidak
memiliki sifat bebas bagi suatu kata atau satuan gramatik yang unsurnya berupa kata dan
pokok kata, merupakan bentuk majemuk karena pokok kata tidak dapat berdiri sendiri. Jadi,
setiap gabungan dengan pokok kata merupakan kata majemuk.
3. Jenis-jenis Pemajemukan
1) Karmadharaya
Bentuk majemuk dapat dikatakan karmadharaya apabila unsur yang kedua (sebagai M)
berkelas kata sifat.
Contoh:
Kata Arti
2) Tatpurusa
Bentuk majemuk dapat dikatakan tatpurusa apabila unsur kedua (sebagai M) berkelas kata
selain kata sifat.
Contoh:
Kata Arti
Bentuk majemuk jenis (b) pada umumnya berasal dari unsur serapan terutama dari
Bahasa sanskreta.
Contoh:
PerdanaMenteri
Bumiputra
Purbakala
Bentuk-bentuk ini sudah tidak produktif lagi karena saat ini orientasinya sudah tidak
diarahkan pada Bahasa Sanskerta.
Bentuk majemuk jenis (c), biasanya disebut dengan dwandwa. Apabila dilihat dari
hubungan makna antar unsurnya, bentuk majemuk jenis ini dibagi menjadi 3, yaitu:
1. Hubungan Setara
Contoh:
HancurLebur
LemahGemulai
2. Hubungan Berlawanan
Contoh:
Laba rugi
Besar kecil
Contoh:
Kampung halaman
Kaki tangan
a.Kata majemuk setara adalah kata majemuk yang unsur-unsur pembentuknya memiliki
kedudukan yang sama.
Contoh:
Ibu jari
Air mata
Mata kaki
b. Kata majemuk tak setara adalah kata majemuk yang dibentuk dari unsur-unsur kata
taksetara. Salah satu unsur kata majemuk itu kedudukannya lebih tinggi dari pada yang
lain.
Contoh:
Jual mahal
Angkat kaki
Sandal jepit
Contoh:
Kuning langsat
Indah permai
Kelenjar ludah
Contoh:
Tarik tambang
Maju mundur
Adu domba
Contoh:
Darah daging
Mata air
Sandal jepit
Contoh:
Panjang tangan
Keras kepala
Sakit hati
Contoh:
Kata Arti
Contoh:
Kata Arti
Berdasarkan pada konstruksi kelas katanya, kata majemuk dapat dibagi menjadi 20, yaitu:
No Jenis Contoh
Sapubersih,
6 Kata Kerja – Kata Sifat
Terimakasih,Tertangkapbasah
Kata majemuk endosentris adalah kata majemuk yang salah satu unsurnya menjadi inti
dari gabungan kata-kata di dalam kata majemuk tersebut.
Contoh:
Kata majemuk ekosentris adalah kata majemuk yang gabungan unsur-unsurnya tidak
memiliki unsur inti.
Salah satu unsur kata majemuk ekosentris bukan merupakan unsur inti dari gabungan
kedua kata yang ada di dalamnya. Masing-masing unsur memiliki kedudukan kuat
sebagai unsur inti.
Karena masing-masing unsurnya bersama-sama sebagai inti maka dalam kata majemuk
ekosentris muncul dua ide.
Contoh:
Masing-masing unsur tidak menjadi inti atas gabungan kedua unsurnya melainkan berdiri
sendiri sebagai inti. Dengan demikian unsur yang satu tidak menerangkan unsur yang
lain. Sebagai akibatnya gagasan yang muncul dari bentuk ekosentris bukan satu
melainkan dua.
Berdasarkan “arti” Slamet Muljana dalam Yasin (1988: 158) menyebutkan bahwa Kata
Majemuk dikelompokkan menjadi:
Contoh:
Yatim piatu artinya seorang yang tidak memiliki ayah dan ibu
Menurut Slamet Muljana dalam buku Yasin (1988: 158) berdasarkan susunannya kata
majemuk digolongkan menjadi:
Kata majemuk berangkai adalah kata majemuk yang unsur-unsurnya tidak saling
menguasai dan tidak saling menerangkan. Makna kata-katanya sama atau berlawanan.
Adalah kata majemuk yang unsur satunya menerangkan atau melengkapi unsur lain.
a) Dwandwa
Dwandwa ialah kata majemuk yang struktur unsur-unsurnya sederajat atau setara. Kedua
unsurnya berupa kata kata yang berlawananmaupun bersamaan arti. Karena kedua
unsurnya sederajat maka kata majemuk dwandwa bersifat ekosentris.
Contoh:
Hancur Lebur
Lemah Gemulai
Tulus Ikhlas
Contoh:
Kampung Halaman
Kaki Tangan
Kakek Nenek
Contoh:
Laba Rugi
Besar Kecil
Panas Dingin
Contoh:
Satu dua
Dua tiga
Empat lima
b) Tatpurusa
Kata majemuk Tatpurusa ialah kata majemuk yang bagian kedua dari unsur-unsurnya
memberi penjelasan pada bagian pertama. Kata majemuk Tatpurusa bersifat endosentris.
Kata majemuk tatpurusa memiliki unsur-unsur yang bertingkat. Unsur yang satu
menerangkan unsur yang lain. Unsur kedua terdiri dari kata benda/ kata kerja.
2. Hubungan Kuantitatif: kata pada ruas pertama dan ruas kedua berhubungan sebagai
bagian keseluruhan.
3. Hubungan Perbandingan: kata ruas pertama dibandingkan dengan kata pada ruas kedua
4. Hubungan Ilmitatif: Kata pada ruas kedua membatasi pengertian ruas pertama.
5. Hubungan Timbal balik: kata pada ruas kedua menerangkan ruas pertama atau
sebaliknya.
6. Hubungan sangkut paut: kata pada ruas pertama dan kedua masing masing menyatakan
benda berdiri sendiri yang merupakan hubungan sangkut paut tertentu.
Contoh:
c) Karmadharaya
Kata majemuk karmadharaya ialah kata majemuk yang unsur kedua menjelaskan unsur
pertama. Unsur keduanya itu merupakan kata sifat. Kata majemuk karmadharaya bersifat
endosentris.
Contoh:
d) Bahuvrihi
Kata majemuk bahuvrihi ialah kata majemuk dwandwa atau tatpurusa tetapi berfungsi
untuk menjelaskan satu kata benda lain.
Contoh:
Muslich, Masnur. 2000. Tata Bentuk Bahasa Indonesia. Jakarta Timur: PT Bumi
Aksara.