INDONESIA
MORFOLOGI
PERTEMUAN 1
KONSEP DASAR MORFOLOGI
SECARA UMUM MORFOLOGI
MENGKAJI
Morfem
Kata
TATARAN
LINGUISTIK
WACANA
SINTAKSIS
MORFOLOGI
FONOLOGI
wacana
kalimat
klausa SINTAKSI
S
frasa TATA
BAHASA
kata MORFOLO
GI
morfem
fonem
FONOLOGI
fon
MATERI YANG AKAN DIPAPARKAN
Pengertian Morfologi
Hubungan Morfologi
dengan Kebahasaan Lain
APAKAH MORFOLOGI ITU?
Contoh:
dari kata pakai terbentuk kata pakaian, terpakai,
memakai, dipakai, berpakaian.
PERTEMUAN 2
S AT U A N - S AT U A N G R A M AT I K
PADA BAGIAN INI AKAN DIPAPARKAN:
Wacana
Kalimat
Klausa
Frasa
Kata
Morfem
BENTUK TUNGGAL & BENTUK
KOMPLEKS
• Bentuk tunggal yaitu satuan gramatik
yang tidak terdiri dari satuan yang
lebih kecil lagi.
PERTEMUAN 3
M O R F E M D A N P R O S E D U R P E N G A L A M A N N YA
MORFEM
meN- morf
alomorf
Morfem bebas: morfem yang
dapat berdiri dalam tuturan biasa
atau morfem yang dapat berfungsi
sebagai kata
Morfem
bersepeda
ber- sepeda
Kata
PERTEMUAN 4
PA R A D I G M A D A N D E R E TA N M O R F O L O G I S
Paradigma
Paradigma yaitu daftar lengkap perubahan afiksasi yang
mungkin dengan morfem asal yang sama (Verhaar, 1984:
65).
Deretan
Paradigma Makna
Morfologik
Contoh:
terlantar Kata terlantar terdiri
menelantarkan atas satu morfem,
ditelantarkan bukan dua morfem ter-
keterlantaran dan lantar.
terlantar
Pengenalan morfem dapat dilakukan dengan cara
membanding-bandingkan suatu bentukan yang
berulang dengan cara mengadakan subtitusi
(Prawirasumantri, 1985:125).
PERTEMUAN 5
WUJUD DAN JENIS MORFEM
Wujud Morfem
Jenis
Morfem
Hubungan Hubungan
struktur posisi
substraktif simultan
MORFOLOGI
PERTEMUAN 6
KONSTRUKSI MORFOLOGIS
Konstruksi Morfologis
Pokok
+ Afiks
ber- + juang
makan + -an
Derivasi dan Infleksi
Contoh: Contoh:
1. Anak itu menggunting kain. 1. Kami mendengar suara itu.
2. Anak itu gunting rambut. 2. Kami dengar suara itu.
Endosentris dan Eksosentris
Endosentris adalah
konstruksi morfologis yang
Eksosentris adalah unsur-
salah satu atau semua
unsurnya yang tidak sama
unsurnya mempunyai
dengan konstruksi tersebut.
distribusi yang sama
dengan konstruksi tersebut.
Contoh: Contoh:
PERTEMUAN 7
PROSES MORFOLOGIS
PROSES MORFOLOGIK
1. Derivasi zero
2. Afiksasi
3. Reduplikasi
4. Komposisi
5. Abreviasi
6. Derivasi balik
7. Metanalisis
8. Analogi
9. Kombinasi proses
PROSES PEMBUBUHAN AFIKS
Simulfiks Infiks
Intrfiks Konfiks
Kombinasi
Tranfiks
Afiks
Prefiks Infiks Sufiks Konfiks
meng- -el- -kan peN-an
me- -er- -an pe-an
di- -em- -i per-an
ter- -in- -nya ber-an
peng- -wan ke-an
pe- -wati se-nya
se- -isme
per- -man
pra- -ah
ke- -wi
a-
maha-
para-
Afiks Berdasarkan Asal
Afiks Asing
Afiks Asli (Serapan)
Afiks Berdasarkan
Sifat
Afiks Afiks
Produktif Improduktif
Fungsi Afiks
1. Pengulangan seluruhnya
2. Pengulangan sebagian
3. Pengulangan yang berkombinasi dengan
proses pembubuhan afiks
4. Pengulangan dengan perubahan fonem
Fungsi dan Makna Kata Ulang
A. Fungsi
1.pembentuk kata nominal dari kata kerja
2.Pembentuk kata keterangan dari kata sifat
3.tidak mengubah golongan kata
B. Makna
4.Menyatakan banyak dan bermacam-macam
5.Menyatakan banyak tak tentu
6.Menyatakan tak bersyarat
7.Menyatakan menyerupai
8.Menyatakan perbuatan berulang-ulang (intensitas kuantitatif)
9.Menyatakan saling
10.
Menyatakan agak
11.
Menyatakan paling (superlatif)
PROSES PEMAJEMUKAN
Menurut Harimurti
1. Ketaktersisipan
2. Ketakterluasan
3. Ketakterbalikan
KETAKTERSISIPAN
I II
Meja makan Adik makan
Rumah sakit Burung sakit
Kamar mati Tikus mati
Rumah sakit,
Budi bahasa
orang tua, dll.
HUBUNGAN ANTAR UNSUR
SANGAT PADU
• Hubungan antarunsur pembentuk kata majemuk sangat padu
sehingga di antara unsur pembentukya tidak dapat disisipi
satuan gramatis yang lain
• Rumah makan Kata majemuk
• Rumah untuk makan ?
MEMILIKI STRUKTUR YANG TETAP
• Kata majemuk
• Idiom
• Frasa
• Reduplikasi Berubah Bunyi
PERTEMUAN 9
AFIKSASI BAHASA INDONESIA
Pengertian Afiks
Jenis-jenis Afiks
Pembubuhan Afiks
Satuan gramatik terikat yang di dalam suatu kata merupakan unsur yang bukan
kata dan bukan pokok kata, yang memiliki kesanggupan melekat pada satuan-
satuan lain untuk membentuk kata atau pokok katabaru. (Ramlan)
Bentuk linguistik yang pada suatu kata merupakan unsur langsung dan bukan
kata atau pokok kata, yang memiliki kemampuan melekat pada bentuk-bentuk
lain untuk membentuk kata atau pokok kata baru.
(Ida Bagus Putrayasa)
L -el-,-em-,
E Infiks -er-
T
A Sufiks -an, -kan, -i dll
K Ke-an, ber-an
Konfiks dll
-man, -wan, -wati, -isme, -i,
-wi, non-, pra- , dll
P
R
-man,
O
-el-,
D PRODUKTIVITA -em-,
U S
-er-,
K
a-
T
dll
I
F
meN-, ber-, -kan, -i, ke-an,
per-an, dll
Proses Pembubuhan Afiks
PERTEMUAN 10
REDUPLIKASI (PROSES PENGULANGAN)
Pengertian
• Reduplikasi atau kata ulang adalah
pengulangan satuan gramatik, baik
seluruhnya maupun sebagian, baik dengan
variasi fonem maupun tidak.
A. Fungsi
1.pembentuk kata nominal dari kata kerja
2.Pembentuk kata keterangan dari kata sifat
3.tidak mengubah golongan kata
B. Makna
4.Menyatakan banyak dan bermacam-macam
5.Menyatakan banyak tak tentu
6.Menyatakan tak bersyarat
7.Menyatakan menyerupai
8.Menyatakan perbuatan berulang-ulang (intensitas kuantitatif)
9.Menyatakan saling
10.
Menyatakan agak
11.
Menyatakan paling (superlatif)
MORFOLOGI
PERTEMUAN 11
KOMPOSISI (PROSES PEMAJEMUKAN)
Pemajemukan
I II
Meja makan Adik makan
Rumah sakit Burung sakit
Kamar mati Tikus mati
Rumah sakit,
Budi bahasa
orang tua, dll.
MORFOLOGI
PERTEMUAN 12
KONSEP DASAR MORFOFONEMIK
APA ITU PROSES
M
O MORFOFONEMIK ?
R
F PROSES PERUBAHAN
O PONEM
F
O
N PROSES PENAMBAHAN
E FONEM
M
I
K PROSES HILANGNYA
FONEM
Morfofonemik adalah...
Morfofonemik mempelajari
perubahan-perubahan
fonem yang timbul sebagai
akibat pertemuan morfem
dengan morfem lain.
PROSES PERUBAHAN
FONEM
Terjadi sebagai
1. Fonem /N/ pada morfem meN- dan akibat per
peN- berubah menjadi fonem /m/ -temuan morfem
apabila bentuk dasar yang meN- dan peN-
mengikutinya berawal dengan /p,b,f/ dengan bentuk
dasarnya
Contoh :
meN- + paksa= memaksa
peN- + berontak = pemberontak
meN- + fitnah= memfitnah
2.Fonem /N/ pada meN- dan peN- berubah menjadi
fonem /n/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya
berawal dengan fonem /t,d,s/
• Contoh :
meN- + tarik = menarik
peN- + datang = pendatang
meN- + survei = mensurvei
3. Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN berubah
menjadi /ň(ny)/ apabila bentuk dasar yang
mengikutinya berawal dengan /s,ŝ,c,j/.
Contoh :
meN- + sapu = menyapu
meN- + syukuri = mensyukuri (lihat pada buku)
peN- + cukur = pencukur (lihat pada buku)
peN- + jajah = penjajah (lihat pada buku)
4. Fonem /N/ pada morfem meN- dan peN berubah
menjadi /η/ apabila bentuk dasar yang mengikutinya
berawal dengan /k,g,x,h, dan vokal/.
Contoh :
meN- + kacau = mengacau
peN- + gali = penggali
peN- + khayal = pengkhayal
meN- + hias = menghias
5. Fonem /r/ pada morfem ber- dan per- mengalami perubahan
menjadi fonem /l/ sebagai akibat pertemuan dengan bentuk
dasarnya berupa morfem ajar.
contoh: ber- + ajar belajar
per- + ajar pelajar
1. Terjadi penambahan fonem /?/ apabila bentuk dasar itu berakhir dengan vokal /a/.
contoh: -an + terka terkaan /terka?an
ke-an + raja kerajaan / keraja?an
peN-an + ada pengadaan / pengada?an
2. Terjadi penambahan fonem /w/ apabila bentuk dasar itu berakhir dengan fonem
/u,o,aw/.
contoh: ke-an + pulau kepulauan /kepulawwan
peN-an + toko pertokoan / pertokowan
per-an + temu pertemuan /pertemuwan
3. Terjadi penambahan fonem /y/ apabila bentuk dasar itu berakhir dengan fonem /i, ay/.
contoh: -an + hari harian / hariyan
ke-an + pandai kepandaian / kepandayyan
PROSES PENGHILANGAN FONEM
• Contoh :
meN- + lerai = melerai
peN- + ramal = peramal
meN- + yakinkan= meyakinkan
peN- + warna = pewarna
meN- + nganga = menganga
2. Fonem /r/ pada morfem ber-, per-, dan ter-
hilang akibat pertemuan morfem itu dengan
bentuk dasar yang berawal dengan fonem /r/
dan bentuk dasar yang suku pertamanya
berakhir dengan /ər/
Contoh :
ber- + renang = berenang
ter- + perdaya = teperdaya
per- + ramping = peramping
3. Fonem /p,t,s,k/ pada awal morfem hilang sebagai
akibat pertemuan morfem meN- dan peN- dengan
bentuk dasar yang berawal dengan fonem-fonem
itu.
Contoh :
meN- + paksa = memaksa
meN- + tulis = menulis
meN- + sapu = menyapu
peN- + karang = pengarang
CATATAN:
PERTEMUAN 13
P E N G G O L O N G A N K ATA ( K E L A S
K ATA )
Penggolongan Kata Menurut Pakar
Slametmulyana
Contoh:
Besar
Sukar
Kata Keadaan Sibuk
Jauh
dll.
Kata kerja
buntu: jatuh,
menangis
Kata kerja
Kata Kerja langsung:
menggali,
membaca
Kata kerja
sambung: cinta,
pada cinta kepada
ayah.
Kata Benda:
1. Kata benda nyata: batu, orang ,laut.
2. Kata benda tidak nyata: keindahan,
kebesaran.
Kata Ganti:
1. Kata penunjuk: ini, itu.
2. Kata-kata yang dapat 2. Kata pemisah: yang, tempat.
melakukan jabatan 3. Kata ganti diri dan milik.
gatra pangkal dan gatra 4. Kata ganti tanya.
sebutan. 5. Kata ganti sesuatu.
Kata Golongan:
1. Bilangan pokok: satu,sebelas.
2. Bilangan bantu: batang, biji.
3. Bilangan tak tentu: banyak, sedikit.
4. Bilangan himpunan: ketika.
5. Bilangan tuturan: kedua, ketiga.
6. Bilangan pecahan: setengah, seperempat.
Kata-kata yang menjelaskan
tempat kedudukan kata benda: ini,
itu.
PERTEMUAN 14
P E N G G O L O N G A N K ATA ( K E L A S K ATA )
BAGIAN II
ALIRAN
TRADISIONAL
TATA BAHASA
TRADISIONAL
ALIRAN
LINGUISTIK
ALIRAN
STRUKTURAL
TATA BAHASA
STRUKTURAL
ALIRAN TRADISIONAL ALIRAN STRUKTURAL
PLATO ARISTOTELES
C. A . MEES
TOKOH ALIRAN
TRADISIONAL DI
INDONESIA
HARIMURTI
KRIDALAKSANA
TARDJAN HADIDJAJA
VERBA
PREPOSIS
NOMINA
I
PRONOMIN AJEKTIV
A A
KELAS KATA
TRADISIONA
L
INTERJE ADVERBI
KSI A
ARTIKUL NUMERALI
A A
KONJUNG
SI
TOKOH ALIRAN STRUKTURAL
FERDINAND DE L. BLOOMFIELD
SAUSSURE
SLAMET MULYANA
HARIMURTI
TOKOH ALIRAN KRIDALAKSANA
STRUKTURAL DI
INDONESIA
GORYS KERAF
HASAN ALWI
HASAN ALWI
DKK KATA
BENDA
(NOMINA,PRONO-
MINA,
NUMERALIA)
KATA TUGAS
(PREPOSISI, KATA
ARTIKULA,
KONJUNGSI,
KERJA
INTERJEKSI, (VERBA)
PARTIKEL ) KELAS KATA
STRUKTURAL
KATA
KETERANGA
KATA SIFAT
N (ADVERBIA)
(AJEKTIVA)
KELAS KATA TERBUKA
kelas yang keanggotaannya
dapat bertambah atau
berkurang sewaktu-waktu
(NOMINA, VERBA,
MENURUT ABDUL AJEKTIVA)
CHAER KRITERIA
KLASIFIKASI
KATA KELAS KATA TERTUTUP
( PRONOMINA, ADVERBIA,
PREPOSISI, KONJUNGSI,
ARTIKULA)
CIRI-CIRI KATA BENDA (NOMINA)